Tugas kelompok 2 tatap muka 8 sistem informasi manajemen.Apriani Suci
keamanan informasi adalah upaya untuk mengamankan aset informasi dari segala ancaman yang
mungkin terjadi untuk mengurangi resiko negatif yang diterima. Semakin banyak informasi yang
disimpan di sebuah organisasi maka semakin banyak juga juga resiko yang akan terjadi seperti kerusakan,
kehilangan atau juga informasi yang bersifat pribadi bisa tersebar ke pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) adalah suatu bentuk susunan proses yang dibuat
berdasarkan pendekatan resiko bisnis untuk merencanakan (Plan), mengimplementasikan dan
mengoperasikan (Do), memonitoring dan meninjau (Check), serta memelihara dan meningkatkan atau
mengembangkan (Act) terhadap keamanan informasi perusahaan. Keamanan informasi ditujukan menjaga
aspek kerahasian (Confidential), keutuhan (Integrity), dan ketersediaan (Availibity) dari informasi. Dalam
menerapkan keamanan informasi aspek SMKI dan teknologi keamanan informasi tidak dapat dipisahkan.
Artinya sebaiknya suatu organisasi tidak hanya menerapkan teknologi keamanan informasi saja tanpa
menerapkan SMKI.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berusaha meningkatkan sistem keamanan jaringan
yang mereka operasikan. Telkom membangun pusat operasi keamanan cyber atau CSOC (Cyber Security
Operation Center). Telkom mengklaim sistem keamanan ini bekerja tanpa henti selama 24 jam penuh.
Organisasi ini secara definitif kami dedikasikan untuk menjaga keamanan jaringan Telkom Group.
Tugas kelompok 3 tatap muka 3 sistem informasi manajemen-convertedApriani Suci
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan bidang ilmu yang semakin berkembang dimana setiap perusahaan dituntut untuk dapat menaikan kualitas dan juga bersaing di pasar ekonomi saat ini. Permasalahan Implementasi Sistem Informasi Manajemen selalu menjadi kendala dan hambatan dalam pengembangan disetiap organisasi. Indentifikasi masalah yang ada dapat menjadi perbaikan dalam pengembangan Implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM).
Tugas kelompok 2 tatap muka 5 sistem informasi manajemenApriani Suci
Perkembangan infrastruktur pada telekomunikasi di era globalisasi ini telah mengalami peningkatan yang
sangat signifikan. Infrastruktur Teknologi Informasi adalah sumber daya teknologi yang digunakan
bersama yang menjadi platform bagi aplikasi sistem informasi tertentu di dalam perusahaan.
Infrastrukturteknologi informasi mencakup perangkat keras, perangkat lunak dan layanan yang digunakan
bersama di dalam perusahaan. Perkembangan infrastruktur sangat erat hubungannya dengan
perkembangan teknologi. Teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia sering mengakibatkan tidak berfungsinya sistem
infrastruktur TI PT. Telkom Indonesia sehingga pelanggan tidak bisa menggunakan layanan dari
Telkom.Sitem Infrastruktur TI merupakan aset penting maka harus dikelola secara efektif untuk
memaksimalkan efektivitas penggunaannya dan agar risiko terkait dari teknologi yang diimplementasikan
dapat dimitigasi.manajemen risiko dapat memberikan pertimbangan secara terstruktur dengan
memperhatikan segala bentuk ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang harus
diambil guna menangani berbagai risiko tersebut. Paper ini menyajikan sebuah studi kasus tentang
permasalahan terkait TI yang terjadi pada perusahaandi sektorindustrilayanan telekomunikasi, analisis
dilakukan dengan menggunakan framework ISO 31000:2009. Framework ini mempertimbangkanrisiko
TI sebagai bagianintegral darikerangkarisiko perusahaan.
Tugas kelompok 2 tatap muka 6 sistem informasi manajemenApriani Suci
Sistem informasi manajemen atau SIM adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian
internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh
akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu
strategi bisnis. Definisi manajemen mistem database (DBMS) Database Langguage Komponen dalam
lingkungan DBMS Model Data Kerugian dan Keuntungan DBMS Siklus hidup aplikasi basis data.
Sistem Informasi Menejemen didefinisikan melalui informasi mengenaikpnsep dan aspek
pendukung lainnya, yang diperlikan untuk membangun SistemInformasi Menejemen Perusahaan. Artikel
ini ditutup melalui kesimpulan sertasaran bagi pihak PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Untuk
lebihmengimplementasikan Sistem Informasi Menejemen agar lebih baik kedepannya.
Si pi, adi nurpermana, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan strategi, ...Adi Permana
Secara umum, menurut Turban (2005:3) teknologi informasi adalah kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, serta manajemen yang menjalankannya, meliputi infrastruktur TI dan semua sistem informasi lainnya dalam perusahaan.
Beberapa peranan teknologi informasi, menurut Abdul Kadir, antara lain:
1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.
2. Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses.
3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.
Cara terbaik untuk menganalisis dampak teknologi informasi pada organisasi adalah dengan model kekuatan kompetitif. Organisasi menggunakan model Porter untuk menggembangkan strategi untuk menciptakan organisasi yang lebih kompetitif. Disini dapat kita lihat dampak positif yang ditimbulkan teknologi informasi pada organisasi.
Sim,yasni lavinia susanti,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,sistem informasi manag...Yasni Lavinia
SIM,Yasni Lavinia Susanti,Prof.dr.ir.Hapzi Ali,mm,cma ,Sistem Informasi Management, IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN PADA AKTIVITAS BISNIS Universitas Mercu Buana,2017
Cobit 5 untuk manajemen teknologi informasi dan proses bisnisAgreindra Helmiawan
Implementation of information technology in the company is needed to support the process and business activities. The information technology used requires good management and refers to the management that supports the continuity of activities so that the company's stakeholders can plan the future and development of the company without having to be charged the process and activities of the company at this time. Information technology governance is the structure of relationships and processes for directing and controlling the organization to achieve its goals by adding value when balancing risk compared to technology and its processes. In this study provide steps in evaluating to get the value of maturity and process it to get any sector that experienced an ideal value shortage and provide recommendations based on the weaknesses found in business processes on the run. The author uses descriptive method and quantitative data, where this descriptive method produces research with the presentation in the form of description and description of problems related to the question of the variable. While the quantitative data used to measure a characteristic of the variable. The research process is done by measuring the maturity level in the process of information technology running on the company with APO, DSS and MEA COBIT 5 domains, with the management of information technology on the basis of COBIT 5 is expected to produce an efficient and effective management and support the achievement of vision, mission and objectives Company.
