Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai indikator-indikator makroekonomi di Indonesia, termasuk pendapatan nasional, inflasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
INDIKATOR MAKRO EKONOMI
1. Nama : Febi Pristanti
Nim/kls : 170810101048 / Perkindo A
1. Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator Makro ekonomi adalah statistik yang menunjukkan status ekonomi sebuah
negara tergantung pada area tertentu dari ekonomi (industri, pasar tenaga kerja, perdagangan,
dll). Indikator makro-ekonomi merupakan statistik yang diterbitkan oleh pemerintah dan
organisasi-organisasi swasta. Indikator-indikator tersebut memberikan wawasan tentang
kinerja ekonomi suatu negara atau wilayah dan memiliki pengaruh yang signifikan. Sumber:
"Indikator Makro-ekonomi". Berikut ini beberapa indikator indikator makro ekonomi di
Indonesia
a. Pendapatan Nasional
Istilah yang paling sering dipakai untuk menerangkan konsep pendapatan nasional
adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Jadi, pendapatan nasional adalah keseluruhan
pendapatan masyarakat yang diterima oleh perekonomian suatu negara dalam jangka
waktu satu tahun, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara asing di
dalam negeri.
1. Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
Produk Nasional Bruto (PNB) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh
setiap warga negara dalam jangka waktu satu tahun, termasuk nilai barang dan jasa warga
negara tersebut yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk nilai barang dan jasa
yang dihasilkan oleh warga negara asing di dalam negeri. GNP dapat dirumuskan sebagai
berikut :
GNP = pendapatan WNI di luar negeri - pendapatan WNI dalam negeri
Pada umumnya, untuk negara berkembang nilai PDB lebih besar dari nilai PNB. Hal ini
disebabkan penanaman modal asing di negara tersebut lebih besar dengan hasil produk
warga negaranya di luar negeri. Oleh karena itu, bagi negara berkembang umumnya PDB
lebih banyak digunakan dibandingkan PNB.
2. Produk Nasional Neto (Net National Product)
2. Produk Nasional Neto (PNN) diperoleh dari Produk Nasional Bruto (PNB) dikurangi
dengan penyusutan barang modal (capital goods). Karena nilai PNB merupakan nilai
kotor, untuk mendapatkan nilai bersihnya harus dikeluarkan depresiasinya.
Rumus : PNN = PNB – Depresiasi
3. Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)
Pendapatan Nasional Neto adalah pendapatan seluruh warga negara sebagai balas jasa
semua faktor produksi yang digunakan. Untuk mendapatkan pendapatan nasional, harus
mengurangi Produk Nasional Neto (PNN) dengan pajak tidak langsung dan
menambahkan dengan subsidi. Pajak tidak langsung harus dikurangkan karena bukan
merupakan balas jasa faktor produksi. Adapun subsidi harus ditambahkan karena
merupakan balas jasa faktor produksi. Pendapatan Nasional Neto disebut juga sebagai
Pendapatan Nasional (PN). Jadi,
PN = PNN – Pajak tidak langsung + Subsidi
4. Pendapatan Personal (Personal Income)
Pendapatan Personal (PP) adalah bagian pendapatan nasional yang merupakan hak –
hak individu dalam perekonomian, sebagai balas jasa keikutsertaannya dalam proses
produksi.
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan sosial)
5. Pendapatan Disposabel (Disposable Income)
Pendapatan Disposabel adalah pendapatan yang secara riil berada di tangan
konsumen dan siap untuk dibelanjakan atau ditabung. Besarnya pendapatan disposabel
adalah pendapatan personal dikurangi dengan pajak langsung atau pajak penghasilan
perorangan. Semua jenis pajak, iuran asuransi, dan laba ditahan merupakan pengurangan
terhadap turunan perhitungan pendapatan nasional. Pengurangan tersebut karena semua
jenis pajak, iuran, dan laba ditahan merupakan jenis pengeluaran pendapatan (semua
rumah tangga) untuk konsumsi yang tidak langsung digunakan sama sekali oleh orang
atau pihak yang mengeluarkan pendapatan.
DI = PI – Pajak langsung
METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
3. 1. Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi merupakan Nilai barang dan jasa yang di produksi di suatu
negara dalam satu tahun dengan cara menjumlahkan value added tiap proses
produksi.
Y = ∑P.Q atau
Y =
2. Pendekatan Pendapatan
Berdasarkan pendekatan pendapatan, nilai pendapatan nasional dihitung dengan cara
menjumlahkan tingkat balas jasa bruto (belum dikurangi pajak) dari faktor produksi
yang dipakai.
