Dokumen tersebut membahas sifat-sifat turunan dari serbuk, termasuk porositas, kerapatan partikel sebenarnya dan granul, serta kerapatan bulk. Jenis-jenis porositas dijelaskan seperti porositas antar partikel dan dalam partikel. Beberapa contoh soal juga diberikan untuk mengilustrasikan konsep-konsep tersebut.
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatBayu Mario
Sediaan kapsul adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, yang ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI edisiIV)
Sediaankapsuladalahbentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul Keras dan lunak.(FI edisiIII)
Secara umum;Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, yang mengandungsatu bahan macam obat atau lebih dan / atau bahan inert lainnya yang dimasukan kedalam cangkang atau wadah kecil umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pembuatan tablet vitamin C menggunakan metode cetak langsung. Metode ini digunakan karena vitamin C tidak stabil pada pemanasan dan cepat teroksidasi, sehingga tidak cocok dengan metode granulasi basah. Tablet dibuat menggunakan campuran vitamin C, amprotab, pati, avicel, magnesium stearat, dan talk sebagai bahan pengisi. Evaluasi granul dan tablet dilakukan untuk mengetahui sifat alir, organoleptik
Dokumen tersebut membahas sifat-sifat turunan dari serbuk, termasuk porositas, kerapatan partikel sebenarnya dan granul, serta kerapatan bulk. Jenis-jenis porositas dijelaskan seperti porositas antar partikel dan dalam partikel. Beberapa contoh soal juga diberikan untuk mengilustrasikan konsep-konsep tersebut.
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatBayu Mario
Sediaan kapsul adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, yang ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI edisiIV)
Sediaankapsuladalahbentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul Keras dan lunak.(FI edisiIII)
Secara umum;Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, yang mengandungsatu bahan macam obat atau lebih dan / atau bahan inert lainnya yang dimasukan kedalam cangkang atau wadah kecil umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pembuatan tablet vitamin C menggunakan metode cetak langsung. Metode ini digunakan karena vitamin C tidak stabil pada pemanasan dan cepat teroksidasi, sehingga tidak cocok dengan metode granulasi basah. Tablet dibuat menggunakan campuran vitamin C, amprotab, pati, avicel, magnesium stearat, dan talk sebagai bahan pengisi. Evaluasi granul dan tablet dilakukan untuk mengetahui sifat alir, organoleptik
Dalam tiga kalimat atau kurang, dokumen tersebut membahas tentang praktikum penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat, cair, dan gas menggunakan piknometer, termasuk definisi kerapatan dan berat jenis, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, hasil percobaan, pembahasan mengenai kegunaan dan faktor yang mempengaruhi penentuan berat jenis.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang kromatografi sebagai metode analisis yang paling umum dan berdaya guna untuk memisahkan zat-zat dalam suatu sampel. Terdapat dua fase yang tidak dapat bercampur yaitu fase bergerak dan fase diam. Beberapa jenis kromatografi dijelaskan beserta prinsip kerjanya."
1. Hipnotik dan sedatif adalah golongan obat penenang sistem saraf pusat yang efeknya bergantung pada dosis, dari ringan hingga berat seperti koma dan kematian.
2. Obat-obatan hipnotik sedative mampu mendepresi sistem saraf pusat dan diklasifikasikan menjadi benzodiazepin, barbiturat, dan non-barbiturat non-benzodiazepin seperti propofol.
3. Mekanisme kerja obat-
Praktikum anatomi dan fisiologi manusia melibatkan penanganan hewan coba mencit. Laporan ini membahas tentang latar belakang, tujuan, dan prosedur penanganan mencit sebagai hewan percobaan, termasuk cara memegang dan memberikan obat secara oral, intravena, intramuscular, subkutan, dan intraperitoneal.
