Tugas praktek mengetik marlika & dede fadilah,renungan ramadhan halal bihalal
Pelajaran PAI smk pariwisata baitul hamdi ap1
1. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BAITUL HAMDI
JL.RAYA LABUAN KM.12 NANGGORAK – MENES-BANTEN
INDONESIA – 42262 - Tlf. ( 0812 992 7827 )
Ijin Operasional Nomor : 425 / 3097 – DISDIK / 2009
Email:smkbaitulhamdibanten@yahoo.co.id
Guru : Hanik Ikrimatus S.S.Pd.I
Kelas X (AP1) SMK BAITUL HAMDI MENES BANTEN
SEMESTER GANJIL TA 2012/2013
BAB I
A. Surah Al-Baqoroh Ayat 30 tentang PERANAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH
Kesimpulan
1. Allah SWT memberitahukan kepada para malaikat tentang rencana akan menciptakan Adam yang
kedudukanya sebagai khalifah di muka bumi.
2. Para malaikat belum mengetahui secara pasti, apa yang akan diperbuat manusia Setelah rencana
Allah SWT terwujud.
3. Ketidaktahuan para malaikat dan kekhawatiran para malaikat menjadi hilang setelah mendapat
penjelasan dari Allah, bahwa Allah lebih mengetahui dari apa yang telah diketahui para malaikat.
B. Surah Al-Mu’minun ayat 12-14 tentang Kejadian Manusia
Kesimpulan
1. Bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang asal kejadianya dari sari pati tanah.
Unsure-unsur yang terkandung Oksigen (O), Hidrogen (H), Zat Belerang (S), Zat Arang (C), Kalium
(K), Natrium (Na), Yodium (J), Asam Arang (CO2), Air (H2O) dan zat lain sebagai pelengkap.
2. Informasi dari Allah SWT tentang proses kejadian manusia ketika masih dalam kandungan
a. Allah menjadikan saripati tanah menjadi nutfah (air yang berisi spermatozoa atau disebut
sperma), kemudian ditumpahkan kedalam qarar (rahim atau kandungan).
b. Setelah itu nutfah dijadikan alaqoh yang berbentuk gumpalan darah menyerupai Lintah.
c. Setelah itu alaqoh dijadikan mudghah, yaitu segumpal daging
Bahan Rangkuman Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Pariwisata Baitul Hamdi
Menes Pandeglang Banten
2. d. Dari mudghoh dijadikan idzam, yaitu kerangka
e. Kemudian rangka itu dibalut oleh daging
f. Setelah itu Allah SWT menjadikannya sebagi makhluk dalam bentuk lain yaitu bentuk manusia .
C. Surah AzAriyat ayat 56 tentang tugas manusia.
Kesimpulan
Allah menciptkan manusia untuk beribadah kepadaNya. Ibadah menurut bahasa taat, patuh, tunduk,
dan menurut. Allah menciptakan jin dan manusia agar beribadah kepadanya yaitu dengan cara
mengerjakan perintahNya dan menjauhi larangaNya.
Terdapat dalam surat Al-Qiyamah:36 manusia mempunyai tanggung jawab tidak diciptakan bebas begitu
saja.
D. An-Nahl ayat 78 tentang Kewajiban Manusia untuk Bersyukur.
Kesimpulan
Bahwa Allah SWT telah mengeluarkan setiap manusia dari perut ibunya dalam keadaan tidak berilmu
pengetahuan kemudian Allah member pendengaran, penglihatan, akal, dan hati sebagai bekal dan alat
untuk meraih ilmu pengetahuan , itu semua agar manusia dapat bersyukur kepada Allah SWT.
BAB II
SURAH AL-AN’AM AYAT 162-163 DAN SURAH AL-BAYYINAH AYAT 5
TENTANG KEIKHLASAN BERIBADAH
A. Kesimpulan dari surah Al-An’Am
1. Suruhan Allah SWT kepada setiap individu manusia untuk berkeyakinan bahwa shalatnya, hidupnya,
dan matinya adalah semata-mata untuk Allah SWT
2. Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya dan Pencipta, pemelihara, serta
Pengatur alam semesta berikut segala isinya.
Bahan Rangkuman Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Pariwisata Baitul Hamdi
Menes Pandeglang Banten
3. 3. Suruhan Allah SWT kepada setiap individu manusia untuk berlaku ikhlas dalam berkeyakinan,
beribadah, dan beramal serta menjadi orang pertama dalam kaumnya yang berserah diri kepada-
Nya.
