Tiga komoditas berpotensi menjadi komoditas unggulan berdasarkan kriteria ketersediaan sumber daya lokal, keterlibatan masyarakat, dan dukungan sarana prasarana. Komoditas tersebut akan meningkatkan perekonomian masyarakat dan lapangan kerja.
Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024Dr. Zar Rdj
ARAHAN PRESIDEN TERPILIH
1. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR, Menyambungkan infrastruktur besar dengan kawasan-kawasan produksi rakyat: kawasan industri kecil, Kawasan Ekonomi Khusus, kawasan pariwisata, kawasan persawahan, kawasan perkebunan, dan tambak-tambak perikanan;
2. PEMBANGUNAN SDM, Pembangunan SDM dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah, penurunan stunting-kematian ibu-kematian bayi, peningkatan kualitas pendidikan, vokasi, membangun lembaga manajemen talenta Indonesia, dan dukungan bagi diaspora bertalenta tinggi;
3. MENDORONG INVESTASI, Mengundang investasi seluas-luasnya untuk membuka lapangan pekerjaan, memangkas perizinan, pungli dan hambatan investasi lainnya;
4. REFORMASI BIROKRASI, Reformasi struktural agar lembaga semakin sederhana, semakin simple, semakin lincah, mindset berubah, kecepatan melayani, kecepatan memberikan izin, efisiensi Lembaga;
5. PENGGUNAAN APBN, Menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran, memastikan setiap rupiah dari APBN memiliki manfaat ekonomi, memberikan manfaat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024Dr. Zar Rdj
ARAHAN PRESIDEN TERPILIH
1. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR, Menyambungkan infrastruktur besar dengan kawasan-kawasan produksi rakyat: kawasan industri kecil, Kawasan Ekonomi Khusus, kawasan pariwisata, kawasan persawahan, kawasan perkebunan, dan tambak-tambak perikanan;
2. PEMBANGUNAN SDM, Pembangunan SDM dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah, penurunan stunting-kematian ibu-kematian bayi, peningkatan kualitas pendidikan, vokasi, membangun lembaga manajemen talenta Indonesia, dan dukungan bagi diaspora bertalenta tinggi;
3. MENDORONG INVESTASI, Mengundang investasi seluas-luasnya untuk membuka lapangan pekerjaan, memangkas perizinan, pungli dan hambatan investasi lainnya;
4. REFORMASI BIROKRASI, Reformasi struktural agar lembaga semakin sederhana, semakin simple, semakin lincah, mindset berubah, kecepatan melayani, kecepatan memberikan izin, efisiensi Lembaga;
5. PENGGUNAAN APBN, Menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran, memastikan setiap rupiah dari APBN memiliki manfaat ekonomi, memberikan manfaat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Menguraikan tentang toeri-teori dalam ilmu wilayah seperti export base model, teori pertumbuhan jalur cepat, teori pusat pertumbuhan, teori neo-klasik, model kumulatif kausatif, model interregional, dan teori jaringan keterkaitan desa-kota.
Perkembangan klaster industri digambarkan sebagai suatu siklus hidup klaster industri. Siklus hidup klaster merupakan sesuatu hal yang mulai menjadi prioritas untuk dipelajari saat ini (Bergman, 2008). Semenjak tahun 1998 hingga sekarang, telah banyak penelitian dilakukan untuk mempelajari dinamika klaster dengan tujuan mencari bagaimana bentuk siklus hidup klaster (Maskell & Kebir, 2005). Penelitian tersebut dilakukan untuk melakukan identifikasi karakteristik serta kebijakan dan strategi yang diberikan dalam tiap tahapan perkembangan klaster. Selain itu, penelitian dilakukan dengan mempelajari kondisi nyata yang terjadi pada klaster yang telah dikembangkan. Hal itu dilakukan untuk menjawab mengapa klaster-klaster dengan kondisi awal yang sama ketika terbentuk, tetapi hasil perkembangannya dapat jauh berbeda (Bergman, 2008). Kemungkinan hasil perkembangan yang dapat terjadi yaitu terdapat klaster yang berkembang dengan pesat sedangkan lainnya justru mengalami penurunan kinerja bahkan dapat mengalami kegagalan.
Penelitian untuk mengidentifikasi siklus hidup klaster telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan pendekatan yang berbeda-beda ((Swann, 2002); (Brenner, 2004); (Maskell & Kebir, 2005); (Bergman, 2008); (Menzel & Fornahl, 2009)). Brenner (2004) mengemukakan teori klaster serta teori siklus hidup klaster secara lengkap setelah melakukan identifikasi menyeluruh pada keseluruhan tahapan siklus hidup mulai dari entry, exit dan growth. Penelitian tersebut disempurnakan oleh Menzel (2009). Dalam penelitiannya, Menzel (2009) menggunakan pendekatan knowledge-based dalam menganalisa siklus hidup klaster. Penelitian tersebut berhasil menemukan penjelasan mengapa siklus hidup klaster berbeda dengan siklus hidup industri serta menemukan kemungkinan adanya tahap renewal setelah klaster mengalami tahap decline atau lock-in.
Kebanyakan penelitian yang telah dilakukan tersebut menggunakan obyek yaitu spontaneus cluster yang berada pada negara maju. Sedangkan penelitian tentang siklus hidup pada government driven cluster (klaster inisiasi pemerintah) yang biasanya banyak terdapat pada negara berkembang, masih sedikit dilakukan.
