SlideShare a Scribd company logo
i
PROPOSAL TESIS
DAYA MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
MATEMATIKA UPY PADA MATA KULIAH PROGRAM LINEAR
SECARA DARING
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA
Oleh:
SUDRAJAT
21309251045
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................4
C. Rumusan Masalah ................................................................................4
D. Tujuan Penelitian...................................................................................4
E. Manfaat Penelitian.................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................7
A. Kajian Teori .........................................................................................7
1. Pembelajaran Daring .....................................................................7
2. Daya Matematika ...........................................................................9
3. Kemampuan Pemecahan Masalah ..................................................8
4. Kemampuan Komunikasi Matematis ..........................................14
B. Penelitian yang relevan ......................................................................18
C. Kerangka Berfikir ..............................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................21
A. Jenis Penelitian ..................................................................................21
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................21
C. Teknik Pengumpulan Subjek Penelitian ............................................21
D. Data dan Sumber Data .......................................................................22
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................22
F. Instrumen Penelitian ..........................................................................23
G. Analisis Uji Coba Instrumen Tes .......................................................24
H. Teknik Data ........................................................................................29
I. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................31
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................33
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada akhir tahun 2019 dunia digemparkan dengan adanya wabah
Coronavirus Disease-19 atau dikenal dengan sebutan COVID-19. Sumber
penularan kasus tersebut masih belum diketahui pasti, tetapi wabah COVID-
19 tersebut mulanya ditemukan di negara China tepatnya di kota Wuhan,
China. Dengan waktu yang cepat, penyakit tersebut telah menyebar di
berbagai belahan provinsi di China. Virus ini dapat ditularkan dari manusia
ke manusia dan telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara
termasuk di negara Indonesia (Wang at al., 2020). Virus tersebut menyebar
hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Virus Corona tersebut ditandai
dengan adanya gejala seperti tubuh menjadi panas, batuk, pilek, gangguan
pada sistem pernapasan, letih, lesu dan sakit pada tenggorokan (Yuliana,
2020). Virus Corona tersebut termasuk dalam virus yang mematikan, karena
banyak orang yang terinfeksi dan menyebabkan kematian.
Adanya pandemi COVID-19 ini, pemerintah pusat mengambil
kebijakan untuk mengantisipasi penularan virus dengan menerapkan physical
distancing, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk
meminimalisir penularan COVID-19. Negara Indonesia, juga melakukan
kebijakan dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat
pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif proses
pendidikan bagi siswa maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan
proses pendidikan pada lembaga pendidikan (Purwanto et al., 2020). Oleh
karena itu, membuat sektor pendidikan seperti sekolah serta perguruan tinggi
menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka dan mengganti proses
belajar mengajar di sekolah menjadi di rumah dengan menerapkan kebijakan
Work From Home (WFH) yang berarti bekerja dari rumah.
Kebijakan Work From Home (WFH) tertuang dalam Surat Edaran
Mendikbud Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Bekerja dari Rumah
2
dan Pembelajaran secara Daring dalam Rangka Pencegahan Penyebaran
Corona virus Diseases 2019 (COVID-19) dialamatkan kepada Seluruh
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Seluruh Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Seluruh Pemimpin Perguruan Tinggi
Negeri/Swasta, dan Seluruh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi,
Serta sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang
pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran COVID-
19 menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui
pembelajaran daring.
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan dengan jarak
jauh (Kustiani & Despa, 2019). Mata kuliah program linear merupakan mata
kuliah yang dilaksanakan secara daring. Program linear merupakan salah satu
mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa program studi
pendidikan matematika Universitas PGRI Yogyakarta. Mahasiswa dalam
mempelajari program linear dituntut untuk menguasai dan memahami daya
matematika dengan baik (Sugilar, 2017). Selaras dengan pendapat tersebut,
mahasiswa harus mengetahui hakikat dari tujuan pembelajaran matematika
itu sendiri, tujuan pembelajaran matematika berdasarkan Permendiknas No.
22 tahun 2006 yang berisi tentang standar isi pembelajaran matematika.
Adapun tujuan umum pembelajaran matematika tersebut yaitu Problem
solving, Reasoning, Communication, Connections dan Representation.
Kelima kemampuan tersebut biasanya disebut dengan istilah daya
matematika atau mathematical power (Yaniawati, 2012).
Daya matematika atau mathematical power merupakan kemampuan
untuk menggali suatu informasi, membuat konjektur, dan menuliskan alasan-
alasan dengan logis untuk memecahkan suatu permasalahan baik rutin
maupun non rutin, mengomunikasikan, dan menghubungkan berbagai macam
ide-ide dalam topik matematika (NCTM, 1989). Daya matematika harus
dikuasai oleh mahasiswa program studi pendidikan matematika dengan baik
(Sugilar 2017). Selaras dengan pendapat tersebut, daya matematika yang
3
ingin diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah dan
kemampuan komunikasi matematis.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu dosen program studi
pendidikan matematika UPY bahwa daya matematika khususnya pada
kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis kurang optimal.
Padahal kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi
mahasiswa untuk masa depannya dan kemampuan pemecahan masalah harus
dimiliki mahasiswa calon guru untuk melatih diri agar terbiasa jika
dihadapkan pada suatu masalah didalam kelas. Kemampuan pemecahan
masalah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan yang sedang dihadapi dan dapat menciptakan suatu ide baru
untuk mencapai tujuan tersebut (Rostika & Junita, 2017). Menurut Polya
(1973) kegiatan-kegiatan yang terdapat pada pemecahan masalah harus
memuat didalamnya yaitu memahami masalah, menyusun rencana
pemecahan masalah, menjelankan perencanaan penyelesaian masalah dan
mengecek kembali atau kesimpulan.
Sedangkan kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan
untuk menyampaikan gagasan/ ide matematis, baik secara lisan maupun
tulisan serta kemampuan memahami dan menerima gagasan/ ide matematis
orang lain secara cermat, analitis, kritis dan evaluatif untuk mempertajam
pemahaman (Lestari dan Yudhanegara, 2017). Kemampuan komunikasi
matematis harus dimiliki oleh mahasiswa calon guru matematika dikarenakan
untuk membantu proses penyusunan pikiran, menghubungkan suatu gagasan
dengan gagasan lain, menciptakan ide dan mengungkapkan kembalin suatu
pendapat dengan menuliskan sebuah kesimpulan (Sugilar, 2017).
Berdasarkan permasalahan diatas, fokus pembahasan dalam penelitian
ini adalah mendeskripsikan bagaimana kemampuan daya matematika
mahasiswa program studi pendidikan matematika UPY dilihat dari
kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis
pada mata kuliah program linear secara daring.
4
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam
penelitian ini difokuskan pada kajian “Daya Matematika Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Matematika UPY pada mata kuliah program linear secara
daring”. Fokus penelitian ini meliputi:
1. Kemampuan daya matematika yang diukur yaitu kemampuan
pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis
2. Subjek penelitian ini yaitu mahasiswa semester 6 program studi
pendidikan matematika UPY.
3. Mata kuliah yang diambil dalam penelitian ini yaitu mata kuliah
program linear.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian diatas, rumusan masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan bagaimana kemampuan daya matematika mahasiswa
program studi pendidikan matematika UPY dilihat dari kemampuan
pemecahan masalah pada mata kuliah program linear secara daring?
2. Mendeskripsikan bagaimana kemampuan daya matematika mahasiswa
program studi pendidikan matematika UPY dilihat dari kemampuan
komunikasi matematis pada mata kuliah program linear secara daring?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan daya matematika mahasiswa program
studi pendidikan matematika UPY dilihat dari kemampuan pemecahan
masalah pada mata kuliah program linear secara daring?
2. Untuk mengetahui kemampuan daya matematika mahasiswa program
studi pendidikan matematika UPY dilihat dari kemampuan komunikasi
matematis pada mata kuliah program linear secara daring?
5
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya temuan khususnya
pada bidang pendidikan matematika. Apabila penelitian ini
menunjukkan hasil yang baik, maka dapat dijadikan sebagai acuan atau
alternatif penelitian selanjutnya.
2. Secara praktis
Secara praktis penelitian ini di harapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
a. Bagi program studi
Sebagai bahan evaluasi pembelajaran yang dapat digunakan dalam
rangka peningkatan kualitas pendidikan ditingkat program studi.
b. Bagi Dosen
Diharapkan melalui penelitian ini, dosen mendapatkan gambaran
umum tentang kemampuan daya matematika yang dilihat dari
kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi
matematis pada mahasiswa dan dapat digunakan sebagai bahan
rujukan untuk meningkatkan proses pembelajaran.
c. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya penelitian ini, mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana kemampuan daya matematika yang dimiliki.
d. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai kemampuan daya matematika mahasiswa
sehingga nantinya diharapkan mampu memberikan pembelajaran
yang efektif dan berkualitas
6
e. Bagi pembaca
Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam pelaksanaan
penelitian yang di masa mendatang.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Daring
Wabah virus corona telah melanda hampir sebagian besar dunia,
tanpa terkecuali Indonesia (Handarini, 2020). Hal ini memberi tantangan
tersendiri bagi setiap orang maupun orang atau organisasi. Di dunia
pendidikan sendiri memili tantangan baru dimana sekolah meliburkan
siswanya dengan syarat belajar dari rumah atau daring. Pemerintah
melarang aktivitas yang mengumpulkan masa yang banyak agar virus
corona tidak menyebar dan salah satu usaha pemerintah untuk
menghentikan penyebarannya (Sadikin, 2020).
Menurut Ayu & Gusti (2020) dalam jurnalnya perkembangan
teknologi informasi di era digital sangat memberi pengaruh besar
terhadap pendidikan di Indonesia. Yang sebelumnya berpusat pada
pengajaran bisa dilakukan secara tatap muka atau bisa dikatakan juga
pembelajaran yang berpusat ke guru atau pembelajaran yang berpusat
pada siswa. tapi di era ini guru dan siswa diminta untuk mandiri bisa
menggali informasi yang lebih luar menggunakan teknologi (Ayu &
Gusti, 2020).
Banyak aplikasi guru yang dipakai ketika pembelajaran daring
seperti whatsaap gurp, google classroom, google meet, etmodo, zoom,
youtobe, dan lain-lainnya. Menurut Kurniawan dkk (2020) pembelajaran
online yang menggunakan google classroom memungkinkan siswa untuk
mendapatkan pembelajaran menggunakan PPT, video dan lain-lain.
Dengan tatap muka secara online juga guru menggunakan aplikasi yang
baru-baru adalah google meet dan zoom meating.
Dikutip dari jurnal (Khusniyah & Hakim, 2019) dan jurnal
(Sofyana & Rozaq) menyatakan di era sekarang, hal ini sejalan lurus
dengan perkembangan teknologi informasi. Semua aktivitas manusia
8
dapat dilakukan oleh secara tidak langsung atau bisa online. Dengan
adanya pergeseran masa, teknologi informasi juga dimanfaatkan untuk
mengajar siswa secara online. Pengajaran jarak jauh inilah yang disebut
dengan pembelajaran daring.
Dari beberapa pernyataan diatas, ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran daring adalah aktivitas manusia yang dilakukan secara tidak
langsung atau dapat dikatakan aktivitas yang dikerjakan melalui teknologi
seperti whatsaap group, zoom meating, google classroom, etmodo, google
meet dan LSM lainnya.
2. Daya Matematika
Istilah daya matematika atau mathematical power tidak terdaftar
pada kurikulum pembelajaran matematika di Indonesia, akan tetapi tujuan
pembelajaran matematika yang ada pada kurikulum di Indonesia
memaparkan dengan jelas tujuan yang ingin dicapai pada kurikulum yaitu
problem solving, communication, reasoning, connection dan
representation. Kelima tujuan tersebut menurut NCTM (1989) dikenal
dengan sebutan standar proses daya matematika atau mathematical power
proces standards.
Daya matematika atau mathematical power merupakan
kemampuan untuk menggali informasi, menyusun konjektur, dan
membuat alasan-alasan secara logis untuk memecahkan suatu masalah
baik rutin maupun non rutin, mengomunikasikan, dan menghubungkan
berbagai macam ide-ide dalam topik matematika (NCTM, 1989). Daya
matematika juga diantaranya mengembangkan kepercayaan diri dan
disposisi guna mencari, mengevaluasi dan menggunakan informasi secara
kuantitatif dan spasial dalam menyelesaikan masalah serta dalam
mengambil suatu kesimpulan.
Unsur daya matematika atau mathematical power menurut Pinellas
County School (2000) dibagi menjadi 3 bagian yaitu standar proses, ruang
lingkup materi atau content standar dan kemampuan matematis atau
9
mathematical abilities. Hubungan ketiga unsur tersebut akan Digambar
kan pada gambar berikut ini:
Gambar 1. Hubungan antar ruang lingkup materi, standar proses
dan kemampuan matematis (diadaptasi dari mathematical power for all
student, Pinellas County Schools Division Of Curriculum And
Instruction Secondary Mathematics)
3. Kemampuan Pemecahan Masalah
a. Pengertian Pemecahan Masalah
Surya (2015: 145) mengemukakan bahwa pemecahan masalah
adalah salah satu strategi kognitif yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas hidup yang harus dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari dengan rentangan kesulitan mulai dari yang paling
sederhana hingga yang paling kompleks. Wena (2010: 52)
Mathematical Abilities
Conceptual Understanding
Procedural Knowledge
Process Standards
Problem solving
Reasoning
Communication
Connections
Representation
Content standar
1. Number sense and concepts
2. Measurement
3. Geometry and spatial sense
4. Algebratic thinking
5. Data analysis and probability
Math
Power
For All
10
mengemukakan bahwa hakikat pemecahan masalah adalah
melakukan operasi prosedural urutan tindakan, tahap demi tahap
secara sistematis, sebagai seorang pemula (novice) memecahkan
suatu masalah. Ngaeni dan Saefudin (2017) mengemukakan bahwa
pemecahan masalah matematika adalah suatu proses yang mempunyai
banyak langkah yang harus ditempuh oleh seseorang dengan
menggunakan pola berfikir, mengorganisasikan dan pembuktian yang
logik dalam mengatasi masalah. Kemampuan pemecahan masalah
adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya, serta kemampuan
pemecahan masalah dapat menciptakan ide baru untuk mencapai
tujuan yang diharapkan (Rostika dan Junita, 2017).
Salah satu strategi yang dapat membantu proses dan hasil
belajar selama pembelajaran adalah kemampuan pemecahan masalah.
Aktivitas pembelajaran tidak hanya difokuskan pada upaya untuk
mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan juga
belajar bagaimana menggunakan pengetahuan yang telah didapat
selama mengikuti aktivitas pembelajaran. Hal tersebut digunakan
untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan masalah-masalah
khusus yang berkaitan dengan bidang studi yang dipelajari dan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah
kemampuan dalam mencari strategi untuk menyelesaikan masalah
matematika dengan tepat dengan menggabungkan konsep-konsep
yang telah dipelajari sebelumnya. Kemampuan pemecahan masalah
sangat penting artinya bagi siswa untuk masa depannya dan
kemampuan pemecahan masalah harus dimiliki siswa untuk melatih
diri agar terbiasa jika dihadapkan pada suatu masalah.
11
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemampuan Pemecahan
Masalah
Menurut Siswono (dalam Ambarwati, 2016: 55) terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa, yaitu:
1. Pengalaman awal Pengalaman terhadap tugas-tugas
menyelesaikan soal cerita atau soal aplikasi. Pengalaman awal
seperti ketakutan (phobia) terhadap matematika dapat
menghambat kemampuan peserta didik dalam memecahkan
masalah.
2. Latar belakang matematika Kemampuan siswa terhadap konsep-
konsep matematika yang berbeda-beda tingkatnya dapat memicu
perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
3. Keinginan dan motivasi Dorongan yang kuat dari dalam diri
(internal), seperti menumbuhkan keyakinan saya “BISA” maupun
eksternal, seperti diberikan soal-soal yang menarik, menantang,
kontekstual dapat mempengaruhi hasil pemecahan masalah.
4. Struktur masalah Struktur masalah yang diberikan kepada siswa
(pemecahan masalah), seperti format secara verbal atau gambar,
kompleksitas (tingkat kesulitan soal), konteks (latar belakang
cerita atau tema), bahasa soal, maupun pola masalah satu dengan
masalah yang lain dapat mengganggu kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah.
Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa pengalaman
awal, latar belakang matematika, keinginan dan motivasi, serta
struktur masalah merupakan faktor-faktor mempengaruhi
kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah.
c. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Secara umum strategi pemecahan masalah yang sering
digunakan adalah strategi yang dikemukakan oleh Polya. Menurut
Poyla (dalam Budhayanti & dkk, 2018: 8-10) untuk mempermudah
12
memahami dan menyelesaikan suatu masalah, terlebih dahulu
masalah tersebut disusun menjadi masalahmasalah sederhana, lalu
dianalisis (mencari semua kemungkinan langkah-langkah yang akan
ditempuh), kemudian dilanjutkan dengan proses sintesis (memeriksa
kebenaran setiap langkah yang dilakukan). Pada tingkatan masalah
tertentu, langkah-langkah Polya di atas dapat disederhanakan menjadi
empat langkah yaitu memahami masalah, membuat rencana
penyelesaian, melaksanakan rencana dan melihat kembali. Berikut ini
tahapan yang dapat menjelaskan proses pemecahan masalah yang
dikemukakan oleh Poyla.
1) Memahami masalah
Pada langkah pertama ini, pemecah masalah harus dapat
menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Untuk
mempermudah pemecah masalah memahami masalah dan
memperoleh informasi umum penyelesaiannya dapat dibuat
catatan-catatan penting dimana catatan-catatan tersebut bisa
berupa grafik, Tabel, diagram, gambar atau yang lainnya. Dengan
mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan maka proses
pemecahan masalah akan mempunyai arah yang jelas.
2) Merencanakan penyelesaian
Untuk dapat menyelesaikan masalah, pemecah masalah harus
dapat menemukan hubungan data/informasi dengan yang
ditanyakan. Pemilihan teorema-teorema atau konsepkonsep yang
telah dipelajari, dikombinasikan sehingga dapat dipergunakan
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Jadi diperlukan
aturan-aturan agar selama proses pemecahan masalah
berlangsung, dapat dipastikan tidak akan ada satupun alternatif
yang terabaikan. Untuk itu perlu mengikuti langkah-langkah
pemecahan masalah berikut.
a) Mengumpulkan data/informasi dengan mengaitkan
persyaratan yang ditentukan untuk analisis.
13
b) Jika diperlukan analisis informasi yang diperoleh dengan
menggunakan analogi masalah yang pernah diselesaikan.
c) Apabila ternyata “macet”, perlu dibantu melihat masalah
tersebut dari sudut yang berbeda
Jika hubungan data dan yang ditanyakan sulit untuk dilihat secara
langsung, gunakan langkah-langkah berikut.
a) Membuat sub masalah. Hal ini akan sangat berguna untuk
masalah yang kompleks.
b) Coba untuk mengenali sesuatu yang sudah dikenali, misalnya
dengan mengingat masalah yang memiliki prinsip yang sama
atau mirip..
c) Coba untuk mengenali pola dengan mencari keteraturan-
keteraturan. Pola tersebut dapat berupa pola aljabar atau pola
geometri.
d) Gunakan analogi dari masalah tersebut, yaitu masalah yang
berhubungan, masalah yang mirip, yang lebih sederhana
sehingga memberikan petunjuk yang dibutuhkan dalam
memecahkan masalah yang lebih sulit.
e) Masukan sesuatu yang baru untuk membuat hubungan antara
data dengan hal yang tidak diketahui.
f) Membuat kasus g) Mulai dari akhir (asumsikan jawabannya)
yaitu dengan menganalisis bagaimana cara mendapatkan
tujuan yang hendak dicapai.
3) Menjalankan perencanaan penyelesaian masalah
Berdasarkan rencana penyelesaian masalah, penyelesaian–
penyelesaian masalah yang sudah direncanakan akan
dilaksanakan. Didalam menyelesaikan masalah, setiap langkah
dicek, apakah langkah tersebut sudah benar atau belum. Hasil
yang diperoleh harus diuji apakah hasil tersebut benar-benar hasil
yang dicari.
14
4) Mengecek kembali atau kesimpulan
Tahap melihat kembali hasil pemecahan masalah yang diperoleh
mungkin merupakan bagian terpenting dari proses pemecahan
masalah. Setelah hasil penyelesaian diperoleh, perlu dilihat dan
dicek kembali untuk memastikan semua alternatif tidak diabaikan
misalnya dengan cara: a) Melihat kembali hasil b) Melihat
kembali alasan-alasan yang digunakan c) Menemukan hasil lain
d) Menggunakan hasil atau metode yang digunakan untuk
masalah lain e) Menginterpretasikan masalah kembali f)
Menginterpretasikan hasil g) Memecahkan masalah baru h) Dan
lain sebagainya.
Dari penjelasan diatas, peneliti menggunakan indikator
kemampuan pemecehan masalah menurut Polya yaitu memahami
masalah, menyusun rencana pemecahan masalah, menjelankan
perencanaan penyelesaian masalah dan mengecek kembali atau
kesimpulan.
4. Kemampuan Komunikasi Matematis
a. Pengertian kemampuan komunikasi matematis
Kemampuan komunikasi matematis menjadi sangat penting
dimiliki oleh seorang siswa, dikarenakan ketika diskusi antar siswa
dilakukan, dimana siswa diharapkan mampu menyatakan,
menjelaskan mendengar, menanyakan, menggambar dan bekerja
sama sehingga dapat membawa siswa pada pemahaman yang lebih
mendalam tentang matematika. Dalam hal ini, kemampuan
komunikasi dilihat sebagai kemampuan siswa mengomunikasikan
matematika yang dipelajari sebagai isi pesan yang disampaikan.
Dengan siswa mengomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya,
maka dapat terjadi renegosiasi respon antar siswa, dan peran guru
diharapkan hanya sebagai fasilisator dalam proses pembelajaran.
15
Alasan mendalam mengapa kemampuan komunikasi sangat
penting dimiliki oleh seorang siswa menurut Susanto (2016: 214)
adalah sebagai berikut:
1) Kemampuan komunikasi matematis sebagai tempat bagi siswa
dalam berkomunikasi dengan teman sebayanya untuk
memperoleh informasi.
2) Kemampuan komunikasi matematis sebagai modal keberhasilan
bagi siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam
eksplorasi dan investigasi.
3) Kemampuan komunikasi matematis sebagai kekuatan sentral
bagi siswa dalam merumuskan konsep, model maupun strategi.
Lestari dan Yudhanegara (2017: 83) menjelaskan bahwa
kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan untuk
menyampaikan gagasan/ ide matematis, baik secara lisan maupun
tulisan serta kemampuan memahami dan menerima gagasan/ ide
matematis orang lain secara cermat, analitis, kritis dan evaluatif untuk
mempertajam pemahaman. Sedangkan menurut Arum (2019: 13)
kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan untuk
berkomunikasi kegiatan penggunaan keahlian menulis, menyimak,
menginterprestasikan, dan mengevaluasi ide, simbol atau istilah serta
informasi matematika yang diamati melalui proses mendengar,
mempresentasikan dan diskusi. Adapun kemampuan komunikasi
matematis menurut Wijayanti (2013, 186) merupakan kemampuan
untuk mengizinkan siswa untuk mengorganisasi dan menguatkan
berpikir matematis serta mengeksplor ide-ide matematis.
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan
kemampuan untuk menyampaikan sesuatu yang diketahuinya ataupun
menyampaikan gagasan/ ide matematisnya dan kegiatan
mengevaluasi ide, simbol atau istilah secara tertulis serta kemampuan
16
untuk mengizinkan siswa untuk mengorganisasi dan menguatkan
berpikir matematis atau mengeksplor ide matematisnya.
b. Macam Kemampuan Komunikasi Matematis
Komunikasi dapat dilakukan oleh siswa dan guru dengan tujuan
agar dapat menyampaikan sebuah informasi yang bersifat untuk
memperjelas dan memahamkan siswa. Komunikasi matematis dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Komunikasi matematis lisan merupakan suatu peristiwa saling
interaksi yang terjadi dalam suatu lingkungan kelas atau
kelompok kecil dan terjadi pengalihan pesan berisi tentang materi
matematika yang sedang dipelajari baik antara guru dengan siswa
maupun antar siswa (Harahap dan Surya, 2017: 4).
Contoh: membaca, mendengar, diskusi, menjelaskan dan berbagi.
2. Komunikasi matematis secara tertulis merupakan kemampuan
ataupun ketrampilan siswa dalam menggunakan simbol, bentuk,
notasi matematis dan struktur matematis baik dalam bentuk
penalaran, problem solving dan koneksi (Harahap dan Surya,
2017: 4).
Contoh: mengungkapkan ide matematis dalam fenomena
dikehidupan sehari-hari melalui grafik, tabel, persamaan aljabar
ataupun bahasa sehari-hari.
c. Indikator kemampuan komunikasi matematis
Indikator kemampuan komunikasi matematis sangat
berpengaruh besar dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung di dalam kelas karena melalui indikator tersebut kita
dapat melihat sejauh mana kemampuan komunikasi matematis yang
dimiliki oleh masing-masing siswa. Perlu diingat bahwasannya
matematika bukan alat untuk sekedar berpikir saja melainkan sebagai
alat untuk menyampaikan ide yang jelas dan tepat. Adapun indikator-
indikator kemampuan komunikasi matematis siswa menurut beberapa
ahli atau penelitian terdahulu, diantaranya adalah sebagai berikut:
17
Indikator kemampuan komunikasi matematis menurut Lestari
dan Yudhanegara (2017: 83) adalah sebagai berikut:
1) Menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram kedalam ide
matematika.
2) Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau
tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar.
3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa matematika.
4) Mendengarkan, diskusi dan menulis tentang matematika.
5) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika
secara tertulis.
6) Menyusun pertanyaan matematika yang relevan dengan situasi
masalah.
7) Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi
dan membuat generalisasi.
Adapun menurut Hendriana dan Soemarmo (2017: 30)
kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat dengan
indikator kemampuan komunikasi matematis sebagai berikut:
1) Melukis atau mempresentasikan benda nyata, gambar dan
diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika.
2) Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara lisan dan
tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, grafik dan
ekpresi aljabar.
3) Membuat model atau situasi atau persoalan secara tertulis
menggunakan simbol atau skema berfikir.
4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematik.
5) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika.
6) Mengungkapkan kembali suatu uraian atau kesimpulan secara
lisan ataupun tertulis
Indikator kemampuan komunikasi matematis menurut Utari,
Sumarmo (2016: 50-51) antara lain:
18
1) Kemampuan menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika
secara tertulis.
2) Kemampuan membuat gambar, grafik dan diagram dalam bentuk
ide atau simbol matematika secara visual
3) Kemampuan membuat model atau situasi atau persoalan secara
tertulis menggunakan simbol atau skema berfikir.
4) Kemampuan mengungkapkan kembali suatu uraian atau
kesimpulan secara tertulis.
Indikator kemampuan komunikasi matematis yang diukur pada
penelitian ini meliputi indikator kemampuan komunikasi matematis
secara tertulis menurut Utari, Sumarmo (2016: 50-51) yaitu sebagai
berikut:
1) Kemampuan menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika
secara tertulis
2) Kemampuan membuat gambar, grafik dan diagram dalam bentuk
ide atau simbol matematika secara visual
3) Kemampuan membuat model atau situasi atau persoalan secara
tertulis menggunakan simbol atau skema berfikir.
4) Kemampuan mengungkapkan kembali suatu uraian atau
kesimpulan secara tertulis
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hamdan Sugilar (2017) dengan judul
Daya Matematis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
mendaptkan hasil bahwa Kemampuan penalaran matematis mahasiswa
pendidikan matematika berada pada kisaran rata-rata 54,6 dengan
simpangan baku sebesar 1,94 nilai tersebut mengindikasikan bahwa
kemampuan penalaran matematis mahasiswa pendidikan matematika
pada kategori kurang sedangkan kemampuan komunikasi matematis
19
mahasiswa pendidikan matematika berada pada kisaran rata-rata 77,43
dengan simpangan baku sebesar 1,95 nilai tersebut mengindikasikan
bahwa kemampuan komunikasi matematis mahasiswa pendidikan
matematika pada kategori baik.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Purwati dkk (2020) dengan Judul Analisis
Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa Dalam Menyelesaikan
Masalah Pada Mata Kuliah Program Linear mendapatkan hasil bahwa
dari hasil triangulasi diperoleh kesimpulan bahwa subyek 3 mempunyai
komunikasi matematis yang baik yang terlihat pada tingkat kemampuan
pemecahan masalah yang baik pula yaitu kemampuan pemahaman
masalah, perencanaan penyelesaian masalah, pelaksanaan perencanaan
masalah serta kemampuan memeriksa kembali. Sedangkan subyek 1 dan
subyek 2 mempunyai komunikasi matematis yang cukup baik yang
terlihat pada tingkat kemampuan pemecahan masalah yang kurang
sempurna yaitu kurang dapat melakukan peninjauan kembali terhadap
hasil pekerjaannya.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Godeliva (2019) dengan judul Analisis
Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Darma Untuk Program Linear Pokok
Bahasan Nilai Optimum Fungsi Objektif Metode Garis Selidik Tahun
Akademik 2018/2019 dengan hasil delapan dari 79 mahasiswa (10,13%)
berhasil melakukan pemecahan masalah dan mengikuti semua prosedur
dengan benar. Dua puluh lima mahasiswa (31,65%) mampu memahami
masalah, merancang penyelesaian, tetapi tidak tuntas dalam
menyelesaikan permasalahan.
20
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2. Kerangka Berpikir
Pandemi Covid-19
Pembelajaran
Daring
Mata Kuliah Program
Linear
Pemecahan Masalah Komunikasi
Matematis
Daya Matematika
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Data yang
dikumpulkan merupakan hasil tes tertulis dan hasil wawancara dengan
mahasiswa. Data dipaparkan secara deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan daya matematis mahasiswa yang dilihat dari kemampuan
pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis pada mata
kuliah program linear.
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas PGRI Yogyakarta. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Juni 2022.
C. Teknik Pengambilan Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 6 kelas A1
sebanyak 15 mahasiswa. Sebelum melakukan penelitian mahasiswa telah
menerima materi mengenai soal yang ingin diteliti, siswa memiliki
pengetahuan tentang materi yang diteliti dan siswa dapat menyampaikan
pemikiran secara tertulis untuk mengeksplorasi mengenai daya matematika.
Setelah selesai melakukan tes, selanjutnya teknik penentuan subjek
wawancara yaitu menggunakan sampel acak setiap stratifikasi (proportified
stratified random sampling). Teknik ini mengambil data acak secara
professional di setiap strata yang ada. Professional yang dimaksud artinya jika
peneliti mau mengambil satu setiap strata, maka setiap strata itu diambil
secara acak disetiap kategori. Pertanyaan wawancara adalah soal mengenai
bagaimana siswa dalam menjawab soal yang diberikan peneliti.
22
D. Data Dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah secara deskriptif
dalam tulisan. Data yang dikumpulkan yaitu hasil tes daya matematika
dan hasil wawancara dengan subjek.
2. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini meliputi mahasiswa semester 6 kelas A1
dan Dosen pengampu mata kuliah program linear.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data
(Sugiyono, 2018). Teknik pengumpulan data penelitian ini, diuraikan sebagai
berikut:
1. Tes Daya Matematika
Tes ini dilakukan untuk mengukur kemampuan daya matematika
dilihat dari kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan
komunikasi matematis. Sebelum pengumpulan data dilakukan, soal
divalidasi terlebih dahulu oleh validator yaitu dosen pengampu mata
kuliah program linear Universitas PGRI Yogyakarta.
2. Wawancara
Sugiyono (2018: 317) menyatakan bahwa wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara yang akan dilakukan peneliti adalah wawancara
langsung. Maksud dari wawancara langsung disini wawancara yang
dilakukan oleh pewawancara dengan orang yang diwawancarai tanpa
melalui pelantara.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur merupakan
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
23
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya (Sugiyono, 2018: 197). Selaras dengan
pernyataan tersebut peneliti hanya menyusun pedoman wawancara
yang berisi garis-garis besar dari permasalahan yang ingin ditanyakan
kepada subjek.
Dari uraian diatas, peneliti melakukan wawancara setelah tes
daya matematika dilaksanakan, dengan tujuan agar peneliti dapat
menggali informasi lebih dalam hasil pekerjaan subjek terpilih.
3. Dokumentasi
Sugiyono (2018) menyatakan bahwa dokumentasi adalah teknik
pengumpulan data yang digunakan sebagai bukti kuat data-data yang
diperoleh selama penelitian baik berupa tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang. Dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data-data visual baik foto-foto mengenai data-data serta
nilai-nilai mahasiswa. Hasil dokumentasi digunakan untuk melengkapi
data yang dibutuhkan untuk mendukung hasil penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini instrumen yang digunakan sebagai
berikut:
1. Peneliti
Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai human
instrumen, yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
atas temuannya (Sugiyono, 2018).
2. Tes Daya Matematika
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk
soal tes berupa uraian, dengan tujuan untuk mengukur kemampuan daya
matematika mahasiswa calon guru matematika dilihat dari kemampuan
pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis.
24
3. Pedoman wawancara
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik wawancara tak terstruktur. Dimana wawancara tak terstruktur
hanya menggunakan pedoman secara garis besar saja mengenai
kemampuan daya matematika yang diukur.
G. Analisis Uji Coba Instrumen Tes
Soal tes yang telah dibuat akan diujicobakan di kelas lain. Kegiatan
analisis kualitas tes dilakukan untuk mengetahui apakah soal tes memiliki
kualitas baik atau kurang baik. Untuk mengetahui tes yang digunakan
termasuk baik atau kurang baik maka dilakukan analisis validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembeda.
1. Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiyono, 2018: 173). Validitas instrumen terdiri dari validitas isi,
validitas isi-aiken’s dan validitas butir soal. Validitas isi suatu instrumen
dilakukan dengan mengkonsultasikan butir soal kepada dosen pengampu
mata kuliah program linear Universitas PGRI Yogyakarta. Validasi
Aiken’s untuk menghitung content-validity coefficient yang didasarkan
pada hasil penelitian dari panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu item
dari segi sejauh mana item tersebut mewakili konstruk yang diukur.
Formula yang diajukan oleh Aiken adalah sebagai berikut:
 
