Tubrukan kapal berarti terjadi benturan atau sentuhan kapal yang satu dengan yang lainnya. Bila tubrukan kapal disebabkan oleh hal yang tidak disengaja, oleh hal di luar kekuasaan, atau bila terdapat keragu-raguan mengenai sebab tubrukan kapal, maka kerugian dipikul oleh mereka yang menderita
SAAT AKAN MELAKUKAN SUATU LATIHAN BAIK LATIHAN MEMADAM KEBAKARA, LATIHAN MENCEGAH POLUSI, LATIHAN KESEHATAN, LATIHAN KEAMANAN (ISPS Code), HARUS DISERTAI SKENARIO.
CONTOH SEBAGAI TERLAMPIR.
SCENARIO COMMUNICATION OF LAUNCHING LIFEBOAT No.1 & No.2.
SKENARIO INI DISAMPING MENGAJAR CREW TERBIASA MEMBACA DAN MENGUCAPKAN BAHASA INGGIRS, JUGA UNTUK MEMASTIKAN SEMUA ABK TERBIASA/FAMILIAR DENGAN SETIAP BAGAIMANA MENGHADAPI KEADAAN DARURAT.
SEMOGA MATERI INI BERGUNA.
WASALAM,
Rob'Wild
Capt. PERSOBI WALDEMAR. M
SOPEP MERUPAKAN KEPANJANGAN DARI SHIPBOARD OIL POLLUTION EMERGENCY PLAN, ATAU POLA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT POLUSI MINYAK DIATAS KAPAL,
SOPEP MERUPAKAN BUKU MANUAL, PETUNJUK BAGI PARA NAKHODA KAPAL DAN KKM SERTA SEMUA PERWIRA DAN ABK AGAR MENGERTI, PAHAM DAN PEDULI DENGAN PENCEGAHAN PENCEMARAN MINYAK DARI KAPAL, DAN APABILA TERJADI TUMPAHAN MINYAK DIATAS DEK KAPAL, BAGAIMANA CARANYA AGAR TIDAK TUMPAH KELAUT.
SOPEP INI BERISI FORMAT PELAPORAN KEJADIAN TUMPAH MINYAK KELAUT DAN KEPADA SIAPA-SIAPA SAJA HARUS DILAPORKAN.
DIDALAM SOPEP INI HARUS DISERTAKAN PARTIKULARS KAPAL, DRAWING KAPAL SEPERTI GENERAL ARRANGEMENT, MID SECTION, BILGE-BALLAST AND FUEL OIL TANKS & PIPING PLAN, SERTA NATIONAL CONTACT LIST YANG HARUS SELALU DIUPDATED SEPERTI LINK BERIKUT;
https://shipip.com/wp-content/files/MSC.6_Circ.18_Annex_SOPEP_31_October_2020.pdf
dari semua halaman yang berjumlah lebih dari 60 halaman, silahkan print out hanya negara-negara pelabuhan ang disinggahi saja.
https://youtu.be/4RgM_JyLQxs
Demikian SOPEP LESSONS ini,
Semoga Bermanfaat.
Shalo, Wasalam,
Rob'Wild.
Capt. Persobi Waldemar
persobiwaldemar58@gmail.com
SAAT AKAN MELAKUKAN SUATU LATIHAN BAIK LATIHAN MEMADAM KEBAKARA, LATIHAN MENCEGAH POLUSI, LATIHAN KESEHATAN, LATIHAN KEAMANAN (ISPS Code), HARUS DISERTAI SKENARIO.
CONTOH SEBAGAI TERLAMPIR.
SCENARIO COMMUNICATION OF LAUNCHING LIFEBOAT No.1 & No.2.
SKENARIO INI DISAMPING MENGAJAR CREW TERBIASA MEMBACA DAN MENGUCAPKAN BAHASA INGGIRS, JUGA UNTUK MEMASTIKAN SEMUA ABK TERBIASA/FAMILIAR DENGAN SETIAP BAGAIMANA MENGHADAPI KEADAAN DARURAT.
SEMOGA MATERI INI BERGUNA.
