SlideShare a Scribd company logo
TUGAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA 
RESUME METODE PENELITIAN DAN ETIKA DALAM 
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA 
DISUSUN OLEH : 
BIMANTORO KUSHARI - 1201110123 
KELAS A 2011 
UNIVERSITAS TELKOM 
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 
MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 
2014
Ruang Lingkup Penelitian Komunikasi Antar Budaya : 
1. Komponen-Komponen Budaya 
Pandangan dunia (subjective experience world) suatu budaya. Asante (1980) 
menyebut tiga tipe pandangan dunia: 
(a) Afrosentrik; 
melihat realitas terpadu dan bergerak secara agung. Tidak ada pemisahan 
antara yang material dan spiritual, yang profan dan yang sakral, bentuk 
dan substansi. 
(b) Eurosentrik; 
melihat materi sebagai ilusi, yang real adalah yang datang dari alam 
spiritual 
(c) Asiosentrik ; 
melihat materi saja yang real, yang spiritual itu ilusi. Everything that not 
within sense-experience become non-sense. 
2. Komponen-Komponen Komunikasi 
• Komponen penting dalam penelitian Komunikasi Antarbudaya adalah: 
(1) Pesan Komunikasi; 
(2) Peserta Komunikasi; 
(3) Sandi yang digunakan; 
(4) Media 
• Selain komponen tersebut, penelitian KAB dapat juga mencakup: 
(1) kinesika yakni pesan non-verbal berupa isyarat, postur atau ungkapan wajah; 
(2) proksemika atau studi jarak dan ruang; 
(3) vokalika (studi suara); 
(4) sistem komunikasi artifaktual (penampilan tubuh, citra tubuh, dll.) dan 
(5) sistem komunikasi sentuhan 
Prosedur Penelitian Komunikasi Antarbudaya : 
1. Paradigma Positivistik 
Paradigma ini bertujuan menguji seperangkat hubungan berkaitan dengan perilaku 
manusia yang dapat digeneralisasikan.Paradigma positivistik ditegakkan pada logiko-empirisme
Prinsip paradigma ini adalah mengukur yang teramati (observables), melakukan 
kuantifikasi, dan merumuskan generalisasi hasil akhir.Paradigma positivistik 
mengkonstruksi realitas seperti apa yang kita kehendaki. 
Peneliti dengan paradigma positivistik menganggap realitas itu obyektif dan tunggal dan 
identik. 
2. Paradigma Naturalistik 
Asumsi paradigma naturalistik adalah bahwa realitas adalah hasil konstruksi ki ta karena 
setiap orang mengkonstruksi realitas, maka kita mengenal banyak realitas . Pengamat 
dan yang diamati berhubungan secara interaktif dan saling mempengaruhi. 
Tujuan penelitian tidak untuk menemukan pengetahuan nomotetik (hukum-hukum yang 
dapat digeneralisasikan), tetapi mengembangkan pengetahuan idiografik (penjelasan 
tentang kasus-kasus). Penelitian naturalistik selalu terkait dengan nilai-nilai (value-bound). 
ETIKA DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA 
Antropolog Edward T. Hall (1973) berpendapat bahwa budaya adalah komunikasi dan 
komunikasi adalah budaya. Dengan kata lain, “tak mungkin memikirkan komunikasi tanpa 
memikirkan konteks dan makna kulturnya” (Kress,1993:13). Implisit dalam konsep 
komunikasi adalah etika komunikasi yang harus dipenuhi ketika pebisnis berkomunikasi 
dengan pebisnis lainnya dari budaya yang berbeda. Etika adalah standar-standar moral yang 
mengatur perilaku kita: bagaimana kita bertindak dan mengharapkan orang lain bertindak 
(Verderber, 1978:313). Etika biasanya berkaitan dengan penilaian tentang perilaku benar 
atau tidak benar, yang baik atau tidak baik, yang pantas atau tidak pantas, yang berguna 
tidak berguna, dan yang harus dilkukan atau tidak boleh dilakukan. 
Berbagai aspek etika komunikasi bisnis, seperti bagaimana kita memanggil nama, kenalan, 
meyapa, berjanji, melakukan presentasi, melakukan negosiasi, melakukan kontrak, semua 
itu berkaitan dengan budaya. Jadi, tidak ada etika komunikasi bisnis yang universal. 
1. Kerumitan Etika Bahasa Verbal 
Etika berbicara sangat bervariasi dalam bisnis. Misalnya, umumnya orang Jerman dan 
Swedia adalah pendengar yang baik. Namun tidak demikian halnya dengan orang Italia dan 
orang Spanyol; mereka malah sering memotong pembicaraan dengan bahasa tubuh dan 
isyarat tangan yang hidup dan terkesan berlebihan. 
