SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH FARMASI FISIKA
“MIKROMERITIK”
Dosen pengampuh :
Apt.Aulia Debby Pelu, S.Farm., M.Si.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. Asis Rumau ( 4820121268)
2. Elma musaad (4820121127)
KELAS : B1 ( AMBON )
SEMESTER : V ( Lima )
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
AMBON
2023
2
A. Pengertian
Mikromeritik yaitu suatu ilmu dan teknologi yang mempelajari
tentang partikel kecil terutama mengenai ukuran partikel. Ukuran partikel
dalam bidang farmasi sangat penting karena berhubungan dengan
kestabilan dan pelepasan obat dari suatu bentuk sediaan. Selain itu, ukuran
partikel juga menentukan sistem dispersi farmasetik sediaan. Oleh karena
itu penting menentukan ukuran partikel suatu obat.
Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang teknologi
partikel kecil. Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran
partikel sangat penting, dalam bidang farmasi. Secara klinik, ukaran
partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-
bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan tropical.
Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi
kestabilan fisik, dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukuran
partikel yang dicapai dari produk ina.
Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran
partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan
dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk Secara klinik, ukuran
partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk
sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan topikal.
Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi
kestabilan fisik, dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukutan
partikel yang dicapai dari produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan
kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting dalam mencapai sifat
alir yang diperlukan dan pencampuran yang benar.
B. Metode
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengukuran
partikel yaitu metode pengayakan, mikroskopik optik, sedimentasi dan
coulter counter.
3
1. Pengayakan
Metode pengayakan merupakan metode paling sederhana untuk
mengetahui ukuran partikel obat menggunakan alat ayakan dengan
kecepatan dan ukuran ayakan (mesh) tertentu yang telah
dikalibrasi. Metode ini hanya bisa digunakan untuk partikel yang
mempunyai ukuran minimal 44 mikrometer (ayakan nomor 325).
Prinsip metode ini adalah sampel diayak melalui sebuah
susunan ayakan yang disusun menurut ukuran mesh. Ayakan
dengan nomor mesh paling kecil memiliki lubang ayakan yang
terbesar, berarti ukuran partikel yang melewatinya juga berukuran
besar, begitupun sebaliknya.
(Gambar 2.1). Partikel obat yang akan diayak diletakkan
pada ayakan teratas dengan nomor mesh kecil. Partikel dengan
ukuran lebih kecil dari lebar lubang ayakan akan berjatuhan
melewatinya. Sedangkan partikel yang tinggal pada ayakan
berukuran lebih besar dan kasar.
Gambar1.Penyusunan nomor ayakan dari mesh yang
paling rendahke yang paling tinggi
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan metode pengayakan,
terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi proses
pengayakan, antara lain:
a. Waktu atau lama pengayakan
Biasanya pengayakan dilakukan selama 5 menit. Pengayakan
yang terlalu lama dapat membuat sampel jadi pecah karena
saling bertumbukan satu sama lain, sehingga bisa lolos melalui
mesh selanjutnya. Sedangkan jika kurang dari lima menit,
biasanya proses pengayakan akan kurang sempurna.
4
b. Massa sampel
Jika sampel terlalu banyak maka sampel akan sulit terayak.
Begitu pula jika sampel sedikit maka akan lebih mudah untuk
turun dan terayak.
c. Intensitas getaran
Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin banyak
pula tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya
partikel, dengan demikian partikel dengan ukuran tertentu dapat
tidak terayak.
2. Mikroskopik Optik
Pengukuran partikel dengan menggunakan metode mikroskopik
biasanya digunakan untuk mengukur partikel yang memiliki
kisaran ukuran dari 0,2-100 µm. Metode ini dapat digunakan untuk
menghitung ukuran partikel pada sediaan suspensi dan emulsi.
Sejumlah tertentu sediaan diletakkan pada object glass, kemudian
diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran tertentu dalam
standar skala mikrometer. Selanjutnya, jumlah partikel yang berada