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
Dokumen tersebut membahas tentang standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak herbal. Standarisasi adalah proses menetapkan standar yang dilakukan secara tertib dengan memperhatikan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan. Standarisasi mencakup parameter kualitas seperti kemurnian, kandungan zat aktif, dan ketiadaan zat berbahaya seperti logam berat dan residu pestisida. Standarisasi bertujuan mempertahankan konsistensi
Kromatografi peertama kali dikembangkan oleh seorang ahli botani Rusia Michael Tswett pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang berisi kalsium karbonat (CaCO3). (Gandjar, 2007)
Kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umumdan paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis karena dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis baik secara kuantitatif, kualitatif atau preparatif dalam bidang farmasi, lingkungan, industri dan sebagainya. (Gandjar, 2007)
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung tapioka, ikan asin, dan kopi. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara analisis kadar abu bahan pangan dan hasil pertanian serta mengukur kadar abunya menggunakan metode pengabuan kering. Hasilnya menunjukkan nilai kadar abu tepung tapioka jauh berbeda dengan nilai RSD-nya, menandakan adanya penyimpangan. Sedangkan kad
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK irmalawai
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urin atau kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah (dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air, alkohol) .
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yangdipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Dokumen tersebut membahas tentang mikromeritik dalam farmasi fisika 2. Terdapat beberapa metode pengukuran ukuran partikel seperti mikroskopi, pengayakan, dan metode lainnya. Dokumen juga menjelaskan prosedur pengukuran ukuran partikel menggunakan mikroskopi dan pengayakan pada bahan amilum dan parasetamol.
Dalam tiga kalimat atau kurang, dokumen tersebut membahas tentang praktikum penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat, cair, dan gas menggunakan piknometer, termasuk definisi kerapatan dan berat jenis, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, hasil percobaan, pembahasan mengenai kegunaan dan faktor yang mempengaruhi penentuan berat jenis.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang kromatografi sebagai metode analisis yang paling umum dan berdaya guna untuk memisahkan zat-zat dalam suatu sampel. Terdapat dua fase yang tidak dapat bercampur yaitu fase bergerak dan fase diam. Beberapa jenis kromatografi dijelaskan beserta prinsip kerjanya."
1. Hipnotik dan sedatif adalah golongan obat penenang sistem saraf pusat yang efeknya bergantung pada dosis, dari ringan hingga berat seperti koma dan kematian.
2. Obat-obatan hipnotik sedative mampu mendepresi sistem saraf pusat dan diklasifikasikan menjadi benzodiazepin, barbiturat, dan non-barbiturat non-benzodiazepin seperti propofol.
3. Mekanisme kerja obat-
Praktikum anatomi dan fisiologi manusia melibatkan penanganan hewan coba mencit. Laporan ini membahas tentang latar belakang, tujuan, dan prosedur penanganan mencit sebagai hewan percobaan, termasuk cara memegang dan memberikan obat secara oral, intravena, intramuscular, subkutan, dan intraperitoneal.
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
Dokumen tersebut membahas tentang standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak herbal. Standarisasi adalah proses menetapkan standar yang dilakukan secara tertib dengan memperhatikan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan. Standarisasi mencakup parameter kualitas seperti kemurnian, kandungan zat aktif, dan ketiadaan zat berbahaya seperti logam berat dan residu pestisida. Standarisasi bertujuan mempertahankan konsistensi
Kromatografi peertama kali dikembangkan oleh seorang ahli botani Rusia Michael Tswett pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang berisi kalsium karbonat (CaCO3). (Gandjar, 2007)
Kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umumdan paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis karena dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis baik secara kuantitatif, kualitatif atau preparatif dalam bidang farmasi, lingkungan, industri dan sebagainya. (Gandjar, 2007)
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung tapioka, ikan asin, dan kopi. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara analisis kadar abu bahan pangan dan hasil pertanian serta mengukur kadar abunya menggunakan metode pengabuan kering. Hasilnya menunjukkan nilai kadar abu tepung tapioka jauh berbeda dengan nilai RSD-nya, menandakan adanya penyimpangan. Sedangkan kad
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK irmalawai
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urin atau kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah (dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air, alkohol) .
