Pendidikan Guru menentukan kualitas guru. Semakin baik pendidikan guru dalam sebuah sistem pendidikan, maka akan semakin baik pula kualitas guru-gurunya. Pendidikan Guru harus dilihat secara komprehensif, dari hulu ke hilir. Pendidikan Guru harus dilihat secara integratif, berkaitan dengan semua komponen dalam sistem pendidikan. Dalam presentasi ini, saya merekomendasikan beberapa usulan untuk transformasi LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) sebagai institusi utama dalam pendidikan guru di Indonesia. Ada 5 hal yang saya sorot, yaitu: 1. Visi Kualitas untuk Guru Indonesia dan Pendidikan Guru Indonesia sesuai Kodrat Zaman 2. Rencana Pengembangan Pendidikan Guru Indonesia Jangka Panjang berdasarkan visi kualitas dan konstruksi keilmuan terkini dan relevan 3. Disposisi LPTK dan komunitas LPTK menjadi berorientasi ilmiah-profesional, menjauhi feodalistik dan mentalitas PNS 4. Fokus pada pengembangan kapasitas secara berkelanjutan (bukan pada akuntabilitas regulasi berorientasi “compliance”) dilandasi komitmen dan kerja keras untuk terus menerus belajar 5. Kolaborasi antara universitas, calon guru/guru, dan sekolah dalam pendidikan calon guru dan guru

1. Transformasi Pendidikan Guru
Indonesia, Transformasi LPTK
Iwan Syahril, PhD
Dekan Fakultas Pendidikan, Universitas Sampoerna
Dipresentasikan pada Seminar Nasional Pendidikan
INSTAGREM (Inspiring Talkshow On Green Campus),
BEM Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,
26 Juni 2019
Image source: https://medium.com/@herdyalmadiptha/the-future-of-indonesian-economy-is-creative-economy-682c73fb534c

2. PROPOSISI
KUALITAS
PENDIDIKAN
KUALITAS
GURU
KUALITAS
PENDIDIKAN
GURU
KUALITAS
PENDIDIK GURU
DAN LEMBAGA
PENDIDIKAN
GURU
!2 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

3. Revitalisasi LPTK
—> Pendidikan Guru
!3 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

4. Mengapa perlu
Pendidikan Guru?
Imagesource:https://www.profellow.com/tips/how-to-answer-why-3-tips-for-fellowship-applicants/
GIFSource:https://tenor.com/search/why-gifs
!4 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

5. Mengajar dengan baik itu sangat kompleks.
Menjadi guru yang baik itu sangat sulit.
GIF source: https://tenor.com/view/friends-ross-joey-chandler-oh-gif-7892590
!5 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

6. Jika menggunakan analogi
bermain catur…
6 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

7. 7 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

8. Sayangnya, kita sering menghadapi
kompleksitas ini dengan cara
memandang enteng.
GIF source: https://tenor.com/view/mr-bean-too-easy-easy-haha-mister-gif-13625767
!8 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

9. Sebuah Kuis Sederhana
Anda siap?
GIFsource:https://tenor.com/view/ready-im-ready-running-gif-4184916
9 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

10. 2 + 2 = ?
!10 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

11. 17 x 24 = ?
!11 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

12. 997 x 599 = ?
!12 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

13. Thinking
Fast and Slow
13 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

14. Thinking
Fast and Slow
Ide-ide utama
Thinking Fast
~ Muncul secara otomatis.
~ Nyaman, impulsif, emosional, optimistik, intuitif.
Thinking Slow
~ Memerlukan upaya dan kesengajaan.
~ Bersifat malas.
~ Upaya tak jamin keberhasilan.
~ Memahami kompleksitas memerlukan slow thinking.
14 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

15. “Apprenticeship of Observation”
(Lortie, 1975)
• The period of time which students spend as observers
in schools before they begin formal teacher education.
• Students spend thousands of hours developing
perceptions of teaching and teachers and thus harbor
deep-seated notions on the nature of academic
content, the structure of pedagogy, and what
constitutes teaching practice.
• “Sudut Pandang ala Penonton”
!15 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