Telah diketahui bahwa klaster Industri di Indonesia secara dominan merupakan hasil inisiasi pemerintah (Depperin, 2008). Klaster industri telah menjadi suatu kebijakan pemerintah Indonesia dengan tujuan memperkuat struktur industri Indonesia semenjak tahun 2005 (Depperin, 2007). Tetapi dalam perkembangannya masih belum menunjukkan hasil positif yang signifikan memperkuat struktur industri.Dalam makalah ini penulis membahas tentang Klaster Industri dan Aglomerasi serta study kasus terkait Klaster dan Aglomerasi serta keterkaitan antara Klaster dan Aglomerasi dalam pengembangan ekonomi wilayah.
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanDadang Solihin
Sistem evaluasi yang baru diharapkan mewujudkan integrasi dan saling keterkaitan yang bersinergi dan mempengaruhi antara hasil evaluasi yang satu dengan yang lainnya
Menguraikan tentang toeri-teori dalam ilmu wilayah seperti export base model, teori pertumbuhan jalur cepat, teori pusat pertumbuhan, teori neo-klasik, model kumulatif kausatif, model interregional, dan teori jaringan keterkaitan desa-kota.
Perkembangan klaster industri digambarkan sebagai suatu siklus hidup klaster industri. Siklus hidup klaster merupakan sesuatu hal yang mulai menjadi prioritas untuk dipelajari saat ini (Bergman, 2008). Semenjak tahun 1998 hingga sekarang, telah banyak penelitian dilakukan untuk mempelajari dinamika klaster dengan tujuan mencari bagaimana bentuk siklus hidup klaster (Maskell & Kebir, 2005). Penelitian tersebut dilakukan untuk melakukan identifikasi karakteristik serta kebijakan dan strategi yang diberikan dalam tiap tahapan perkembangan klaster. Selain itu, penelitian dilakukan dengan mempelajari kondisi nyata yang terjadi pada klaster yang telah dikembangkan. Hal itu dilakukan untuk menjawab mengapa klaster-klaster dengan kondisi awal yang sama ketika terbentuk, tetapi hasil perkembangannya dapat jauh berbeda (Bergman, 2008). Kemungkinan hasil perkembangan yang dapat terjadi yaitu terdapat klaster yang berkembang dengan pesat sedangkan lainnya justru mengalami penurunan kinerja bahkan dapat mengalami kegagalan.
Penelitian untuk mengidentifikasi siklus hidup klaster telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan pendekatan yang berbeda-beda ((Swann, 2002); (Brenner, 2004); (Maskell & Kebir, 2005); (Bergman, 2008); (Menzel & Fornahl, 2009)). Brenner (2004) mengemukakan teori klaster serta teori siklus hidup klaster secara lengkap setelah melakukan identifikasi menyeluruh pada keseluruhan tahapan siklus hidup mulai dari entry, exit dan growth. Penelitian tersebut disempurnakan oleh Menzel (2009). Dalam penelitiannya, Menzel (2009) menggunakan pendekatan knowledge-based dalam menganalisa siklus hidup klaster. Penelitian tersebut berhasil menemukan penjelasan mengapa siklus hidup klaster berbeda dengan siklus hidup industri serta menemukan kemungkinan adanya tahap renewal setelah klaster mengalami tahap decline atau lock-in.
Kebanyakan penelitian yang telah dilakukan tersebut menggunakan obyek yaitu spontaneus cluster yang berada pada negara maju. Sedangkan penelitian tentang siklus hidup pada government driven cluster (klaster inisiasi pemerintah) yang biasanya banyak terdapat pada negara berkembang, masih sedikit dilakukan.
Telah diketahui bahwa klaster Industri di Indonesia secara dominan merupakan hasil inisiasi pemerintah (Depperin, 2008). Klaster industri telah menjadi suatu kebijakan pemerintah Indonesia dengan tujuan memperkuat struktur industri Indonesia semenjak tahun 2005 (Depperin, 2007). Tetapi dalam perkembangannya masih belum menunjukkan hasil positif yang signifikan memperkuat struktur industri.Dalam makalah ini penulis membahas tentang Klaster Industri dan Aglomerasi serta study kasus terkait Klaster dan Aglomerasi serta keterkaitan antara Klaster dan Aglomerasi dalam pengembangan ekonomi wilayah.
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanDadang Solihin
Sistem evaluasi yang baru diharapkan mewujudkan integrasi dan saling keterkaitan yang bersinergi dan mempengaruhi antara hasil evaluasi yang satu dengan yang lainnya
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb..
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP POLITIK”.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Raha, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
1. Pengetian Globalisasi.............................................................................. 3
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia................... 4
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi
Dampak Globalisasi.................................................................................. 8
BAB III PENUTUP..................................................................................... 10
A. Kesimpulan.......................................................................................... 10
B. Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11
Sumber daya yang menjadi kendala tersebut secara umum bisa dikategorikan kedalam sumter daya lahan, manusia, modal, teknologi, informasi dan energi. Sumber daya ini tidak lain merupakan faktor produksi atau masukan dalam suatu proses produksi. Jika faktor tenaga kerja, modal, informasi dan teknologi berasal dari manusia, maka yang merupakan pemberian alam adalah sumber daya dan energi. Salah satu kelemahan dari pengelolaan sumber daya alam dinegara-negara berkembang barangkali adalah usaha mengejar pertumbuhan ekonomi dengan cara menguras secara besar-besaran dari sumber daya alamnya tanpa memperhatikan akibat sampingan.