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yangdipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Dokumen tersebut membahas tentang mikromeritik dalam farmasi fisika 2. Terdapat beberapa metode pengukuran ukuran partikel seperti mikroskopi, pengayakan, dan metode lainnya. Dokumen juga menjelaskan prosedur pengukuran ukuran partikel menggunakan mikroskopi dan pengayakan pada bahan amilum dan parasetamol.
Laporan praktikum pengayakan menjelaskan prosedur pengayakan batu bata merah untuk menentukan distribusi ukuran partikelnya. Sampel ditumbuk halus, diayak menggunakan serangkaian ayakan berbeda ukuran lubang, dan bobot retensi pada setiap ayakan diukur untuk menyusun kurva distribusi ukuran partikel.
Makalah ini membahas tentang mikrotom putar dan mikrotom sorong. Mikrotom adalah alat untuk memotong spesimen biologi menjadi irisan yang sangat tipis untuk diamati dengan mikroskop. Terdapat dua jenis mikrotom yaitu mikrotom putar dan mikrotom sorong, yang memiliki cara kerja berbeda dalam memotong spesimen.
Laporan praktikum ini membahas tentang analisis ayak yang dilakukan untuk memahami mekanisme pengayakan dan mengetahui berat tertahan material di tiap mesh. Metode analisis ayak digunakan untuk mengukur distribusi ukuran partikel dengan memisahkan material berdasarkan ukuran melalui lubang-lubang ayakan. Terdapat dua teknik pengayakan yaitu manual dan mekanik menggunakan alat seperti sieve shaker.
Daun pepaya dan air laut dijadikan sampel untuk percobaan preparasi sampel basah dan kering. Sampel air laut dihancurkan dengan asam nitrat dan didinginkan, sedangkan sampel daun pepaya dikeringkan di oven dan tanur sebelum dihancurkan dengan asam untuk menjadi abu yang siap dianalisis.
Kedewasaan serat kapas ditentukan dengan menggunakan larutan NaOH 10%. Laporan praktikum menguji kehalusan dan kedewasaan serat kapas, di mana hasil uji menunjukkan bahwa kehalusan serat kapas China adalah 3,07 μg/inci yang termasuk kategori halus, sedangkan tingkat kedewasaan serat kapas tersebut adalah 85% yang tergolong baik.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan kadar menggunakan metode spektrofotometri. Metode ini bekerja dengan mengukur absorpsi sinar cahaya oleh sampel pada panjang gelombang tertentu sesuai hukum Beer-Lambert. Ada beberapa jenis spektrofotometri seperti UV-Vis, IR, dan Serapan Atom yang masing-masing memiliki prinsip dan kriteria sampelnya. Prosedur analisis kuantitatif meliputi penyiapan sampel,
Dokumen tersebut membahas tentang analisis gravimetri dalam kimia analitik. Metode analisis gravimetri meliputi pengendapan, penguapan, dan elektrolisis. Prinsipnya adalah memisahkan analit dari sampel dan mengukur beratnya setelah dibentuk menjadi zat murni dan stabil.
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatNurul Hanifah
Berisi hasil pengukuran volume dan massa jenis beberapa benda padat seperti balok tembaga, silinder besi, dan kunci dengan menggunakan alat ukur seperti jangka sorong, mikrometer, dan neraca."
Laporan praktikum mendeskripsikan prosedur penentuan konsentrasi larutan tak berwarna KNO2 dan KNO3 dengan spektrofotometer UV-Vis. Langkah-langkahnya meliputi pembuatan kurva kalibrasi dari larutan standar, pengukuran absorbansi larutan uji dan standar, serta perhitungan konsentrasi larutan uji berdasarkan kurva kalibrasi. Hasilnya menunjukkan konsentrasi larutan KNO2 dan K
Dokumen tersebut membahas tentang volume partikel dan luas permukaan partikel dalam sistem terdispersi. Ia menjelaskan konsep mikromeritik yang mempelajari partikel kecil, serta parameter dan karakteristik serbuk seperti bentuk, ukuran, dan distribusi ukuran partikel. Dokumen ini juga membahas metode pengukuran volume dan luas permukaan partikel dalam sediaan farmasi.