16. 16 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

17. Sekilas tentang kompleksitas “pendidikan”
PENDIDIKANPSIKOLOGI
ANTROPOLOGI
POLITIK
TEKNOLOGIEKONOMIFILOSOFI
HUKUM
SOSIOLOGI
SEJARAHSENI
PEDAGOGI, KURIKULUM, DLL.
17 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

18. Fast Thinking Slow Thinking
18 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

19. “High-leverage practices are the basic
fundamentals of teaching. These practices are
used constantly and are critical to helping
students learn important content. The high-
leverage practices are also central to supporting
students’ social and emotional development.
These high-leverage practices are used across
subject areas, grade levels, and contexts. They
are “high-leverage” not only because they matter
to student learning but because they are basic
for advancing skill in teaching.“
1. Leading a group discussion
2. Explaining and modeling
content, practices, and
strategies
3. Eliciting and interpreting
individual students’ thinking
4. Diagnosing particular
common patterns of student
thinking and development in
a subject-matter domain
5. Implementing norms and
routines for classroom
discourse and work
6. Coordinating and adjusting
instruction during a lesson
7. Specifying and reinforcing
productive student behavior
8. Implementing organizational
routines
9. Setting up and managing
small group work
10.Building respectful
relationships with students
11.Talking about a student with
parents or other caregivers
12.Learning about students’
cultural, religious, family,
intellectual, and personal
experiences and resources
for use in instruction
13.Setting long- and short-
term learning goals for
students
14.Designing single lessons
and sequences of lessons
15.Checking student
understanding during and at
the conclusion of lessons
16.Selecting and designing
formal assessments of
student learning
17.Interpreting the results of
student work, including
routine assignments,
quizzes, tests, projects, and
standardized assessments
18.Providing oral and written
feedback to students
19.Analyzing instruction for the
purpose of improving it
Salah satu hal utama di riset terkini tentang Pendidikan Guru: High Leverage Practices
!19 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

20. “Pendidikan guru menentukan kualitas guru.
Semakin baik pendidikan guru sebuah sistem,
semakin baik pula kualitas guru-gurunya.”
PRE-SERVICE
PHASE
INDUCTION
PHASE
IN-SERVICE
PHASE
PRE-TRAINING
PHASE
Psychoanalitic account
Evolutionary account
Socialization account
MAINSTREAM VIEW MOSTLY IGNORED FRAGMENTEDUNSEEN/FORGOTTEN
!20 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

21. HIGH QUALITY
LOW
QUALITY
Interpretasi Gradasi Kualitas Pendidikan Guru
Indonesia Dari Zaman ke Zaman (Syahril, 2018)
PendidikanGuruSD
Pendidikan
G
uru
SM
P
Pendidikan Guru SM
A
!21 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

22. Beberapa Usulan untuk Transformasi LPTK
1. Visi Kualitas untuk Guru Indonesia dan Pendidikan Guru Indonesia sesuai Kodrat Zaman
2. Rencana Pengembangan Pendidikan Guru Indonesia Jangka Panjang berdasarkan visi
kualitas dan konstruksi keilmuan terkini dan relevan
3. Disposisi LPTK dan komunitas LPTK menjadi berorientasi ilmiah-profesional, menjauhi
feodalistik dan mentalitas PNS
4. Fokus pada pengembangan kapasitas secara berkelanjutan (bukan pada akuntabilitas
regulasi berorientasi “compliance”) dilandasi komitmen dan kerja keras untuk terus
menerus belajar
5. Kolaborasi antara universitas, calon guru/guru, dan sekolah dalam pendidikan calon
guru dan guru
!22 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

23. 1. Visi Kualitas
untuk Guru
Indonesia dan
Pendidikan Guru
Indonesia sesuai
Kodrat Zaman
!23Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

