Dokumen tersebut membahas tentang gambaran umum fisik dan ekonomi di dua kelurahan, yaitu Kelurahan Airmata dan Kelurahan Kampung Solor. Dokumen juga membahas tentang perencanaan kota di kedua kelurahan tersebut berdasarkan teori Sirvani. Di antaranya membahas tentang tata guna lahan, bentuk dan massa bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka hijau, jalur pejalan kaki, dukungan aktivitas, serta simbol dan
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daerah kelurahan airmata sampai pada kelurahan kampong solor adalah suatu daerah yang
juga dikenal sebagai daerah “KPB” atau daerah “Kawasan Pusat Bisnis” atau nama lain yang
muncul kemudian merupakan daerah yang merupakan daerah pusat dari setiap kegiatan ekonomi
dan perdagangan. Seperti yang dapat terlihat pada sepanjang jalan yang dipenuhi dengan
bangunan-bangunan pertokoan maupun pusat perbelanjaan lainnya.
Daerah ini menentukan kehidupan kota. karena segala bentuk perkembangan fisikal baru
akan terjadi di wilayah ini. sehingga tatanan kehidupan kota pada masa yang akan datang sangat
ditentukan oleh bentuk, proses dan dampak perkembangan yang terjadi di KPB tersebut. Tanpa
adanya perhatian khusus pada KPB ini, sangat dimungkinkan terjadi suatu bentuk dan proses
perkembangan fisikal kota baru yang mengarah pada dampak negatif.
KPB dari Kawasan Perkotaan adalah daerah sepanjang jembatan selam yang berada di
kelurahan airmata sampai pada daerah kelurahan kampung solor. Di pihak lain, KPB juga
berbatasan langsung dengan daerah pesisir pantai, di mana sebagian besar penduduknya
beprofesi sebagai nelayan. Padahal sudah diketahui bahwa KPB ini merupakan pusat kegiatan
ekonomi dan perdagangan kota. Suatu keniscayaan yang muncul didalamnya adalah menurunnya
produktivitas laut atau hasil pendapatan dari masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai nelayan.
Konflik antara mempertahankan produktivitas laut untuk kepentingan masyarakat sekitar di satu
sisi dan mempertahankan KPB di sisi lain untuk kepentingan perkembangan fisikal baru sector
kota merupakan bentuk konflik pemanfaatan lahan paling mencolok. Tidak berlebihan kiranya
mengatakan bahwa KPB ini seolah-olah merupakan ajang pertempuran (battle front) antara
pengelolaan kawasan pesisir pantai dan pembangunan kawasan pertokoan maupun pusat
perbelanjaan, di mana tidak pernah ada kenyataan empiris yang mengemukakan bahwa
pengelolaan kawasan pesisir pantai memenangkan peperangan di kawasan ini.
Jelas kiranya, dampak yang bakal muncul dimasa yang akan datang berkenaan dengan
perkembangan kota terhadap KPB yang terkait dengan kehidupan dan penghidupan masyarakat
sekitar, khususnya bagi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.
2. 2
Di daerah kelurahan airmata dan kelurahan kampong solor ini cenderung terjadi konflik
tentang tanah antara pemanfaatan ruang bagi kepentingan industry, pendidikan, pariwisata
maupun prasarana pendukung lainnya.
Pada dasarnya dengan adanya KPB maka setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini
dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yag dinamakan dengan perubahan-
perubahan. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan
suatu perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian
dibandingkan dengan keadaan masyarakat pada masa lampau.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, pada intinya merupakan suatu
proses yang terjadi terus menerus, ini artinya bahwa masyarakat pada kenyataannya akan
mengalami perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi pada suatu masyarakat dengan
masyarakat yang lain tidaklah sama. Kerena ada yang disebut perubahan sosial dan perubahan
ekonomi. Untuk perubahan ekonomi terkait dengan perubahan kondisi fisik dan beberapa aspek
yang terkait didalamnya. Sebagaimana perubahan yang terjadi di Kelurahan airmata dan
kelurahan kampong solor.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum fisik dan ekonomi di kelurahan airmata dan kelurahan
kampung solor?
2. Bagaimana perencanaan kota di kelurahan airmata dan kelurahan kampung solor sesuai
dengan teori sirvani?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran umum fisik dan ekonomi di kelurahan airmata dan kelurahan
kampong solor.
2. Untuk mengetahui perencanaan kota di kelurahan airmata dan kelurahan kampung solor
sesuai dengan teori sirvani.
3. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori-Teori Perkembangan Kota
Dalam kerangka perencanaan wilayah, yang dimaksud dengan ruang wilayah
adalah ruang pada permukaan bumi dimana manusia dan makhluk lainnya dapat
beraktifitas. Perencanaa ruang wilayah adalah perencanaan penggunaan atau pemanfaatan
ruang wilayah, yang intinya adalah perencanaan penggunaan lahan (land use planning)
dan perencanaan pergerakan pada ruang tersebut.
Teori konsentris: teori ini dikemukakan oleh E. W. Burgess (yunus, 1999), atas
dasar studi kasusnya mengenai morfologi kota Chicago, menurutnya sesuatu kota yang
besar mempunyai kecenderungan berkembang kearah luar disemua bagian-bagiannya.
Secara beurutan, tata ruang kota yang ada pada suatu kota yang mengikuti suatu pola
konsentris adalah sebagai berikut:
1. Daerah pusat atau kawasan pusat bisnis (KPB).
2. Daerah peralihan.
3. Daerah pabrik dan perumahan pekerja.
4. Daerah perumahan yang lebih baik kondisinya.
5. Daerah penglaju.
B. Pengertian Wilayah KPB (Kawasan Pusat Bisnis)
Istilah KPB merupakan kawasan atau daerah yang sering disebut sebagai pusat
kota karena di daerah ini terdapat bangunan-bangunan utama utuk melakukan kegiatan
baik sosial,ekonomi ,politik,dan budaya. Kawasan Pusat Bisnis ini sangat berpengaruh
dengan perkembangan ekonomi di daerah ini sendiri. Sebagai kawasan yang lebih tertuju
dalam kegiatan perdagangan terdapat banyak bangunan-bangunan pertokoan yang
menjadi pusat perbelanjaan.
Daerah kelurahan airmata dan kelurahan kampong solor adalah kawasan yang
temasuk wilayah KPB. Dari teori perkembangan kota yang telah dipelajari maka
perkembangan suatu kota terbagi atas 2 macam yaitu kota yang terencana dan tidak
4. 4
terencana. Perkembangan kota yang terencana adalah suatu perkembangan kota yang
memenuhi beberapa syarat teori (shirvani tahunan 1985), sebagai berikut:
1. Tata guna lahan :
Suatu rencana tata guna lahan merupakan ekspresi kehendak lingkungan
mengenai bagaimana seharusnya tata guna lahan suatu lingkungan pada masa yang akan
datang.Dalam rencana itu ditentukan daerah-daerah yang akan digunakan bagi berbagai
jenis,kepadatan dan intensitas kategori penggunaaan,misalnya penggunaan untuk
pemukiman,perdagangan,industri ditentukan pula asas dan standar yang harus diterapkan
pada pembangunan atau pelestarian di daerah itu.
Suatu rencana tata guna lahan biasanya merupakan bagian dari suatu rencana
menyeluruh.Dalam bagian-bagian lain dibahas persoalan transpotasi utilitas umum,seperti
listrik,gas dan air berbagai macam prasarana masyarakat dan masalah-masalah khusu yang
membutuhkan perhatian, misalnya pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Dari lokasi yang diamati,bisa dilihat sebagian besar lahan yang terdapat
dikawasan tersebut digunakan untuk bisnis dan perdagangan.Seperti terlihat,banyaknya
bangunan-bangunan pertokoan disepanjang kawasan jembatan selam sampai ke kampung
solor.
2. Bentuk dan massa bangunan:
Menyangkut aspek-aspek bentuk fisik karena setting, spesifik yang meliputi
ketinggian, besaran, floor area ratio, koefisien dasar bangunan, pemunduran (setback)
dari garis jalan, style bangunan salah proporsi, bahan, ekstur dan warna agar
menghasilkan bangunan yang berhubungan secara harmonis dengan bangunan-
bangunan lain disekitarnya.
Prinsip-prinsip dan urban design yang berkaitan dengan bentuk dan massa
bangunan meliputi:
a. Scale: berkaitan dengan sudut pandang manusia, sirkulasi dan dimensi bangunan
sekitar.
5. 5
b. Urban space: sirkulasi ruang yang disebabkan bentuk kota, batas dan tipe-tipe
ruang.
c. Urban mass: meliputi bangunan, permukaan tanah dan obyek dalam ruang yang
dapat tersusun untuk membentuk urban space dan pola aktifitas dalam skala besar
dan kecil.