WASALAM,
Rob'Wild
Capt. PERSOBI WALDEMAR. M
SOPEP MERUPAKAN KEPANJANGAN DARI SHIPBOARD OIL POLLUTION EMERGENCY PLAN, ATAU POLA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT POLUSI MINYAK DIATAS KAPAL,
SOPEP MERUPAKAN BUKU MANUAL, PETUNJUK BAGI PARA NAKHODA KAPAL DAN KKM SERTA SEMUA PERWIRA DAN ABK AGAR MENGERTI, PAHAM DAN PEDULI DENGAN PENCEGAHAN PENCEMARAN MINYAK DARI KAPAL, DAN APABILA TERJADI TUMPAHAN MINYAK DIATAS DEK KAPAL, BAGAIMANA CARANYA AGAR TIDAK TUMPAH KELAUT.
SOPEP INI BERISI FORMAT PELAPORAN KEJADIAN TUMPAH MINYAK KELAUT DAN KEPADA SIAPA-SIAPA SAJA HARUS DILAPORKAN.
DIDALAM SOPEP INI HARUS DISERTAKAN PARTIKULARS KAPAL, DRAWING KAPAL SEPERTI GENERAL ARRANGEMENT, MID SECTION, BILGE-BALLAST AND FUEL OIL TANKS & PIPING PLAN, SERTA NATIONAL CONTACT LIST YANG HARUS SELALU DIUPDATED SEPERTI LINK BERIKUT;
https://shipip.com/wp-content/files/MSC.6_Circ.18_Annex_SOPEP_31_October_2020.pdf
dari semua halaman yang berjumlah lebih dari 60 halaman, silahkan print out hanya negara-negara pelabuhan ang disinggahi saja.
https://youtu.be/4RgM_JyLQxs
Demikian SOPEP LESSONS ini,
Semoga Bermanfaat.
Shalo, Wasalam,
Rob'Wild.
Capt. Persobi Waldemar
persobiwaldemar58@gmail.com
2. Apa itu
tubrukan ?
Di dalam Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (KUHD) BabVI mengenaiTubrukan
Kapal pasal 534 disebutkan, “Tubrukan
kapal berarti terjadi benturan atau
sentuhan kapal yang satu dengan yang
lainnya”.
4. Peraturan
Internasional
Mengenai
Pencegahan
Tubrukan
Peraturan tentang lalu lintas di laut secara international pertama
kali diadopsi pada tahun 1960, yang dikenal dengan COLREG 1960.
Proses penyempurnaanColreg dilakukan terus menerus, sampai
pada tanggal 20 Oktober 1972 disetujui oleh semua anggota IMO
pada waktu itu, untuk mengadopsi Colreg yang baru menggantikan
Colreg 1960, yang dikenal dengan Konvensi tentang Peraturan
PencegahanTubrukan di Laut Internasional 1972 (Convention on
the International Regulations for Preventing Collisions at Sea, 1972 –
COLREG 1972).
Di Indonesia dikenal dengan nama PIMTL (Peraturan Internasional
MencegahTubrukan di Laut) atau P2TL (Peraturan Pencegahan
Tubrukan di Laut). Colreg 1972 ini baru diberlakukan sejak tanggal
15 Juli 1977. Indonesia telah meratifikasi walaupun 2 tahun setelah
diberlakukan, yaitu pada tahun 1979 melalui Keputusan Presiden
nomor 50 tahun 1979.
5. Sejak diberlakukannya, P2TL 1972 telah mengalami perobahan-
perobahan dengan amandemen berupa Resolusi2 hasil dari sidang-
sidangAssembly IMO yaitu:
Resolusi A.464(XII), hasil sidangAssembly ke 12 tahun 1981;
Resolusi A.626(15), hasil sidangAssembly ke 15 tahun 1987;
Resolusi A.678(16), hasil sidangAssembly ke 16 tahun 1989;
Resolusi A.736(18), hasil sidangAssembly ke 18 tahun 1993; and
Resolusi A.910(22), hasil sidangAssembly ke 22 tahun 2001.
6. Macam
macam
penyebab
tubrukan
1. Kondisi Cuaca dan iklim
Cuaca diperairan yang memepengaruhi pelayaran diantranya
adalah ketinggian gelombang, kecepatan arus, kecepatan angina
dan cuaca buruk. Ketinggian gelombang adala variabel yang paling
berpengaruh pada faktor kelayakan pelayaran
2. Kondisi Kapal
Layaknya semua moda, kapal juga harus mendapatkan sertifikasi
laik jalan sebelum berlayar. Sebut saja kondisi mesin, kondisi
lambung kapal, hingga sistem navigasinya harus berada dalam
kondisi prima agar setidaknya dapat menjamin keselamatan suatu
pelayaran.
