SlideShare a Scribd company logo
ANALISA TINGKAT SENSITIVITAS LINGKUNGAN PESISIR KABUPATEN
KARANGASEM BALI TERHADAP POTENSI TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL)
ARTIKEL SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DANKELAUTAN
Oleh:
EKA WAHYU NOVIANI
NIM. 115080600111007
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
ANALISA TINGKAT SENSITIVITAS LINGKUNGAN PESISIR KABUPATEN
KARANGASEM BALI TERHADAP POTENSI TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL)
ARTIKEL SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DANKELAUTAN
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan
di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh:
EKA WAHYU NOVIANI
NIM. 115080600111007
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA TINGKAT SENSITIVITAS LINGKUNGAN PESISIR KABUPATEN
KARANGASEM BALI TERHADAP POTENSI TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL)
Oleh:
EKA WAHYU NOVIANI
NIM. 115080600111007
Dosen Pembimbing II,
(M. Arif Zainul Fuad, S.Kel, M.Sc)
NIP. 19801005 2005001 1 002
Tanggal :
Mengetahui,
Ketua Jurusan
(Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP)
NIP. 19630608 198703 1 003
Tanggal :
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I
(Ir. Bambang Semedi, M.Sc, Ph. D)
NIP. 19621220 198803 1 004
Tanggal :
1
ANALISA TINGKAT SENSITIVITAS LINGKUNGAN PESISIR KABUPATEN
KARANGASEM BALI TERHADAP POTENSI TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL)
Eka Wahyu Noviani1, Bambang Semedi2, M. Arif Zainul Fuad2
Abstrak
Kawasan perairan di sepanjang wilayah pesisir Kabupaten Karangasem terletak di bagian timur
pulau Bali. Pesisir Kabupaten Karangasem diidentifikasi mempunyai nilai konservasi yang tinggi.
Kawasan ini merupakan jalur pelayaran baik nasional maupun internasional, adanya kegiatan eksplorasi
dan eksploitasi, produksi minyak serta adanya kegiatan dari pelabuhan. Dari berbagai aktivitas tersebut,
maka dapat menjadikan potensi terhadap bahaya pada kemungkinan terjadinya tumpahan minyak (oil
spill). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetehui tingkat sensitivitas lingkungan di pesisir
Kabupaten Karangasem Bali terhadap potensi tumpahan minyak dan menganalisis ekosistem pesisir
yang terkena dampak potensi tumpahan minyak. Seluruh rangkaian pengolahan dilakukan dengan
menyusun Indeks Sensitivitas Lingkungan (Environmental Sensitivity Index) menggunakan perangkat
lunak GIS yang mengandung tiga kategori informasi, yaitu klasifikasi garis pantai, sumber daya hayati,
dan sumber daya yang digunakan oleh manusia. Hasil tingkat sensitivitas lingkungan di pesisir
Kabupaten Karangasem Bali pada tiap Kecamatan berbeda, diantaranya yaitu kecamatan Manggis,
Abang, dan Kubu memiliki tingkat sensitivitas yang rendah. Sedangkan Kecamatan Karangasem
memiliki tingkat sensitivitas yang sangat rendah terhadap terjadinya potensi tumpahan minyak. Hal
tersebut dikarenakan kondisi perairan Kabupaten karangasem merupakan laut terbuka yang berbatasan
langsung dengan Selat Lombok dan kondisi hidro-oseanografi yang tinggi akan membersihakan
minyak secara singkat. Ekosistem pesisir yang terkena dampak potensi tumpahan minyak di sekitar
pesisir Kabupaten Karangasem Bali diantaranya yaitu Kawasan konservasi terumbu karang, Area
sebaran padang lamun, dan ekosistem mangrove.
Kata Kunci : Sensitivitas, ESI, Tumpahan Minyak, Pesisir Kabupaten Karangasem
SENSITIVITY ANALYSIS OF COASTAL ENVIRONMENT KARANGASEM DISTRICT
BALI OF POTENTIAL OIL SPILL
Abstract
The waters along the coastal region of Karangasem Regency is located in the eastern part of Bali. Coastal Karangasem
identified to have high conservation value. This area is a shipping route for both domestic and international, for
exploration and exploitation of oil production as well as the activities of port. These activities are potentially for
dangerous in the possibility of oil spills . The purpose of this study was to determine level of environmental sensitivity in
coastal regency of Karangasem Bali to potential oil spills and to analyze oastal ecosystems exposed to the potential impact
of oil spills. The whole series of processing performed by arranging Environmental Sensitivity Index using GIS software
that contains three categories of information, namely the classification of the shoreline, biological resources, and the
resources used by humans. Results of the sensitivity level in the coastal environment Karangasem Bali in each different
sub-district, among which districts Manggis, Abang, and Kubu has low sensitivity level. Meanwhile, Karangasem district
has a very low level of sensitivity to the potential for oil spills. That is because the condition of the waters of the open
ocean regency of Karangasem is directly adjacent to the Strait of Lombok and high hydro-oceanographic conditions will
clean up oil briefly. Coastal ecosystems affected by potential oil spills around the coastal regency of Karangasem Bali are
coral reefs conservation area, distribution area of seagrass, and mangrove ecosystems.
Keywords : Sensitivity, ESI, Oil Spill, Coastal of Karangasem Regency
1. Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
2. Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
2
1. PENDAHULUAN
Hampir semua kota-kota besar di
Indonesia berada di kawasan pesisir. Berbagai
aktivitas yang dilakukan mulai dari
perdagangan, industri, pemukiman,
perhubungan, pariwisata, dan berbagai sektor
lainnya dipusatkan diwilayah pesisir.
Diperkirakan 60% penduduk indonesia dan
80% aktivitas industri berada di kawasan
pesisir (Soegiharto, 2006). Multifungsi wilayah
pesisir tersebut mengakibatkan peningkatan
kebutuhan lahan, sehingga akan timbul
masalah-masalah baru di wilayah pesisir.
Pesisir Kabupaten Karangasem juga
merupakan jalur pelayaran baik nasional
maupun internasional, adanya kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi, produksi minyak
serta adanya kegiatan dari pelabuhan, maka
dapat menjadikan potensi terhadap bahaya
pada kemungkinan terjadinya tumpahan
minyak (oil spill).
Salah satunya yaitu kasus pencemaran
yang terjadi di pesisir Kabupaten Karangasem
yaitu pipa penyalur BBM dari kapal tanker ke
tangki Depo Pertamina Manggistersebut
pecah sehingga mengakibatkan sekitar 10.000
liter kotoran minyak tumpah ke laut di sekitar
pelabuhan Depo Pertamina Transit Manggis.
Pecahnya pipa MFO itu diakibatkan tekanan
tinggi karena perbedaan ukuran pipa penyalur
minyak dari dermaga ke kapal. Wisatawan
yang berkunjung khususnya di kawasan
Candidasa, Karangasem, sempat tidak berani
menyelam atas kejadian tersebut. Tumpahan
minyak, kotornya air laut dan pantai akibat
berbagai sampah seperti sampah plastik yang
menyangkut di terumbu karang di kawasan
pantai sekitar Candidasa dikeluhkan sejumlah
praktisi wisata tirta setempat (Bali Post, 2011).
Untuk mengimplementasikan
komitmen dan meningkatkan hubungan
antara kegiatan eksploitasi minyak dengan
lingkungan, maka perlu dilakukan strategi
pengelolaan yang tepat untuk mencegah dan
mengantisipasi berbagai kemungkinan
tercemarnya lingkungan, khususnya dari
tumpahan minyak. Langkah pertama yang
perlu dilakukan dalam strategi pengelolaan ini
adalah melakukan pemetaan secara
menyeluruh terhadap seluruh sumberdaya dan
aktifitas yang ada di wilayah kerja perusahaan
migas dan sekitarnya. Pemetaan ini sebagai
input dasar lokasi keberadaan sumberdaya dan
aktifitas di wilayah tersebut. Langkah kedua
adalah menentukan ekosistem pesisir yang
diprioritaskan dalam penanganan apabila
terjadi tumpahan minyak,maka ekosistem
pesisir yang diprioritaskan ini dapat ditentukan
dengan menganalisa tingkat sensitifitas
masing-masing sumberdaya dan aktifitas yang
ada. Seluruh rangkaian pengelolaan di atas
dapat dilakukan dengan menyusun Indeks
Sensitivitas Lingkungan (Environmental
Sensitivity Index) berbagai tipe sumberdaya dan
habitat / ekosistem serta aktifitas ekonomi di
wilayah kerja perusahaan migas dan sekitarnya
(Damar et al, 2013).
Oleh karena itu dalam perencanaan
pengelolaan kawasan pesisir di Kabupaten
Karangasem Bali perlu adanya pengkajian
tingkat sensitivitaslingkungan pesisir terutama
terhadap potensi sumber pencemar yang
banyak terjadi di Kabupaten Karangasem
seperti tumpahan minyak khususnya di sekitar
pelabuhan dan perusahaan migas.
3
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetehui tingkat sensitivitas lingkungan di
pesisir Kabupaten Karangasem Bali terhadap
potensi tumpahan minyak dan menganalisis
ekosistem pesisir yang terkena dampak
potensi tumpahan minyak.
Manfaat dari penelitian ini supaya
dapat memberikan informasi spasial terkait
tingkat sensitivitas lingkungan di beberapa
kecamatan di pesisir Kabupaten Karangasem
terhadap pengaruh tumpahan minyak serta
dapat memberikan masukan kepada dinas dan
masyarakat setempat dalam hal
penanggulangan pencemaran air laut yang
terjadi akibat tumpahan minyak khususnya
untuk upaya mitigasi.
2. METODOLOGI
2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pesisir
Kabupaten Karangasem Bali pada tanggal 19
April 2015.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
2.2 Alat dan Bahan Penelitian
Dalam Pelaksanaan penelitian ini, alat
dan bahan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Alat dan Bahan Beserta Fungsi
2.3 Materi dan Metode Penelitian
2.3.1 Materi Penelitian
Jenis data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini berupa data atribut yang
