Sejarah munculnya aliran Mu’tazilah muncul di kota Bashrah (Iraq) pada abad ke-2 Hijriyah, tahun 105 – 110 H, tepatnya pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik Bin Marwan dan Khalifah Hisyam Bin Abdul Malik. Pelopornya adalah seorang penduduk Bashrah mantan murid Al-Hasan Al-Bashri yang bernama Washil bin Atha‟ Al-Makhzumi Al-Ghozzal yang lahir di Madinah tahun 700 M.
Mu’tazilah adalah salah satu aliran dalam teologi Islam, yang menggunakan pemikiran rasional untuk menjelaskan masalah ketuhanan. Secara epistemologi pemikiran rasional Mu’tazilah terpengaruh oleh pemikiran filsafat. Mu’tazilah menggunakan metode berfikir filsafat untuk memenjelaskan dan menetapkan persolan Ketuhanan.
Mu’tazilah adalah salah satu aliran dalam teologi Islam, yang menggunakan pemikiran rasional untuk menjelaskan masalah ketuhanan. Secara epistemologi pemikiran rasional Mu’tazilah terpengaruh oleh pemikiran filsafat. Mu’tazilah menggunakan metode berfikir filsafat untuk memenjelaskan dan menetapkan persolan Ketuhanan.
Logika merupakan cara berfikir yang rasional, dan manusia mampu untuk mengembangkan pola pikirnya secara luas. Akan tetapi, terkontrol sehingga membawa kepada kebenaran. Dalam membahas logika atau bisa disebut dengan ilmu mantiq banyak hal yang dibahas salah satu diantaranya pembahasan tentang lafadz kata, dalam hal ini pemakalah membahas tentang kulliyatul khoms. Kulliyatul khoms berfungsi untuk merangkai sebuah definisi. Kita harus mempelajari kulliyatul khoms, karena dengan mempelajari kulliyatul koms bisa berguna untuk memahami ta’rif
Kisah para sahabat yang sholeh selalu bisa dijadikan pelajaran dalam kehidupan kita. Dalam Power Point diceritakan tentang Abu Bakar Assyiddiq keturunannya,kelebihannya dan bagaimana beliau jadi kahlifah
Logika merupakan cara berfikir yang rasional, dan manusia mampu untuk mengembangkan pola pikirnya secara luas. Akan tetapi, terkontrol sehingga membawa kepada kebenaran. Dalam membahas logika atau bisa disebut dengan ilmu mantiq banyak hal yang dibahas salah satu diantaranya pembahasan tentang lafadz kata, dalam hal ini pemakalah membahas tentang kulliyatul khoms. Kulliyatul khoms berfungsi untuk merangkai sebuah definisi. Kita harus mempelajari kulliyatul khoms, karena dengan mempelajari kulliyatul koms bisa berguna untuk memahami ta’rif
Kisah para sahabat yang sholeh selalu bisa dijadikan pelajaran dalam kehidupan kita. Dalam Power Point diceritakan tentang Abu Bakar Assyiddiq keturunannya,kelebihannya dan bagaimana beliau jadi kahlifah
Kelompok pemuja akal ini muncul di kota Bashrah (Irak) pada abad ke-2 Hijriyah, antara tahun 105-110 H, tepatnya di masa pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan dan khalifah Hisyam bin Abdul Malik
mu’tazilah adalah aliran teologi yang muncul pada masa Bani Umayyah berkisar antara 115-110 H, dipimpin oleh Washil bin Atho. Yang menganut lima ajaran dasar.
Pada awalnya Mu’tazilah merupakan aliran teologi yang hanya dianut oleh masyarakat biasa. Tapi kemudian teologi yang bercorak rasional dan liberal ini menarik perhatian kalangan intelektual dan juga lingkungan pemerintah kerajaan Abbasiyah. Melihat hal demikian, khalifah Al-Makmun (813-833 M) putera Harun al-Rasyid (766-809 M), pada tahun 827 M menjadikan teologi Mu’tazilah sebagai mazhab resmi Negara. Sejak itu resmilah aliran Mu’tazilah menjadi satu-satunya aliran teologi yang boleh dianut oleh umat Islam dalam wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah.Dengan mendapat pengakuan resmi dari pemerintah, maka otomatis aliran ini mendapat dukungan sekaligus perlindungan dari penguasa waktu itu. Selanjutnya aliran ini pun dengan leluasa dan berani
The history of Islam is extensive and spans over 1,400 years, beginning in the 7th century in the Arabian Peninsula. It was founded by the Prophet Muhammad, who is considered the last messenger of God in Islam. The history of Islam is characterized by the spread of the faith through trade, conquests, and missionary activities. The religion has had a profound impact on the world, influencing various fields such as art, architecture, science, and philosophy. Islam has also played a significant role in shaping the cultures and societies of the Middle East, North Africa, and other parts of the world where it has spread.
