Presented by Susan Lusiana, Coordinator of Disaster Risk Management and Community Resilience Programs at Wetlands International Indonesia, at Inception Workshop "Capacity building of local government and community members for Mangrove Restoration", 15 July 2021.
Speaker shares experiences of Wetlands International Indonesia activities related to mangrove management in Pulau Dua, Serang, Banten Province through the improvement of community capacity and strengthening the policy related to mangrove management.
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mangrove ecosystems in Serang and Banten Province
1. Penguatan Kapasitas dan kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan
Ekosistem Mangrove di Kota Serang dan Provinsi Banten
Program Partner for Resilience (PfR)
Susan Lusiana
3. • Berbatasan dengan CAPD daerah
konservasi yang memiliki
NKT, indikator sehatnya lingkungan,
tempat berbiak dan persinggahan
burung air migran
• Mencakup dua Kelurahan pesisir:
Banten dan Sawah Luhur,
berpenduduk sekitar 24 ribu
jiwa
• Potensi wisata laut, pantai,
Cagar Alam Pulau Dua (CAPD)
• Potensi perikanan
• Lahan pertanian pangan abadi
Profil Pesisir Kota Serang
3
4. • Kemiskinan, kualitas hidup, dan sanitasi
• Kualitas air buruk-terpolusi
/pencemaran,Pontang dan Kramat Watu
sudah menjadi daerah industry. Kasemen
juga akan ditetapkan sebagai kawasan
industri dan pergudangan,diperkirakan
aktivitas kawasan ini ke depannya akan
berdampak terhadap kondisi lingkungan
hidup di pesisir kota serang.
• Abrasi dan Intrusi air laut
• Ancaman banjir rhob dan cuaca ekstrim ,
kekeringan/kekurangan air bersih, dan
banjir
Permasalahan di Pesisir Kota Serang
4
6. Potensi genangan akibat kenaikan muka air laut
(Potensi ancaman bencana)
https://www.ipcc.ch/pdf/unfccc/cop19/3_gregory13sbsta.pdf
Rahadian. A., 2016
7. No Penutupan Lahan yang
Terendam
Luas (ha)
1 Mangrove 123,58
2 Semak Belukar 2,05
3 Pertanian Lahan Kering 107,75
4 Tanah Terbuka 101,09
5 Lahan Terbangun 67,16
6 Tambak 1.951,22
7 Badan Air 116,00
Grand Total 2.468,85
No Penutupan Lahan yang Terendam Luas (ha)
1 Mangrove 129,38
2 Kebun Campuran 4,86
3 Semak Belukar 2,05
4 Pertanian Lahan Kering 127,72
5 Sawah 10,43
6 Tanah Terbuka 101,48
7 Lahan Terbangun 78,72
8 Tambak 2.607,83
9 Badan Air 121,32
Grand Total 3.183,78
No Penutupan Lahan yang
Terendam
Luas (ha)
1 Mangrove 135,77
2 Kebun Campuran 102,52
3 Semak Belukar 58,63
4 Pertanian Lahan Kering 148,80
5 Sawah 350,01
6 Tanah Terbuka 110,25
7 Lahan Terbangun 145,75
8 Tambak 4.304,69
9 Badan Air 137,33
Grand Total 5.493,76
No Penutupan Lahan yang Terendam Luas (ha)
1 Mangrove 135,77
2 Kebun Campuran 203,66
3 Semak Belukar 77,65
4 Pertanian Lahan Kering 171,29
5 Sawah 1,378,47
6 Tanah Terbuka 110,39
7 Lahan Terbangun 329,98
8 Tambak 4.760,48
9 Badan Air 150,25
Grand Total 7.317,94
Tinggi Muka Air Laut 50 cm Tinggi Muka Air Laut 100 cm
Tinggi Muka Air Laut 150 cm Tinggi Muka Air Laut 200 cm
Luas Penutupan Lahan yang Tergenang Akibat Kenaikan Muka Air Laut
(Potensi Ancaman Bencana)
Rahadian. A., 2016
11. Kondisi abrasi di pesisir Kelurahan Banten. 2016
11
Rahadian. A., 2016
Kajian penentuan green belt dan sempadan pantai pesisir Kota
Serang (2017)-Amanat Perpres 51/2016
12. Dinamika garis pantai Kota Serang
12
Peta dinamika garis pantai Kota Serang tahun 1972-2017
Peta abrasi dan akresi wilayah pesisir Kota Serang
Rata-rata laju abrasi pesisir Kota Serang mencapai
2,64 meter per tahun. Dengan, laju abrasi
maksimum mencapai 7,72 meter