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
Menguraikan cara mengukur perkembangan kawasan perdesaan dengan lima dimensi yaitu ekonomi, sosial budaya, lingkungan jejaring sarna dan prasarana dan kelembagaan dengan menggunakan metode multi-dimensional scaling dan pairwise comparison matrix
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
Menguraikan perkembangan teori Keunggulan dari Keunggulan MUtlak, Keunggulan Komparatif, Keunggulan KOmpetitif sampai Keunggulan Kolaboratif dan maknanya bagi pembangunan kawasan perdesaan.
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaSugeng Budiharsono
Menguraikan tentang korupsi yang akan meningkatkan kemiskinan bahkan terjadi proses pemiskinan. Menggunkan data time series Kemiskinan, IPM< Gini Rasio dan Notre Dame GAIN Index dan CPI dari tahun 2007-2019
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021Sugeng Budiharsono
Menguraikan peran kearifan lokal dalam membangun ketahanan pangan di aras desa. Sebagai contoh pembelajaran adalah pengembangan jetahanan pangan di Kampung (Desa) Salor Indah Distrik (Kecamatan) Kurik, Kabupaten Merauke, Papua
Menguraikan tentang pentingnya kolaborasi dalam menghasilkan inovasi, mulai dari triple Helix of Innovation yang menghasilkan inovasi sampai Quintuple helix of innovation yang menghasilkan eco-innovation> Prinsip kolaborasi ini adalah menghasilkan inovasi, bukan hanya sekedar MoU ..
Mengiraikan definisi daerah tertinggal dari berbagai ahli, kasus daerah tertinggal di Eropa, khususnya di Belanda, dan bagaimana mengembangkan daerah tertinggal di era Revolusi Industri 4.0 agar bisa maju dan berdaya saing tinggi.
Menguraikan kelembagaan (aturan main dan lembaga/organisasinya) pengelolaan sampah di aras masyarakat dengan pendekatan yang baru, yaitu Ekonomi Sirkuler atau Ekonomi Biru. Jadi pengelolaan sampah bukan hanya bertujuan untuk sanitasi tapi juga dalam kerangka pembangunan berkelanjutan. Selain itu juga dibahas mengenai pengelolaan sampah di era Revolusi Industri 4.0.
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...Sugeng Budiharsono
Menguraikan Pengembangan Ekonomi Lokal yang berbasis klaster di era Revolusi Industri 4.0 yang serba digital, dan bagaimana daerah mensikapinya dengan melakukan lompatan raksasa.untuk mencapai Revolusi Industri 4.0 dengan hati-hati, agar jangan sampai terjatuh atau gagal.
Menguraikan tentang perkembangan investasi di Indonesia dalam kurun 3 tahun terakhir baik, PMDN dan PMA menurut sektor dan pulau. Diuraikan juga tentang dampak investasi terhadap pertumbuhan PDRB, kemiskinan, gini rasio dan tingkat pengangguran terbuka
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingSugeng Budiharsono
Menguraikan tentang dampak otonomi daerah terhadap pembangunan daerah dan investasi. Selain itu juga diuraikan tentang pentingnya promosi investasi dan region branding untuk meningkatkan investasi di daerah.
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahSugeng Budiharsono
Menguraikan dampak otonomi daerah dan desentralisasi terhadap penciptaan iklim investasi di daerah. Juga diuraikan tentang peubab dan Indikator Tata Kelola Ekonomi Daerah dari KPPOD. Serta diuraikan juga tentang indeks Tata Kelola Ekonomi Daerah pada Tahun 2016.
Menguraikan kebijakan fiskal dan moneter yang mempengaruhi investasi di Indonesia. Diuraikan juga contoh-contoh kebijakan moneter dan fiskal yang mempengaruhi investasi tersebut.
Menguraikan kebijakan investasi di Indonesia, baik UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal sampai kebijakan ekonomi di era pemerintahan Jokowi-Jk dari Jilid I-VI.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
1. PENENTUAN PRODUK UNGGULAN
KAWASAN PERDESAAN
SUGENG BUDIHARSONO
Unit Manajemen Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Dipresentasikan pada Pelatihan Daring Pusat Pengembangan Kawasan Perdesaan yang
Berdayasaing yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Strategis KAHMI, Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Universitas Nusa Bangsa dan
Alumni Pengembangan Wilayah Perdesaan (APWD) yang diselenggarakan pada tanggal 29-30 Maret 2022
2. TURNPIKE THEORY (1)
Dalam teori pertumbuhan jalur cepat (turnpike theory) yang dipelopori oleh Samuelson,
disebutkan bahwa suatu daerah atau negara perlu untuk mengetahui sektor/komoditi
apa yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan dengan cepat, baik karena
potensi sumber daya alamnya maupun karena sektor tersebut memiliki competitive
advantage untuk dikembangkan.
Perkembangan sektor tersebut akan dapat mendorong perkembangan sektor lainya
karena adanya keterkaitan antar sektor. Untuk negara atau daerah yang sedang
berkembang, pembangunan ekonomi tidak dilakukan secara serentak (imbalance
growth) namun dilakukan dengan menetapkan sektor unggulan, dimana sektor
unggulan ini akan memberi implikasi ke depan (forward linkage) dan ke belakang
(backward linkage) terhadap sektor-sektor lainnya (Hirschman dalam Todaro 1985).