Tugas kelompok 2 tatap muka 8 sistem informasi manajemen.Apriani Suci
keamanan informasi adalah upaya untuk mengamankan aset informasi dari segala ancaman yang
mungkin terjadi untuk mengurangi resiko negatif yang diterima. Semakin banyak informasi yang
disimpan di sebuah organisasi maka semakin banyak juga juga resiko yang akan terjadi seperti kerusakan,
kehilangan atau juga informasi yang bersifat pribadi bisa tersebar ke pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) adalah suatu bentuk susunan proses yang dibuat
berdasarkan pendekatan resiko bisnis untuk merencanakan (Plan), mengimplementasikan dan
mengoperasikan (Do), memonitoring dan meninjau (Check), serta memelihara dan meningkatkan atau
mengembangkan (Act) terhadap keamanan informasi perusahaan. Keamanan informasi ditujukan menjaga
aspek kerahasian (Confidential), keutuhan (Integrity), dan ketersediaan (Availibity) dari informasi. Dalam
menerapkan keamanan informasi aspek SMKI dan teknologi keamanan informasi tidak dapat dipisahkan.
Artinya sebaiknya suatu organisasi tidak hanya menerapkan teknologi keamanan informasi saja tanpa
menerapkan SMKI.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berusaha meningkatkan sistem keamanan jaringan
yang mereka operasikan. Telkom membangun pusat operasi keamanan cyber atau CSOC (Cyber Security
Operation Center). Telkom mengklaim sistem keamanan ini bekerja tanpa henti selama 24 jam penuh.
Organisasi ini secara definitif kami dedikasikan untuk menjaga keamanan jaringan Telkom Group.
Tugas kelompok 3 tatap muka 3 sistem informasi manajemen-convertedApriani Suci
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan bidang ilmu yang semakin berkembang dimana setiap perusahaan dituntut untuk dapat menaikan kualitas dan juga bersaing di pasar ekonomi saat ini. Permasalahan Implementasi Sistem Informasi Manajemen selalu menjadi kendala dan hambatan dalam pengembangan disetiap organisasi. Indentifikasi masalah yang ada dapat menjadi perbaikan dalam pengembangan Implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM).
Tugas kelompok 2 tatap muka 5 sistem informasi manajemenApriani Suci
Perkembangan infrastruktur pada telekomunikasi di era globalisasi ini telah mengalami peningkatan yang
sangat signifikan. Infrastruktur Teknologi Informasi adalah sumber daya teknologi yang digunakan
bersama yang menjadi platform bagi aplikasi sistem informasi tertentu di dalam perusahaan.
Infrastrukturteknologi informasi mencakup perangkat keras, perangkat lunak dan layanan yang digunakan
bersama di dalam perusahaan. Perkembangan infrastruktur sangat erat hubungannya dengan
perkembangan teknologi. Teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia sering mengakibatkan tidak berfungsinya sistem
infrastruktur TI PT. Telkom Indonesia sehingga pelanggan tidak bisa menggunakan layanan dari
Telkom.Sitem Infrastruktur TI merupakan aset penting maka harus dikelola secara efektif untuk
memaksimalkan efektivitas penggunaannya dan agar risiko terkait dari teknologi yang diimplementasikan
dapat dimitigasi.manajemen risiko dapat memberikan pertimbangan secara terstruktur dengan
memperhatikan segala bentuk ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang harus
diambil guna menangani berbagai risiko tersebut. Paper ini menyajikan sebuah studi kasus tentang
permasalahan terkait TI yang terjadi pada perusahaandi sektorindustrilayanan telekomunikasi, analisis
dilakukan dengan menggunakan framework ISO 31000:2009. Framework ini mempertimbangkanrisiko
TI sebagai bagianintegral darikerangkarisiko perusahaan.
Tugas kelompok 2 tatap muka 6 sistem informasi manajemenApriani Suci
Sistem informasi manajemen atau SIM adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian
internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh
akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu
strategi bisnis. Definisi manajemen mistem database (DBMS) Database Langguage Komponen dalam
lingkungan DBMS Model Data Kerugian dan Keuntungan DBMS Siklus hidup aplikasi basis data.
Sistem Informasi Menejemen didefinisikan melalui informasi mengenaikpnsep dan aspek
pendukung lainnya, yang diperlikan untuk membangun SistemInformasi Menejemen Perusahaan. Artikel
ini ditutup melalui kesimpulan sertasaran bagi pihak PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Untuk
lebihmengimplementasikan Sistem Informasi Menejemen agar lebih baik kedepannya.
Si pi, adi nurpermana, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan strategi, ...Adi Permana
Secara umum, menurut Turban (2005:3) teknologi informasi adalah kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, serta manajemen yang menjalankannya, meliputi infrastruktur TI dan semua sistem informasi lainnya dalam perusahaan.
Beberapa peranan teknologi informasi, menurut Abdul Kadir, antara lain:
1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.
2. Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses.
3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.
Cara terbaik untuk menganalisis dampak teknologi informasi pada organisasi adalah dengan model kekuatan kompetitif. Organisasi menggunakan model Porter untuk menggembangkan strategi untuk menciptakan organisasi yang lebih kompetitif. Disini dapat kita lihat dampak positif yang ditimbulkan teknologi informasi pada organisasi.
Sim,yasni lavinia susanti,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,sistem informasi manag...Yasni Lavinia
SIM,Yasni Lavinia Susanti,Prof.dr.ir.Hapzi Ali,mm,cma ,Sistem Informasi Management, IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN PADA AKTIVITAS BISNIS Universitas Mercu Buana,2017
Cobit 5 untuk manajemen teknologi informasi dan proses bisnisAgreindra Helmiawan
Implementation of information technology in the company is needed to support the process and business activities. The information technology used requires good management and refers to the management that supports the continuity of activities so that the company's stakeholders can plan the future and development of the company without having to be charged the process and activities of the company at this time. Information technology governance is the structure of relationships and processes for directing and controlling the organization to achieve its goals by adding value when balancing risk compared to technology and its processes. In this study provide steps in evaluating to get the value of maturity and process it to get any sector that experienced an ideal value shortage and provide recommendations based on the weaknesses found in business processes on the run. The author uses descriptive method and quantitative data, where this descriptive method produces research with the presentation in the form of description and description of problems related to the question of the variable. While the quantitative data used to measure a characteristic of the variable. The research process is done by measuring the maturity level in the process of information technology running on the company with APO, DSS and MEA COBIT 5 domains, with the management of information technology on the basis of COBIT 5 is expected to produce an efficient and effective management and support the achievement of vision, mission and objectives Company.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra, informasi dalam praktik, 2018.
1. SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN
Nama : Widya Ayunda Putri
NIM : 43217110256
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Informasi adalah fakta, kejadian, statistik atau bentuk data lainnya yang dapat
dipahami dan mempunyai arti, bernilai atau bermanfaat bagi seseorang untuk
keperluan/pekerjaan tertentu. Data pada umumnya harus diolah terlebih dahulu sehingga
menjadi informasi yang dapat dipahami dan bermanfaat atau lebih bermanfaat.[i] Dari
pengertian soal informasi diatas, maka Sistem Informasi dirumuskan sebagai tatanan yang
terorganisasi dalam pengaturan sumber daya yang ada yang meliputi pengumpulan data lalu
mengolahnya sehingga bisa dengan mudah untuk dikonsumsi dan lebih mudah dalam hal
penyebarannya. Lebih jauh yang meliputi sumber daya meliputi: manusia, hardware,
software, data dan jaringan yang terdapat di dalamnya (O’Brien, 2005).
Sedangkan, Sistem Informasi Manajemen (SIM) memiliki arti sebagai bagian dari
pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi,
dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya
produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan
sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang
diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya
digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian
dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem
pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
PENERAPAN SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS
Sistem informasi ialah suatu sistem yang saling berinteraksi dengan lingkungan dan
melalui rantai siklus yang disebut siklus sistem informasi. Siklus tersebut terdiri dari input,
process, dan output (IPO). Siklus IPO menggambarkan bagaimana sistem memperoleh input
dari luar dan kemudian diproses sehingga menghasilkan suatu output. Output yang dihasilkan
akan dikembalikan sebagai information service. Ada tiga bagian utama dari sistem informasi:
o Data yang mendukung informasi
o Prosedur bagaimana mengoperasikan sistem informasi
o Orang yang membuat produk, memecahkan masalah, membuat keputusan dan
menggunakan sistem informasi
PERMASALAHAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI
Penerapan atau implementasi teknologi informasi yang sesuai di suatu perusahaan bukanlah
suatu hal yang mudah. Faktor yang harus diperhitungkan agar penerapannya mempunyai nilai
3. lebih adalah: manajemen perusahaan, budaya perusahaan, biaya pengadaan perangkat keras
maupaun lunak, operator, perawatan dan masyarakat bila dilibatkan sebagai end user. Dengan
adanya komputer untuk membantu teknologi informasi, berbagai organisasi telah
mangalokasikan dana yang cukup besar untuk sistem informasi.
Keberhasilan penerapan sistem teknologi informasi tidak semestinya diukur hanya melalui
efisiensi dalam hal menimalkan biaya, waktu, dan penggunaan sumber daya informasi.
Keberhasilan juga harus diukur dari efektifitas teknologi informasi dalam mendukung strategi
bisnis organisasi , memungkinkan proses bisnisnya, meningkatkan struktur organisasi dan
budaya, serta meningkatkan nilai pelanggan dan bisnis perusahaan. Tantangan utama para
manajer bisnis dan praktisi bisnis adalah mengembangkan solusi sistem informasi yang
mampu mengatasi masalah bisnis.
Meskipun suatu organisasi telah menerapkan sistem informasi untuk menunjang aktifitas
bisnisnya, namun penerapan tersebut bisa berhasil ataupun tidak. Seringkali penerapan sistem
informasi, terutama yang berbasis IT mengalami kegagalan karena permasalahan teknis
maupun non-teknis. Secara umum, ada 3 isu pokok / hal yang paling mendasar dalam
permasalahn kegagalan dan kesuksesan dalam pengembangan teknologi informasi di suatu
perusahaan, yakni :
1. Tenaga, waktu dan nilai investasi yang sudah ditanamkan perusahan-perusahaan untuk
membangun sistem TI sangat besar namun dalam penerapannya selalu low utilization atau
idle.
2. Penerapan TI yang tepat didunia bisnis akan membawa manfaat yang signifikan.
Terdapat Empat fase yang harus dilalui perusahaan dalam pengelolaan manfaat TI :
Tahap Visi, pada tahap ini perusahaan harus melihat kembali tujuan implementasi TI.
Untuk itu perusahaan dituntut membentuk arsitektur TI dan arsitektur bisnis agar
keduanya dapat berjalan menuju sasaran yang sama yaitu untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Masa Investasi, pada fase ini perusahaan dituntut mampu memisahkan account TI
dengan account lainnya.
Pengolahan, selain memonitor implementasi dan memperbaiki implementasi TI yang
belum berjalan dengan baik dan sesuai dengan sasaran, perusahaan juga harus
membuat program change management untuk mempersiapkan SDM dari sisi
4. persepsi, pengetahuan maupun keahlian lewat program pelatihan, komunikasi
maupun team building.
Saat memanen semua tahap yang telah dilalui, yang diperkirakan dapat terjadi antara
dua hingga tiga tahun.
Mulai menurunnya nilai investasi di bidang TI karena rendahnya pemahaman TI
dikalangan pemimpin perusahaan, keterbatasan pendanaan, langkanya tenaga TI yang
berpengalaman dan terampil, lemahnya infrastruktur komunikasi, dan masih murahnya
tenaga kerja manual, Marginal cost cenderung meningkat sementara marginal revenue tetap
(flat).