Y = W + R + I + P
Keterangan:
Y = Pendapatan
W = Wage (upah)
R = Rent (sewa)
I = Interest (bunga)
P = Profit (laba)
3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
Berdasarkan pendekatan pengeluaran, nilai pendapatan nasional dihitung dengan
cara menjumlahkan permintaan akhir dari para pelaku ekonomi (konsumen,
produsen, dan pemerintah) dalam suatu negara. Dapat dituliskan sebagai berikut :
PN = C + G + I + (X–M)
Keterangan:
Pengeluaran konsumsi rumah tangga (C).
Pengeluaran konsumsi pemerintah (G).
Investasi domestik bruto (I).
Ekspor neto atau nilai ekspor dikurangi impor (X–M).
Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional
Manfaat perhitungan pendapatan nasional adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan Menganalisis Struktur Perekonomian Negara
Dari perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui apakah suatu negara termasuk
kategori negara industri atau negara agraris. Selanjutnya, hasil dari perhitungan
pendapatan nasional dapat digunakan untuk menentukan ke mana perekonomian
4. bergerak, berapa laju kecepatan geraknya, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai suatu sasaran.
2. Membandingkan Perekonomian Antardaerah atau Antarnegara
Perhitungan pendapatan nasional dapat juga digunakan untuk membandingkan
perekonomian suatu daerah dengan daerah lain (baik antarprovinsi di dalam suatu negara
maupun antarnegara).
3. Membandingkan Perekonomian dari Setiap Periode
Dengan membandingkan pendapatan nasional setiap waktu dari tahun ke tahun, dapat
memberi keterangan apakah ada peningkatan atau penurunan dalam perekonomian,
apakah ada perubahan struktur atau tidak, dan dihubungkan dengan jumlah penduduk
apakah terdapat kenaikan atau penurunan dalam pendapatan per kapita.
4. Merumuskan Kebijakan Pemerintah
Perhitungan pendapatan nasional berguna untuk membantu dalam merumuskan
kebijakan pemerintah. Seandainya pertumbuhan ekonomi sebesar 5%, perhitungan
pendapatan nasional inilah yang akan dijadikan sebagai salah satu acuannya. Dari satu
periode ke periode lainnya, tingkat harga berbagai barang dan jasa akan selalu
mengalami perubahan. Perubahan tersebut biasanya berupa kenaikan harga-harga atau
dalam istilah ekonomi dikenal dengan nama inflasi. Untuk dapat menentukan perubahan
harga ratarata pada suatu periode tertentu digunakan indeks harga.
5. Perbandingan Pendapatan Nasional dengan Negara Lain
Adanya kenaikan dalam pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita biasanya
dipakai sebagai indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. kenaikan dalam
pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita tetap merupakan unsur penting
dalam setiap program pembangunan dalam usaha meningkatkan taraf hidup rakyat.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional suatu negara
Faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional suatu negara adalah sebagai
berikut :
1. Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap
barang – barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu
daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor – sektor ekonomi
pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan
antara keseluruhan penawaran barang – barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan – perusahaan dengan tingkat harga tertentu. Jika terjadi perubahan
permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan
perubahan – perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran, dan tingkat kegiatan
5. ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung
mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional yang selanjutnya akan
mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung
menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional dan menambah pengangguran.
2. Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang – barang dan jasa dalam
suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan, tabungan adalah bagian
dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan,
dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes
yang dikenal dengan psychological consumtion yang membahas tingkah laku masyarakat
dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
3. Investasi
Investasi adalah suatu kegiatan ekonomi dengan cara menanamkan modal diberbagai
sektor ekonomi, baik berupa pembelian saham, mendirikan perusahaan, atau membeli
obligasi.
b. Inflasi
Inflasi secara ilmu ekonomi adalah suatu proses yang terjadi dan memiliki dampak
pada meningkatnya harga-harga barang dan jasa secara umum, dimana terjadinya
peningkatan harga ini berlangsung secara terus menerus sebagai akibat adanya keterkaitan
dengan perubahan aktivitas dan mekanisme pasar. Inflasi merupakan indikator penting
dalam menentukan arah kebijakan-kebijakan ekonomi yang akan dijalankan oleh
pemerintah melalui Bank Sentral. Berangkat dari sini, maka sangat penting sekali
memantau perubahan laju inflasi dari tahun ke tahun, karena hal ini akan berkaitan
dengan kestabilan ekonomi negara.