Kandungan dari surah Al-An’Am
1. Menyerahkan hidup dan matinya kepada Allah SWT, selama hayat masih dikandung badan ia akan
menghambakan diri kepada Allah SWT dengan jalan mentaati segala perintahNya dan menjauhi
laranganNya.
2. Memelihara diri dari bersikap dan berperilaku syirik, yakni menyekutukan Allah SWT.
3. Melandasi ibadah salatnya dan semua ibadahnya dengan niat ikhlas untuk memperoleh ridho-Nya
B. Kesimpulan dari surah Al-Bayyinah ayat 5
Suruhan Allah SWT untuk mengamalkan ajaran agamaNya, termasuk shalat dan zakat dengan lurus
yakni bersih dari unsure kemusyrikan dan kesesatan serta dengan niat ikhlas semata-mata karena
Allah SWT.
Niat adalah dorongan dari hati manusia untuk melaksanakan amal perbuatan tertentu. Sedangkan
ikhlas berarti murni, suci, atau bersih.
Sabda Nabi Muhammad SAW “Allah tidak menerima amal, melainkan yang didasari ikhlas karena
Allah untuk mecari keridhan-Nya”.
Sabda Nabi Muhammad SAW “ Setiap urusan yang baik yang tidak dimulai dengan ucapan
bismillahirrahmannirrahim maka terputus berkahnya.
BAB III
IMAN KEPADA ALLAH SWT
(Al-Ikhlash 1-4), (Hud 6-7), (Al-Mu’minun 116)
A. Pengertian Iman Kepada Alloh SWT (Q.S Al-Baqoroh : 177)
Bahan Rangkuman Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Pariwisata Baitul Hamdi
Menes Pandeglang Banten
4. Menurut bahasa, kata iman adalah percaya atau membenarkan. Menurut ilmu tauhid, iman
berarti kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diikrarkan secara lisan, dan
direalisasikan dalam perbuatan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa iman kepada Allah SWT adalah
mempercayai atau meyakini akan adanya Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan
segala kemahasempurnaan-Nya. Kepercayaan itu diyakini dalam hati sanubari, diikrarkan
dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan amal saleh.
Hokum beiman kepada Allah SWT hukumnya fardu ‘ain. Jika ada orang mengaku Islam tetapi
tidak percaya kepada Allah SWT, maka orang tersebut dianggap murtad.
B. Sifat-Sifat Alloh SWT dalam Asma’ul Husna
1. Pengertian Al-Asma’ul Husna
Menurut Bahasa Al- Asma’ul Husna artinya nama-nama yang baik. Menurut ilmu tauhid, Al-
Asma’ul Husna ialah nama-nama yang baik yang hanya dimiliki oleh Allah SWT, sebagai bukti
akan keagungan-Nya. (Q.S Al-Isra’ 110), Q. S Al-A’raf : 180)
2. Penjelasan Sifat Allah SWT dalam Al- Asma’ul Husna
a. Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) makhluk-Nya (surah Al-Fatihah :3)
b. Ar-Rahim (Maha Penyayang)kepada seluruh hambanya (Al-A’raf : 96)
c. Al-Quddus (Maha Suci) (Al-Jum’ah :1 dan Al-Ikhlas :1-4)
d. As-Salam (Mahasejahtera) Al-Hasyr :23
e. Al-Mu’min (Yang Maha Memberi Keamanan atau Yang Maha Percaya) Al-Hasyr :23
Allah adalah Tuhan Yang Maha Terpercaya atau Maha dipercaya. Ayat Al-Qur’an tentang
wa’dun, yaitu janji-janji dari Allah SWT tentang pahala dan surga dan adapula yang
wa’id yakni ancaman-Nya
f. Al-‘Adlu (Maha Adil) adil artinya meletakkan sesuatu pada tempat yang semestinya. (An-
Nahl : 90)
g. Al-Gaffar (Maha Pengampun) Q.S Sad : 66) Allah Maha Pengampun atas segala dosa
yang telah diperbuat manusia apabila hambanya memohon ampun kepada-Nya denga
betul-betul bertobat sedang syarat bertobat
• Harus menghentikan perbuatan ma’siat (dosa yang diperbuat)
• Menyesali perbuatan yang telah terlanjur dilakukannya
• Bertekad tidak mengulanginya lagi
Bahan Rangkuman Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Pariwisata Baitul Hamdi
Menes Pandeglang Banten
5. • Membaca istighfar dengan khusuk dan benar-benar minta ampun dalam
hatinya, bila dosanya berhubungan dengan hak Allah SWT, hendaknya
mengkodonya. Sedangkan yang berhubungan dengan hak orang lain hendaknya
mengembalikan hak orang lain tersebut dan mohon maaf atas kesalahanya.
