3. T E O R I L A H A N P E R K O T A
A N
1
2
3
4
David Ricardo “Principles
of Political Economy and
Taxation”
Agar dapat membayar sewa,
petani harus menghasilkan lebih
banyak output/produk daripada
input. Hal ini disebut dengan
surplus hasil pertanian, dan
surplus ini adalah nilai ekonomis
atas sewa lahan atau disebut juga
sebagai Agrarian Rent; harga sewa
akan lebih mahal dikarenakan
lahan yang subur dan/atau lokasi
lahan yang dekat dengan pasar
(karena biaya transportasi
berkurang).
J.H. Von Thunen
Konsep nilai sewa “market
proximity”
Lahan pertanian di sekitar pasar atau
lokasi jual-beli akan melalui sebuah
proses kompetisi, di mana satu bidang
tanah akan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan bidang tanah
lain yang lebih jauh.
Semakin dekat lahan pertanian dengan
pasar, maka akan semakin rendah
biaya transportasi menuju ke pasar,
sehingga biaya sewa lahan pertanian
yang dekat dengan pasar tersebut akan
lebih mahal disbanding yang lebih jauh
Richard Melancthon
Hurd “Principles of
City Land Values”
Nilai lahan tergantung pada
nilai sewa sesuai lokasi lahan,
semakin dekat suatu lahan
dari pusat aktivtas ekonomi,
maka semakin tinggi nilai
lahan tersebut (value is
dependent on proximity).
Alfred Marshall
“location value”
Nilai suatu lahan ditentukan
dengan seberapa besar nilai
sewa pertanian dan nilai
letak lahan. Nilai lahan
perkotaan ditentukan
dengan menambahkan
faktor lokasi kepada nilai
suatu lahan pertanian (there
is a parallelism in the price
of urban and agricultural
land).
4. 1
2
3
Multiple nuclei
theory (Haris dan
Ullman)Banyak wilayah kota
memiliki lebih dari satu titik
pusat perhatian, dan tiap
pusat tersebut
mempengaruhi penggunaan
lokasi lahan untuk tujuan
tertentu. Teori berikutnya
tidak hanya menjelaskan
mengapa wilayah kota
tumbuh, tetapi juga untuk
menjelaskan alasan
pertumbuhan tersebut, dari
sinilah muncul konsep
multiplier.
Concentric zone
thesisDikembangkan oleh Ernest
W. Burgess. Berdasarkan
studi empiris pada kota
Chicago, dimana
pertumbuhan kota dilihat
sebagai rangkaian lingkaran
konsentris, yang meluas
secara radial dari central
business district (CBD).
Ada lima zona: zona CBD,
zona transisi, zona
perumahan masyarakat
berpenghasilan rendah,
zona perumahan dengan
kelas yang lebih baik, dan
zona komuter.
Axial development
theoryDasar untuk teori ini adalah
aksesibilitas yang
dipertimbangkan dalam hal
waktu dan jarak tempuh, dan
terdapat keterbatasan pada
fasilitas transportasi perkotaan.
Pergerakan akan terkonsentrasi
pada rute tertentu, dan bentuk
dari perluasan kota akan
dikendalikan oleh ketersediaan
fasilitas transportasi.
Sector theory
Diformulasikan oleh Hoyt,
menyatakan bahwa
pertumbuhan (kota) akan
terjadi pada jalur
transportasi tertentu dan
biasanya akan mengikuti
jenis pemanfaatan lahan
yang sama (similar types of
land use). Contoh:
Perluasan dari sektor low-
income akan tergantung
dari lokasi baru dimana
terdapat peluang kerja.
T E O R I P E R T U M B U H A N K O T
A
4
5
Teori Economic
BaseDibagi menjadi dua
kategori, : base dan service
Base merupakan aktifitas
ekspor yang menyediakan
(supply) barang dan layanan
untuk memenuhi
permintaan bagi orang non
lokal yang tinggal di luar
area kota, yang pada
akhirnya akan membawa
uang masuk ke dalam kota
tersebut;
Service merupakan aktifitas
menghasilkan barang dan
jasa untuk dikonsumsi oleh
penduduk yang berada di
dalam kota tersebut ,
dengan tujuan untuk
memenuhi permintaan
lokal.
5. KONSEP STRUKTUR PERKOTAAN: MODEL
PERTUMBUHAN KOTA
Concentric Zone Model (E.W. Burgess, 1925), merupakan
descriptive model dan berasal dari pendekatan ekologi.
Zone I. The Central Business District
Distrik ini terdiri dari pusat retail/ aktivitas ekonomi, sosial, budaya
dan politik.
Zone II. Zone in Transition
Distrik ini terdiri dari pemukiman kumuh yang disebabkan oleh
perilaku bisnis dan lembaga di Zona I, dan berada dalam lingkaran
industri (wilayah koloni imigran, rumah kos, area tunawisma, berbagai
aktivitas pelanggaran hukum, dll)
Zone III. Zone of Second-generation Immigrant Settlement
Penduduk zona ini adalah pekerja independen, yang ingin tinggal
berdekatan dengan lokasi pekerjaan dan di dekat Central Business
District, termasuk juga tempat rekreasi.
