SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
”TALES OF HOPE” 
MUATAN LOKAL 
(DOMESTIK SAINS) 
DALAM KURIKULUM 2013 
Disampaikan oleh 
Dewi Utama Faizah 
Dalam Workshop 
Pendampingan 
Pelaksanaan Kurikulum 
2013 Regional 1 
Medan, 4 Juli 2014
Kondisi Kekinian 
Anak-anak kita hidup dalam generasi 9 C 
Connected, Curious, Chameleon 
(bunglon), Content Creator, 
Constantly Changing, Customize ( 
penyesuaian) , Co-Creation, Digital 
Creatives, Crackers (krupuk 
sinkong).
* tidak pernah berhenti belajar 
Manajemen dan 
Kepemimpinan 
Iklim Akademik dan 
Budaya Sekolah 
Kerangka Kerja Pengembangan Kurikulum 
Psikologi Pedagogi Sosio-eko-kultural 
Peserta Didik 
Kesiapan: 
-Fisik 
-Emosional 
-Intelektual 
- Spiritual 
Pembelajaran 
Lulusan yang 
Kompeten 
Kurikulum 
(SKL, Struktur Kurikulum, Standar-standar: Isi, Proses, dan 
Penilaian) 
Pribadi beriman, bertakwa, berakhlak 
Pembelajarm yualina g Sukses * 
Individu yang Percaya Diri 
WN yang Bertanggung Jawab 
Kontributor Peradaban yang Efektif 
Kebutuhan: 
-Individu (It’s Self) 
-Masyarakat, Bangsa, Negara, Dunia (It’s People) 
-Peradaban (Learning to Live Together) 
Kelayakan: 
-Materi 
-Metode Penyampaian 
-Metode Penilaian 
Buku Pegangan (Buku Babon) 
(Buku Pegangan Siswa, Buku Pegangan Guru) 
Rumusan Kompetensi Guru dan Penyiapan 
Guru 
Peserta Didik 3
Membangun Wajah Indonesia 
yang Lebih Baik Melalui Sosio Eko 
Kultural 
Bagai 
menempa 
sebuah keris 
“Tempa besi 
selagi panas” 
Pesan Budaya 
Persepsi, Memori, Historis 
It’s Self ---- It’s People 
"Sekolah, setengahnya karena salah sendiri, setengahnya tidak, telah 
terasing dari penghidupan sejati; ia telah membentuk dunianya sendiri 
yang asing, di mana segala-galanya diukur menurut ukuran dan 
pahamnya sendiri. Selama hal itu tidak berubah, sekolah tidak dapat 
memenuhi tujuan hidupnya dan ia akan melakukan paksaan-paksaan 
kepada masyarakat. Sedang menurut aturan, sekolah seharusnya 
mengabdi kepada masyarakat. Sudah pada tempatnya "sekolah cara 
baru" menghendaki bukan saja "sekolah kerja", akan tetapi juga 
"sekolah kehidupan" yang akan menjadi milik masyarakat” 
(Kutipan dari Buku Dasar-Dasar Pendidikan oleh M. Syafei yang akan segera diterbit ulang)
Ada 7 warisan Indonesia 
yang diakui Unesco 
 Keris 
 Batik 
 Pendidikan 
Batik 
 Wayang 
 Tari Saman 
 Angklung 
 Noken 
Tahun 2014 ini fokus 
pada bahan ajar Muatan 
Lokal: 
1. Keris 
2. Batik 
3. Wayang 
Menyusun bahan ajar sebagai 
pedoman bagi guru, untuk 
diimplementasikan dalam 
kegiatan siswa untuk 3 
pengajaran: 
Keris (SMA kelas 1) 
Batik (SD kelas 3) 
Wayang (SMP kelas 1)
“Creative Capitalism” 
Bill Gate MENGUASAI MASA DEPAN 
 Dunia terlalu cepat berubah 
 Memerlukan kemampuan 
manusia 
 Yang mudah beradaptasi 
 Cepat berpikir mencari solusi 
 Imajinatif 
 Penuh Ide 
 Inovasi 
 Mengembangkan desain 
Keunggulan 
Komparasi 
(Comparative Advantage)
MANUSIA MASA DEPAN 
(Mengakar ke Bumi, Menjulai ke Langit) 
 Creator and Emphatizer 
(otak kanan) 
 Pattern Recognizer 
(Otak kiri) 
 Artis 
 Desainer 
 Storyteller 
 Inventors 
 Caregivers 
 Conselors 
High Tech ??? 
High Concept 
High Touch 
Meaning Maker 
(HOLISTIK)
“THE WHOLE NEW MIND 
DANIEL PINK (2006) : 
Mengembangkan pendidikan 
yang banyak melibatkan 
kemampuan otak kanan 
manusia al 
art, beauty, design, play, 
humor, symphoni, caring, 
empathy, and meaning”.
Dia yang berakar ke bumi 
Menjulai ke langit 
Djitron Pha dari desa Oebello Timor
Seberapa Besar 
Sumbangan IQ untuk karier 
50 – 60 % kah? 
35 – 45 % kah? 
23 – 29 % kah? 
15 – 20 % kah? 