Ada beberapa faktor penting yang secara langsung mempengaruhi keberhasilan dan
kegagalan proyek sistem informasi. Menurut Rosemary Cassafo dalam O’Brien (1999),
kegagalan penerapan sistem informasi disebabkan karena beberapa hal berikut :
1. Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen
2. Tidak memiliki perencanaan memadai mengenai tahapan dan arahan yang harus
dilakukan
3. Inkompetensi secara teknologi
4. Strategi dan tujuan tidak jelas ketika akan menerapkan sistem informasi
5. Tidak jelasnya kebutuhan terhadap sistem
Sementara itu, ada tujuh faktor penentu kesuksesan dalam memformulasikan suatu strategi TI
yang paling efektif, yaitu :
1. Scale dan Scope
2. Necessity dan Speed
3. Principles dan Increments
4. Update dan Review
5. Fit dan Timing
6. Resources dan Skill
7. Support dan Consensus
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan implementasi TI hampir
umum bagi semua perusahaan. Namun prioritas dan pentingnya faktor mungkin berbeda dari
perusahaan ke perusahaan yang lain berdasarkan budaya mereka, wilayah, struktur
organisasi, lingkungan dan bisnis utama yang mereka hadapi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan sistem informasi dapat dikategorikan menjadi 5
faktor utama, yaitu :
A. Faktor-Faktor Lingkungan
Globalisasi
Lingkungan dinamis
Kompetisi
B. Faktor Struktur Organisasi Internal
Keselarasan strategis antara struktur dan infrastruktur organisasi dengan struktur dan
infrastruktur sistem informasi
Partisipasi pengguna dalam proyek sistem informasi
Pencocokan kemampuan TI untuk kebutuhan dan tujuan organisasi
Konteks struktur organisasi
Keterampilan teknis dan manajerial yang mencukupi
C. Faktor Struktur Tim Proyek
Umpan balik pemimpin proyek untuk tim
Pengalaman pemimpin proyek
Pemantauan dan pengendalian proyek
Pelatihan yang memadai untuk anggota tim
Peer review atas kemajuan proyek
Pengalaman anggota tim
Komitmen anggota tim
Kontrol diri anggota tim
D. Teknologi yang Sesuai dan Metodologi Proyek
Tujuan yang jelas
Rencana proyek yang detail
Lingkup proyek yang tepat
Memanfaatkan metodologi yang efektif
Penggunaan teknologi yang tepat
Implementasi sistem yang efektif
6. E. Dukungan Pasca Proyek
Pelatihan pengguna
Dukungan software
Pelatihan staf TI
Bantuan tepat waktu pada pengguna
Ada hubungan yang erat antara faktor lingkungan dan tingkat keberhasilan dan
kegagalan TI dalam perusahaan karena lingkungan eksternal sering mendorong atau
memaksa perusahaan untuk memanfaatkan aplikasi sistem informasi strategis untuk bertahan
hidup. Dinamika lingkungan merupakan faktor efektif karena ketidakpastian lingkungan
mempengaruhi aplikasi sistem informasi perusahaan. Dalam lingkungan perusahaan yang
stabil dan sederhana umumnya membaca dengan teliti strategi defensif berdasarkan efisiensi
tinggi dan efektivitas biaya. Namun dalam lingkungan yang tidak pasti suatu perusahaan
harus memiliki aplikasi strategis tingkat tinggi agar sistem informasi sukses karena aplikasi
sistem informasi strategis adalah salah satu yang memiliki efek yang besar terhadap
keberhasilan perusahaan dengan mempengaruhi atau membentuk strategi perusahaan atau
memainkan peran langsung dalam pelaksanaan strategi perusahaan.
Jika perusahaan adalah perusahaan global, maka harus menyesuaikan proyek sistem
informasi aslinya dengan anak perusahaan agar sesuai kondisi anak perusahaan. Jika
perusahaan tidak mampu mencapai sesuai dengan kebutuhan spesifik, proyek sistem
informasi mungkin gagal dengan probabilitas tinggi. Perusahaan menerapkan proyek sistem
informasi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif melalui diferensiasi, inovasi
pengurangan biaya, dan pertumbuhan. Dalam lingkungan yang sangat kompetitif jika
perusahaan tidak mampu untuk mengembangkan dan menerapkan proyek sistem informasi
yang akan membuat mereka mendapatkan keuntungan kompetitif, perusahaan tidak dapat
mencapai kesuksesan proyek sistem informasi.
Struktur organisasi internal juga mempengaruhi kesuksesan proyek sistem informasi.
Harus terdapat keselarasan antara struktur dan infratruktur perusahaan dengan struktur dan
infrastruktur sistem informasi. Kesesuaian infrastruktur perusahaan dengan infrastruktur
sistem informasi adalah tonggak penting dalam menerapkan proyek SI sebaliknya proyek
akan gagal secara dramatis. Kemampuan TI dalam perusahaan harus sesuai dengan tujuan
dan kebutuhan perusahaan. Jika proyek sistem informasi berada dibawah kebutuhan
7. perusahaan akan menjadi tidak berguna karena tidak mampu memenuhi kebutuhan
perusahaan. Sebaliknya, jika proyek sistem informasi berada diatas kebutuhan perusahaan
maka proyek hanya akan mengorbankan waktu dan uang.
Konteks struktural organisasi perusahaan juga dapat mempengaruhi kesuksesan proyek
sistem informasi karena organisasi dengan hirarki tradisional berada dalam kesulitan besar
karena perusahaan lama tidak memadai untuk memproyeksikan secara rinci. Namun, faktor-
faktor ini dapat efektif jika anggota tim memiliki komitmen yang kuat untuk proyek yang
juga membuat mereka memiliki kemampuan kontrol diri. Dengan kemampuan ini anggota
tim dapat memberikan kontribusi yang efektif untuk proyek yang dapat meningkatkan
kemungkinan keberhasilan proyek sistem informasi. Tanpa komitmen tertentu, anggota tim
tidak bisa bekerja dengan keyakinan keberhasilan yang secara langsung dapat membawa
proyek pada kegagalan tertentu.
Keberhasilan proyek dengan teknologi dan metodologi yang dipilih untuk
mengembangkan dan melaksanakan proyek TI yang dibutuhkan memiliki keterkaitan yang
kuat. Asumsinya jika perusahaan gagal untuk memilih teknologi dan metodologi yang tepat
sangat mungkin bagi entitas bisnis yang bersangkutan mengalami kegagalan pada akhir
proyek. Sedangkan untuk mendapatkan keberhasilan perusahaan harus mulai berpikir tentang
proyek dengan mendefinisikan tujuan secara jelas yang juga dapat membantu mereka untuk
menentukan ruang lingkup proyek yang tepat.
Dengan tujuan (goal) dan lingkup proyek yang didefinisikan dengan baik, mereka dapat
memilih teknologi dan metodologi yang tepat yang disertai dengan tujuan dan ruang lingkup.
Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan pelaksanaan proyek TI. Namun jika
faktor-faktor ini tidak dilengkapi dengan rencana proyek yang rinci, keberhasilan tidak dapat
diperoleh. Setelah memilih metodologi yang tepat, jika perusahaan berhasil menerapkan
proyek TI yang dipilih dapat mencapai tingkat kesuksesan yang diinginkan.
Penerapan metodologi yang dipilih mungkin berhubungan dengan kemampuan
manajerial dan teknis perusahaan serta kemampuan umum dari tim proyek. Agar memperoleh
kesuksesan, perusahaan harus memilih metodologi yang sesuai dengan ruang lingkup dan
kemampuan umum. Metodologi yang hebat dapat membawa mereka pada kegagalan tertentu
jika mereka tidak bisa menerapkannya. Selama pelaksanaan dan setelah pelaksanaan,
8. perusahaan harus menggunakan teknologi yang tepat guna sesuai yang dibutuhkan oleh
sistem mereka. Hal ini dapat dicapai dengan memilih teknologi yang fleksibel yang dapat
disesuaikan sesuai dengan perubahan kebutuhan perusahaan atau kebutuhan bagian yang
berbeda dari perusahaan.