For a comprehensive understanding of the history of Islam, it is recommended to study the life of the Prophet Muhammad, the early caliphs, the expansion of the Islamic empire, the development of Islamic theology and law, as well as the various sects and schools of thought within Islam. Additionally, exploring the contributions of Islamic civilization to human civilization in areas such as science, medicine, and philosophy would provide a broader perspective on the history of Islam.
Ibarat sebuah pohon, i’tikad (keyakinan) yang mendalam merupakan akar pondasi yang menjadi dasar, sedangkan akidah merupakan satu batang penopang yang tegak tidak boleh menyimpang. Salah dalam I’tikad-akidah menyebabkan seseorang tersesat dan keluar dari Islam menjadi kafir.
Sedangkan Fiqih merupakan dahan, ranting dan cabangnya. Dalam masalah Fiqih-amaliah yang ijtihadi sering terjadi perbedaan pendapat (khilafiah) diantara para imam mujtahid dan para ulama. Salah dalam ijtihad fiqih amaliah, tidak menyebabkan seorang muslim menjadi kafir, melainkan yang benar dapat dua pahala yang salah dapat satu pahala. Hadits Nabi yang menginformasikan akan adanya firqoh-firqoh Islam yang sesat dalam masalah Akidah (bukan masalah fiqih-amaliah Khilafiah) :
Salah satu kajian yang esensial dalam filsafat adalah terkait dengan memahami hakikat terhadap segala sesuatu yang ada atau Being, kajian ini dinamakan dengan ontologi
Dampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdfIslamic Studies
Dampak Undang-Undang Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan Indonesia – Sebuah Proyeksi
Merupakan hasil riset yang dilakuka oleh Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) merupakan lembaga pemikir non-partisan dan non profit
yang bertujuan untuk menyediakan analisis kebijakan dan rekomendasi kebijakan praktis bagi pembuat
kebijakan yang ada di dalam lembaga pemerintah eksekutif dan legislatif.
Materi ini merupakan pembahasan lanjutan bagaimana rekonsiliasi sains dan agama dapat didialogkan dan diintergarsikan dengan berbagai macam pendekatan paradigma ke ilmuan yang kerap digunakan di perbagai perguruan tinggi keagamaan Islam secara umum
Materi ini membahas terkait Tauhid sebagai inti ajaran Islam yang mengikat trilogi Islam lainnya, dan membahas bagaimana perbedaan penafsiran dan dinamika politik melahirkan berbagai aliran dalam Islam
Materi ini membahas mengenai sumber ajaran Islam, bahwa sumber ajaran Islam sebagaiamana yang diketahui bersama berasal dari Wahyu (Naqli) dan Ijtihad baik berupa Ijma dan Qiyas merupakan bentuk dari dalil Aqli. Bahwa Islam sangat menghargai dalam penggunaan akal. Sebagaimana yang diutarakan oleh Imam Ali bin Abi Tholib bahwa tidak ada agama bagi orang yang tidak memiliki akal
Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara Muslim semakin tertarik mempelajari hubungan antara Islam dan sains dalam konteks sejarahnya. Setelah merdeka, negara-negara Muslim menghadapi kesulitan dalam menggabungkan keyakinan agama mereka dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan Barat. Sistem pendidikan sebagian besar negara Muslim mengadopsi pendidikan sekuler Barat. Akibatnya terdapat pembagian budaya dalam masyarakat antara pendidikan Islam tradisional dan pendidikan sekuler Barat di lembaga pendidikan. Pendidikan dipandang sebagai sarana memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi, guna mencapai kemajuan ekonomi di dunia modern. Namun, pendidikan gagal mencoba memadukan pemikiran Islam dengan sistem pendidikan Barat (Al-Faruqi dan Nasseef, 1981).
