Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan ini dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan ini dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
MANAJEMEN KEUANGAN
PUBLIK FINANCE = keuangan untuk institusi publik yang nirlaba
CORPORATE FINANCE = keuangan perusahaan yang bertujuan laba
PERSONAL FINANCE = keuangan individu (orang per orang)
PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN
Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis (usaha) sudah barang tentu memerlukan sejumlah modal (uang), di samping keahlian lainnya. Modal yang digunakan untuk membiayai suatu bisnis, mulai dari biaya prainvestasi, biaya investasi dalam aktiva tetap, hingga modal kerja.
Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada. Sumber dana yang dicari dapat dipilih, apakah dengan cara menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Penggunaan masing-masing modal tergantung dengan tujuan penggunaan modal, jangka waktu serta jumlah yang diinginkan perusahaan. Masing-masing modal memiliki keuntungan dan kerugian. Hal ini dapat dilihat dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat dipenuhi.
Masalah yang perlu memperoleh perhatian berkaitan dengan perolehan modal adalah masa pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu. Tingkat pengembalian ini tergantung dari perjanjian dan estimasinkeuntungan yang diperoleh dari masa-masa mendatang. Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh karena itu, perlu dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya sebelum usaha dijalankan. Semua itu tentunya menggunakan asumsi-asumsi tertentu yang akhirnyaa akan dituangkan dalam aliran kas (cash flow) perusahaan selama periode usaha.
Dengan dibuatnya aliran khas perusahaan, kemudian dinilai kelayakan investasi tersebut melalui kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi ini layak atau tidak dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi dapat dilakukan melalui pendekatan payback Periode (PP), Average Rate of Return (ARR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), dan Break Event Point.
MANAJEMEN KEUANGAN
PUBLIK FINANCE = keuangan untuk institusi publik yang nirlaba
CORPORATE FINANCE = keuangan perusahaan yang bertujuan laba
PERSONAL FINANCE = keuangan individu (orang per orang)
PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN
Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis (usaha) sudah barang tentu memerlukan sejumlah modal (uang), di samping keahlian lainnya. Modal yang digunakan untuk membiayai suatu bisnis, mulai dari biaya prainvestasi, biaya investasi dalam aktiva tetap, hingga modal kerja.
Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada. Sumber dana yang dicari dapat dipilih, apakah dengan cara menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Penggunaan masing-masing modal tergantung dengan tujuan penggunaan modal, jangka waktu serta jumlah yang diinginkan perusahaan. Masing-masing modal memiliki keuntungan dan kerugian. Hal ini dapat dilihat dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat dipenuhi.
Masalah yang perlu memperoleh perhatian berkaitan dengan perolehan modal adalah masa pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu. Tingkat pengembalian ini tergantung dari perjanjian dan estimasinkeuntungan yang diperoleh dari masa-masa mendatang. Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh karena itu, perlu dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya sebelum usaha dijalankan. Semua itu tentunya menggunakan asumsi-asumsi tertentu yang akhirnyaa akan dituangkan dalam aliran kas (cash flow) perusahaan selama periode usaha.
Dengan dibuatnya aliran khas perusahaan, kemudian dinilai kelayakan investasi tersebut melalui kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi ini layak atau tidak dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi dapat dilakukan melalui pendekatan payback Periode (PP), Average Rate of Return (ARR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), dan Break Event Point.
Tata Cara Pengenaan, Pemungutan dan Penyetoran Provisi Sumber Daya Hutan, Dana Reboisasi, Ganti Rugi Tegakan, Denda Pelanggaran Eksploitasi Hutan dan Iuran Usaha Pemanfaatan Hutan
Struktur organisasi koperasi, Koperasi dan Pengusaha Kecil dan Menengah merupakan dua kekuatan ekonomi yang dimiliki Indonesia dikala krisis moneter menyerang negara ini pada tahun 1997. Karena dengan adanya koperasi dan PKM Indonesia dapat melewati krisis walau tidak sepenuhnya sampai saat ini
1. TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI
A. MENDIRIKAN KOPERASI SECARA UMUM
1. Persiapan Pembentukan
Orang-orang yang akan mendirikan koperasi terlebih dahulu mendapatkan
penerangan dan penyuluhan agar memperoleh pengertian dan kejelasan mengenai
maksud dan tujuan mendirikan koperasi termasuk struktur organisasi manajemen serta
kegiatan usaha koperasi.