Siklus hidup proyek sistem informasi tidak berakhir pada tahap implementasi. Setelah
menerapkan sistem informasi proyek pada perusahaan, dukungan dan pelatihan proyek
adalah tahap berikutnya. Pelatihan pengguna adalah masalah penting karena jika pengguna
tidak terlatih dengan baik dan memahami peluang proyek sistem informasi, mereka akan
menolak ke sistem baru dan menolak untuk menggunakannya. Jadi sistem baru tidak akan
digunakan dan dianggap sebagai proyek gagal. Bantuan tepat waktu bagi pengguna harus
didukung oleh anggota proyek sistem informasi sampai pengguna terbiasa untuk
menggunakan sistem.
Pada dasarmya proyek sistem informasi perlu diperbarui secara berkala sesuai dengan
perubahan teknologi dan kebutuhan pengguna. Kesalahan setelah pelaksanaan proyek yang
tidak terlihat dalam tahap uji coba dapat dikoreksi dengan membuat pembaruan yang
diperlukan.
Dampak Positif Dan Negatif Dari Sistem Informasi
Dampak Positif
Pesatnya perkembangan media digital secara nyata akan membawa suatu pola pikir,
sikap dan tindakan / prilaku bagi setiap individu. Dalam wacana praktis, perubahan tersebut
paling tidak akan membawa individu ke dalam pola hidup yang menurutnya efektif dan
efesien. Alasan dasar inilah bagi para kaum kosmopolitan bahwa perkembangan media digital
merupakan media pencerah peradaban yang lebih maju. Yang jelas pada aras ini,
perkembangan media digital akan membawa dampak positivisme sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidupnya. Seperti yang dikutip oleh Zulkarimien Nasution Dalam
bukunya Teknologi Komunikasi Dalam Perspektif, suatu lokakarya kebijakan komunikasi
yang bertema “The power of the individual in the information age” di Aspen
Istitute, Colorado, Amerika, dimana media digital sebagai sebuah aset terutama dalam hal
revolusi teknologi komunikasi dan informasi, maka ada kecendrungan membawa harapan-
harapan berupa:
9. a) Kebebasan dan kompetensi individual akan ditingkatkan:
Kemajuan dalam pengolahan informasi dapat memperluas daya bakat dan kemampuan
manusia (human talent). Seyogiyannya beasiswa atau programlainya digunakan untuk “
mendorong kecapatan adaptasi” untuk membujuk masyarakat dari lapangan yang berbeda
agar belajar begaimana menggunakan dan memetik manfaat dari teknologi infomasi.
Sistem-sistem yang baru akan menjamin kenyamanan pribadi yang lebih besar pada
individu, suatu rumah yang lebih aman, dan bahkan” kesepian yang lebih bekurang.”
Masyarakat akan menulis lebih baik dan lebih cepat dan menyimpan dan berhubungan
dengan ide sacara lebih baik, terima kasih kepada pengolah kata (word-processors).
Individu akan menikmati bukan sekedar effisiensi yang lebih tinggi dalam melakukan
tugas harian, tapi interaksi yang lebih besar dengan orang dan kepentingan yang lain, jadi
merangsang kreatifitas dan partisipasi pribadi. Pendidikan dapat dibuat lebih demokratis:
metoda mengajar dengan menggunakan computer akan bersifat responsive kepada
individu, kepada kebutuhan dan gaya belajar siswa tertentu. Karakteristik sebagian besar
dari penanganan informasi saat ini yang membosankan akan dapat disembuhkan,
membebaskan untuk menggunakan waktu pada kreatifitas yang tinggi.
b) Kemajuan yang berikutnya akan memperkokoh ekonomi:
Teknologi yang lebih efesien akan membantu pekerjaan informasi lebih produktif.
Teknologi dapat menjadi subsitusi yang bersih dan energy-lean bagi proses-proses lain
yang menimbulkan polusi dan menghabiskan sumber daya enerji. Informasi pasar lebih
mudah diperoleh, menghasilkan transaksi yang lebih efesien dan langkah yang lebih
persis untuk memperbaiki kegagalan. Penyampaian jasa akan menjadi lebih murah, sebab
sistem baru memperluas “kehadiran” penyedia jasa dan membantu dalam
membangkitakan pasar. Dengan berkurangya ketidakpastian, penyesuaian perniagaan dan
pemerintah kepada kondisi yang baru akan bertambah cepat dan lebih efektif.
c) Tawaran dari media akan menyajikan suatu rentang minat dan selara yang luas
Berkembangnya biaknya saluran media ke rumah. Sistem-sistem baru seperti videoteks
akan memudahkan biaya dan keikutsertaan dalam kompetisi media dan jasa informasi
baru, membuat bertambah mendekatnya masa dimana “ setiap orang merupakan penerbit
sendiri.” Konvergensi dari teknologi akan menuju suatu fleksibilitas modes komunikasi
yang lebih besar, seperti telah dicontohkan oleh mulainya suratkabar ke dalam bentuk
penyampaian digital yang berbentuk khusus.
d) Ikatan Komunitas akan bertambah luas dan kokoh:
10. Media interaktif akan memperluas respon terhadap kebutuhan manusia. Computer akan
membuat sistem informasi yang saat sekarang masih incompatible menjadi compatible.
Dampak Negatif
Bagi cara pandang kaum fundamental akan sangat berbeda dengan kaum kosmopolitan.
Mereka menganggap pesatnya pekembangan media digital sebagai salah satu faktor yang
dapat mengaakibatkan perbenturan budaya. Dalam pandangan Mark Slouka, ini seperti
sebuah paradoks. Di satu pihak, media digital dapat membuka cakrawala dunia yang sangat
menjanjikan yang kaya warna, kaya nuansa, kaya citra, namun disisi lain ini akan menjadi
sebuah dunia yang seakan-akan tanpa kendali. Karenanya menurut hemat saya, dampak
pesatnya media digital paling tidak akan membawa beberapa dampak perubahan negatif
seperti:
Membudayanya budaya massa dalam suatu komunitas masyarakat, dimana pola kehidupan
yang dinamis ditimbulkan karena adanya keinginan dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Rasa sosial terhadap lingkungan sekitar menjadi acuh.
Terjadinya polusi informasi.
Merebaknya kejahatan teknologi seperti pelanggaran hak cipta / pembajakan,
cybercrime (kejahatan maya).
Tumbuhnya sikap hedonisme dan konsumtif.