( 1)
s
v
n C
=
−

S = r -lo
(Azwar, 2019:113)
25
Keterangan:
lo = angka penilaian validitas yang terendah
C = angka penilaian tertinggi
r = angka yang diberikan oleh peneliti
Tabel 3.5. Kategori Validasi Isi Aiken’s
(Retnawati, 2016:31)
Pengujian validitas soal dalam penelitian ini dengan bantuan
software SPSS 21. Adapun rumus koefisien korelasi Product Moment
Person dengan angka kasar sebagai berikut:
2 2 2 2
( ).( )
( ) . ( )
xy
N XY X Y
r
N X X N Y Y
 −  
=
   
 −   − 
   
(Arikunto, 2018: 190)
Keterangan:
xy
r
= Koefisien korelasi antara skor butir soal (X) dan (Y)
N = Banyak subjek/ siswa yang diteliti
X
 = Jumlah skor item/ skor butir soal
Y
 = Jumlah skor total
2
X
 = Jumlah kuadrat skor butir soal
2
Y
 = Jumlah kuadrat jumlah soal
Uji validitas dilakukan pada setiap butir soal. Hasil r-hitung
dibandingkan dengan r-tabel (lihat tabel r) dimana df = n-2 (sig 5%, n =
jumlah sampel). Pada output, jika semua butir pertanyaan dalam
penelitian ini memiliki nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal dalam penelitian
tersebut dikatakan valid. Tetapi apabila nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal
Nilai Aiken’s (V) Kategori
0,8
 Tinggi
0,4 0,8
− Sedang
0,4
 Kurang
26
dalam penelitian tersebut dikatakan tidak valid. Adapun tolak ukur untuk
menginterprestasikan derajat validitas instrumen ditentukan berdasarkan
kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.6. Kategori Tingkat Validitas Tes
(Arikunto, 2018: 193)
2. Reliabilitas
Arikunto (2018: 122) menyatakan reliabilitas merupakan keadaan
instrument yang menunjukan hasil pengukuran yang reliabel (tidak
berubah-ubah, konsisten). Instrument yang reliabel adalah instrument
yang apabila digunakan untuk mengukur subjek atau objek yang sama
pada waktu yang berbeda dan pengukuran dilakukan oleh orang yang
berbeda hasilnya tetap sama. Tinggi rendahnya derajat reliabilitas suatu
instrumen ditentukan oleh nilai koefisien korelasi antara butir soal atau
item pernyataan/ pertanyaan dalam instrumen tersebut yang dinotasikan
dengan r. Pada penelitian ini untuk uji reliabilitas dengan bantuan
software SPSS 21. Adapun rumus Alfa Cronbach adalah sebagai berikut:
2
2
1
1
t
t
s
n
r
n s
 