Eksperimen ini bertujuan mengkaji kesan keamatan cahaya terhadap kadar fotosintesis dengan mengubah jarak mentol dari tumbuhan akuatik. Hipotesis ialah semakin bertambah keamatan cahaya, semakin meningkat kadar fotosintesis. Langkah-langkah meliputi penyediaan tumbuhan dan radas, pengukuran panjang gelembung gas dengan mengubah jarak mentol, dan pengiraan kadar fotosintesis.
1. MAKALAH FARMASI FISIKA
“MIKROMERITIK”
Dosen pengampuh :
Apt.Aulia Debby Pelu, S.Farm., M.Si.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. Asis Rumau ( 4820121268)
2. Elma musaad (4820121127)
KELAS : B1 ( AMBON )
SEMESTER : V ( Lima )
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
AMBON
2023
2. 2
A. Pengertian
Mikromeritik yaitu suatu ilmu dan teknologi yang mempelajari
tentang partikel kecil terutama mengenai ukuran partikel. Ukuran partikel
dalam bidang farmasi sangat penting karena berhubungan dengan
kestabilan dan pelepasan obat dari suatu bentuk sediaan. Selain itu, ukuran
partikel juga menentukan sistem dispersi farmasetik sediaan. Oleh karena
itu penting menentukan ukuran partikel suatu obat.
Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang teknologi
partikel kecil. Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran
partikel sangat penting, dalam bidang farmasi. Secara klinik, ukaran
partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-
bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan tropical.
Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi
kestabilan fisik, dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukuran
partikel yang dicapai dari produk ina.
Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran
partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan
dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk Secara klinik, ukuran
partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk
sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan topikal.
Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi
kestabilan fisik, dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukutan
partikel yang dicapai dari produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan
kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting dalam mencapai sifat
alir yang diperlukan dan pencampuran yang benar.
B. Metode
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengukuran
partikel yaitu metode pengayakan, mikroskopik optik, sedimentasi dan
coulter counter.
3. 3
1. Pengayakan
Metode pengayakan merupakan metode paling sederhana untuk
mengetahui ukuran partikel obat menggunakan alat ayakan dengan
kecepatan dan ukuran ayakan (mesh) tertentu yang telah
dikalibrasi. Metode ini hanya bisa digunakan untuk partikel yang
mempunyai ukuran minimal 44 mikrometer (ayakan nomor 325).
Prinsip metode ini adalah sampel diayak melalui sebuah
susunan ayakan yang disusun menurut ukuran mesh. Ayakan
dengan nomor mesh paling kecil memiliki lubang ayakan yang
terbesar, berarti ukuran partikel yang melewatinya juga berukuran
besar, begitupun sebaliknya.
(Gambar 2.1). Partikel obat yang akan diayak diletakkan
pada ayakan teratas dengan nomor mesh kecil. Partikel dengan
ukuran lebih kecil dari lebar lubang ayakan akan berjatuhan
melewatinya. Sedangkan partikel yang tinggal pada ayakan
berukuran lebih besar dan kasar.
Gambar1.Penyusunan nomor ayakan dari mesh yang
paling rendahke yang paling tinggi
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan metode pengayakan,
terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi proses
pengayakan, antara lain:
a. Waktu atau lama pengayakan
Biasanya pengayakan dilakukan selama 5 menit. Pengayakan
yang terlalu lama dapat membuat sampel jadi pecah karena
saling bertumbukan satu sama lain, sehingga bisa lolos melalui
mesh selanjutnya. Sedangkan jika kurang dari lima menit,
biasanya proses pengayakan akan kurang sempurna.