Historisasi Relasi Antara Ilmu Sains Dan AgamaIslamic Studies
sains, merupakan ilmu yang tersusun sistematis saling berkaitan dengan agama dimana merupakan suatu kepercayaan seseorang akan adanya Tuhan. Meski dari sisi ontologis dan epistemologi berbeda, keduanya dapat saling menyokong dalam sisi aksiologis. Hal ini karena antara sains dan agama sama- sama memiliki manfaat untuk kemaslahatan orang banyak. Terdapat 2 dari berbagai tokoh relasi agama dan sains yaitu Seyyed Hossein Nasr sebagai tokoh dari kalangan muslim dan Ian G Barbour dari keluarga non muslim. Keduanya memiliki pemikiran bahwa keterkaitan antara sains dan agama perlu di kritisi hingga akhirnya ditemukan titik temu meskipun pada awalnya kedua ilmu tersebut terlihat saling bertolak belakang.
Dalam keberagaman suatu bangsa, mereka dapat
bekerjasama dan juga berdialog dengan perbedaan
yang ada dengan berdasarkan modal sosial dasar
berupa saling percaya, berpikir positif, dan
mengenyampingkan prasangka negatif terhadap
perbedaan kelompok yang akan menciptakan sikap
empati, saling menyayangi, dan saling bekerja sama.
Materi ini merupakan hasil bacaan mahasiswa PAI UIN Gus Dur terkait Buku Moderasi Beragama
Moderasi beragama merupakan sebuah sikap dalam melakukan suatu ajaran agama dengan adil dan seimbang agar terhindar dari perilaku ekstrem dan berlebihan-lebihan dalam mengimplementasikannya.
Orang yang menerapkan sikap moderasi beragama disebut moderat. Seorang yang moderat memiliki 4 indikator penting dalam bermoderasi.
Materi ini merupakan hasil bacaan mahasiswa terkait buku Moderasi Beragama
Materi ini berisi materi mata kuliah Moderasi Beragama UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan yang memberikan pemahaman dan sikap dalam mencerminkan dan mewujdukan Islam Rahmatan Lil Alamin Pokok Pembahasan dalam meteri ini meliputi: Definisi dan Urgensi Moderasi Beragama, Komitmen Kebangsaaan, Anti Kekerasan. Toleransi, Akomodatif Terhadap budaya lokal
Pembuatan Media Campaigen Moderasi Beragama.pdfIslamic Studies
Berikut adalah instrument penugasan terkait dengan pembuatan media campaigen moderasi beragama dalam bentuk poster sebagai tugas dari mata kuliah moderasi beragama
Materi ini membahas mengenai definisi dari harmonisasi ilmu, kenapa kemudian menjadi urgent dalam pembahasan terkait studi agama dan sains. Adanya dikotomi keilmuan yang memberikan berbagai macam pandangan terkait Sains dan Agama sebagaimana pendapat Ian Barbour. Pada perkembangannya bahwa baik agama dan sains dapat berjalan beriringan dan berampingan
Toleransi menjadi hal yang penting bagi masyarakat khususnya pada masyarakat
yang bersifat multikultural seperti
indonesia. Keberanekaragaman yang ada di indonesia rawan menyebabkan konflik horizontal di masyarakat, terutama
potensi konflik antar agama. Karena itu toleransi sangatlah penting untuk dipelajari generasi muda penerus bangsa.
Moderasi beragama sesungguhnya merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Pilihan pada moderasi dengan menolak ekstremisme dan liberalisme dalam beragama adalah kunci keseimbangan, demi terpeliharanya peradaban dan terciptanya perdamaian. Dengan cara inilah masing-masing umat beragama dapat memperlakukan orang lain secara terhormat, menerima perbedaan, serta hidup bersama dalam damai dan harmoni. Dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia, moderasi beragama bisa jadi bukan pilihan, melainkan keharusan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. ILMU KALAM
MU’TAZILAH : AKAL DAN WAHYU
Oleh :
1. Lutfiyatun Nisa (2321166)
2. Ahadeatul Faiza (2321167)
3. Muhammad Sabily Akmal (2321168)
2. SEJARAH MUNCULNYA MU’TAZILAH
Sejak munculnya aliran Mu’tazilah muncul di Kota Bashrah (Iraq) pada tahun 105-
110 H. pelopornya adalah mantan murid Al-Hasan Al-Bashri yang bernama Washil bin Atha’ Al-
Makhzumi Al-Ghozzal. Kemunculan ini karena Wasil bin Atha’ berpendapat bahwa muslim
berdosa besar itu bukan mukmin dan bukan kafir, tetapi berarti dia fasik. Tetapi Imam Hasan Al-
Bashri berpendapat bahwa muslim berdosa besar itu tetap berstatus mukmin. Setelah
mengatakan pendapatnya itu, Washil pergi ke salah satu tiang masjid dan duduk sambil
menyerukan pendapatnya kepada para murid Hasan Al-Bashri. Maka, Hasan Al-Bashri
mengatakan bahwa Washil telah memisahkan diri dari mereka. Maka dari itu, disebutlah Whasil
dan para pengikutnya dengan sebutan Mu’tazilah.