 
= −
 
 
−
  
(Arikunto, 2018: 225)
Keterangan:
r = Reliabilitas yang dicari
n = Banyaknya butir soal
2
i
s
 = Jumlah varians skor butir soal ke-i
2
i
s = Varians skor total
Koefisien Relasi Kategori
0,800 1,00
xy
r
  Sangat Tinggi
0,600 0,800
xy
r
  Tinggi
0,400 0,600
xy
r
  Cukup
0,200 0,400
xy
r
  Rendah
0,00 0,200
xy
r
  Sangat Rendah
27
Pada output, apabila nilai Cronbach-alpha ≥ α (0,05) maka
instrumen reliabel. Akan tetapi apabila nilai Cronbach-alpha < α (0,05)
maka instrumen tidak reliabel. Adapun tolak ukur untuk
menginterprestasikan derajat reliabilitas instrumen ditentukan
berdasarkan kriteria menurut Guilford sebagai berikut:
Tabel 3.7. Kriteria Koefisien Reliabilitas Tes
Nilai i
r Kriteria
0,90 1, 00
i
r
  Sangat tinggi
0, 70 0,90
i
r
  Tinggi
0, 40 0, 70
i
r
  Sedang
0, 20 0, 40
i
r
  Kurang
0, 20
i
r  Sangat kurang
(Lestari dan Yudhanegara, 2017: 206)
3. Indeks kesukaran
Indeks kesukaran adalah suatu bilangan yang menyatakan derajat
kesukaran suatu butir soal (Lestari dan Yudhanegara, 2017:223). Indeks
kesukaran sangat erat kaitannya dengan daya pembeda, jika soal terlalu
sulit atau terlalu mudah, maka daya pembeda soal tersebut menjadi buruk
karena baik siswa kelompok atas maupun siswa kelompok bawah akan
dapat menjawab soal tersebut dengan tepat atau tidak dapat menjawab
soal tersebut dengan tepat. Akibatnya, butir soal tersebut tidak akan
mampu membedakan siswa berdasarkan kemampuannya. Oleh karena
itu, suatu butir soal dikatakan memiliki indeks kesukaran yang baik jika
soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Pada penelitian
ini untuk mengetahui daya pembeda menggunakan bantuan Microsoft
Excel dengan rumus yang digunakan untuk menentukan indeks
kesukaran instrumen tes adalah sebagai berikut:
X
IK
SMI
−
=
28
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran butir soal
X
−
= Rata-rata skor jawaban siswa pada suatu butir soal
SMI = Skor maksimum ideal (SMI), yaitu skor maksimum yang akan
diperoleh siswa jika menjawab butir soal tersebut dengan tepat
(sempurna).
Indeks kesukaran suatu butir soal di interprestasikan dalam kriteria
sebagai berikut:
Tabel 3.8. Interprestasi Indeks Kesukaran
(Lestari dan Yudhanegara, 2017:224)
4. Daya pembeda
Daya pembeda dari sebuah butir soal merupakan Daya pembeda
dari sebuah butir soal merupakan kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan sangat tinggi dengan
siswa yang berkemampuan sangat rendah (Arikunto, 2018). Daya
pembeda dari suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan
butir soal tersebut membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal
dengan tepat dan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut dengan
tepat (siswa yang menjawab kurang tepat/ tidak tepat). Tinggi rendahnya
tingkat daya pembeda suatu butir soal dinyatakan dengan indeks daya
pembeda (DP). Pada penelitian ini untuk mengetahui daya pembeda
menggunakan bantuan Microsoft Excel dengan rumus yang digunakan
untuk menentukan daya pembeda instrumen tes adalah sebagai berikut:
XA XB
DP
SMI
− −
−
=
IK Interprestasi Indeks Kesukaran
IK = 0,00 Terlalu Sukar
0,00 0,30
IK
  Sukar
0,30 0,70
IK
  Sedang
0,70 1,00
IK
  Mudah
IK = 1,00 Terlalu Mudah
29
Keterangan:
DP = Indeks Daya Pembeda Butir Soal
XA
−
= Rata-rata Skor Jawaban Siswa Kelompok Atas
XB
−
= Rata-rata Skor Jawaban Siswa Kelompok Bawah
Skor Maks = Skor Maksimum Ideal (SMI), yaitu skor maksimum yang
akan diperoleh siswa jika menjawab butir soal tersebut dengan tepat
(sempurna)
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan indeks daya
pembeda disajikan kedalam bentuk tabel, berikut:
Tabel 3.9. Kriteria Daya Pembeda
Skor Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
0,71 1,00
DP
  Sangat Baik
0,41 0,70
DP
  Baik
0,21 0,41
DP
  Cukup
0,00 0,20
DP
  Buruk
(Arikunto, 2018:242)
H. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2018) menjelaskan bahwa analisis data merupakan proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membut kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.
Untuk menganalisis data kualitatif kemampuan daya matematika dan
hasil wawancara pada penelitian ini menggunakan model Miles dan
Huberman melalui tiga proses yaitu reduksi data (data reduction), penyajian
data (data display) dan membentuk kesimpulan (conclusion drawing/
verification), (Sugiyono, 2018). Berikut ini dijelaskan proses dalam
30
menganalisis data menurut Sugiyono (2018) menggunakan model Miles dan
Huberman adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Sugiyono (2018) menjelaskan bahwa reduksi data (data
reduction) merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencari bila diperlukan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono
(2018) penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, flowchart, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam hal
ini, data-data yang telah direduksi kemudian dikumpulkan yaitu
menyajikan hasil pekerjaan siswa yang dipilih sebagai subjek
penelitian untuk dijadikan bahan wawancara dan menyajikan hasil
wawancara yang telah direkam menjadi transkrip wawancara antara
peneliti dan subjek penelitian mengenai kemampuan komunikasi
matematis dan dokumentasi kemudian di deskripsikan dalam bahasa
yang baik dan benar.
Hasil kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan
komunikasi matematis dapat dilihat pada tabel beriut:
Nilai % Kriteria
N > 80 Tinggi
65 < x < 80 Sedang
x < 65 Rendah
Hilyani dkk (2020)
31
Untuk mengetahui mampu atau tidak mampunya mahasiswa
dalam pencapaian daya matematika, penulis menggunakan kriteria
presentase adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11. Kriteria Presentase Daya Matematika
Interval Presentase Kriteria
0% ≤ P < 20% Belum Mampu
21% < P < 40% Kurang Mampu
41% < P < 60% Cukup Mampu
61% < P < 80% Mampu
81% < P ≤ 100% Sangat Mampu
3. Kesimpulan (Conclusion Drawing/ Verification)
Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan. Menurut Sugiyono (2018) kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila
tidak ditemukan dengan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada
tahap pengumpulan dan berikutnya. Maksudnya apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel.
I. Pemeriksaan Keabsahan Data
Setelah data dianalisis langkah selanjutnya adalah pemeriksaan
keabsahan data yang telah diperoleh. Pemeriksaan keabsahan data dalam
penelitian ini menggunakan triangulasi. Moleong (2017: 330) menyatakan
bahwa teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik.
Triangulasi teknik bertujuan untuk menguji kredibilitas data, dilakukan
32
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda (Sugiyono, 2018: 373). Peneliti dalam memeriksa keabsahan data
dengan cara membandingkan data yang diperoleh melalui hasil pengerjaan
soal tes kemampuan komunikasi matematis dan hasil wawancara kepada
subjek penelitian yang terpilih.
33
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2018. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Arum, Ramadani Kholifah. 2019. Efektifitas Strategi Pembelajaran Aktif
EveryoneIs A Teacher Here Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Kelas VII SMP Muahamdiyah 1 Yogyakarta. Skripsi tidak
diterbitkan. Yogyakarta: Program Sarjana Pendidikan Matematika
Universitas PGRI Yogyakarta
Ayu & Gusti. 2020. Dramatik pembelajaran daring pada masa pandemic covid-19.
Jurnal pendidikan undiksha.
Azwar, Saifuddin. 2019. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Godeliva, P. 2019. Analisis kemampuan pemecahan masalah mahasiswa program
studi pendidikan matematika Universitas Sanata Darma untuk program linear
pokok bahasan nilai optimum fungsi objektif metode garis selidik tahun
akademik 2018/2019. Skripsi tidak diterbitkan USD: Yogyakarta.
Handarini & Wulandari. 2020. Pembelajaran daring sebagai upaya study from
home (SFH). Jurnal Pendidikan UNNESA.
Harahap K, N dan Surya, E. 2017. Kemampuan komunikasi matematis siswa dalam
pembelajaran matematika. ResearchGate: PPS Prodi Pendidikan Matematika
UNIMED.
Hilyani, dkk. 2020. Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis pada
siswa kelas VII SMP Negeri 57 Palembang materi aritmatika sosial. SIGMA
Vol. 12, No. 2 Desember 2020.
Khusniyah & Hakim. 2019. Efektivitas pembelajaran daring sebuah bukti dari
pembelajaran bahasa inggris. Jurnal pendidikan uinmataram.
Kustiani, I., & Despa, D. (2019). Persepsi Peserta Program PS PPI Unila Mengenai
Aplikasi Pembelajaran Daring. Buletin Profesi Insinyur, 2(3), 122-124.
Lestari K, E & Yudhanegara M, R. 2017. Penelitian Pendidikan Matematika.
Bandung: PT Refika Aditama
Moleong, Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
34
NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics.
Reston, VA: Authur.
Ngaeni, E. N.dan Saefudin, A. A. 2017. Menciptakan Pembelajaran Matematika
yang Efektif dalam Pemecahan Masalah Matematika dengan
ModelPembelajaran Problem Posing.Jurnal Pendidikan Matematika FKIP
Univ. Muhammadiyah Metro. 6(2):264-274.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006
tentang Standar Isi.
Pinellas County Schools. 2000. Division of Curriculum and Instruction Secondary
Mathematics. Tersedia Online pada http://fcit.usf.edu/fcat8m/resource/
mathpowr/fullpower.pdf.
Purwanti dkk. 2020. Analisis Kemampuan komunikasi matematis mahasiswa
dalam menyelesaikan masalah pada mata kuliah program linear. Jurnal ilmiah
pendidikan matematika vol. 1 No. 2.
Polya. G. (1973). How To Solve (2nd Ed). Princeton: University Press.
Retnawati, Heri. 2016. Analisis Kuantitatif Instrumen Penelitian (Panduan
Peneliti, Mahasiswa, dan Psikometrian). Yogyakarta: Parama Publishing.
Rostika, D.& Junita, H. 2017.Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
SD dalam Pembelajaran Matematika dengan Model Diskursus Multy
Representation (DMR). Jurnal Pendidikan Dasar. 9(1):35-46
Sadikin & Hamidah. 2020. Pembelajaran daring ditengah wabah covid-19. Jurnal
Ilmiah unja.
Sevima.com. 2020. Kuliah Daring Hingga UN, Ini 5 Kebijakan Pendidikan Masa
Darurat Corona. 17-04-2020, 01.07 WIB.
Sofyan & Rozaq. 2019. Pembelajaran daring komunikasi berbasis whatsapp pada
kelas karyawan prodi teknik informatika PGRI Madiun. Jurnal pendidikan
Undikhsa.
Sugilar, H. 2017. Daya Matematis Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Matematika. JNPM Maret 2017, Vol.1, No. 1. Hal. 97.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitif, Kualitatif
Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
35
Sumarmo, Utari. 2016. Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan
Kurikulum Sekolah Menengah. Makalah Seminar Pendidikan Matematika di
FMIPA Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.
Surya, Mohammad. 2015. Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran. Bandung:
ALFABETA.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Wang, Z., Qiang, W., Ke, H. (2020). A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia
Control and Prevention. Hubei Science and Technologi Press. China
Wena, M. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta Timur: PT
Bumi Aksara.
Wijayanti, Palupi Sri. 2013. “Pengaruh Pendekatan MEAs Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah, Komunikasi Matematis Dan Kepercayaan Diri Siswa”.
PHYTAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 8, No. 2. Desember
2013.
Yaniawati, R. P. (2012). Pengaruh E-Learning Untuk Meningkatkan Daya
Matematis Mahasiswa FKIP Universitas Pasundan. Jurnal Cakrawala
Pendidikan, Edisi November, No. 3.
Yuliana. 2020. Corona virus disease (Covid-19); Sebuah tinjauan literatur.
Wellness and Healthy Magazine. Vol. 2 No. 1. Februari 2020. P. 187-192.
Lampung: Universitas Lampung.