Pembangunan pada sektor-sektor tersebut akan menimbulkan multiplier effect yang
relatif lebih besar terhadap sektor lainnya dan akan berdampak pada percepatan
pertumbuhan ekonomi. Dengan kebutuhan anggaran yang sama, maka sektor unggulan
tersebut akan dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar terhadap
perekonomian.
4. Komoditas Unggulan merupakan
Instrumen dan Motor
Penggerak untuk mempercepat
pembangunan klaster.
Komoditas Unggulan
dikembangkan dari mulai hulu
sampai hilir dan atau terkait
dengan sektor lainnya baik
secara vertikal (vertical value
chain) maupun horizontal
(horizontal value chain), dalam
suatu klaster yang disebut
Porterian cluster (Klaster
Porterian).
Pengembangan komoditas unggulan
mencakup berbagai aktifitas
ekonomi dari hulu hingga
hilir dalam satu sistem rantai pasokan
dan rantai nilai.
Merupakan wujud dari kapitalisasi
potensi klaster yang diharapkan
akan berdampak pada peningkatan
pendapatan dan penciptaan lapangan
kerja.
KOMODITAS UNGGULAN
5. URGENSI PENGEMBANGAN
KOMODITAS UNGGULAN
Meningkatkan
pendapatan
masyarakat dan
mengurangi angka
kemiskinan
Memberikan
implikasi
keterkaitan ke
depan (forward
linkage) dan ke
belakang
(backward linkage)
terhadap sektor
atau komoditi
lainnya
Memperluas
penyerapan tenaga
kerja dan
mengurangi jumlah
pengangguran
Meningkatkan nilai tambah dan
daya saing produk yang dihasilkan
oleh komunitas masyarakat kawasan
perdesaan
Daerah/wilayah/kawasan/negara perlu
untuk mengetahui sektor/komoditi yang
mempunyai potensi besar untuk
dikembangkan dengan cepat, baik karena
mempunyai potensi sumber daya alamnya
maupun karena sektor/komoditi tersebut
memiliki competitive advantage untuk
dikembangkan
7. PROSES PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN
Proses pengembangan Komoditas Unggulan merupakan proses multi
stakeholder dan pembangunan kolaboratif. Sehingga perlu ditumbuhkan
kesadaran kolektif untuk seluruh stakeholder kunci agar mempunyai rasa
memiliki dan tanggungjawab
Masyarakat
Pemerintah:
Pusat, Daerah,
Desa/ Kelurahan
Dunia
Usaha
Masyarakat
Madani (Ormas,
LSM, dll)
Perguruan Tinggi/
Lembaga
Peneilitan PEMBANGUN
AN
KOLABORATI
F
9. Tahap Pengusulan Komoditas Unggulan
Kepala
Desa/Lura
h
Pengurus
Klaster
Pelaku
Usaha
Toga dan
Tomas
Komoditas
Unggulan
Desa/
Kelurahan
Komoditas
X
Komoditas
Y
Komoditas
Z
CALON
KOMODITI
UNGGULAN
1.
1.
10. Tahap Pemilihan Komoditas Unggulan dengan 9
Kriteria
Ketersediaan
Bahan Baku
Ketersediaan
SDM
Ketersediaan
Sarana
Prasarana
Unique
Selling Point
(USP)
Pasar
Domestik
dan Ekspor
Keterlibatan
Masyarakat
Kesesuaian
dengan
Regulasi
Aspek
Lingkungan
Lamanya
Masy. dalam
Melakukan
Usaha tsb.
Keterangan:
Penentuan Prukades berbasis Appreciative Inquiry yaitu
menentukan komoditas unggulan berbasis KEKUATAN dari
kawasan tersebut
KOMODITA
S
UNGGULA
N TERPILIH
NON
Komodita
s
Unggulan
Calon
Komoditi
Unggulan
2.
11. ANALISIS PENENTUAN PRODUK UNGGULAN
• Analisis komoditi unggulan dengan Location Quotient (LQ) atau Revealed Comparative Advantage (RCA), Tipologi Klasssen,
atau Analisis dengan Tabel Input-Output. Alat analisis ini hanya bersifat “retrospektif”.
• Pengembangan komoditi unggulan bukan hanya restrospektif tapi juga prospektif. Perlu metode analisis yang dapat
menganalisis keduanya, misalnya dengan menggunakan proyeksi dengan sistem dinamik. Akan tetapi
permasalahan yang ada biasanya adalah ketersediaan data dan terlalu top down, tanpa melibatkan si pelaku itu sendiri.
• Penentuan Produk Unggulan:
– Mempertimbangkan potensi sumber daya yang ada.
– Usaha/pasar yang telah dilakukan pada masa lalu dan masa yang akan datang
– Berorientasi kepada permintaan jangka pendek dan jangka panjang.
– Bukan hanya untuk pasar lokal, regional, tetapi juga untuk pasar internasional.
– Komoditi unggulan yang dipilih harus diintegrasikan dengan sektor lainnya. Pengembangan komoditi unggulan jangan
hanya satu komoditi saja (single commodity development), namun harus diintegrasikan dengan sektor lainnya
misalnya pariwisata (integrated vertical and horizontal value chain).