h. Al-Hakim (Yang Maha Bijaksana) (Q.S Al-Mu’minun : 115)
i. Al-Malik (Yang Maha Merajai) (Q.S Al-Mu’minun :116)
j. Al-Hasib (Maha Menjamin/Maha Memperhitungkan)yaitu memberikan jaminan kpd
manusia untuk mencukupi segala kebutuhannya dan memperhitungkan amal perbuatan
ketika manusia (Q.S An-Najm : 39-40)
C. Perilaku Orang beriman terhadap sifat Allah SWT dalam Al-Asma’ul Husna
Setiap otang beriman yang menghayati sifat-sifat Allah SWT dan Al-Asma’ul Husna tentu dalam
kehidupan sehari-hari senantiasa berperilaku terpuji. Sikap perilaku tersebut misalnya:
1. Berusaha selalu berbuat baik dan berkasih saying
2. Berusaha menjadi mu’min yang bertakwa
3. Memelihara kesucian diri
4. Menjaga keselamatan diri dan orang lain
5. Menjadi orang yang terpercaya dan dapat memberikan rasa aman kepada sesame
6. Berperilaku adil
7. Berusaha menjadi orang pemaaf
8. Berperilaku bijaksana
9. Menjadi pemimpin yang baik
10. Bermuhasabah (intropeksi diri) Al-Hasyr :18)
BAB IV
BERPERILAKU TERPUJI
(Al-Hujrat :21, At-Tin : 1-8, Al-Baqoroh : 152-154)
A. PENGERTIAN PERILAKU HUSNUZAN
Husnuzan artinya berbaik sangka, lawan katanya suuzan artinya berburuk sangka
Bahan Rangkuman Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Pariwisata Baitul Hamdi
Menes Pandeglang Banten
6. B. CONTOH-CONTOH PERILAKU HUSNUZAN
1. Husnuzan terhadap Allah SWT
a. Syukur artinya bahasa berterima kasih, istilah berterimakasih kepada Allah SWT
dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan karunia-Nya.
Nikmat ada 2 yaitu bersifat jasmani dan rohani. Nikmat bersifat jasmani
terdapat pada manusia berupa pancaindra, susun tubuh dll.
Nikmat bersifat rohani, misalnya roh, akal, kalbu, dan nafsu
Dan nikmat yang diluar manusia misalnya air, api, udara dll.
Cara bersyukur kepada Allah SWT
• Bersyukur dengan hati ialah mengakui dan menyadari bahwa segala
nikmat berasal dari Allah SWT
• Bersyukur dengan lidah yaitu mengucap hamdalah
• Bersyukur dengan amal perbuatan misalnya, shalat
• Bersyukur dengan harta benda misalnya membelanjakan harta benda
untuk jalan yang berguna didunia dan akherat.
b. Sabar
Seseorang dianggap susuzan terhadap Allah SWT, misalnya tatkala ia
mengalami kegagalan dalam suatu usaha, bahwa Allah SWT hanya menguji.
2. Husnuzan terhadap diri sendiri
a. Percaya diri termasuk dalam sikap perilaku terpuji dan harus dimikili seseorang,
sehingga ia berani melakukan tindakan yang baik.
b. Gigih yaitu berkeras hati, tabah, dan rajin
• Misalnya gigih dalam menuntut ilmu
• Bekerja mencari rizki yang halal
• Berinisiatif berasal dari bahasa Belanda yang berarti prakarsa atau
langkah pertama
3. Husnuzan terhadap sesama
Bahan Rangkuman Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Pariwisata Baitul Hamdi
Menes Pandeglang Banten
7. a. Dalam berkehidupan berkeluarga
b. kehidupan bertetangga
C. MEMBIASAKAN DIRI BERPERILAKU HUSNUZAN
Setiap Muslim dan muslimah harus membiasakn dirin untuk berkhusnuzan terhadap
Allah SWT, Diri sendiri, dan sesama karena dengan khusnuzan akan mendatangkan
kebaikan-kebaikan.