More Related Content

What's hot

grass root
grass root grass root
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi  perkembanganpendekatan dan metode dalam psikologi  perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangansolehanlovesallah
 
Pangkat Rasional dan Bentuk Akar
Pangkat Rasional dan Bentuk AkarPangkat Rasional dan Bentuk Akar
Pangkat Rasional dan Bentuk Akar
HERYNUGROHO5
 
Teori Kognitivistik
Teori KognitivistikTeori Kognitivistik
Teori Kognitivistik
3ry21
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
imam syafii
 
Proses berfikir matematis
Proses berfikir matematisProses berfikir matematis
Proses berfikir matematisLukman
 
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
silva a'yun
 
Teori Piaget, Ausubel, dan Brunner
Teori Piaget, Ausubel, dan BrunnerTeori Piaget, Ausubel, dan Brunner
Teori Piaget, Ausubel, dan Brunner
Dimas Dwi Senggono S
 
Fismat chapter 4
Fismat chapter 4Fismat chapter 4
Fismat chapter 4
MAY NURHAYATI
 
Kurikulum di negara Jerman
Kurikulum di negara JermanKurikulum di negara Jerman
Kurikulum di negara Jerman
nisa ulfa
 
Kurikulum di singapura
Kurikulum di singapuraKurikulum di singapura
Kurikulum di singapura
Nailul Hasibuan
 
Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)
Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)
Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)
DanBo Store
 
Taksonomi bloom
Taksonomi bloomTaksonomi bloom
Taksonomi bloom
Dian Bayujaga
 
KTSP PPT
KTSP PPTKTSP PPT
Pendidikan Menurut John Dewey
Pendidikan Menurut John DeweyPendidikan Menurut John Dewey
Pendidikan Menurut John DeweyAurelius Ratu
 
Kurikulum di Australia
Kurikulum di AustraliaKurikulum di Australia
Kurikulum di Australia
Nailul Hasibuan
 
Komponen komponen kurikulum
Komponen komponen kurikulumKomponen komponen kurikulum
Komponen komponen kurikulum
Te PraNugros
 
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan prosesMakalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan prosesRfebiola
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum
Andina Aulia Rachma
 

What's hot (20)

grass root
grass root grass root
grass root
 
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi  perkembanganpendekatan dan metode dalam psikologi  perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
 
Rumus gelombang bunyi
Rumus gelombang bunyiRumus gelombang bunyi
Rumus gelombang bunyi
 
Pangkat Rasional dan Bentuk Akar
Pangkat Rasional dan Bentuk AkarPangkat Rasional dan Bentuk Akar
Pangkat Rasional dan Bentuk Akar
 
Teori Kognitivistik
Teori KognitivistikTeori Kognitivistik
Teori Kognitivistik
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
 
Proses berfikir matematis
Proses berfikir matematisProses berfikir matematis
Proses berfikir matematis
 
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
 
Teori Piaget, Ausubel, dan Brunner
Teori Piaget, Ausubel, dan BrunnerTeori Piaget, Ausubel, dan Brunner
Teori Piaget, Ausubel, dan Brunner
 
Fismat chapter 4
Fismat chapter 4Fismat chapter 4
Fismat chapter 4
 
Kurikulum di negara Jerman
Kurikulum di negara JermanKurikulum di negara Jerman
Kurikulum di negara Jerman
 
Kurikulum di singapura
Kurikulum di singapuraKurikulum di singapura
Kurikulum di singapura
 
Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)
Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)
Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)
 
Taksonomi bloom
Taksonomi bloomTaksonomi bloom
Taksonomi bloom
 
KTSP PPT
KTSP PPTKTSP PPT
KTSP PPT
 
Pendidikan Menurut John Dewey
Pendidikan Menurut John DeweyPendidikan Menurut John Dewey
Pendidikan Menurut John Dewey
 
Kurikulum di Australia
Kurikulum di AustraliaKurikulum di Australia
Kurikulum di Australia
 
Komponen komponen kurikulum
Komponen komponen kurikulumKomponen komponen kurikulum
Komponen komponen kurikulum
 
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan prosesMakalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum
 

Similar to TUGAS AKHIR PROPOSAL TESIS DAYA MATEMATIKA OLEH SUDRAJAT 21309251045

SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docxSEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
anapadhawy
 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
girisatria
 
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri TerbimbingPembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
srilinda_w
 
rev 2_LAPORAN HASIL PENELITIAN.docx
rev 2_LAPORAN HASIL PENELITIAN.docxrev 2_LAPORAN HASIL PENELITIAN.docx
rev 2_LAPORAN HASIL PENELITIAN.docx
AchmadZultanMansur
 
Matematika (buku guru)
Matematika (buku guru) Matematika (buku guru)
Matematika (buku guru)
Indah Rohmatullah
 
Buku Matematika (buku guru) SMA kelas 11
Buku Matematika (buku guru) SMA kelas 11Buku Matematika (buku guru) SMA kelas 11
Buku Matematika (buku guru) SMA kelas 11
GN Yogi Maha Putra
 
234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf
234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf
234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf
samhafi2
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Vina Dwi Purnamasari
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Lusi Kurnia
 
Halaman depan naskah publikasi an bambang ixtyarto
Halaman depan naskah publikasi an bambang ixtyartoHalaman depan naskah publikasi an bambang ixtyarto
Halaman depan naskah publikasi an bambang ixtyarto
Cunonk Nuy
 
20140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl0120140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl01
Fppi Unila
 
Makalah ppm
Makalah ppmMakalah ppm
Makalah ppm
Maratus Solikhah
 
Matematika (buku siswa)
Matematika (buku siswa)Matematika (buku siswa)
Matematika (buku siswa)
Indah Rohmatullah
 
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
renatanurlaily77
 
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
Danis Firsha-Qie
 
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
Danis Firsha-Qie
 
matematik
matematikmatematik
matematik
Cikgu Marzuqi
 
Buku Guru matematika_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Buku Guru matematika_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Buku Guru matematika_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Buku Guru matematika_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Randy Ikas
 
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Dwi Suciati Isdiansyah
 
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014
IWAN SUKMA NURICHT
 

Similar to TUGAS AKHIR PROPOSAL TESIS DAYA MATEMATIKA OLEH SUDRAJAT 21309251045 (20)

SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docxSEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
 
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri TerbimbingPembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
 
rev 2_LAPORAN HASIL PENELITIAN.docx
rev 2_LAPORAN HASIL PENELITIAN.docxrev 2_LAPORAN HASIL PENELITIAN.docx
rev 2_LAPORAN HASIL PENELITIAN.docx
 
Matematika (buku guru)
Matematika (buku guru) Matematika (buku guru)
Matematika (buku guru)
 
Buku Matematika (buku guru) SMA kelas 11
Buku Matematika (buku guru) SMA kelas 11Buku Matematika (buku guru) SMA kelas 11
Buku Matematika (buku guru) SMA kelas 11
 
234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf
234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf
234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
 
Halaman depan naskah publikasi an bambang ixtyarto
Halaman depan naskah publikasi an bambang ixtyartoHalaman depan naskah publikasi an bambang ixtyarto
Halaman depan naskah publikasi an bambang ixtyarto
 
20140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl0120140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl01
 
Makalah ppm
Makalah ppmMakalah ppm
Makalah ppm
 
Matematika (buku siswa)
Matematika (buku siswa)Matematika (buku siswa)
Matematika (buku siswa)
 
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
 
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
 
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
 
matematik
matematikmatematik
matematik
 
Buku Guru matematika_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Buku Guru matematika_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Buku Guru matematika_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Buku Guru matematika_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
 
