Makalah ini membahas tentang iman kepada Allah SWT dalam 3 kalimat. Pertama, menjelaskan pengertian iman kepada Allah yaitu meyakini dan mempercayai Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Kedua, menyebutkan tanda-tanda adanya Allah melalui dalil fitrah, akal, dan Al-Quran. Ketiga, membahas sifat-sifat Allah dalam Al-Quran seperti Maha Pemurah dan Maha Pengampun.
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
IMAN KE ALLAH
1. MAKALAH
IMAN KEPADA ALLAH SWT
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu :
Samingan.S,Ag. S,Pd. M,Pd.I
Disusun Oleh :
Mustafida
Nim 21030071
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS
JURUSAN EKONOMI
STIE MANDALA JEMBER
2021-2022
2. ii
KATA PENGANTAR
بِْْْْْْْْْْْْْْْْْْسـمِِ ب
ِِ بِرَّحـمَن ِ بِـسح ِمَن ِ
Assalamu’alaikumب WR. WB
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
nikmatnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Iman kepada Allah SWT, Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya. Tujuan terbuatnya makalah ini untuk melengkapi
tugas mata pelajaran Pendidikan agama. Dan terimakasih kepada Bapak Dosen
Samingan S.Ag., S.Pd .,M.Pd.I selaku dosen pengampu dan juga semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna
itu, mohon maaf jika dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karna kesempurnaan hanya milik yang maha kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah iman kepada
allah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Wa’alaikumب Salamب WR. WB
Jember, 25 Maret 2022
Mustafida
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I, PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................. 2
C. TUJUAN MAKALAH................................................................................. 2
D. MANFAAT MENULIS............................................................................... 2
BAB II, PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. PENGERTIAN IMAN KEPADA ALLAH ............................................... 4
B. TANDA-TANDA ADANYA ALLAH........................................................ 4
C. SIFAT-SIFAT ALLAH SWT DALAM AL-QUR’AN .............................. 6
D.HIKMAH IMAN KEPADA ALLAH ......................................................... 12
E. SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH SWT.................................................. 13
BAB III, PENUTUP......................................................................................... 14
KESIMPULAN................................................................................................. 14
SARAN............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSAKA......................................................................................... 16
BIODATA PENULIS....................................................................................... 17
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alam semesta beserta isinya, termasuk manusia, merupakan bukti adanya
sang pencipta sekaligus sebagai pengaturnya. Setiap muslim pasti mengakui
bahwa allah lah maha pencipta dan pengatur segala sesuatu. Pengakuan tersebut
merupakan salah satu wujud keimanan seseorang. Bagi seorang muslim, keimanan
kepada allah merupakan unsur iman yang paling penting. Wajib bagi seorang
muslim mempercayai Allah sebagai satu-satunya tuhan. Bagaimana cara
mempercayai adanya Allah dan kekuasaan allah?
Manusia tidak mungkin mampu melihat wajud Allah secara langsung,
karena dalam sebuah kisah di Al-Qur’an,ب Ketikaب Allahب menampakkanب diriب kepadaب
gunung, gunung tersebut luluh dan hancur. Seorang nabi, yaitu Nabi Musa pun tak
mampu menyaksikan Allah secara langsung. Allah memberikan petunjuk kepada
manusia untuk memahami Dzat Allah melalui ayat-ayat al-qur’anب besertaب tanda-
tanda alam semesta.
Secara harfiah iman berarti percaya, sedangkan menurut istilah iman
berarti percaya dan meyakini sepenuh hati mengucapkan dengan lisan dan
membuktikan dengan perbuatan. Dengan demikian, keimanan kepada Allah SWT.
Harus tertanam dengan benar kepada diri seseorang. Sebab jika iman kepada
Allah SWT tidak tertanam dengan benar, kekeliruan ini akan berlanjut terhadap
keimanan kepadaبmalaikat,kitab,rasul,hariب kiamat,ب sertaبqada’بdanبqadarnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah tentang iman kepada allah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kepada Allah SWT?