merupakan data primer dan data spasial
yang merupakan data sekunder. Data
atribut merupakan informasi sumberdaya
pesisir yang ada pada data spasial,
sehingga antara data spasial dan data
atribut merupakan data yang saling terkait.
Data atribut terdiri dari geofisik pantai,
sumberdaya hayati dan tipe pemanfaatan
sumberdaya pesisir. Sedangkan data
spasial antara lain tipe pantai yang
diperoleh dari pengolahan landsat,
kemiringan diperoleh dari ASTER dan
pasang surut, gelombang beserta arus
yang diperoleh dari data sekunder.
No Alat Kegunaan
1. Laptop
Pengolahan data dan
pengerjaan laporan
2. Kamera digital
Sebagai alat dokumentasi
saat survei
3. Perahu Jukung
Untuk menjangkau
daerah sampel
4. GPS Menentukan titik lokasi
5.
Perangkat lunak
berupa :
ODV
Matlab.
Tidal Model Driver
Ms. Word 2007
Global Mapper 10
Surfer 7
ArcGIS 9.3
Digunakan sebagai
pengolah data parameter
sensitivitas lingkungan
pesisir
4
2.3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah meneliti suatu kondisi di alam dengan
interpretasi yang sistematis, aktual, cermat dan
tepat. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
dengan beberapa tahapan yaitu identifikasi
masalah, studi literatur, pengumpulan data,
pengolahan data, analisa data dan penyusunan
laporan.
Langkah pertama yang perlu dilakukan
dalam strategi pengelolaan ini adalah
melakukan pemetaan secara menyeluruh
terhadap seluruh sumberdaya dan aktifitas
yang ada di wilayah kerja perusahaan migas
dan sekitarnya. Pemetaan ini penting
dilakukan sebagai input dasar lokasi
keberadaan sumberdaya dan aktivitas di
wilayah tersebut. Langkah kedua adalah
menentukan ekosistem pesisir yang
diprioritaskan dalam penanganan apabila
terjadi tumpahan minyak. ekosistem pesisir ini
dapat ditentukan dengan menganalisa nilai
sensitivitas masing-masing sumberdaya dan
aktifitas yang ada. Seluruh rangkaian
pengelolaan di atas dapat dilakukan dengan
menyusun Indeks Sensitivitas Lingkungan
Pesisir (Environmental Sensitivity Index / ESI)
berbagai tipe sumberdaya dan
habitat/ekosistem serta aktifitas ekonomi di
wilayah kerja perusahaan migas dan sekitarnya.
2.3.4 Skema Kerja
Tahapan yang dilakukan selama
penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Hidro Oseanografi
3.1.1. Gelombang, Arus dan Pasang Surut
Kondisi gelombang di perairan laut
Kabupaten Karangasem dapat dibedakan
antara perairan pesisir selatan dan utara.
Tinggi gelombang di perairan ini antara 2 - 3
meter. Perairan pesisir bagian selatan
mempunyai ukuran gelombang yang lebih
besar daripada pesisir bagian utara. Kondisi
gelombang ekstrim yaitu gelombang tinggi
yang disertai dengan ombak besar terjadi pada
puncak musim‐musim barat (Februari –
Maret) dan musim timur (Juli – Agustus).
Gelombang tinggi pada musim‐musim
tersebut terjadi baik di wilayah pesisir bagian
selatan maupun pesisir bagian utara.
Perairan pesisir Karangasem bagian timur
yang berada pada wilayah Selat Lombok
dikenal sebagai perairan yang mempunyai
kondisi arus yang kuat.Arus‐arus yang
5
terdapat di wilayah perairan laut Kabupaten
Karangasem dipengaruhi oleh arus global,
arus musiman, dan arus pasang surut.
Berdasarkan hasil pengolahan data arus yang
didapatkan dari OSCAR, bahwa pada musim
barat, arus-arus pesisir selatan Kabupaten
Karangasem (Selat Badung) dan arus-arus
pesisir utara (Laut Bali) bergerak ke arah
selatan dan dibelokkan ke barat daya
menyusur pantai dengan kecepatan antara 0,05
hingga 0,054m/s (Gambar 3)sedangkan pada
musim timur bergerak sebaliknya ke arah barat
dan barat daya dengan kecepatan antara 0,11
hingga 0,12 m/s (Gambar 4)
Jadi, energi dari kedua parameter diatas
tersebut dapat menimbulkan arus menyusur
pantai yang memiliki potensi memindahkan
minyak dan membawa sedimen berupa pasir
atau kerikil ke arah lepas pantai serta
mengubur minyak. Semakin tinggi gelombang
maka potensi utuk membersihkan minyak
secara alami akan lebih mudah. Proses
pembersihan minyak secara alami biasanya
terjadi dalam waktu yang cepat dan hanya
hitungan hari begitupun sebaliknya.
Tipe pasang surut di perairan pesisir
Kabupaten Karangasem adalah bertipe
campuran, dominasinya sama antara perairan
pesisir bagian utara dan bagian selatan.
Perairan bagian utara memiliki tipe pasang
surut tipe campuran condong semi diurnal
dengan nilai F (Formzahl) 1,23. Sedangkan di
perairan pesisir bagian selatan memiliki tipe
pasut campuran condong semi diurnal dengan
nilai F 0,59. Analisis bilangan Formzhal yang
dihasilkan tersebut mengindikasikan pesisir
Kabupaten Karangasem memiliki tipe pasut
campuran cenderung semidiurnal/harian
ganda, yaitu dalam rentang waktu 24 jam
terjadi dua kali air pasang dan dua kali air
surut, akan tetapi tinggi dan periodenya
berbeda.Dari hasil penelitian tersebut, tipe
pasut campuran cenderung semidiurnal
(cenderung campuran ganda), memungkinkan
zat pencemar sulit terbawa keluar area dalam
pembersihan.
Gambar 3. Pola Pergerakan Arus Saat Musim
Barat
Gambar 4. Pola Pergerakan Arus Saat Musim
Timur
6
3.1.2.Kemiringan Pantai
Hasil analisis DEM SRTM bahwa area
penelitian di pesisir Kabupaten Karangasem
memiliki derajat kemiringan dengan tipe
kecuraman sedang (Gambar 5) yaitu berkisar
antara 20o - 30o.Derajat kemiringan pantai
yang curam seperti pada lokasi penelitian,
diartikan memiliki tingkat sensitivitas rendah
karena umumnya mempunyai energi
gelombang yang besar dan berpotensi
memindahkan minyak dengan cepat karena
zona gelombang pecah lebih dekat dengan
garis pantai. Selain itu, refleksi dari dinamika
air permukaan cukup kuat sehingga dapat
mempersingkat lamanya minyak tinggal dan
peluang pembersihan pantai secara alami
cukup besar.
Gambar 5. Peta Kemiringan Pesisir Kab.
Karangasem
3.1.3. Tipe Substrat
Berdasarkan hasil pengukuran pada
peta yang disertai dengan verifikasi
lapangan diperoleh total panjang garis
pantai Kabupaten Karangasem adalah
83,0 km. Pantai-pantai di Kabupaten
Karangasem meliputi 4 kecamatan dan 26
desa pantai (Gambar 6).
Substrat dasar di pesisir Kabupaten
Karangasem di dominasioleh pasir, kerakal,
dan batu serta tebing. Hal tersebut disebabkan
oleh adanya pegunungan yang mengelilingi
kabupaten karangasem. Menurut IPIECA
(2006), air laut yang terperangkap pada
substrat kasar dan berkerikil biasanya tidak
stabil dan mampu meniriskan air yang
terperangkap dengan cepat. Kemudian minyak
yang menempal pada substrat kasar cukup
mudah untuk dibersihkan sehingga minyak
yang tinggal berada dalam waktu yang singkat.
Beda halnya untuk Pantai dengan substrat
berpasir halus dan berlumpur, menurut
Mursalin (2014) cukup mampu menahan air
setelah terjadinya air pasang. Pasir halus dan
lumpur tidak cepatmeniriskan air yang
terperangkap sehingga memungkinkan
organisme yang tinggal lebih lama tercemari
minyak.
Gambar 6. Peta Tipologi Pantai
7
3.2 Sumberdaya Hayati (Biological
Resource)
Dari hasil Environmental Sensitivity Index
Mapping for oil spill, menunjukkan sumberdaya
hayati yang berpotensi terkena dampak dari
tumpahan minyak, diantaranya yaitu :
No. Ekosistem Daerah
1 Padang lamun Terdapat di Candidase
dan Teluk Padangbai
2 Terumbu karang Kec. Manggis, Kec.
Karangasem, Kec.
Kubu dan Kec. Abang
3 Sumberdaya Ikan Perairan Bali Timur,
meliputi Selat Badung,
Selat Lombok dan
sekitarnya
4 Mangrove Labuhan Amuk, Desa
Antiga& Kec. Manggis
3.3 Pemanfaatan Sumberdaya Manusia
(Human-Use Resource)
Sumberdaya yang digunakan oleh
manusia di sekitar pesisir Kabupaten
Karangasem diantaranya yaitu : Pangkalan
nelayan, pelabuhan (Pelabuhan Padangbai,
Pelabuhan Demo Minyak, Pelabuhan Khusus
Pertambangan Galian C dan Pelabuhan
pariwisata), perikanan tangkap, perikanan
budidaya, peninggalan sejarah dan pariwisata
bahari (diving/snorkling, fishing, reef watch,
pantai rekreasi.
3.4 Sumber Pencemar Utama di Pesisir
Kab. Karangasem
Sumber pencemar utama di Pesisir
Kabupaten Karangasem ada dua yaitu
Terminal BBM Manggis yang dikelola oleh
Pertamina dan Pelabuhan Penyebrangan
Lintas Padangbai-Lembar. Oleh karena itu
kawasan ini sangat sensitif terhadap
pencemaran minyak yang berasal darilimbah
atau buangan yang berasal dari kapal-kapal
atau speed boatdi pelabuhan maupun yang
melintasi perairan, dan aktivitas
pertambangan.Kegiatan perawatan kapal yang
dilakukan secara berkala seperti kegiatan
pencucian kapal (docking) untuk melepaskan
karat dan minyak bekaspembakaran pada
akhirnya akan dilepaskan ke perairan. Buangan
minyak maupun tumpahan minyak pada
perairan tersebut dapat merusak jenis-jenis
organisme dasar (benthos), plankton dan
jenis-jenisbinatang yang berenang bebas
lainnya, atau bahkan seluruh ekosistem laut
seperti lamun dan terumbu karang.Di perairan
pantai tropik, berbagai kerusakan dapat terjadi
baik di dalam komunitas pasang-surut
(intertidal) maupun didalam laut.Jenis-jenis
yang hidup di dalam dan di atas substrat
(epifauna/epiflora) juga terkena dampak.Hal
ini dapat dikatakan bahwa semuatingkat trofik
adalah sensitif terhadap kerusakan, termasuk
produsen primer (tumbuhan), herbivora,
karnivora dan detrivora (Jackson et al. 1989
dalam Sloan, 1993).
3.5 Analisa Tingkat Sensitifitas
Lingkungan Pesisir Kab. Karangasem
terhadap Potensi Tumpahan Minyak
(Oil Spill)
Berikut merupakan keberadaan biological
resources dan human-use resources di setiap
kecamatan yang berada di Kab. Karangasem :
Tabel 2. Biological Resources
Biological Resources
Kecamatan 1 2 3 4 5 6
Manggis    