dalam area jangkauan ukuran tertentu dihitung satu per satu,
kemudian hasil perhitungan dimasukkan ke dalam analisis data
(Gambar 2.)
Metode mikroskopik memiliki keuntungan dimana pengamat dapat
dengan mudah mendeteksi adanya gumpalan atau agregasi pada
serbuk yang diamati. Metode ini juga merupakan metode
penghitungan secara langsung jumlah serbuk pada ukuran partikel
5
tertentu. Namun metode ini juga memiliki kekurangan dimana
jumlah partikel yang harus dihitung (300-500 partikel) cukup
memakan waktu dan tenaga. Selain itu, variasi antar operator
pengamat cukup besar, tapi hal ini dapat diatasi dengan melakukan
fotomikrograf, proyeksi, maupun scanner hasil pengamatan secara
otomatis.
3. Sedimentasi
Metode sedimentasi (pengendapan) adalah suatu metode yang
digunakan untuk mengukur diameter partikel berdasarkan prinsip
ketergantungan laju sedimentasi partikel tersebut pada ukurannya.
Ukuran partikel ini dinyatakan dalam Hukum Stokes melalui
persamaan berikut:
Persamaan tersebut digunakan untuk partikel yang
berbentuk tidak beraturan dari berbagai ukuran. Untuk
menggunakan Hukum Stokes, laju sedimentasi dari suatu partikel
tidak boleh mengalami aliran turbulensi karena akan memengaruhi
sedimentasi dari partikel tersebut. Tipe aliran dapat diketahui
menggunakan Bilangan Reynolds. Bilangan Reynolds (Re)
membagi aliran menjadi tiga tipe yaitu aliran laminer, turbulen dan
transisi. Aliran laminer adalah suatu tipe aliran yang ditunjukkan
oleh gerakan partikel menurut garis-garis arusnya yang halus dan
sejajar. Aliran turbulen mempunyai Nilai Re lebih besar dan
memiliki garis arus yang tidak beraturan dan tidak sejajar.
Sedangkan aliran transisi biasanya paling sulit diamati, memiliki
Nilai Re yang berkisar antara nilai laminer dan turbulen.
Hukum Stokes tidak dapat digunakan jika Nilai Re lebih
besar dari 0,2 karena pada nilai ini terjadi turbulensi. Berdasarkan
hal tersebut, maka ukuran partikel dapat dirumuskan dengan
persamaan berikut ini:
6
Salah satu alat yang mekanisme kerjanya berdasarkan pada
prinsip sedimentasi dalam penentuan ukuran partikel yaitu Alat
Andreasen (Gambar 3). Cara analisis alat tersebut adalah suspensi
2% dimasukkan ke dalam bejana silinder sampai mencapai tanda
550 ml. Bejana kemudian ditutup, lalu dikocok untuk
mendistribusikan partikel-partikel secara merata. Pada berbagai
interval waktu, diambil sebanyak 10 ml sampel dan dikeluarkan
melalui penutupnya. Sampel tersebut diuapkan, ditimbang dan
dianalisis dengan metode yang sesuai. Garis tengah partikel pada
setiap interval waktu dihitung dengan persamaan Hukum Stokes,
dimana h adalah tinggi dari cairan di atas ujung pipet yang
terendah pada waktu setiap sampel dikeluarkan. Sisa atau sampel
yang dikeringkan pada waktu tertentu adalah fraksi berat yang
mempunyai ukuran partikel kurang dari ukuran yang diperoleh
oleh perhitungan Hukum Stokes selama periode waktu
pengendapan.
4. Coulter Counter (Pengukuran Volume Partikel)
Pada pengukuran volume partikel menggunakan coulter counter
prinsipnya adalah suatu partikel disuspensikan dalam suatu cairan
elektrolit kemudian dilewatkan melalui suatu lubang kecil, yang
pada kedua sisinya terdapat elektroda. Saat partikel melewati
lubang tersebut, maka ia akan memindahkan sejumlah elektrolit
sesuai dengan volumenya, mengakibatkan terjadinya suatu
7
perubahan tahanan listrik (Gambar 4). Laju penghitungannya yaitu
4000 partikel/detik.
a. Sifat Partikel
Sifat partikel diantaranya adalah porositas atau rongga ϵ,
kerapatan partikel, dan kerapatan bulk.
1) Porositas atau Rongga
Porositas atau rongga dari serbuk adalah perbandingan volume
rongga terhadap volume bulk yang dinyatakan dalam persen, x
100.
2) Kerapatan Partikel
Kerapatan secara umum didefinisikan sebagai berat per satuan
volume. Kerapatan partikel dibagi menjadi kerapatan
sebenarnya dan kerapatan granul.
3) Kerapatan Sebenarnya
Kerapatan sebenarnya (r) adalah kerapatan dari bahan itu
sendiri, tidak termasuk rongga dan pori-pori. Alat yang
digunakan untuk mengukur kerapatan sebenarnya yaitu
densitometer helium, piknometer dan hidrometer.
4) Densitometer Helium
Densitometer Helium digunakan untuk menentukan kerapatan
serbuk yang berpori.
8
5) Piknometer
Piknometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
kerapatan sebenarnya dari sebuah padatan dan benda cair
6) Hidrometer