2. Apa saja tanda-tanda adanya Allah SWT?
3. Bagaimana sifat-sifat Allah SWT dalam Al-Qur’an?
5. 2
4. Apa hikmah iman kepada Allah?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang iman kepada Allah
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui iman kepada Allah SWT.
2. Untuk mengetahui tanda-tanda adanya Allah SWT.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat Allah SWT dalam Al-Qur’an.
4. Untuk mengetahui hikmah iman kepada Allah SWT.
5. Untuk mengetahui perilaku yang mencerminkan keyakinan akan sifat-sifat
Allah SWT.
D. MANFAAT MENULIS
1.Memberikan dampak dalam diri seseorang yakni tumbuh sifat dan sikap yang
baik.
2.Senantiasa menjaga lisan,tidak sombong,amanah dan dapat di percaya.
3.Hati menjadi tenang dan tentram,tidak gelisah dan gundah.
4.Mendapatkan petunjuk dan perlindungan dari Allah.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IMAN KEPADA ALLAH
Menurut Bahasa, iman berarti percaya atau membenarkan. Menurut ilmu
tauhid, iman berarti kepercayaan yang di yakini kebenarannya dalam hati,
diucapkan atau diikrarkan lewat lisan, dan dibuktikan lewat perbuatan.jadi, iman
kepada allah adalah percaya dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa allah itu
ada dengan segala sifat kesempurnaannya. Iman kepada allah meliputi tiga unsur
penting, yaitu meyakini lewat hati, mengikrarkan lewat lisan, dan mewujudkan
lewat perbuatan (Amal). Seseorang yang mengaku beriman tetapi hatinya ragu
akan keberadaan Allah, akan jatuh kepada kemunafikan. Adapun yang meyakini
adanya kekuatan, kekuasaan, atau sembahan selain Allah SWT, akan jatuh pada
kemusyrikan.
Keimanan kepada Allah SWT dapat di pupuk melalui pemahaman terhadap
sifat-sifat Allah SWT. Dan ayat-ayat Al-Qur’anب yangب menjelaskanب tentangب
keimanan. Selain itu, juga dapat melalui tanda-tanda yang menunjukkan
kebenaran dan keberadaan Allah SWT. Dengan demikian, orang tersebut selalu
berusaha agar yang iya kerjakan mendapatkan keridaan di sisinya. Hal ini karena
keimanan kepada Allah SWT. Harus meliputi tiga unsur, Yaitu keyakinan dalam
hati, ikrar dengan lisan, dan perbuktian dengan anggota badan.
Ketiga unsur keimanan tersebut memang harus terpadu tanpa bisa dipisahkan.
Iman kepada Allah SWT. Juga merupakan rukun iman yang pertama dan utama.
Umarب binب Khatabب menjelaskanب bahwaب Rasulullahب sawب pernahب bersabda,ب “Imanب
ialah bahwa engkau beriman kepada Allah SWT. Kepada malaikatnya, kepada
kitab-kitabnya, kepada rasul-rasulnya, kepadaب hariب kiamatب danب kepadaب qada’ب danب
qadar.”ب (HR.Muslim).berdasarkanب hadisب tersebut,sebelumب kitaب mengimaniب kepadaب
yang lain, harus memiliki keteguhan iman kepada Allah SWT.
7. 4
B. TANDA-TANDA ADANYA ALLAH
Membuktikan adanya Allah, tidak sama dengan membuktikan adanya
berbagai benda di sekitar kita yang hakikatnya adalah makhluk. Makhluk dapat
dilihat, diraba, didengar, dan sebagainya. Adapun Zat Allah sangat berbeda, Dia
tidak bisa dideteksi menggunakan panca indra manusia yang memang sangat
terbatas. Meskipun demikian, kita jugadapat mengemukakan dalil-dalil yang
menyatakan adanya Allah SWT. Tanda-tanda adanya Allah dapat dibuktikan
melalui dalil fitrah, dalil akli, dan dalil naqli.