-
Karangasem    
-
-
Abang  -  
-
-
Kubu  -  
-

Keterangan :
1. Terumbu Karang 4. Ikan
2. Lamun 5. Mangrove
3. Bivalvia 6. Rumput Laut
8
Tabel 3. Human Use Resources
Keterangan :
1. Pelabuhan 6. Diving dan Snorkling
2. Depo BBM 7. Taman
3. Pantai 8. Budidaya Kerang Mutiara
4. Memancing 9. Situs Bersejarah
5. Pendaratan Perahu 10. Tambak
Sedangkan gambar berikut adalah peta
sensitivitas lingkungan pesisir di setiap
kecamatan yang di dalamnya terdapat
informasi untuk tingkat sensitivitas, biological
resources dan human-use resources :
Gambar 7. Peta Indeks Sensitivitas
Lingkungan Pesisir Kec. Manggis
Tabel 4. Indeks dan tingkat sensitifitas
lingkungan Pesisir Kec. Manggis
Nama
Kecamatan
Nama Desa
Indeks
ESI
Panjan
g
Pantai
Jumlah
(Km)
Tingkat
Sensitivitas
Manggis
Antiga
3A 0,1
5,2
Rendah
5 4,2 Rendah
1C 0,9
Sangat
Rendah
Padangbai
3A 0,5
3
Rendah
1C 2,0
Sangat
Rendah
8B 0,5 Tinggi
Ulakan 5 1,6 1,6 Rendah
Selumbun
g
5 2,6
2,7
Rendah
1C 0,1
Sangat
Rendah
Nyuhtebel
-Tenganan
8B 2,7 2,7 Tinggi
Jumlah 15,2 15,2
Gambar 8. Indeks Sensitivitas Lingkungan
Pesisir berdasarkan Panjang Garis Pantai di
Kecamatan Manggis
Gambar 9. Peta Indeks Sensitivitas
Lingkungan Pesisir Kec. Karangasem
Gambar 10. Indeks Sensitivitas Lingkungan
Pesisir berdasarkan Panjang Garis Pantai di
Kec. Karangasem
Human-use Resources
Kec. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Manggis       - - - -
Karangas
em
- -  -    - - -
Abang - - - -   -  - -
Kubu  -     -   
9
Tabel 5. Indeks dan tingkat sensitifitas
lingkungan Pesisir Kec.Karangasem
Gambar 11. Peta Indeks Sensitivitas
Lingkungan Pesisir Kec. Abang
Tabel 6. Indeks dan tingkat sensitifitas
lingkungan Pesisir Kec. Abang
Nama
Kecamatan
Nama
Desa
Indeks
ESI
Panjang
Pantai
(Km)
Jumlah
(Km)
Ranking
Abang
Bunuta
n
5 6.4
10.6
Rendah
1C 4.2
Sangat
Rendah
Purwak
erti
5 3.3 3.3 Rendah
Labasari
5 1.0
2.1
Rendah
1C 1.1
Sangat
Rendah
Datah
5 1.0
1.7
Rendah
1C 0.7
Sangat
Rendah
Jumlah 17.7 17.7
Gambar 12. Indeks Sensitivitas Lingkungan
Pesisir berdasarkan Panjang Garis Pantai di
Kec. Abang
Gambar 13. Peta Indeks Sensitivitas
Lingkungan Pesisir Kec. Kubu
Nama
Kecamatan
Nama Desa
Indeks
ESI
Panjang
Pantai
(Km)
Jumlah
(Km)
Tingkat
Sensitivitas
Karangasem
Bugbug
3A 1.3
8.5
Rendah
5 3.0 Rendah
1C 2.4
Sangat
Rendah
8B 1.8 Tinggi
Pertima 5 0.6 0.6 Rendah
Subagan
5 1.2
1.5
Rendah
8B 0.3 Tinggi
Karangasem 5 0.8 0.8 Rendah
Tumbu 5 0.6 0.6 Rendah
Seraya Barat
5 0.5
2.5
Rendah
1C 2.0
Sangat
Rendah
Seraya
5 0.5
5.3
Rendah
1C 4.8
Sangat
Rendah
Seraya
Timur
5 1.2
5.3
Rendah
6A 0.4 Rendah
1C 3.7
Sangat
Rendah
Jumlah 25.1 25.1
10
Tabel 7. Indeks dan tingkat sensitifitas
lingkungan Pesisir Kec. Kubu
Nama
Kecamat
an
Nama
Desa
Inde
ks
ESI
Panja
ng
Pantai
(Km)
Juml
ah
(Km)
Ranki
ng
Kubu Tulamb
en
5 5.2 7.2 Renda
h
1C 2.0 Sanga
t
Renda
h
Kubu 5 1.5 1.9 Renda
h
8B 0.4 Tinggi
Baturing
git
5 1.9 1.9 Renda
h
Sukadan
a
5 5.0 5.0 Renda
h
Tianyar
Tengah
5 0.5 0.5 Renda
h
Tianyar 5 3.9 3.9 Renda
h
Tianyar
Barat
5 4.1 4.1 Renda
h
Jumlah 24.5 24.5
Gambar 14. Indeks Sensitifitas Lingkungan
Pesisir Berdasarkan Panjang Garis Pantai di
Ke. Kubu
Berdasarkan hasil Peta indeks sensitivitas
lingkungan pesisir di setiap kecamatan yang
terdapat di Pesisir Kabupaten Karangasem
bahwa di setiap desa memiliki tingkat
sensitivitas yang berbeda yang dapat dilihat
berdasarkan panjang garis pantainya (Lihat
grafik). Untuk wilayah yang memiliki tingkat
sensitivitas sangat rendah dengan indeks 1C
terdapat di beberapa desa pada setiap
kecamatan. Hal tersebut dikarenakan pada
wilayah tersebut memiliki tipologi pantai yang
bertebing curam dan perairan yang terbuka.
Pada tingkat sensitivitas rendah dengan indeks
3A, 5, dan 6A terdapat di beberapa desa pada
setiap kecamatan dikarenakan pada wilayah ini
memiliki tipologi pantai yang berpasir dengan
ukuran butir yang kasar. Menurut IPIECA
(2006), air laut yang terperangkap pada
substrat kasar dan berkerikil biasanya tidak
stabil dan mampu meniriskan air yang
terperangkap dengan cepat. Kemudian minyak
yang menempal pada substrat kasar cukup
mudah untuk dibersihkan sehingga minyak
yang tinggal berada dalam waktu yang singkat.
Keberadaan sumberdaya hayati seperti lamun,
terumbu karang, dan biota lainnya sangat
sensitif apabila terkena dampak dari tumpahan
minyak, akan tetapi faktor hidro-oseanografi
yang cukup kuat maka tumpahan minyak yang
tersebar di kawasan tersebut akan terbersihkan
dengan cepat.
Sedangkan pada tingkat sensitivitas tinggi
dengan indeks 8B terdapat di beberapa desa
yang berada pada kecamatan Manggis,
Karangasem, dan Kubu. Kawasan ini memiliki
tipologi pantai yang terlindung dan terdapat
bangunan struktur yang padat. Apabila terjadi
tumpahan minyak, maka minyak akan sulit
terbawa keluar area tersebut dan berdampak
pada biota yang terdapat di sekitarnya. Maka
faktor hidro-oseanografi tidak mampu
berperan aktif dalam kawasan yang terlindung
tersebut.
Kesimpulan
Hasil pembahasan mengenai Analisa
Tingkat Sensitivitas Lingkungan Pesisir
Kabupaten Karangasem Bali terhadap Potensi
Tumpahan Minyak (Oil Spill) dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
11
1. Tingkat sensitivitas lingkungan di
pesisir Kabupaten Karangasem Bali
pada tiap Kecamatan berbeda,
diantaranya yaitu untuk kecamatan
Manggis, Abang, dan Kubu memiliki
tingkat sensitivitas yang rendah.
Sedangkan Kecamatan Karangasem
memiliki tingkat sensitivitas yang
sangat rendah terhadap terjadinya
potensi tumpahan minyak (oil spill). Hal
tersebut dikarenakan kondisi perairan
Kabupaten karangasem merupakan laut
terbuka yang berbatasan langsung
dengan Selat Lombok. Kondisi arus
dan Gelombang yang tinggi akan
membersihakan minyak secara singkat
dan dari morfologi pantai yang
bertebing serta memiliki sedimen jenis
batu dan kerikil biasanya tidak stabil
dan mampu meniriskan air yang
terperangkap dengan cepat.
2. Ekosistem pesisir yang sensitif terkena
dampak potensi tumpahan minyak (oil
spill) di sekitar pesisir Kabupaten
Karangasem Bali yaitu ekosistem
mangrove, ekosistem terumbu karang,
dan ekosistem lamun.
Saran
Adapun Perlu dilakukan penelitian yang
menghubungkan analisis indeks sensitivitas
lingkungan pesisir dengan metode pemodelan
untuk mengetahui arah sebaran tumpahan
minyak saat terjadi pencemaran.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu
penyelesaian laporan ini terutama kepada:
1. Bapak Bambang Semedi, M.Sc, Ph.D dan
Bapak M. Arif Zainul Fuad, S.Kel, M.Sc
selaku dosen pembimbing I dan dosen
pembimbing II yang telah membimbing
penulis dari awal diskusi hingga
penyelesaian laporan penelitian ini serta
atas dukungan dan saran yang diberikan.
2. Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.
Karangasem Bali, yang telah memberikan
data kepada penulis sehingga dapat
menjadi data pembanding dari hasil
penelitian penulis.
3. Bapak Dr. H. Rudianto, MA dan Bapak
Dhira Khurniawan Saputra, S.Kel, M.Sc
selaku dosen penguji I dan dosen penguji
II yang telah memberikan saran kepada
penulis.
Daftar Pustaka
Bali Post. Depo Pertamina Manggis.
Kabupaten.
Damar, Ario., Yus Rustandi, Yonvitner,
Andy Afandy, Galih Rakasiwi,
Yudi Wahyudin, Novit Rikardi,
Kamsari. 2013. Studi Indeks
Kepekaan Lingkungan di Wilayah
Kabupaten Seram Bagian Timur
Maluku. PKSPL - IPB. Bogor.
IPIECA. 2012. Sensitivity Mapping for Oil
Spill Response. The global oil and Gas
Industry Association for
Environmental and Social issues.
London.
Mursalin.2014. Analisis Sensitivitas
Lingkungan OSCP (Oil Spill
Contigency Plan) di Pesisir Selatan
Delta Mahakam, Provinsi
Kalimantan Timur. Sekolah Pasca
Sarjana IPB. Bogor.

More Related Content

What's hot

Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Mujiyanto -
 

What's hot (20)

Tugas map upload
Tugas map uploadTugas map upload
Tugas map upload
 
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di chinaDampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
 
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanAlat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
 
Laporan hasil penelitian studi komparatif alat tangkap jaring ingsan dan baga...
Laporan hasil penelitian studi komparatif alat tangkap jaring ingsan dan baga...Laporan hasil penelitian studi komparatif alat tangkap jaring ingsan dan baga...
Laporan hasil penelitian studi komparatif alat tangkap jaring ingsan dan baga...
 
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...
 
Lamun dan Dugong
Lamun dan Dugong Lamun dan Dugong
Lamun dan Dugong
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
 
Lingkungan perikanan
Lingkungan perikananLingkungan perikanan
Lingkungan perikanan
 
Program Pengelolaan Penyu di Indonesia
Program Pengelolaan Penyu di IndonesiaProgram Pengelolaan Penyu di Indonesia
Program Pengelolaan Penyu di Indonesia
 
TEKNIK BUDIDAYA KARANG HIAS LESTARI BERBASIS MASYARAKAT DI PULAU BARRANG LOMP...
TEKNIK BUDIDAYA KARANG HIAS LESTARI BERBASIS MASYARAKAT DI PULAU BARRANG LOMP...TEKNIK BUDIDAYA KARANG HIAS LESTARI BERBASIS MASYARAKAT DI PULAU BARRANG LOMP...
TEKNIK BUDIDAYA KARANG HIAS LESTARI BERBASIS MASYARAKAT DI PULAU BARRANG LOMP...
 
