SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Nama : Febi Pristanti
Nim/kls : 170810101048 / Perkindo A
1. Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator Makro ekonomi adalah statistik yang menunjukkan status ekonomi sebuah
negara tergantung pada area tertentu dari ekonomi (industri, pasar tenaga kerja, perdagangan,
dll). Indikator makro-ekonomi merupakan statistik yang diterbitkan oleh pemerintah dan
organisasi-organisasi swasta. Indikator-indikator tersebut memberikan wawasan tentang
kinerja ekonomi suatu negara atau wilayah dan memiliki pengaruh yang signifikan. Sumber:
"Indikator Makro-ekonomi". Berikut ini beberapa indikator indikator makro ekonomi di
Indonesia
a. Pendapatan Nasional
Istilah yang paling sering dipakai untuk menerangkan konsep pendapatan nasional
adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Jadi, pendapatan nasional adalah keseluruhan
pendapatan masyarakat yang diterima oleh perekonomian suatu negara dalam jangka
waktu satu tahun, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara asing di
dalam negeri.
1. Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
Produk Nasional Bruto (PNB) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh
setiap warga negara dalam jangka waktu satu tahun, termasuk nilai barang dan jasa warga
negara tersebut yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk nilai barang dan jasa
yang dihasilkan oleh warga negara asing di dalam negeri. GNP dapat dirumuskan sebagai
berikut :
GNP = pendapatan WNI di luar negeri - pendapatan WNI dalam negeri
Pada umumnya, untuk negara berkembang nilai PDB lebih besar dari nilai PNB. Hal ini
disebabkan penanaman modal asing di negara tersebut lebih besar dengan hasil produk
warga negaranya di luar negeri. Oleh karena itu, bagi negara berkembang umumnya PDB
lebih banyak digunakan dibandingkan PNB.
2. Produk Nasional Neto (Net National Product)
Produk Nasional Neto (PNN) diperoleh dari Produk Nasional Bruto (PNB) dikurangi
dengan penyusutan barang modal (capital goods). Karena nilai PNB merupakan nilai
kotor, untuk mendapatkan nilai bersihnya harus dikeluarkan depresiasinya.
Rumus : PNN = PNB – Depresiasi
3. Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)
Pendapatan Nasional Neto adalah pendapatan seluruh warga negara sebagai balas jasa
semua faktor produksi yang digunakan. Untuk mendapatkan pendapatan nasional, harus
mengurangi Produk Nasional Neto (PNN) dengan pajak tidak langsung dan
menambahkan dengan subsidi. Pajak tidak langsung harus dikurangkan karena bukan
merupakan balas jasa faktor produksi. Adapun subsidi harus ditambahkan karena
merupakan balas jasa faktor produksi. Pendapatan Nasional Neto disebut juga sebagai
Pendapatan Nasional (PN). Jadi,
PN = PNN – Pajak tidak langsung + Subsidi
4. Pendapatan Personal (Personal Income)
Pendapatan Personal (PP) adalah bagian pendapatan nasional yang merupakan hak –
hak individu dalam perekonomian, sebagai balas jasa keikutsertaannya dalam proses
produksi.
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan sosial)
5. Pendapatan Disposabel (Disposable Income)
Pendapatan Disposabel adalah pendapatan yang secara riil berada di tangan
konsumen dan siap untuk dibelanjakan atau ditabung. Besarnya pendapatan disposabel
adalah pendapatan personal dikurangi dengan pajak langsung atau pajak penghasilan
perorangan. Semua jenis pajak, iuran asuransi, dan laba ditahan merupakan pengurangan
terhadap turunan perhitungan pendapatan nasional. Pengurangan tersebut karena semua
jenis pajak, iuran, dan laba ditahan merupakan jenis pengeluaran pendapatan (semua
rumah tangga) untuk konsumsi yang tidak langsung digunakan sama sekali oleh orang
atau pihak yang mengeluarkan pendapatan.
DI = PI – Pajak langsung
METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
1. Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi merupakan Nilai barang dan jasa yang di produksi di suatu
negara dalam satu tahun dengan cara menjumlahkan value added tiap proses
produksi.
Y = ∑P.Q atau
Y =
2. Pendekatan Pendapatan
Berdasarkan pendekatan pendapatan, nilai pendapatan nasional dihitung dengan cara
menjumlahkan tingkat balas jasa bruto (belum dikurangi pajak) dari faktor produksi
yang dipakai.
Y = W + R + I + P
Keterangan:
Y = Pendapatan
W = Wage (upah)
R = Rent (sewa)
I = Interest (bunga)
P = Profit (laba)
3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
Berdasarkan pendekatan pengeluaran, nilai pendapatan nasional dihitung dengan
cara menjumlahkan permintaan akhir dari para pelaku ekonomi (konsumen,
produsen, dan pemerintah) dalam suatu negara. Dapat dituliskan sebagai berikut :
PN = C + G + I + (X–M)
Keterangan:
Pengeluaran konsumsi rumah tangga (C).
Pengeluaran konsumsi pemerintah (G).
Investasi domestik bruto (I).
Ekspor neto atau nilai ekspor dikurangi impor (X–M).
Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional
Manfaat perhitungan pendapatan nasional adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan Menganalisis Struktur Perekonomian Negara
Dari perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui apakah suatu negara termasuk
kategori negara industri atau negara agraris. Selanjutnya, hasil dari perhitungan
pendapatan nasional dapat digunakan untuk menentukan ke mana perekonomian
bergerak, berapa laju kecepatan geraknya, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai suatu sasaran.
2. Membandingkan Perekonomian Antardaerah atau Antarnegara
Perhitungan pendapatan nasional dapat juga digunakan untuk membandingkan
perekonomian suatu daerah dengan daerah lain (baik antarprovinsi di dalam suatu negara
maupun antarnegara).
3. Membandingkan Perekonomian dari Setiap Periode
Dengan membandingkan pendapatan nasional setiap waktu dari tahun ke tahun, dapat
memberi keterangan apakah ada peningkatan atau penurunan dalam perekonomian,
apakah ada perubahan struktur atau tidak, dan dihubungkan dengan jumlah penduduk
apakah terdapat kenaikan atau penurunan dalam pendapatan per kapita.
4. Merumuskan Kebijakan Pemerintah
Perhitungan pendapatan nasional berguna untuk membantu dalam merumuskan
kebijakan pemerintah. Seandainya pertumbuhan ekonomi sebesar 5%, perhitungan
pendapatan nasional inilah yang akan dijadikan sebagai salah satu acuannya. Dari satu
periode ke periode lainnya, tingkat harga berbagai barang dan jasa akan selalu
mengalami perubahan. Perubahan tersebut biasanya berupa kenaikan harga-harga atau
dalam istilah ekonomi dikenal dengan nama inflasi. Untuk dapat menentukan perubahan
harga ratarata pada suatu periode tertentu digunakan indeks harga.
5. Perbandingan Pendapatan Nasional dengan Negara Lain
Adanya kenaikan dalam pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita biasanya
dipakai sebagai indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. kenaikan dalam
pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita tetap merupakan unsur penting
dalam setiap program pembangunan dalam usaha meningkatkan taraf hidup rakyat.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional suatu negara
Faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional suatu negara adalah sebagai
berikut :
1. Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap
barang – barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu
daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor – sektor ekonomi
pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan
antara keseluruhan penawaran barang – barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan – perusahaan dengan tingkat harga tertentu. Jika terjadi perubahan
permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan
perubahan – perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran, dan tingkat kegiatan
ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung
mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional yang selanjutnya akan
mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung
menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional dan menambah pengangguran.
2. Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang – barang dan jasa dalam
suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan, tabungan adalah bagian
dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan,
dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes
yang dikenal dengan psychological consumtion yang membahas tingkah laku masyarakat
dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
3. Investasi
Investasi adalah suatu kegiatan ekonomi dengan cara menanamkan modal diberbagai
sektor ekonomi, baik berupa pembelian saham, mendirikan perusahaan, atau membeli
obligasi.
b. Inflasi
Inflasi secara ilmu ekonomi adalah suatu proses yang terjadi dan memiliki dampak
pada meningkatnya harga-harga barang dan jasa secara umum, dimana terjadinya
peningkatan harga ini berlangsung secara terus menerus sebagai akibat adanya keterkaitan
dengan perubahan aktivitas dan mekanisme pasar. Inflasi merupakan indikator penting
dalam menentukan arah kebijakan-kebijakan ekonomi yang akan dijalankan oleh
pemerintah melalui Bank Sentral. Berangkat dari sini, maka sangat penting sekali
memantau perubahan laju inflasi dari tahun ke tahun, karena hal ini akan berkaitan
dengan kestabilan ekonomi negara.
Berikut 2 cara menghitung laju inflasi yang umum digunakan, yaitu:
1. Indeks Harga Konsumen (IHK)
Pemantauan inflasi dari tahun ke tahun harus dilakukan secara cermat dengan melihat
indikator-indikator perubahan harga pada komoditas tertentu. Tujuan dari pemantauan ini
akan berkaitan langsung dengan efisiensi perencanaan paket kebijakan moneter yang akan
diambil oleh Bank Sentral untuk kepentingan masa sekarang dan masa yang akan datang.
Indikator yang paling sering digunakan untuk menganalisa dan mengukur laju inflasi
adalah IHK (Indeks Harga Konsumen). IHK merupakan sebuah nilai yang digunakan
untuk menghitung perubahan harga rata-rata terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi
oleh rumah tangga. (baca juga : kebutuhan dasar manusia , Teori Perilaku Konsumen).
Perhitungan dengan IHK diperlukan sebuah perkiraan harga yang disusun secara statistik,
dimana data harga yang digunakan merupakan hasil dari pengambilan sample harga
terhadap beberapa jenis barang tertentu yang diperoleh dari berbagai pihak konsumen
maupun produsen yang telah dikumpulkan dalam waktu tertentu dengan data yang akurat.
Harga-harga yang diperoleh tersebut kemudian akan dianalisis dan dihitung berdasarkan
jenis komoditas tertentu baik itu barang maupun jasa untuk ditentukan nilai indeks-nya
dengan pembobotan sesuai dengan porsi terhadap jumlah total belanja masyarakat. IHK
dihitung dalam kurun waktu setiap satu tahun dan dalam hitungan perbulandan, dimana
nilai IHK dari tahun ke tahun akan mengalami perubahan yang fluktuatif, dari perubahan
nilai IHK ini kemudian akan dijadikan sebagai acuan untuk menentukan laju inflasi.
Untuk menyusun dan menghitung IHK diperlukan 2 jenis data atau parameter yang
digunakan untuk menjelaskan dan menunjukkan dinamika IHK. Kedua jenis data yang
diperlukan tersebut adalah:
a. Data Harga. Data ini diperoleh dari pengumpulan sample harga dari barang dan jasa
di lokasi tertentu yang dilakukan secara sampling.
b. Data Pembobotan. Data ini menunjukkan estimasi mengenai perbandingan antara
total keseluruhan jenis belanja komoditas terhadap satu jenis komoditas tertentu.
Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
IHK = (Pn/Po)x100%
Laju Inflasi tahun n = (IHK(n-IHK(n-1) )(1/IHK(n-1)) x 100%
Keterangan :
Pn adalah harga saat ini.
Po adalah harga di tahun sebelumnya.
IHK(n) adalah IHK pada tahun dasar.
IHK(n-1) adalah IHK pada tahun sebelumnya
Jenis-Jenis Inflasi
Sehubungan dengan kompleksnya faktor yang menjadi sumber terjadinya inflasi atau
banyaknya variabel yang berpengaruh terhadap inflasi, maka dapat pula dilakukan
pengelompokan terhadap macam-macam inflasi berdasar berbagai sudut pandang,
menurut Samuelson (1992) dan Khalwaty (2000):
1. Berdasarkan Bobotnya:
a. Creeping Inflation
Inflasi ringan adalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung secara perlahan
dan berada pada posisi satu digit atau dibawah 10% per tahun.
b. Moderate Inflation
Inflasi sedang ialah inflasi dengan aju tingkat pertumbuhan berada diantara 10-30% per
tahun atau melebihi dua digit dan sangat mengancam struktur dan pertumbuhan ekonomi
di suatu negara.
c. Galloping Inflation
Inflasi pada tingkat ini terjadi pada tingkatan 30% sampai dengan 100% per tahun. Dalam
kondisi seperti ini orang hanya memegang uang sejumlah yang diperlukan saja dan lebih
cenderung menyimpan kekayaannya dalam bentuk aset riil.
d. Hyper Inflation
Inflasi yang sangat berat ialah inflasi dengan laju pertumbuhan melampaui 100% per
tahun.
2. Berdasarkan Penyebabnya
a. Natural Inflation dan Hman Error Inflation
Natural inflation adalah jenis inflasi yang terjadi karena pengaruh alamiah dimana
manusia tidak memiliki kekuasaan untuk mencegahnya, sedangkan Human Error Inflation
adalah jenis inflasi yang terjadi karena kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri.
b. Expected Inflation dan Unexpected Inflation
Pada Expected Inflation tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama dengan tingkat suku
bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi, sedangkan pada Unexpected Inflation suku
bunga pinjaman nominal merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi.
c. Demand Pull dan Cost Push Inflation
Demand pull inflation diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi
permintaan agregatif dari barang dan jasa pada suatu perekonomian, ada kecenderungan
GDP riil naik besama dengan kenaikan harga umum. Cost push inflation adalah inflasi
yang tejadi karena adanya perubahan-perubahan pada sisi penawaran agregatif dan dari
barang dan jasa pada suatu perekonomian, umumnya kenaikan harga dibarengi dengan
penurunan omzet penjualan.
d. Spiralling Inflation
Inflasi jenis ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh infasi yang terjadi sebelumnya, yang
mana inflasi sebelumnya itu terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebeumnya lagi
dan begitu seterusnya.
e. Imported Inflation dan Domestic Inflation
Imported inflation bisa dikatakan adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami oleh
suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar perdagangan internasional.
Domestic inflation dapat dikatakan sebagai inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri
suatu negara, yang tidak begitu mempengaruhi negara-negara lainnya.
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
c. Pengangguran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengangguran didefinisikan sebagai
orang yang tidak bekerja atau tidak melakukan apa-apa. Dalam penghitungan statistik
pengangguran di Indonesia yang dilakukan oleh BPS -lembaga resmi pemerintah yang
ditugaskan menyediakan data statistik- mengacu kepada Labour Force Framework.
Dalam framework ini, batas bawah umur (economically active population) yang
digunakan adalah 15 tahun.
Pengangguran dapat dihitung dari jumlah Angkatan Kerja (AK) dan Bukan Angkatan
Kerja.
a. Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15+) yang pada seminggu yang lalu
(periode survei) bekerja, punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja (cuti),
sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan usaha, sudah punya diterima
bekerja tetapi belum mulai bekerja, dan mereka yang tidak bekerja tetapi merasa
tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa).
b. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15+) yang pada seminggu yang