1. Dalil fitrah
Manusia diciptkan dengan fitrah bertuhan, sehingga kadangkala disadari
atau tidak, disertai belajar ataupun tidak, naluri berketuhanan itu akan
bangkit (QS.Al-A’rafب (7):172ب danب Az-Zukhruf (43):87).Selain itu, adanya
pernyataan rasulullah saw. Bahwa kedua orang tua yang menjadikan anak
sebagai Nasrani, Yahudi, atau majusi tanpa menunjukkan kata menjadikan
islam terkandung maksut bahwa menjadi islam adalah tuntutan fitrah. Jadi,
secara fitrah tidak ada manusia yang menolak adanya Allah sebagai tuhan
yang hakiki.
2. Dalil aqli
Akal yang digunakan untuk merenungkan keadaan diri manusia dan alam
semesta dapat membuktikan adanya tuhan. Metode yang bisa ditempuh
untuk membuktikan adanya tuhan melalui akal adalah melalui beberapa
teori antara lain teori sebab, keteraturan dan kemungkinan.
3. Dalil naqli
Meskipun secara fitrah dan akal manusia telah mampu menangkap adanya
tuhan, Namun manusia tetap membutuhkan informasi dari Allah SWT.
8. 5
Untuk mengenal dzatnya. Sebab akal dan fitrah tidak bisa menjelaskan siapa
tuhan yang sebenarnya. Allah menjelaskan siapa tuhan yang sebenarnya. Allah
menjelaskan tentang jati dirinya di dalam firman berikut ini.
بَنَِّ بَسَكََُِّ ب
َ َُه ٱََِّ ُ لَّبَّقََّ بِس َََََّّّّْحَم ُ بَّٱ ـَُّ ـ
ُْ ََّ فِى بِتَةِِ بَََّيمٍَّ بَسََّ بَّ
ٱ َََّّةـُِ فَّقَّى بِ
ْـنَّْـ ُ فِغـشَم ب
َ ُبَّلـح بَََََُّّّر ُ ََّطحِطَّمهَۥَََقـثَّم
بَّٱـحَغ ُ ََّ بَّنَّحََّـ ُ ََّ بَّيََُّجر ُ ََّ بَُس ََّّنَََّٰمٍَۭ ب
ِأ
ِم ِنـٍَّۭۦِِبب بَّ
لٍَّ َۥَّ بَلـقََّٰـ ُ بَنـٍَّۭ ـ
ُْ ََّبب بَّبََََََُّّّّ ب
َ َُه بجبَُّ حرِحَّقََّّْْـ ُ
Artinya:ب “Sungguh,ب Tuhanmuب (adalah)ب Allahب yangب menciptakanب langitب danب bumiب
dalam enamب masa,ب laluب Diaب bersemayamب diب atasب ‘Arsy.ب Diaب menutupkanب malamب
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan
bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan
urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam “. (Q.S. Al-A’rafب
(7): 54).
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Swt adalah pencipta semesta alam dan
seisinya,ب danب Diaب pulalahب yangب mengaturnya.ب Kalimatب “Sesungguhnyaب Tuhanب
Kamuب adalahب Allah”ب merupakanب bentukب penegasan.ب Adapunب kataب “Diaب
bersemayamب diب atasب ‘Arsy”ب menunjukkanب keberadaanب Allah.ب Tetapiب perluب diingat,ب
hakikatnya Allah itu bagaimana hanya Allah yang tahu, kita dilarang untuk
memikirkannya.