Zone IV. Middle-class Residential District, or the Zone of Better
Residences
Zona dimana mayoritas kelas menengah (penduduk asli yang lahir di
Amerika) bertempat tinggal, misalnya pengusaha kecil, golongan
profesional, dll.
The Sector Model (H. Hoyt, 1930s), bagian dari descriptive
model yang juga merupakan kritik terhadap concentric zone
model sebelumnya.
Sesuai dengan data, Hoyt menyatakan bahwa :
• CBD bukan satu-satunya pusat komersial dan budaya, dan batas-
batasnya tidak selalu eksplisit seperti yang dijelaskan dalam model
konsentris. Ada jalur perdagangan yang membentang dari CBD di
sepanjang jalan utama;
• Distrik grosir biasanya tidak sepenuhnya mengelilingi CBD;
• Daerah industri cenderung menempel ke pinggiran kota, di mana
mereka akan mengikuti jalur kereta api, lembah sungai, dll;
• Rumah para pekerja tidak memiliki kecenderungan untuk
mengelilingi CBD;
• Daerah pemukiman berstandar tinggi kadang-kadang berdekatan
dengan CBD;
• Banyak kelompok sosial yang berbeda ditemukan dalam zona
komuter, sehingga tidak memiliki fitur yang homogen seperti yang
dijelaskan dalam model konsentris.
6. Multiple-nuclei Model (Harris dan Ullman, 1940s),
berbeda dengan model concentric dan sectoral
sebelumnya, model ini menjelaskan kemungkinan sebuah
kota memiliki inti/pusat yang lebih dari satu.
Empat factor yang menjelaskan bahwa model pertumbuhan suatu
kota akan mengarah ke multi-nuclear city, dimana setiap pusat
aktivitas merupakan pusat spesialisasi tertentu:
• Beberapa jenis penggunaan (lahan) membutuhkan fasilitas
khusus masing-masing yang harus dialokasikan di luar CBD;
• Aktivitas pada satu distrik disebabkan karena faktor eksternal
ekonomi dari jenis kluster tertentu (seperti distrik kantor, distrik
legal, dst);
• Aktivitas tertentu yang merugikan, seperti industri yang
berbahaya dan area pemukiman dengan kepadatan tinggi.
• Aktivitas tertentu yang tidak mampu untuk membayar sewa yang
tinggi atas lokasi yang paling aksesibel, sehingga mereka
Model of urban structure (P.Mann, 1950s)
• Model penggunaan lahan perkotaan Inggris.
• Kombinasi dari ide-ide Burgess dan Hoyt dengan lingkaran
konsentris dan sektor.
• Berbasis di Sheffield, Nottingham dan Huddersfield.
Keterbatasan dan Keuntungan:
• Sekali lagi tidak ada referensi lanskap fisik.
• Tidak ada pengakuan dari beberapa pusat dalam model Harris dan
Ullman.
• Tidak mengabaikan munculnya reurbanisasi yang terjadi hari ini
dengan
• regenerasi pusat industri tua yang membusuk.
• Mengambil peran dewan estat di pinggiran kota.
KONSEP STRUKTUR PERKOTAAN: MODEL
PERTUMBUHAN KOTA
7. Mills’s Model
Model matematis yang
menjelaskan ukuran dan struktur
wilayah kota.
Model ini merupakan reaksi pasar
terhadap kondisi pendapatan dan
atau produksi suatu kota.
Penemuan empiris menunjukkan
bahwa ukuran dan pertumbuhan
kota dapat dipengaruhi oleh
pendapatan dan peluang tenaga
kerja yang tersedia di suatu kota
tersebut.
Model ini menjelaskan kondisi
produksi dengan mengasumsikan
bahwa terdapat 3 aktivitas yang
terjadi di perkotaan, meliputi:
• Produksi barang dan/atau jasa
dinyatakan melalui fungsi
produksi Cobb-Douglas
• Transportasi antar kota di
mana persentase lahan yang
digunakan untuk sistem
transportasi didefinisikan
• Aktivitas perumahan
dinyatakan melalui fungsi
produksi Cobb-Douglas
KONSEP PERTUMBUHAN KOTA
MODEL YANG MENJELASKAN DINAMIKA STRUKTUR PERKOTAAN DILIHAT DARI BIAYA
TRANSPORTASI
The Lowry Model
Model operasional yang dibuat
berdasarkan satu perangkat aktivitas,
biasanya berupa perumahan dan
pelayanan lokal, dari perangkat lain
yang berbasis pekerjaan dasar.
Terdapat 2 kategori:
1. Basic employment activities
(industri, lembaga bisnis dan
administrasi, non-local demand);
2. Non-basic employment activities
(bisnis retail dan sektor lain yang
menyediakan local demand).
Asumsi bahwa lokasi dari non-basic
employment bergantung pada lokasi
basic empoyment. Sehingga lokasi dari
basic employment bersifat
independent.