lalu (periode survei) tidak bekerja karena bersekolah, mengurus rumah tangga atau
melakukan kegiatan lainnya.
Jenis pengangguran ini terbagi atas :
a. Pengangguran friksional : pengangguran yang terjadi karena atas perubahan dan
dinamika ekonomi
b. Pengangguran musiman : pengangguran yang terjadi karena pergantian musim
sehingga mempengaruhi jumlah pekerjaan yang tersedia di beberapa industri seperti
sektor pertanian
c. Pengangguran konjungtural : pengangguran yang terjadi karena berkurangnya
permintaan barang dan jasa
d. Pengangguran struktural : pengangguran yang muncul akibat perubahan struktur
ekonomi
e. Pengangguran sukarela : pengangguran yang terjadi karena adanya orang yang
sesungguhnya masih dapat bekerja tetap[I dengan sukarela dia tidak mau bekerja
karena mungkin sudah cukup dengan kekayaan yang dimiliki
f. Pengangguran deflasioner : pengangguran yang disebabkan karena lowongan
pekerjaan tidak cukup untuk menampung pencari kerja
g. Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan karena kemajuan teknologi
yakni pergantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin
Penyebab Terjadinya Pengangguran
- Penurunan Permintaan tenaga Kerja
- Kemajuan Teknologi
- Kelemahan pasar tenaga kerja
Cara Mengatasi Pengangguran
1. Mengatasi pengangguran friksional dan sukarela:
Menarik investor baru dengan cara deregulasi dan debiokratisasi
Memberikan bantuan pinjaman lunak dan bantuan lain untuk kehidupan industri
kecil
2. Mengatasi pengangguran konjungtural :
Meningkatkan daya beli masyarakat
Mengatur bunga Bank agar tidak terlalu tinggi
3. Mengatasi pengangguran struktural :
Menyediakan lapangan kerja
Mengadakan pelatihan tenaga kerja
Menarik investor
4. Mengatasi pengangguran musiman :
Pelatihan ketrampilan lain selain bidang yang sudah digeluti
Menginformasikan lowongan kerja yang ada disektor lain kepada masyarakat
5. Mengatasi pengangguran deflasioner :
Pelatihan tenaga kerja
Menarik investor baru
6. Mengatasi pengangguran teknologi :
Pengenalan teknologi yang ada sejak usia dini Pelatihan tenaga pendidik untuk
menguasai teknologi baru yang harus disampaikan pada anak
Rumus pengangguran dapat didapat dengan cara seperti berikut ini. Tingkat
Pengangguran = Jml Yang Nganggur / Jml Angkatan Kerja x 100%
IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi
Januari 158.26 1.77 113.78 -0.07 118.01 0.84 126.29 0.89 130.9 0.76 136.88 1.03 110,99
2)
1.07 118.71 -0.24 123.62 0.51 127.94 0.97
Februari 159.29 0.65 114.02 0.21 118.36 0.3 126.46 0.13 130.96 0.05 137.91 0.75 111.28 0.26 118.28 -0.36 123.51 -0.09 128.24 0.23
Maret 160.81 0.95 114.27 0.22 118.19 -0.14 126.05 -0.32 131.05 0.07 138.78 0.63 111.37 0.08 118.48 0.17 123.75 0.19 128.22 -0.02
April 161.73 0.57 113.92 -0.31 118.37 0.15 125.66 -0.31 131.32 0.21 138.64 -0.1 111.35 -0.02 118.91 0.36 123.19 -0.45 128.33 0.09
Mei 164.01 1.41 113.97 0.04 118.71 0.29 125.81 0.12 131.41 0.07 138.6 -0.03 111.53 0.16 119.50 0.50 123.48 0.24 128.83 0.39
Juni 110,08*) 2,46*) 114.1 0.11 119.86 0.97 126.5 0.55 132.23 0.62 140.03 1.03 112.01 0.43 120.14 0.54 124.29 0.66 129.72 0.69
Juli 111.59 1.37 114.61 0.45 121.74 1.57 127.35 0.67 133.16 0.7 144.63 3.29 113.05 0.93 121.26 0.93 125.15 0.69 130.00 0.22
Agustus 112.16 0.51 115.25 0.56 122.67 0.76 128.54 0.93 134.43 0.95 146.25 1.12 113.58 0.47 121.73 0.39 125.13 -0.02 129.91 -0.07
September 113.25 0.97 116.46 1.05 123.21 0.44 128.89 0.27 134.45 0.01 145.74 -0.35 113.89 0.27 121.67 -0.05 125.41 0.22 130.08 0.13
Oktober 113.76 0.45 116.68 0.19 123.29 0.06 128.74 -0.12 134.67 0.16 145.87 0.09 114.42 0.47 121.57 -0.08 125.59 0.14 130.09 0.01
November 113.9 0.12 116.65 -0.03 124.03 0.6 129.18 0.34 134.76 0.07 146.04 0.12 116.14 1.5 121.82 0.21 126.18 0.47 130.35 0.2
Desember 113.86 -0.04 117.03 0.33 125.17 0.92 129.91 0.57 135.49 0.54 146.84 0.55 119 2.46 122.99 0.96 126.71 0.42 131.28 0.71
TingkatInflasi 11.06 2.78 6.96 3.79 4.3 8.38 8.36 3.35 3.02 3.61
Bulan
20152014
2)
IndeksHargaKonsumendanInflasiBulananIndonesia
Jan-Mei2008(2002=100),Juni2008-Desember2013(2007=100),Januari2014-Desember2017(2012=100),
2009 20162008 20172011 2012 20132010
Sumber: worldbank
sumber: bps
Sumber: BPS
Data PDB Indonesia Tahun 2008-2017
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 201
7
PDB (dalam milyar USD) 510,2 539,6 755,0 893,0 918,0 915,0 891,0 861,0 933,0
PDB (perubahan %
tahunan)
6,0 4,6 6,2 6,2 6,0 5,6 5,0 4,9 5,0 5,1
PDB per Kapita (dalam
USD)
2,168 2,263 3,167 3,688 3,741 3,528 3,442 3,329 3,603
Data Pengangguran Indonesia 2008-2017
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Pengangguran (% dari total tenaga kerja) 8,4 7,9 7,1 6,6 6,1 6,2 5,9 6,2 5,6 5,5
2. Kajian terhadap data-data yang di atas
a. Data PDB Indonesia tahun 2008-2017
Pada tahun 2008 jumlah PDB dalam milyar USD sebesar 510,2 atau mengalami
perubahan sebesar 6,0 dalam persen sehingga PDB perkapita pada tahun 2008
menncapai 2.168. pada tahun 2009 PDB mengalami kenaikan sebesar 4,6%
sehingga PDP tahun 2009 sebesar 539,6 dan PDB perkapita sebesar 2.263. pada
tahun 2010 PDB mengalami perubahan sebesar 6,2% sehingga PDB perapita ikut
naik sebesar 3.167. pada tahun 2011 mengalami perubahan sebesar 6,2%
perndapata perkapita naik menjadi 3.688. hal tersebut dikarenakan pada tahun
2009 terdapat banayak UMKM sehingga dapat memperkuat permintaan
domestik. Pada 2010 disebabkan oleh meningkatnya peran investasi non
pembangunan seperti mesin. Pada tahun 2011 banyak penyerapan tenaga kerja
dan stabilnya nilai tukar. pada tahun 2012 sampai 2015 PDB mengalami
perubahan sebesar 6, 5,6, 5, dan 4,9 persen berturut-turut hal tersebut dapat
dilihat 2012 PDB mengalami penurunan hingga tahun 2015 dan mengalami
keniakan sebesar 0,1% di tahun 2016. Penurunan tersebut dikarenakan nilai mata
uang sedang turun sehingga mempengaruhi PDB di Indonesia. Kenaikan pada
tahun 2016 disebabkan majunya dunia elektronik sehingga mnyebabkan naiknya
permintaan terhdap barang elektronik sehingga PDB di Indonesia mengalami
kenaikan.
b. Data pengangguran Indonesia 2008-2017
Data pengangguran Indonesia pada tahun 2008-2017 mengalami penurunan dari
tahun 2008 sampai 2012 penurunan tersebut dikarenan banyaknya tenaga kerja
yang terserap lapangan pekerjaan dan banyaknya tenaga kerja yang terampil
sehingga dapat menurunkan tingkat pengangguran., pada tahun 2013 tingkat
pengangguran naik sebesar 0,1% namun ditahun 2014 tingkat pengangguran
mengalami penurunan kembali menjadi 5,9%. Pada tahun 2015 tingkat
penganngguran naik kembali menjadi 6,2% seperti pada tahun 2013. Pada tahun
2016 sampai 2017 tingkat pengangguran mengalami penurunan menjadi 5,6 dan
5,5. Naik turunya tingkat pengangguran dapat disebabkan oleh banyak sedikitnya
lapangan pekerjaan dan tenaga kerja terampil.
c. Data inflasi Indonesia tahun 2008-2017
Pada tahun 2008-2017 mengalami naik turun. Pada tahun 2008 inflasi mencapai
11,06 lalu pada tahun 2009 inflasi mengalami penurunan yang sangat signifikan
menjadi 2,78. Hal tersebut dikarenakan turunya BBM dan harga minyak pada
tahun tersebut. Pada tahun 2010 inflasi mengalami kenaikan menjadi 6,96 dan
turun lagi ditahun 2011 menjadi 3,79. Pada tahun 2012 mengalami kenaikan
sedikit menjadi 4,3 lalu pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang tinggi
menjadi 8,38 krnaikan ini disebabkan naiknya tingkat harga barang impor karena
semakin melemahnya nilai rupiah, naiknya tingkat upah tenaga kerja yang tidak
diimbangi dengan produktifitasnya dan naiknya BBM kembali. Pada tahun 2014
mengalami penurunan hanya 0,2. Pada tahun 2015 mengalami penurunan
kembali menjadi 3,35 2016 menurun kembali menjadi 3,02 dan 2017 mengalami
kenaikan yang sedikit menjadi 3,61. Kenaikan inflasi sebenarnya dibutuhkan
karena untuk mendorong perekonomian suatu negara tersebut. Agar
perekonomian tersebut tetap berkembang dan lebih maju maka dibutuhkan inflasi
yang rendah.