9. 6
C. SIFAT-SIFAT ALLAH DALAM AL-QUR’AN
1.Wujud (Ada)
Salah satu sifat Allah Swt. adalah wujud. Wujud berarti ada, lawannya
adalahب tidakب adaب atauب ‘adam.ب Keberadaanب Allahب Swt.ب dapatب dibuktikanب denganب
keberadaan makhluk-makhluk-Nya. Jika Allah Swt. tidak ada, mustahil tercipta
makhluk-makhluk-Nya. Dengan demikian, Allah Swt. ada dengan sendirinya dan
lebih dahulu sebelum keberadaan makhluk-makhluk-Nya. Allah Swt. adalah zat
gaib sehingga tidak bisa dilihat dengan mata. Meskipun tidak bisa dilihat dengan
mata, keberadaan Allah Swt. tetap tampak. Kita bisa merasakan langit, bumi, diri
kita, atau makhluk-makhluk lain yang tersebar di penjuru langit dan bumi. Semua
itu pasti ada yang menciptakan. Tidak mungkin semua itu ada dengan sendirinya.
Dialah Allah Swt. yang memiliki sifat wujud yang menciptakan seluruh makhluk.
2.Qidam (Dahulu)
Allah Swt. bersifat dahulu sehingga mustahil baginya bersifat baru.
Qidam berarti dahulu, kebalikannya hudus yang artinya baru. Keberadaan Allah
Swt. adalah dahulu, tidak baru saja muncul. Allah Swt. adalah yang pertama kali
ada sebelum makhluk-Nya ada. Berbeda dengan makhluk, dahulunya Allah Swt.
tidak berproses. Coba kita perhatikan proses pertumbuhan manusia. Dahulunya
manusia adalah sosok janin yang berkembang menjadi bayi kemudian
berkembang lagi menjadi anak-anak. Usia anak-anak meningkat menjadi sosok
remaja yang tumbuh hingga usianya semakin tua. Setelah itu, proses kehidupan
manusia justru mengalami penurunan. Bahkan, tidak lama setelah itu pasti
menghadapi kematian. Dahulunya Allah Swt. menunjukkan Dia ada dan tidak
akan musnah dan hilang sampai kapan pun. Keberadaan Allah Swt. yang
menjadikan makhluk-Nya ada. Allah Swt. tidak tergantung pada waktu karena Dia
yang menciptakan waktu. Allah Swt. telah ada sebelum terciptanya waktu itu
sendiri.
10. 7
3. Baqa (Kekal)
Baqa berarti kekal dan abadi. Kebalikan dari sifat baqa adalah fana atau
rusak. Hanya Allah Swt. Yang Maha Abadi. Sebaliknya, makhluk-makhluk-Nya
pasti akan menghadapi kematian dan kerusakan. Bahkan, kehidupan yang kita
rasakan, pada saatnya nanti juga akan rusak. Sebagaimana dijanjikan oleh Allah
Swt., pada hari kiamat kelak, semua makhluk-makhluk-Nya akan hancur lebur.
Tidak ada yang abadi kecuali Allah Swt. semata karena Dia memiliki sifat baqa.
Memahami bahwa Allah Swt. memiliki sifat baqa mendorong kita untuk semakin
mantap dalam beribadah kepada-Nya. Hanya Allah Swt. yang selalu hidup dan
abadi yang kita ibadahi dan minta pertolongan.