Kesulitan bisa muncul saat kita pertama kali betemu dengan calon mitra bisnis, bagaimana 
kita harus menyapa, menggunakan gelarnya, untuk menghormatinya atau memanggil nama 
pertamanya supaya cepat dan akrab. 
2. Kerumitan Etika Bahasa Nonverbal
Sebagaimana juga bahasa verbal, bahasa non verbal seperti sikap tubuh, gerak-gerak, 
sentuhan, ekspresi wajah, senyuman, kontak mata, nada suara, diam, pakaian, penggunaan 
ruang, konsep waktu, pengendalian emosi, dll yang dianut suatu kelompok budaya juga 
sangat rumit dan berbeda dari suatu budaya ke budaya lainnya. Baik disadari ataupun tidak, 
seringkali perilaku-perilaku nonverbal tersebut merupakan bagian dari etika komunikasi 
yang harus dipenuhi dalam proses komunikasi bisnis.Pesan nonverbal paling bermakna 
adalah ekspresi wajah, khususnya pandangan 
3. Perbedaan Orientasi Nilai Budaya 
Dalam negosiasi antarbudaya, proses komunikasi yang terjadi jelas lebih rumit daripada 
dalam negosiasi dengan orang-orang yang berbeda budaya sama. Dalam hal ini, idealnya 
negosiasi harus memahami bahasa verbal, bahasa nonverbal dan nilai-nilai lain yang dianut 
mitra bisnis mereka, sehingga mereka menjadi peka terhadap perbedaan budaya, 
menyadari bagaimana perbedaan tersebut memengaruhi proses negosiasi yang akan 
mereka lakukan dari awal hingga akhir (mulai dari perkenalan hingga penandatanganan 
persetujuan bisnis yang mungkin memakan waktu relatif lama). Problemnya adalah bahwa 
apa yang dianggap perilaku baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, sopan atau tidak 
sopan dalam suatu budaya seringkali dipersepsikan berbeda atau bahkan bertentangan 
dengan budaya lain. Misalnya, mamanggil nama pertama kepada atasan di Indonesia 
dianggap tidak sopan, seperti juga di Jepang dan di Korea, sementara hal tersebut biasa saja 
di Amerika atau di Australia. 
Tidak berlebihan bila perbedaan-perbedaan dalam orientasi nilai budaya juga dapat 
menimbulkan kesalah pahaman dalam berbagai perilaku dan presentasi bisnis. Banyak 
kegagalan manajemen dan bisnis yang dialami para manajer atau pengusaha disebabkan 
karena ketidak mampuan untuk memahami bahsa verbal, non verbal, dan nilai -nilai yang 
dianut mitra bisnis mereka. Sikap mereka yang berorientasi pada nilai -nilai budaya sendiri 
dan kurang memperhatikan nilai-nilai budaya calon mitra bisnis mereka. 
Masalah akan timbul bila etika komunikasi suatu pihak dihadapkan kepada pihak lain. Lewis 
(1996) menggambarkan bagaimana konsep kebenaran berada antara suatu bangsa dengan 
bangsa lainnya, yang jug dapat berlaku dalam konteks bisnis. 
Kerumitan komunikasi didasari oleh fakta bahwa komunikasi manusia bersifat omnipresent 
(ada di mana-mana). Karena komunikasi manusia itu pelik, maka etika komunikasi manusia 
juga pelik. Kita biasanya menilai etika komunikasi kita sendiri berdasarkan niat yang kita 
miliki. Namun ketika kita menilai etika etika komuniakasi orang lain, kita menilai etika 
komunikasi mereka berdasarkan tindakan-tindakan mereka yang kasat mata. Biasanya niat 
yang sama mungkin diwujudkan lewat tindakan yang berbeda, atau tindakan yang sama 
mungkin berdasarkan niat yang berbeda.
Selain itu komuniksai terdiri dari berbagai konteks. Ada komunikasi antarpersonal (dua 
orang), komuniksai kelompok kecil, komunikasi publik, komunikasi organisasi, komunikasi 
massa dan komunikasi anatarbudaya (Tubbs dan Moss, 1994). Pesannya bisa verbal (kata-kata) 
dan nonverbal seperti ekspresi muka, isyarat tangan, intonasi, bahkan juga diam. Etika 
komunikasi menjadi musykil karena kita sulit menerapkan suatu standar untuk semua situasi 
komunikasi, pada setiap waktu dan dalam setiap budaya. 
Sehingga komunikasi langsung ini dapat memupuk keakraban dan kehangatan dengan 
sesama kita. Tanpa komunikasi tatap muka, kemanusiaan kita tereduksi. Kita menjadi 
terasing dengan lingkungan sendiri dan “linglung”. Dalam era bisnis abad ke-21, para 
pebisnis tetap merasa perlu untuk bertemu dan berunding secara tatap muka, meskipun 
mereka juga menggunakan peralatan komunikasi yang canggih.