Dari hasil pengamatan di lokasi bangunan-bangunan yang terlihat
memiliki bentuk fisik yang spesifik dengan ketinggian bangunan yang menjulang
sekitar lebih dari 3 meter,dengan besarnya ukuran bangunan sesuai dengan fungsi
dari bangunan itu sendiri dimana sebagai kawasan bisnis dan perdagangan.
3. Sirkulasi dan parkir:
Elemen sirkulasi adalah satu aspek yang kuat dalam membentuk struktur
lingkungan perkotaan, tiga prinsip utama pengaturan teknik sirkulasi adalah:
a. Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka yang memiliki dampak visual yang
positif.
b. Jalan harus dapat memberikan orientasi kepada pengemudi dan membuat
lingkungan menjadi jelas terbaca.
c. Sector public harus terpadu dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Penyediaan ruang parkiran yang tidak memadai membuat ruang terbuka
untuk jalan semakin tertutup,terjadi penyalagunaan lahan yang banyak digunakan
tidak sesuai pada fungsinya.Dilokasi pengamatan kami,terlihat disepanjang tepian
pertokoan dengan kondisi daerah pinggir jalan setiap sisi bangunan yang banyak
digunakan sebagai tempat parkiran baik mobil maupun motor.Memang terdapat
beberapa tempat parkir yang sudah disediakan,namun tidak sebanding antar lahan
parkiran dan jumlah kendaraan yang setiap hari mampir berbelanja.Ditambah
lagi,ada lahan yang digunakan untuk pedagang kaki lima.
6. 6
4. Ruang tebuka:
Ian C. Laurit mengelompokkan ruang terbuka sebagai berikut:
a. Ruang terbuka sebagai sumber produksi.
b. Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan alam dan manusia (cagar
alam, daerah budaya dan sejarah).
c. Ruang terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan.
Ruang terbuka memiliki fungsi:
Menyediakan cahaya dan sirkulasi udara dalam bangunan terutama dipusat kota.
Menghadirkan kesan perspektif dan visa pada pemandangan kota (urban space)
terutama dikawasan pusat kota yang padat.
Menyediakan arena rekreasi dengan bentuk aktifitas khusus.
Memberikan bentuk solid foid pada kawasan.
Sebagai area cadangan untuk penggunaan dimasa depan (cadangan area
pengembangan).
Aspek pengendalian ruang terbuka pusat kota sebagai aspek fisik, visual ruang,
lingkage dan kepemilikan dipengaruhi beberapa faktor:
Elemen pembentuk ruang, bagaimana ruang terbuka kota yang akan
dikenakan (konteks tempat) tersebut didefinisikan (shape, jalan, plaza,
pedestrian ways, elemen vertical).
Faktor tempat, bagaimana berkaitan dengan system lingkage yang ada.
Akltifitas utama.
Faktor comfortabilitas, bagaimana keterkaitan dengan kuantitas (besaran
ruang, jarak pencapaian) dan kualitas (estetika visual) ruang.
Faktor keterkaitan antara private domain dan public domain.
Di kawasan pengamatan kami,tidak terdapat ruang terbuka hijau.Karena pada
Umumnya disepanjang lokasi ini hanya terdapat bangunan-bangunan yang tinggi
(Pertokoan)dan tepat berada di tepian panatai.
7. 7
5. Jalur pejalan kaki:
System pejalan kaki yang baik adalah:
1. Mengurangi ketergantungan dari kendaraan bermotor dalam area kota.
2. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan mempriotitaskan skala manusia.
3. Lebih mengekspresikan aktifitas PKL mampu menyajikan kualitas udara.
Dari hasil pengamatan kami,dikawasan ini tersedia jalur bagi pejalan
kaki.Namun sayangnya dari berbagai faktor yang mengakibatkan penyalahgunaan
lahan jalur pejalan kaki ini banyak trotoar yang digunakan oleh para pedagang kaki
lima sebagai tempat berdirinya stan-stan jualan mereka.
6. Activity support:
Muncul oleh adanya keterkaitan antara fasilitas ruang-ruang umum kota dengan
seluruh kegiatan yang menyangkut penggunaan ruang kota yang menunjang akan
keberadaan ruang-ruang umum kota. Kegiatan-kegiatan dan ruang-ruang umum bersifat
saling mengisi dan melengkapi.
Pada dasarnya activity support adalah:
1. Aktifitas yang mengarahkan pada kepentingan pergerakan (importment of
movement).