Populasi basic employment
𝑃𝑗 = P𝐸𝑖 𝑓1
(𝐶𝑖𝑗) / 𝑖𝑗 𝐸1 𝑓1
(𝐶𝑖𝑗)
E : total pekerjaan dihitung dari basic
employmentdengan economic base
relationship
P : populasi
Fungsi Cij : fungsi umum dari biaya
Model yang dikembangkan oleh G.T Lathrop
dan J.R Hamburg ini berusaha untuk
mengalokasikan beberapakegiatan ke berbagai
situs/lahan kota, sehingga haliniberkaitan
dengan pengaturan tata ruang kota.
Model menyatakan bahwa untuk menentukan
peringkat lahan kota
dimungkinkandengankesesuaian jarak
atauwaktutempuhmasing-masingdari pusat
kota.
Masing-masing lahan memiliki
kesempatanmasing-masinguntuk
menentukanaktivitas tertentusecaramandiri.
Tujuanutamadaripenilaianiniadalahmenentukan
kesempatan optimal untukmasing-
masinglokasi;
Jumlah agregat dari aktivitas yang dialokasikan
𝐴𝑗 = A( 𝑒−10
- 𝑒−𝑙(𝑂+𝑂 𝑗)
)
Aj = jumlahaktivitas yang bias dialokasikan
pada zona j;
A = jumlahkeseluruhanaktivitas yang
An Opportunity-
Accessibility Model
8. KONSEP HARGA LAHAN PERKOTAAN
FENOMENA PENGGUNAAN LAHAN PERKOTAAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN EKONOMI,
TERUTAMA DALAM HAL PERMINTAAN LAHAN PERUMAHAN
L. Wingo Model
Mode
inimenjelaskanbahwas
eseorangakanmembay
arlebihataskedekatanj
araklokasitanahdenga
npusatkota, yang
akanmemberikankeunt
unganatasbiaya
transport dan
nilaikeuangan yang
samaataswaktu yang
terbuangketikabepergi
an.
Permintaan terhadap
lahan
q = (
𝑎
𝑝
)
𝑏
q =
permintaanlahansuatu
kota
p = hargalahan
a dan b merupakan
parameter yang
digunakan
Populasi suatu kota
n = 𝐴 = 2𝜋 0
𝑡𝑚 𝑡
𝑞(𝑡)
𝑑𝑡
W. Alonso Model
Berdasarkan commutation cost, dengan asumsi dasar
bahwa kota berupa dataran (tidak ada singularitas
topografi) dan fasilitas transportasi yang setara
untuk setiap bagian kota.
Asumsi utama :
1. Semua pekerjaan dan jasa terkonsentrasi di pusat
kota, dan nilai lokasi pemukiman hanya
tergantung pada jarak dari pusat;
2. Pemilihan lokasi pemukiman oleh masyarakat
terdiri dari dua alternatif: lahan yang luas untuk
rumah atau biaya transportasi murah dan
pengurangan biaya lain selain sewa lahan
tersebut;
3. Pengeluaran dari rumah tangga sesuai dengan
pendapatan.
Asumsi tambahan :
1. Pasar persaingan sempurna berlaku antara
pemilik rumah;
2. Pemilik rumah dapat menemukan lokasi dimana
harga lahan tidak melebihi Pr, adalah harga yang
sesuai dengan kurva permintaannya;
3. Lahan yang tersedia untuk tempat tinggal sesuai
dengan permintaan ;
4. Pemilik lahan menerima sewa penuh yang berasal
dari kesesuaian lokasi.
R = P (r) . q +K (r) + Pz . Z
Penn-Jersey Model
Tidak hanya menjelaskan
nilai lahan saat ini, tetapi
juga dapat memprediksi
nilai di masa depan
berdasarkan nilai pada
waktu tertentu.
Asumsi awal : kota dibagi
menjadi beberapa distrik
dan tidak terdapat biaya
transportasi.
Asumsi tambahan : rumah
tangga yang tertarik untuk
memperoleh tempat
tinggal diklasifikasikan ke
dalam 3 golongan (low,
medium dan high income)
dan memiliki perilaku yang
sama mengenai
permintaan terhadap
lahan.
Adapun asumsi perilaku
yang dimaksud :
1. Ukuran tempat tinggal
2. Daya tarik distrik
perumahan
3. Ketidaknyamanan
transportasi
Pada 𝑍 𝑛 , denganasumsi KK
setuju untuk membayar
Dynamic Urban Land-price
Development Models
Menjelaskan faktor-faktor yang
berperan pada keseluruhan
perubahan harga lahan
perkotaan (termasuk
pertumbuhan kota, faktor
makro ekonomi yang
mempengaruhi harga dan juga
faktor perencanaan dan
finansial yang mempengaruhi
pasar lahan).
Dengan urbanisasi, sewa akan
bergantung pada : teknologi,
kelembagaan, pajak dan biaya
pengembangan.
