Pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan digunakan untuk menghitung pendapatan nasional suatu negara. Pendapatan per kapita mengukur rata-rata pendapatan penduduk dan merupakan tolak ukur kemakmuran suatu negara. Distribusi pendapatan nasional harus merata agar dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan.
3. 1. Pendekatan Produksi (Production Approach)
Kegiatan produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah nilai tambah
(value added). Oleh karena itu, dalam perhitungan pendekatan produksi, hanya
mencakup perhitungan nilai tambah di setiap lahan produksi.
Berdasarkan ISIC (International Standard Industrial Classification) perekonomian
Indonesia dibagi ke dalam sebelas sektor. Sektor-sektor tersebut kemudian
disederhanakan lagi menjadi sembilan sektor, yaitu:
pertanian, peternakan, kehutananan, dan perikanan.
pertambangan dan penggalian.
industri manufaktur.
listrik, gas, dan air bersih.
Bangunan.
perdagangan, hotel dan restoran.
pengangkutan dan komunikasi.
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
jasa-jasa.
4. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Y = (Q1 × P1) + (Q2 × P2) + (Q3 × P3) + … + (Qn × Pn)
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
Q1, Q2, Q3, dan Qn = jumlah jenis barang ke-1, ke-2, ke-3, ke-n
P1, P2, P3, dan Pn = harga jenis barang ke-1, ke-2, ke-3, ke-n
2. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
Berdasarkan pendekatan pengeluaran, nilai pendapatan nasional dihitung
dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari para pelaku ekonomi
(konsumen, produsen, dan pemerintah) dalam suatu negara. Dapat dituliskan
sebagai berikut :
Pengeluaran konsumsi rumah tangga (C).
Pengeluaran konsumsi pemerintah (G).
Investasi domestik bruto (I).
Ekspor neto atau nilai ekspor dikurangi impor (X–M).
Maka : PN = C + G + I + (X–M)
5. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Berdasarkan pendekatan pendapatan, nilai pendapatan nasional dihitung
dengan cara menjumlahkan tingkat balas jasa bruto (belum dikurangi
pajak) dari faktor produksi yang dipakai.
Berdasarkan pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dihitung
dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat
(pemilik faktor produksi) sebagai balas jasa yang mereka terima dalam
proses produksi yaitu sebagai berikut :
Upah/gaji = balas jasa pemilik tenaga kerja
Bunga (i) = balas jasa pemilik modal
Sewa (r) = balas jasa pemilik anah
Keuntungan (π) = balas jasa pengusaha.
Total balas jasa atas seluruh faktor produksi tersebut disebut
pendapatan nasional (PN). Jadi secara matematis, menurut
pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dirumuskan sebagai
berikut:
PN = w + i + r + π
6. 1. Pengertian
Konsep pendapatan yang berhubungan dengan pendapatan nasional
adalah pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita adalah tingkat rata-
rata pendapatan penduduk suatu negara pada periode tertentu yang
diperoleh dengan membagi jumlah pendapatan nasional (biasanya dalam
PDB) dengan jumlah penduduk di negara tersebut. Semakin tinggi angka
PDB per kapita, kemakmuran rakyat dianggap makin tinggi. Pendapatan
perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya,
semakin makmur negara tersebut.
Adapun rumus pendapatan per kapita adalah sebagai berikut :
∑ Pendapatan Nasional
Pendapatan per Kapita =
∑ Penduduk
7. 2. Pertumbuhan
Oleh karena itu, untuk mendapatkan pendapatan per kapita pada
tahun tertentu dihitung dengan cara membagi pendapatan pada
tahun itu dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan.
Dengan demikian, pertumbuhan pendapatan per kapita dari thaun
ke tahun dapat ditentukan dengan rumus berikut :
GT=PNRt – PNRt-1 x 100%
PNRt-1
Ket :
GT : pertumbuhan pendapatan perkapita yang dinyatakan dalam
persen
PNRt : pendapatan perkapita pada tahun t
PNRt-1 : pendapatan per kapita pada tahun ke –(t-1) / ( sebelum
tahun ke-t)
8. Pendapatan nasional yang diperoleh suatu negara selama periode tertentu
juga meggambarkan distribusi pendapatan yang diperoleh setiap sektor
pembangunan.
Distribusi pendapatan nasional merupakan unsur penting untuk mengetahi
tinggi atau rendahnya kemakmuran suatu negara
Distribusi pendapatan yang merata kepada masyarakat akan mampu
menciptakan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan,
mengurangi pengangguran, dan sebagainya.Sebaliknya, jika distribusi
pendapatan nasional tidak merata maka akan melahirkan ketimpangan
distribusi pendapatan.
Cara menilai apakah distribusi pendapatan nasional atau pendapatan
perkapita tersebut merata atau tidak bisa dilakukan dengan dua metode.
Pertama dengan menghitung koefisien Gini. Dan yang kedua dengan
melihat kriteria bank Dunia.
9. Unsur dalam kurva lorenz : Sumbu horizontal (sumbu x /mendatar)
mendefenisikan persentase kumulatif penduduk. Sementara sumbu vertikal
(sumbu y/ tegak) mewakili persentase pendapatan yang diterima penduduk.
Dari titik koordinat yang di dapat bisa ditarik sebuah garis dalam kurva
tersebut disebut garis kemerataan.
10. Koefisien Gini atau Indeks Gini merupakan indikator yang menunjukkan tingkat
ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Nilai Koefisien Gini berkisar antara 0
hingga 1. Koefisien Gini bernilai 0 menunjukkan adanya pemerataan pendapatan
yang sempurna, atau setiap orang memiliki pendapatan yang sama.
Rumus dari koefisien Gini adalah sebagai berikut
dimana,
GR : Koefisien Gini (Gini Ratio)
Pi : frekuensi penduduk dalam kelas pengeluaran ke-i
Fi : frekuensi kumulatif dari total pengeluaran dalam kelas pengeluaran ke-i
Fi-1 : frekuensi kumulatif dari total pengeluaran dalam kelas pengeluaran ke (i-1)