4. Mukhalafatu lil Hawadisi (Berbeda dengan Semua Makhluk)
Sifat mukhalafatu lil hawadisi menunjukkan bahwa Allah Swt. berbeda
dengan makhluk-Nya. Sifat Allah Swt. ini sekaligus menunjukkan sifat mustahil-
Nya untuk serupa dengan makhluk atau mumasalatu lil hawadisi. Tidak ada satu
pun makhluk yang serupa dengan Allah Swt. Untuk menunjukkan bahwa Allah
Swt. berbeda dengan makhluk-Nya sangat mudah. Kita memperhatikan bahwa
antara pencipta dengan yang diciptakan pasti berbeda. Dengan demikian, tidak
tepat jika Allah Swt. dipersamakan dengan malaikat, apalagi dengan manusia atau
hewan. Meskipun dalam ayat-ayat Al-Qur’anب dijelaskanب bahwaب Allahب Swt.ب Maha
Mendengar dan Maha Melihat, kita tidak perlu memikirkan bentuk mata dan
telinga Allah Swt. Untuk menambah pemahaman sifat Allah Swt. ini kita dapat
membandingkan dengan sifat manusia. Meskipun manusia dapat membuat rumah,
tidak berarti wujud dan bentuk manusia seperti rumah. Begitu halnya dengan
Allah Swt., meskipun bisa menciptakan langit, bumi serta seisinya, tidak berarti
bahwa Dia seperti makhluk-makhluk tersebut.
11. 8
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri)
Allah Swt. bersifat qiyamuhu binafsihi yang artinya Allah Swt. berdiri
sendiri. Kebalikannya adalah sifat qiyamuhu bigairih yang berarti membutuhkan
pihak lain.Ayat berikut ini menjelaskan sifat qiyamuhu binafsihi. Allah Swt.
adalah pencipta segala makhluk-makhluk-Nya. Kemampuan Allah Swt. dalam
mencipta tidak bergantung pada makhluk-Nya, tetapi bisa dilakukannya sendiri.
Demikian halnya jika Allah Swt. bergantung kepada makhluk, menunjukkan
bahwa Allah Swt. memiliki sifat lemah. Padahal, Allah Swt. Mahakuasa atas
segala sesuatu. Kita meyakini Allah Swt. sebagai zat yang bersifat qiyamuhu
binafsihi. Kita hanya memohon dan meminta pertolongan kepada Allah Swt. yang
mampu mandiri dan berdiri sendiri.
6. Wahdaniyah (Maha Esa)
Allah Swt. memiliki sifat Wahdaniyah yang artinya Allah Swt. Maha Esa.
Keesaan Allah Swt. menunjukkan bahwa Dia tidak bersifat terhitung atau
ta‘addud.ب Allahب Swt.ب adalahب tunggalب sehinggaب tidakب adaب sekutuب bagi-Nya. Keesaan
Allah Swt. juga menunjukkan bahwa Dia tidak bertambah banyak dan memiliki
keturunan. Memahami bahwa Allah Swt. memiliki anak adalah keliru. Esa zat-
Nya juga bukan karena hasil penjumlahan atau perkalian, serta perhitungan-
perhitungan lainnya. Allah Swt. bersifat tunggal menunjukkan bahwa tidak ada
sesuatu pun yang mengungguli, mirip, terlebih serupa dengan Dia. Oleh karena
itu, yang pantas kita ibadahi adalah Allah Swt. yang memiliki sifat satu.
7. Qudrat (Kuasa)
Sifat qudrat yang Allah Swt. miliki berarti D ia Mahakuasa. Kekuasaan
Allahب Swt.ب tidakب terbatas.ب Kebalikanب dariب sifatب qudratب adalahب ‘ajzunب yangب artinya
lemah. Kekuasaan Allah Swt. berbeda dengan kekuasaan yang dimiliki manusia.
Jika kekuasaan manusia sangat tergantung pada orang lain, kekuasaan Allah Swt.
tidak demikian. Allah Swt. berkuasa karena kehendak-Nya sendiri. Kekuasaan
Allah Swt. juga tidak terbatas. Ia menguasai dalam kemampuan penciptaan
12. 9
makhluk-Nya, dalam pemeliharaan, sekaligus dalam mencabut kehidupan
yang terjadi pada makhluk-makhluk-Nya. Mengimani sifat kekuasaan All ah Swt.
juga menyadarkan kita bahwa yang patut kita ibadahi dan sembah sujud hanya
Allah Swt. Kita dilarang terlalu tunduk kep ada manusia hingga tanpa batas.