Laporan Manajemen Akuakultur Laut
Laporan Manajemen Akuakultur LautLaporan Manajemen Akuakultur Laut
Laporan Manajemen Akuakultur Laut
 
15. budidaya udang di tambak
15. budidaya udang di tambak15. budidaya udang di tambak
15. budidaya udang di tambak
 
Bab4 disain danrekomendasitpa-sanitarylandfill
Bab4 disain danrekomendasitpa-sanitarylandfillBab4 disain danrekomendasitpa-sanitarylandfill
Bab4 disain danrekomendasitpa-sanitarylandfill
 
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayaPengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
 
Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil
Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau KecilKebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil
Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil
 
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
 
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IKonservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
 
Peta Kompetensi Sarjana PS MSP IPB
Peta Kompetensi Sarjana PS MSP IPBPeta Kompetensi Sarjana PS MSP IPB
Peta Kompetensi Sarjana PS MSP IPB
 
185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut
 
Sejarah Konservasi Perairan Indonesia
Sejarah Konservasi Perairan IndonesiaSejarah Konservasi Perairan Indonesia
Sejarah Konservasi Perairan Indonesia
 

Similar to Tumpahan Minyak Menggunakan ESI Mapping

Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk BenoaPenyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Putika Ashfar Khoiri
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
Ary Ajo
 
Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan Laut
Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan LautDampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan Laut
Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan Laut
Markus T Lasut
 
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
Repository Ipb
 
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Bona Rotiona Br Saragi
 
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Operator Warnet Vast Raha
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
nautika
 

Similar to Tumpahan Minyak Menggunakan ESI Mapping (20)

Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk BenoaPenyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
 
01 bab 1 pendahuluan
01 bab 1 pendahuluan01 bab 1 pendahuluan
01 bab 1 pendahuluan
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
 
Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove
Valuasi Ekonomi Hutan MangroveValuasi Ekonomi Hutan Mangrove
Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove
 
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
 
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriaceae) dengan ...
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriaceae) dengan ...Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriaceae) dengan ...
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriaceae) dengan ...
 
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangroveHubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
 
PPT Silvofishery_BrinEnvirotalk.pdf
PPT Silvofishery_BrinEnvirotalk.pdfPPT Silvofishery_BrinEnvirotalk.pdf
PPT Silvofishery_BrinEnvirotalk.pdf
 
Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan Laut
Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan LautDampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan Laut
Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan Laut
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
 
jurnal reklamasi 1
jurnal reklamasi 1jurnal reklamasi 1
jurnal reklamasi 1
 
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
 
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
 
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
 
Mangrove care
Mangrove careMangrove care
Mangrove care
 
Mangrove care
Mangrove careMangrove care
Mangrove care
 
Lokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambakLokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambak
 
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
 

Recently uploaded

LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
acehirfan
 
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.pptBAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
Ggproject
 
MATERI analissis sosial untuk masyaraiat
MATERI analissis sosial untuk masyaraiatMATERI analissis sosial untuk masyaraiat
MATERI analissis sosial untuk masyaraiat
TubagusSeptianHuda
 
Materi Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu Internal
Materi Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu InternalMateri Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu Internal
Materi Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu Internal
zulfikar425966
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
BanjarMasin4
 
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdfKTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
khalisahumairahh
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
AjrunAzhiima
 
Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...
Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...
Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...
hanikawiwin50
 

Recently uploaded (14)

SLIDE SHARE MANAJEMEN OPTIK KELOMPOK 9.pdf
SLIDE SHARE MANAJEMEN OPTIK KELOMPOK 9.pdfSLIDE SHARE MANAJEMEN OPTIK KELOMPOK 9.pdf
SLIDE SHARE MANAJEMEN OPTIK KELOMPOK 9.pdf
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
 
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.pptBAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
 
MATERI analissis sosial untuk masyaraiat
MATERI analissis sosial untuk masyaraiatMATERI analissis sosial untuk masyaraiat
MATERI analissis sosial untuk masyaraiat
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
 
Materi Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu Internal
Materi Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu InternalMateri Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu Internal
Materi Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu Internal
 
Manajemen dan Pelayanan di Rumah Optik.pptx
Manajemen dan Pelayanan di Rumah Optik.pptxManajemen dan Pelayanan di Rumah Optik.pptx
Manajemen dan Pelayanan di Rumah Optik.pptx
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
 
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdfKTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...
Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...
Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...
 