– Keberlanjutan (pengusahaan. Pengolahan sampai kepada pengelolaan limbah)
• Untuk mengetahui kondisi komoditi unggulan dari hulu ke hilir menggunakan Analisis Value Chain (Value Chain Analysis).
• Analisis Pengembangan Wilayah dengan menggunakan analisis Sosiogram, Skalogram dan Sistem Informasi Geografi
(Geoghrapical Information System)
• Apakah ada kesulitan menentukan komoditas unggulan dengan metode di atas?
12. KETERSEDIAAN
BAHAN BAKU
A
Diutamakan bahan baku yang
digunakan berasal dari kawasan
perdesaan tersebut. Sehingga
dapat memanfaatkan sumber daya
lokal di kawasan perdesaan dan
tidak menimbulkan ketergantungan
terhadap kawasan lain.
Pengembangan bahan baku menjadi
produk unggulan diharapkan mampu
menimbulkan multiplier effects yang
dapat meningkatkan perokonomian
masyarakat.
Ketersediaan sumber daya
manusia yang kompeten
merupakan faktor utama dalam
pengembangan produk unggulan.
Sumber Daya Manusia berfungsi
sebagai intelectual capital. Tanpa
adanya SDM yang berkompeten,
maka SDA tidak akan terkelola
dengan optimal. Perlu didorong
adanya Balai Pelatihan dan
Pendidikan Kejuruan yang
mendukung pengolahan produk
unggulan.
KETERSEDIAAN SDM
B
13. Ketersediaan sarana dan
prasarana baik sarpras
pendukung hingga sarpras
transportasi, energi, dan
komunikasi yang mendukung dari
proses produksi hingga proses
pemasaran. Sarana Prasarana
seperti jalan, sarpras
pengolahan, hingga IT harus
tersedia untuk mendukung
kegiatan pengembangan
prukades.
KETERSEDIAAN
SARANA DAN
PRASARANA
C
Memiliki USP sangat penting,
agar yang dijual berbeda
dengan yang lainnya yang
ditawarkan oleh pesaing.
Sehingga pelanggan akan
memilih produk yang mempunyai
hal yang berbeda dengan psain
lainnya, namun bukan asal beda,
atau malah nyleneh.
UNIQUE SELLING
POINT
D
14. Produk unggulan memiliki
nilai jual dan berdaya saing
baik di pasar tingkat lokal,
regional dan internasional.
PASAR DOMESTIK
DAN EKSPOR
E
Pengembangan produk yang
diunggulkan harus melibatkan
UMKM. Semakin banyak
UMKM yang terlibat semakin
banyak masyarakat yang
terlibat. Pemanfaatan
masyarakat lokal yang
tergabung dalam UMKM
akan membuka banyak
lapangan pekerjaan.
KETERLIBATAN UMKM
F
15. Adanya regulasi dan deregulasi guna
mendukung pengembangan produk
unggulan. Apabila terdapat kebijakan
pemerintah yang menghambat
pengembangan produk unggulan
kawasan, maka kebijakan tersebut
dapat di-deregulasi. Contoh kebijakan
tentang insentif dari pemda untuk
perbaikan iklim investasi dengan
kemudahan perizinan bagi pengembang
produk unggulan
KESESUAIAN DENGAN
REGULASI
G
Pengembangan produk unggulan harus
mempertimbangkan kesesuaian lahan
dan peruntukan lahan yang ada di
kawasan perdesaan. Selain itu, status
kepemilikan lahan yang akan
dikembangkan merupakan milik
masyarakat atau aset desa.
Pengembangan produk yang
diunggulkan harus ramah
lingkungan dengan kata lain
tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan. Dengan demikian,
pengembangannya berjalan
secara berkelanjutan.
Misal pengembangan produk
jagung tidak boleh ditanam di
lahan yang memiliki kemiringan
tertentu karena akan
mengakibatkan erosi.
Proses produksi yang
menghasilkan limbah wajib
diperhatikan pengelolaannya.
ASPEK LINGKUNGAN
H
16. Kegiatan pengembangan produk
yang diunggulkan merupakan
kegiatan yang sudah membudaya
dalam kehidupan sehari-hari oleh
masyarakat di kawasan perdesaan.
Misalnya pembuatan kerajinan
anyaman di Tasikmalaya sudah
dilakukan secara turun temurun dan
menjadi budaya tersendiri pada
masyarakat lokal disana.
LAMANYA MASYARAKAT
DALAM
MELAKUKAN USAHA
TERSEBUT
I
18. PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN
No KOMODITAS KRITERIA Klasifikasi
Komoditas*)
Ketersediaan
bahan baku
SDM yang
berkompeten
Sarana dan
Prasarana
UniqueSelling
Point(USP)
Pasar
Domestik
dan ekspor
Keterlibatan UKM
dan pengusaha
besar
Lamanya
masyarakat
melaksanakan
usaha
Keseuaian
dengan
regulasi
Aspek
Lingkungan
1.
2.
3.