Hidrometer merupakan alat untuk mengukur kerapatan
sebenarnya dari zat cair.
7) Kerapatan Granul
Kerapatan granul didefinisikan sebagai volume granul yang
merupakan volume partikel + ruang dalam partikel Penentuan
kerapatan granul dengan menggunakan metode pemindahan
cairan (air raksa).Dalam kerapatan granul dikenal istilah
porositas dalam partikel yang dirumuskan sebagai :
Keterangan :
Vp = Volume sebenarnya dari partikel-partikel padat
Vg = Volume dari partikel bersama dengan pori-pori dalam
partikel
ρg = Kerapatan granul
ρ = Kerapatan sebenarnya
8) Kerapatan Bulk (ρg)
Kerapatan bulk didefinisikan sebagai massa dari suatu serbuk
dibagi dengan volume bulk. Kerapatan bulk ini tergantung dari
Tergantung pada distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan
kohesi antar partikel. Dalam kerapatan bulk dikenal dua macam
porositas yaitu porositas celah dan porositas total.
b. Porositas celah / ruang antara
Porositas celah adalah volume relatif celah-celah ruang antara
dibandingkan dengan volume bulk serbuk dan tidak termasuk
pori-pori di dalam partikel. Porositas celah dinyatakan dalam
rumus berikut ini :
9
c. Porositas total
Porositas total dinyatakan sebagai keseluruhan pori dari celah-
celah antara partikel dan pori-pori di dalam partikel. Porositas
total dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
C. Ukuran partikel dan distribusi
Ukuran partikel adalah diameter rata-rata partikel
Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara: ukuran
diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata- rata
dsb.
Dimensi tunggal ukuran partikel = Diameter
Satuan yang sering digunakan :
m = 10 m = 10-4 cm = 10-3 mm
Å (Angstrom) = 10-8 cm = 10-10 m
macam diameter al.:
10
ds = diameter lingkaran yang mempunyai L perm sama dengan
partikel yang diperiksa
dv,= diameter lingkaran yang volumenya sama dengan partikel
yang diperiksa
dp = diameter suatu bulatan yang diproyeksikan, mempunyai
luas pengamatan yang sama seperti partikel bila dipandang
tegak lurus ke bidangnya yang paling stabil (teknik
mikroskopik)
Dst(stokes) = diameter suatu bahan yang mengalami sedimentasi
pada laju yang sama seperti partikel tidak simetris tsb (dengan
metode sedimentasi)
Kepentingan dari pemilihan diameter tergantung pada
relevansinya terhadap suatu sifat fisik yang nyata.Misalnya:
Kekompakan dan aliran dari suatu serbuk/granul tergantung
pada volumenya → Diameter volume rata-rata
Proses penguraian dan adsorpsi adalah fungsi luas permukaan
partikel → Diameter permukaan rata-rata
Sedimentasi merupakan sifat yang penting dari suspensi
diameter stokes
Ukuran Partikel Rata-Rata Edmundson:
11
dimana:
on = banyaknya partikel
od = titik tengah dari suatu kisaran ukuran
p = indeks yang dihubungkan dengan ukuran
p=1 panjang
p=2luas permukaan
p-3- volume
of = indeks frekuensi
f=0jumlah total partikel
f=1~ panjang
f-2-luas permukaan
f-3- volume
distribusi normal
68% populasi berada pada x±1o 95,5% populasi berada pada
x±2o 99,7% populasi berada pada x±3o
12
13
Daftar Pustaka
Sinko, Patrick J. 2011. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika Edisi 5.
Jakarta: EGC (halaman 670-703)
Moechtar. 1990. Farmasi Fisika. UGM Press: Yogyakarta
Hardani, dkk, 2021.Buku Ajar Farmasi Fisika. EGC Yogyakarta
Moechtar, 1990, Farmasi Fisika, 169, UGM Press, Yogyakarta
Parrot, LE, 1970, Teknologi Farmasi, 11, 12, Perusahaan Penerbitan Burgess,
MinneapolisVoigt, R., 1994, Buku Pelajaran teknologi Farmasi, Edisi V. Cetakan
1, 45, 47, 51, UGM Press, Yogyakarta
Martin Alfred. 1983, Farmasi Fisik Edisi III Jilid 1. Jakarta. UI Press
Martin Alfred. 1983. Farmasi Fisik Edisi III Jilid II. Jakarta. UI Press
Voight. 1951. Tekhnologi Farmasi. Jakarta. UI Press
EE Hamlow, Korelasi Metode rheologi untuk Mengukur Bahan Newtonian dan
Non-Newtonian, Ph.D. Skripsi, Purdue University. Purdue, Ind., 1958.
M. Reiner dan GW Scott- Blair, di FE Eirich (Ed.), Rheology, Vol. 4. Academic
Press, New York, 1967, Bab 9.
E. Hatschek, Viskositas Cairan, Bell and Sons, London, 1928.
JR Van Wazer, JW Lyons, KY Kim, dan RE Colwell, Viskositas dan Arus
Pengukuran-A Laboratorium Handbook of rheology, Interscience, New York,
1963.
GW Scott- Blair, SD reologi, Academic Press, New York, 1969, 31. HB
Kostenbauder dan A. Martin, J. Am. farmasi. Asosiasi. Sains. Ed. 43, 401,
1954.
P. Sherman, di Emulsi Sains, Academic Press, London, 1968, p. 221.