2. Kehidupan kota dan kegembiraan (excitentent).
Keberadaan aktifitas pendukung tidak lepas dari tumbuhnya fungsi-fungsi kegiatan
public yang mendominasi penggunaan ruang-ruang umum kota, semakin dekat
dengan pusat kota makin tinggi intensitas dan keberagamannya.
Bentuk actifity support adalah kegiatan penunjang yang menghubungkan dua atau
lebih pusat kegiatan umum yang ada di kota, misalnya open space (taman kota,
taman rekreasi, plaza, taman budaya, kawasan PKL, pedestrian ways dan
sebagainya) dan juga bangunan yang diperuntukkan bagi kepentingan umum.
Dikawasan pengamatan kami,tidak terdapat lahan atau tempat yang
menunjang berlangsungannya activity support.Karena di kawasan ini tidak terdapat
satupun lapangan atau bangunan yang dibuat khusus sebagai tempat untuk tempat
olahraga,dan juga tidak terdapat tempat rekreasi maupun taman kota.
8. 8
7. Simbol dan tanda:
Ukuran dan kualitas dari papan reklame diatur untuk:
a. Menciptakan kesesuaian.
b. Mengurangi dampak negative visual.
c. Dalam waktu bersamaan menghilangkan kebingungan serta persaingan dengan
tanda lalu lintas atau tanda umum yang penting.
d. Tanda yang didesain dengan baik menyumbangkan karakter pada fasade bangunan
dan menghidupkan street space dan memberikan informasi bisnis.
e. Dalam urban design, preservasi harus diarahkan pada perlindungan permukiman
yang ada dan urban place, sama seperti tempat atau bangunan sejarah, hal ini berarti
pula mempertahankan kegiatan yang berlangsung di tempat itu.
Dikawasan pengamatan kami,terdapat penandaan jalan yang ada di
sepanjang jembatan selam sampai kampung solor.Mulai dari simbol-simbol atau
tanda lalu lintas sampai dengan nama jalan dan penunjuk jalan setiap wilayah yang
bisa dilalui agar mempermudah masyarakyat yang bisa juga digunakan sebagi peta.
Dari setiap penjelasan elemen-elemen Sirvani yang dijelaskan ini,disimpulkan dari hasil
pengamatan kelompok kami di lokasi survey yang dapat dilihat dengan gambar-gambar
lokasi disiapkan.
9. 9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi
Penelitian ini dilakukan di kelurahan airmata dan kelurahan kampong solor, Kecamatan
kota lama, dan dilakukan pada tanggal 15 mei 2014.
B. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan terdapat beberapa tahap sehingga agar lebih efisien dan
terstruktur yaitu :
1. Persiapan Survey, meliputi:
a. Persiapan dasar
1) Penentuan Waktu melakukan pengamatan.
2) Pengambilan Dokumentasi.
b. Persiapan Teknis
1) Penyusunan data dilapangan.
2) Camera.
3) Transportasi
2. Survey Data, meliputi :
a. Data Primer
Data primer terdiri dari: Observasi Lapangan.
Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang lebih akurat dan menambah
pemahaman tentang Teori Perkembangan Kota yang telah dipelajari.
3. Kompilasi Data
Kompilasi data adalah langkah menggabungkan semua data-data yang didapatkan dari hasil
survey dan baik itu berupa data primer atau hasil dari survey lapangan maupun data sekunder
yang didapatkan dari instansi-instansi terkait kemudian dituangkan atau dikonsep ke dalam suatu
bentuk laporan yang sistematis.
10. 10
Data yang berhasil dikumpulkan dari survey termasuk di dalamnya penelaahan data
sekunder, penelaahan pustaka dan dokumen dikumpulkan dan disusun sedemikian rupa agar
mudah dibaca, mudah dilihat kaitannya satu dengan yang lain, dan informatif. Usaha penyusunan
demikian disebut pula dengan kompilasi data.
Tahap kompilasi data ini harus mempunyai bobot pra analisis. Artinya, dari kompilasi data
ini sudah dapat terbaca segala kecenderungan di masa mendatang yang akan sangat penting
peranannya dalam proses peramalan.
Kompilasi data mempengaruhi oleh sistem analisis yang akan digunakan yang juga
menentukan volume data yang dibutuhkan. Oleh karena itu pencatatan data harus dibuat
sedemikian rupa agar dapat berguna bagi analisis apapun yang terkait. Dengan kata lain,
pencatatan data harus dibuat selengkap mungkin dan terperinci.