8. Iradat (Berkehendak)
Allah Swt. bersifat iradat yang berarti memiliki kehendak untuk
melakukan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Sifat mustahilnya adalah
karahah yang berarti terpaksa. Dalam menentukan segala sesuatu, Allah Swt.
berkehendak atas diri-Nya sendiri. Tidak tergantung, apalagi dipaksa oleh
makhluk-makhluk-Nya. Jika Allah Swt. berkehendak pada sesuatu cukup dengan
berfirman,ب “Kun”,ب segeraب jadilahب yang Dia kehendaki. Berbeda dengan kehendak
manusia yang adakalanya tidak dapat menentukan keinginannya sendiri, tetapi
dipengaruhi oleh orang lain. Mengetahui sifat iradat Allah Swt. menyadarkan kita
untuk tidak bersikap sombong terhadap sesuatu. Kita harus sadar bahwa Yang
Maha Berkehendak adalah Allah Swt. Dalam menjalani hidup, manusia
hendaknya selalu berusaha sembari memperbanyak doa. Tentang hasil yang kita
peroleh, Allah Swt. yang menetapkan dengan kehendak-Nya.
9. Ilmu (Mengetahui)
Salah satu sifat Allah Swt. yang lain adalah berilmu, pandai, dan
mengetahui. Sifat mustahil dari ilmu adalah jahlun. Kepandaian, ilmu, dan
pengetahuan Allah Swt. tidak terbatas. Allah Swt. mengetahui atas segala sesuatu,
baik yang terlihat ataupun yang gaib. Allah Swt. Maha Berilmu dengan
kemampuan dari diri-Nya sendiri. Tidak berilmu karena belajar dari makhluk-Nya
atau karena pengalaman. Jika Allah Swt. tidak memiliki ilmu tentu tidak dapat
menciptakan alam raya ini dengan segala kesempurnaan. Allah Swt. juga yang
menjaganya dengan kemampuan yang Dia miliki.
13. 10
10. Hayat (Hidup)
Sifat yang pasti dimiliki Allah Swt. adalah hayat. Hayat berarti hidup,
sifat mustahilnya adalah maut atau mati. Allah Swt. hidup dan tidak akan mati
selamanya. Jika Allah Swt. bersifat maut pasti kehidupan yang ada di alam ini
akan rusak. Demikian juga dengan keteraturan tata surya yang tepat di tempatnya,
tanpa bertabrakan antara satu dengan yang lain. Allah Swt. hidup abadi, Dia yang
menciptakan manusia, menjaganya, mematikan, serta membangkitkannya pada
hari kiamat nanti. Zat yang pantas kita sembah adalah yang memiliki sifat hayat.
Hanya Allah Swt. yang selalu hidup, sedangkan semua makhluk pasti menghadapi
kematian. Dengan demikian, kita tidak perlu menyembah kepada sesuatu yang
pada saatnya nanti akan rusak, hancur, dan mati. Hanya Allah Swt. pula yang
dapat menjamin kehidupan kita.
11. Sama (Mendengar)
Allah Swt. memiliki sifat mendengar. Kemampuan mendengar-Nya tidak
terbatas. Bahkan, suara apa pun yang muncul dari makhluk-Nya mampu
didengarkan Allah Swt. Sifat mustahil dari sama yaitu summun yang berarti tuli.
Kemampuan Allah Swt. dalam mendengarkan tentu sangat berbeda dengan
kemampuan yang dimiliki manusia. Manusia hanya mampu mendengarkan suara
dalam ukuran-ukuran tertentu. Oleh karena kelemahan yang dimiliki manusia,
terkadang tidak dapat membedakan antara suara yang satu dengan suara yang
lain.Allah Swt. juga mampu mendengarkan getaran niat dalam hati manusia,
persangkaan, harapan, atau cita-cita. Jika kita memiliki niat kebaikan berarti telah
didengarkan oleh Allah Swt. sehingga Dia juga memberi balasan pahala. Oleh
karena itu, kita perlu menyucikan hati dan menjaga mulut agar mulut ini hanya
untuk mengucapkan kebaikan.