More Related Content

What's hot

Teori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi SosialTeori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi Sosial
mankoma2012
 
Participatory Action Research (PAR)
Participatory Action Research (PAR)Participatory Action Research (PAR)
Participatory Action Research (PAR)
Islamic Studies
 
Uncertainty Reduction Theory
Uncertainty Reduction TheoryUncertainty Reduction Theory
Uncertainty Reduction Theory
mankoma2012
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
Teddy Ayomi
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theorymankoma2013
 
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaBahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Fuji Lestari
 
media dan budaya populer
media dan budaya populermedia dan budaya populer
media dan budaya populer
andre rahman
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
Diana Amelia Bagti
 
Tujuh Tradisi Komunikasi
Tujuh Tradisi KomunikasiTujuh Tradisi Komunikasi
Tujuh Tradisi Komunikasi
Erwin Rasyid
 
Tradisi Sibernetika
Tradisi SibernetikaTradisi Sibernetika
Tradisi Sibernetika
Eka Kristina Dewi
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
University of Andalas
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
University of Andalas
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
Roma Saragih
 
Expectancy Violations Theory
Expectancy Violations TheoryExpectancy Violations Theory
Expectancy Violations Theory
Shinta Purnama Sugiana
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
University of Andalas
 
Kebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme BudayaKebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Satrio Arismunandar
 
Chapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em GriffinChapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em Griffin
Candra Sihotang
 
Komunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budayaKomunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budayadanishEPratiwi
 

What's hot (20)

Teori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi SosialTeori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi Sosial
 
Ppt 3 tinjauan antropologi media
Ppt 3 tinjauan antropologi mediaPpt 3 tinjauan antropologi media
Ppt 3 tinjauan antropologi media
 
Participatory Action Research (PAR)
Participatory Action Research (PAR)Participatory Action Research (PAR)
Participatory Action Research (PAR)
 
Uncertainty Reduction Theory
Uncertainty Reduction TheoryUncertainty Reduction Theory
Uncertainty Reduction Theory
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theory
 
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaBahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
 
media dan budaya populer
media dan budaya populermedia dan budaya populer
media dan budaya populer
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
 
Tujuh Tradisi Komunikasi
Tujuh Tradisi KomunikasiTujuh Tradisi Komunikasi
Tujuh Tradisi Komunikasi
 
Tradisi Sibernetika
Tradisi SibernetikaTradisi Sibernetika
Tradisi Sibernetika
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
 