24. Visualisasi Filosofi Ki Hajar Dewantara
!24Ki Hadjar Dewantara, Education 4.0, and Society 5.0 | Iwan Syahril, PhD | 11 May 2019 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

25. Ide sentral dari filosofi Ki Hajar Dewantara
adalah perubahan.
KODRAT KEADAAN
1. KODRAT ALAM
2. KODRAT ZAMAN
“Pemeliharaan kebudayaan harus
bermaksud memajukan dan
menyesuaikan kebudayaan
dengan tiap-tiap pergantian alam
dan zaman.”
Image source: Google Images
!25 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

26. “KODRAT ZAMAN” KITA
ImagesSource:GoogleImages
!26 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

27. “Now genes can be written from
scratch and edited repeatedly, like
text in a word processor.”
“The ability to engineer living things which this
provides represents a fundamental change in the
way humans interact with the planet’s life.
It permits the manufacture of all manner of things
which used to be hard, even impossible, to make:
pharmaceuticals, fuels, fabrics, foods and
fragrances can all be built molecule by molecule.
What cells do and what they can become is
engineerable, too.
Immune cells can be told to follow doctors’
orders; stem cells better coaxed to turn into new
tissues; fertilised eggs programmed to grow into
creatures quite unlike their parents.”
(The Economist, April 4, 2019)
Source: https://www.economist.com/leaders/2019/04/04/the-promise-and-perils-of-synthetic-biology!27Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

28. “New research suggests
that a controversial
gene-editing experiment
to make children
resistant to HIV may also
have enhanced their
ability to learn and form
memories.”
(MIT Technology Review,
Feb 21, 2019)
!28 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

29. Saving Land
By producing proteins from cells, it’s possible
to make food in places where agriculture didn’t
take place before. We may also be able to
repurpose existing arable land that is currently
being used to grow corn and soy for animal
feed.
Saving environment
Cellular agriculture could do more than just
feed us: The flow-on effects could help the
environment, too. Estimates show that cell
cultured-meat would require far less water and
produce far less greenhouse gas.
Saving health
It’s also potentially better for our health: If we
weren’t so reliant on concentrated animal
farming operations, we could rein in problems
with epidemic viruses and antibiotic resistance.
(Quartz, October 3, 2018)
Source: https://qz.com/1383641/the-future-of-food-is-farming-cells-not-cattle/!29Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

30. 2. Rencana Pengembangan Pendidikan Guru Indonesia Jangka Panjang
berdasarkan visi kualitas dan konstruksi keilmuan terkini dan relevan
!30 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

31. 2. Rencana Pengembangan Pendidikan Guru Indonesia Jangka Panjang
berdasarkan visi kualitas dan konstruksi keilmuan terkini dan relevan
Di bawah ini adalah daftar Isi “Handbook of Research on Teacher Education” (2008)
yang bisa menggambarkan body of knowledge di bidang pendidikan guru.
Pertanyaan untuk kita: seberapa dalamkah konstruksi ilmu pendidikan guru di
Indonesia dalam setiap pertanyaan dalam daftar isi tersebut?
1. What’s the point? The purposes of teacher education
2. What should teachers know? Teacher capacities: knowledge, beliefs, skills, and commitments
3. Where should teachers be taught? Settings and roles in teacher education
4. Who teaches? Who should teach? Teacher recruitment, selection, and retention
5. Does difference make a difference? Diversity and teacher education
6. How do people learn to teach? Teacher learning over time
7. Who’s in charge? Authority in teacher education and licensure policy
8. How do we know what we know? Research and teacher education
9. What good is teacher education? The place of teacher education in teachers’ education
!31 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