14. 11
12. Basar (Melihat)
Sifat Allah Swt. yang juga harus kita imani adalah basar. Bas.ar artinya
melihat,ب sedangkanب kebalikannyaب adalahب sifatب ‘umyunب yangب berartiب buta.ب Allahب
Swt. Maha
Melihat dengan kekuasaan mampu melihat semua makhluk. Entah makhluk yang
besar, seperti matahari dan bumi ataukah makhluk sekecil atom, mampu dilihat
Allah Swt. Bagi Allah Swt. tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi
pengawasan-Nya. Sebagai contoh, Allah Swt. mampu melihat pergerakan atom
meskipun terhalang oleh benda yang sangat tebal dan besar. Allah Swt. juga
mampu melihat hamba yang bersembah sujud kepada-Nya, meskipun tidak
tampak oleh mata manusia. Oleh karena kita menyadari pada sifat bas.ar Allah
Swt., hendaknya kita selalu menampilkan amal kebajikan dalam menjalani hidup.
Tujuannya tidak untuk mendapat pengawasan, sanjungan, dan penghormatan dari
manusia, tetapi agar mendapatkan keridaan Allah Swt.
13. Kalam (Berfirman)
Sifat Allah Swt. kalam artinya Allah Swt. wajib memiliki sifat berfirman
atau berkata. Sifat mustahilnya adalah bukmun atau bisu. Sifat Allah Swt.
berfirman ditunjukkan dengan diturunkannya Al-Qur’anب sebagaiب pedomanب hidupب
bagi manusia. Dengan demikian, sangat jelas bahwa Al-Qur’anب bukanب buatanب
manusia, melainkan merupakan firman Allah Swt. Cara Allah Swt. berfirman
tidak dapat kita ketahui karena berada di luar jangkauan akal manusia. Sebagai
manusia, kita cukup untuk mengimani saja, tanpa perlu memikirkan cara Allah
Swt. berfirman. Sifat kalam Allah Swt. sekaligus memberi peneladanan kepada
kita agar memanfaatkan lidah kita untuk membicarakan sesuatu yang bermanfaat.
15. 12
D. HIKMAH IMAN KEPADA ALLAH
Siapa saja yang menyatakan dirinya telah beriman kepada sifat-sifat
Allah swt.haruslah berusaha mengejawantahkannya atau mempraktikkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, keimanan yang sempurna tidak sekadar
menunjukkan keyakinan dalam hati dan mengikrarkan dengan lisan, namun harus
membuktikan dengan amal perbuatan. Beriman kepada sifat-sifat Allah swt.
Pertama, menumbuhkan keyakinan yang utuh tentang keberadaan dan
keesaan Allah swt. Seseorang yang memahami sifat-sifat Allah swt. sembari
memperhatikan ciptaan-Nya, segera sadar bahwa hanya Allah Yang
Mahasempurna. Oleh karena itu, yang harus disembah dan tempat memohon
pertolongan hanya Allah swt. semata. Misalnya, ketika mengetahui bahwa Allah
swt. memiliki sifat iradat, kita akan sadar bahwa Yang Maha Menentukan segala
sesuatu adalah Allah.
Kedua, membentuk pribadi yang berkualitas. Kita mafhum bahwa Allah
swt. Maha Melihat, Maha Mendengar, dan Maha Mengetahui. Pemahaman
tersebut akan menimbulkan kesadaran bahwa manusia di hadapan Allah swt.
hanyalah makhluk kecil yang teramat lemah. Oleh karena itu, tidak ada artinya
jika kita bersikap sombong. Kita harus rendah hati seraya berusaha memperbaiki
diri. Dengan demikian, kita pun termotivasi untuk selalu berusaha menjadi pribadi
yang lebih baik.