Diakumulasikan, selama 45 tahun terakhir, jangkauan
abrasi telah mencapai sekitar 346 meter
13. Sempadan pantai minimal
(100 meter ; 95 ha)
Wilayah pasang surut yang
berpotensi dijadikan Jalur hijau
(Luas ± 87,7 ha)
Garis muka air rendah
Garis muka air tinggi
Visualisasi citra satelit resolusi tinggi Kota Serang saat ini
16. • Lokasi : Kel Sawah Luhur dan Banten
• Waktu : Januari 2017
• Method : In depth Interview, FGD dan obervasi
lapangan
• Dasar Acuan :
1. PERKA BNPB Nomor 02 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Umum Pengkajian Resiko Bencana ,
2. PERKA BNPB Nomor 01 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Umum Desa/ Kelurahan Tangguh Bencana
dan
3. Hasil obesrvasi dilapangan
Kajian Risiko Bencana di Pesisir Kota Serang (2017)
16
18. Rekomendasi
Pengelolaan Risiko Terpadu /IRM
PRB
• Kebijakan PRB
• Peningkatan Kapasitas
secara terstruktur
• RPB dipadukan dalam
RP dan RTRW
• Forum PRB
• Assesment risiko, ews
dan renkon
• Kapasitas
• Infrastruktur hijau
• Multistakeholder
komitmen
API/ CCA
• Pemasangan perangkap
sedimen
• Rekayasan bentuk
bangunan perumahan
• Pompa air
• Resapan +embung
• Penanaman mangrove
pada tanggul tambak-
silvofisery
• 3 R air dan pemanenan
air
• Irigasi terintegrasi
• Kapasitas livelihood
ERM
• Peraturan kebijakan
pengelolaan pesisir dan
ekosistem penyangga
• Integrasi PLH
berdasarakan risiko
bencana dan PI
kedalam RTRW
• Pembuatan peraturan
(PERDES) mangrove
• Capacity building
• Rehab/reboisasi
• Bank sampah
• Normalisasi sungai dan
drainase
19. Rekomendasi pengelolaan ekosistem
Mangrove di Kota Serang
✓ Inventarisasi, distribusi dan identifikasi kondisi serta laju kerusakan
mangrove;
✓ Rehabilitasi yang berkesinambungan untuk mengatasi lajur kerusakan yang
terdapat di ekosistem mangrove di Kota Serang;
✓ Revisi RTRW dimana saat ini pesisir di kawasan tambak di Kelurahan Sawah
Luhur akan dialih fungsikan sebagai kawasan pergudangan dan industri,
menjadi zona lindung/green belt;
✓ Penentuan kawasan greenbelt dan sempadan yang sesuai dengan PermenKP 21/2018 berdasarkan
pertimbangan risiko bencana pesisir;
✓ Dibutuhkan adanya upaya untuk mendorong penentuan fungsi dan zona kawasan konservasi ekosistem
essensial;
✓ Peningkatan tata kelola mangrove melalui penetapan kebijakan perlindungan dan pengelolaan
mangrove, dan penegakan hukum bagi yang melakukan pelanggaran;
✓ Pendekatan yang terintegrasi sebagai upaya pengurangan risiko bencana pesisir serta adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim yang dapat meningkatkan ketahanan masyarakat pesisir;
✓ Pendekatan dan promosi untuk lebih memperkenalkan kawasan ekowisata mangrove dan sumber daya
manusia ;
✓ Program kegiatan pemberdayaan masyarakat yang fokus terhadap peningkatan perekonomian
masyarakat (melalui usaha pembuatan produk makanan berbahan dasar ikan dan mangrove)
✓ Reformasi birokrasi di dalam instansi-instansi di Kota/Provinsi sehingga tidak terlalu sering terjadi rotasi
atau perombakan kepemimpinan
20. Membentuk percontohan Best Management Practice/ BMP
Di dalam wilayah sabuk hijau : membangun Pertambakan Tumpangsari (Silvo-fishery)
Di Depan pantai terabrasi : membangun perangkap lumpur atau APO atau gundukan
Pertambakan
Gundul
Hijau
Hijaukan
Tumpangsari/
silvo-fishery
Tetap dipertahankan
Setuju
Tidak Setuju
Pantai
Terabrasi
Tidak
terabrasi
amankan
Perangkap lumpur
/APO/ Gundukan
sebagai habitat
baru, mangrove
tumbuh alami
Tetap dipertahankan
Setuju
Tidak Setuju
Perbaikan hidrologi mangrove
tumbuh sendiri Incentive/
disincentive
pajak PBB ?
Incentive/
disincentive
DAKDR ?
Tanpa menanam mangrove Dengan menanam mangrove
Keterangan :
21. Perbaikan hidrologi mangrove
tumbuh sendiri
Lokasi : Di dalam bagian dari Cagar Alam
Pulau Dua (Jika dijinkan)
= Mangrove tidak ditanam
lokasi ex jarahan tahun
2018, dulu dominan api-
api, lalu penjarah kalah
dipengadilan dan dipenjara
pada Agustus 2019
Lokasi : bagian tepi kiri - kanan saluran
pertambakan masyarakat
Avicennia tumbuh alami tanpa ditanam
Tidak ditanam, tapi
ada pasang surut
hinga lokasi ini dan
bibit induk mangrove
masih ada (Sorong
Selatan; Nyoman
2019)
22. Perangkap lumpur /APO/
Gundukan sebagai habitat baru,
mangrove tumbuh alami
Lokasi: Di bagian pesisir dari Teluk Bantenyang terabrasi dan potensial
terabrasi (termasuk pantai Cagar Alam Pulau Dua)
menciptakan habitat
baru untukmangrove
=
Mangrove tidak
ditanam
Mangrove ditanam
Ciptakan habitat baru untuk mangrove
Lokasi : bagian pantai terabrasi di
Teluk Banten
Mangrove tidak
ditanam
Mangrove ditanam
28. Baseline
condition
(2009)
Baseline condition (2016)
֎ Total mangrove ditanam = 264.277
֎ Total areal di tanam = 20 Ha
֎ Pengurangan GRK = 3097 tCO2-e (AGB) sepanjang
2009-2017
Peluang kontribusi dalam
pengurangan emisi nasional
29/41% pada tahun 2030
Conventional
pond
Sylvofihery pond
19.35 tCO2-e/ha/th
29.
30.
31. • Assement/Studi untuk advokasi sempadan
pantai dan green belt dalam Tata Ruang dan
RZWP3K
• Pemeliharaan learning site sawah Luhur
• Penyadartahuan masyarakat pesisir tekait
pengurangan risiko bencana berbasiskan
perlindungan dan pengelolaan mangrove
• Workshop penguatan kebijakan dalam
perlindungan dan pengelolaan Mangrove Kota
Serang
• Peningkatan kapasitas dalam perlindungan dan
pengelolaan mangrove dan kesiapsiagaan
bencana pesisir
Advokasi kebijakan
2017-Sekarang
32. • Pembentukan Forum PRB Kawasan Kota
Serang
• Advokasi perlindungan mangrove dan pesisir
kedalam dokumen Kajian Risiko Bencana
Daerah Kota Serang→ RPJMD 2019-2024
• FGD Pengelolaan Mangrove Provinsi Banten
• Aktivasi KKMD dan mendorong inistif Banten
Mangrove Centre
• Penyusunan Strada Mangrove Provinsi Banten
Advokasi kebijakan
2017-Sekarang
40. Phillipines (Primavera and
Esteban 2008)
• App 25.000 ha
• Survival rate 10-20%
Sri Lanka (Kodikara et al.,
2017)
• 1000-1200 ha
• Survival rate 20%
Kondisi lainnya yang terjadi di lapangan…
So what is going wrong???
TENURIAL ISSUE
DATA ISSUE