Dokumen tersebut membahas tentang perubahan struktur ekonomi secara umum dan kasus Indonesia. Teori-teori utama perubahan struktur ekonomi dijelaskan seperti teori Lewis dan Chenery. Kasus Indonesia menunjukkan pergeseran struktur dari pertanian ke industri dengan pertumbuhan output industri lebih cepat dari pertanian. Krisis ekonomi 1997/1998 sangat memukul perekonomian Indonesia dengan kontraksi 13% PDB dan penurunan produksi industri.
Istilah Kuznets, perubahan struktur ekonomi disebut transpormasi struktural, artinya rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam komposisi AD, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), AS (produksi dan penggunaan faktor produksi yang diperlukan guna mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Chenery, 1979)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. S I T I A I S A H
1 1 1 4 0 4 7 6 – 5 V M A
T U G A S K E 5
PERUBAHAN STRUKTUR
EKONOMI
2. Perubahan Struktur Ekonomi
Chenery mengatakan bahwa perubahan struktur
ekonomi disebut sebagai transformasi struktur yang
diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang
saling terkait satu sama lain dalam komposisi
agregat demand (AD), ekspor-impor (X-M). Agregat
supplay (AS) yang merupakan produksi dan
penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga
kerja dan modal guna mendukung proses
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang
berlanjut (Tambunan, 2003).
3. Pembangunan ekonomi jangka panjang dengan pertumbuhan
PDB akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur
ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai
sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-
sektor nonprimer, khususnya industri manufaktur dengan
increasing returns to scale (relasi positif antara pertumbuhan
output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai
motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi (Weiss, 1988).
Ada kecenderungan bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan
ekonomi yang akan membuat semakin tinggi pendapatan
masyarakat per-kapita, semakin cepat perubahan struktur
ekonomi, dengan asumsi faktor-faktor penentu lain mendukung
proses tersebut, seperti manusia (tenaga kerja), bahan baku, dan
teknologi tersedia.
4. Ada beberapa faktor yang menentukan terjadinya perubahan
struktur ekonomi antara lain :
1) Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruha
2) Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari
bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi
3) Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan
untuk memperluas pasar produk/jasa yang dihasilkannya.
4) Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan
pengembangan sektor dan komoditi unggulan
5) Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran
distribusi barang dan jasa serta mendukung proses produksi.
6) Kegairahan masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan
investasi secara terus-menerus
7) Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam
wilayah daerah
8) Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui
ekspor-impor
5. 1. Teori dan Bukti Empiris
Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan struktur
ekonomi, yakni:
1) Arthur Lewis tentang teori migrasi
2) hoilis chenery tentang teori transportasi struktural.
Teori Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di daerah
pedesaan dan daerah perkotaan. Dalamnya Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu
negara pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu perekonomian tradisional di pedesaan yang
didominasi sector pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai
sector utama. Karana perekonomiannya masih bersifat tradisional dan sub sistem, dan
pertumbuhan penduduk yang tinggi maka terjadi kelebihan supplay tenaga kerja.
Teori Chenery, dikenal dengan teori pattern of development, memfokuskan pada perubahan
struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi di NSB, yang mengalami transformasi dari
pertanian tradisional (subsistens) ke sektor industri sebagai mesin utama penggerak
pertumbuhan ekonomi.
6. Kenaikan produksi sektor industri manufaktur dinyatakan
sama besarnya dengan jumlah dari 4 faktor berikut :
1. Kenaikan permintaan domestik, yang memuat permintaan
langsung untuk produk industri manufaktur plus efek tidak
langsung dari kenaikan permintaan domestik untuk produk
sektor-sektor lainnya terhadap sektor industri manufaktur.
2. Perluasan ekspor (pertumbuhan dan diversivikasi) atau efek total
dari kenaikan jumlah ekspor tehadap produk industri
manufaktur.
3. Subsitusi impor atau efek total dari kenaikan proporsi permintaan
disetiap sektor yang dipenuhi lewat produksi domestik terhadap
output industri manufaktur.
4. Perubahan teknologi atau efek total dari perubahan koefisien
input-output didalam perekonomian akibat kenaikan upah dan
tingkat pendapatan terhadap sektor industri manufaktur.
7. Struktur Perekonomian Indonesia
Berdasarkan tinjauan makro-sektoral perekonomian suatu negara dapat
berstruktur agraris (agricultural), industri (industrial), niaga (commercial)
hal ini tergantung pada sector apa/mana yang dapat menjadi tulang
punggung perekonomian negara yang bersangkuatan.
Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral senada dengan
pergeserannya secara keuangan (spasial). Ditinjau dari sudut pandang
keuangan (spasial), struktur perekonomian telah bergeser dari struktur
pedesaan menjadi struktur perkotaan modern.
Struktur perekonomian indoensia sejak awal orde baru hingga pertengahan
dasa warsa 1980-an berstruktur etatis dimana pemerintah atau negara
dengan BUMN dan BUMD sebagai perpanjangan tangannya merupakan
pelaku utama perekonomian Indonesia. Baru mulai pertengahan dasa
warsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian berangsur-angsur
dikurangi, yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui GBHN
1988/1989 mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar
dalam perekonomian nasional.