More Related Content

What's hot

Indikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaIndikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaYuca Siahaan
 
Pengantar ekonomi makro
Pengantar ekonomi makroPengantar ekonomi makro
Pengantar ekonomi makroYanto Setya
 
Pendapatan Nasional: Dari mana Berasal dan Kemana Perginya
Pendapatan Nasional: Dari mana Berasal dan Kemana PerginyaPendapatan Nasional: Dari mana Berasal dan Kemana Perginya
Pendapatan Nasional: Dari mana Berasal dan Kemana Perginya9elevenStarUnila
 
Sektor potensial di indonesia
Sektor potensial di indonesiaSektor potensial di indonesia
Sektor potensial di indonesiaaliluqman
 
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomiNasyida Rokhmadiyah
 
Tugas kelompok teori eknomi
Tugas kelompok teori eknomiTugas kelompok teori eknomi
Tugas kelompok teori eknomiIko Dicky
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneterArief Wibowo
 
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktor
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktorPendapatan nasional keseimbangan 4 faktor
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktorAchmad Agung Ferrianto
 
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...zuhrofial imaniah
 
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintahBagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintahBrawijaya University
 
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIKKAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIKAloysius Mandowen
 
[XII] Ekonomi - Pendapatan Nasional
[XII] Ekonomi - Pendapatan Nasional[XII] Ekonomi - Pendapatan Nasional
[XII] Ekonomi - Pendapatan NasionalAlifia Putri Yudanti
 
Pendahuluan ekonomi makro
Pendahuluan ekonomi makroPendahuluan ekonomi makro
Pendahuluan ekonomi makroAjeng Faiza
 
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103dengkol
 
Kajian teoritis tentang pendapatan nasional
Kajian teoritis tentang pendapatan nasionalKajian teoritis tentang pendapatan nasional
Kajian teoritis tentang pendapatan nasionalkawidian_putri
 

What's hot (20)

Indikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaIndikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesia
 
Pengantar ekonomi makro
Pengantar ekonomi makroPengantar ekonomi makro
Pengantar ekonomi makro
 
Pendapatan Nasional: Dari mana Berasal dan Kemana Perginya
Pendapatan Nasional: Dari mana Berasal dan Kemana PerginyaPendapatan Nasional: Dari mana Berasal dan Kemana Perginya
Pendapatan Nasional: Dari mana Berasal dan Kemana Perginya
 
Pendapatan Nasional
Pendapatan NasionalPendapatan Nasional
Pendapatan Nasional
 
Sektor potensial di indonesia
Sektor potensial di indonesiaSektor potensial di indonesia
Sektor potensial di indonesia
 
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
 
Tugas kelompok teori eknomi
Tugas kelompok teori eknomiTugas kelompok teori eknomi
Tugas kelompok teori eknomi
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktor
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktorPendapatan nasional keseimbangan 4 faktor
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktor
 
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
 
SIstem Ekonomi 3 Sektor
SIstem Ekonomi 3 SektorSIstem Ekonomi 3 Sektor
SIstem Ekonomi 3 Sektor
 
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintahBagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
 
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIKKAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
 
Modul kuliah pengantar ekonomi
Modul  kuliah pengantar ekonomiModul  kuliah pengantar ekonomi
Modul kuliah pengantar ekonomi
 
[XII] Ekonomi - Pendapatan Nasional
[XII] Ekonomi - Pendapatan Nasional[XII] Ekonomi - Pendapatan Nasional
[XII] Ekonomi - Pendapatan Nasional
 