BAB V
SUMBER HUKUM ISLAM, HUKUM TAKLIFI DAN HUKUM WAD’I
(Al-baqoroh 1-5, An-Nisa 105, Al-Isra : 9, Al-Imron :132)
A. SUMBER HUKUM ISLAM
1. Pengertian Hukum dan Sumber Hukum Islam
Hukum menurut pengertian bahasa berarti menetapkan sesuatu atau tidak menetapkanya.
Menurut istilah ushul fiqh hukum adalah khitab atau perintah Allah SWT, yang menuntut mukalaf
(orang yang sudah baligh dan berakal sehat) untuk memilih antara mengerjakan dan tidak
mengerjakan, atau menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat atau penghalang bagi adanya yang lain,
sah, batal, rukhshoh (kemudahan), dan azimah.
menurut istilah ahli fiqh, hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh tuntutan syariat, berupa a-
lwujub, al-mandub, al-hurmah, al-karahah, dan al-ibadah. Sedangkan perbuatan yang dituntut itu
disebut wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah.
maksud sumber hukum adalah segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan aturan yang me
punyai kekuatan yang bersifat mengikat, yang apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas
dan nyata. Dengan demikian sumber hukum islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan,
atau pedoman syariat Islam.
Bahan Rangkuman Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Pariwisata Baitul Hamdi
Menes Pandeglang Banten
8. Pada umumnya ulama fiqh sependapat bahwa sumber utama hukum Islam adalah Al-Qur’an dan
Hadis. Hadis Rosulullah SAW bersabda : “Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang karenanya kalian
tidak akan tersesat selama-lamanya, selama kalian berpegang pada keduanya, yaitu Kitab Allah (Al-
Qur’an) dan Sunnahku (Hadis).” (H. R. Baihaqi)
Disamping itu ulama fiqh menjadikan ijtihad, sebagai salah satu dasar hukum Islam , setelah Al-Qur’an
dan Hadis`
2. Pengertian, Kedudukan, dan Fungsi Al-Qur’an
a. Pengertian
Al-Qur’an berasal dari bahasa arab yang artinya bacaan atau himpunan. Al-Qur’an berarti bacaan,
karena merupakan kitab yang wajib dibaca dan dipelajari dan berarti himpunan karena merupakan
himpunan Firman Allah SWT (wahyu).
Menurut istilah, Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman Allah SWT yang
diwahyukan dalam bahasa Arab kepada rosul/nabi terakhir Nabi Muhammad SAW, yang
membacanya Ibadah.
Al-Qur’an mempunyai beberapa nama, seperti Al-Kitab atau kitab Alla SWT (Q.S Al-Baqoroh : 2), Al-
Furqon artinya Pembeda, Az-Zikr artinya peringatan dan At-Tanzil artinya diturunkan.
b. Kedudukan
Al-Qur’an sebagai kitab Allah SWT menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari
seluruh ajaran Islam. baik mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri,hubungan manusia
dengan Alloh SWT, hubungan manusia dengan sesamanya,dan hubungan manusia dengan alam.
Dalil naqli bahwa Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam pertama dan utama antara lain Q`S
An-Nisa : 59, Q.S An-Nisa :105 dan Hadis yang diriwayatkan oleh Turmuzi dan Abu daud.
c. Fungsi
Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat ( Q.S Al-Isra’ ; 9)Al-Qur’an merupakan mu’jizat terbesar
yang terdiri dari 30 juz dan 114 surat, 89 Surah Makiyyah dan 25 Surah Madaniyyah.ayatnya 4.726
dari surah Makiyyah dan 1510`
Bahan Rangkuman Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Pariwisata Baitul Hamdi
Menes Pandeglang Banten
9. Sebagai pedoman hidup bagi manusia, isi atau kandungan Al-Qur’an dapat dibagi menjadi tiga
bahasan pokok, yaitu 1. Akidah (keimanan), 2. Ibadah, 3. prinsip-prinsip syariat, yaitu meliputi
pembahasan tentang manusia, sosial, ekonomi, musyawarah, hukum perkawinan, hukum waris,
hukum perdana, dan antar bangsa.
3. Pengertian, Kedudukan, dan Fungsi Hadis
a. Pengertian
Hadis berasal dari bahasa Arab yang artinya baru, tidak lama, ucapan, pembicaraan, dan cerita.