Contoh Informasi Manajemen dalam Perusahaan atau Organisasi
Piramida sistem informasi manajemen. source: 12650024-si.blogspot.co.id
11. 1. Enterprise Resource Planning | ERP
Enterprise rouserce planning (ERP) merupakan sebuah sistem terintegrasi yang
memudahkan manajemen dalam melakukan perencanaan terhadap sumber daya yang
dimiliki. Penerapan enterprise resource planning menggunakan teknologi informasi yang
berupa perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang merangkum
aktivitas perusahaan dan mengolahnya menjadi sebuah informasi.
Informasi yang dihasilkan oleh sistem ERP ini mempunyai basis data yang sama dan
akan digunakan oleh manajemen untuk menyusun perencanaan perusahaan untuk
mengelola sumber daya yang dimiliki. Mau diapakan sumber daya perusahaan seperti
sumber daya manusia, dana, material, mesin, metode dan sumber daya lain bisa
dipengaruhi oleh informasi yang dihasilkan sistem ERP ini.
Informasi hasil ERP digunakan dalam mengintegrasikan kerja antar lini perusahaan,
antar bidang kerja masing masing departemen diperusahaan. ERP menjadi jembatan yang
menghubungkan sekat-sekat yang ada pada perusahaan misalnya bagian accounting,
finance, marketing, human resource dan bagian yang lain dalam perusahaan bisa dengan
mudah melakukan komunikasi dan integrasi informasi. Terkelola dengan baik dan tidak
berjalan sendiri sendiri.
2. Transaction Processing System (TPS) Sistem Pemprosesan Transaksi
Sistem informasi TPS adalah contoh sistem informasi manajemen yang mencatat,
mengumpulkan, menyimpan dan mengolah semua data transaksi bisnis yang telah
dilakukan perusahaan. Sistem TPS bisa mengolah data transaksi dalam volume yang
besar dan bervariasi secara efisien. Sistem informasi TPS menghindari pencatatan yang
keliru (error), mencatat secara akurat dengan privasi dan keamanan data yang terjaga.
Contoh sistem informasi TPS adalah mencatat dan mengolah data transaksi bisnis seperti
laporan pembelian, penjualan, perubahaan inventori (persediaan) laporan gaji para
karyawan, dan bahkan formulir pembayaran pajak. Salah satu contoh penerapan sistem
infomrasi TPS adalah seperti aplikasi Mandiri E-FX (Mandiri Electronic Foreign
Exchange) yang dijalankan oleh Bank Mandiri.
3. Office Automation System (OAS) Sistem Otomatis
Office automation system (OAS) atau disebut juga virtual office (VO) adalah sistem
informasi yang menggabungkan beberapa peralatan teknologi informasi yang berfungsi
untuk menyimpan, mengolah dan mengirimkan data data dalam bentuk komunikasi
12. elektronik (virtual). Sistem OAS bisa menekan penggunaan kertas sehingg bisa
meningkatkan ketepatan, kecepatan dan keamanan data informasi yang ada. Pada
akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja.
Konsep OAS terdiri dari sebuah server perusahaan sebagai pusat pengendali. Para
pemakai bisa saling berkomunikasi dengan yang lain melalui server pusat tersebut. Semua
data data tersimpan dalam server untuk memudahkan akses bagi yang membutuhkan.
4. Knowledge Work System (KWS) Sistem Kerja Pengetahuan
Knowledge work system (KWS) adalah sistem informasi yang memanfaatkan
pengetahuan baru untuk digunakan oleh perusahaan. Sistem informasi KWS
memanfaatkan dan mengintegrasikan pekerja profesional seperiti insinyur, profesor,
doktor atau ilmuwan untuk bekerja dan menciptakan sesuatu yang baru yang bisa
memberikan manfaat yang besar kepada perusahaan. Sistem aplikasi KWS ini bisa
membuat para pekerja ahli bisa menyalurkan ide dan menerapkannya kedalam pekerjaan
mereka secara lebih efektif dan efisien.
5. Decision Support System (DSS) Sistem Pendukung Keputusan
Decision support system atau sistem pendukung keputusan adalah sistem informasi
yang berbasis komputer yang mengamati lingkungan perusahaan dan menjadi informasi
pendukung dalam pengambilan keputusan bisnis. Sistem informasi DSS mencari solusi
terhadap masalah yang ada dengan respon yang cepat dalam kondisi yang selalu berubah.
Sistem informasi DSS mengolah data mentah, dokumen, model bisnis dan bahkan
pengetahuan pribadi manajemen untuk mengambil keputusan dan mengatasi masalah
yang muncul. Sistem informasi DSS mengelola data terkini dalam jumlah yang besar,
mengolah data penjualan, perkiraan pendapatan dan data lainnya yang dibutuhkan.
Dengan menjalankan aplikasi sistem informasi DSS, manajemen bisa memiliki
pandangan baru terhadap masalah yang ada, menguatkan kontrol, mempercepat waktu,
menghemat biaya dan meningkatkan produktivitas serta efektivitas manajer sehingga
manajemen bisa melakukan pekerjaan lebih cepat dengan usaha yang sedikit.
13. Skema sistem informasi DSS . courtesy of : ag92110007.wordpress.com
6. Expert System (ES) and Artificial Intelligent (AI)
Expert system atau sistem pakar adalah sebuah aplikasi terkomputerisasi yang
berfungsi menyelesaikan masalah seperti yang dipikirkan oleh para pakar atau tenaga
ahli. Yang dimaksud pakar adalah seseorang yang memiliki keahlian khusus yang
mumpuni dalam memecahkan masalah yang tidak bisa dilakukan oleh orang awam.
Contoh ES adalah penjadwalan mekanik
Sedangkan Artificial Intelligent (AI) atau yang disebut juga kecerdasan buatan adalah
sistem aplikasi yang memiliki kemampuan kecerdasan seperti kemampuan manusia.
Contohnya adalah aplikasi komputer yang berusaha mencontoh cara pikiran manusia. AI
bisa menelaah data data atau informasi yang kurang lengkap dan memiliki kemampuan
untuk menjelaskan atau penalaran terhadap langkah langkah dan keputusan yang diambil
manajemen.
7. Informatic Management System (IMS) Sistem Manajemen Informasi
Informatic Management System (IMS) adalah sebuah aplikasi komputerisasi yang
menyajikan informasi yang terpadu yang mengambil informasi dari beberapa database
dan berbagai sumber. Informasi yang dihasilkan lebih detail, merangkum data informasi
yang telah terpilih dan membantu dalam analisa pengambilan keputusan.