Mekanisme spekulasi lahan
karena terdapat
ketidaksempurnaan dari pasar
lahan; serta terdapat
perbedaan dalam sewa yang
diantisipasi dalam biaya
pemeliharaan dan juga tingkat
bunga. Ketika perbedaan yang
diantisipasi berubah, maka
terdapat perubahan nilai
kapitalisasi lahan (yang
dicerminkan oleh fenomena
spekulatif)
Vt = nilai tanah pada waktu t
r = nilai suku bunga
R = nilai sewa lahan pada saat i
9. FENOMENA PENGGUNAAN LAHAN PERKOTAAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
EKONOMI,
TERUTAMA DALAM HAL PERMINTAAN LAHAN PERUMAHAN
Konsep
Sherman I.
Maisel
Meneliti
hubungan
harga lahan
untuk single-
house family
di Amerika,
dan
hubungannya
dengan
kenaikan
harga lahan
perkotaan
secara
umum.
Faktor yang
berpengaruh:
• Pertumbuh
an
populasi
penduduk
kota
• Peningkata
n
pendapata
n
• Tren
inflasi
• Kekuranga
n lahan
Rene Mayer Model
Asumsi bahwa nilai
lahan merupakan
pencerminan biaya
dan kenyamanan
atas
perjalanan/transport
asi pada saat yang
bersamaan.
Model ini
memperkenalkan
faktor keterbatasan
lahan yang dianggap
sebagai akibat dari
kelangkaan.
Harga lahan terdiri
dari 4 elemen
QL = a (nilai tanah
pertanian) +b ( nilai
infrastruktur) +c
(kapitalisasi sewa
karena pertumbuhan
penduduk) +d
(kapitalisasi sewa
karena keterbatasan
lahan)
Qm = QL + Q(t)
Qm = nilai lahan
perkotaan pada
lomasi m mengalami
peningkatan sesuai
Wendt’s Model
Kritik terhadap teori nilai lahan yang
dikemukakan oleh Haig. Wendt mengemukakan
kerangka teoritis mengenai pengembalian yang
diharapkan (expected net returns) dari suatu
lahan.
V=
𝑅 𝑥 − 𝐶 𝑥
𝑟
Faktor yang mempengaruhi expected revenues
(𝑅 𝑥) yaitu populasi, rata-rata pengeluaran
untuk urban services (Y), dayatarikkota (Pu),
pasokan lahan kompetitif (S) dan investasi
publik (PI)
Faktor yang mempengaruhi expected costs
(𝐶 𝑥)yaitu pajak lokal, biaya operasional, bunga
atas modal yang diinvestasikan (saat ini dan
masa depan), depresiasi (sekarang dan masa
depan)
Tingkat kapitalisasi (r) dipengaruhi oleh suku
bunga, risiko investasi dan capital gain
possibility
Sehinggapengembalian yang diharapkan yang
menggambarkannilailahanadalah:
Poyhonen’s Model
Model ini menekankan
pentingnya hak guna
bangunan dan ukuran lahan
terhadap harga sebuah lahan.
Pt = price of the site per
square metre in the year 1,
A,= population (in 1000) of
the locality in the year t
R =
measure of the building right,
E = utilization value of the value of
the site in question,
E. = average utilization value of sites
in the locality, computed separately
for inside and corner sites,
r0 = a statistical parameter and
r = the so-called distance of location
from the centre of the city.
T’= T’-T0 = measure of the
influence of the size of the site,
T = area of the site under
consideration,
T0 = a statistical parameter, in 1000
m2
r = r1 +a2r2+ ... +akrk,
where r = the so-called distance of
location from the centre of the city,
r1 = distance along route r, and
a;= the corresponding weight
indicative of the significance of this
route.
Salmela’s Model
Model ini berkaitan
dengan harga lahan
pada pembangunan
dinamis
Harga lahan sesuai
dengan jumlah lantai
dalam m² dipengaruhi
oleh jarak dari pusat
kota, koefisien lantai
bangunan dan
pengembalian
tahunan dari harga
lahan
y = 𝑓1 (r) . 𝑓2 ( 𝑒 𝑟) . 𝑓3 (I)
y = price of the site
according to the
equivalent of floors in
square metres,
r = the distance from
the town centre
e, = the building
coefficient cf the site
I = the annual change
in land prices
Y =
1
𝑟 + 𝑟0
. 𝑦′
y = price of land
r = distance from the
centre,
ro = the specific fixed
10. M A R K E T F O R C E S
FAKTOR DEMAND
Faktor yang mempengaruhi permintaan lahan:
• Aksesibilitas
• Fasilitas
• Kualitas lingkungan
• Biaya dan sarana transportasi
• Aktivitas pendukung
• Faktor social
Tipe demand :
• Pembeli yang preferensinya memanfaatkan
lahan (Use value)
• Pembeli yang preferensinya pada investasi
akibat kenaikan nilai lahan dimasa depan
(Exchange value)
Land value = Aggregate gross revenue –
expected cost
Capitalisation rate
FAKTOR SUPPLY
Faktor yang mempengaruhi supply lahan:
• Intervensi perencanaan guna lahan
(rencana tata ruang) membatasi ekspansi
ruang bagi kegiatan tertentu.