Expectancy Violations Theory
Expectancy Violations TheoryExpectancy Violations Theory
Expectancy Violations Theory
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
 
Kebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme BudayaKebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
 
Chapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em GriffinChapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em Griffin
 
Komunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budayaKomunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budaya
 
Filsafat ilmu komunikasi br
Filsafat ilmu komunikasi brFilsafat ilmu komunikasi br
Filsafat ilmu komunikasi br
 

Similar to Komunikasi Antar Budaya

PERBEDAAN KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN
PERBEDAAN  KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHANPERBEDAAN  KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN
PERBEDAAN KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN
ardeliatriyaniPutri
 
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiKomunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
putiandinis
 
komunikasi internasional dan negosiasi
komunikasi internasional dan negosiasikomunikasi internasional dan negosiasi
komunikasi internasional dan negosiasi
Ria Palupi
 
10 learn theoryhistory
10 learn theoryhistory10 learn theoryhistory
10 learn theoryhistory
Ida Putri
 
Tugas upload presentasi triyanto - 44310120036
Tugas upload presentasi   triyanto - 44310120036Tugas upload presentasi   triyanto - 44310120036
Tugas upload presentasi triyanto - 44310120036Tri Yanto
 
Overview Ilmu Komunikasi
Overview Ilmu KomunikasiOverview Ilmu Komunikasi
Overview Ilmu Komunikasi
Diana Nurmalasari
 
Jurnal Antropologi Jasmine Muntaza.docx
Jurnal Antropologi Jasmine Muntaza.docxJurnal Antropologi Jasmine Muntaza.docx
Jurnal Antropologi Jasmine Muntaza.docx
jasminemuntaza1
 
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumberIlmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
STAIN Datokarama Palu
 
BAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdf
BAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdfBAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdf
BAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdf
zulaikha zubir
 
Proses komunikasi verbal dan non verbal
Proses komunikasi verbal dan non verbalProses komunikasi verbal dan non verbal
Proses komunikasi verbal dan non verbal
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Intercultural communication
Intercultural communication Intercultural communication
Intercultural communication
Ratih Aini
 
Communication Ethics - Komunikasi Antarbudaya
Communication Ethics - Komunikasi AntarbudayaCommunication Ethics - Komunikasi Antarbudaya
Communication Ethics - Komunikasi Antarbudaya
Swadaya Gunung Jati University
 
Konseling lintas sosial
Konseling lintas sosialKonseling lintas sosial
Konseling lintas sosial
SarahBela25
 
Komunikasi Bisnis dan Analisa Peluangnya
Komunikasi Bisnis dan Analisa PeluangnyaKomunikasi Bisnis dan Analisa Peluangnya
Komunikasi Bisnis dan Analisa Peluangnya
NeutronTemanggung
 
muhammad syafroni ppt (12140310971).pptx
muhammad syafroni  ppt (12140310971).pptxmuhammad syafroni  ppt (12140310971).pptx
muhammad syafroni ppt (12140310971).pptx
TEDIRAMADANI
 
Komunikasi perkantoran
Komunikasi perkantoranKomunikasi perkantoran
Komunikasi perkantoran
Muhammad Nasir Nasir
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
LSP3I
 
KONFLIK YANG DITIMBULKAN AKIBAT PERBEDAAN BAHASA DAN GAYA BICARA.pdf
KONFLIK YANG DITIMBULKAN AKIBAT PERBEDAAN BAHASA DAN GAYA BICARA.pdfKONFLIK YANG DITIMBULKAN AKIBAT PERBEDAAN BAHASA DAN GAYA BICARA.pdf
KONFLIK YANG DITIMBULKAN AKIBAT PERBEDAAN BAHASA DAN GAYA BICARA.pdf
RianaYusvi
 
Cross cultural business comunication
Cross cultural business comunicationCross cultural business comunication
Cross cultural business comunication
Isah Nurdianah
 
Perspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmuPerspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmu
Ichan32
 

Similar to Komunikasi Antar Budaya (20)

PERBEDAAN KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN
PERBEDAAN  KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHANPERBEDAAN  KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN
PERBEDAAN KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN
 