2. Rapat Pembentukan
2.1 Rapat sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang yang dipimpin oleh
seorang/beberapa orang pendiri koperasi. Yang terdiri dari :
2.1.1 Pendirian adalah mereka yang hadir dalam rapat pembentukan koperasi
dan telah memenuhi persyaratan keanggotaan dan menyatakan diri
menjadi anggota.
2.1.2 Kuasa pendiri adalah beberapa orang dari pendiri yang diberi kuasa
dan sekaligus ditunjuk oleh pendiri untuk pertama kalinya sebagai
pengurus koperasi untuk menandatangani akta anggaran dasar dan
memproses pengajuan Badan Hukum kepada Pemerintah.
2.2 Disarankan mengundang Pejabat / Petugas yang memahami seluk beluk
perkoperasian.
3. Hal - Hal Yang Dibicarakan Dalam Rapat
3.1 Tujuan mendirikan koperasi
3.2 Kegiatan usaha yang hendak dijalankan
3.3 Persyaratan menjadi anggota
3.4 Menetapkan modal yang akan disetor kepada koperasi diantaranya dari
simpanan pokok dan simpanan wajib
3.5 Memilih nama-nama pendiri koperasi
2. 3.5.1 Memilih nama-nama pengurus dan pengawas koperas
3.5.2 Menyusun anggaran dasar
4. Teknis Penyusunan Anggaran Dasar
Apabila penyusunan anggaran dasar tidak mungkin disusun bersama-sama
seluruh peserta rapat, dapat ditempuh:
4.1 Membentuk tim perumus penyusun anggaran dasar dengan tugas menyusun
draf anggaran dasar yang bersifat umum dan hasilnya dilaporkan kepada
pendirian koperasi untuk dimintakan pengesahan kepada kepada seluruh
anggota
4.2 Hal-hal khusus yang perlu dibahas oleh seluruh peserta (tidak diserahkan
kepada tim perumus) diantaranya :