4. 4
b. Massa sampel
Jika sampel terlalu banyak maka sampel akan sulit terayak.
Begitu pula jika sampel sedikit maka akan lebih mudah untuk
turun dan terayak.
c. Intensitas getaran
Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin banyak
pula tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya
partikel, dengan demikian partikel dengan ukuran tertentu dapat
tidak terayak.
2. Mikroskopik Optik
Pengukuran partikel dengan menggunakan metode mikroskopik
biasanya digunakan untuk mengukur partikel yang memiliki
kisaran ukuran dari 0,2-100 µm. Metode ini dapat digunakan untuk
menghitung ukuran partikel pada sediaan suspensi dan emulsi.
Sejumlah tertentu sediaan diletakkan pada object glass, kemudian
diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran tertentu dalam
standar skala mikrometer. Selanjutnya, jumlah partikel yang berada
dalam area jangkauan ukuran tertentu dihitung satu per satu,
kemudian hasil perhitungan dimasukkan ke dalam analisis data
(Gambar 2.)
Metode mikroskopik memiliki keuntungan dimana pengamat dapat
dengan mudah mendeteksi adanya gumpalan atau agregasi pada
serbuk yang diamati. Metode ini juga merupakan metode
penghitungan secara langsung jumlah serbuk pada ukuran partikel
5. 5
tertentu. Namun metode ini juga memiliki kekurangan dimana
jumlah partikel yang harus dihitung (300-500 partikel) cukup
memakan waktu dan tenaga. Selain itu, variasi antar operator
pengamat cukup besar, tapi hal ini dapat diatasi dengan melakukan
fotomikrograf, proyeksi, maupun scanner hasil pengamatan secara
otomatis.
3. Sedimentasi
Metode sedimentasi (pengendapan) adalah suatu metode yang
digunakan untuk mengukur diameter partikel berdasarkan prinsip
ketergantungan laju sedimentasi partikel tersebut pada ukurannya.
Ukuran partikel ini dinyatakan dalam Hukum Stokes melalui
persamaan berikut:
Persamaan tersebut digunakan untuk partikel yang
berbentuk tidak beraturan dari berbagai ukuran. Untuk
menggunakan Hukum Stokes, laju sedimentasi dari suatu partikel
tidak boleh mengalami aliran turbulensi karena akan memengaruhi
sedimentasi dari partikel tersebut. Tipe aliran dapat diketahui
menggunakan Bilangan Reynolds. Bilangan Reynolds (Re)
membagi aliran menjadi tiga tipe yaitu aliran laminer, turbulen dan
transisi. Aliran laminer adalah suatu tipe aliran yang ditunjukkan
oleh gerakan partikel menurut garis-garis arusnya yang halus dan
sejajar. Aliran turbulen mempunyai Nilai Re lebih besar dan
memiliki garis arus yang tidak beraturan dan tidak sejajar.
Sedangkan aliran transisi biasanya paling sulit diamati, memiliki
Nilai Re yang berkisar antara nilai laminer dan turbulen.
Hukum Stokes tidak dapat digunakan jika Nilai Re lebih
besar dari 0,2 karena pada nilai ini terjadi turbulensi. Berdasarkan
hal tersebut, maka ukuran partikel dapat dirumuskan dengan
persamaan berikut ini:
6. 6
Salah satu alat yang mekanisme kerjanya berdasarkan pada
prinsip sedimentasi dalam penentuan ukuran partikel yaitu Alat
Andreasen (Gambar 3). Cara analisis alat tersebut adalah suspensi
2% dimasukkan ke dalam bejana silinder sampai mencapai tanda
550 ml. Bejana kemudian ditutup, lalu dikocok untuk
mendistribusikan partikel-partikel secara merata. Pada berbagai
interval waktu, diambil sebanyak 10 ml sampel dan dikeluarkan
melalui penutupnya. Sampel tersebut diuapkan, ditimbang dan
dianalisis dengan metode yang sesuai. Garis tengah partikel pada
setiap interval waktu dihitung dengan persamaan Hukum Stokes,
dimana h adalah tinggi dari cairan di atas ujung pipet yang
terendah pada waktu setiap sampel dikeluarkan. Sisa atau sampel
yang dikeringkan pada waktu tertentu adalah fraksi berat yang
mempunyai ukuran partikel kurang dari ukuran yang diperoleh
oleh perhitungan Hukum Stokes selama periode waktu
pengendapan.