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiKomunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
 
komunikasi internasional dan negosiasi
komunikasi internasional dan negosiasikomunikasi internasional dan negosiasi
komunikasi internasional dan negosiasi
 
10 learn theoryhistory
10 learn theoryhistory10 learn theoryhistory
10 learn theoryhistory
 
Tugas upload presentasi triyanto - 44310120036
Tugas upload presentasi   triyanto - 44310120036Tugas upload presentasi   triyanto - 44310120036
Tugas upload presentasi triyanto - 44310120036
 
Overview Ilmu Komunikasi
Overview Ilmu KomunikasiOverview Ilmu Komunikasi
Overview Ilmu Komunikasi
 
Jurnal Antropologi Jasmine Muntaza.docx
Jurnal Antropologi Jasmine Muntaza.docxJurnal Antropologi Jasmine Muntaza.docx
Jurnal Antropologi Jasmine Muntaza.docx
 
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumberIlmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
 
BAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdf
BAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdfBAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdf
BAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdf
 
Proses komunikasi verbal dan non verbal
Proses komunikasi verbal dan non verbalProses komunikasi verbal dan non verbal
Proses komunikasi verbal dan non verbal
 
Intercultural communication
Intercultural communication Intercultural communication
Intercultural communication
 
Communication Ethics - Komunikasi Antarbudaya
Communication Ethics - Komunikasi AntarbudayaCommunication Ethics - Komunikasi Antarbudaya
Communication Ethics - Komunikasi Antarbudaya
 
Konseling lintas sosial
Konseling lintas sosialKonseling lintas sosial
Konseling lintas sosial
 
Komunikasi Bisnis dan Analisa Peluangnya
Komunikasi Bisnis dan Analisa PeluangnyaKomunikasi Bisnis dan Analisa Peluangnya
Komunikasi Bisnis dan Analisa Peluangnya
 
muhammad syafroni ppt (12140310971).pptx
muhammad syafroni  ppt (12140310971).pptxmuhammad syafroni  ppt (12140310971).pptx
muhammad syafroni ppt (12140310971).pptx
 
Komunikasi perkantoran
Komunikasi perkantoranKomunikasi perkantoran
Komunikasi perkantoran
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
 
KONFLIK YANG DITIMBULKAN AKIBAT PERBEDAAN BAHASA DAN GAYA BICARA.pdf
KONFLIK YANG DITIMBULKAN AKIBAT PERBEDAAN BAHASA DAN GAYA BICARA.pdfKONFLIK YANG DITIMBULKAN AKIBAT PERBEDAAN BAHASA DAN GAYA BICARA.pdf
KONFLIK YANG DITIMBULKAN AKIBAT PERBEDAAN BAHASA DAN GAYA BICARA.pdf
 
Cross cultural business comunication
Cross cultural business comunicationCross cultural business comunication
Cross cultural business comunication
 
Perspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmuPerspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmu
 

Recently uploaded

materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 

Recently uploaded (20)

materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 

Komunikasi Antar Budaya

  • 1. TUGAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA RESUME METODE PENELITIAN DAN ETIKA DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DISUSUN OLEH : BIMANTORO KUSHARI - 1201110123 KELAS A 2011 UNIVERSITAS TELKOM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2014
  • 2. Ruang Lingkup Penelitian Komunikasi Antar Budaya : 1. Komponen-Komponen Budaya Pandangan dunia (subjective experience world) suatu budaya. Asante (1980) menyebut tiga tipe pandangan dunia: (a) Afrosentrik; melihat realitas terpadu dan bergerak secara agung. Tidak ada pemisahan antara yang material dan spiritual, yang profan dan yang sakral, bentuk dan substansi. (b) Eurosentrik; melihat materi sebagai ilusi, yang real adalah yang datang dari alam spiritual (c) Asiosentrik ; melihat materi saja yang real, yang spiritual itu ilusi. Everything that not within sense-experience become non-sense. 2. Komponen-Komponen Komunikasi • Komponen penting dalam penelitian Komunikasi Antarbudaya adalah: (1) Pesan Komunikasi; (2) Peserta Komunikasi; (3) Sandi yang digunakan; (4) Media • Selain komponen tersebut, penelitian KAB dapat juga mencakup: (1) kinesika yakni pesan non-verbal berupa isyarat, postur atau ungkapan wajah; (2) proksemika atau studi jarak dan ruang; (3) vokalika (studi suara); (4) sistem komunikasi artifaktual (penampilan tubuh, citra tubuh, dll.) dan (5) sistem komunikasi sentuhan Prosedur Penelitian Komunikasi Antarbudaya : 1. Paradigma Positivistik Paradigma ini bertujuan menguji seperangkat hubungan berkaitan dengan perilaku manusia yang dapat digeneralisasikan.Paradigma positivistik ditegakkan pada logiko-empirisme
  • 3. Prinsip paradigma ini adalah mengukur yang teramati (observables), melakukan kuantifikasi, dan merumuskan generalisasi hasil akhir.Paradigma positivistik mengkonstruksi realitas seperti apa yang kita kehendaki. Peneliti dengan paradigma positivistik menganggap realitas itu obyektif dan tunggal dan identik. 2. Paradigma Naturalistik Asumsi paradigma naturalistik adalah bahwa realitas adalah hasil konstruksi ki ta karena setiap orang mengkonstruksi realitas, maka kita mengenal banyak realitas . Pengamat dan yang diamati berhubungan secara interaktif dan saling mempengaruhi. Tujuan penelitian tidak untuk menemukan pengetahuan nomotetik (hukum-hukum yang dapat digeneralisasikan), tetapi mengembangkan pengetahuan idiografik (penjelasan tentang kasus-kasus). Penelitian naturalistik selalu terkait dengan nilai-nilai (value-bound). ETIKA DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Antropolog Edward T. Hall (1973) berpendapat bahwa budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya. Dengan kata lain, “tak mungkin memikirkan komunikasi tanpa memikirkan konteks dan makna kulturnya” (Kress,1993:13). Implisit dalam konsep komunikasi adalah etika komunikasi yang harus dipenuhi ketika pebisnis berkomunikasi dengan pebisnis lainnya dari budaya yang berbeda. Etika adalah standar-standar moral yang mengatur perilaku kita: bagaimana kita bertindak dan mengharapkan orang lain bertindak (Verderber, 1978:313). Etika biasanya berkaitan dengan penilaian tentang perilaku benar atau tidak benar, yang baik atau tidak baik, yang pantas atau tidak pantas, yang berguna tidak berguna, dan yang harus dilkukan atau tidak boleh dilakukan. Berbagai aspek etika komunikasi bisnis, seperti bagaimana kita memanggil nama, kenalan, meyapa, berjanji, melakukan presentasi, melakukan negosiasi, melakukan kontrak, semua itu berkaitan dengan budaya. Jadi, tidak ada etika komunikasi bisnis yang universal. 1. Kerumitan Etika Bahasa Verbal Etika berbicara sangat bervariasi dalam bisnis. Misalnya, umumnya orang Jerman dan Swedia adalah pendengar yang baik. Namun tidak demikian halnya dengan orang Italia dan orang Spanyol; mereka malah sering memotong pembicaraan dengan bahasa tubuh dan isyarat tangan yang hidup dan terkesan berlebihan. Kesulitan bisa muncul saat kita pertama kali betemu dengan calon mitra bisnis, bagaimana kita harus menyapa, menggunakan gelarnya, untuk menghormatinya atau memanggil nama pertamanya supaya cepat dan akrab. 2. Kerumitan Etika Bahasa Nonverbal