Pendahuluan ekonomi makro
Pendahuluan ekonomi makroPendahuluan ekonomi makro
Pendahuluan ekonomi makro
 
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
 
Pendapatan nasional
Pendapatan nasional Pendapatan nasional
Pendapatan nasional
 
Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran pemerintahPengeluaran pemerintah
Pengeluaran pemerintah
 
Kajian teoritis tentang pendapatan nasional
Kajian teoritis tentang pendapatan nasionalKajian teoritis tentang pendapatan nasional
Kajian teoritis tentang pendapatan nasional
 

Similar to INDIKATOR MAKRO EKONOMI

indikator ekonomi makro.pptx
indikator ekonomi makro.pptxindikator ekonomi makro.pptx
indikator ekonomi makro.pptxSalehSitompul
 
Pertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptxPertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptxWinaPaul
 
Ekonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan NasionalEkonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan NasionalAori Meru
 
Ekonomi - PB2.pdf
Ekonomi - PB2.pdfEkonomi - PB2.pdf
Ekonomi - PB2.pdfIndhyPolii
 
produk nasional dan pendapatan nasional.pptx
produk nasional dan pendapatan nasional.pptxproduk nasional dan pendapatan nasional.pptx
produk nasional dan pendapatan nasional.pptxnazariandi
 
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomiPerekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomihandy watung
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copyPaarief Udin
 
MAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptx
MAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptxMAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptx
MAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptxSatreskrimPemalang
 
Pendapatan nasional pengukuran pnb
Pendapatan nasional pengukuran pnbPendapatan nasional pengukuran pnb
Pendapatan nasional pengukuran pnbYayasan Al-Awsath
 
Tugas kelompok teori eknomi
Tugas kelompok teori eknomiTugas kelompok teori eknomi
Tugas kelompok teori eknomiIko Dicky
 
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONALKOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONALheckaathaya
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasionalEdo Setiawan
 
pendapatan nasioanal dapat dipelajari sesuai dengan kebutuhan sehari hari
pendapatan nasioanal  dapat dipelajari sesuai dengan kebutuhan sehari haripendapatan nasioanal  dapat dipelajari sesuai dengan kebutuhan sehari hari
pendapatan nasioanal dapat dipelajari sesuai dengan kebutuhan sehari harislametwidodo77
 
Pendapatan Nasional
Pendapatan NasionalPendapatan Nasional
Pendapatan NasionalJogo Hera
 
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS I
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS IPendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS I
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS IFarah Della
 
Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...
Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...
Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...Ahmad Zakariya
 
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif IslamPendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif IslamAsikin Aja
 

Similar to INDIKATOR MAKRO EKONOMI (20)

indikator ekonomi makro.pptx
indikator ekonomi makro.pptxindikator ekonomi makro.pptx
indikator ekonomi makro.pptx
 
Pertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptxPertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptx
 
Ekonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan NasionalEkonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan Nasional
 
Ekonomi - PB2.pdf
Ekonomi - PB2.pdfEkonomi - PB2.pdf
Ekonomi - PB2.pdf
 
produk nasional dan pendapatan nasional.pptx
produk nasional dan pendapatan nasional.pptxproduk nasional dan pendapatan nasional.pptx
produk nasional dan pendapatan nasional.pptx
 
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomiPerekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
 
Slide 13 (pe)
Slide 13 (pe)Slide 13 (pe)
Slide 13 (pe)
 
Pendapatan nasional
Pendapatan nasional Pendapatan nasional
Pendapatan nasional
 
Produk domestik bruto
Produk domestik brutoProduk domestik bruto
Produk domestik bruto
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
 
MAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptx
MAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptxMAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptx
MAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptx
 
Pendapatan nasional pengukuran pnb
Pendapatan nasional pengukuran pnbPendapatan nasional pengukuran pnb
Pendapatan nasional pengukuran pnb
 
Tugas kelompok teori eknomi
Tugas kelompok teori eknomiTugas kelompok teori eknomi
Tugas kelompok teori eknomi
 
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONALKOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasional
 
pendapatan nasioanal dapat dipelajari sesuai dengan kebutuhan sehari hari
pendapatan nasioanal  dapat dipelajari sesuai dengan kebutuhan sehari haripendapatan nasioanal  dapat dipelajari sesuai dengan kebutuhan sehari hari
pendapatan nasioanal dapat dipelajari sesuai dengan kebutuhan sehari hari
 
Pendapatan Nasional
Pendapatan NasionalPendapatan Nasional
Pendapatan Nasional
 
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS I
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS IPendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS I
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS I
 
Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...
Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...
Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...
 
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif IslamPendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
 

Recently uploaded

KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 

Recently uploaded (16)

KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 

INDIKATOR MAKRO EKONOMI

  • 1. Nama : Febi Pristanti Nim/kls : 170810101048 / Perkindo A 1. Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia Indikator Makro ekonomi adalah statistik yang menunjukkan status ekonomi sebuah negara tergantung pada area tertentu dari ekonomi (industri, pasar tenaga kerja, perdagangan, dll). Indikator makro-ekonomi merupakan statistik yang diterbitkan oleh pemerintah dan organisasi-organisasi swasta. Indikator-indikator tersebut memberikan wawasan tentang kinerja ekonomi suatu negara atau wilayah dan memiliki pengaruh yang signifikan. Sumber: "Indikator Makro-ekonomi". Berikut ini beberapa indikator indikator makro ekonomi di Indonesia a. Pendapatan Nasional Istilah yang paling sering dipakai untuk menerangkan konsep pendapatan nasional adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Jadi, pendapatan nasional adalah keseluruhan pendapatan masyarakat yang diterima oleh perekonomian suatu negara dalam jangka waktu satu tahun, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara asing di dalam negeri. 1. Produk Nasional Bruto (Gross National Product) Produk Nasional Bruto (PNB) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap warga negara dalam jangka waktu satu tahun, termasuk nilai barang dan jasa warga negara tersebut yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara asing di dalam negeri. GNP dapat dirumuskan sebagai berikut : GNP = pendapatan WNI di luar negeri - pendapatan WNI dalam negeri Pada umumnya, untuk negara berkembang nilai PDB lebih besar dari nilai PNB. Hal ini disebabkan penanaman modal asing di negara tersebut lebih besar dengan hasil produk warga negaranya di luar negeri. Oleh karena itu, bagi negara berkembang umumnya PDB lebih banyak digunakan dibandingkan PNB. 2. Produk Nasional Neto (Net National Product)
  • 2. Produk Nasional Neto (PNN) diperoleh dari Produk Nasional Bruto (PNB) dikurangi dengan penyusutan barang modal (capital goods). Karena nilai PNB merupakan nilai kotor, untuk mendapatkan nilai bersihnya harus dikeluarkan depresiasinya. Rumus : PNN = PNB – Depresiasi 3. Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) Pendapatan Nasional Neto adalah pendapatan seluruh warga negara sebagai balas jasa semua faktor produksi yang digunakan. Untuk mendapatkan pendapatan nasional, harus mengurangi Produk Nasional Neto (PNN) dengan pajak tidak langsung dan menambahkan dengan subsidi. Pajak tidak langsung harus dikurangkan karena bukan merupakan balas jasa faktor produksi. Adapun subsidi harus ditambahkan karena merupakan balas jasa faktor produksi. Pendapatan Nasional Neto disebut juga sebagai Pendapatan Nasional (PN). Jadi, PN = PNN – Pajak tidak langsung + Subsidi 4. Pendapatan Personal (Personal Income) Pendapatan Personal (PP) adalah bagian pendapatan nasional yang merupakan hak – hak individu dalam perekonomian, sebagai balas jasa keikutsertaannya dalam proses produksi. PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan sosial) 5. Pendapatan Disposabel (Disposable Income) Pendapatan Disposabel adalah pendapatan yang secara riil berada di tangan konsumen dan siap untuk dibelanjakan atau ditabung. Besarnya pendapatan disposabel adalah pendapatan personal dikurangi dengan pajak langsung atau pajak penghasilan perorangan. Semua jenis pajak, iuran asuransi, dan laba ditahan merupakan pengurangan terhadap turunan perhitungan pendapatan nasional. Pengurangan tersebut karena semua jenis pajak, iuran, dan laba ditahan merupakan jenis pengeluaran pendapatan (semua rumah tangga) untuk konsumsi yang tidak langsung digunakan sama sekali oleh orang atau pihak yang mengeluarkan pendapatan. DI = PI – Pajak langsung METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
  • 3. 1. Pendekatan Produksi Pendekatan produksi merupakan Nilai barang dan jasa yang di produksi di suatu negara dalam satu tahun dengan cara menjumlahkan value added tiap proses produksi. Y = ∑P.Q atau Y = 2. Pendekatan Pendapatan Berdasarkan pendekatan pendapatan, nilai pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan tingkat balas jasa bruto (belum dikurangi pajak) dari faktor produksi yang dipakai. Y = W + R + I + P Keterangan: Y = Pendapatan W = Wage (upah) R = Rent (sewa) I = Interest (bunga) P = Profit (laba) 3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) Berdasarkan pendekatan pengeluaran, nilai pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari para pelaku ekonomi (konsumen, produsen, dan pemerintah) dalam suatu negara. Dapat dituliskan sebagai berikut : PN = C + G + I + (X–M) Keterangan: Pengeluaran konsumsi rumah tangga (C). Pengeluaran konsumsi pemerintah (G). Investasi domestik bruto (I). Ekspor neto atau nilai ekspor dikurangi impor (X–M). Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional Manfaat perhitungan pendapatan nasional adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui dan Menganalisis Struktur Perekonomian Negara Dari perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui apakah suatu negara termasuk kategori negara industri atau negara agraris. Selanjutnya, hasil dari perhitungan pendapatan nasional dapat digunakan untuk menentukan ke mana perekonomian
  • 4. bergerak, berapa laju kecepatan geraknya, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu sasaran. 2. Membandingkan Perekonomian Antardaerah atau Antarnegara Perhitungan pendapatan nasional dapat juga digunakan untuk membandingkan perekonomian suatu daerah dengan daerah lain (baik antarprovinsi di dalam suatu negara maupun antarnegara). 3. Membandingkan Perekonomian dari Setiap Periode Dengan membandingkan pendapatan nasional setiap waktu dari tahun ke tahun, dapat memberi keterangan apakah ada peningkatan atau penurunan dalam perekonomian, apakah ada perubahan struktur atau tidak, dan dihubungkan dengan jumlah penduduk apakah terdapat kenaikan atau penurunan dalam pendapatan per kapita. 4. Merumuskan Kebijakan Pemerintah Perhitungan pendapatan nasional berguna untuk membantu dalam merumuskan kebijakan pemerintah. Seandainya pertumbuhan ekonomi sebesar 5%, perhitungan pendapatan nasional inilah yang akan dijadikan sebagai salah satu acuannya. Dari satu periode ke periode lainnya, tingkat harga berbagai barang dan jasa akan selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut biasanya berupa kenaikan harga-harga atau dalam istilah ekonomi dikenal dengan nama inflasi. Untuk dapat menentukan perubahan harga ratarata pada suatu periode tertentu digunakan indeks harga. 5. Perbandingan Pendapatan Nasional dengan Negara Lain Adanya kenaikan dalam pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita biasanya dipakai sebagai indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. kenaikan dalam pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita tetap merupakan unsur penting dalam setiap program pembangunan dalam usaha meningkatkan taraf hidup rakyat. Faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional suatu negara Faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional suatu negara adalah sebagai berikut : 1. Permintaan dan penawaran agregat Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang – barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor – sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang – barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan – perusahaan dengan tingkat harga tertentu. Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan – perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran, dan tingkat kegiatan
