Rancangan Percobaan Fisika Viskositas oleh Kelompok 1 kelas X MIA 5, SMAN 2 Majene
Muh. Ananta Buana Burhan
Muh. Naufal Saranani
Muh. Riyadh Ma’arif
Hamryana Hamzah
Meilinda Sari
Aslan Nur
Soal Prediksi UN IPA SMP/MTs Tahun 2014 PAKET 3 | LENGKAP KUNCI JAWABAN DAN P...Thufeil 'Ammar
Untuk siswa-siswa SMP yang hendak menghadapi UN yang akan dilaksanakan tanggal 5 - 8 Mei 2014, latihan SOAL PREDIKSI UN IPA SMP TAHUN 2014 PAKET 3 dengan kunci jawaban dan pembahasan yang lengkap dan mudah dipahami.
Untuk siswa-siswa SMP yang hendak menghadapi UN yang akan dilaksanakan tanggal 5 - 8 Mei 2014, latihan SOAL PREDIKSI UN IPA SMP TAHUN 2014 PAKET 3 yang sudah saya sertakan Indikator SKL, Indikator Soal, Kunci beserta Pemabahasannya ini semoga dapat membantu kalian dalam mempersiapkan UN secara matang. Tak ada kata terlambat, berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin adalah solusi bijak untuk menghadapinya. Dan latihan mengerjakan soal akan meningkatkan kepercayaan diri kalian untuk menghadapi moment Ujian Nasional tersebut.
Semoga bermanfaat untuk kalian!
Pemodelan Sintetik Gayaberat Mikro Selang Waktu Lubang Bor Menggunakan BHGM A...Andika Perbawa
Dalam peningkatan produksi migas di suatu lapangan dilakukan suatu usaha yang
dinamakan EOR (Enhance Oil Recovery). EOR dapat berupa injeksi air, uap, bahan kimia
bahkan mikrobakteri. Namun sulit untuk mengetahui daerah mana saja yang terpengaruh injeksi
serta ke mana saja penyebarannya. Metode gaya berat selang waktu saat ini sudah digunakan
dalam memantau pergerakan fluida di dalam reservoir serta menentukkan posisi terbaik untuk
sumur pengembangkan atau sumur injeksi. Metode gaya berat mikro selang waktu lubang bor
merupakan suatu metode pengembangan dari metode gaya berat selang waktu dimana
akuisisinya dilakukan di dalam lubang bor.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. DAFTAR ISI
BAB I
A. LATAR
BELAKANG
B. RUMUSAN
MASALAH
C. TUJUAN PROYEK
BAB II
A. LANDASAN
TEORI
B. ALAT DAN
BAHAN
C. PROSEDUR
PERCOBAAN
BAB III
A. RANCANGAN
TABEL
PENGAMATAN
B. DESIGN
PENGOLAHAN
DATA
C. PEMBAHASAN
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Lampiran
Foto
4. Serangga yang berada
di permukaan air
Gelembung-gelembung
sabun dan air pada daun
talas
Benda yang berada di
permukaan air
LATAR BELAKANG
FENOMENA TEGANGAN
PERMUKAAN
• Fenomena gaya tarik ke segala arah(kecuali ke atas) yang terjadi pada zat cair (fluida)
yang berada pada keadaan diam (statis).
• Tegangan permukaan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
suhu, zat terlarut, dan surfaktan
• Tegangan permukaan berhubungan dengan peristiwa kohesi & adhesi.
5. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi detergen dalam air
terhadap tegangan permukaan ?
2. Berapa besar tegangan permukaan dari air yang
dicmpur dengan detergen pada setiap konsentrasi
6. TUJUAN :
1. Untuk mengetahui
konsentrasi sabun dalam air
terhadap tegangan
permukaan cairan.
2. untuk mengukur tegangan
permukaan pada
konsentrasi sabun
7. BAB II
TEORI DAN PROSEDUR
Landasan teori
Gaya tegang pada tegangan permukaan ini berasal dari gaya tarik kohesi (gaya
tarik antara molekul sejenis) molekul-molekul cairan.Molekul P mengalami
gaya kohesi dengan molekul-molekul disekitarnya dari segala arah, sehingga
molekul ini berada pada keseimbangan (resultan gaya nol). Namun, molekul Q
tidak demikian. Molekul ini hanya mengalami kohesi dari partikel di bawah
dan di sampingnya saja. Resultan gaya kohesi pada molekul ini ke arah bawah
(tidak nol).
Gaya-gaya resultan arah ke bawah akan membuat permukaan cairan sekecil-
kecilnya. Akibatnya permukaan cairan menegang seperti selaput yang tegang.
Keadaan ini dinamakan tegangan permukaan.