  • 4. Sebagaimana juga bahasa verbal, bahasa non verbal seperti sikap tubuh, gerak-gerak, sentuhan, ekspresi wajah, senyuman, kontak mata, nada suara, diam, pakaian, penggunaan ruang, konsep waktu, pengendalian emosi, dll yang dianut suatu kelompok budaya juga sangat rumit dan berbeda dari suatu budaya ke budaya lainnya. Baik disadari ataupun tidak, seringkali perilaku-perilaku nonverbal tersebut merupakan bagian dari etika komunikasi yang harus dipenuhi dalam proses komunikasi bisnis.Pesan nonverbal paling bermakna adalah ekspresi wajah, khususnya pandangan 3. Perbedaan Orientasi Nilai Budaya Dalam negosiasi antarbudaya, proses komunikasi yang terjadi jelas lebih rumit daripada dalam negosiasi dengan orang-orang yang berbeda budaya sama. Dalam hal ini, idealnya negosiasi harus memahami bahasa verbal, bahasa nonverbal dan nilai-nilai lain yang dianut mitra bisnis mereka, sehingga mereka menjadi peka terhadap perbedaan budaya, menyadari bagaimana perbedaan tersebut memengaruhi proses negosiasi yang akan mereka lakukan dari awal hingga akhir (mulai dari perkenalan hingga penandatanganan persetujuan bisnis yang mungkin memakan waktu relatif lama). Problemnya adalah bahwa apa yang dianggap perilaku baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, sopan atau tidak sopan dalam suatu budaya seringkali dipersepsikan berbeda atau bahkan bertentangan dengan budaya lain. Misalnya, mamanggil nama pertama kepada atasan di Indonesia dianggap tidak sopan, seperti juga di Jepang dan di Korea, sementara hal tersebut biasa saja di Amerika atau di Australia. Tidak berlebihan bila perbedaan-perbedaan dalam orientasi nilai budaya juga dapat menimbulkan kesalah pahaman dalam berbagai perilaku dan presentasi bisnis. Banyak kegagalan manajemen dan bisnis yang dialami para manajer atau pengusaha disebabkan karena ketidak mampuan untuk memahami bahsa verbal, non verbal, dan nilai -nilai yang dianut mitra bisnis mereka. Sikap mereka yang berorientasi pada nilai -nilai budaya sendiri dan kurang memperhatikan nilai-nilai budaya calon mitra bisnis mereka. Masalah akan timbul bila etika komunikasi suatu pihak dihadapkan kepada pihak lain. Lewis (1996) menggambarkan bagaimana konsep kebenaran berada antara suatu bangsa dengan bangsa lainnya, yang jug dapat berlaku dalam konteks bisnis. Kerumitan komunikasi didasari oleh fakta bahwa komunikasi manusia bersifat omnipresent (ada di mana-mana). Karena komunikasi manusia itu pelik, maka etika komunikasi manusia juga pelik. Kita biasanya menilai etika komunikasi kita sendiri berdasarkan niat yang kita miliki. Namun ketika kita menilai etika etika komuniakasi orang lain, kita menilai etika komunikasi mereka berdasarkan tindakan-tindakan mereka yang kasat mata. Biasanya niat yang sama mungkin diwujudkan lewat tindakan yang berbeda, atau tindakan yang sama mungkin berdasarkan niat yang berbeda.
  • 5. Selain itu komuniksai terdiri dari berbagai konteks. Ada komunikasi antarpersonal (dua orang), komuniksai kelompok kecil, komunikasi publik, komunikasi organisasi, komunikasi massa dan komunikasi anatarbudaya (Tubbs dan Moss, 1994). Pesannya bisa verbal (kata-kata) dan nonverbal seperti ekspresi muka, isyarat tangan, intonasi, bahkan juga diam. Etika komunikasi menjadi musykil karena kita sulit menerapkan suatu standar untuk semua situasi komunikasi, pada setiap waktu dan dalam setiap budaya. Sehingga komunikasi langsung ini dapat memupuk keakraban dan kehangatan dengan sesama kita. Tanpa komunikasi tatap muka, kemanusiaan kita tereduksi. Kita menjadi terasing dengan lingkungan sendiri dan “linglung”. Dalam era bisnis abad ke-21, para pebisnis tetap merasa perlu untuk bertemu dan berunding secara tatap muka, meskipun mereka juga menggunakan peralatan komunikasi yang canggih.