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
 
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014
 

Recently uploaded

materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 

TUGAS AKHIR PROPOSAL TESIS DAYA MATEMATIKA OLEH SUDRAJAT 21309251045

  • 1. i PROPOSAL TESIS DAYA MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UPY PADA MATA KULIAH PROGRAM LINEAR SECARA DARING Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA Oleh: SUDRAJAT 21309251045 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2022
  • 2. ii DAFTAR ISI COVER ................................................................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang ......................................................................................1 B. Fokus Penelitian ...................................................................................4 C. Rumusan Masalah ................................................................................4 D. Tujuan Penelitian...................................................................................4 E. Manfaat Penelitian.................................................................................5 BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................7 A. Kajian Teori .........................................................................................7 1. Pembelajaran Daring .....................................................................7 2. Daya Matematika ...........................................................................9 3. Kemampuan Pemecahan Masalah ..................................................8 4. Kemampuan Komunikasi Matematis ..........................................14 B. Penelitian yang relevan ......................................................................18 C. Kerangka Berfikir ..............................................................................20 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................21 A. Jenis Penelitian ..................................................................................21 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................21 C. Teknik Pengumpulan Subjek Penelitian ............................................21 D. Data dan Sumber Data .......................................................................22 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................22 F. Instrumen Penelitian ..........................................................................23 G. Analisis Uji Coba Instrumen Tes .......................................................24 H. Teknik Data ........................................................................................29 I. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................31 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................33
  • 3. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada akhir tahun 2019 dunia digemparkan dengan adanya wabah Coronavirus Disease-19 atau dikenal dengan sebutan COVID-19. Sumber penularan kasus tersebut masih belum diketahui pasti, tetapi wabah COVID- 19 tersebut mulanya ditemukan di negara China tepatnya di kota Wuhan, China. Dengan waktu yang cepat, penyakit tersebut telah menyebar di berbagai belahan provinsi di China. Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara termasuk di negara Indonesia (Wang at al., 2020). Virus tersebut menyebar hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Virus Corona tersebut ditandai dengan adanya gejala seperti tubuh menjadi panas, batuk, pilek, gangguan pada sistem pernapasan, letih, lesu dan sakit pada tenggorokan (Yuliana, 2020). Virus Corona tersebut termasuk dalam virus yang mematikan, karena banyak orang yang terinfeksi dan menyebabkan kematian. Adanya pandemi COVID-19 ini, pemerintah pusat mengambil kebijakan untuk mengantisipasi penularan virus dengan menerapkan physical distancing, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk meminimalisir penularan COVID-19. Negara Indonesia, juga melakukan kebijakan dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi siswa maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan (Purwanto et al., 2020). Oleh karena itu, membuat sektor pendidikan seperti sekolah serta perguruan tinggi menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka dan mengganti proses belajar mengajar di sekolah menjadi di rumah dengan menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) yang berarti bekerja dari rumah. Kebijakan Work From Home (WFH) tertuang dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Bekerja dari Rumah
  • 4. 2 dan Pembelajaran secara Daring dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona virus Diseases 2019 (COVID-19) dialamatkan kepada Seluruh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Seluruh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Seluruh Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri/Swasta, dan Seluruh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi, Serta sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran COVID- 19 menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan dengan jarak jauh (Kustiani & Despa, 2019). Mata kuliah program linear merupakan mata kuliah yang dilaksanakan secara daring. Program linear merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa program studi pendidikan matematika Universitas PGRI Yogyakarta. Mahasiswa dalam mempelajari program linear dituntut untuk menguasai dan memahami daya matematika dengan baik (Sugilar, 2017). Selaras dengan pendapat tersebut, mahasiswa harus mengetahui hakikat dari tujuan pembelajaran matematika itu sendiri, tujuan pembelajaran matematika berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 yang berisi tentang standar isi pembelajaran matematika. Adapun tujuan umum pembelajaran matematika tersebut yaitu Problem solving, Reasoning, Communication, Connections dan Representation. Kelima kemampuan tersebut biasanya disebut dengan istilah daya matematika atau mathematical power (Yaniawati, 2012). Daya matematika atau mathematical power merupakan kemampuan untuk menggali suatu informasi, membuat konjektur, dan menuliskan alasan- alasan dengan logis untuk memecahkan suatu permasalahan baik rutin maupun non rutin, mengomunikasikan, dan menghubungkan berbagai macam ide-ide dalam topik matematika (NCTM, 1989). Daya matematika harus dikuasai oleh mahasiswa program studi pendidikan matematika dengan baik (Sugilar 2017). Selaras dengan pendapat tersebut, daya matematika yang
  • 5. 3 ingin diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu dosen program studi pendidikan matematika UPY bahwa daya matematika khususnya pada kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis kurang optimal. Padahal kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi mahasiswa untuk masa depannya dan kemampuan pemecahan masalah harus dimiliki mahasiswa calon guru untuk melatih diri agar terbiasa jika dihadapkan pada suatu masalah didalam kelas. Kemampuan pemecahan masalah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang dihadapi dan dapat menciptakan suatu ide baru untuk mencapai tujuan tersebut (Rostika & Junita, 2017). Menurut Polya (1973) kegiatan-kegiatan yang terdapat pada pemecahan masalah harus memuat didalamnya yaitu memahami masalah, menyusun rencana pemecahan masalah, menjelankan perencanaan penyelesaian masalah dan mengecek kembali atau kesimpulan. Sedangkan kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan untuk menyampaikan gagasan/ ide matematis, baik secara lisan maupun tulisan serta kemampuan memahami dan menerima gagasan/ ide matematis orang lain secara cermat, analitis, kritis dan evaluatif untuk mempertajam pemahaman (Lestari dan Yudhanegara, 2017). Kemampuan komunikasi matematis harus dimiliki oleh mahasiswa calon guru matematika dikarenakan untuk membantu proses penyusunan pikiran, menghubungkan suatu gagasan dengan gagasan lain, menciptakan ide dan mengungkapkan kembalin suatu pendapat dengan menuliskan sebuah kesimpulan (Sugilar, 2017). Berdasarkan permasalahan diatas, fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana kemampuan daya matematika mahasiswa program studi pendidikan matematika UPY dilihat dari kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis pada mata kuliah program linear secara daring.
  • 6. 4 B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini difokuskan pada kajian “Daya Matematika Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika UPY pada mata kuliah program linear secara daring”. Fokus penelitian ini meliputi: 1. Kemampuan daya matematika yang diukur yaitu kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis 2. Subjek penelitian ini yaitu mahasiswa semester 6 program studi pendidikan matematika UPY. 3. Mata kuliah yang diambil dalam penelitian ini yaitu mata kuliah program linear. C. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus penelitian diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan bagaimana kemampuan daya matematika mahasiswa program studi pendidikan matematika UPY dilihat dari kemampuan pemecahan masalah pada mata kuliah program linear secara daring? 2. Mendeskripsikan bagaimana kemampuan daya matematika mahasiswa program studi pendidikan matematika UPY dilihat dari kemampuan komunikasi matematis pada mata kuliah program linear secara daring? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kemampuan daya matematika mahasiswa program studi pendidikan matematika UPY dilihat dari kemampuan pemecahan masalah pada mata kuliah program linear secara daring? 2. Untuk mengetahui kemampuan daya matematika mahasiswa program studi pendidikan matematika UPY dilihat dari kemampuan komunikasi matematis pada mata kuliah program linear secara daring?
  • 7. 5 E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya temuan khususnya pada bidang pendidikan matematika. Apabila penelitian ini menunjukkan hasil yang baik, maka dapat dijadikan sebagai acuan atau alternatif penelitian selanjutnya. 2. Secara praktis Secara praktis penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi program studi Sebagai bahan evaluasi pembelajaran yang dapat digunakan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan ditingkat program studi. b. Bagi Dosen Diharapkan melalui penelitian ini, dosen mendapatkan gambaran umum tentang kemampuan daya matematika yang dilihat dari kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis pada mahasiswa dan dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan proses pembelajaran. c. Bagi Mahasiswa Dengan adanya penelitian ini, mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kemampuan daya matematika yang dimiliki. d. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kemampuan daya matematika mahasiswa sehingga nantinya diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang efektif dan berkualitas
  • 8. 6 e. Bagi pembaca Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam pelaksanaan penelitian yang di masa mendatang.
  • 9. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Daring Wabah virus corona telah melanda hampir sebagian besar dunia, tanpa terkecuali Indonesia (Handarini, 2020). Hal ini memberi tantangan tersendiri bagi setiap orang maupun orang atau organisasi. Di dunia pendidikan sendiri memili tantangan baru dimana sekolah meliburkan siswanya dengan syarat belajar dari rumah atau daring. Pemerintah melarang aktivitas yang mengumpulkan masa yang banyak agar virus corona tidak menyebar dan salah satu usaha pemerintah untuk menghentikan penyebarannya (Sadikin, 2020). Menurut Ayu & Gusti (2020) dalam jurnalnya perkembangan teknologi informasi di era digital sangat memberi pengaruh besar terhadap pendidikan di Indonesia. Yang sebelumnya berpusat pada pengajaran bisa dilakukan secara tatap muka atau bisa dikatakan juga pembelajaran yang berpusat ke guru atau pembelajaran yang berpusat pada siswa. tapi di era ini guru dan siswa diminta untuk mandiri bisa menggali informasi yang lebih luar menggunakan teknologi (Ayu & Gusti, 2020). Banyak aplikasi guru yang dipakai ketika pembelajaran daring seperti whatsaap gurp, google classroom, google meet, etmodo, zoom, youtobe, dan lain-lainnya. Menurut Kurniawan dkk (2020) pembelajaran online yang menggunakan google classroom memungkinkan siswa untuk mendapatkan pembelajaran menggunakan PPT, video dan lain-lain. Dengan tatap muka secara online juga guru menggunakan aplikasi yang baru-baru adalah google meet dan zoom meating. Dikutip dari jurnal (Khusniyah & Hakim, 2019) dan jurnal (Sofyana & Rozaq) menyatakan di era sekarang, hal ini sejalan lurus dengan perkembangan teknologi informasi. Semua aktivitas manusia
  • 10. 8 dapat dilakukan oleh secara tidak langsung atau bisa online. Dengan adanya pergeseran masa, teknologi informasi juga dimanfaatkan untuk mengajar siswa secara online. Pengajaran jarak jauh inilah yang disebut dengan pembelajaran daring. Dari beberapa pernyataan diatas, ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran daring adalah aktivitas manusia yang dilakukan secara tidak langsung atau dapat dikatakan aktivitas yang dikerjakan melalui teknologi seperti whatsaap group, zoom meating, google classroom, etmodo, google meet dan LSM lainnya. 2. Daya Matematika Istilah daya matematika atau mathematical power tidak terdaftar pada kurikulum pembelajaran matematika di Indonesia, akan tetapi tujuan pembelajaran matematika yang ada pada kurikulum di Indonesia memaparkan dengan jelas tujuan yang ingin dicapai pada kurikulum yaitu problem solving, communication, reasoning, connection dan representation. Kelima tujuan tersebut menurut NCTM (1989) dikenal dengan sebutan standar proses daya matematika atau mathematical power proces standards. Daya matematika atau mathematical power merupakan kemampuan untuk menggali informasi, menyusun konjektur, dan membuat alasan-alasan secara logis untuk memecahkan suatu masalah baik rutin maupun non rutin, mengomunikasikan, dan menghubungkan berbagai macam ide-ide dalam topik matematika (NCTM, 1989). Daya matematika juga diantaranya mengembangkan kepercayaan diri dan disposisi guna mencari, mengevaluasi dan menggunakan informasi secara kuantitatif dan spasial dalam menyelesaikan masalah serta dalam mengambil suatu kesimpulan. Unsur daya matematika atau mathematical power menurut Pinellas County School (2000) dibagi menjadi 3 bagian yaitu standar proses, ruang lingkup materi atau content standar dan kemampuan matematis atau
  • 11. 9 mathematical abilities. Hubungan ketiga unsur tersebut akan Digambar kan pada gambar berikut ini: Gambar 1. Hubungan antar ruang lingkup materi, standar proses dan kemampuan matematis (diadaptasi dari mathematical power for all student, Pinellas County Schools Division Of Curriculum And Instruction Secondary Mathematics) 3. Kemampuan Pemecahan Masalah a. Pengertian Pemecahan Masalah Surya (2015: 145) mengemukakan bahwa pemecahan masalah adalah salah satu strategi kognitif yang diperlukan dalam melaksanakan tugas hidup yang harus dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan rentangan kesulitan mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Wena (2010: 52) Mathematical Abilities Conceptual Understanding Procedural Knowledge Process Standards Problem solving Reasoning Communication Connections Representation Content standar 1. Number sense and concepts 2. Measurement 3. Geometry and spatial sense 4. Algebratic thinking 5. Data analysis and probability Math Power For All
  • 12. 10 mengemukakan bahwa hakikat pemecahan masalah adalah melakukan operasi prosedural urutan tindakan, tahap demi tahap secara sistematis, sebagai seorang pemula (novice) memecahkan suatu masalah. Ngaeni dan Saefudin (2017) mengemukakan bahwa pemecahan masalah matematika adalah suatu proses yang mempunyai banyak langkah yang harus ditempuh oleh seseorang dengan menggunakan pola berfikir, mengorganisasikan dan pembuktian yang logik dalam mengatasi masalah. Kemampuan pemecahan masalah adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya, serta kemampuan pemecahan masalah dapat menciptakan ide baru untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Rostika dan Junita, 2017). Salah satu strategi yang dapat membantu proses dan hasil belajar selama pembelajaran adalah kemampuan pemecahan masalah. Aktivitas pembelajaran tidak hanya difokuskan pada upaya untuk mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan juga belajar bagaimana menggunakan pengetahuan yang telah didapat selama mengikuti aktivitas pembelajaran. Hal tersebut digunakan untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan masalah-masalah khusus yang berkaitan dengan bidang studi yang dipelajari dan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kemampuan dalam mencari strategi untuk menyelesaikan masalah matematika dengan tepat dengan menggabungkan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa untuk masa depannya dan kemampuan pemecahan masalah harus dimiliki siswa untuk melatih diri agar terbiasa jika dihadapkan pada suatu masalah.