4. Coulter Counter (Pengukuran Volume Partikel)
Pada pengukuran volume partikel menggunakan coulter counter
prinsipnya adalah suatu partikel disuspensikan dalam suatu cairan
elektrolit kemudian dilewatkan melalui suatu lubang kecil, yang
pada kedua sisinya terdapat elektroda. Saat partikel melewati
lubang tersebut, maka ia akan memindahkan sejumlah elektrolit
sesuai dengan volumenya, mengakibatkan terjadinya suatu
7. 7
perubahan tahanan listrik (Gambar 4). Laju penghitungannya yaitu
4000 partikel/detik.
a. Sifat Partikel
Sifat partikel diantaranya adalah porositas atau rongga ϵ,
kerapatan partikel, dan kerapatan bulk.
1) Porositas atau Rongga
Porositas atau rongga dari serbuk adalah perbandingan volume
rongga terhadap volume bulk yang dinyatakan dalam persen, x
100.
2) Kerapatan Partikel
Kerapatan secara umum didefinisikan sebagai berat per satuan
volume. Kerapatan partikel dibagi menjadi kerapatan
sebenarnya dan kerapatan granul.
3) Kerapatan Sebenarnya
Kerapatan sebenarnya (r) adalah kerapatan dari bahan itu
sendiri, tidak termasuk rongga dan pori-pori. Alat yang
digunakan untuk mengukur kerapatan sebenarnya yaitu
densitometer helium, piknometer dan hidrometer.
4) Densitometer Helium
Densitometer Helium digunakan untuk menentukan kerapatan
serbuk yang berpori.
8. 8
5) Piknometer
Piknometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
kerapatan sebenarnya dari sebuah padatan dan benda cair
6) Hidrometer
Hidrometer merupakan alat untuk mengukur kerapatan
sebenarnya dari zat cair.
7) Kerapatan Granul
Kerapatan granul didefinisikan sebagai volume granul yang
merupakan volume partikel + ruang dalam partikel Penentuan
kerapatan granul dengan menggunakan metode pemindahan
cairan (air raksa).Dalam kerapatan granul dikenal istilah
porositas dalam partikel yang dirumuskan sebagai :
Keterangan :
Vp = Volume sebenarnya dari partikel-partikel padat
Vg = Volume dari partikel bersama dengan pori-pori dalam
partikel
ρg = Kerapatan granul
ρ = Kerapatan sebenarnya
8) Kerapatan Bulk (ρg)
Kerapatan bulk didefinisikan sebagai massa dari suatu serbuk
dibagi dengan volume bulk. Kerapatan bulk ini tergantung dari
Tergantung pada distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan
kohesi antar partikel. Dalam kerapatan bulk dikenal dua macam
porositas yaitu porositas celah dan porositas total.
b. Porositas celah / ruang antara
Porositas celah adalah volume relatif celah-celah ruang antara
dibandingkan dengan volume bulk serbuk dan tidak termasuk
pori-pori di dalam partikel. Porositas celah dinyatakan dalam
rumus berikut ini :
9. 9
c. Porositas total
Porositas total dinyatakan sebagai keseluruhan pori dari celah-
celah antara partikel dan pori-pori di dalam partikel. Porositas
total dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
C. Ukuran partikel dan distribusi
Ukuran partikel adalah diameter rata-rata partikel
Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara: ukuran
diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata- rata
dsb.