Ada versi lain yang dikemukakan oleh Tasy Kubra Zadah yang menyatakan bahwa
Qatadah bin Da’amah pada suatu hari masuk ke masjid Bashrah dan bergabung dengan majelis
‘Amr bin ‘Ubaid yang dikira adalah majelis Hasan Al-Bashri. Setelah Qatadah mengetahui bahwa
majelis tersebut bukan majelis Hasan Al-Basri, ia berdiri dan meninggalkan tempat sambil
berkata bahwa ini kaum Mu’tazilah. Sejak itulah kaum tersebut dinamakan Mu’tazilah.
2
3. PERKEMBANGAN MU’TAZILAH
Pada periode khalifah ke-5 Dinasti Umayyah, aliran Mu’tazilah tidak begitu
berkembang sebab tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang berkuasa dikarenakan
pemerintah saat itu masih sibuk mengurusi persoalan politik. Teologi rasional Mu’tazilah muncul
di ujung pemerintahan Dinasti Umayyah, namun berkembang pada masa Dinasti Abbasiyah.
Pada awalnya Mu’tazilah merupakan aliran teologi yang hanya dianut oleh
masyarakat biasa. Kemudian teologi bercorak rasional dan liberal ini menarik perhatian
kalangan intelektual dan juga lingkungan pemerintah Kerajaan Abbasiyah. Melihat hal itu,
Khalifah Al-Makmun, putra Harun Al-Rasyid menjadikan teologi Mu’tazilah sebagai madzhab
resmi negara pada 827 M. Sejak saat itu resmilah aliran Mu’tazilah menjadi satu-satunya aliran
teologi yang boleh dianut oleh umat Islam dalam wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah.
3
4. TOKOH-TOKOH MU’TAZILAH
Washil bin Atha’ (80-131 H)
Merupakan tokoh pertama yang melahirkan aliran Mu’tazilah. Karenanya, beliau diberi
gelar kehormatan dengan sebutan Syaikh Al-Mu’tazilah wa Qadimuha, yang berarti pimpinan tertua
sekaligus orang tertua dalam Mu’tazilah. Pemikiran-pemikiran beliau adalah bahwa mukmin yang
berbuat dosa besar dihukumi tidak mukmin dan tidak kafir dan manusia memiliki kebebasan,
kemampuan, dan kekuasaan, untuk melakukan, atau tidak melakukan suatu perbuatan. Washil juga
berpendapat bahwa Allah tidak memiliki sifat, apa yang dianggap orang sebagai sifat Allah tidak lain
adalah zat Allah sendiri.
4
5. TOKOH-TOKOH MU’TAZILAH
Abu Zuhail Al-Allaf (751-849)
Beliau lebih populer dengan panggila Al-Allaf, karena rumahnya dekat dengan tempat
penjualan makanan ternak. Gurunya bernama Usman Al-Tawil, salah satu murid Washil bin Atha’.
Beliau merupakan generasi kedua Mu’tazilah dan merupakan orang yang meletakkan dasar pertama
bagi pembunuhan aliran kalam, menyelaraskan akal dan wahyu serta tetap menempatkan wahyu
pada kedudukan premier.
Bisyir Al-Mu’tamar
Beliau memiliki pandangan yang luas mengenai kesusastraan yang menimbulkan dugaan
bahwa beliau adalah orang pertama yang menyusun ilmu balaghah. Beliau adalah seorang tokoh
aliran ini yang membahas konsep tawallud, yaitu batas-batas pertanggungjawaban manusia atas
perbuatannya. Bisyir mempunyai murid-murid yang besar pengaruhnya dalam penyebaran paham
Mu’tazilah, khususnya di Baghdad.