  • 13. 11 b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Siswono (dalam Ambarwati, 2016: 55) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, yaitu: 1. Pengalaman awal Pengalaman terhadap tugas-tugas menyelesaikan soal cerita atau soal aplikasi. Pengalaman awal seperti ketakutan (phobia) terhadap matematika dapat menghambat kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah. 2. Latar belakang matematika Kemampuan siswa terhadap konsep- konsep matematika yang berbeda-beda tingkatnya dapat memicu perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. 3. Keinginan dan motivasi Dorongan yang kuat dari dalam diri (internal), seperti menumbuhkan keyakinan saya “BISA” maupun eksternal, seperti diberikan soal-soal yang menarik, menantang, kontekstual dapat mempengaruhi hasil pemecahan masalah. 4. Struktur masalah Struktur masalah yang diberikan kepada siswa (pemecahan masalah), seperti format secara verbal atau gambar, kompleksitas (tingkat kesulitan soal), konteks (latar belakang cerita atau tema), bahasa soal, maupun pola masalah satu dengan masalah yang lain dapat mengganggu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa pengalaman awal, latar belakang matematika, keinginan dan motivasi, serta struktur masalah merupakan faktor-faktor mempengaruhi kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah. c. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Secara umum strategi pemecahan masalah yang sering digunakan adalah strategi yang dikemukakan oleh Polya. Menurut Poyla (dalam Budhayanti & dkk, 2018: 8-10) untuk mempermudah
  • 14. 12 memahami dan menyelesaikan suatu masalah, terlebih dahulu masalah tersebut disusun menjadi masalahmasalah sederhana, lalu dianalisis (mencari semua kemungkinan langkah-langkah yang akan ditempuh), kemudian dilanjutkan dengan proses sintesis (memeriksa kebenaran setiap langkah yang dilakukan). Pada tingkatan masalah tertentu, langkah-langkah Polya di atas dapat disederhanakan menjadi empat langkah yaitu memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana dan melihat kembali. Berikut ini tahapan yang dapat menjelaskan proses pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Poyla. 1) Memahami masalah Pada langkah pertama ini, pemecah masalah harus dapat menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Untuk mempermudah pemecah masalah memahami masalah dan memperoleh informasi umum penyelesaiannya dapat dibuat catatan-catatan penting dimana catatan-catatan tersebut bisa berupa grafik, Tabel, diagram, gambar atau yang lainnya. Dengan mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan maka proses pemecahan masalah akan mempunyai arah yang jelas. 2) Merencanakan penyelesaian Untuk dapat menyelesaikan masalah, pemecah masalah harus dapat menemukan hubungan data/informasi dengan yang ditanyakan. Pemilihan teorema-teorema atau konsepkonsep yang telah dipelajari, dikombinasikan sehingga dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Jadi diperlukan aturan-aturan agar selama proses pemecahan masalah berlangsung, dapat dipastikan tidak akan ada satupun alternatif yang terabaikan. Untuk itu perlu mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah berikut. a) Mengumpulkan data/informasi dengan mengaitkan persyaratan yang ditentukan untuk analisis.
  • 15. 13 b) Jika diperlukan analisis informasi yang diperoleh dengan menggunakan analogi masalah yang pernah diselesaikan. c) Apabila ternyata “macet”, perlu dibantu melihat masalah tersebut dari sudut yang berbeda Jika hubungan data dan yang ditanyakan sulit untuk dilihat secara langsung, gunakan langkah-langkah berikut. a) Membuat sub masalah. Hal ini akan sangat berguna untuk masalah yang kompleks. b) Coba untuk mengenali sesuatu yang sudah dikenali, misalnya dengan mengingat masalah yang memiliki prinsip yang sama atau mirip.. c) Coba untuk mengenali pola dengan mencari keteraturan- keteraturan. Pola tersebut dapat berupa pola aljabar atau pola geometri. d) Gunakan analogi dari masalah tersebut, yaitu masalah yang berhubungan, masalah yang mirip, yang lebih sederhana sehingga memberikan petunjuk yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah yang lebih sulit. e) Masukan sesuatu yang baru untuk membuat hubungan antara data dengan hal yang tidak diketahui. f) Membuat kasus g) Mulai dari akhir (asumsikan jawabannya) yaitu dengan menganalisis bagaimana cara mendapatkan tujuan yang hendak dicapai. 3) Menjalankan perencanaan penyelesaian masalah Berdasarkan rencana penyelesaian masalah, penyelesaian– penyelesaian masalah yang sudah direncanakan akan dilaksanakan. Didalam menyelesaikan masalah, setiap langkah dicek, apakah langkah tersebut sudah benar atau belum. Hasil yang diperoleh harus diuji apakah hasil tersebut benar-benar hasil yang dicari.
  • 16. 14 4) Mengecek kembali atau kesimpulan Tahap melihat kembali hasil pemecahan masalah yang diperoleh mungkin merupakan bagian terpenting dari proses pemecahan masalah. Setelah hasil penyelesaian diperoleh, perlu dilihat dan dicek kembali untuk memastikan semua alternatif tidak diabaikan misalnya dengan cara: a) Melihat kembali hasil b) Melihat kembali alasan-alasan yang digunakan c) Menemukan hasil lain d) Menggunakan hasil atau metode yang digunakan untuk masalah lain e) Menginterpretasikan masalah kembali f) Menginterpretasikan hasil g) Memecahkan masalah baru h) Dan lain sebagainya. Dari penjelasan diatas, peneliti menggunakan indikator kemampuan pemecehan masalah menurut Polya yaitu memahami masalah, menyusun rencana pemecahan masalah, menjelankan perencanaan penyelesaian masalah dan mengecek kembali atau kesimpulan. 4. Kemampuan Komunikasi Matematis a. Pengertian kemampuan komunikasi matematis Kemampuan komunikasi matematis menjadi sangat penting dimiliki oleh seorang siswa, dikarenakan ketika diskusi antar siswa dilakukan, dimana siswa diharapkan mampu menyatakan, menjelaskan mendengar, menanyakan, menggambar dan bekerja sama sehingga dapat membawa siswa pada pemahaman yang lebih mendalam tentang matematika. Dalam hal ini, kemampuan komunikasi dilihat sebagai kemampuan siswa mengomunikasikan matematika yang dipelajari sebagai isi pesan yang disampaikan. Dengan siswa mengomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya, maka dapat terjadi renegosiasi respon antar siswa, dan peran guru diharapkan hanya sebagai fasilisator dalam proses pembelajaran.
  • 17. 15 Alasan mendalam mengapa kemampuan komunikasi sangat penting dimiliki oleh seorang siswa menurut Susanto (2016: 214) adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan komunikasi matematis sebagai tempat bagi siswa dalam berkomunikasi dengan teman sebayanya untuk memperoleh informasi. 2) Kemampuan komunikasi matematis sebagai modal keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi. 3) Kemampuan komunikasi matematis sebagai kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep, model maupun strategi. Lestari dan Yudhanegara (2017: 83) menjelaskan bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan untuk menyampaikan gagasan/ ide matematis, baik secara lisan maupun tulisan serta kemampuan memahami dan menerima gagasan/ ide matematis orang lain secara cermat, analitis, kritis dan evaluatif untuk mempertajam pemahaman. Sedangkan menurut Arum (2019: 13) kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan untuk berkomunikasi kegiatan penggunaan keahlian menulis, menyimak, menginterprestasikan, dan mengevaluasi ide, simbol atau istilah serta informasi matematika yang diamati melalui proses mendengar, mempresentasikan dan diskusi. Adapun kemampuan komunikasi matematis menurut Wijayanti (2013, 186) merupakan kemampuan untuk mengizinkan siswa untuk mengorganisasi dan menguatkan berpikir matematis serta mengeksplor ide-ide matematis. Berdasarkan definisi dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan untuk menyampaikan sesuatu yang diketahuinya ataupun menyampaikan gagasan/ ide matematisnya dan kegiatan mengevaluasi ide, simbol atau istilah secara tertulis serta kemampuan
  • 18. 16 untuk mengizinkan siswa untuk mengorganisasi dan menguatkan berpikir matematis atau mengeksplor ide matematisnya. b. Macam Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi dapat dilakukan oleh siswa dan guru dengan tujuan agar dapat menyampaikan sebuah informasi yang bersifat untuk memperjelas dan memahamkan siswa. Komunikasi matematis dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1. Komunikasi matematis lisan merupakan suatu peristiwa saling interaksi yang terjadi dalam suatu lingkungan kelas atau kelompok kecil dan terjadi pengalihan pesan berisi tentang materi matematika yang sedang dipelajari baik antara guru dengan siswa maupun antar siswa (Harahap dan Surya, 2017: 4). Contoh: membaca, mendengar, diskusi, menjelaskan dan berbagi. 2. Komunikasi matematis secara tertulis merupakan kemampuan ataupun ketrampilan siswa dalam menggunakan simbol, bentuk, notasi matematis dan struktur matematis baik dalam bentuk penalaran, problem solving dan koneksi (Harahap dan Surya, 2017: 4). Contoh: mengungkapkan ide matematis dalam fenomena dikehidupan sehari-hari melalui grafik, tabel, persamaan aljabar ataupun bahasa sehari-hari. c. Indikator kemampuan komunikasi matematis Indikator kemampuan komunikasi matematis sangat berpengaruh besar dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas karena melalui indikator tersebut kita dapat melihat sejauh mana kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Perlu diingat bahwasannya matematika bukan alat untuk sekedar berpikir saja melainkan sebagai alat untuk menyampaikan ide yang jelas dan tepat. Adapun indikator- indikator kemampuan komunikasi matematis siswa menurut beberapa ahli atau penelitian terdahulu, diantaranya adalah sebagai berikut:
  • 19. 17 Indikator kemampuan komunikasi matematis menurut Lestari dan Yudhanegara (2017: 83) adalah sebagai berikut: 1) Menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram kedalam ide matematika. 2) Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar. 3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa matematika. 4) Mendengarkan, diskusi dan menulis tentang matematika. 5) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika secara tertulis. 6) Menyusun pertanyaan matematika yang relevan dengan situasi masalah. 7) Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi dan membuat generalisasi. Adapun menurut Hendriana dan Soemarmo (2017: 30) kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat dengan indikator kemampuan komunikasi matematis sebagai berikut: 1) Melukis atau mempresentasikan benda nyata, gambar dan diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika. 2) Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara lisan dan tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, grafik dan ekpresi aljabar. 3) Membuat model atau situasi atau persoalan secara tertulis menggunakan simbol atau skema berfikir. 4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematik. 5) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika. 6) Mengungkapkan kembali suatu uraian atau kesimpulan secara lisan ataupun tertulis Indikator kemampuan komunikasi matematis menurut Utari, Sumarmo (2016: 50-51) antara lain:
  • 20. 18 1) Kemampuan menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tertulis. 2) Kemampuan membuat gambar, grafik dan diagram dalam bentuk ide atau simbol matematika secara visual 3) Kemampuan membuat model atau situasi atau persoalan secara tertulis menggunakan simbol atau skema berfikir. 4) Kemampuan mengungkapkan kembali suatu uraian atau kesimpulan secara tertulis. Indikator kemampuan komunikasi matematis yang diukur pada penelitian ini meliputi indikator kemampuan komunikasi matematis secara tertulis menurut Utari, Sumarmo (2016: 50-51) yaitu sebagai berikut: 1) Kemampuan menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tertulis 2) Kemampuan membuat gambar, grafik dan diagram dalam bentuk ide atau simbol matematika secara visual 3) Kemampuan membuat model atau situasi atau persoalan secara tertulis menggunakan simbol atau skema berfikir. 4) Kemampuan mengungkapkan kembali suatu uraian atau kesimpulan secara tertulis B. Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hamdan Sugilar (2017) dengan judul Daya Matematis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika mendaptkan hasil bahwa Kemampuan penalaran matematis mahasiswa pendidikan matematika berada pada kisaran rata-rata 54,6 dengan simpangan baku sebesar 1,94 nilai tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan penalaran matematis mahasiswa pendidikan matematika pada kategori kurang sedangkan kemampuan komunikasi matematis
  • 21. 19 mahasiswa pendidikan matematika berada pada kisaran rata-rata 77,43 dengan simpangan baku sebesar 1,95 nilai tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan komunikasi matematis mahasiswa pendidikan matematika pada kategori baik. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Purwati dkk (2020) dengan Judul Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Masalah Pada Mata Kuliah Program Linear mendapatkan hasil bahwa dari hasil triangulasi diperoleh kesimpulan bahwa subyek 3 mempunyai komunikasi matematis yang baik yang terlihat pada tingkat kemampuan pemecahan masalah yang baik pula yaitu kemampuan pemahaman masalah, perencanaan penyelesaian masalah, pelaksanaan perencanaan masalah serta kemampuan memeriksa kembali. Sedangkan subyek 1 dan subyek 2 mempunyai komunikasi matematis yang cukup baik yang terlihat pada tingkat kemampuan pemecahan masalah yang kurang sempurna yaitu kurang dapat melakukan peninjauan kembali terhadap hasil pekerjaannya. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Godeliva (2019) dengan judul Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Darma Untuk Program Linear Pokok Bahasan Nilai Optimum Fungsi Objektif Metode Garis Selidik Tahun Akademik 2018/2019 dengan hasil delapan dari 79 mahasiswa (10,13%) berhasil melakukan pemecahan masalah dan mengikuti semua prosedur dengan benar. Dua puluh lima mahasiswa (31,65%) mampu memahami masalah, merancang penyelesaian, tetapi tidak tuntas dalam menyelesaikan permasalahan.
  • 22. 20 C. Kerangka Berpikir Gambar 2. Kerangka Berpikir Pandemi Covid-19 Pembelajaran Daring Mata Kuliah Program Linear Pemecahan Masalah Komunikasi Matematis Daya Matematika
  • 23. 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Data yang dikumpulkan merupakan hasil tes tertulis dan hasil wawancara dengan mahasiswa. Data dipaparkan secara deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan daya matematis mahasiswa yang dilihat dari kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis pada mata kuliah program linear. B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Universitas PGRI Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2022. C. Teknik Pengambilan Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 6 kelas A1 sebanyak 15 mahasiswa. Sebelum melakukan penelitian mahasiswa telah menerima materi mengenai soal yang ingin diteliti, siswa memiliki pengetahuan tentang materi yang diteliti dan siswa dapat menyampaikan pemikiran secara tertulis untuk mengeksplorasi mengenai daya matematika. Setelah selesai melakukan tes, selanjutnya teknik penentuan subjek wawancara yaitu menggunakan sampel acak setiap stratifikasi (proportified stratified random sampling). Teknik ini mengambil data acak secara professional di setiap strata yang ada. Professional yang dimaksud artinya jika peneliti mau mengambil satu setiap strata, maka setiap strata itu diambil secara acak disetiap kategori. Pertanyaan wawancara adalah soal mengenai bagaimana siswa dalam menjawab soal yang diberikan peneliti.