More Related Content

What's hot

Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Nova Rizky
 
Kerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisKerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat Jenis
Ridwan
 
Powerpoint aerosol
Powerpoint aerosolPowerpoint aerosol
Powerpoint aerosol
Veronika Goeltom
 
Redoks Bromometri
Redoks BromometriRedoks Bromometri
Redoks Bromometri
Erna Nur'aini
 
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docx
akqj10oke
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
Yusrizal Azmi
 
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
Dwi Karyani
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
Dilla Novita
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
Ade Irma Suryani
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Gina Sakinah
 
Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx
Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docxFarmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx
Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx
RahmaQiyah03
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
aufia w
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
Herni Yunita
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
universitas jember
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Ridha Faturachmi
 
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
irmalawai
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Sapan Nada
 

What's hot (20)

Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Kerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisKerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat Jenis
 
Powerpoint aerosol
Powerpoint aerosolPowerpoint aerosol
Powerpoint aerosol
 
Redoks Bromometri
Redoks BromometriRedoks Bromometri
Redoks Bromometri
 
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docx
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 
Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx
Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docxFarmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx
Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
mikromiretik
mikromiretikmikromiretik
mikromiretik
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 

Similar to TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docx

Presentationdd101 edit 1 (1)
Presentationdd101 edit 1 (1)Presentationdd101 edit 1 (1)
Presentationdd101 edit 1 (1)
LukmanLaaTahzaan1
 
04 mikromeritik
04 mikromeritik04 mikromeritik
04 mikromeritik
Fathir Musawwir
 
Sieving
SievingSieving
Makalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknikMakalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknik
Putry Untari
 
MA 3 NADIA MAKFIRA RAMADANI.docx
MA 3 NADIA MAKFIRA RAMADANI.docxMA 3 NADIA MAKFIRA RAMADANI.docx
MA 3 NADIA MAKFIRA RAMADANI.docx
FikramMunandar
 
Perarasi sampel
Perarasi sampelPerarasi sampel
Perarasi sampel
Awal Rahmad
 
alat ukur gambar.ppt
alat ukur gambar.pptalat ukur gambar.ppt
alat ukur gambar.ppt
DwiAstutiKamal
 
Eval 1
Eval 1Eval 1
Eval 1
fahmifawzyr
 
ppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptx
Rike Adliana
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Widya arsy
 
MAKALAH TURBIDIMETER DAN DENSITOMETER
MAKALAH TURBIDIMETER DAN DENSITOMETERMAKALAH TURBIDIMETER DAN DENSITOMETER
MAKALAH TURBIDIMETER DAN DENSITOMETERfarid miftah
 