Informasi IMS contohnya informasi tentang perhitungan harga pokok produk barang
atau jasa, informasi keuangan, informasi tentang aliran bahan dan produk, informasi
pemasaran seperti pengembangan produk dan distribusinya, dan juga informasi tentang
sumber daya manusia seperti perekrutan atau seleksi dan pelatihan SDM.
14. Sistem informasi IMS membuat laporan secara periodik (mingguan, bulanan, atau
harian) mengenai ringkasan aktivitas secara detail. IMS juga menyusun laporan tertentu
apabila ada permintaan dari seseorang atau laporan yang disusun secara mendadak yang
memerlukan tindakan segera.
8. Executive Information System (EIS) Sistem Informasi Eksekutif
Salah satu contoh sistem informasi manajemen lainnya adalah executive information
system (EIS) atau sistem informasi eksekutif. Seusia dengan namanya, sistem informasi
EIS ini dipakai oleh jajaran ekskutif atau manajemen jajaran tingkat atas dalam
perusahaan. Karena yang membutuhkan adalah manajemen tingkat atas, maka informasi
yang dihasilkan oleh sistem informasi EIS ini bersifat strategis yang bisa menentukan
jalannya dan keberhasilan strategi perusahaan.
Sistem informasi EIS memberikan akses yang mudah, cepat dan terkomputerisasi ke
informasi internal maupun eksternal yang berkaitan dengan faktor utama yang bisa
mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Hanya informasi yang strategis, yang penting,
bukan informasi yang terlalu teknikal.
9. Information Reporting System (IRS) Sistem Pelaporan Informasi
Sistem informasi IRS adalah sistem informasi yang memberikan laporan mengenai
produk perusahaan. Sistem informasi IRS akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja
manajer seperti contohnya kinerja penjualan produk, IRS akan memberikan laporan
analisa mengenai penjualan produk secara mingguan kepada manajer penjualan. Dan
manajer penjualan menggunakan data yang disajikan untuk mengevaluasi sejauh mana
kinerja yang bisa mereka capai.
Laporan yang disajikan sistem informasi IRS bisa berupa angka-angka, grafik
maupun tabel dan bahkan infografis. Umumnya, laporan IRS akan disajikan secara rutin
(periodik), dan berdasarkan permintaan jika dirasa diperlukan oleh manajer atau bahkan
jika terjadi situasi yang tidak diprediksi sebelumnya (pengecualian).
10. Supply Chain Management (SCM) Manajemen Rantai Pasokan
Pada perusahaan manufaktur, kegiatan utama adalah bagaimana mengelola barang
belum jadi (bahan baku) menjadi barang jadi yang siap untuk digunakan oleh konsumen.
Proses dari barang mentah hingga bisa dinikmati oleh konsumen memerlukan tahapan
yang kompleks.
15. Sistem informasi supplay Chain Management (SCM) berfungsi untuk mengatur hal
hal yang berhubungan dengan hal tersebut. Sistem informasi SCM memberikan data data
yang terintegrasi mengenai serangkaian aktiviatas yang berhubungan dengan koordinasi
masing masing divisi, jadwal, pengawasan, pemasok bahan mentah, produksi,
pengawasan persediaan hingga sampai pada pemasok, pengecer dan yang paling ujung
adalah produk bisa dinikmati oleh konsumen.
Sistem informasi SCM akan mengolah data terkait operasional produksi, logistik,
administrasi harian bahkan data data tentang pemasok bahan mentah dan list pelanggan.
Intinya, sistem infomrasi SCM mengelola data tentang kegiatan mengolah bahan mentah
menjadi produk jadi yang diterima konsumen. Informasi yang diolah oleh SCM bisa
dimanfaatkan untuk untuk mengurangi biaya biaya, baik biaya produksi, biaya logistik
distribusi, biaya bahan baku dan biaya lain yang timbul dan mempersingkat waktu hingga
barang tersebut diterima oleh konsumen.
11. Group Decision Support System (GDSS) Sistem Pendukung Keputusan Kelompok
Sistem informasi GDSS adalah aplikasi interaktif terkomputerisasi dirancang secara
khusus untuk memudahkan sekelompok orang dalam menghadapi masalah yang tidak
terstruktur. Sistem GDSS mengatur komunikasi bagi masing masing anggota kelompok
menggunakan software (perangkat lunak yang dinamakan groupware) untuk menganalisa
masalah dan keputusan secara bersama-sama.
Sistem informasi GDSS dapat meminimalkan risiko perilaku kelompok atau anggota
kelompok yang negatif, seperti miskomunikasi, pemikiran yang tersekat sekat atau
terkotak kotak antar anggota ataupun konflik antar anggota yang bisa merusak kelompok.
Aplikasi GDSS yang juga dikenal dengan nama Computer Supporterd Collaboratie
Work (CSCW) memiliki manfaat seperti:
Meningkatkan partisipasi anggota kelompok
Membuat pertemuan dan diskusi menjadi lebih efisien dan efektif
Memicu anggota kelompok mengeluarkan ide ide baru tanpa takut disalahkan atau
dikritik
Evaluasi terhadap ide yang ada bisa dilakukan secara obyektif
Dokumentasi hasil pertemuan yang tersimpan dengan baik
Ketidaksepakatan antar anggota kelompok bisa dipecahkan sesegera mungkin
Anggota baik yang tingkatannya lebih tinggi atau rendah bisa sejajar mengenai usulan
ide ide baru.
16. Dalam menyelesaikan sebuah permasalahan, seorang sistem analis fokus terlebih dahulu
pada pemahaman masalah bisnis secara menyeluruh.
Berikut adalah pendekatan yang dilakukan oleh seorang sistem analis dalam pemecahan
sebuah masalah:
a. Meneliti lebih dalam terhadap permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat diperoleh
pemahaman yang lebih menyeluruh terhadap masalah tersebut.
b. Mengecek apakah kiranya manfaat yang akan diperoleh dari pemecahan masalah tersebut
akan sebanding dengan biaya dan usaha yang akan dikeluarkan.
c. Mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan yang harus disediakan terkait dengan pemecahan
masalah tersebut.
d. Membangun serangkaian solusi-solusi, beserta alternaif-alternatifnya, yang
memungkinkan untuk memecahkan masalah.
e. Menentukan solusi mana yang terbaik dan membuat rekomendasi untuk solusi yang
dipilih tersebut.