Dimensi tunggal ukuran partikel = Diameter
Satuan yang sering digunakan :
m = 10 m = 10-4 cm = 10-3 mm
Å (Angstrom) = 10-8 cm = 10-10 m
macam diameter al.:
10. 10
ds = diameter lingkaran yang mempunyai L perm sama dengan
partikel yang diperiksa
dv,= diameter lingkaran yang volumenya sama dengan partikel
yang diperiksa
dp = diameter suatu bulatan yang diproyeksikan, mempunyai
luas pengamatan yang sama seperti partikel bila dipandang
tegak lurus ke bidangnya yang paling stabil (teknik
mikroskopik)
Dst(stokes) = diameter suatu bahan yang mengalami sedimentasi
pada laju yang sama seperti partikel tidak simetris tsb (dengan
metode sedimentasi)
Kepentingan dari pemilihan diameter tergantung pada
relevansinya terhadap suatu sifat fisik yang nyata.Misalnya:
Kekompakan dan aliran dari suatu serbuk/granul tergantung
pada volumenya → Diameter volume rata-rata
Proses penguraian dan adsorpsi adalah fungsi luas permukaan
partikel → Diameter permukaan rata-rata
Sedimentasi merupakan sifat yang penting dari suspensi
diameter stokes
Ukuran Partikel Rata-Rata Edmundson:
11. 11
dimana:
on = banyaknya partikel
od = titik tengah dari suatu kisaran ukuran
p = indeks yang dihubungkan dengan ukuran
p=1 panjang
p=2luas permukaan
p-3- volume
of = indeks frekuensi
f=0jumlah total partikel
f=1~ panjang
f-2-luas permukaan
f-3- volume
distribusi normal
68% populasi berada pada x±1o 95,5% populasi berada pada
x±2o 99,7% populasi berada pada x±3o
13. 13
Daftar Pustaka
Sinko, Patrick J. 2011. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika Edisi 5.
Jakarta: EGC (halaman 670-703)
Moechtar. 1990. Farmasi Fisika. UGM Press: Yogyakarta
Hardani, dkk, 2021.Buku Ajar Farmasi Fisika. EGC Yogyakarta
Moechtar, 1990, Farmasi Fisika, 169, UGM Press, Yogyakarta
Parrot, LE, 1970, Teknologi Farmasi, 11, 12, Perusahaan Penerbitan Burgess,
MinneapolisVoigt, R., 1994, Buku Pelajaran teknologi Farmasi, Edisi V. Cetakan
1, 45, 47, 51, UGM Press, Yogyakarta
Martin Alfred. 1983, Farmasi Fisik Edisi III Jilid 1. Jakarta. UI Press
Martin Alfred. 1983. Farmasi Fisik Edisi III Jilid II. Jakarta. UI Press
Voight. 1951. Tekhnologi Farmasi. Jakarta. UI Press
EE Hamlow, Korelasi Metode rheologi untuk Mengukur Bahan Newtonian dan
Non-Newtonian, Ph.D. Skripsi, Purdue University. Purdue, Ind., 1958.
M. Reiner dan GW Scott- Blair, di FE Eirich (Ed.), Rheology, Vol. 4. Academic
Press, New York, 1967, Bab 9.
E. Hatschek, Viskositas Cairan, Bell and Sons, London, 1928.
JR Van Wazer, JW Lyons, KY Kim, dan RE Colwell, Viskositas dan Arus
Pengukuran-A Laboratorium Handbook of rheology, Interscience, New York,
1963.
GW Scott- Blair, SD reologi, Academic Press, New York, 1969, 31. HB
Kostenbauder dan A. Martin, J. Am. farmasi. Asosiasi. Sains. Ed. 43, 401,
1954.
P. Sherman, di Emulsi Sains, Academic Press, London, 1968, p. 221.