3. Skill Nakhoda
Ini bisa berbuntut pada generalisasi human error, dimana sebagai
pemegang kendali terhadap suatu kapal, tentu saja seorang
nakhoda harus piawai betul dalam mengemudikan kapal yang ia
bawa. Salah-salah, yang ada kapalnya malah bisa karam!
7. 4. Pengelolaan Lalu Lintas Laut
kecelakaan kapal bisa saja karena pengelolaan lalu lintas laut yang
kurang tepat sasaran. Jalur lintasan yang terlalu padat merupakan
salah satu turunan dari penyebab kecelakaan kapal di laut.
5. Equipment Error
Sebenarnya ini merupakan turunan dari poin kedua, namun lebih
rinci. piranti komunikasi yang terpasang di kapal harus benar-benar
berfungsi sebagaimana mestinya. Ini dimaksudkan agar
komunikasi bridge to bridge tetap berjalan lancar – alih-alih
menimbulkan kesalahpahaman karena piranti komunikasi yang
tidak berfungsi secara optimal.
8. Perihal
tubrukan
kapal
sehubungan
dengan
tanggung
jawab atas
kerugian
Jumlah kapal semakin meningkat sehingga lalu lintas kapal di lautan maupun selat
semakin padat dan ramai. Konsekuensinya, risiko tubrukan kapal juga semakin
tinggi. Salah satu aspek yang tidak dapat dilepaskan dari pengangkutan laut adalah
asuransi.
Terjadinya tubrukan kapal akan menimbulkan kerugian yang nantinya bisa jadi
menimbulkan tanggung jawab pada pihak-pihak yang terlibat dalam pelayaran
tersebut. Dalam situasi tertentu, kapal yang sedang berlayar berada dalam keadaan
darurat, sementara untuk menyelamatkannya diharuskan untuk membuang
sejumlah muatan yang kemudian dapat merusak badan kapal. Kondisi ini disebut
dengan general average. Segala kerugian akibat keadaan tersebut ditanggung
bersama-sama oleh pihak-pihak yang terlibat di dalam pelayaran, mulai dari pemilik
dan operator kapal, serta pemilik barang.
Ada pula klausul di dalam asuransi maritim yang diberi judul both to blame collision.
Ketika dua kapal saling bertubrukan atau bersinggungan, langkah pertama adalah
menemukan siapa yang menyebabkan dan bersalah atas tubrukan tersebut. Dalam
keadaan ini tidak dapat ditentukan secara pasti pihak mana yang bersalah, sebab
masing-masing pihak akan menuduh pihak lain yang menyebabkan tubrukan.
Kepastian mengenai kasus ini hanya dapat diketahui melalui keputusan Mahkamah
Pelayaran.
KUHD Indonesia mengatur bila tubrukan terjadi karena hal yang tidak disengaja, di
luar kekuasaan, atau ada keragu-raguan mengenai sebab tubrukan kapal, kerugian
yang terjadi akibat tubrukan ditanggung oleh semua pihak yang menderita. Bila
tubrukan terjadi karena kesalahan salah satu pihak, maka tanggung jawab dipikul
oleh pihak yang bersalah. Adapun bila tubrukan kapal terjadi akibat kedua pihak,
tanggung jawab yang dipikul oleh masing-masing pengusaha adalah seimbang
sesuai dengan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh masing-masing pihak.
9. Bagaimana
cara
mencegah
adanya
bahaya
tubrukan ?
Dengan cara melakukan pengamatan keliling dengan menggunakan
1. Mata
Melihat semua arah ( 3600 )
Isyarat-isyarat yang menarik perhatian baik pada siang hari maupun pada
malam hari.
2. Telinga (mendengar)
Dalam englihatan terbatas seperti :
Kabut
Hujan lebat,
Angin Kencang
Asap tebal
3. Semua alat navigasi seperti :
Alat baring
Radar
Alat baring
Perum gema
RDF ( Radio Direction Finder )
dll.
10. Tindakan
untuk
menghindari
bahaya
tubrukan
1. Jika mengijinkan harus tegas
2. Dalam waktu yang cukup ( Jauh-jauh sudah merubah
haluan) dapat
memperhatikkan kecakapan pelaut yang baik.
Perubahan haluan : Tegas
Perubahan kecepatan : Tegas ( Waktu yang tepat )
Kombinasi antara merubah haluan dan kecepatan
3. Hindarilah perubahan haluan untuk menghidari bahaya tubrukan I
tapi akan menimbulkan masalah ke II atau situas terlalu dekat.