Menurut , Istilah ahli hadis adalah segala berita yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW berupa
ucapan, perbuatan, dan takrir (persetujuan Nabi SAW) serta penjelasan sifat-sifat Nabi SAW.
Hadis Nabi dapat dibagi menjadi tiga sejis:
1. Hadis Qauliyah, yaitu segala perkataan atau ucapan Nabi SAW
2. Hadis Fi’liyah yaitu segala perilaku dan perbuatan Nabi SAW.
3. Hadis Takririyah, yaitu didasarkan pada persetujuan Nabi SAW atas apa yang dilakukan para
sahabatnya
b. Kedudukan
Para ulama Islam berpendapat bahwa hadis merupakan sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an`
berdasarkan surah Ali-Imran : 132, surah Al-Ahzab : 36 dan Al-Hasr :7 dan hadis riwayat Turmuzi
dan Abu Daud. Barang siapa mengingkari hadis berarti mengingkari Sunah berarti ia disebut
murtad.
c. Fungsi
a) Mempertegaci ayat-ayat Al-Qur’an yang atau memperkuat hukum-hukum yang telah
disebutkan dalam Al-Qur’an (bayan at-taqriri atau ta’kid)
b) Menjelaskan, menafsirkan dan merinci ayat-ayat Al-Qur’an yang umum dan samar (bayan at-
tafsir)
Bahan Rangkuman Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Pariwisata Baitul Hamdi
Menes Pandeglang Banten
10. c) Mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak tercantum dalam Al-Qur’an (bayan at-
tasyri’)
4. Pengertian, Kedudukan, dan Fungsi Ijtihad
a. Pengertian
Ijtihad yang kata kerjanya “jahada” yang artinya berusaha dengan sungguh-sungguh.
Menurut istilah dalam fiqih Ijtihad berarti mengerahkan tenaga dan pikiran dengan
sungguh-sungguh untuk menyelidiki dan mengeluarkan (meng-istimbat-kan) syarat
terytentu. muslim yang melakukan ijtihad disebut mujtahid, Seorang mujtahid harus
memiliki persyaratan. menurut Yusuf al-Qardawi 1). memahami Al-Qur’an tentang asbabul
nujul dan mana yang mansikh dan mansukh, 2). memahami hadis dan asbabul wurudnya,
3). mempunyai kemampuan yang mendalam mengenai bahasa Arab, 4).
mengetahuitempat-tempat ijmak, 5). mengetahui ushul fiqh, 6). mengetahui maksud-
maksud syariat, 7). memahami adat-istiadat, dan 8) adil dan bertakwa.
ditambah lagi dengan beberapa pendapat ulama 1). mendalami ilmu Ushuluddin, 2).
memahami ilmu Mantik (logika) 3). mengetahui cabang-cabang fiqh
b. Kedudukan
Ijtihad menempati tempat yang ke 3 setelah Al-Qur’an dan Al-Hadis (Q.S Al-Baqorah: 150)
c. Fungsi
Fungsi Ijtihad ialah menetapkan sesuatu, yang tidak ditemukan dalil hukumnya secara pasti
didalam Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Ijtihad ini muncul sebelum Nabi Muhammad wafat sampai wafat dan ditruskan oleh para
sahabtnya. Pada abad ke 2 sampai sampai dengan ke 4 mengalami perkembangan pesat
diantaranya muncul para mujtahid dibidang fiqh diantaranya mazhab-mazhab
1. Imam Abu Hanifah lahir di Kufah tahun 80 M dan wafat di Bagdad 150 M
Bahan Rangkuman Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Pariwisata Baitul Hamdi
Menes Pandeglang Banten
11. 2. Imam Malik Bin Anas lahir di Madinah pada tahun 93 M wafat di Madinah usia 86
tahun
3. Imam Syafi’I, lahir di Gaza (Palestina) tahun 150 M wafat di Mesir pada tahun 204 M
4. Ahmad bin Hambal lahir di Bagdad tahun 164 dan wafat di Bagdad tahun 241 M.
Bentuk-bentuk Ijtihad
1. Ijma’ adalah kebulatan pendapat semua ahli ijtihadpada suatu masalh yang
berkaitan dengan syari’at
2. Qiyas (ra’yu) menetapkan hukum atau suatu perbuatan yang belum ada
ketentuannya
3. Istihab yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan yang telah
ditetapkan karena adanya suatu dalil, sampai ada dalil lain yang mengubah
kedudukan hukum tersebut.