Makalah Gravimetri
Makalah GravimetriMakalah Gravimetri
Makalah Gravimetri
Universitas Negeri Makassar
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Nurul Hanifah
 
laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3
mila_indriani
 
TUGAS SEMINAR HASIL UJI DISOLUSI TABLET DAN PULVERES
TUGAS SEMINAR HASIL UJI DISOLUSI TABLET DAN PULVERESTUGAS SEMINAR HASIL UJI DISOLUSI TABLET DAN PULVERES
TUGAS SEMINAR HASIL UJI DISOLUSI TABLET DAN PULVERES
Ikkaa2
 
Ppt Mikromeritik.pptx
Ppt Mikromeritik.pptxPpt Mikromeritik.pptx
Ppt Mikromeritik.pptx
Selviani28
 
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_201203 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
SMKTA
 
Penghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakanPenghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakanHilya Fithri
 

Similar to TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docx (20)

Presentationdd101 edit 1 (1)
Presentationdd101 edit 1 (1)Presentationdd101 edit 1 (1)
Presentationdd101 edit 1 (1)
 
04 mikromeritik
04 mikromeritik04 mikromeritik
04 mikromeritik
 
Sieving
SievingSieving
Sieving
 
Makalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknikMakalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknik
 
MA 3 NADIA MAKFIRA RAMADANI.docx
MA 3 NADIA MAKFIRA RAMADANI.docxMA 3 NADIA MAKFIRA RAMADANI.docx
MA 3 NADIA MAKFIRA RAMADANI.docx
 
Perarasi sampel
Perarasi sampelPerarasi sampel
Perarasi sampel
 
metode mikriteknik
metode mikriteknikmetode mikriteknik
metode mikriteknik
 
alat ukur gambar.ppt
alat ukur gambar.pptalat ukur gambar.ppt
alat ukur gambar.ppt
 
Eval 1
Eval 1Eval 1
Eval 1
 
ppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptx
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
 
MAKALAH TURBIDIMETER DAN DENSITOMETER
MAKALAH TURBIDIMETER DAN DENSITOMETERMAKALAH TURBIDIMETER DAN DENSITOMETER
MAKALAH TURBIDIMETER DAN DENSITOMETER
 
Makalah Gravimetri
Makalah GravimetriMakalah Gravimetri
Makalah Gravimetri
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
 
Modul 1-pengukuran
Modul 1-pengukuranModul 1-pengukuran
Modul 1-pengukuran
 
laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3
 
TUGAS SEMINAR HASIL UJI DISOLUSI TABLET DAN PULVERES
TUGAS SEMINAR HASIL UJI DISOLUSI TABLET DAN PULVERESTUGAS SEMINAR HASIL UJI DISOLUSI TABLET DAN PULVERES
TUGAS SEMINAR HASIL UJI DISOLUSI TABLET DAN PULVERES
 
Ppt Mikromeritik.pptx
Ppt Mikromeritik.pptxPpt Mikromeritik.pptx
Ppt Mikromeritik.pptx
 
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_201203 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
 
Penghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakanPenghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakan
 

Recently uploaded

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
maya746072
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
ShaoranAulia1
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
SuryaniAnggun2
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
IrmaFitriani7
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
GregoryStevanusGulto
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
kartikaoktarini
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
lidyanimargareth23
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
AdheaPriyanka1
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
HestyGrariwa2
 