Tumpahan Minyak Menggunakan ESI Mapping

  • 1. ANALISA TINGKAT SENSITIVITAS LINGKUNGAN PESISIR KABUPATEN KARANGASEM BALI TERHADAP POTENSI TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL) ARTIKEL SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DANKELAUTAN Oleh: EKA WAHYU NOVIANI NIM. 115080600111007 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015
  • 2. ANALISA TINGKAT SENSITIVITAS LINGKUNGAN PESISIR KABUPATEN KARANGASEM BALI TERHADAP POTENSI TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL) ARTIKEL SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DANKELAUTAN Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Oleh: EKA WAHYU NOVIANI NIM. 115080600111007 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015
  • 3. LEMBAR PENGESAHAN ANALISA TINGKAT SENSITIVITAS LINGKUNGAN PESISIR KABUPATEN KARANGASEM BALI TERHADAP POTENSI TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL) Oleh: EKA WAHYU NOVIANI NIM. 115080600111007 Dosen Pembimbing II, (M. Arif Zainul Fuad, S.Kel, M.Sc) NIP. 19801005 2005001 1 002 Tanggal : Mengetahui, Ketua Jurusan (Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP) NIP. 19630608 198703 1 003 Tanggal : Menyetujui, Dosen Pembimbing I (Ir. Bambang Semedi, M.Sc, Ph. D) NIP. 19621220 198803 1 004 Tanggal :
  • 4. 1 ANALISA TINGKAT SENSITIVITAS LINGKUNGAN PESISIR KABUPATEN KARANGASEM BALI TERHADAP POTENSI TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL) Eka Wahyu Noviani1, Bambang Semedi2, M. Arif Zainul Fuad2 Abstrak Kawasan perairan di sepanjang wilayah pesisir Kabupaten Karangasem terletak di bagian timur pulau Bali. Pesisir Kabupaten Karangasem diidentifikasi mempunyai nilai konservasi yang tinggi. Kawasan ini merupakan jalur pelayaran baik nasional maupun internasional, adanya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi, produksi minyak serta adanya kegiatan dari pelabuhan. Dari berbagai aktivitas tersebut, maka dapat menjadikan potensi terhadap bahaya pada kemungkinan terjadinya tumpahan minyak (oil spill). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetehui tingkat sensitivitas lingkungan di pesisir Kabupaten Karangasem Bali terhadap potensi tumpahan minyak dan menganalisis ekosistem pesisir yang terkena dampak potensi tumpahan minyak. Seluruh rangkaian pengolahan dilakukan dengan menyusun Indeks Sensitivitas Lingkungan (Environmental Sensitivity Index) menggunakan perangkat lunak GIS yang mengandung tiga kategori informasi, yaitu klasifikasi garis pantai, sumber daya hayati, dan sumber daya yang digunakan oleh manusia. Hasil tingkat sensitivitas lingkungan di pesisir Kabupaten Karangasem Bali pada tiap Kecamatan berbeda, diantaranya yaitu kecamatan Manggis, Abang, dan Kubu memiliki tingkat sensitivitas yang rendah. Sedangkan Kecamatan Karangasem memiliki tingkat sensitivitas yang sangat rendah terhadap terjadinya potensi tumpahan minyak. Hal tersebut dikarenakan kondisi perairan Kabupaten karangasem merupakan laut terbuka yang berbatasan langsung dengan Selat Lombok dan kondisi hidro-oseanografi yang tinggi akan membersihakan minyak secara singkat. Ekosistem pesisir yang terkena dampak potensi tumpahan minyak di sekitar pesisir Kabupaten Karangasem Bali diantaranya yaitu Kawasan konservasi terumbu karang, Area sebaran padang lamun, dan ekosistem mangrove. Kata Kunci : Sensitivitas, ESI, Tumpahan Minyak, Pesisir Kabupaten Karangasem SENSITIVITY ANALYSIS OF COASTAL ENVIRONMENT KARANGASEM DISTRICT BALI OF POTENTIAL OIL SPILL Abstract The waters along the coastal region of Karangasem Regency is located in the eastern part of Bali. Coastal Karangasem identified to have high conservation value. This area is a shipping route for both domestic and international, for exploration and exploitation of oil production as well as the activities of port. These activities are potentially for dangerous in the possibility of oil spills . The purpose of this study was to determine level of environmental sensitivity in coastal regency of Karangasem Bali to potential oil spills and to analyze oastal ecosystems exposed to the potential impact of oil spills. The whole series of processing performed by arranging Environmental Sensitivity Index using GIS software that contains three categories of information, namely the classification of the shoreline, biological resources, and the resources used by humans. Results of the sensitivity level in the coastal environment Karangasem Bali in each different sub-district, among which districts Manggis, Abang, and Kubu has low sensitivity level. Meanwhile, Karangasem district has a very low level of sensitivity to the potential for oil spills. That is because the condition of the waters of the open ocean regency of Karangasem is directly adjacent to the Strait of Lombok and high hydro-oceanographic conditions will clean up oil briefly. Coastal ecosystems affected by potential oil spills around the coastal regency of Karangasem Bali are coral reefs conservation area, distribution area of seagrass, and mangrove ecosystems. Keywords : Sensitivity, ESI, Oil Spill, Coastal of Karangasem Regency 1. Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya 2. Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
  • 5. 2 1. PENDAHULUAN Hampir semua kota-kota besar di Indonesia berada di kawasan pesisir. Berbagai aktivitas yang dilakukan mulai dari perdagangan, industri, pemukiman, perhubungan, pariwisata, dan berbagai sektor lainnya dipusatkan diwilayah pesisir. Diperkirakan 60% penduduk indonesia dan 80% aktivitas industri berada di kawasan pesisir (Soegiharto, 2006). Multifungsi wilayah pesisir tersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan lahan, sehingga akan timbul masalah-masalah baru di wilayah pesisir. Pesisir Kabupaten Karangasem juga merupakan jalur pelayaran baik nasional maupun internasional, adanya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi, produksi minyak serta adanya kegiatan dari pelabuhan, maka dapat menjadikan potensi terhadap bahaya pada kemungkinan terjadinya tumpahan minyak (oil spill). Salah satunya yaitu kasus pencemaran yang terjadi di pesisir Kabupaten Karangasem yaitu pipa penyalur BBM dari kapal tanker ke tangki Depo Pertamina Manggistersebut pecah sehingga mengakibatkan sekitar 10.000 liter kotoran minyak tumpah ke laut di sekitar pelabuhan Depo Pertamina Transit Manggis. Pecahnya pipa MFO itu diakibatkan tekanan tinggi karena perbedaan ukuran pipa penyalur minyak dari dermaga ke kapal. Wisatawan yang berkunjung khususnya di kawasan Candidasa, Karangasem, sempat tidak berani menyelam atas kejadian tersebut. Tumpahan minyak, kotornya air laut dan pantai akibat berbagai sampah seperti sampah plastik yang menyangkut di terumbu karang di kawasan pantai sekitar Candidasa dikeluhkan sejumlah praktisi wisata tirta setempat (Bali Post, 2011). Untuk mengimplementasikan komitmen dan meningkatkan hubungan antara kegiatan eksploitasi minyak dengan lingkungan, maka perlu dilakukan strategi pengelolaan yang tepat untuk mencegah dan mengantisipasi berbagai kemungkinan tercemarnya lingkungan, khususnya dari tumpahan minyak. Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam strategi pengelolaan ini adalah melakukan pemetaan secara menyeluruh terhadap seluruh sumberdaya dan aktifitas yang ada di wilayah kerja perusahaan migas dan sekitarnya. Pemetaan ini sebagai input dasar lokasi keberadaan sumberdaya dan aktifitas di wilayah tersebut. Langkah kedua adalah menentukan ekosistem pesisir yang diprioritaskan dalam penanganan apabila terjadi tumpahan minyak,maka ekosistem pesisir yang diprioritaskan ini dapat ditentukan dengan menganalisa tingkat sensitifitas masing-masing sumberdaya dan aktifitas yang ada. Seluruh rangkaian pengelolaan di atas dapat dilakukan dengan menyusun Indeks Sensitivitas Lingkungan (Environmental Sensitivity Index) berbagai tipe sumberdaya dan habitat / ekosistem serta aktifitas ekonomi di wilayah kerja perusahaan migas dan sekitarnya (Damar et al, 2013). Oleh karena itu dalam perencanaan pengelolaan kawasan pesisir di Kabupaten Karangasem Bali perlu adanya pengkajian tingkat sensitivitaslingkungan pesisir terutama terhadap potensi sumber pencemar yang banyak terjadi di Kabupaten Karangasem seperti tumpahan minyak khususnya di sekitar pelabuhan dan perusahaan migas.
  • 6. 3 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetehui tingkat sensitivitas lingkungan di pesisir Kabupaten Karangasem Bali terhadap potensi tumpahan minyak dan menganalisis ekosistem pesisir yang terkena dampak potensi tumpahan minyak. Manfaat dari penelitian ini supaya dapat memberikan informasi spasial terkait tingkat sensitivitas lingkungan di beberapa kecamatan di pesisir Kabupaten Karangasem terhadap pengaruh tumpahan minyak serta dapat memberikan masukan kepada dinas dan masyarakat setempat dalam hal penanggulangan pencemaran air laut yang terjadi akibat tumpahan minyak khususnya untuk upaya mitigasi. 2. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pesisir Kabupaten Karangasem Bali pada tanggal 19 April 2015. Gambar 1. Lokasi Penelitian 2.2 Alat dan Bahan Penelitian Dalam Pelaksanaan penelitian ini, alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 1. Alat dan Bahan Beserta Fungsi 2.3 Materi dan Metode Penelitian 2.3.1 Materi Penelitian Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data atribut yang merupakan data primer dan data spasial yang merupakan data sekunder. Data atribut merupakan informasi sumberdaya pesisir yang ada pada data spasial, sehingga antara data spasial dan data atribut merupakan data yang saling terkait. Data atribut terdiri dari geofisik pantai, sumberdaya hayati dan tipe pemanfaatan sumberdaya pesisir. Sedangkan data spasial antara lain tipe pantai yang diperoleh dari pengolahan landsat, kemiringan diperoleh dari ASTER dan pasang surut, gelombang beserta arus yang diperoleh dari data sekunder. No Alat Kegunaan 1. Laptop Pengolahan data dan pengerjaan laporan 2. Kamera digital Sebagai alat dokumentasi saat survei 3. Perahu Jukung Untuk menjangkau daerah sampel 4. GPS Menentukan titik lokasi 5. Perangkat lunak berupa : ODV Matlab. Tidal Model Driver Ms. Word 2007 Global Mapper 10 Surfer 7 ArcGIS 9.3 Digunakan sebagai pengolah data parameter sensitivitas lingkungan pesisir
  • 7. 4 2.3.2 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah meneliti suatu kondisi di alam dengan interpretasi yang sistematis, aktual, cermat dan tepat. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu identifikasi masalah, studi literatur, pengumpulan data, pengolahan data, analisa data dan penyusunan laporan. Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam strategi pengelolaan ini adalah melakukan pemetaan secara menyeluruh terhadap seluruh sumberdaya dan aktifitas yang ada di wilayah kerja perusahaan migas dan sekitarnya. Pemetaan ini penting dilakukan sebagai input dasar lokasi keberadaan sumberdaya dan aktivitas di wilayah tersebut. Langkah kedua adalah menentukan ekosistem pesisir yang diprioritaskan dalam penanganan apabila terjadi tumpahan minyak. ekosistem pesisir ini dapat ditentukan dengan menganalisa nilai sensitivitas masing-masing sumberdaya dan aktifitas yang ada. Seluruh rangkaian pengelolaan di atas dapat dilakukan dengan menyusun Indeks Sensitivitas Lingkungan Pesisir (Environmental Sensitivity Index / ESI) berbagai tipe sumberdaya dan habitat/ekosistem serta aktifitas ekonomi di wilayah kerja perusahaan migas dan sekitarnya. 2.3.4 Skema Kerja Tahapan yang dilakukan selama penelitian adalah sebagai berikut: Gambar 2. Diagram Alir Penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Hidro Oseanografi 3.1.1. Gelombang, Arus dan Pasang Surut Kondisi gelombang di perairan laut Kabupaten Karangasem dapat dibedakan antara perairan pesisir selatan dan utara. Tinggi gelombang di perairan ini antara 2 - 3 meter. Perairan pesisir bagian selatan mempunyai ukuran gelombang yang lebih besar daripada pesisir bagian utara. Kondisi gelombang ekstrim yaitu gelombang tinggi yang disertai dengan ombak besar terjadi pada puncak musim‐musim barat (Februari – Maret) dan musim timur (Juli – Agustus). Gelombang tinggi pada musim‐musim tersebut terjadi baik di wilayah pesisir bagian selatan maupun pesisir bagian utara. Perairan pesisir Karangasem bagian timur yang berada pada wilayah Selat Lombok dikenal sebagai perairan yang mempunyai kondisi arus yang kuat.Arus‐arus yang