• Batasan fisik lahan (physical constraint)
• Perilaku pemilik lahan (Preferensi harga,
ekspektasi dan adat/kebiasaan) asi akibat
kenaikan nilai lahan dimasa depan
(Exchange value)
11. Models of Urban Land Use and Land
Allocation
A B C D
Office
URBAN
LAND USES
AND THE
BID-RENT
MODEL
VARIASI BIAYA
LAHAN DAN
TRANSPORTAS
I
BERDASARKAN
JARAK DARI
PUSAT KOTA
12. KONSEP SEWA LAHAN PERKOTAAAN
$ / Q
O 𝑞0 𝑞 /𝑡
AFC
AVC
ATC
MC
𝑝2
𝑒
𝑝1
𝑑
𝑝0
𝑎
𝑏
𝑐
MARSHALL
• Biaya total rata-rata (ATC) adalahjumlahbiayatetap
rata-rata (AFC) dan biayavariabel rata-rata (AVC).
• Jika harga output turun di bawah 𝑷 𝟎 , perusahaan
akan ditutup. Jika harga di atas 𝑷 𝟎 , maka
perusahaan memperoleh pengembalian (di atas
AVC) yang kemudian dapat digunakan untuk
mengimbangi biaya tetap (AFC). Pengembalian
tersebut disebut sebagai quasi-rent (semu).
• Istilah quasi-rent, berlaku untuk faktor produksi
tetap, bukan hanya tanah.
• Memang perlu membedakan antara sewa tanah dan
sewa sebagai pengembalian barang modal apa pun,
Marshall menggunakan istilah quasi rent (seperti
O
P
MC
AC
Rent
Q/t
$ / Q
O
P
MC
AC
Rent
Q/t
$ / Q
O
P
MC
AC
Q/t
$ / Q
Average
Revenue
RICARDO
• Nilai sewa lahan
ditentukan oleh
kualitasnya (kesuburan).
• Contoh : Secara alami,
tanah dengan kualitas
yang lebih baik akan
menghasilkan output
lebih dibandingkan biaya
yang diperlukan untuk
menghasilkan output
tersebut.
• “Kelebihan” atau
perbedaan antara nilai
output pada tanah dengan
kualitas buruk dengan
tanah kualitas baik maka
• Konsep sewa ini diilustrasikan dengan
gambar berikut Pertama, sewa di bidang A
harus ditentukan dari bidang marginal C
dan bukan dari bidang B, karena B juga
mendapat sewa tetapi C tidak.
• Kedua, Ricardo tidak mempertimbangkan
perubahan dalam organisasi produksi,
upaya tambahan, atau pengeluaran input
tambahan saat harga naik. Artinya, gagasan
Ricardo tidak melihat pergerakan sepanjang
kurva biaya marjinal
• Produksi pertanian akan meluas ke lahan
marginal (tanah yang tidak dapat diolah
secara menguntungkan dengan harga lebih
rendah).
• Ketika lahan marjinal dimasukkan ke dalam
produksi, ini menyiratkan bahwa pemilik
tanah dengan kualitas baik (subur atau
13. A
B
C
D
City
B
C
Model Von Thunen
A : Vegetables,
dairy, grain
B : Forest
C : Pasture
D : Hunting
𝑅 𝐴
𝑅 𝐵
𝑅 𝐶
𝑅 𝐷
𝑂
$
Rent
km
Use A
Use B
Use C Use D
1
2
3
Margins of land-use
transfer
A
B
C
D
Distance
from market
(km)
Von Thunen Rent :
Location Theory
• Sewa lahan = fungsi dari
lokasi, bukan dari
kesuburan tanah atau iklim
• Menganggap kualitas tanah
di isolated state itu seragam
(bertentangan dengan
gagasan Ricardo yang
menyatakan bahwa kualitas
tanah bervariasi)
• Fungsi jarak-sewa untuk
berbagai penggunaan lahan
menurun dengan laju yang
berbeda, karena biaya
produksi dan biaya transfer
berbeda
• Perubahan penggunaan
lahan terjadi pada margin
intensif (margin transfer
penggunaan lahan).
• Perluasan margin terjadi
ketika fungsi jarak-sewa
memotong sumbu
horizontal
• Petani akan menyewa
dengan harga tinggi ketika
lahannya dekat dengan
pusat kota.