Recently uploaded (12)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
 

TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docx

  • 1. MAKALAH FARMASI FISIKA “MIKROMERITIK” Dosen pengampuh : Apt.Aulia Debby Pelu, S.Farm., M.Si. DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5 1. Asis Rumau ( 4820121268) 2. Elma musaad (4820121127) KELAS : B1 ( AMBON ) SEMESTER : V ( Lima ) PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MALUKU HUSADA AMBON 2023
  • 2. 2 A. Pengertian Mikromeritik yaitu suatu ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang partikel kecil terutama mengenai ukuran partikel. Ukuran partikel dalam bidang farmasi sangat penting karena berhubungan dengan kestabilan dan pelepasan obat dari suatu bentuk sediaan. Selain itu, ukuran partikel juga menentukan sistem dispersi farmasetik sediaan. Oleh karena itu penting menentukan ukuran partikel suatu obat. Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang teknologi partikel kecil. Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting, dalam bidang farmasi. Secara klinik, ukaran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk- bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan tropical. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik, dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dari produk ina. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan topikal. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik, dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukutan partikel yang dicapai dari produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting dalam mencapai sifat alir yang diperlukan dan pencampuran yang benar. B. Metode Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengukuran partikel yaitu metode pengayakan, mikroskopik optik, sedimentasi dan coulter counter.
  • 3. 3 1. Pengayakan Metode pengayakan merupakan metode paling sederhana untuk mengetahui ukuran partikel obat menggunakan alat ayakan dengan kecepatan dan ukuran ayakan (mesh) tertentu yang telah dikalibrasi. Metode ini hanya bisa digunakan untuk partikel yang mempunyai ukuran minimal 44 mikrometer (ayakan nomor 325). Prinsip metode ini adalah sampel diayak melalui sebuah susunan ayakan yang disusun menurut ukuran mesh. Ayakan dengan nomor mesh paling kecil memiliki lubang ayakan yang terbesar, berarti ukuran partikel yang melewatinya juga berukuran besar, begitupun sebaliknya. (Gambar 2.1). Partikel obat yang akan diayak diletakkan pada ayakan teratas dengan nomor mesh kecil. Partikel dengan ukuran lebih kecil dari lebar lubang ayakan akan berjatuhan melewatinya. Sedangkan partikel yang tinggal pada ayakan berukuran lebih besar dan kasar. Gambar1.Penyusunan nomor ayakan dari mesh yang paling rendahke yang paling tinggi Terlepas dari kelebihan dan kekurangan metode pengayakan, terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi proses pengayakan, antara lain: a. Waktu atau lama pengayakan Biasanya pengayakan dilakukan selama 5 menit. Pengayakan yang terlalu lama dapat membuat sampel jadi pecah karena saling bertumbukan satu sama lain, sehingga bisa lolos melalui mesh selanjutnya. Sedangkan jika kurang dari lima menit, biasanya proses pengayakan akan kurang sempurna.
  • 4. 4 b. Massa sampel Jika sampel terlalu banyak maka sampel akan sulit terayak. Begitu pula jika sampel sedikit maka akan lebih mudah untuk turun dan terayak. c. Intensitas getaran Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin banyak pula tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya partikel, dengan demikian partikel dengan ukuran tertentu dapat tidak terayak. 2. Mikroskopik Optik Pengukuran partikel dengan menggunakan metode mikroskopik biasanya digunakan untuk mengukur partikel yang memiliki kisaran ukuran dari 0,2-100 µm. Metode ini dapat digunakan untuk menghitung ukuran partikel pada sediaan suspensi dan emulsi. Sejumlah tertentu sediaan diletakkan pada object glass, kemudian diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran tertentu dalam standar skala mikrometer. Selanjutnya, jumlah partikel yang berada dalam area jangkauan ukuran tertentu dihitung satu per satu, kemudian hasil perhitungan dimasukkan ke dalam analisis data (Gambar 2.) Metode mikroskopik memiliki keuntungan dimana pengamat dapat dengan mudah mendeteksi adanya gumpalan atau agregasi pada serbuk yang diamati. Metode ini juga merupakan metode penghitungan secara langsung jumlah serbuk pada ukuran partikel