  • 5. ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional dan menambah pengangguran. 2. Konsumsi dan tabungan Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang – barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan, tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumtion yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan. 3. Investasi Investasi adalah suatu kegiatan ekonomi dengan cara menanamkan modal diberbagai sektor ekonomi, baik berupa pembelian saham, mendirikan perusahaan, atau membeli obligasi. b. Inflasi Inflasi secara ilmu ekonomi adalah suatu proses yang terjadi dan memiliki dampak pada meningkatnya harga-harga barang dan jasa secara umum, dimana terjadinya peningkatan harga ini berlangsung secara terus menerus sebagai akibat adanya keterkaitan dengan perubahan aktivitas dan mekanisme pasar. Inflasi merupakan indikator penting dalam menentukan arah kebijakan-kebijakan ekonomi yang akan dijalankan oleh pemerintah melalui Bank Sentral. Berangkat dari sini, maka sangat penting sekali memantau perubahan laju inflasi dari tahun ke tahun, karena hal ini akan berkaitan dengan kestabilan ekonomi negara. Berikut 2 cara menghitung laju inflasi yang umum digunakan, yaitu: 1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Pemantauan inflasi dari tahun ke tahun harus dilakukan secara cermat dengan melihat indikator-indikator perubahan harga pada komoditas tertentu. Tujuan dari pemantauan ini akan berkaitan langsung dengan efisiensi perencanaan paket kebijakan moneter yang akan diambil oleh Bank Sentral untuk kepentingan masa sekarang dan masa yang akan datang. Indikator yang paling sering digunakan untuk menganalisa dan mengukur laju inflasi adalah IHK (Indeks Harga Konsumen). IHK merupakan sebuah nilai yang digunakan untuk menghitung perubahan harga rata-rata terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. (baca juga : kebutuhan dasar manusia , Teori Perilaku Konsumen). Perhitungan dengan IHK diperlukan sebuah perkiraan harga yang disusun secara statistik, dimana data harga yang digunakan merupakan hasil dari pengambilan sample harga terhadap beberapa jenis barang tertentu yang diperoleh dari berbagai pihak konsumen
  • 6. maupun produsen yang telah dikumpulkan dalam waktu tertentu dengan data yang akurat. Harga-harga yang diperoleh tersebut kemudian akan dianalisis dan dihitung berdasarkan jenis komoditas tertentu baik itu barang maupun jasa untuk ditentukan nilai indeks-nya dengan pembobotan sesuai dengan porsi terhadap jumlah total belanja masyarakat. IHK dihitung dalam kurun waktu setiap satu tahun dan dalam hitungan perbulandan, dimana nilai IHK dari tahun ke tahun akan mengalami perubahan yang fluktuatif, dari perubahan nilai IHK ini kemudian akan dijadikan sebagai acuan untuk menentukan laju inflasi. Untuk menyusun dan menghitung IHK diperlukan 2 jenis data atau parameter yang digunakan untuk menjelaskan dan menunjukkan dinamika IHK. Kedua jenis data yang diperlukan tersebut adalah: a. Data Harga. Data ini diperoleh dari pengumpulan sample harga dari barang dan jasa di lokasi tertentu yang dilakukan secara sampling. b. Data Pembobotan. Data ini menunjukkan estimasi mengenai perbandingan antara total keseluruhan jenis belanja komoditas terhadap satu jenis komoditas tertentu. Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: IHK = (Pn/Po)x100% Laju Inflasi tahun n = (IHK(n-IHK(n-1) )(1/IHK(n-1)) x 100% Keterangan : Pn adalah harga saat ini. Po adalah harga di tahun sebelumnya. IHK(n) adalah IHK pada tahun dasar. IHK(n-1) adalah IHK pada tahun sebelumnya Jenis-Jenis Inflasi Sehubungan dengan kompleksnya faktor yang menjadi sumber terjadinya inflasi atau banyaknya variabel yang berpengaruh terhadap inflasi, maka dapat pula dilakukan pengelompokan terhadap macam-macam inflasi berdasar berbagai sudut pandang, menurut Samuelson (1992) dan Khalwaty (2000): 1. Berdasarkan Bobotnya: a. Creeping Inflation Inflasi ringan adalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung secara perlahan dan berada pada posisi satu digit atau dibawah 10% per tahun. b. Moderate Inflation Inflasi sedang ialah inflasi dengan aju tingkat pertumbuhan berada diantara 10-30% per tahun atau melebihi dua digit dan sangat mengancam struktur dan pertumbuhan ekonomi di suatu negara. c. Galloping Inflation
  • 7. Inflasi pada tingkat ini terjadi pada tingkatan 30% sampai dengan 100% per tahun. Dalam kondisi seperti ini orang hanya memegang uang sejumlah yang diperlukan saja dan lebih cenderung menyimpan kekayaannya dalam bentuk aset riil. d. Hyper Inflation Inflasi yang sangat berat ialah inflasi dengan laju pertumbuhan melampaui 100% per tahun. 2. Berdasarkan Penyebabnya a. Natural Inflation dan Hman Error Inflation Natural inflation adalah jenis inflasi yang terjadi karena pengaruh alamiah dimana manusia tidak memiliki kekuasaan untuk mencegahnya, sedangkan Human Error Inflation adalah jenis inflasi yang terjadi karena kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri. b. Expected Inflation dan Unexpected Inflation Pada Expected Inflation tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi, sedangkan pada Unexpected Inflation suku bunga pinjaman nominal merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi. c. Demand Pull dan Cost Push Inflation Demand pull inflation diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi permintaan agregatif dari barang dan jasa pada suatu perekonomian, ada kecenderungan GDP riil naik besama dengan kenaikan harga umum. Cost push inflation adalah inflasi yang tejadi karena adanya perubahan-perubahan pada sisi penawaran agregatif dan dari barang dan jasa pada suatu perekonomian, umumnya kenaikan harga dibarengi dengan penurunan omzet penjualan. d. Spiralling Inflation Inflasi jenis ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh infasi yang terjadi sebelumnya, yang mana inflasi sebelumnya itu terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebeumnya lagi dan begitu seterusnya. e. Imported Inflation dan Domestic Inflation Imported inflation bisa dikatakan adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar perdagangan internasional. Domestic inflation dapat dikatakan sebagai inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri suatu negara, yang tidak begitu mempengaruhi negara-negara lainnya. Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan : Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun) Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun) Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun) Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
  • 8. c. Pengangguran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengangguran didefinisikan sebagai orang yang tidak bekerja atau tidak melakukan apa-apa. Dalam penghitungan statistik pengangguran di Indonesia yang dilakukan oleh BPS -lembaga resmi pemerintah yang ditugaskan menyediakan data statistik- mengacu kepada Labour Force Framework. Dalam framework ini, batas bawah umur (economically active population) yang digunakan adalah 15 tahun. Pengangguran dapat dihitung dari jumlah Angkatan Kerja (AK) dan Bukan Angkatan Kerja. a. Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15+) yang pada seminggu yang lalu (periode survei) bekerja, punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja (cuti), sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan usaha, sudah punya diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja, dan mereka yang tidak bekerja tetapi merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa). b. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15+) yang pada seminggu yang lalu (periode survei) tidak bekerja karena bersekolah, mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya. Jenis pengangguran ini terbagi atas : a. Pengangguran friksional : pengangguran yang terjadi karena atas perubahan dan dinamika ekonomi b. Pengangguran musiman : pengangguran yang terjadi karena pergantian musim sehingga mempengaruhi jumlah pekerjaan yang tersedia di beberapa industri seperti sektor pertanian c. Pengangguran konjungtural : pengangguran yang terjadi karena berkurangnya permintaan barang dan jasa d. Pengangguran struktural : pengangguran yang muncul akibat perubahan struktur ekonomi e. Pengangguran sukarela : pengangguran yang terjadi karena adanya orang yang sesungguhnya masih dapat bekerja tetap[I dengan sukarela dia tidak mau bekerja karena mungkin sudah cukup dengan kekayaan yang dimiliki f. Pengangguran deflasioner : pengangguran yang disebabkan karena lowongan pekerjaan tidak cukup untuk menampung pencari kerja g. Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan karena kemajuan teknologi yakni pergantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin
  • 9. Penyebab Terjadinya Pengangguran - Penurunan Permintaan tenaga Kerja - Kemajuan Teknologi - Kelemahan pasar tenaga kerja Cara Mengatasi Pengangguran 1. Mengatasi pengangguran friksional dan sukarela: Menarik investor baru dengan cara deregulasi dan debiokratisasi Memberikan bantuan pinjaman lunak dan bantuan lain untuk kehidupan industri kecil 2. Mengatasi pengangguran konjungtural : Meningkatkan daya beli masyarakat Mengatur bunga Bank agar tidak terlalu tinggi 3. Mengatasi pengangguran struktural : Menyediakan lapangan kerja Mengadakan pelatihan tenaga kerja Menarik investor 4. Mengatasi pengangguran musiman : Pelatihan ketrampilan lain selain bidang yang sudah digeluti Menginformasikan lowongan kerja yang ada disektor lain kepada masyarakat 5. Mengatasi pengangguran deflasioner : Pelatihan tenaga kerja Menarik investor baru 6. Mengatasi pengangguran teknologi : Pengenalan teknologi yang ada sejak usia dini Pelatihan tenaga pendidik untuk menguasai teknologi baru yang harus disampaikan pada anak Rumus pengangguran dapat didapat dengan cara seperti berikut ini. Tingkat Pengangguran = Jml Yang Nganggur / Jml Angkatan Kerja x 100%
  • 10. IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi Januari 158.26 1.77 113.78 -0.07 118.01 0.84 126.29 0.89 130.9 0.76 136.88 1.03 110,99 2) 1.07 118.71 -0.24 123.62 0.51 127.94 0.97 Februari 159.29 0.65 114.02 0.21 118.36 0.3 126.46 0.13 130.96 0.05 137.91 0.75 111.28 0.26 118.28 -0.36 123.51 -0.09 128.24 0.23 Maret 160.81 0.95 114.27 0.22 118.19 -0.14 126.05 -0.32 131.05 0.07 138.78 0.63 111.37 0.08 118.48 0.17 123.75 0.19 128.22 -0.02 April 161.73 0.57 113.92 -0.31 118.37 0.15 125.66 -0.31 131.32 0.21 138.64 -0.1 111.35 -0.02 118.91 0.36 123.19 -0.45 128.33 0.09 Mei 164.01 1.41 113.97 0.04 118.71 0.29 125.81 0.12 131.41 0.07 138.6 -0.03 111.53 0.16 119.50 0.50 123.48 0.24 128.83 0.39 Juni 110,08*) 2,46*) 114.1 0.11 119.86 0.97 126.5 0.55 132.23 0.62 140.03 1.03 112.01 0.43 120.14 0.54 124.29 0.66 129.72 0.69 Juli 111.59 1.37 114.61 0.45 121.74 1.57 127.35 0.67 133.16 0.7 144.63 3.29 113.05 0.93 121.26 0.93 125.15 0.69 130.00 0.22 Agustus 112.16 0.51 115.25 0.56 122.67 0.76 128.54 0.93 134.43 0.95 146.25 1.12 113.58 0.47 121.73 0.39 125.13 -0.02 129.91 -0.07 September 113.25 0.97 116.46 1.05 123.21 0.44 128.89 0.27 134.45 0.01 145.74 -0.35 113.89 0.27 121.67 -0.05 125.41 0.22 130.08 0.13 Oktober 113.76 0.45 116.68 0.19 123.29 0.06 128.74 -0.12 134.67 0.16 145.87 0.09 114.42 0.47 121.57 -0.08 125.59 0.14 130.09 0.01 November 113.9 0.12 116.65 -0.03 124.03 0.6 129.18 0.34 134.76 0.07 146.04 0.12 116.14 1.5 121.82 0.21 126.18 0.47 130.35 0.2 Desember 113.86 -0.04 117.03 0.33 125.17 0.92 129.91 0.57 135.49 0.54 146.84 0.55 119 2.46 122.99 0.96 126.71 0.42 131.28 0.71 TingkatInflasi 11.06 2.78 6.96 3.79 4.3 8.38 8.36 3.35 3.02 3.61 Bulan 20152014 2) IndeksHargaKonsumendanInflasiBulananIndonesia Jan-Mei2008(2002=100),Juni2008-Desember2013(2007=100),Januari2014-Desember2017(2012=100), 2009 20162008 20172011 2012 20132010 Sumber: worldbank sumber: bps Sumber: BPS Data PDB Indonesia Tahun 2008-2017 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 201 7 PDB (dalam milyar USD) 510,2 539,6 755,0 893,0 918,0 915,0 891,0 861,0 933,0 PDB (perubahan % tahunan) 6,0 4,6 6,2 6,2 6,0 5,6 5,0 4,9 5,0 5,1 PDB per Kapita (dalam USD) 2,168 2,263 3,167 3,688 3,741 3,528 3,442 3,329 3,603 Data Pengangguran Indonesia 2008-2017 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Pengangguran (% dari total tenaga kerja) 8,4 7,9 7,1 6,6 6,1 6,2 5,9 6,2 5,6 5,5
  • 11. 2. Kajian terhadap data-data yang di atas a. Data PDB Indonesia tahun 2008-2017 Pada tahun 2008 jumlah PDB dalam milyar USD sebesar 510,2 atau mengalami perubahan sebesar 6,0 dalam persen sehingga PDB perkapita pada tahun 2008 menncapai 2.168. pada tahun 2009 PDB mengalami kenaikan sebesar 4,6% sehingga PDP tahun 2009 sebesar 539,6 dan PDB perkapita sebesar 2.263. pada tahun 2010 PDB mengalami perubahan sebesar 6,2% sehingga PDB perapita ikut naik sebesar 3.167. pada tahun 2011 mengalami perubahan sebesar 6,2% perndapata perkapita naik menjadi 3.688. hal tersebut dikarenakan pada tahun 2009 terdapat banayak UMKM sehingga dapat memperkuat permintaan domestik. Pada 2010 disebabkan oleh meningkatnya peran investasi non pembangunan seperti mesin. Pada tahun 2011 banyak penyerapan tenaga kerja dan stabilnya nilai tukar. pada tahun 2012 sampai 2015 PDB mengalami perubahan sebesar 6, 5,6, 5, dan 4,9 persen berturut-turut hal tersebut dapat dilihat 2012 PDB mengalami penurunan hingga tahun 2015 dan mengalami keniakan sebesar 0,1% di tahun 2016. Penurunan tersebut dikarenakan nilai mata uang sedang turun sehingga mempengaruhi PDB di Indonesia. Kenaikan pada tahun 2016 disebabkan majunya dunia elektronik sehingga mnyebabkan naiknya permintaan terhdap barang elektronik sehingga PDB di Indonesia mengalami kenaikan. b. Data pengangguran Indonesia 2008-2017 Data pengangguran Indonesia pada tahun 2008-2017 mengalami penurunan dari tahun 2008 sampai 2012 penurunan tersebut dikarenan banyaknya tenaga kerja yang terserap lapangan pekerjaan dan banyaknya tenaga kerja yang terampil sehingga dapat menurunkan tingkat pengangguran., pada tahun 2013 tingkat pengangguran naik sebesar 0,1% namun ditahun 2014 tingkat pengangguran mengalami penurunan kembali menjadi 5,9%. Pada tahun 2015 tingkat penganngguran naik kembali menjadi 6,2% seperti pada tahun 2013. Pada tahun 2016 sampai 2017 tingkat pengangguran mengalami penurunan menjadi 5,6 dan 5,5. Naik turunya tingkat pengangguran dapat disebabkan oleh banyak sedikitnya lapangan pekerjaan dan tenaga kerja terampil. c. Data inflasi Indonesia tahun 2008-2017 Pada tahun 2008-2017 mengalami naik turun. Pada tahun 2008 inflasi mencapai 11,06 lalu pada tahun 2009 inflasi mengalami penurunan yang sangat signifikan menjadi 2,78. Hal tersebut dikarenakan turunya BBM dan harga minyak pada tahun tersebut. Pada tahun 2010 inflasi mengalami kenaikan menjadi 6,96 dan turun lagi ditahun 2011 menjadi 3,79. Pada tahun 2012 mengalami kenaikan sedikit menjadi 4,3 lalu pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang tinggi menjadi 8,38 krnaikan ini disebabkan naiknya tingkat harga barang impor karena semakin melemahnya nilai rupiah, naiknya tingkat upah tenaga kerja yang tidak diimbangi dengan produktifitasnya dan naiknya BBM kembali. Pada tahun 2014 mengalami penurunan hanya 0,2. Pada tahun 2015 mengalami penurunan
  • 12. kembali menjadi 3,35 2016 menurun kembali menjadi 3,02 dan 2017 mengalami kenaikan yang sedikit menjadi 3,61. Kenaikan inflasi sebenarnya dibutuhkan karena untuk mendorong perekonomian suatu negara tersebut. Agar perekonomian tersebut tetap berkembang dan lebih maju maka dibutuhkan inflasi yang rendah.