32. Lonceng Kematian Ilmu Pendidikan Indonesia? (Buchori, 1985)
1. Ilmu Pendidikan Indonesia mengalami “krisis identitas.”
Apa cakupan “ilmu pendidikan” itu? Apakah identik dengan “ilmu keguruan”? Apakah
“ilmu pendidikan” merupakan induk dari “ilmu keguruan”? Lalu pola pengembangan
ilmu pendidikan Indonesia mengambang dan tidak konsisten. Di Program Paska
Sarjana (PPS) konsep “education” sangat luwes, terbuka, dan dapat terus
diredefinisi. Di program S-1, konsep “education” bersifat terbatas, konsentris, dan
menuntut pendalaman dan penghalusan secara terus menerus.
2. Jawaban berdasarkan kesadaran kultural — Pada umumnya, (ilmu pendidikan) kita
hanya memerhatikan pendidikan formal, meremehkan pendidikan non-formal, dan
sangat mengabaikan pendidikan informal.
3. Pemasungan diri sendiri oleh para sarjana pendidikan Indonesia
Kita hanya memerhatikan persoalan-persoalan pendidikan yang terjadi di lingkungan
sekolah saja. Juga, persoalan pandangan hidup atau pertumbuhan pandangan hidup
telah kita sisihkan —sengaja atau tidak — dari agenda pemikiran kita mengenai
masalah-masalah pendidikan. Dengan pengetahuan, wawasan, dan tilikan yang kian
menyempit dan kian mendangkal, mana mungkin kita mampu menyelesaikan
persoalan-persoalan pendidikan yang kian kompleks dan kian membengkak?
!32 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

33. Pedagogi Pendidikan Guru
!33
LEARNING
LEARNING TO TEACH
LEARNING TO TEACH TEACHERS
(TEACHER EDUCATORS)
(STUDENTS)
(TEACHERS)

34. 3. Disposisi LPTK dan komunitas LPTK menjadi berorientasi
ilmiah-profesional, menjauhi feodalistik dan mentalitas PNS
Budaya PNS pada Guru (Bjork, 2005) dan Pendidikan Guru
(Syahril, 2016)
• Loyalty and trust are the most important norms
• The top structure expects absolute obedience from those in
the lower structure. Questioning authority or orders from the
top is not a favorable action and is likely to be punished.
• Following orders and procedures set up by the top
structure is rewarded and guarantees a successful career.
Thus, the main orientation of the Indonesian civil service is
not on producing desirable results or meeting objectives but
rather on following rules and procedures (Lateef et al., 2003).
• Lack of a tradition of meritocracy, which results in an under-
appreciation of expertise in completing work assignments.
!34 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

35. 4. Fokus pada pengembangan kapasitas secara berkelanjutan (bukan
pada akuntabilitas regulasi berorientasi “compliance”) yang dilandasi
komitmen dan kerja keras untuk terus menerus belajar
Sourceimage:https://elearningindustry.com/4-reasons-organization-needs-learning-culture
!35 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

36. 5. Kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan
sekolah dalam pendidikan calon guru dan guru
Calon Guru/
Guru
!36 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

37. Imagesource:https://www.ru.nl/@1190784/current-education-system-truly-bankrupt/
Can our schools of today
lead the learning of
tomorrow?
Image source: https://www.einfochips.com/blog/healthcare-and-machine-learning-the-future-with-possibilities/
!37 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

38. Indonesia needs
700,000 teachers!
!38 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

39. KENAPA “HANYA”
JADI GURU?
!39 Transformasi Pendidikan Guru, Transformasi LPTK | Iwan Syahril, PhD | 26 June 2019

40. Transformasi Pendidikan Guru
Indonesia, Transformasi LPTK
Iwan Syahril, PhD
Dekan Fakultas Pendidikan, Universitas Sampoerna
Dipresentasikan pada Seminar Nasional Pendidikan
INSTAGREM (Inspiring Talkshow On Green Campus),
BEM Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,
26 Juni 2019
Image source: https://medium.com/@herdyalmadiptha/the-future-of-indonesian-economy-is-creative-economy-682c73fb534c
!40