17. f. Mendefinisikan rincian informasi dari solusi yang dipilih, baik berupa jadwal,
biaya, person-in-charge, step-by-step solusi, dan sebagainya.
g. Mengimplementasikan solusi berdasarkan rincian informasi yang telah dibuat.
h. Melakukan pemantauan untuk memastikan bahwa solusi yang dijalankan dapat
memberikan hasil yang diinginkan
Solusi-solusi yang diberikan oleh seorang system analyst tidak jarang berupa sebuah
sistem informasi yang mampu memberikan value untuk meningkatkan kinerja bisnis
perusahaan. Sistem informasi merupakan sebuah kumpulan komponen-komponen (hardware,
software,people, data, procedures, dll) yang saling terhubung di dalam mengumpulkan,
memproses, menyimpan, dan menyediakan output berupa informasi yang dibutuhkan guna
menyelesaikan sebuah tugas kerja. Sistem sendiri memiliki arti sebagai sebuah koleksi dari
komponen-komponen yang saling terhubung yang sama-sama berfungsi untuk mencapai
sebuah keluaran yang diinginkan. Sementara itu, subsystem merupakan sebuah sistem yang
merupakan bagian dari sistem yang lebih besar.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam siklus pengembangan suatu sistem informasi
untuk membangun dan mengimplementasikan sistem informasi bisnis di suatu perusahaan.
Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, dimana
masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap
awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan
pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan
penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang.
Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:
Kebutuhan stratejik organisasi
Aspek legal pendukung organisasi
Masukan kebutuhan dari penggun
Secara garis besar ada enam tahap yang biasa dijadikan sebagai batu pijakan atau model
dalam melaksanakan aktivitas pengembangan sistem informasi, yaitu: perencanaan, analisis,
desain, konstruksi, implementasi, dan pascaimplementasi.
1. Tahap Perencanaan
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
18. pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan
merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat
jaringan teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi
direncanakan secara matang, mencakup:
o Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi,
kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini
dan unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal
besarnya sumber daya yang diperlukan.
o Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan
menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal
demikian dapat dicegah sejak awal.
o Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus
berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem.
Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan
kebutuhan untuk efisiensi.
o Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas
sejak awal.
2. Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan
aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang
bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau
peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan
mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan
berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan
implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite
pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Menetapkan rencana penelitian sistem
b. Mengorganisasikan tim proyek
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi
d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
e. Menyiapkan usulan rancangan sistem
19. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang
harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi,
beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak
risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.
3. Tahap Perancangan (Desain)
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau
manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi
informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan
dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode
migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen
organisasi yang terkait, seperti: standard operating procedures (SOP), struktur
organisasi, kebijakan-kebijakan, teknik pelatihan, pendekatan SDM, dan sebagainya.
Langkah-langkah tahap rancangan sistem mencakup:
a. Menyiapkan detail rancangan sistem
b. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi/rancang banun sistem
c. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
d. Memilih konfigurasi terbaik
e. Menyiapkan usulan penerapan/aplikasi
f. Menyetujui atau menolak aplikasi sistem
4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang
sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung
pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan
dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak
melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan
waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus
diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal
ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan
20. secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem
informasi yang baru dikembangkan.
5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya
sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan
untuk implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi
sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
b. Mengumumkan rencana implementasi
c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
d. Menyiapkan database
e. Menyiapkan fasilitas fisik
f. Memberikan pelatihan dan workshop
g. Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
h. Penggunaan sistem baru
Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat
sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan,
pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem
baru yang akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan
mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di masa-masa
mendatang.
6. Tahap Pasca Implementasi
Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi
dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh
manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca
implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola.
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan
di kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain,
perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak,
merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem.
Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari
21. pihak penyusun sistem ke pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-
proses pemeliharaan sistem.
Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di
mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi
terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.
Bagaimana prototyping dapat digunakan sebagai suatu teknik yang efektif untuk
meningkatkan proses pembangunan sistem bagi end users dan bagi para spesialis sistem
informasi.
Ada dua macam prototype yaitu :
1) Tipe pertama, prototype yang nantinya akan dikembangkan menjadi system
operasional, bentuk ini sering disebut sebagai evolutionary protoyipe.
2) Tipe kedua, prototype yang hanya akan menjadi cetak biru (blue print) dari system
yang dikembangkan, bentuk ini sering disebut sebagai throwaway prototype.
Manfaat digunakannya prototype adalah membuat pengembang system dan
pemakai (user) mempunyai ide tentang bagaimana bentuk akhir dari system akan
bekerja.
Adapun kegiatan menghasilkan prototype disebut juga dengan prototyping.
Prototyping merupakan proses pengembangan suatu prototip secara cepat untuk
digunakan terlebih dahulu dan ditingkatkan terus menerus sampai didapatkan sistem
yang utuh. Proses membangun sistem ini yaitu dengan membuat prototype atau model
awal, mencobanya , meningkatkannya dan mencobanya lagi dan meningkatkannya
dan seterusnya sampai didapatnya sistem yang lengkap disebut dengan proses iteratif
(iterative process) dari pengembangan sistem.
Hal yang positif baik bagi user maupun pengembang system seringkali sangat
menyukai prototyping karena :
1. Terjadi peningkatan kumunikasi antara user dengan pengembang system
2. Analis system dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan user
3. Peningkatan peran user pada pengembangan system
4. System dapat dikembangkan lebih cepat
5. Tahap implementasi menjadi lebih mudah, karena user sudah mengenali apa yang
dapat dihasilkan oleh system yang dikembangkan.
Hal-hal negatif yang terdapat dalam pemenfaatan prototyping antara lain :
22. 1) Keinginan untuk cepat selesai, seringkali mengabaikan definisi masalah, evaluasi
maupun dokumentasi yang baik
2) User bisa berharap terlalu banyak dari system yang sedang dikembangkan
3) Prototype (tipe yang pertama) seringkali bekerja tidak efisien.
Ciri-ciri prototype yang baik adalah :
Beresiko tinggi. Problemnya tidak terstruktur dengan baik, perubahan-perubahan
sering terjadi sepanjang waktu, dan kebutuhan datanya tidak tentu.
Dialog User – Komputer. Tampilan layar sebagai sarana interaksi antara user
dengan computer.
Banyak User. Kesepakatan untuk rancangan rinci sulit diperoleh tanpa ebuah
bentuk yang dapat diperlihatkan kepada user.
Ingin cepat selesai. User ingin segera melihat bagimana system bekerja
Singkat. Sistem hanya dipakai untuk jangka waktu yang singkat saja.
Inovatif. Sistem adalah sesuatu yang sangat inovatif, me-manfaatkan teknologi
perangkat keras maupun perangkat lunak yang canggih (terbaru).
Berubah-ubah. Sistem memahami apa yang diinginkan oleh user Aplikasi yang
tidak mempunyai cirri-ciri seperti diatas, umumnya dapat dikembangkan dengan
Daur Hidup Pengangmabnag Sistem Tradisional (klasik).