• Pemerintah sangat mungkin
O
Differential
Rent
𝑄0
$ / Q
Price
Scarcity
Rent
MC
Q per time
periodKarl Marx
1. Differential rent :
• Ketika harga hasil pertanian naik maka produksi akan meluas
ke lahan marginal. Dengan demikian, tanah dengan kualitas
lebih baik akan menghasilkan sewa lebih tinggi. Konsep ini
identik dengan konsepsi sewa Racardian
• Differential rent mungkin juga terjadi ketika harga output
naik. Contoh : petani akan lebih berupaya (tenaga kerja,
pupuk, dll) untuk menghasilkan tanaman di lahan yang tidak
marjinal
2. Absolute rent :
Mengacu pada sewa yang dapat ditagih pemilik bahkan pada
tanah yang tidak mengalami sewa diferensial. Sewa absolut dapat
dianggap sebagai scarcity rent (sewa kelangkaan), yaitu sewa
yang dihasilkan ketika harga lebih besar dari biaya marjinal
(terjadi ketika persediaan sumber daya terbatas seperti halnya
tanah dan sumber daya alam lainnya)
Jika lahan dibatasi sejumlah 𝑄 , perbedaan antara sewa
KONSEP SEWA LAHAN PERKOTAAAN
14. LAND RENT AND SOIL
DEPLETION
Aspek Definisi/Keterangan Rumus
Perdurable
Matrix (Flow
Resource)
Sumber daya aliran murni pada zona tidak kritis.
Ditentukan oleh lokasi, iklim, sub-tanah, drainase,
nutrisi yang tidak ada habisnya, bantuan makro dan
sebagainya
Pedapatan bersih dari semua
sumber ini dianggap sewa
Conservable
flow
Konservasi dalam hal ini adalah upaya yang ditujukan
untuk membatasi hilangnya aliran sumber daya.
Diperlukan upaya pelestarian karena tanah/lahan
tetap diharapkan akan menghasilkan pendapatan di
masa depan.
Sewa = pendapatan – biaya
konservasi
Revolving
fund
Unsur kesuburan tanah yang tidak ekonomis untuk
dilestarikan tetapi ekonomis untuk diganti atau
diperbaharui dengan material yang diimpor dari luar
lokasi.
Pendapatan adalah pengembalian
(mirip dengan pengembalian
investasi modal). Tidak ada sewa
Expendable
surplus
Mirip dengan perdurable matrix, namun pada
expendable surplus sifatnya terbatas. Nilai likuidasi
elemen-elemen ini melebihi nilai yang diharapkan di
Sewa = pendapatan- biaya
penipisan (depletion charge)
Untuk menganalisis sewa tanah dan besaran yang dapat dikenakan pajak, maka perlu mempertimbangkan
empat aspek ekonomi atau karakteristik tanah, meliputi :
15. K O N S E P H A K M I L I K
The Property Right Model
1. Kesulitan yang inherent dalam penentuan hak sepenuhnya
Transaction costs Transfer, capture, and protection of rights
2. Kepemilikan komoditi yang terbagi
Dua atau lebih individu dapat memiliki atribut berbeda dari
komoditas yang sama
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi kepemilikan
4. Hubungan antara hak individu dan organisasi
5. Fitur operasional model hak property
6. Pendekatan hak milik versus model walrasian
Hak milik positive transaction cost
Model walrasian perfectly competitive and transaction costs
are zero
16. PANDANGAN: FAKTOR PENENTU SEWA
LAHAN
Bermula dari teori Adam Smith
dan Ricardo mengenai sewa
lahan pertanian
Untuk lahan pertanian, faktor
penting dalam memutuskan
apakah akan membawa lebih
banyak marginal land ke dalam
produksi yaitu dilihat dari harga
barang-barang pertanian yang
diproduksi. Jika harga naik,
maka menjadi ekonomis untuk
menggarap lahan yang kurang
produktif.
John Stuart Mill:
tidak memiliki konsep
baru mengenai sewa
lahan, tetapi setuju
dengan gagasan Ricardo
dan membela konsep
Ricardian tentang sewa
tanah.
Henry Carey:
berpendapat bahwa,
ketika harga hasil
pertanian naik,
pertanian meluas ke
tanah yang kualitasnya
lebih baik daripada
kualitas yang lebih
buruk
(berdasarkan
pengamatan di Amerika)
Henry George:
Kepemilikan pribadi atas tanah secara inheren
bersifat monopolistik
Sewa adalah surplus ekonomi yang tidak
dihasilkan oleh kewirausahaan
Tanah harus dimiliki oleh publik, atau jika
dimiliki secara pribadi, kelebihannya harus
dikenai pajak
Henry George menyadari bahwa tanah memiliki
karakteristik khas (peculiar) dalam sistem
sosio-ekonomi
17. P A N D A N G A N I S L A M
RELEVANSI PANDANGAN ISLAM TERHADAP
LAHAN
• >20% populasi dunia dipengaruhi prinsip Islam
• Prinsip Islam menawarkan kesempatan untuk meningkatkan
hak milik
• Prinsip Islam berperan dalam seluruh aspek kehidupan sehari-
hari
PENERAPAN HUKUM ISLAM TERKAIT LAHAN
• Perlindungan terhadap hak atas properti menjadi prioritas dalam hukum
Islam (syariah)
• Penerapannya dapat beragam dan berbeda antar negara muslim
18. P A N D A N G A N I S L A M
ELEMEN KUNCI DALAM PANDANGAN ISLAM TERKAIT
LAHAN
1. Hak atas Tanah dan Bangunan
• Al Qur’an menekankan menghormati hak milik pribadi, namun harus
dipertanggung-jawabkan.
• Pada prinsipnya, orang yang menggunakan tanah memiliki prioritas.