Berikut 2 cara menghitung laju inflasi yang umum digunakan, yaitu:
1. Indeks Harga Konsumen (IHK)
Pemantauan inflasi dari tahun ke tahun harus dilakukan secara cermat dengan melihat
indikator-indikator perubahan harga pada komoditas tertentu. Tujuan dari pemantauan ini
akan berkaitan langsung dengan efisiensi perencanaan paket kebijakan moneter yang akan
diambil oleh Bank Sentral untuk kepentingan masa sekarang dan masa yang akan datang.
Indikator yang paling sering digunakan untuk menganalisa dan mengukur laju inflasi
adalah IHK (Indeks Harga Konsumen). IHK merupakan sebuah nilai yang digunakan
untuk menghitung perubahan harga rata-rata terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi
oleh rumah tangga. (baca juga : kebutuhan dasar manusia , Teori Perilaku Konsumen).
Perhitungan dengan IHK diperlukan sebuah perkiraan harga yang disusun secara statistik,
dimana data harga yang digunakan merupakan hasil dari pengambilan sample harga
terhadap beberapa jenis barang tertentu yang diperoleh dari berbagai pihak konsumen
6. maupun produsen yang telah dikumpulkan dalam waktu tertentu dengan data yang akurat.
Harga-harga yang diperoleh tersebut kemudian akan dianalisis dan dihitung berdasarkan
jenis komoditas tertentu baik itu barang maupun jasa untuk ditentukan nilai indeks-nya
dengan pembobotan sesuai dengan porsi terhadap jumlah total belanja masyarakat. IHK
dihitung dalam kurun waktu setiap satu tahun dan dalam hitungan perbulandan, dimana
nilai IHK dari tahun ke tahun akan mengalami perubahan yang fluktuatif, dari perubahan
nilai IHK ini kemudian akan dijadikan sebagai acuan untuk menentukan laju inflasi.
Untuk menyusun dan menghitung IHK diperlukan 2 jenis data atau parameter yang
digunakan untuk menjelaskan dan menunjukkan dinamika IHK. Kedua jenis data yang
diperlukan tersebut adalah:
a. Data Harga. Data ini diperoleh dari pengumpulan sample harga dari barang dan jasa
di lokasi tertentu yang dilakukan secara sampling.
b. Data Pembobotan. Data ini menunjukkan estimasi mengenai perbandingan antara
total keseluruhan jenis belanja komoditas terhadap satu jenis komoditas tertentu.
Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
IHK = (Pn/Po)x100%
Laju Inflasi tahun n = (IHK(n-IHK(n-1) )(1/IHK(n-1)) x 100%
Keterangan :
Pn adalah harga saat ini.
Po adalah harga di tahun sebelumnya.
IHK(n) adalah IHK pada tahun dasar.
IHK(n-1) adalah IHK pada tahun sebelumnya
Jenis-Jenis Inflasi
Sehubungan dengan kompleksnya faktor yang menjadi sumber terjadinya inflasi atau
banyaknya variabel yang berpengaruh terhadap inflasi, maka dapat pula dilakukan
pengelompokan terhadap macam-macam inflasi berdasar berbagai sudut pandang,
menurut Samuelson (1992) dan Khalwaty (2000):
1. Berdasarkan Bobotnya:
a. Creeping Inflation
Inflasi ringan adalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung secara perlahan
dan berada pada posisi satu digit atau dibawah 10% per tahun.
b. Moderate Inflation
Inflasi sedang ialah inflasi dengan aju tingkat pertumbuhan berada diantara 10-30% per
tahun atau melebihi dua digit dan sangat mengancam struktur dan pertumbuhan ekonomi
di suatu negara.
c. Galloping Inflation
7. Inflasi pada tingkat ini terjadi pada tingkatan 30% sampai dengan 100% per tahun. Dalam
kondisi seperti ini orang hanya memegang uang sejumlah yang diperlukan saja dan lebih
cenderung menyimpan kekayaannya dalam bentuk aset riil.
d. Hyper Inflation
Inflasi yang sangat berat ialah inflasi dengan laju pertumbuhan melampaui 100% per
tahun.