Keterangan:
*) Klasifikasi: (1) Komoditas Potensial dan (2) Komoditas Unggulan
19. KUESIONER PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN (1)
No
Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
Nilai
1
Ketersediaan
bahan baku secara
lokal
Kurang dari 25 persen bahan baku tersedia secara
lokal = 0
3 0
Antara 25-50 persen bahan baku tersedia secara
lokal = 1
Antara 50 – 75 persen bahan baku tersedia secara
lokal = 2
Lebih dari 75 persen bahan baku tersedia secara
lokal = 3
2
Ketersediaan
SDM lokal yang
berkompeten
Kurang dari 25 persen SDM terampil tersedia secara
lokal = 0
3 0
Antara 25-50 persen SDM terampil tersedia secara
lokal = 1
Antara 50 – 75 persen SDM terampil tersedia secara
lokal = 2
Lebih dari 75 persen SDM terampil tersedia secara
lokal = 3
20. KUESIONER PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN (2)
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
Nilai
3
Ketersediaan
sarana dan
prasarana
yang berkaitan
dengan
pengembanga
n komoditas
unggulan
Aksesibilitas dari dan ke lokasi kawasan tempat lokasi
pengembangan komoditas unggulan buruk = 0
4 0
Aksesibilitas dari dan ke lokasi kawasan tempat lokasi
pengembangan komoditas unggulan cukup baik = 1
Aksesibilitas dari dan ke lokasi kawasan tempat lokasi
pengembangan komoditas unggulan baik dan
prasarana lainnya penunjang pengembangan
komoditas unggulan (energy dana tau air baku dan
atau internet) kurang baik = 2
Aksesibilitas dari dan ke lokasi kawasan tempat lokasi
pengembangan komoditas unggulan baik dan
prasarana lainnya penunjang pengembangan
komoditas unggulan (energy dana tau air baku dan
atau internet) cukup baik = 3
Aksesibilitas dari dan ke lokasi kawasan tempat lokasi
pengembangan komoditas unggulan baik dan prasarana
lainnya penunjang pengembangan komoditas unggulan
(energy dana tau air baku dan atau internet) cukup baik =
4
21. KUESIONER PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN (3)
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
Nil
ai
4
Unique
Selling Point
(USP)
Produk tidak memiliki perbedaan dan keunikan
dibandingkan dengan produk dari wilayah lain = 0
2 0
Produk memiliki perbedaan dengan produk dari
wilayah lain= 1
Produk memiliki USP dibandingkan dengan wilayah
lain = 2
5
Pasar
domestik dan
ekspor
Tidak memiliki prospek untuk menjangkau pasar
nasional = 0
2 0
Komoditas memiliki prospek untuk pasar dengan
jangkauan secara nasional dan atau ekspor = 1
Komoditas memiliki prospek untuk pasar dengan
jangkauan secara nasional dan ekspor = 2
6.
Keterlibatan
masyarakat
dan UMKM
Kurang dari 25 persen masyarakat dan UMKM terlibat
dalam pengembangan komoditas unggulan = 0
3 0
Antara 25-50 persen masyarakay terlibat dalam
pengembangan komoditas unggulan = 1
Antara 50-75 persen masyarakay terlibat dalam
pengembangan komoditas unggulan = 2
Lebih 75 persen masyarakay terlibat dalam
pengembangan komoditas unggulan = 3
22. KUESIONER PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN (4)
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk Nilai
7
Kreatifitas
masyarakat
Masyarakat masih belum ada Kreatifitas mengembangkan
komoditas unggulan = 0
2 0
Sebagian kecil masyarakat sudah mempunyai Kreatifitas
mengembangkan komoditas unggulan = 1
Sebagian besar masyarakat sudah mempunyai Kreatifitas
mengembangkan komoditas unggulan = 2
8
Kesesuaian
pengusahaan calon
komoditas
unggulan dengan
regulasi
Pengusahaan komoditas tidak sesuai dengan regulasi= 0
1 0
Pengusahaan komoditas tidak sesuai dengan regulasi= 1
9
Dampak
pengusahaan
komoditas
unggulan terhadap
lingkungan
Pengusahaan calon komoditas unggulan akan
menimbulkan dampak negative berat terhadap
lingkungan = 0
3 0
Pengusahaan calon komoditas unggulan akan
menimbulkan dampak negative sedang terhadap
lingkungan = 1
Pengusahaan calon komoditas unggulan akan
menimbulkan dampak negative kecil terhadap lingkungan
= 2
Pengusahaan calon komoditas unggulan tisak akan
menimbulkan dampak negative = 3
23. MULTIDIMENSIONAL SCALING
• MDS digunakan untuk membangun 'peta' yang menunjukkan
hubungan antara sejumlah objek berdasarkan tabel jarak antar
objek (Manly, 1994 dalam Alder et al., 200).
• MDS dapat menghasilkan “peta” jarak yang tidak bias dari
suatu lokasi relatif (Clarke, 1993 dalam Pitcher dan Preikshot,
2001).
• MDS dapat menghitung bilangan metrik dan non-metrik
• Teknik ordinasi memprakirakan konfigurasi (ordinasi) titik
dalam ruang t-dimensi (biasanya 2 atau 3 dimensi) dengan
menggunakan jarak Euclidean (Euclidean distance). Jarak
Euclidean antar titik dihitung dengan menggunakan formula
Pythagoras.