2. Akses terhadap Lahan
• Zakat : orang yang tidak memiliki lahan/rumah merupakan kelompok penerima
manfaat.
• Kepemilikan tanah terpecah-pecah di negara-negara Muslim. Penyebab :
kompleksitas perolehan lahan dan pembagian hak waris
3. Jenis Kepemilikan
• Kepemilikan penuh lahan (mulk): kepemilikan pribadi penuh (freehold)
• Lahan milik negara (miri): akses transportasi dan kepentingan umum dapat
dibangun oleh pemerintah
• Tanah yang diberkahi (waqf): properti yang secara permanen/tetap digunakan untuk
19. P A N D A N G A N I S L A M
ELEMEN KUNCI DALAM PANDANGAN ISLAM TERKAIT
LAHAN
Prinsip-Prinsip Islam untuk Kelompok Penduduk Tertentu
Wanita Muslim
Memiliki hak untuk memperoleh, menggunakan, mengelola, mewarisi dan menjual
properti termasuk lahan. Tidak kehilangan hak milik ketika menikah dan dapat
membeli properti menggunakan penghasilannya dan dapat menerima hadiah dari
keluarganya/suaminya.
Anak-Anak dan Pemuda
Islam mengedepankan hak anak-anak termasuk anak yatim.
Kaum Minoritas
Al-Qur'an menjamin perlindungan terhadap kaum minoritas non Muslim yang
tinggal di Negara Islam
Migran dan Pengungsi
Organization of Islamic Conference (OIC): Islam menghormati migran dan mereka
yang mencari perlindungan
20. P A N D A N G A N I S L A M
PENERAPAN PANDANGAN ISLAM TERHADAP LAHAN
Manajemen Lahan
• Konsep keadilan (adl) dan konsultasi (shura).
• Peran negara mengawasi tanah untuk kepentingan masyarakat.
• Sistem informasi lahan yang berkaitan dengan hak atas tanah, penggunaan dan
nilainya.
• Sistem informasi pertanahan bukan konsep eksklusif dari Barat melainkan
masyarakat Muslim.
Hak Waris
• Ilmu waris merupakan bidang hukum Islam yang paling rinci.
Wakaf
• Pada wakaf, seorang pemilik secara permanen mengendapkan harta benda, hasil
atau pendapatannya, untuk penggunaan kesejahteraan umum/kelompok
tertentu/anggota keluarga.
• Di beberapa negara, wakaf dibatasi seperti Mesir yang menghapuskan/sangat
membatasi wakaf atas nama land reform. Di India, wakaf dinasionalisasi dengan
penguasaan tanah berada di bawah kendali kementerian atau dewan khusus.
• Terdapat dukungan di kalangan umat Muslim untuk gagasan wakaf di tingkat lokal,
21. P A N D A N G A N I S L A M
PENERAPAN PANDANGAN ISLAM TERHADAP LAHAN
Penyelesaian Sengketa
• Berbagai lembaga hukum/individu dalam menerapkan Hukum Islam :
Hakim Muslim (qadi)
Kantor administrasi seperti Ombudsman (muhtasib) dan
Otoritas hukum informal seperti penetapan fatwa
• Konsep mediasi atau konsiliasi ditemukan dalam Al-Qur'an dan termasuk konsiliasi
(sulah)
Pembiayaan Mikro dalam Islam
• Prinsip-prinsip pembiayaan Islam muncul dari ideologi ekonomi dan nilai-nilai yang
didasarkan pada pencapaian masyarakat yang adil dan merata
• Keuangan mikro Syariah: pinjaman oleh lembaga keuangan mikro yang sesuai
dengan hukum Islam dan prinsip ekonomi Islam, khususnya larangan praktik riba
Penanganan Permukiman Kumuh
• Pembiayaan mikro untuk program perumahan efektif yang mengikuti prinsip dan
etika Islam
• The Slum Upgrading Facility (SUF) di UN-HABITAT memiliki proyek percontohan di
Indonesia dan Tanzania (di mana ada Mayoritas Muslim) serta Ghana dan Sri Lanka
22. K E S I M P U L A N
• Secara umum, pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi serta
prediksi pembangunan pada masa depan mempengaruhi
peningkatan nilai lahan.
• Pertumbuhan kota berimplikasi pada harga lahan
• Harga lahan pada umumnya berkaitan dengan dua jenis faktor :
ekonomi makro dan tren sosial-ekonomi nasional
• Sewa lahan dipengaruhi oleh kualitas tanah dan hasil produksi
(biasanya untuk lahan pertanian) serta lokasi yang dicerminkan
melalui kedekatan dengan pusat kota
• Prinsip Islam terhadap lahan berpeluang untuk meningkatkan akses
dalam hal mengamankan kepemilikan lahan.