4. Mashlahah Mursalah, yaitu kemaslahatan atau kebaikan yang tidak disinggung-
singgung syara’ untuk mengerjakan atau meninggalkan
5. ‘Urf yaitu kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
kata-kata atau perbuatan.
B. HUKUM TAKLIFI DAN HUKUM WAD’I
1. Pengertian Hukum Taklifi dan hukum Wad’i Kedudukannya dan Fungsinya
a. Pengertian
Menurut kebahasaan hukum taklifi adalah pemberian beban. Sedangkan menurut istilah ialah
ketentuan Allah SWT yang menuntut mukallaf untuk melakukan atau tioak melakukan suatu
perbuatan
Penegrtian hukum Wad’I ialah ketentuan Allah SWT yang mengandung pengertian bahwa
terjadinya sesuatu merupakan sebab, syarat, atau penghalang bagi adanya sesuatu hukum Cth:
shalat menjadi sebab adanya kewajiban berwudhu terlebih dahulu.
Bahan Rangkuman Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Pariwisata Baitul Hamdi
Menes Pandeglang Banten
12. b. Kedudukan dan fungsi
kedudukan dan fungsi hukum taklifi menempati posisi yang utama dalam ajaran Islam karena
membahas sumber hukum Islam yang utama yaitu Al-Qur’an dan Hadis.
Macam-macam hukum taklifi dan bentuknya
1. Al-Ijab yaitu tuntutan secara pasti wajib dilaksanakan dan kalau tiadak dilaksanakan berdosa
tidak boleh ditinggalkan., perbuatan fardu ada 2 : fardhu ‘ain yaitu kewajiban setiap pribadi
mukallaf dan fardhu kifayah kewajiban yang dikerjakan slah seorang yang ada dimasyarakat
dan gugurlah kewajiban orang lain
2. An-Nadb yaiitu tuntutan dari syariat untuk melaksanakan suatu perbuatan, yang apabila
dikerjakan mendapat pahala dan tidak mengerjakan tidak mendapat siksa.
3. Al-Karahah yaitu sesuatu yang dituntut syari’ kepada mukallaf untuk meninggalkan nya
dalam bentuk tuntutan yang tidak pasti.
4. At-Tahrim tuntutan syari’I untuk tidak mengerjakan suatu perbuatan dengan tuntutan yang
pasti.
5. Al-Ibahah yaitu firman Allah SWT yang mengandung pilihan untuk melakukan suatu
perbuatan atau meninggalkan suatu perbuatan.
Bentuk hukum wad’I adalah ketentuan-ketentuan Allah SWT yang mengatur , tentang sebab,
syarat, mani’ (penghalang), batal (fasid), Azimah dan rukhshoh dalam hukum Islam
1. Sebab istilah syara’ sebab adalah suatu keadaan atau peristiwa yang dijadikan sebagai sebab
adanya hukum. dan tidak adanya keadaan atau peristiwa itu, menyebabkan tidak adanya
hukum cth: tergelincirnya matahari menjadi sebab wajibnya salat zuhur
2. Syarat sesuatu yang dijadikan syari’ (hukum islam), sebagai pelengkap terhadap perintah
syari’, tidak sah pelaksanaan suatu perintah syari’ kecuali dengan adanya syarat tertentu.
cth: berwudhu dengan air suci mensucikan merupakan salah satu syarat sahnya wudu.
Bahan Rangkuman Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Pariwisata Baitul Hamdi
Menes Pandeglang Banten
13. 3. Mani’ (penghalang) suatu keadaan atau peristiwa yang ditetapkan syari’ menjadi
penghalang bagi adanya hukum atau membatalkan hukum cth: najis ada dibadan atau
pakaian orang yang sedang mengerjakan salat menjadi penghalang bagi sahnya salat
4. Azimah dan Rukhshoh
Azimah ialah peraturan Allah SWT yang asli dan tersurat pada nas (Al-Qur’an dan hadis) dan
berlaku umum cth: kewajiban puasa pada bulan Ramadan, haramnya memakan daging babi,
bangkai dan darah
Rukhshoh adalah ketentuan yang disyariatkan oleh Allah yaitu keringanan yang diberikan
mukallaf dalam keadaan khusus. Misalnya bagi orang yang dalam perjalanan diberi
keringanan berupa menjamak sholat duhur dengan asar dan magrib dan isya
Bahan Rangkuman Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Pariwisata Baitul Hamdi
Menes Pandeglang Banten