8. Struktur ekonomi dapat pula dilihat berdasarkan
tinjauan birokrasi pengambilan keputusan.
Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan
keputusannya dapat dikatakan bahwa struktur
perekonomian selama era pembangunan jangka
panjang tahap pertama adalah sentralistis. Dalam
struktur ekonomi yang sentralistik, pembuatan
keputusan (decision-making) lebih banyak
ditetapkan pemerintah pusat atau kalangan atas
pemerintah (bottom-up).
9. Di dalam kelompok negara-negara sedang berkembang (NSB), banyak
negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang pesat dalam tiga
dekade terakhir ini, walaupun pola dan prosesnya berbeda antar negara.
Variasi ini disebabkan oleh perbedaan antarnegara dalam jumlah faktor
internal seperti berikut.
a. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi)
Suatu negara yang awal pembangunan ekonomi/industrialisasinya
sudah memiliki industri-industri dasar, seperti mesin,besi dan baja
yang relatif kuat akan mengalami proses industrialisasi yang lebih
cepat dibandingkan negara yang hanya memiliki industri-industri
ringan, seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan, dan
mimuman.
b. Besarnya pasar dalam negeri
Besarnya pasar domestik ditentikan oleh kombinasi antara jumlah
populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita.
c. Pola distribusi pendapatan
Walaupun tingkat pendapatan rata-rata perkapita naik pesat, tetapi
kalau distribusinya sangat pincang, kenaikan pendapatan tersebut
tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan industri-industri selain
industri-industri yang membuat barang-barang sederhana makanan
dan minuman. Sepatu dan pakaian jadi (tekstil).
10. d. Karakteristik dari industrialisasi
Cara pelaksanaan atau strategi pengembangan industri yang diterapkan, jenis
industri yang diunggulkan, pola pembangunan industri, dan insentif yang
diberikan.
e. Keberadaan SDA
Ada kecenderungan bahwa yang kaya SDA mengalami pertumbuhan ekonomi
yang lebih rendah atau terlambat melakukan industrialisasi atau tidak berhasil
melakukan diversifikasi ekonomi (perubahan struktur) daripada negara yang
miskin SDA.
f. Kebijakan perdagangan luar negeri
Fakta menunjukan bahwa di negara yang menerapkan kebijakan ekonomi
tertutup (inward looking), pola dan hasil industrialisasinya berbeda
dibandingkan di negara-negara yang menerapkan kebijakan ekonomi terbuka
(outward looking).
11. 2. Kasus Indonesia
Jika dilihat sejak awal era pemerintahan orde baru
hingga sekarang, dapat dikatakan bahwa proses
perubahan struktur ekonomi Indonesia cukup pesat.
Namun demikian, penurunan rasio output pertanian
terhadap PDB tersebut tidak berarti bahwa volume
produksi di sektor tersebut berkurang selama periode
tersebut (pertumbuhan rata-rata per tahun negatif).
Penurunan tersebut disebabkan oleh laju pertumbuhan
output (rata-rata per tahun total) di sektor tersebut
relatif lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan
output dari sektor industri.
12. KRISIS EKONOMI 1997/1998
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menjelang akhir tahun 1997 dan mencapai
klimaksnya pada tahun 1998 sangat memukul perekonomian Indonesia. Pada tahun
1998 PDB merosot tajam hingga 13% yang membuat pendapatan per kapita juga
menurun drastis. Merosotnya PDB hingga 13% bukan suatu hal yang kecil,
mengingat bahwa sepanjang sejarah Indonesia sejak 1945 hingga 1996 ekonomi
Indonesia belum pernah mengalami PDB hingga 13%
Dari sisi suplai, sektor industri manufaktur dan sektor konstruksi (bangunan), yang
pada era orde baru bukan saja berkembang sangat pesat, tetapi juga sebagai motor
utama pertumbuhan ekonomi juga mengalami penurunan produksi yang signifikan.
Krisis ekonomi tersebut diawali oleh krisis keuangan dan yang terakhir ini
disebabkan oleh krisis rupiah.
Menjelang pertengahan 1997, ekonomi dari negara-negara Asia , khususnya
Indonesia, Thailand, Malaysia, dan korea Selatan, mulai menunjukkan
kecenderungan memanas, yang salah satu tandanya adalah laju inflasi yang mulai
merangkak naik. Dan menjelang tahun 1998 semakin defisit dan ini biasanya
menimbulkan kenaikan utang, khususnya dari luar negeri.
13. Langkah-langkah yang harus diambil agar krisis
serupa tidak terulang lagi adalah sebagai berikut:
1) Ekspor diperkuat,
2) Ketergantungan pada ULN, impor, dan investasi
jangka pendek atau yang bermotivasi spekulasi
dihilangkan,
3) Sektor perbankan diperkuat,
4) Menerapkan kembali mekanisme penentuan kurs
berdasarkan sistem bebas terkendali, dan
5) Menyiapkan cara/kebijakan penanggulangan krisis
yang bagus dengan memerhatikan semua faktor
yang secara teori sangat memungkinkan
munculnya suatu krisis serupa.