DEFINISI LAHAN
TEORI LAHAN PERKOTAAN
TEORI PERTUMBUHAN KOTA
KONSEP LAHAN PERKOTAAN
KEBIJAKAN LAHAN DAN PERTUMBUHAN KOTA
PERTUMBUHAN KOTA DAN NILAI EKONOMIS LAHAN
ALOKASI LAHAN KOTA
KONSEP SEWA LAHAN
PANDANGAN ISLAM TERHADAP LAHAN
4. Terdapat suatu hubungan tertentu antara sebuah aktivitas dengan beberapa aktivitas lainnya di dalam suatu kota sehingga menjadi sebuah “multiplier”, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan suatu kota dihasilkan dari beberapa aktivitas yang saling mempengaruhi.
5. Wilayah perkotaan merupakan pusat dari kegiatan utama masyarakat, dan tingkat suatu urbanisasi berhubungan erat dengan tingkat keunggulan suatu kota dibandingkan dengan wilayah perkotaan lainnya.
Teori economic base menyatakan hubungan sebab dan akibat antara kegiatan base dan kegiatan services yang pada akhirnya akan mempengaruhi populasi suatu kota.
Peningkatan jumlah kegiatan base yang terletak di suatu perkotaan akan meningkatkan aliran pendapatan ke dalam kota tersebut itu, hal tersebut akan juga meningkatkan volume aktivitas layanan yang ada di dalam kota. Volume aktivitas layanan di dalam kota yang meningkat pada akhirnya akan menarik tenaga kerja baru berasal dari daerah lain dan menyebabkan populasi akan bertumbuh.
1. Zone II: Keluarga dan individu akan berusaha keluar dari zona ini dikarenakan untuk peningkatan kualitas hidup, maka akan mereka akan pindah ke Zona III atau yang lebih jauh.
Pandangan sewa tersebut berasal dari mazhab ekonomi marginalis yang muncul pada tahun 1800-an. Namun, itu bukan konsep sewa yang dianjurkan oleh para ekonom klasik (David Ricardo, John Stuart Mill, Karl Marx) dan oleh ekonom neoklasik Alfred Marshall, yang semuanya menganggap sewa hanya dikaitkan dengan tanah.
Dengan kenaikan harga, produksi dapat menutup semua biaya termasuk pengembalian modal yang memadai yang digunakan dalam produksi.
Sewa lahan perkotaan dapat dilihat sebagai perbedaan antara harga lahan perkotaan pada kondisi eksisting dengan economic cost daerah baru di perkotaan (harga tanah pertanian ditambah biaya pengembangan).
Beberapa koefisien seperti aksesibilitas ke fungsi-fungsi kota, menghasilkan harga yang lebih rendah di daerah perkotaan yang baru dibandingkan pada perkotaan eksisting. Jadi, pada pasar lahan perkotaan dengan kemungkinan pasokan terbatas, small segment dapat memiliki efek yang besar. Contoh : kemampuan orang-orang dari small segment yang dapat membayar dengan harga yang tinggi pada lokasi yang diinginkan (dapat di pusat kota maupun suburban) dapat mendorong peningkatan harga pada daerah-daerah tersebut (berdasarkan The Ricardian housing-to-land-prices theory).
Sebagian besar negara-negara Muslim telah meratifikasi Konvensi tentang Hak Anak tahun 1989 dan mendukung jaminan dan hak yang harus didapatkan oleh masing-masing anak.
Contoh : periode Ottoman yang mempunyai sistem registrasi tanah yang berkembang pesat dan terkendali, untuk tujuan pendapatan dan menyelesaikan sengketa tanah, dan semua informasi terkait tanah tersedia; Morocco sistem informasi pertanahan dengan dukungan internasional; Yaman telah menerapkan proses sertifikasi tanah.
Tanah dengan kepemilikan penuh (mulk) diwarisi menurut hukum Islam, sementara hak atas tanah negara (miri) diwariskan di luar aturan warisan Islam. Tetapi di lain pihak, hukum waris ini dapat berakibat pembagian tanah tidak ekonomis, tanah menjadi terlalu kecil karena terbagi-bagi.
Sulah: ..orang-orang yang dipercaya dipanggil untuk menetapkan sengketa di luar pengadilan melalui kesepakatan bersama, mediasi (wasta), maupun arbitrase resmi (tahkim).
Contoh sukses pembiayan mikro
Contoh sukses : Grameen Bank di Bangladesh (1976) untuk memberikan pinjaman tanpa agunan kepada kaum miskin di pedesaan untuk tujuan usaha; Hodeidah (1997) sebagai keuangan mikro terbesar ketiga di Yaman untuk melayani klien yang sangat miskin di kawasan pesisir Laut Merah; Arab (2004), meningkatkan akses perbankan untuk kredit kepada klien wanita (dari 36% menjadi 60%)
Contoh pembiayaan perumahan: , misalnya, memfasilitasi pembelian, konstruksi dan perbaikan rumah, cicilan pelayanan dasar atau proses pendanaan sertifikasi tanah.
). SUF bekerja dengan aktor lokal untuk membuat proyek perbaikan permukiman kumuh "Bankable" - yaitu, menarik untuk bank ritel, properti pengembang, lembaga pembiayaan perumahan, penyedia layanan lembaga keuangan mikro, dan perusahaan utilitas.