Kompilasi data ini dapat disajikan dengan berbagai cara antara lain dalam bentuk
verbalisasi, tabulasi, grafik dan diagram, serta visualisasi dan pemetaan.
11. 11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat
diambil dari laporan hasil penelitian ini yaitu:
Teori konsentris: teori ini dikemukakan oleh E. W. Burgess (yunus, 1999), atas
dasar studi kasusnya mengenai morfologi kota Chicago, menurutnya sesuatu kota yang
besar mempunyai kecenderungan berkembang kearah luar disemua bagian-bagiannya.
Secara beurutan, tata ruang kota yang ada pada suatu kota yang mengikuti suatu pola
konsentris adalah sebagai berikut:
Daerah pusat atau kawasan pusat bisnis (KPB).
Daerah peralihan.
Daerah pabrik dan perumahan pekerja.
Daerah perumahan yang lebih baik kondisinya.
Daerah penglaju.
Istilah KPB merupakan kawasan atau daerah yang sering disebut sebagai pusat
kota karena di daerah ini terdapat bangunan-bangunan utama utuk melakukan kegiatan
baik sosial,ekonomi ,politik,dan budaya.
Dari lokasi yang diamati,bisa dilihat sebagian besar lahan yang terdapat
dikawasan tersebut digunakan untuk bisnis dan perdagangan.Seperti terlihat,banyaknya
bangunan-bangunan pertokoan disepanjang kawasan jembatan selam sampai ke kampung
solor.
Dari hasil pengamatan di lokasi bangunan-bangunan yang terlihat memiliki
bentuk fisik yang spesifik dengan ketinggian bangunan yang menjulang sekitar lebih dari
3 meter,dengan besarnya ukuran bangunan sesuai dengan fungsi dari bangunan itu sendiri
dimana sebagai kawasan bisnis dan perdagangan.
Penyediaan ruang parkiran yang tidak memadai membuat ruang terbuka untuk
jalan semakin tertutup,terjadi penyalagunaan lahan yang banyak digunakan tidak sesuai
pada fungsinya.Dilokasi pengamatan kami,terlihat disepanjang tepian pertokoan dengan
kondisi daerah pinggir jalan setiap sisi bangunan yang banyak digunakan sebagai tempat
12. 12
parkiran baik mobil maupun motor.Memang terdapat beberapa tempat parkir yang sudah
disediakan,namun tidak sebanding antar lahan parkiran dan jumlah kendaraan yang setiap
hari mampir berbelanja.Ditambah lagi,ada lahan yang digunakan untuk pedagang kaki
lima.
Di kawasan pengamatan kami,tidak terdapat ruang terbuka hijau.Karena pada
Umumnya disepanjang lokasi ini hanya terdapat bangunan-bangunan yang tinggi
(Pertokoan)dan tepat berada di tepian panatai.
Dari hasil pengamatan kami,dikawasan ini tersedia jalur bagi pejalan kaki.Namun
sayangnya dari berbagai faktor yang mengakibatkan penyalahgunaan lahan jalur pejalan
kaki ini banyak trotoar yang digunakan oleh para pedagang kaki lima sebagai tempat
berdirinya stan-stan jualan mereka.
Dikawasan pengamatan kami,tidak terdapat lahan atau tempat yang menunjang
berlangsungannya activity support.Karena di kawasan ini tidak terdapat satupun lapangan
atau bangunan yang dibuat khusus sebagai tempat untuk tempat olahraga,dan juga tidak
terdapat tempat rekreasi maupun taman kota.
Dikawasan pengamatan kami,terdapat penandaan jalan yang ada di sepanjang
jembatan selam sampai kampung solor.Mulai dari simbol-simbol atau tanda lalu lintas
sampai dengan nama jalan dan penunjuk jalan setiap wilayah yang bisa dilalui agar
mempermudah masyarakyat yang bisa juga digunakan sebagi peta.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut:
1. Perlunya kerjasama yang baik antara masyarakat, pemerintah dan swasta dalam proses
perencanaan fisik dan ekonomi di Kelurahan Airmata
2. Perlunya kesadaran dari setiap pihak dalam pengawasan pembangunan yang
dilaksanakan agar pembangunan yang dilaksanakan tidak melanggar aturan dan
mempunyai dampak negatif terhadap setiap pihak.
3. perlunya perhatian pemerintah terhadap pembangunan sarana dan prasarana kota seperti
lampu jalan maupun ruang terbuka hijau serta activity sport.