Ketiga, selalu jujur dalam bertindak dan berkata. Seseorang yang beriman
kepada Allah swt. akan bertindak dan berkata jujur. Hal ini karena ia merasa dan
yakin bahwa Allah swt. melihat dan mengetahui segala tingkah laku kita.
Meskipun tidak ada manusia yang mengetahui perbuatan yang kita lakukan, Allah
swt. pasti melihat dan mengetahui. Keyakinan bahwa Allah swt. Maha Melihat
dan Maha Mendengar akan mendorong kita untuk berbuat jujur.
16. 13
E. SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH SWT
Yaitu sifat-sifat yang secara akal tidak mungkin dimiliki allah swt. Dalam
ilmu tauhid dinyatakan bahwasifat Mustahil Allah swt ada tiga belas, yaitu:
a. ‘adam,بtidakبada
b. Hudus, permulaan
c.بFana’,بrusak
d. Mumasalatu lil-hawadisi, menyerupai makhluk
e. Qiyamuhu bigairihi, membutuhkan sesuatu selain dirinya
f.بTa’adud,ب lebihب dariبsatu
g.بA’jzun,ب lemah
h. Karahah, terpaksa
i. Jahlun, bodoh
j. Mautun, mati
k. Summun, tuli
l.‘بumyun,ب buta
m. Bukmun, bisu
17. 14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Menurut istilah,
iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan tindakan (per-buatan). Dengan demikian, iman kepada
Allah dapat diartikan dengan membenarkan dengan hati bahwa Allah itu
benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya.
Selanjutnya, pengakuan ini diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan
amal perbuatan secara nyata.
Seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman)
sempurna jika memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Jika seseorang
mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan
dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, orang tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Hal ini karena ketiga
unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan.
Seseorang yang meyakini Allah Swt. sebagai Tuhannya, ia setiap saat
menyadari bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya pasti diketahui oleh
Allah Swt. Dengan demikian, orang tersebut selalu berusaha agar yang ia
kerjakan mendapatkan keridaan di sisi-Nya.
Hal ini karena keimanan kepada Allah Swt. harus meliputi tiga unsur,
yaitu keyakinan dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pembuktian dengan
anggota badan. Jika ada seseorang yang hanya meyakini dalam hati terhadap
keberadaan Allah Swt., tetapi tidak membuktikannya dengan amal
perbuatan serta ikrar dengan lisan, berarti keimanannya belum sempurna.
Ketiga unsur keimanan tersebut memang harus terpadu tanpa bisa
dipisahkan.
18. 15
E. SARAN
Dengan memahami sifat-sifat Allah kita akan lebih mengenali Allah dan
menambah iman kita. Selain itu, kita juga dapat merasakan adanya Allah melalui
fenomena alam.
19. 16
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jaza’iri,ب AbuبBakerبJabir,بSyeikh.ب 2009.بMinhajulب Muslimب Pedomanب Hidupب
Ideal Seorang Muslim. Solo: Insan Kamil.
Baiquni, Achmad. 2006. Al-Qur’anب danبIlmuب Pengetahuanب danبTeknologi.ب
Yogyakarta: PT Dana Bakti Wakaf.
Nuryaningsih, Siti. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMP Kelas VII. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
Sabiq, Sayyid. 2006. Aqidah Islam (Ilmu Tauhid). Bandung: Diponegoro.
20. 17
BIODATA PENULIS
Mustafida Lahir pada 30 Oktober 2003 di Situbondo,
Anak pertama dari 2 bersaudara.
Riwayat pendidikan :
SDN 3 Selowogo
MTs Nurur Rahmah
MA Syafi'iyah
Nama ayah : Moh Ridwan
Pekerjaan : Petani
Nama ibu : Hozaima
Pekerjaan : Petani
Hobby : Menulis
Cita-cita : Pengusaha