  • 24. 22 D. Data Dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah secara deskriptif dalam tulisan. Data yang dikumpulkan yaitu hasil tes daya matematika dan hasil wawancara dengan subjek. 2. Sumber Data Penelitian Sumber data dalam penelitian ini meliputi mahasiswa semester 6 kelas A1 dan Dosen pengampu mata kuliah program linear. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2018). Teknik pengumpulan data penelitian ini, diuraikan sebagai berikut: 1. Tes Daya Matematika Tes ini dilakukan untuk mengukur kemampuan daya matematika dilihat dari kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis. Sebelum pengumpulan data dilakukan, soal divalidasi terlebih dahulu oleh validator yaitu dosen pengampu mata kuliah program linear Universitas PGRI Yogyakarta. 2. Wawancara Sugiyono (2018: 317) menyatakan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang akan dilakukan peneliti adalah wawancara langsung. Maksud dari wawancara langsung disini wawancara yang dilakukan oleh pewawancara dengan orang yang diwawancarai tanpa melalui pelantara. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
  • 25. 23 wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2018: 197). Selaras dengan pernyataan tersebut peneliti hanya menyusun pedoman wawancara yang berisi garis-garis besar dari permasalahan yang ingin ditanyakan kepada subjek. Dari uraian diatas, peneliti melakukan wawancara setelah tes daya matematika dilaksanakan, dengan tujuan agar peneliti dapat menggali informasi lebih dalam hasil pekerjaan subjek terpilih. 3. Dokumentasi Sugiyono (2018) menyatakan bahwa dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai bukti kuat data-data yang diperoleh selama penelitian baik berupa tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data visual baik foto-foto mengenai data-data serta nilai-nilai mahasiswa. Hasil dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang dibutuhkan untuk mendukung hasil penelitian. F. Instrumen Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini instrumen yang digunakan sebagai berikut: 1. Peneliti Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai human instrumen, yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2018). 2. Tes Daya Matematika Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk soal tes berupa uraian, dengan tujuan untuk mengukur kemampuan daya matematika mahasiswa calon guru matematika dilihat dari kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis.
  • 26. 24 3. Pedoman wawancara Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara tak terstruktur. Dimana wawancara tak terstruktur hanya menggunakan pedoman secara garis besar saja mengenai kemampuan daya matematika yang diukur. G. Analisis Uji Coba Instrumen Tes Soal tes yang telah dibuat akan diujicobakan di kelas lain. Kegiatan analisis kualitas tes dilakukan untuk mengetahui apakah soal tes memiliki kualitas baik atau kurang baik. Untuk mengetahui tes yang digunakan termasuk baik atau kurang baik maka dilakukan analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. 1. Validitas Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2018: 173). Validitas instrumen terdiri dari validitas isi, validitas isi-aiken’s dan validitas butir soal. Validitas isi suatu instrumen dilakukan dengan mengkonsultasikan butir soal kepada dosen pengampu mata kuliah program linear Universitas PGRI Yogyakarta. Validasi Aiken’s untuk menghitung content-validity coefficient yang didasarkan pada hasil penelitian dari panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu item dari segi sejauh mana item tersebut mewakili konstruk yang diukur. Formula yang diajukan oleh Aiken adalah sebagai berikut:   ( 1) s v n C = −  S = r -lo (Azwar, 2019:113)
  • 27. 25 Keterangan: lo = angka penilaian validitas yang terendah C = angka penilaian tertinggi r = angka yang diberikan oleh peneliti Tabel 3.5. Kategori Validasi Isi Aiken’s (Retnawati, 2016:31) Pengujian validitas soal dalam penelitian ini dengan bantuan software SPSS 21. Adapun rumus koefisien korelasi Product Moment Person dengan angka kasar sebagai berikut: 2 2 2 2 ( ).( ) ( ) . ( ) xy N XY X Y r N X X N Y Y  −   =      −   −      (Arikunto, 2018: 190) Keterangan: xy r = Koefisien korelasi antara skor butir soal (X) dan (Y) N = Banyak subjek/ siswa yang diteliti X  = Jumlah skor item/ skor butir soal Y  = Jumlah skor total 2 X  = Jumlah kuadrat skor butir soal 2 Y  = Jumlah kuadrat jumlah soal Uji validitas dilakukan pada setiap butir soal. Hasil r-hitung dibandingkan dengan r-tabel (lihat tabel r) dimana df = n-2 (sig 5%, n = jumlah sampel). Pada output, jika semua butir pertanyaan dalam penelitian ini memiliki nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal dalam penelitian tersebut dikatakan valid. Tetapi apabila nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal Nilai Aiken’s (V) Kategori 0,8  Tinggi 0,4 0,8 − Sedang 0,4  Kurang
  • 28. 26 dalam penelitian tersebut dikatakan tidak valid. Adapun tolak ukur untuk menginterprestasikan derajat validitas instrumen ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.6. Kategori Tingkat Validitas Tes (Arikunto, 2018: 193) 2. Reliabilitas Arikunto (2018: 122) menyatakan reliabilitas merupakan keadaan instrument yang menunjukan hasil pengukuran yang reliabel (tidak berubah-ubah, konsisten). Instrument yang reliabel adalah instrument yang apabila digunakan untuk mengukur subjek atau objek yang sama pada waktu yang berbeda dan pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda hasilnya tetap sama. Tinggi rendahnya derajat reliabilitas suatu instrumen ditentukan oleh nilai koefisien korelasi antara butir soal atau item pernyataan/ pertanyaan dalam instrumen tersebut yang dinotasikan dengan r. Pada penelitian ini untuk uji reliabilitas dengan bantuan software SPSS 21. Adapun rumus Alfa Cronbach adalah sebagai berikut: 2 2 1 1 t t s n r n s      = −     −    (Arikunto, 2018: 225) Keterangan: r = Reliabilitas yang dicari n = Banyaknya butir soal 2 i s  = Jumlah varians skor butir soal ke-i 2 i s = Varians skor total Koefisien Relasi Kategori 0,800 1,00 xy r   Sangat Tinggi 0,600 0,800 xy r   Tinggi 0,400 0,600 xy r   Cukup 0,200 0,400 xy r   Rendah 0,00 0,200 xy r   Sangat Rendah
  • 29. 27 Pada output, apabila nilai Cronbach-alpha ≥ α (0,05) maka instrumen reliabel. Akan tetapi apabila nilai Cronbach-alpha < α (0,05) maka instrumen tidak reliabel. Adapun tolak ukur untuk menginterprestasikan derajat reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guilford sebagai berikut: Tabel 3.7. Kriteria Koefisien Reliabilitas Tes Nilai i r Kriteria 0,90 1, 00 i r   Sangat tinggi 0, 70 0,90 i r   Tinggi 0, 40 0, 70 i r   Sedang 0, 20 0, 40 i r   Kurang 0, 20 i r  Sangat kurang (Lestari dan Yudhanegara, 2017: 206) 3. Indeks kesukaran Indeks kesukaran adalah suatu bilangan yang menyatakan derajat kesukaran suatu butir soal (Lestari dan Yudhanegara, 2017:223). Indeks kesukaran sangat erat kaitannya dengan daya pembeda, jika soal terlalu sulit atau terlalu mudah, maka daya pembeda soal tersebut menjadi buruk karena baik siswa kelompok atas maupun siswa kelompok bawah akan dapat menjawab soal tersebut dengan tepat atau tidak dapat menjawab soal tersebut dengan tepat. Akibatnya, butir soal tersebut tidak akan mampu membedakan siswa berdasarkan kemampuannya. Oleh karena itu, suatu butir soal dikatakan memiliki indeks kesukaran yang baik jika soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Pada penelitian ini untuk mengetahui daya pembeda menggunakan bantuan Microsoft Excel dengan rumus yang digunakan untuk menentukan indeks kesukaran instrumen tes adalah sebagai berikut: X IK SMI − =
  • 30. 28 Keterangan: IK = Indeks kesukaran butir soal X − = Rata-rata skor jawaban siswa pada suatu butir soal SMI = Skor maksimum ideal (SMI), yaitu skor maksimum yang akan diperoleh siswa jika menjawab butir soal tersebut dengan tepat (sempurna). Indeks kesukaran suatu butir soal di interprestasikan dalam kriteria sebagai berikut: Tabel 3.8. Interprestasi Indeks Kesukaran (Lestari dan Yudhanegara, 2017:224) 4. Daya pembeda Daya pembeda dari sebuah butir soal merupakan Daya pembeda dari sebuah butir soal merupakan kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan sangat tinggi dengan siswa yang berkemampuan sangat rendah (Arikunto, 2018). Daya pembeda dari suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan tepat dan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut dengan tepat (siswa yang menjawab kurang tepat/ tidak tepat). Tinggi rendahnya tingkat daya pembeda suatu butir soal dinyatakan dengan indeks daya pembeda (DP). Pada penelitian ini untuk mengetahui daya pembeda menggunakan bantuan Microsoft Excel dengan rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda instrumen tes adalah sebagai berikut: XA XB DP SMI − − − = IK Interprestasi Indeks Kesukaran IK = 0,00 Terlalu Sukar 0,00 0,30 IK   Sukar 0,30 0,70 IK   Sedang 0,70 1,00 IK   Mudah IK = 1,00 Terlalu Mudah
  • 31. 29 Keterangan: DP = Indeks Daya Pembeda Butir Soal XA − = Rata-rata Skor Jawaban Siswa Kelompok Atas XB − = Rata-rata Skor Jawaban Siswa Kelompok Bawah Skor Maks = Skor Maksimum Ideal (SMI), yaitu skor maksimum yang akan diperoleh siswa jika menjawab butir soal tersebut dengan tepat (sempurna) Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda disajikan kedalam bentuk tabel, berikut: Tabel 3.9. Kriteria Daya Pembeda Skor Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda 0,71 1,00 DP   Sangat Baik 0,41 0,70 DP   Baik 0,21 0,41 DP   Cukup 0,00 0,20 DP   Buruk (Arikunto, 2018:242) H. Teknik Analisis Data Sugiyono (2018) menjelaskan bahwa analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membut kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Untuk menganalisis data kualitatif kemampuan daya matematika dan hasil wawancara pada penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman melalui tiga proses yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan membentuk kesimpulan (conclusion drawing/ verification), (Sugiyono, 2018). Berikut ini dijelaskan proses dalam
  • 32. 30 menganalisis data menurut Sugiyono (2018) menggunakan model Miles dan Huberman adalah sebagai berikut: 1. Reduksi Data (Data Reduction) Sugiyono (2018) menjelaskan bahwa reduksi data (data reduction) merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila diperlukan. 2. Penyajian Data (Data Display) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2018) penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, flowchart, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini, data-data yang telah direduksi kemudian dikumpulkan yaitu menyajikan hasil pekerjaan siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian untuk dijadikan bahan wawancara dan menyajikan hasil wawancara yang telah direkam menjadi transkrip wawancara antara peneliti dan subjek penelitian mengenai kemampuan komunikasi matematis dan dokumentasi kemudian di deskripsikan dalam bahasa yang baik dan benar. Hasil kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada tabel beriut: Nilai % Kriteria N > 80 Tinggi 65 < x < 80 Sedang x < 65 Rendah Hilyani dkk (2020)
  • 33. 31 Untuk mengetahui mampu atau tidak mampunya mahasiswa dalam pencapaian daya matematika, penulis menggunakan kriteria presentase adalah sebagai berikut: Tabel 3.11. Kriteria Presentase Daya Matematika Interval Presentase Kriteria 0% ≤ P < 20% Belum Mampu 21% < P < 40% Kurang Mampu 41% < P < 60% Cukup Mampu 61% < P < 80% Mampu 81% < P ≤ 100% Sangat Mampu 3. Kesimpulan (Conclusion Drawing/ Verification) Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan. Menurut Sugiyono (2018) kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan dengan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan dan berikutnya. Maksudnya apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. I. Pemeriksaan Keabsahan Data Setelah data dianalisis langkah selanjutnya adalah pemeriksaan keabsahan data yang telah diperoleh. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. Moleong (2017: 330) menyatakan bahwa teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik bertujuan untuk menguji kredibilitas data, dilakukan
  • 34. 32 dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2018: 373). Peneliti dalam memeriksa keabsahan data dengan cara membandingkan data yang diperoleh melalui hasil pengerjaan soal tes kemampuan komunikasi matematis dan hasil wawancara kepada subjek penelitian yang terpilih.
  • 35. 33 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2018. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arum, Ramadani Kholifah. 2019. Efektifitas Strategi Pembelajaran Aktif EveryoneIs A Teacher Here Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII SMP Muahamdiyah 1 Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Sarjana Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta Ayu & Gusti. 2020. Dramatik pembelajaran daring pada masa pandemic covid-19. Jurnal pendidikan undiksha. Azwar, Saifuddin. 2019. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Godeliva, P. 2019. Analisis kemampuan pemecahan masalah mahasiswa program studi pendidikan matematika Universitas Sanata Darma untuk program linear pokok bahasan nilai optimum fungsi objektif metode garis selidik tahun akademik 2018/2019. Skripsi tidak diterbitkan USD: Yogyakarta. Handarini & Wulandari. 2020. Pembelajaran daring sebagai upaya study from home (SFH). Jurnal Pendidikan UNNESA. Harahap K, N dan Surya, E. 2017. Kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika. ResearchGate: PPS Prodi Pendidikan Matematika UNIMED. Hilyani, dkk. 2020. Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa kelas VII SMP Negeri 57 Palembang materi aritmatika sosial. SIGMA Vol. 12, No. 2 Desember 2020. Khusniyah & Hakim. 2019. Efektivitas pembelajaran daring sebuah bukti dari pembelajaran bahasa inggris. Jurnal pendidikan uinmataram. Kustiani, I., & Despa, D. (2019). Persepsi Peserta Program PS PPI Unila Mengenai Aplikasi Pembelajaran Daring. Buletin Profesi Insinyur, 2(3), 122-124. Lestari K, E & Yudhanegara M, R. 2017. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama Moleong, Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
  • 36. 34 NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston, VA: Authur. Ngaeni, E. N.dan Saefudin, A. A. 2017. Menciptakan Pembelajaran Matematika yang Efektif dalam Pemecahan Masalah Matematika dengan ModelPembelajaran Problem Posing.Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro. 6(2):264-274. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi. Pinellas County Schools. 2000. Division of Curriculum and Instruction Secondary Mathematics. Tersedia Online pada http://fcit.usf.edu/fcat8m/resource/ mathpowr/fullpower.pdf. Purwanti dkk. 2020. Analisis Kemampuan komunikasi matematis mahasiswa dalam menyelesaikan masalah pada mata kuliah program linear. Jurnal ilmiah pendidikan matematika vol. 1 No. 2. Polya. G. (1973). How To Solve (2nd Ed). Princeton: University Press. Retnawati, Heri. 2016. Analisis Kuantitatif Instrumen Penelitian (Panduan Peneliti, Mahasiswa, dan Psikometrian). Yogyakarta: Parama Publishing. Rostika, D.& Junita, H. 2017.Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SD dalam Pembelajaran Matematika dengan Model Diskursus Multy Representation (DMR). Jurnal Pendidikan Dasar. 9(1):35-46 Sadikin & Hamidah. 2020. Pembelajaran daring ditengah wabah covid-19. Jurnal Ilmiah unja. Sevima.com. 2020. Kuliah Daring Hingga UN, Ini 5 Kebijakan Pendidikan Masa Darurat Corona. 17-04-2020, 01.07 WIB. Sofyan & Rozaq. 2019. Pembelajaran daring komunikasi berbasis whatsapp pada kelas karyawan prodi teknik informatika PGRI Madiun. Jurnal pendidikan Undikhsa. Sugilar, H. 2017. Daya Matematis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika. JNPM Maret 2017, Vol.1, No. 1. Hal. 97. Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
  • 37. 35 Sumarmo, Utari. 2016. Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Sekolah Menengah. Makalah Seminar Pendidikan Matematika di FMIPA Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo. Surya, Mohammad. 2015. Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran. Bandung: ALFABETA. Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Wang, Z., Qiang, W., Ke, H. (2020). A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and Prevention. Hubei Science and Technologi Press. China Wena, M. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara. Wijayanti, Palupi Sri. 2013. “Pengaruh Pendekatan MEAs Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi Matematis Dan Kepercayaan Diri Siswa”. PHYTAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 8, No. 2. Desember 2013. Yaniawati, R. P. (2012). Pengaruh E-Learning Untuk Meningkatkan Daya Matematis Mahasiswa FKIP Universitas Pasundan. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Edisi November, No. 3. Yuliana. 2020. Corona virus disease (Covid-19); Sebuah tinjauan literatur. Wellness and Healthy Magazine. Vol. 2 No. 1. Februari 2020. P. 187-192. Lampung: Universitas Lampung.