  • 8. 5 terdapat di wilayah perairan laut Kabupaten Karangasem dipengaruhi oleh arus global, arus musiman, dan arus pasang surut. Berdasarkan hasil pengolahan data arus yang didapatkan dari OSCAR, bahwa pada musim barat, arus-arus pesisir selatan Kabupaten Karangasem (Selat Badung) dan arus-arus pesisir utara (Laut Bali) bergerak ke arah selatan dan dibelokkan ke barat daya menyusur pantai dengan kecepatan antara 0,05 hingga 0,054m/s (Gambar 3)sedangkan pada musim timur bergerak sebaliknya ke arah barat dan barat daya dengan kecepatan antara 0,11 hingga 0,12 m/s (Gambar 4) Jadi, energi dari kedua parameter diatas tersebut dapat menimbulkan arus menyusur pantai yang memiliki potensi memindahkan minyak dan membawa sedimen berupa pasir atau kerikil ke arah lepas pantai serta mengubur minyak. Semakin tinggi gelombang maka potensi utuk membersihkan minyak secara alami akan lebih mudah. Proses pembersihan minyak secara alami biasanya terjadi dalam waktu yang cepat dan hanya hitungan hari begitupun sebaliknya. Tipe pasang surut di perairan pesisir Kabupaten Karangasem adalah bertipe campuran, dominasinya sama antara perairan pesisir bagian utara dan bagian selatan. Perairan bagian utara memiliki tipe pasang surut tipe campuran condong semi diurnal dengan nilai F (Formzahl) 1,23. Sedangkan di perairan pesisir bagian selatan memiliki tipe pasut campuran condong semi diurnal dengan nilai F 0,59. Analisis bilangan Formzhal yang dihasilkan tersebut mengindikasikan pesisir Kabupaten Karangasem memiliki tipe pasut campuran cenderung semidiurnal/harian ganda, yaitu dalam rentang waktu 24 jam terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, akan tetapi tinggi dan periodenya berbeda.Dari hasil penelitian tersebut, tipe pasut campuran cenderung semidiurnal (cenderung campuran ganda), memungkinkan zat pencemar sulit terbawa keluar area dalam pembersihan. Gambar 3. Pola Pergerakan Arus Saat Musim Barat Gambar 4. Pola Pergerakan Arus Saat Musim Timur
  • 9. 6 3.1.2.Kemiringan Pantai Hasil analisis DEM SRTM bahwa area penelitian di pesisir Kabupaten Karangasem memiliki derajat kemiringan dengan tipe kecuraman sedang (Gambar 5) yaitu berkisar antara 20o - 30o.Derajat kemiringan pantai yang curam seperti pada lokasi penelitian, diartikan memiliki tingkat sensitivitas rendah karena umumnya mempunyai energi gelombang yang besar dan berpotensi memindahkan minyak dengan cepat karena zona gelombang pecah lebih dekat dengan garis pantai. Selain itu, refleksi dari dinamika air permukaan cukup kuat sehingga dapat mempersingkat lamanya minyak tinggal dan peluang pembersihan pantai secara alami cukup besar. Gambar 5. Peta Kemiringan Pesisir Kab. Karangasem 3.1.3. Tipe Substrat Berdasarkan hasil pengukuran pada peta yang disertai dengan verifikasi lapangan diperoleh total panjang garis pantai Kabupaten Karangasem adalah 83,0 km. Pantai-pantai di Kabupaten Karangasem meliputi 4 kecamatan dan 26 desa pantai (Gambar 6). Substrat dasar di pesisir Kabupaten Karangasem di dominasioleh pasir, kerakal, dan batu serta tebing. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pegunungan yang mengelilingi kabupaten karangasem. Menurut IPIECA (2006), air laut yang terperangkap pada substrat kasar dan berkerikil biasanya tidak stabil dan mampu meniriskan air yang terperangkap dengan cepat. Kemudian minyak yang menempal pada substrat kasar cukup mudah untuk dibersihkan sehingga minyak yang tinggal berada dalam waktu yang singkat. Beda halnya untuk Pantai dengan substrat berpasir halus dan berlumpur, menurut Mursalin (2014) cukup mampu menahan air setelah terjadinya air pasang. Pasir halus dan lumpur tidak cepatmeniriskan air yang terperangkap sehingga memungkinkan organisme yang tinggal lebih lama tercemari minyak. Gambar 6. Peta Tipologi Pantai
  • 10. 7 3.2 Sumberdaya Hayati (Biological Resource) Dari hasil Environmental Sensitivity Index Mapping for oil spill, menunjukkan sumberdaya hayati yang berpotensi terkena dampak dari tumpahan minyak, diantaranya yaitu : No. Ekosistem Daerah 1 Padang lamun Terdapat di Candidase dan Teluk Padangbai 2 Terumbu karang Kec. Manggis, Kec. Karangasem, Kec. Kubu dan Kec. Abang 3 Sumberdaya Ikan Perairan Bali Timur, meliputi Selat Badung, Selat Lombok dan sekitarnya 4 Mangrove Labuhan Amuk, Desa Antiga& Kec. Manggis 3.3 Pemanfaatan Sumberdaya Manusia (Human-Use Resource) Sumberdaya yang digunakan oleh manusia di sekitar pesisir Kabupaten Karangasem diantaranya yaitu : Pangkalan nelayan, pelabuhan (Pelabuhan Padangbai, Pelabuhan Demo Minyak, Pelabuhan Khusus Pertambangan Galian C dan Pelabuhan pariwisata), perikanan tangkap, perikanan budidaya, peninggalan sejarah dan pariwisata bahari (diving/snorkling, fishing, reef watch, pantai rekreasi. 3.4 Sumber Pencemar Utama di Pesisir Kab. Karangasem Sumber pencemar utama di Pesisir Kabupaten Karangasem ada dua yaitu Terminal BBM Manggis yang dikelola oleh Pertamina dan Pelabuhan Penyebrangan Lintas Padangbai-Lembar. Oleh karena itu kawasan ini sangat sensitif terhadap pencemaran minyak yang berasal darilimbah atau buangan yang berasal dari kapal-kapal atau speed boatdi pelabuhan maupun yang melintasi perairan, dan aktivitas pertambangan.Kegiatan perawatan kapal yang dilakukan secara berkala seperti kegiatan pencucian kapal (docking) untuk melepaskan karat dan minyak bekaspembakaran pada akhirnya akan dilepaskan ke perairan. Buangan minyak maupun tumpahan minyak pada perairan tersebut dapat merusak jenis-jenis organisme dasar (benthos), plankton dan jenis-jenisbinatang yang berenang bebas lainnya, atau bahkan seluruh ekosistem laut seperti lamun dan terumbu karang.Di perairan pantai tropik, berbagai kerusakan dapat terjadi baik di dalam komunitas pasang-surut (intertidal) maupun didalam laut.Jenis-jenis yang hidup di dalam dan di atas substrat (epifauna/epiflora) juga terkena dampak.Hal ini dapat dikatakan bahwa semuatingkat trofik adalah sensitif terhadap kerusakan, termasuk produsen primer (tumbuhan), herbivora, karnivora dan detrivora (Jackson et al. 1989 dalam Sloan, 1993). 3.5 Analisa Tingkat Sensitifitas Lingkungan Pesisir Kab. Karangasem terhadap Potensi Tumpahan Minyak (Oil Spill) Berikut merupakan keberadaan biological resources dan human-use resources di setiap kecamatan yang berada di Kab. Karangasem : Tabel 2. Biological Resources Biological Resources Kecamatan 1 2 3 4 5 6 Manggis      - Karangasem     - - Abang  -   - - Kubu  -   -  Keterangan : 1. Terumbu Karang 4. Ikan 2. Lamun 5. Mangrove 3. Bivalvia 6. Rumput Laut
  • 11. 8 Tabel 3. Human Use Resources Keterangan : 1. Pelabuhan 6. Diving dan Snorkling 2. Depo BBM 7. Taman 3. Pantai 8. Budidaya Kerang Mutiara 4. Memancing 9. Situs Bersejarah 5. Pendaratan Perahu 10. Tambak Sedangkan gambar berikut adalah peta sensitivitas lingkungan pesisir di setiap kecamatan yang di dalamnya terdapat informasi untuk tingkat sensitivitas, biological resources dan human-use resources : Gambar 7. Peta Indeks Sensitivitas Lingkungan Pesisir Kec. Manggis Tabel 4. Indeks dan tingkat sensitifitas lingkungan Pesisir Kec. Manggis Nama Kecamatan Nama Desa Indeks ESI Panjan g Pantai Jumlah (Km) Tingkat Sensitivitas Manggis Antiga 3A 0,1 5,2 Rendah 5 4,2 Rendah 1C 0,9 Sangat Rendah Padangbai 3A 0,5 3 Rendah 1C 2,0 Sangat Rendah 8B 0,5 Tinggi Ulakan 5 1,6 1,6 Rendah Selumbun g 5 2,6 2,7 Rendah 1C 0,1 Sangat Rendah Nyuhtebel -Tenganan 8B 2,7 2,7 Tinggi Jumlah 15,2 15,2 Gambar 8. Indeks Sensitivitas Lingkungan Pesisir berdasarkan Panjang Garis Pantai di Kecamatan Manggis Gambar 9. Peta Indeks Sensitivitas Lingkungan Pesisir Kec. Karangasem Gambar 10. Indeks Sensitivitas Lingkungan Pesisir berdasarkan Panjang Garis Pantai di Kec. Karangasem Human-use Resources Kec. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Manggis       - - - - Karangas em - -  -    - - - Abang - - - -   -  - - Kubu  -     -   
