Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prosedur treatment air media budidaya dengan menggunakan kaporit sebagai desinfektan. Mahasiswa melakukan pengukuran volume air dan penimbangan kaporit sesuai dosis 50 ppm, kemudian melarutkannya dan menyiramkannya ke kolam. Hasilnya menunjukkan kaporit efektif membunuh bakteri pada dosis tersebut sesuai fungsinya sebagai desinfektan. Disarankan melakukan
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docx
1. LAPORAN PRAKTIKUM
“PROSEDUR TREATMENT AIR MEDIA BUDIDAYA”
Dosen: Abdullah, S.Pi.M.Si
OLEH:
ADHITA NURCAHYANI
1922050002
JURUSAN AGRIBISNIS PERIKANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2019
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Wadah merupakan salah satu komponen budidaya yang sangat penting
untuk diperhatikan. Wadah ini akan menjadi suatu ekosistem baru untuk
organisme yang akan dibudidayakan. Wadah yang baik adalah wadah yang
terbebas dari agen penyakit. Namun, sumber-sumber penyakit tidak terlepas
dari wadah itu sendiri akibat proses budidaya sebelumnya. Sehingga sangat
penting untuk diperhatikan.
Selain wadah, ada juga media yang merupakan salah satu komponen yang
dibutuhkan untuk budidaya ikan yaitu air. Air merupakan suatu media untuk
kehidupan ikan untuk tumbuh dan berkembang biak serta melakukan
metabolisme. Media yang baik adalah media yang terbebas dari sumber-
sumber penyakit. Namun, media merupakan agen pembawa penyakit yang
tidak terlepaskan seperti bakteri serta parameter biologi, kimia, dan fisika.
Sehingga perlu penanganan khusus (Trisna et al. 2013). Media budidaya ikan
merupakansuatu tempat hidup bagi ikan untuk tumbuh dan berkembang yaitu
air. Air yang dapat digunakan sebagai budidaya ikan harus mempunyai
standar kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan. Air
yang dapat digunakan sebagai media hidup ikan harus dipelajari agar ikan
sebagai organisme air dapat dibudidayakan sesuai kebutuhan. Air merupakan
kebutuhan dasar manusia dan sumber daya yang perlu dijaga kelestariannya
untuk kepentingan manusia dan lingkungan. Pemeliharaanya secara kualitas
dan kuantitas secara berkelanjutan memerlukan perhatian dan penanganan
yang serius. Salah satu permasalahannya terjadi akibat adanya
ketidakseimbangan antara ketersediaaan air dengan kebutuhan dan
penggunaannya (Safitri, 2009).
Penanganan khusus dapat dilakukan dengan desinfeksi wadah dan media
pemeliharaan yang memiliki arti sebagai pemusnahan mikroorganisme yang
dapat menimbulkan berbagai penyakit bagi kehidupan organismenya.
Desinfeksi juga sebagai benteng manusia terhadap organism pathogen
penyakit termasuk virus, bakteri, dan protozoa penyakit (Said 2007)
3. 1.2 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui prosedur
treatment air media budidaya dengan menggunakan kaporit.
1.3 MANFAAT
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui
manfaat kaporit sebagai bahan desinfektan yang digunakan untuk treatment air
pada media budidaya.
4. BAB II
METODOLOGI
2.1 WAKTU DAN TEMPAT
Adapun kegiatan praktikum ini dilakukan pada:
Hari : Minggu/ 20 Oktober 2019
Pukul : 20.30 WITA
Tempat : Tambak
2.2 METODE PRAKTIKUM
Metode Praktikum dilaksanakan dalam bentuk observasi deskriptif
terhadap klorin sebagai objek pengamatan yang dilakukan secara mandiri oleh
setiap praktikan. Objek yang diamati berupa klorin yang tersedia di
laboratorium
2.2.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Meteran
2. Timbangan
3. Ember
4. Kolam
b. Bahan
1. Kaporit
2. Air
2.3 PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengukur volume air media.
3. Menentukan dosis penggunaan bahan.
4. Menghitung berat kaporit yang akan digunakan.
5. Menimbang kaporit sesuai dengan kebutuhan
6. Melarutkan kaporit dengan air tawar
7. Mengaduk kaporit hingga larut.
8. Menyiram larutan pada kolam treatment secara merata.
9. Diaerasi dengan tekanan udara tinggi selama 24 jam.
5. BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rumus dosis kaporit:
PPM = berat bahan / volume air
Ppm= 50
Volume air = 10,24
Berat Bahan = 50 x 10,24 = 512 gr
Dosis 50-100 ppm
Untuk mengetahui kita harus mengukur volume air dan ketinggian air
didalam kolam (P x l)
P = 4 m
l = 3,2 m
Luas = 12,8
T = 80
Volume = 10,24 m3
Rumus ppm = volume air : ppm x 1000
10,24 : 50 x 1000 =204,8 kaorit yang dibutuhkan
Praktikum mengenai penanganan wadah dan media ini menggunakan bahan-
bahan kimia dan fitofarmaka yaitu kaporit. Kegiatan ini dimaksud untuk
mengetahui keefektifan sebagai desinfektan dalam penaganan media dan wadah.
Berdasarkan hasil yang didapat bahan kaporit yang dilarutkan 50 ppm paling baik
dan efektif membunuh bakteri. Hal ini sesuai karena menurut Yusuf (2011)
diketahui kaporit berfungsi membunuh bakteri, virus, dan kuman dalam air.
Klorin (Cl2) merupakan gas berwarna kuning kehijauan dengan bau yang
menyengat. Menurut Purwakusuma (2011) klorin merupakan bahan kimia yang
bisa digunakan sebagai pembunuh kuman (desinfektan) di perusahaan-perusahaan
air minum seperti PAM atau PDAM. Klorin digunakan pertama kali oleh negara
Amerika sebagai desinfektan untuk pengolahan limbah (Cheremisinoff et al.,
1981 dalam Harianja, 2005). Tetapi hasil yang didapat dalam praktikum ini tidak
6. sesuai dengan timpus. Hasil menunjukan bahwa klorin 30 ppm kurang efektif
membunuh bakteri ditandai dengan ditujukannya hasil positif pada tabel di atas.
7. BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kaporit adalah bahan desinfektan yang dapat membunuh patogen
penyebab penyakit pada media budidaya.
4.2 SARAN
Praktikum selanjutnya sebaiknya menggunakan bahan desinfektan dengan
dosis yang beragam, agar tingkat keefektifan dapat lebih diketahui.