  • 5. 5 tertentu. Namun metode ini juga memiliki kekurangan dimana jumlah partikel yang harus dihitung (300-500 partikel) cukup memakan waktu dan tenaga. Selain itu, variasi antar operator pengamat cukup besar, tapi hal ini dapat diatasi dengan melakukan fotomikrograf, proyeksi, maupun scanner hasil pengamatan secara otomatis. 3. Sedimentasi Metode sedimentasi (pengendapan) adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur diameter partikel berdasarkan prinsip ketergantungan laju sedimentasi partikel tersebut pada ukurannya. Ukuran partikel ini dinyatakan dalam Hukum Stokes melalui persamaan berikut: Persamaan tersebut digunakan untuk partikel yang berbentuk tidak beraturan dari berbagai ukuran. Untuk menggunakan Hukum Stokes, laju sedimentasi dari suatu partikel tidak boleh mengalami aliran turbulensi karena akan memengaruhi sedimentasi dari partikel tersebut. Tipe aliran dapat diketahui menggunakan Bilangan Reynolds. Bilangan Reynolds (Re) membagi aliran menjadi tiga tipe yaitu aliran laminer, turbulen dan transisi. Aliran laminer adalah suatu tipe aliran yang ditunjukkan oleh gerakan partikel menurut garis-garis arusnya yang halus dan sejajar. Aliran turbulen mempunyai Nilai Re lebih besar dan memiliki garis arus yang tidak beraturan dan tidak sejajar. Sedangkan aliran transisi biasanya paling sulit diamati, memiliki Nilai Re yang berkisar antara nilai laminer dan turbulen. Hukum Stokes tidak dapat digunakan jika Nilai Re lebih besar dari 0,2 karena pada nilai ini terjadi turbulensi. Berdasarkan hal tersebut, maka ukuran partikel dapat dirumuskan dengan persamaan berikut ini:
  • 6. 6 Salah satu alat yang mekanisme kerjanya berdasarkan pada prinsip sedimentasi dalam penentuan ukuran partikel yaitu Alat Andreasen (Gambar 3). Cara analisis alat tersebut adalah suspensi 2% dimasukkan ke dalam bejana silinder sampai mencapai tanda 550 ml. Bejana kemudian ditutup, lalu dikocok untuk mendistribusikan partikel-partikel secara merata. Pada berbagai interval waktu, diambil sebanyak 10 ml sampel dan dikeluarkan melalui penutupnya. Sampel tersebut diuapkan, ditimbang dan dianalisis dengan metode yang sesuai. Garis tengah partikel pada setiap interval waktu dihitung dengan persamaan Hukum Stokes, dimana h adalah tinggi dari cairan di atas ujung pipet yang terendah pada waktu setiap sampel dikeluarkan. Sisa atau sampel yang dikeringkan pada waktu tertentu adalah fraksi berat yang mempunyai ukuran partikel kurang dari ukuran yang diperoleh oleh perhitungan Hukum Stokes selama periode waktu pengendapan. 4. Coulter Counter (Pengukuran Volume Partikel) Pada pengukuran volume partikel menggunakan coulter counter prinsipnya adalah suatu partikel disuspensikan dalam suatu cairan elektrolit kemudian dilewatkan melalui suatu lubang kecil, yang pada kedua sisinya terdapat elektroda. Saat partikel melewati lubang tersebut, maka ia akan memindahkan sejumlah elektrolit sesuai dengan volumenya, mengakibatkan terjadinya suatu
  • 7. 7 perubahan tahanan listrik (Gambar 4). Laju penghitungannya yaitu 4000 partikel/detik. a. Sifat Partikel Sifat partikel diantaranya adalah porositas atau rongga ϵ, kerapatan partikel, dan kerapatan bulk. 1) Porositas atau Rongga Porositas atau rongga dari serbuk adalah perbandingan volume rongga terhadap volume bulk yang dinyatakan dalam persen, x 100. 2) Kerapatan Partikel Kerapatan secara umum didefinisikan sebagai berat per satuan volume. Kerapatan partikel dibagi menjadi kerapatan sebenarnya dan kerapatan granul. 3) Kerapatan Sebenarnya Kerapatan sebenarnya (r) adalah kerapatan dari bahan itu sendiri, tidak termasuk rongga dan pori-pori. Alat yang digunakan untuk mengukur kerapatan sebenarnya yaitu densitometer helium, piknometer dan hidrometer. 4) Densitometer Helium Densitometer Helium digunakan untuk menentukan kerapatan serbuk yang berpori.