2. Berdasarkan Penyebabnya
a. Natural Inflation dan Hman Error Inflation
Natural inflation adalah jenis inflasi yang terjadi karena pengaruh alamiah dimana
manusia tidak memiliki kekuasaan untuk mencegahnya, sedangkan Human Error Inflation
adalah jenis inflasi yang terjadi karena kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri.
b. Expected Inflation dan Unexpected Inflation
Pada Expected Inflation tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama dengan tingkat suku
bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi, sedangkan pada Unexpected Inflation suku
bunga pinjaman nominal merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi.
c. Demand Pull dan Cost Push Inflation
Demand pull inflation diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi
permintaan agregatif dari barang dan jasa pada suatu perekonomian, ada kecenderungan
GDP riil naik besama dengan kenaikan harga umum. Cost push inflation adalah inflasi
yang tejadi karena adanya perubahan-perubahan pada sisi penawaran agregatif dan dari
barang dan jasa pada suatu perekonomian, umumnya kenaikan harga dibarengi dengan
penurunan omzet penjualan.
d. Spiralling Inflation
Inflasi jenis ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh infasi yang terjadi sebelumnya, yang
mana inflasi sebelumnya itu terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebeumnya lagi
dan begitu seterusnya.
e. Imported Inflation dan Domestic Inflation
Imported inflation bisa dikatakan adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami oleh
suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar perdagangan internasional.
Domestic inflation dapat dikatakan sebagai inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri
suatu negara, yang tidak begitu mempengaruhi negara-negara lainnya.
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
8. c. Pengangguran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengangguran didefinisikan sebagai
orang yang tidak bekerja atau tidak melakukan apa-apa. Dalam penghitungan statistik
pengangguran di Indonesia yang dilakukan oleh BPS -lembaga resmi pemerintah yang
ditugaskan menyediakan data statistik- mengacu kepada Labour Force Framework.
Dalam framework ini, batas bawah umur (economically active population) yang
digunakan adalah 15 tahun.
Pengangguran dapat dihitung dari jumlah Angkatan Kerja (AK) dan Bukan Angkatan
Kerja.
a. Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15+) yang pada seminggu yang lalu
(periode survei) bekerja, punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja (cuti),
sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan usaha, sudah punya diterima
bekerja tetapi belum mulai bekerja, dan mereka yang tidak bekerja tetapi merasa
tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa).
b. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15+) yang pada seminggu yang
lalu (periode survei) tidak bekerja karena bersekolah, mengurus rumah tangga atau
melakukan kegiatan lainnya.
Jenis pengangguran ini terbagi atas :
a. Pengangguran friksional : pengangguran yang terjadi karena atas perubahan dan
dinamika ekonomi
b. Pengangguran musiman : pengangguran yang terjadi karena pergantian musim
sehingga mempengaruhi jumlah pekerjaan yang tersedia di beberapa industri seperti
sektor pertanian
c. Pengangguran konjungtural : pengangguran yang terjadi karena berkurangnya
permintaan barang dan jasa
d. Pengangguran struktural : pengangguran yang muncul akibat perubahan struktur
ekonomi
e. Pengangguran sukarela : pengangguran yang terjadi karena adanya orang yang
sesungguhnya masih dapat bekerja tetap[I dengan sukarela dia tidak mau bekerja
karena mungkin sudah cukup dengan kekayaan yang dimiliki
f. Pengangguran deflasioner : pengangguran yang disebabkan karena lowongan
pekerjaan tidak cukup untuk menampung pencari kerja
g. Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan karena kemajuan teknologi
yakni pergantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin
9. Penyebab Terjadinya Pengangguran
- Penurunan Permintaan tenaga Kerja
- Kemajuan Teknologi
- Kelemahan pasar tenaga kerja
Cara Mengatasi Pengangguran
1. Mengatasi pengangguran friksional dan sukarela:
Menarik investor baru dengan cara deregulasi dan debiokratisasi
Memberikan bantuan pinjaman lunak dan bantuan lain untuk kehidupan industri
kecil
2. Mengatasi pengangguran konjungtural :
Meningkatkan daya beli masyarakat
Mengatur bunga Bank agar tidak terlalu tinggi
3. Mengatasi pengangguran struktural :
Menyediakan lapangan kerja
Mengadakan pelatihan tenaga kerja
Menarik investor
4. Mengatasi pengangguran musiman :
Pelatihan ketrampilan lain selain bidang yang sudah digeluti
Menginformasikan lowongan kerja yang ada disektor lain kepada masyarakat
5. Mengatasi pengangguran deflasioner :
Pelatihan tenaga kerja
Menarik investor baru
6. Mengatasi pengangguran teknologi :
Pengenalan teknologi yang ada sejak usia dini Pelatihan tenaga pendidik untuk
menguasai teknologi baru yang harus disampaikan pada anak
Rumus pengangguran dapat didapat dengan cara seperti berikut ini. Tingkat
Pengangguran = Jml Yang Nganggur / Jml Angkatan Kerja x 100%
11. 2. Kajian terhadap data-data yang di atas
a. Data PDB Indonesia tahun 2008-2017
Pada tahun 2008 jumlah PDB dalam milyar USD sebesar 510,2 atau mengalami
perubahan sebesar 6,0 dalam persen sehingga PDB perkapita pada tahun 2008
menncapai 2.168. pada tahun 2009 PDB mengalami kenaikan sebesar 4,6%
sehingga PDP tahun 2009 sebesar 539,6 dan PDB perkapita sebesar 2.263. pada
tahun 2010 PDB mengalami perubahan sebesar 6,2% sehingga PDB perapita ikut
naik sebesar 3.167. pada tahun 2011 mengalami perubahan sebesar 6,2%
perndapata perkapita naik menjadi 3.688. hal tersebut dikarenakan pada tahun
2009 terdapat banayak UMKM sehingga dapat memperkuat permintaan
domestik. Pada 2010 disebabkan oleh meningkatnya peran investasi non
pembangunan seperti mesin. Pada tahun 2011 banyak penyerapan tenaga kerja
dan stabilnya nilai tukar. pada tahun 2012 sampai 2015 PDB mengalami
perubahan sebesar 6, 5,6, 5, dan 4,9 persen berturut-turut hal tersebut dapat
dilihat 2012 PDB mengalami penurunan hingga tahun 2015 dan mengalami
keniakan sebesar 0,1% di tahun 2016. Penurunan tersebut dikarenakan nilai mata
uang sedang turun sehingga mempengaruhi PDB di Indonesia. Kenaikan pada
tahun 2016 disebabkan majunya dunia elektronik sehingga mnyebabkan naiknya
permintaan terhdap barang elektronik sehingga PDB di Indonesia mengalami
kenaikan.
b. Data pengangguran Indonesia 2008-2017
Data pengangguran Indonesia pada tahun 2008-2017 mengalami penurunan dari
tahun 2008 sampai 2012 penurunan tersebut dikarenan banyaknya tenaga kerja
yang terserap lapangan pekerjaan dan banyaknya tenaga kerja yang terampil
sehingga dapat menurunkan tingkat pengangguran., pada tahun 2013 tingkat
pengangguran naik sebesar 0,1% namun ditahun 2014 tingkat pengangguran
mengalami penurunan kembali menjadi 5,9%. Pada tahun 2015 tingkat
penganngguran naik kembali menjadi 6,2% seperti pada tahun 2013. Pada tahun
2016 sampai 2017 tingkat pengangguran mengalami penurunan menjadi 5,6 dan
5,5. Naik turunya tingkat pengangguran dapat disebabkan oleh banyak sedikitnya
lapangan pekerjaan dan tenaga kerja terampil.
c. Data inflasi Indonesia tahun 2008-2017
Pada tahun 2008-2017 mengalami naik turun. Pada tahun 2008 inflasi mencapai
11,06 lalu pada tahun 2009 inflasi mengalami penurunan yang sangat signifikan
menjadi 2,78. Hal tersebut dikarenakan turunya BBM dan harga minyak pada
tahun tersebut. Pada tahun 2010 inflasi mengalami kenaikan menjadi 6,96 dan
turun lagi ditahun 2011 menjadi 3,79. Pada tahun 2012 mengalami kenaikan
sedikit menjadi 4,3 lalu pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang tinggi
menjadi 8,38 krnaikan ini disebabkan naiknya tingkat harga barang impor karena
semakin melemahnya nilai rupiah, naiknya tingkat upah tenaga kerja yang tidak
diimbangi dengan produktifitasnya dan naiknya BBM kembali. Pada tahun 2014
mengalami penurunan hanya 0,2. Pada tahun 2015 mengalami penurunan
12. kembali menjadi 3,35 2016 menurun kembali menjadi 3,02 dan 2017 mengalami
kenaikan yang sedikit menjadi 3,61. Kenaikan inflasi sebenarnya dibutuhkan
karena untuk mendorong perekonomian suatu negara tersebut. Agar
perekonomian tersebut tetap berkembang dan lebih maju maka dibutuhkan inflasi
yang rendah.