5
6. TOKOH-TOKOH MU’TAZILAH
An-Nazzam
Pendapatnya yang terpenting adalah mengenai keadilan Allah. Beliau berpendapat
bahwa perbuatan zalim hanya dikerjakan oleh orang-orang yang bodoh. Beliau juga mengeluarkan
pendapat mengenai mukjizat Al-Quran. Menurutnya, mukjizat Al-Qur’an terletak pada kandungannya.
Beliau juga memberikan penjelasan tentang kalam Allah swt. adalah segala sesuatu yang tersusun
dari huruf yang dapat didengar. Karena itu, kalam adalah sesuatu yang bersifat baru dan tidak kadim.
Al-Jubba’i
Beliau memiliki pendapat yang masyhur mengenai kalam Allah Swt., sifat Allah Swt.,
kewajiban manusia, dan daya akal. Mengenai sifat Allah, beliau menerangkan bahwa Allah tidak
mempunya sifat. Kalau dikatakan bahwa Allah berkuasa, berkehendak, dan mengetahui , berarti Allah
berkuasa, berkehendak, dan mengetahui melalui esensi-Nya, bukan dengan sifat-Nya. Lalu tentang
kewajiban manusia, beliau membaginya ke dalam dua kelompok, yakni wajibah aqilah dan wajibah
syari’ah.
6
7. POKOK AJARAN MU’TAZILAH
At-Tauhid
Sebenarnya ajaran tauhid ini bukan ajaran Mu’tazilah saja, tetapi menjadi milik setiap
orang Islam. Hanya saja, Mu’tazilah mempunyai tafsir khusus dan mereka mempertahankannya.
Al-adl
Al-adl artinya maha adil. Manusia memiliki kebebasan dalam segala perbuatannya,
tetapi mereka harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya kelak. Jika berbuat baik,
Allah akan memberinya kebaikan. Tetapi jika perbuatannya salah, Allah akan memberinya siksaan.
Amar Ma’ruf nahi Munkar
Ajaran ini menekankan manusia untuk berpihak kepada kebenaran dan kebaikan. Hal
ini merupakan konsekuensi logis dari keimanan seseorang . Pengakuan keimanan harus dibuktikan
perbuatan baik dengan menyuruh orang berbuat baik dan mencegah dari kejahatan
7
8. PEMIKIRAN-PEMIKIRAN ALIRAN MU’TAZILAH
• Tentang Status Pelaku Dosa Besar
Orang ini dikatakan tidak mukmin dan tidak kafir. Tetapi menurut Mu’tazilah yang
termasuk dosa besar adalah segala perbuatan yang ancamannya secara tegas dalam nas, sedangkan
dosa kecil adalah segala ketidakpatuhan yang ancamannya tidak tegas dalam nas.
• Tentang Iman dan Kufur
Setiap pelaku dosa besar menduduki posisi tengah di antara posisi mukmin dan kafir. Jika
meninggal dunia sebelum bertaubat, maka ia dimasukkan ke dalam neraka namun siksanya lebih
ringan daripada siksaan orang yang kafir.
8
9. PEMIKIRAN-PEMIKIRAN ALIRAN MU’TAZILAH
• Tentang Sifat-sifat Allah
Menurut Mu’tazilah Allah tidak memiliki sifat, yang ada hanya zat-Nya. Semua sifat yang
dikatakan itu melekat pada zat-Nya.
• Tentang Kehendak Mutlak Allah dan Keadilan Allah
Aliran kalam rasional yang menekankan kebebasan manusia cenderung memahami
keadilan Allah. Mu’tazilah berpendapat bahwa Allah itu adil dan tidak mungkin berbuat zalim.
Dengan demikian, manusia diberi kebebasan untuk melakukan perbuatannya tanpa ada paksaan
sedikitpun dari Allah. Dengan kebebasan itulah manusia dapat bertanggungjawab atas segala
perbuatannya. Tidak adil jika Allah memberikan pahala atau siksa kepada hamba-Nya tanpa
mengiringinya dengan memberikan kebebasan terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa
kekuasaan Allah sebenarnya tidak mutlak lagi. Ketidakmutlakan kekuasaan Allah itu disebabkan oleh
kebebasan yang diberikan Allah kepada manusia serta adanya hukum alam yang menurut Al-Quran
tidak pernah berubah.
9