• Jarak Euclidean ruang 2 dimensi:
25. KELAYAKAN MODEL MDS
Stress (%) Kesesuaian
0,0 – 2.5 Sempurna
2,5 – 5,0 Sangat Bagus
5,0 – 10,0 Baik
10,0 – 20,0 Cukup
>20,0 Kurang
n
Vf
i
Vf
n
i 1
2
)
1
(.,
)
1
,
(
2) RMS = R2 =
RMS = R2 ≥ 0,60 bagus
1) Nilai Stress =
26. PENGGUNAAN SOFTAWARE MDS
• Untuk memudahkan penghitungan nilai indeks dapat digunakan software
MDS yang telah dibuat oleh The Fisheries Center, University of British
Columbia, Vancouver, Canada, yaitu RAPFISH. Tetapi untuk pengukuran
indeks perkembangan desa perlu disesuaikan peubah dan skornya sesuai
dengan dimensi, peubah dan indikator perkembangan desa (sebut saja
RAPDESA).
• Pitcher (1999) menyatakan prinsip dasar dan fitur utama Rapfish, yang
dimodifikasi menjadi RAPDESA:
– Menghasilkan nilai indeks dimensi dan leverage attributes dimensi
– Menangkap sifat multivariat pembangunan desa
– Menangkap sifat multidisiplin pembangunan desa
– Skor atribut bisa berupa campuran biner, ordinal atau rasio
– Skor terbaik dan terburuk yang ditetapkan memberikan titik referensi tetap
untuk ordinasi statistik
– Teknik ordinasi tidak membuat asumsi distribusi
– Atribut yang tidak terkait dengan keberlanjutan dieliminasi sejak dini
– Dapat menunjukkan perubahan status sejalan dengan waktu
– Dapat direplikasi
– Kemudahan mengkoreksi
– Kemudahan memperbarui tanpa gangguan
– Teknik cepat
– Dapat menganalis satu individu desa
33. Pentingnya Unique Selling Point (USP)
• USP adalah konsep pemasaran yang pertama kali
diusulkan sebagai teori untuk menjelaskan pola
dalam kampanye iklan yang sukses di awal 1940-
an. Istilah ini dikembangkan oleh pelopor
periklanan televisi Rosser Reeves pada tahun 1960
dalam bukunya Reality in Advertising.
• Memiliki USP sangat penting, agar yang dijual
berbeda dengan yang lainnya yang ditawarkan oleh
pesaing. Sehingga pelanggan akan memilih produk
yang mempunyai hal yang berbeda dengan psain
lainnya, namun bukan asal beda, atau malah
nyleneh.
34. DEFINISI USP oleh Reeves
• Setiap iklan harus membuat proposisi kepada konsumen —
tidak hanya kata-kata, kepalsuan produk, atau iklan etalase
(show-window advertising). Setiap iklan harus mengatakan
kepada setiap orang yang melihatnya: "Beli produk ini,
untuk keuntungan khusus ini."
• Proposisi haruslah salah satu yang tidak dapat atau tidak
ditawarkan oleh pesaing. Itu harus unik — baik dalam
merek atau klaim yang tidak dibuat oleh bidang iklan
tertentu.
• Proposisi harus cukup kuat untuk menggerakkan massa,
mis., Menarik pelanggan baru dan juga pelanggan
potensial.
35. DEFINISI USP (2)
• Jim Blythe (2010) dalam bukunya Marketing Essentials menyatakan
bahwa USP mengandung satu fitur produk yang paling menonjol
berbeda dari pesaing, dan biasanya fitur yang memberikan manfaat
unik kepada konsumen.
• Felix et al. (2012) mendefinisikan USP sebagai meningkatkan posisi
dan daya jual perusahaan dan produk secara dramatis dengan
mencapai tujuan berikut:
– Unik - membedakan produk barang dan jasa yang dijual berbeda
dengan pesaing dan menempatkan posisi suatu
perusahaan/organisasi pada pilihan yang lebih logis
– Jual - membujuk orang lain untuk membeli produk atau layanan.
– Proposisi - penawaran yang disarankan untuk diterima.
36. KRITERIA BERBEDA DENGAN PESAING
• Penting. Perbedaannya memberikan manfaat yang sangat bernilai
bagi pembeli target.
• Khas. Pesaing tidak menawarkan perbedaan, atau perusahaan dapat
menawarkannya dengan cara yang lebih khas.
• Unggul. Perbedaannya lebih unggul daripada cara-cara lain bahwa
pelanggan mungkin mendapatkan manfaat yang sama.
• Berkomunikasi. Perbedaannya dapat dikomunikasikan dan terlihat
oleh pembeli.
• Lebih awal. Pesaing tidak dapat dengan mudah menyalin
perbedaannya.
• Terjangkau. Pembeli mampu membayar perbedaannya.
• Menguntungkan. Perusahaan dapat memperkenalkan perbedaan
secara menguntungkan.
37. TIGA DAYA TARIK DALAM MEMBUAT USP
• Daya tarik rasional melibatkan kepentingan pribadi dengan mengklaim
produk akan menghasilkan manfaat tertentu seperti nilai atau kinerja.
Dipercaya secara luas bahwa pembeli industri paling responsif terhadap
daya tarik rasional karena mereka memiliki pengetahuan tentang
produk, dilatih untuk mengenali nilai, dan bertanggung jawab kepada
orang lain atas pilihan mereka. Konsumen, ketika mereka membeli
barang-barang tertentu, juga cenderung mengumpulkan informasi dan
memperkirakan manfaat.
• Daya tarik emosional berupaya membangkitkan emosi negatif atau
positif yang akan memotivasi pembelian. Pemasar mencari proposisi
penjualan emosional yang tepat. Bahkan ketika produk tersebut mirip
dengan produk kompetisi, mungkin ada asosiasi unik yang dapat
dipromosikan.