  • 8. 8 5) Piknometer Piknometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kerapatan sebenarnya dari sebuah padatan dan benda cair 6) Hidrometer Hidrometer merupakan alat untuk mengukur kerapatan sebenarnya dari zat cair. 7) Kerapatan Granul Kerapatan granul didefinisikan sebagai volume granul yang merupakan volume partikel + ruang dalam partikel Penentuan kerapatan granul dengan menggunakan metode pemindahan cairan (air raksa).Dalam kerapatan granul dikenal istilah porositas dalam partikel yang dirumuskan sebagai : Keterangan : Vp = Volume sebenarnya dari partikel-partikel padat Vg = Volume dari partikel bersama dengan pori-pori dalam partikel ρg = Kerapatan granul ρ = Kerapatan sebenarnya 8) Kerapatan Bulk (ρg) Kerapatan bulk didefinisikan sebagai massa dari suatu serbuk dibagi dengan volume bulk. Kerapatan bulk ini tergantung dari Tergantung pada distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan kohesi antar partikel. Dalam kerapatan bulk dikenal dua macam porositas yaitu porositas celah dan porositas total. b. Porositas celah / ruang antara Porositas celah adalah volume relatif celah-celah ruang antara dibandingkan dengan volume bulk serbuk dan tidak termasuk pori-pori di dalam partikel. Porositas celah dinyatakan dalam rumus berikut ini :
  • 9. 9 c. Porositas total Porositas total dinyatakan sebagai keseluruhan pori dari celah- celah antara partikel dan pori-pori di dalam partikel. Porositas total dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : C. Ukuran partikel dan distribusi Ukuran partikel adalah diameter rata-rata partikel Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara: ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata- rata dsb. Dimensi tunggal ukuran partikel = Diameter Satuan yang sering digunakan : m = 10 m = 10-4 cm = 10-3 mm Å (Angstrom) = 10-8 cm = 10-10 m macam diameter al.:
  • 10. 10 ds = diameter lingkaran yang mempunyai L perm sama dengan partikel yang diperiksa dv,= diameter lingkaran yang volumenya sama dengan partikel yang diperiksa dp = diameter suatu bulatan yang diproyeksikan, mempunyai luas pengamatan yang sama seperti partikel bila dipandang tegak lurus ke bidangnya yang paling stabil (teknik mikroskopik) Dst(stokes) = diameter suatu bahan yang mengalami sedimentasi pada laju yang sama seperti partikel tidak simetris tsb (dengan metode sedimentasi) Kepentingan dari pemilihan diameter tergantung pada relevansinya terhadap suatu sifat fisik yang nyata.Misalnya: Kekompakan dan aliran dari suatu serbuk/granul tergantung pada volumenya → Diameter volume rata-rata Proses penguraian dan adsorpsi adalah fungsi luas permukaan partikel → Diameter permukaan rata-rata Sedimentasi merupakan sifat yang penting dari suspensi diameter stokes Ukuran Partikel Rata-Rata Edmundson:
  • 11. 11 dimana: on = banyaknya partikel od = titik tengah dari suatu kisaran ukuran p = indeks yang dihubungkan dengan ukuran p=1 panjang p=2luas permukaan p-3- volume of = indeks frekuensi f=0jumlah total partikel f=1~ panjang f-2-luas permukaan f-3- volume distribusi normal 68% populasi berada pada x±1o 95,5% populasi berada pada x±2o 99,7% populasi berada pada x±3o
  • 12. 12
  • 13. 13 Daftar Pustaka Sinko, Patrick J. 2011. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika Edisi 5. Jakarta: EGC (halaman 670-703) Moechtar. 1990. Farmasi Fisika. UGM Press: Yogyakarta Hardani, dkk, 2021.Buku Ajar Farmasi Fisika. EGC Yogyakarta Moechtar, 1990, Farmasi Fisika, 169, UGM Press, Yogyakarta Parrot, LE, 1970, Teknologi Farmasi, 11, 12, Perusahaan Penerbitan Burgess, MinneapolisVoigt, R., 1994, Buku Pelajaran teknologi Farmasi, Edisi V. Cetakan 1, 45, 47, 51, UGM Press, Yogyakarta Martin Alfred. 1983, Farmasi Fisik Edisi III Jilid 1. Jakarta. UI Press Martin Alfred. 1983. Farmasi Fisik Edisi III Jilid II. Jakarta. UI Press Voight. 1951. Tekhnologi Farmasi. Jakarta. UI Press EE Hamlow, Korelasi Metode rheologi untuk Mengukur Bahan Newtonian dan Non-Newtonian, Ph.D. Skripsi, Purdue University. Purdue, Ind., 1958. M. Reiner dan GW Scott- Blair, di FE Eirich (Ed.), Rheology, Vol. 4. Academic Press, New York, 1967, Bab 9. E. Hatschek, Viskositas Cairan, Bell and Sons, London, 1928. JR Van Wazer, JW Lyons, KY Kim, dan RE Colwell, Viskositas dan Arus Pengukuran-A Laboratorium Handbook of rheology, Interscience, New York, 1963. GW Scott- Blair, SD reologi, Academic Press, New York, 1969, 31. HB Kostenbauder dan A. Martin, J. Am. farmasi. Asosiasi. Sains. Ed. 43, 401, 1954. P. Sherman, di Emulsi Sains, Academic Press, London, 1968, p. 221.