γ = F/L
Keterangan:
F gaya (N)
l : panjang permukaan (m)
γ : tegangan permukaan (N/m)
8. Misalkan panjang kawat lurus adalah l. Karena lapisan air sabun
yang menyentuh kawat lurus memiliki dua permukaan, maka
gaya tegangan permukaan yang ditimbulkan oleh lapisan air
sabun bekerja sepanjang 2l. Tegangan permukaan pada lapisan
sabun ditulis :
γ = F/2L
Keterangan:
F gaya (N)
l : panjang permukaan (m)
γ : tegangan permukaan (dalam N/m atau dyn/cm)
9. Alat dan Bahan
A. Alat dan Bahan
a. Gelas kimia 500ml 3 buah
b. Kawat tegangan permukaan 6 buah
c. Neraca 1 buah
d. Sendok 1 buah
e. Detergen 225 ml
f. Air 500 ml
B. Variabel Percobaan
1. Variabel manipulasi : konsentrasi detergen
Devinisi operasional : macam-macam konsentrasi detergen (50 ml,
75 ml, 100 ml)
2. Variabel kontrol : panjang kawat
Devinisi operasional : panjangnya kawat saat kawat tadi di
keluarkan dari detergen , hingga membentuk gelembung, sampai
gelembung tersebut pecah.
3. Variabel respon : tegangan permukaan
Devinisi operasional : tingkat tegangan permukaan yang dihasilkan.
13. LAMPIRAN PERHITUNGAN
Pada kawat 1
Massa kawat = 1,1 gram
Panjang kawat =0,08 m
γ = F/2l
γ = m.g/2l
γ =( 0,0011 x 10)/(2x 0,08)
= 0,011/0,16 = 68,75 x 10-3 N/m
Pada kawat 2
Massa kawat = 1,5 gram
Panjang kawat = 0,08 m
γ = F/2l
γ = m.g/2l
γ = (0.0015 x 10)/ ( 2x0,08)
= 0.015 / 0,16
= 93,75 x 10-3 N/m
Pada kawat 3
Massa kawat = 1,2 gram
Panjang kawat = 0,08 m
γ = F/2l
γ = m.g/2l
γ = (0,0012 x 10 )/ (2 x 0,08)
= 0,012 / 0,16 = 0.075 N/m
= 75 x 10-3
• Pada kawat 4
Massa kawat = 0,6 gram
Panjang kawat = 0,08 m
γ = F/2l
γ = m.g/2l
γ = (0,0006 x 10 )/ (2x0,08)
= 0,006 / 0,16 = 0.0375 N/m
= 37,5 x 10-3
Pada kawat 5
Massa kawat = 1,6 gram
Panjang kawat = 0,08 m
γ = F/2l
γ = m.g/2l
γ = (0,0016 x 10 )/ (2 x 0,08)
= 0,016 / 0,16 = 0.1 N/m
= 1 x 10-1
Pada kawat 6
Massa kawat = 1,3 gram
Panjang kawat = 0,08 m
γ = F/2l
γ = m.g/2l
γ = (0,0013 x 10 )/ (2 x 0,08)
= 0,013 / 0,16 = 0.08125 N/m
= 81,25 x 10-3
14. Pembahasan :
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis dan
dapat menahan benda. Hal ini dikarenakan adanya gaya tarik menarik antara partikel
zat cair (kohesi).
Lama tidaknya waktu yang diperlukan gelembung untuk dapat meletus bergantung
pada tegangan permukaan yang dihasilkan dari masing-masing konsentrasi zat
terlarut dalam larutan deterjen tersebut.
Nilai tegangan permukaan berbanding lurus dengan massa. Semakin besar massa
kawat yang digunakan akan semakin besar pula nilai tegangan permukaan yang
dihasilkan.
Selain itu, semakin banyak konsentrasi detergen yang ditambahkan, maka akan
semakin menimbulkan efek “licin” pada kawat U yang digunakan sehingga kawat geser
akan semakin menurun. Turunnya kawat tersebut kemudian juga diikuti oleh
menurunnya kerapatan dari lapisan elastis pada gelembung yang dihasilkan. Sehingga
gelembung tersebut juga akan semakin cepat pecah atau meletus. Dari hal tersebut,
dapat diketahui bahwa menurunnya nilai tegangan permukaan suatu zat cair dapat
dilihat dari besar luas permukaan lapisan yang dibentuk oleh gelembung detergen
akibat pergeseran panjang kawat. Semakin besar luas permukaan yang terbentuk oleh
zat cair maka semakin kecil nilai tegangan permukaan. Hal ini dikarenakan (jika
dilihat dari nilai tegangan permukaan diperoleh) pengaruh konsentrasi
pemberian detergen tidak dimasukkan dalam rumus sehingga seolah-olah pemberian
konsentrasi detergen tidak berpengaruh terhadap nilai tegangan permukaan padahal
sebenarnya fungsi dari detergen itu sendiri ketika dilarutkan dalam air yaitu untuk
menurunkan tegangan permukaan pada air tersebut.
15. BAB IV
Kesimpulan dan Saran
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas adalah:
Nilai tegangan permukaan berbanding lurus dengan massa kawat yang
digunakan. Semakin besar massa yang digunakan, maka akan semakin besar
pula tegangan permukaan yang dihasilkan. Semakin banyak konsentrasi
detergen maka akan semakin besar luas permukaan yang terbentuk oleh zat
cair pada kawat sehingga semakin kecil nilai tegangan permukaan.
SARAN
Adapun saran dari pembahasan di atas adalah dalam melakukan
praktikum sebaiknya terlebih dahulu melengkapkan alat dan bahan lalu
memeriksanya agar tidak terjadi kecelakaan dalam praktikum. Dan juga
mencermati dengan teliti dalam melakukan penelitian agar tidak terjadi
kesalahan data.