• Daya tarik moral diarahkan pada perasaan audiens tentang apa yang
benar dan pantas. Ini sering digunakan untuk mendesak orang untuk
mendukung tujuan sosial.
38. TAHAPAN PEMBUATAN USP (1)
Identifikasi
Kelompok
Sarasan
Identifikasi
Masalah yang akan
dipecahkan
Menyenaraikan
Manftaan Khas
Terbaik
Menentukan Janji
Mengkombinasikan
dan Mengeolah lagi
Memformulaikan USP
Menguji USP
Menyebarkan USP
Menghidupkan USP
39. TAHAPAN PEMBUATAN USP (3)
• Menghidupkan USP. Setelah memiliki USP,
fokuslah untuk melakukannya - dengan sangat
baik dan konsisten. Lebih baik dari orang lain.
• Menyebarkan USP. USP yang sudah diuji sudah
dapat dipromosikan, dan yang lebih penting
akan memudahkan berkomunikasi dalam
memasarkan produk barang dan jasa, dan
kelompok sasaran dapat memahaminya dengan
cepat dan mudah.
40. CONTOH USP PRODUK YANG TERKENAL
• FedEx: When it absolutely, positively has to be
there overnight.
• M & Ms (Mars Incorporated): The milk chocolate
melts in your mouth, not in your hand.
• De Beers: A diamond is forever.
• Piza Domino: You get fresh, hot pizza delivered to
your door in 30 minutes or less or it's free.
• Mercedez Benz: Mercedes Driver Prevails
Pedestrian
41. POSITIONING STATEMENT (1)
• Seiring berjalannya waktu USP digantikan oleh positioning
statement yang dipolpulerkan oleh Al Ries dan Jack Trout
(1980) dalam bukunya yang berjudul Positioning: Battle For
Your Mind.
• Positioning adalah pendekatan yang berupaya memandu
penempatan pesan tentang produk barang dan jasa ke dalam
benak calon pelanggan.
• Positioning sangat penting untuk berkomunikasi dalam
masyarakat yang terlalu banyak berkomunikasi.
• Cara termudah untuk masuk ke pikiran seseorang adalah
menjadi yang pertama di sana. Jika tidak bisa menjadi yang
pertama, maka harus menemukan cara untuk memposisikan
diri secara kompetitif terhadap produk, layanan, ide, atau
orang pertama yang sebenarnya.
42. POSITIONING STATEMENT (2)
• Posisi merek atau bisnis ada di mata calon pelanggan. Positioning
adalah bagaimana membedakan barang dan jasa yang diproduksi
dalam pikiran calon pelanggan. Artinya, memposisikan produk
terdesebut dalam pikiran calon pelanggan.
• Masyarakat terlalu banyak berkomunikasi. Bahkan 30 tahun yang
lalu ada begitu banyak iklan sehingga harus benar-benar bekerja
untuk menembus kebisingan.
• Sulit untuk mengubah pikiran. Strategi terbaik sesuai dengan yang
dipikirkan orang dan direncanakan untuk menambah atau
memindahkan persepsi yang ada, tidak sepenuhnya mengubahnya.
Begitu pikiran dibuat, hampir tidak mungkin untuk berubah.
Pikiran hanya menerima apa yang cocok dengan pengetahuan atau
pengalaman sebelumnya.
• Membuat pesan sederhana. Pesan sederhana akan mudah diingat
dan dapat mengaitkannya kepada produk barang dan jasa yang
ditawarkan.
43. POSITIONING STATEMENT (3)
• Buat kategori yang bisa dimenangkan. Tentukan kategori secara
berbeda sehingga menjadi yang terbesar / terbaik / terpesona.
Lebih baik menjadi ikan besar di kolam kecil dan kemudian
memperluas kolam.
• Cari lubangnya. Kemudian mengisinya. Apa yang tidak dimiliki
pesaing dalam posisi mereka. Apa manfaat pelanggan yang tidak
ditangani atau dieksploitasi oleh pesaing?
• 80% pembelajaran berlangsung melalui mata. Kata-kata penting.
Terutama dalam bisnis jasa. Perlu memiliki frasa. Visualisasikan
kata-kata yang digunakan. Tujuannya adalah untuk mengarahkan
ide-ide verbal ke dalam pikiran.
• Mengisolasi target yang sempit biasanya merupakan langkah
pertama dalam menemukan posisi yang efektif. Semakin sempit
dan semakin baik sasaran, semakin baik. Hal ini akan membantu
memperjelas posisi.
44. MINDSHARE – MARKETSHARE –HEARTSHARE
• Positioning juga umumnya dikenal sebagai pemasaran
mindshare. Tujuannya adalah untuk mengajukan klaim
terhadap asosiasi kognitif dalam benak konsumen,
menghubungkan merek dagang dengan klaim manfaat
sebagai "sederhana, konsisten, dan sesering mungkin.
• Dari mindshare ini maka kita mengharapkan seberapa besar
produk barang dan jasa yang dapat dijual (market share)
dibandingkan dengan pesaing.
• Penguasaan market share saja tidak cukup, tetapi pelanggan
harus tetap diikat dengan memberikan nilai tambah
sebanyak mungkin kepada pelangan dengan meningkatkan
kepuasan pelanggan, yang disebut dengan heart share