4.2.1 Nama dan tempat kedudukan koperasi
4.2.2 Persyaratan menjadi anggota
4.2.3 Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib
4.2.4 Nama-nama pendiri, pengurus dan pengawas
4.2.5 Kegiatan usaha
4.3.5 Ketentuan mengenai penggunaan sisa hasil usaha
4.3.6 Ketentuan mengenai sanksi
4.3 Isi Anggaran Dasar minimal memuat tentang :
4.3.1 Daftar nama pendiri
4.3.2 Nama dan tempat kedudukan koperasi
4.3.3 Ketentuan mengenai keanggotaan
4.3.4 Maksud dan tujuan serta bidang usaha
4.3.5 Ketentuan mengenai rapat anggota
4.3.6 Ketentuan mengenai pengelolaan
4.3.7 Ketentuan mengenai permodalan
4.3.8 Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya koperasi
4.3.9 Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
4.3.10 Ketentuan mengenai sangsi.
3. 5. Pengajuan Permohonan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi
6. Lampiran Permohonan
6.1 Koperasi Primer yang tidak memiliki unit usaha simpan pinjam.
6.1.1 Dua rangkap akta pendirian koperasi, satu diantaranya bermaterai
cukup
6.1.2 Berita acara pembentukan koperasi
6.1.3 Surat bukti penyetoran modal
6.1.4 Neraca awal kegiatan usaha
6.1.5 Rencana kerja awal kegiatan usaha
6.1.6 Daftar hadir rapat pembentukan
6.1.7 Foto copy KTP masing-masing anggota pendiri
6.2 Primer Koperasi yang memiliki unit usaha simpan pinjam.
6.2.1 Dua rangkap akta pendirian koperasi, satu diantaranya bermaterai
cukup
6.2.2 Berita acara pembentukan koperasi
6.2.3 Surat bukti penyetoran modal.
6.2.4 A. Neraca awal khusus unit simpan pinjam per...
B. Neraca awal kegiatan usaha non simpan pinjam
6.2.5 A. Rencana kerja awal kegiatan usaha non simpan pinjam
B. Rencana awal kegiatan usaha simpan pinjam meliputi :
Rencana penghimpunan dana simpanan
Rencana pemberian pinjaman
Rencana penghimpunan modal sendiri
Rencana modal pinjaman
Rencana pendapatan dan beban
Rencana di bidang organisasi dari sumber daya manusianya
6.2.6 Daftar hadir rapat pembentukan
6.2.7 Nama dan riwayat hidup pengurus, pengawas dan manajer unit simpan
pinjam
6.2.8 Daftar sarana kerja yang telah disiapkan
4. 6.2.9 Surat perjanjian kerja antara pengurus dengan manager unit simpan
pinjam
6.2.10 Foto copy KTP masing-masing anggota pendiri
B. JENIS KOPERASI
Jenis koperasi didasrkan pada kesamaan usaha atau kepentingan ekonomi
anggotanya. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas,
kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya. Jenisnya adalah :
1. Koperasi Produsen
Koperasi produsen beranggotakan orang orang yang melakukan kegiatan
produksi (produsen). Tujuannya adalah memberikan keuntungan yang sebesar
besarnya bagi anggotanya dengan cara menekan biaya produksi serendah rendahnya
dan menjual produk dengan harga setinggi tingginya. Untuk itu, pelayanan koperasi
yang dapat digunakan oleh anggota adalah Pengadaan bahan baku dan Pemasaran
produk anggotanya.
2. Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen beranggotakan orang orang yang melakukan kegiatan
konsumsi. Tujuannya adalah memberikan keuntungan yang sebesar besarnya bagi
anggotanya dengan cara mengadakan barang atau jasa yang murah, berkualitas, dan
mudah didapat. Contoh :
- koperasi simpan pinjam
- koperasi serba usaha ( konsumen)
C. MENDIRIKAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
1. Syarat – Syarat Mendirikan Koperasi
1.1 Dua rangkap akta pendirian koperasi, satu diantaranya bermaterai cukup
1.2 Berita acara rapat pembentukan Koperasi Simpan Pinjam
5. 1.3 Surat bukti penyetoran modal sendiri sekurang-kurangnya Rp. 15.000.000,
1.4 Neraca awal per tanggal pendirian koperasi
1.5 Rencana awal kegiatan usaha meliputi :
1.5.1 Rencana penghimpunan dana simpanan
1.5.2 Rencana pemberian pinjaman
1.5.3 Rencana penghimpunan modal sendiri
1.5.4 Rencana modal pinjaman
1.5.5 Rencana pendapatan dan beban
1.5.6 Rencana dibidang organisasi dan sumber daya manusianya.
1.6 Daftar hadir rapat pembentukan
1.7 Nama dan riwayat hidup calon pengelola/manajer dengan lampiran
1.7.1 Sertifikat pelatihan simpan pinjam dan atau keterangan pernah
mengikuti magang di usaha simpan pinjam
1.7.2 Surat keterangan berkelakuan baik dari yang berwenang
1.7.3 Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga dengan
pengurus sampai dengan derajat kesatuan
1.8 Daftar sarana kerja yang telah dipersiapkan
1.9 Foto copy KTP masing-masing anggota pendiri.
2. Penerima Permohonan Oleh Pejabat
Apabila permohonan dimaksud telah lengkap dan benar maka pemerintah
memberikan tanda terima, dan berkasnya segera diproses akan tetapi apabila
berkasnya belum lengkap dan belum benar permohonan dimaksud dikembalikan
untuk diperbaiki.
3. Penelitian Permohonan Oleh Pejabat
3.1 Secara administratif
3.2 Penelitian lapangan.
6. 4. Pengesahan Akta Pendirian Koperasi
Dengan Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi Pengusaha Kecil dan
Menengah yang ditanda tangani oleh Kepala Dinas Koperasi Pengusaha Kecil dan
Menengah Kabupaten/Kota.