  • 12. 9 Tabel 5. Indeks dan tingkat sensitifitas lingkungan Pesisir Kec.Karangasem Gambar 11. Peta Indeks Sensitivitas Lingkungan Pesisir Kec. Abang Tabel 6. Indeks dan tingkat sensitifitas lingkungan Pesisir Kec. Abang Nama Kecamatan Nama Desa Indeks ESI Panjang Pantai (Km) Jumlah (Km) Ranking Abang Bunuta n 5 6.4 10.6 Rendah 1C 4.2 Sangat Rendah Purwak erti 5 3.3 3.3 Rendah Labasari 5 1.0 2.1 Rendah 1C 1.1 Sangat Rendah Datah 5 1.0 1.7 Rendah 1C 0.7 Sangat Rendah Jumlah 17.7 17.7 Gambar 12. Indeks Sensitivitas Lingkungan Pesisir berdasarkan Panjang Garis Pantai di Kec. Abang Gambar 13. Peta Indeks Sensitivitas Lingkungan Pesisir Kec. Kubu Nama Kecamatan Nama Desa Indeks ESI Panjang Pantai (Km) Jumlah (Km) Tingkat Sensitivitas Karangasem Bugbug 3A 1.3 8.5 Rendah 5 3.0 Rendah 1C 2.4 Sangat Rendah 8B 1.8 Tinggi Pertima 5 0.6 0.6 Rendah Subagan 5 1.2 1.5 Rendah 8B 0.3 Tinggi Karangasem 5 0.8 0.8 Rendah Tumbu 5 0.6 0.6 Rendah Seraya Barat 5 0.5 2.5 Rendah 1C 2.0 Sangat Rendah Seraya 5 0.5 5.3 Rendah 1C 4.8 Sangat Rendah Seraya Timur 5 1.2 5.3 Rendah 6A 0.4 Rendah 1C 3.7 Sangat Rendah Jumlah 25.1 25.1
  • 13. 10 Tabel 7. Indeks dan tingkat sensitifitas lingkungan Pesisir Kec. Kubu Nama Kecamat an Nama Desa Inde ks ESI Panja ng Pantai (Km) Juml ah (Km) Ranki ng Kubu Tulamb en 5 5.2 7.2 Renda h 1C 2.0 Sanga t Renda h Kubu 5 1.5 1.9 Renda h 8B 0.4 Tinggi Baturing git 5 1.9 1.9 Renda h Sukadan a 5 5.0 5.0 Renda h Tianyar Tengah 5 0.5 0.5 Renda h Tianyar 5 3.9 3.9 Renda h Tianyar Barat 5 4.1 4.1 Renda h Jumlah 24.5 24.5 Gambar 14. Indeks Sensitifitas Lingkungan Pesisir Berdasarkan Panjang Garis Pantai di Ke. Kubu Berdasarkan hasil Peta indeks sensitivitas lingkungan pesisir di setiap kecamatan yang terdapat di Pesisir Kabupaten Karangasem bahwa di setiap desa memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda yang dapat dilihat berdasarkan panjang garis pantainya (Lihat grafik). Untuk wilayah yang memiliki tingkat sensitivitas sangat rendah dengan indeks 1C terdapat di beberapa desa pada setiap kecamatan. Hal tersebut dikarenakan pada wilayah tersebut memiliki tipologi pantai yang bertebing curam dan perairan yang terbuka. Pada tingkat sensitivitas rendah dengan indeks 3A, 5, dan 6A terdapat di beberapa desa pada setiap kecamatan dikarenakan pada wilayah ini memiliki tipologi pantai yang berpasir dengan ukuran butir yang kasar. Menurut IPIECA (2006), air laut yang terperangkap pada substrat kasar dan berkerikil biasanya tidak stabil dan mampu meniriskan air yang terperangkap dengan cepat. Kemudian minyak yang menempal pada substrat kasar cukup mudah untuk dibersihkan sehingga minyak yang tinggal berada dalam waktu yang singkat. Keberadaan sumberdaya hayati seperti lamun, terumbu karang, dan biota lainnya sangat sensitif apabila terkena dampak dari tumpahan minyak, akan tetapi faktor hidro-oseanografi yang cukup kuat maka tumpahan minyak yang tersebar di kawasan tersebut akan terbersihkan dengan cepat. Sedangkan pada tingkat sensitivitas tinggi dengan indeks 8B terdapat di beberapa desa yang berada pada kecamatan Manggis, Karangasem, dan Kubu. Kawasan ini memiliki tipologi pantai yang terlindung dan terdapat bangunan struktur yang padat. Apabila terjadi tumpahan minyak, maka minyak akan sulit terbawa keluar area tersebut dan berdampak pada biota yang terdapat di sekitarnya. Maka faktor hidro-oseanografi tidak mampu berperan aktif dalam kawasan yang terlindung tersebut. Kesimpulan Hasil pembahasan mengenai Analisa Tingkat Sensitivitas Lingkungan Pesisir Kabupaten Karangasem Bali terhadap Potensi Tumpahan Minyak (Oil Spill) dapat ditarik kesimpulan bahwa:
  • 14. 11 1. Tingkat sensitivitas lingkungan di pesisir Kabupaten Karangasem Bali pada tiap Kecamatan berbeda, diantaranya yaitu untuk kecamatan Manggis, Abang, dan Kubu memiliki tingkat sensitivitas yang rendah. Sedangkan Kecamatan Karangasem memiliki tingkat sensitivitas yang sangat rendah terhadap terjadinya potensi tumpahan minyak (oil spill). Hal tersebut dikarenakan kondisi perairan Kabupaten karangasem merupakan laut terbuka yang berbatasan langsung dengan Selat Lombok. Kondisi arus dan Gelombang yang tinggi akan membersihakan minyak secara singkat dan dari morfologi pantai yang bertebing serta memiliki sedimen jenis batu dan kerikil biasanya tidak stabil dan mampu meniriskan air yang terperangkap dengan cepat. 2. Ekosistem pesisir yang sensitif terkena dampak potensi tumpahan minyak (oil spill) di sekitar pesisir Kabupaten Karangasem Bali yaitu ekosistem mangrove, ekosistem terumbu karang, dan ekosistem lamun. Saran Adapun Perlu dilakukan penelitian yang menghubungkan analisis indeks sensitivitas lingkungan pesisir dengan metode pemodelan untuk mengetahui arah sebaran tumpahan minyak saat terjadi pencemaran. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian laporan ini terutama kepada: 1. Bapak Bambang Semedi, M.Sc, Ph.D dan Bapak M. Arif Zainul Fuad, S.Kel, M.Sc selaku dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis dari awal diskusi hingga penyelesaian laporan penelitian ini serta atas dukungan dan saran yang diberikan. 2. Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Karangasem Bali, yang telah memberikan data kepada penulis sehingga dapat menjadi data pembanding dari hasil penelitian penulis. 3. Bapak Dr. H. Rudianto, MA dan Bapak Dhira Khurniawan Saputra, S.Kel, M.Sc selaku dosen penguji I dan dosen penguji II yang telah memberikan saran kepada penulis. Daftar Pustaka Bali Post. Depo Pertamina Manggis. Kabupaten. Damar, Ario., Yus Rustandi, Yonvitner, Andy Afandy, Galih Rakasiwi, Yudi Wahyudin, Novit Rikardi, Kamsari. 2013. Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di Wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur Maluku. PKSPL - IPB. Bogor. IPIECA. 2012. Sensitivity Mapping for Oil Spill Response. The global oil and Gas Industry Association for Environmental and Social issues. London. Mursalin.2014. Analisis Sensitivitas Lingkungan OSCP (Oil Spill Contigency Plan) di Pesisir Selatan Delta Mahakam, Provinsi Kalimantan Timur. Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor.