Gastroenteritis didefenisikan sebagai inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus. Gastroenteritis akut ditandai dengan diare dan pada beberapa kasus muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Penyebab utama gastroenteritis akut adalah virus, bakteri atau toksinnya dan parasit. (2) Salah satu pengobatan pada gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri adalah antibiotik. Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa antibiotik merupakan salah satu obat yang beresiko tinggi mengalami reaksi toksisitas, oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan terapi obat pada penyakit gastroenteritis. pengumpulan data dilakukan secara retrospektif, yaitu data yang diambil dari rekam medis pasien gastroenteritis yang sudah tidak dirawat di rumah sakit.Dengan dilakukannya DTM (Drug Therapy Monitoring), maka apoteker dapat berperan dalam meningkatkan efektivitas pengobatan dan meminimalkan risiko potensial dari penggunaan obat, selain itu juga dapat digunakan untuk menentukan rencana pengobatan (therapeutic plan).
Dokumen tersebut membahas manfaat konseling sebagai bentuk komunikasi dalam praktek farmasi untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat. Dua penelitian menunjukkan bahwa konseling obat berpengaruh positif terhadap pengetahuan, sikap, dan kepatuhan pasien diabetes dan tuberkulosis serta menurunkan kadar glukosa darah pasien diabetes. Konseling obat perlu diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien melalui
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan feses sebagai salah satu parameter penting untuk membantu diagnosis penyakit sistem pencernaan dan menyelidiki penyakit secara mendalam. Ia menjelaskan pengertian feses, komposisi feses normal maupun patologis, teknik pengumpulan dan pengawetan sampel feses, jenis-jenis pemeriksaan feses, serta manfaat dan keterbatasan hasil pemeriksaan feses.
Dokumen tersebut membahas manfaat konseling sebagai bentuk komunikasi dalam praktek farmasi untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat. Dua penelitian menunjukkan bahwa konseling obat berpengaruh positif terhadap pengetahuan, sikap, dan kepatuhan pasien diabetes dan tuberkulosis serta menurunkan kadar glukosa darah pasien diabetes. Konseling obat perlu diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien melalui
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan feses sebagai salah satu parameter penting untuk membantu diagnosis penyakit sistem pencernaan dan menyelidiki penyakit secara mendalam. Ia menjelaskan pengertian feses, komposisi feses normal maupun patologis, teknik pengumpulan dan pengawetan sampel feses, jenis-jenis pemeriksaan feses, serta manfaat dan keterbatasan hasil pemeriksaan feses.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merangkum asuhan keperawatan pada Ny. S yang menderita DM dan selulitis dengan memberikan data identitas pasien, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, diagnosa masalah keperawatan, dan intervensi yang dilakukan untuk menangani masalah-masalah tersebut.
Pasien perempuan berusia 31 tahun dirawat di rumah sakit karena gejala preeklampsia berat pada kehamilan minggu ke-37. Diagnosis dokter adalah preeklampsia berat berdasarkan tekanan darah tinggi dan pembengkakan kaki. Bayi lahir secara spontan pada hari kedua perawatan. Pengobatan yang diberikan mencakup magnesium sulfat, nifedipin, misoprostol, oksitosin, asam mefenamat, dan sulfat ferro.
Dokumen tersebut merupakan daftar obat-obatan yang dikelompokkan berdasarkan kelas terapi, termasuk nama obat, bentuk sediaan, dosis, dan catatan khusus. Beberapa kelompok obat yang disebutkan antara lain analgetik, anestetik lokal dan umum, anti alergi, serta antidot untuk keracunan khusus.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang penatalaksanaan kegawatdaruratan medis yang mencakup pemberian medikasi, penatalaksanaan nyeri, tetanus, diuretika, keseimbangan asam basa, kelainan elektrolit, dan pelayanan perioperatif.
Berdasarkan studi kasus di atas, terdapat beberapa masalah terkait obat yang perlu mendapat perhatian, antara lain:
1. Keamanan obat, khususnya pada pasien dengan fungsi ginjal dan hati yang terganggu. Perlu penyesuaian dosis obat.
2. Efektivitas obat, seperti interaksi obat pada pasien polifarmasi.
3. Kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat, seperti aturan minum dan diet.
4. Edu
Pasien perempuan berusia 57 tahun dirawat dengan diagnosis Diabetes Melitus, Hipertensi dan Gagal Ginjal Kronik stadium IV. Selama perawatan, pasien diberikan terapi obat antidiabetik, antihipertensi, diuretik, antibiotik, dan suportif serta pemantauan parameter vital dan laboratorium untuk mengontrol gejala dan komplikasi penyakit.
Pasien laki-laki berusia 60 tahun didiagnosis menderita gagal ginjal kronik tahap akhir, diabetes melitus 10 tahun, dan hiperkolesterol yang membutuhkan hemodialisis rutin. Beberapa obat yang diberikan seperti metformin dan fenofibrat kontraindikasi untuk pasien gagal ginjal sehingga perlu diganti atau dihentikan, sedangkan terapi hipertensi perlu diganti menjadi ACE inhibitor atau ARB.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien wanita berusia 42 tahun dengan diagnosa peptic ulcer disease (PUD) yang diderita. Pasien mengeluh nyeri perut, muntah, dan berat badan berkurang. Pemeriksaan menunjukkan ulcer pada lambung tetapi tes Helicobacter pylori negatif. Dokter meresepkan obat omeprazole, claritromycin, dan amoxicillin untuk pengobatan PUD meski tes H. pylori negatif.
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Laporan ini membahas tata laksana diet pasien laki-laki berusia 75 tahun dengan diagnosis ulkus diabetikum pada jari kaki kanan. Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan berat badan selama seminggu terakhir. Diet yang diberikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien, membantu penyembuhan luka, meningkatkan Hb, dan mengontrol kadar gula darah dengan menyediakan energi, protein, lemak, karbohidrat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merangkum asuhan keperawatan pada Ny. S yang menderita DM dan selulitis dengan memberikan data identitas pasien, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, diagnosa masalah keperawatan, dan intervensi yang dilakukan untuk menangani masalah-masalah tersebut.
Pasien perempuan berusia 31 tahun dirawat di rumah sakit karena gejala preeklampsia berat pada kehamilan minggu ke-37. Diagnosis dokter adalah preeklampsia berat berdasarkan tekanan darah tinggi dan pembengkakan kaki. Bayi lahir secara spontan pada hari kedua perawatan. Pengobatan yang diberikan mencakup magnesium sulfat, nifedipin, misoprostol, oksitosin, asam mefenamat, dan sulfat ferro.
Dokumen tersebut merupakan daftar obat-obatan yang dikelompokkan berdasarkan kelas terapi, termasuk nama obat, bentuk sediaan, dosis, dan catatan khusus. Beberapa kelompok obat yang disebutkan antara lain analgetik, anestetik lokal dan umum, anti alergi, serta antidot untuk keracunan khusus.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang penatalaksanaan kegawatdaruratan medis yang mencakup pemberian medikasi, penatalaksanaan nyeri, tetanus, diuretika, keseimbangan asam basa, kelainan elektrolit, dan pelayanan perioperatif.
Berdasarkan studi kasus di atas, terdapat beberapa masalah terkait obat yang perlu mendapat perhatian, antara lain:
1. Keamanan obat, khususnya pada pasien dengan fungsi ginjal dan hati yang terganggu. Perlu penyesuaian dosis obat.
2. Efektivitas obat, seperti interaksi obat pada pasien polifarmasi.
3. Kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat, seperti aturan minum dan diet.
4. Edu
Pasien perempuan berusia 57 tahun dirawat dengan diagnosis Diabetes Melitus, Hipertensi dan Gagal Ginjal Kronik stadium IV. Selama perawatan, pasien diberikan terapi obat antidiabetik, antihipertensi, diuretik, antibiotik, dan suportif serta pemantauan parameter vital dan laboratorium untuk mengontrol gejala dan komplikasi penyakit.
Pasien laki-laki berusia 60 tahun didiagnosis menderita gagal ginjal kronik tahap akhir, diabetes melitus 10 tahun, dan hiperkolesterol yang membutuhkan hemodialisis rutin. Beberapa obat yang diberikan seperti metformin dan fenofibrat kontraindikasi untuk pasien gagal ginjal sehingga perlu diganti atau dihentikan, sedangkan terapi hipertensi perlu diganti menjadi ACE inhibitor atau ARB.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien wanita berusia 42 tahun dengan diagnosa peptic ulcer disease (PUD) yang diderita. Pasien mengeluh nyeri perut, muntah, dan berat badan berkurang. Pemeriksaan menunjukkan ulcer pada lambung tetapi tes Helicobacter pylori negatif. Dokter meresepkan obat omeprazole, claritromycin, dan amoxicillin untuk pengobatan PUD meski tes H. pylori negatif.
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Laporan ini membahas tata laksana diet pasien laki-laki berusia 75 tahun dengan diagnosis ulkus diabetikum pada jari kaki kanan. Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan berat badan selama seminggu terakhir. Diet yang diberikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien, membantu penyembuhan luka, meningkatkan Hb, dan mengontrol kadar gula darah dengan menyediakan energi, protein, lemak, karbohidrat
Untuk mendukung terlaksananya SJSN yang mengacu pada penggunaan obat yang rasional, maka diperlukan suatu sistem formularium yang bersifat nasional. Apoteker sebagai tenaga penunjang kesehatan harus dapat menunjang informasi terkait obat yang akan masuk dalam formularium nasional. Salah satu pendekatan medik yang digunakan untuk penelusuran bukti ilmiah terkait obat-obatan maupun hal lain yang berhubungan dengan kepentingan pelayanan kesehatan adalah Evidance Based Medicine (EBM). Telaah kritis terhadap literatur yang berkaitan dengan suatu obat dilakukan untuk mempermudah pengambilan keputusan dalam menyusun formularium nasional.
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSNNur Fadillah
Undang-undang ini membahas tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia yang bertujuan memberikan perlindungan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak. Sistem ini diselenggarakan oleh beberapa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial seperti JAMSOSTEK, TASPEN, ASABRI, dan ASKES di bawah pengawasan Dewan Jaminan Sosial Nasional. Program-program jaminan sosial yang di
TB paru dapat menyebabkan komplikasi berupa renal tuberculosis atau TB ginjal. Pada kasus ini, pasien didiagnosis menderita TB paru dengan komplikasi gagal ginjal akibat infeksi TB yang menyebar ke ginjal. Pengobatan yang tepat untuk kasus ini adalah regimen 2HRZ/4HR dengan dosis yang disesuaikan fungsi ginjal pasien.
Peran EHS dalam Industri Farmasi pada Pembuatan VaksinNur Fadillah
Dokumen tersebut membahas peran Environmental Health and Safety (EHS) dalam pembuatan vaksin di industri farmasi, khususnya PT Bio Farma. EHS berperan untuk menjaga kesehatan pegawai dengan mencegah paparan bahan baku dan proses produksi vaksin, serta meningkatkan produktivitas perusahaan melalui lingkungan kerja yang sehat, efektif, dan efisien.
This document discusses the qualification and validation process for 5 pharmacy students graduating from Pancasila University in 2012. It outlines the 4 stages of qualification: design, installation, operational, and performance qualification. It also discusses prospective, concurrent, and retrospective validation approaches and the objectives of validating analytical procedures. The validation process ensures that facilities, systems, equipment, and processes are properly designed and operating as intended.
Vitamin C adalah vitamin larut air yang berperan sebagai antioksidan dan membantu pembentukan kolagen. Vitamin C dapat ditemukan pada buah-buahan dan sayuran. Walaupun bermanfaat untuk kekebalan tubuh, dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping seperti diare atau bahkan kerusakan ginjal. Penggunaan suntikan vitamin C untuk kecantikan kulit ternyata didasarkan pada pemahaman yang keliru.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas kombinasi ekstrak daun alpukat dan daun salam dalam menurunkan kadar asam urat pada tikus. Ekstrak air daun alpukat dan ekstrak etanol daun salam akan diberikan dalam berbagai perbandingan pada tikus yang diberi kalium oksonat untuk meningkatkan kadar asam urat. Kadar asam urat akan diukur pada hari ke-0, 10 dan 18 untuk mengetah
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Tugas Terpadu Gastroeteritis 2013
1. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
Tugas Terpadu
DRUG THERAPY MONITORING (DTM)
PENYAKIT GASTROENTERITIS
Disusun Oleh:
Neta Serian, S.Far. (2011000162)
Nur Fadillah, S.Farm. (2011000165)
Nur Sriati, S.Far. (2011000166)
Nuryani, S.Farm. (2011000167)
Wiro Alexander, S. Farm. (2011000168)
Yunia Wiraswasti, S.Far. (2011000169)
PROGRAM PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2013
2. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
Masalah Terapi ObatMasalah Terapi Obat
Pemantauan Terapi
Obat (DTM)
Pemantauan Terapi
Obat (DTM)
Penetapan prioritas pasien
yang menerima terapi obat
tertentu
Penetapan prioritas pasien
yang menerima terapi obat
tertentu
Jumlah Apoteker
terbatas di RS
Jumlah Apoteker
terbatas di RS
Penggunaan Antibiotik yang
menimbulkan
permasalahan toksisitas
dan resistensi
Penggunaan Antibiotik yang
menimbulkan
permasalahan toksisitas
dan resistensi
Gastroenteritis AkutGastroenteritis Akut
PENDAHULUANPENDAHULUAN
5. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
URAIAN TENTANG PENYAKITURAIAN TENTANG PENYAKIT
• Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi
membran mukosa lambung dan usus halus.
• Gastroenteritis akut ditandai dengan diare
dan pada beberapa kasus muntah-muntah
yang berakibat kehilangan cairan dan
elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit.
6. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
ETIOLOGIETIOLOGI
• Faktor Infeksi : Infeksi Internal dan Eksternal
• Faktor Makanan
• Faktor Malabsorbsi
• Faktor Psikologi
7. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
FAKTOR RESIKOFAKTOR RESIKO
• Jumlah penduduk yang padat atau ramai
• Makanan yang terkontaminasi atau makanan
dengan temperatur yang tidak cukup tinggi
sehingga tidak dapat membunuh organisme
penyebab Gastroenteritis.
• Sanitasi lingkungan yang jelek
8. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
Defekasi
berlebih
Defekasi
berlebih
InfeksiInfeksi
Menetap di usus/lambungMenetap di usus/lambung
Merangsang
produksi
toksin
Merangsang
produksi
toksin
PeradanganPeradangan
Menurunkan Absorpsi KarbohidratMenurunkan Absorpsi Karbohidrat
Meningkatkan asam lambungMeningkatkan asam lambung
Meningkatkan motilitas ususMeningkatkan motilitas usus
Meningkatkan permeabilitas ususMeningkatkan permeabilitas usus
HipoglikemiHipoglikemi
Mual muntah, dehidrasi,
malnutrisi
Mual muntah, dehidrasi,
malnutrisi
Hipokalemia dan kram
abdomen
Hipokalemia dan kram
abdomen
PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI
9. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
• Penurunan keasaman lambung pada infeksi shigella
terbukti dapat menyebabkan serangan infeksi yang
lebih berat dan menyebabkan kepekaan lebih tinggi
terhadap infeksi oleh V. cholera.
• Hipomotilitas usus pada infeksi usus menjadikan
waktu gastroenteritis dan gejala penyakit lebih lama,
mengurangi absorbsi elektrolit, serta akan
mengurangi kecepatan eliminasi sumber infeksi.
10. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
MANIFESTASI KLINIKMANIFESTASI KLINIK
• Konsistensi feses cair (diare) dan frekuensi defekasi
meningkat
• Muntah (umumnya tidak lama)
• Demam (mungkin ada atau tidak)
• Kram abdomen,
• Membran mukosa kering
• Fontanel cekung (bayi)
• Berat badan turun
• Malaise
11. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
KOMPLIKASIKOMPLIKASI
• Gangguan keseimbangan asam basa
• Hipokalemia
• Hipoglikemia
• Syok hipovolemik
• Gangguan gizi.
• Gangguan sirkulasi
• Kejang demam
• Bakteremia
15. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
IDENTITASPASIENIDENTITASPASIEN
• Nama /MR : Tn. A / 01402422
• Umur : 29 tahun 9 bulan
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Ruang/Kamar : Dahlia Bawah/II
• Tanggal MRS : 15 – 6 – 2013 (23.30)
• Keluar RS : 27 – 6 – 2013
• Diagnosis : Disentri Amoeba
16. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
Anamnesa
Keluhan Utama :
Pasien diare sejak ± 7 hari SMRS
Keluhan Lain :
Pasien mengeluh diare ± 7 hari SMRS 3-5 kali/hari, cair dan berlendir, namun
tidak berdarah, disertai demam dan mual, ± 1 hari SMRS pada saat BAB
disertai gumpalan darah seperti hati, tidak ada riwayat benjolan di anus dan
BAK lancar.
Tanda vital saat masuk:
Tekanan Darah : 110/60
Nadi : 75x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 37
20. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
Data Hasil Laboratorium (3)
Jenis Pemeriksaan Tanggal
17 -06-2013
Feses:
Warna
Lendir
Darah semar urin
Amoeba
Lemak
Hijau
POS (+)
POS (+)
POS (+)
POS (+)
21. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
Data perkembangan klinik
DATA KLINIK PERKEMBANGAN KLINIK
TANGGAL TANGGAL
17/06/13 18/06/13 19/06/13 20/06/13 21-24 27/06/13
Pasien BAB cair
(mencret) 1x,
ampas, lendir (-),
darah (-)
Mual (+),
Nyeri perut (+)
Mual (+),
Nyeri perut (+),
mencret (-)
BAB cair
1xsehari,
Nyeri perut
(+)
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan.
Pasien
Pulang
22. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
Terapi saat ini (1)
No. Rute
JENIS OBAT
Nama
Dagang /
Generik
Regimen
Dosis
Juni 2013
16 17 18 19 20 21
P S M P S M P S M P S M P S M P S M
1.
PO
Paracetamol 3 x 500 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. New Diatab 3 x 2 tab √ √ √
3. Domperidon 3 x 10 mg
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. KSR 3 x 2
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Lansoprazole 3 x CI √ √ √
6
IV
Ciprofloxacin 2 x 200 mg
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 OMZ 1 x 40 mg
√
8. Metronidazol 3 x 500 mg
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
23. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
No. Rute
JENIS OBAT
Nama Dagang /
Generik
Regimen
Dosis
Juni 2013
22 23 24 25 26 27
P S M P S M P S M P S M P S M P S M
1.
PO
Paracetamol 3 x 500
√ √ √ √ √
2. New Diatab 3 x 2 tab
3. Domperidon 3 x 10 mg
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. KSR 3 x 2
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Lansoprazole 3 x CI
√ √ √
6
IV
Ciprofloxacin 2 x 200 mg
√ √ √ √ √ √ √ √ √
7 OMZ 1 x 40 mg
8. Metronidazol 3 x 500 mg
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
TERAPI SAAT INI (2)
24. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
Anamnesa Kesesuaian Data
Laboratorium
Diagnosis Kesimpulan
Pasien mengeluh diare ±7
SMRS 3-5 kali/hari, cair
dan berlendir.
±1 hari SMRS pada saat
BAB disertai gumpalan
darah seperti hati
Pada feses
ditemukan
amoeba
Disentri Amoeba Diagnosis Tepat
Evaluasi Ketepatan DiagnosisEvaluasi Ketepatan Diagnosis
25. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
• Menurut hasil pemeriksaan laboratorium terjadinya
penurunan pada Hemoglobin, Hematokrit, Eritrosit,
dan MCV serta peningkatan MCHC dan RDW
menunjukkan bahwa pasien juga mengalami Anemia
mikrositik.
• Menurut hasil pemeriksaan laboratorium juga
ditemukan bahwa terjadi peningkatan trombosit
sekunder yang menandai terjadinya infeksi akut.
• Selain itu, pasien juga mengalami hipokalemia
karena terjadinya penurunan kadar kalium dalam
darah.
26. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
B. Evaluasi Ketepatan Penggunaan Obat
Pemilihan Obat
Obat Indikasi Kesimpulan
Paracetamol Antipiretik Tidak Tepat
New Diatab Antidiare Tepat
Domperidon Antiemetik Tepat
KSR Hipokalemia Tepat
Lansoprazol Antiulcer Tepat
Ciprofloxacin
injeksi
Mengatasi nyeri perut Tidak Tepat
OMZ Antiulcer Tepat
Metronidazol Antibiotik Tepat
27. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
Dosis
Obat Dosis R/ Dosis Lazim Keterangan
Paracetamol 3 x 500 mg 1 hari : 500-1000 mg setiap
4-6 jam
DR = DL
New Diatab 3 x 1200 mg 1 kali : 1,2 – 1,5 g
1 hari : maksimal 9000 mg
DR = DL
Domperidon 3 x10 mg 1 kali : 10-20 mg
1 hari: 30-60 mg
DR = DL
KSR 3 x1200 mg 2 – 4 g (kira-kira 25 – 50
mmol) tiap hari
DR = DL
Lansoprazol 3 x 30 mg 1 kali sehari 15-30 mg DR = DL
Ciprofloxacin 2 x 200 mg 1 kali = 200-400 mg
1 hari = 400-800 mg
DR = DL
OMZ 1 x 40 mg 1 kali sehari 40 mg DR = DL
Metronidazol 3 x 500 mg 1 kali = 400-800 mg
1 hari = 1200-2400 mg
DR = DL
28. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
Lama terapi
Lama terapi obat yang diberikan sudah tepat. Namun, penggunaan antibiotik
ciprofloxacin sebagai antibiotik empirik sebaiknya tidak lebih dari 72 jam
Efek samping dan pengobatannya
Tidak ada efek samping yang dilaporkan selama pasien dirawat.
Metronidazole → dapat menimbulkan gangguan darah
KSR → meyebabkan mual, muntah, nyeri abdomen, diare, namun hal ini
dapat diatasi dengan obat-obat yang telah dikonsumsi pasien.
Kombinasi terapi dan interaksi obat
Sebagian besar obat – obat yang diberikan tidak ada interaksi antara masing-
masing obat
Rasionalitas biaya pengobatan
Biaya pengobatan yang dikeluarkan oleh Pasien sudah rasional, obat-obat yang
diresepkan juga cenderung merupakan obat-obat generik yang relatif lebih
murah. Pasien juga merupakan pasien Kartu Jakarta Sehat (KJS).
29. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
Rekomendasi Terapi
• Penggunaan antibiotik ciprofloxacin sebaiknya
dihentikan, cukup diberikan selama 48-72 jam
sebagai antibiotik empirik karena disentri disebabkan
oleh amoeba. Kemudian cukup dilanjutkan dengan
pemberian metronidazole.
• Parasetamol sebaiknya tidak diberikan karena tidak
ada indikasi.
• Sebaiknya diberikan terapi tambahan untuk
mengatasi gejala anemia yang diderita pasien
dengan memberikan sangobion 2 kali sehari.
30. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
KESIMPULAN
• Hasil evaluasi ketepatan diagnosis berdasarkan data klinis pasien
Gastroenteritis terhadap 6 pasien secara umum sudah tepat.
• Hasil evaluasi ketepatan penggunaan obat terhadap 6 pasien
gastroenteritis menunjukan bahwa masih terdapat beberapa
masalah terkait obat (Drug Related Problem) seperti ada indikasi
tanpa obat, ada obat yang tidak sesuai indikasi, dosis terlalu kecil,
pemilihan obat yang kurang tepat.
• Secara umum gambaran pengobatan terhadap 6 pasien
gastroenteritis yang dirawat di rumah sakit mendapatkan
pengobatan gejala, pemberian cairan dan pengobatan kausal
gastroenteritis. Namun untuk pengobatan kausal masih dilakukan
secara empiris.
31. GREEN FIEND
GREENFIEND1234 Sample Street, Anytown, St. 12345
SARAN
• Sebaiknya pemberian obat kepada pasien
diperhatikan berdasarkan indikasi, kondisi
kesadaran, usia, dan kemampuan pasien baik
dari bentuk sediaan, dosis, maupun regimen
obat.
• Penggunaan antibiotik sebaiknya diberikan
setelah dilakukannya uji kultur sehingga
penggunaan antibiotik dapat diberikan
dengan tepat dan rasional.