4 – 10 % 
Daniel H. Pink 
A Whole New Mind
Pr. Dr. I. C. Van Houte 
Ketua Perhimpunan Pekerjaan Tangan untuk Pendidikan di 
Belanda, 1923 
”Keperluan memasukkan pekerjaan tangan 
sebagai mata pelajaran, dalam sedikit 
tempo lagi tidak saja akan dirasakan oleh 
umum, tetapi sungguh-sungguh akan 
dimasukkan. Seperti terhadap pada 
kebanyakan perubahan di dunia 
pendiMdieklaanhi rdkaann pseeklaojlaahra ank”t.if, sekolah-sekolah 
kerja, sekolah-sekolah 
mencipta, 
sekolah-sekolah kreatif, sekolah-sekolah 
berkualitas
Pentingkah tangan? 
Dalam Tinjauan Studi Psikologi 
”Tangan manusia adalah suatu alat sejagat yang 
sangat dikagumi. Ia mengalami itu ketika ia 
mengambil bagian di dalam berbagai-bagai macam 
pekerjaan. Tangan yang mula-mula hanya 
dipergunakan untuk menangkap atau memegang, 
otak mengubahnya menjadi tangan yang bekerja”. 
Profesor Dr. G. Revesz 
”Dalam perkembangan dan pertumbuhan 
manusia lahir batin, waktu melakukan pekerjaan 
di masyarakat, di tiap-tiap lapangan tangan yang 
aktif menduduki tempat yang penting”.
Mata Pelajaran Ranah Domestik 
Sains/Mulok Bagaimana Sekarang? 
 Pekerjaan Tangan 
 Kerajinan Tangan 
 ‘Prakarya’ 
 ‘Kertakes’ 
 ‘Pendidikan Seni dan Budaya’ 
 ‘Pendidikan Kesejahteraan Keluarga 
(PKK)? 
 Penjaskes 
Brain Memory 
Muscle Memory 
Muscle memory anak-anak kita terlupa 
untuk dididik dan hanya berfokus pada 
mendidik Brain memory semata (Rhenald 
Kasali “crackers”).
Kelas Konvensional VS Kelas Modern 
 Kelas konvensional di mana guru 
mempertontonkan kebolehannya mengajar , 
harus berubah menjadi kelas modern di mana 
siswa yang menampilkan praktik-praktik 
belajar yang kreatif. 
 Kelas dipenuhi hasil karya anak sebagai bukti 
otentik mereka melakukan sesuatu dalam 
proses pembelajaran seperti yang 
dikehendaki dalam Kurikulum 2013.
Kurikulum Muatan Lokal 
 Kurikulum Mulok sudah ada sejak tahun 1984. 
Sebagai bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan 
proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang 
dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap 
potensi di daerah tempat tinggalnya. 
 Permen 81A tahun 2013, lampiran 2 : 
“Pedoman Pengembangan Muatan Lokal” 
sebagai bekal sikap, pengetahuan, dan ketrampilan 
kepada peserta didik agar mengenal dan menjadi akrab dengan 
lingkungan alam, sosial dan budayanya. Berguna bagi dirinya maupun 
lingkungan masyarakatnya, dan memiliki sikap dan perilaku yang 
selaras 
dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta 
melestarikan dan mengembangkan nilai luhur budaya setempat dalam 
rangka 
menunjang pembangunan nasional
Lokal Inisiatif Sangat Dibutuhkan 
Mengembalikan “Roh” yang mendasari kurikulum ada di 
sekolah dengan konteks lingkungan (bahasa, adat istiadat 
budaya, nilai-nilai kebajikan, latar geografis). 
Agar anak-anak Indonesia mengenali jati diri, identitas diri 
sebagai bangsa Indonesia. Penanaman nilai-nilai 
kebangsaan dengan mengenali kekayaan sumber daya 
alamnya dan keberagaman sebagai bangsa. 
Lebih dari 3000 kelompok etnis tersebar dari kilometer nol di 
ujung pulau Sumatra hingga daratan Papua (Cockerham, 
William. The Global Society. USA: Mc- Graw Hill, 1995)
Kondisi Muatan lokal 
 Kurikulum 91 
(kur nas 80 % 
dan kurmulok 
20%) ternyata 
tidak 
dimanfaatkan 
dengan baik 
 Kur 2006, mulok 
menjadi 2 jam 
saja.
Kendala Muatan lokal 
 Daerah tidak fokus mengurus mulok karena 
seringnya ganti-ganti pejabat yang mengurus 
mulok 
 Model Bahan Ajar sebagai ilustrasi kepada 
daerah yang kondisi Indonesia terlalu 
beragam belum seluruhnya dimiliki kemdikbud 
kebudayaan
Betapa dahsyatnya Muatan 
Lokal 
 “Tools” dalam proses pembelajaran di sekolah 
(interaksi sosiokultural) --- sebagai komponen sosial 
meningkatkan kognitif anak 
 Mengasah kehangatan hati sebagai penyubur hubungan 
sosial yang mengharmonikan pribadi anak dengan 
lingkungannya (Multiple Intelligence). 
 Anak sebagai pemelajar mengkonstruk sendiri 
pengetahuannya “scaffolding”– “ZPD”---Akan lahir anak-anak 
kreatif dan unggul.
Menangkis Wabah 
Depresi Kehidupan Modern 
Kearifan Lokal 
“Anak-anak bersahabat 
dengan bumi di mana ia pijak” 
Mengenal dan belajar lebih dekat 
dengan lingkungan sekitar 
Berkomitmen dan Terbuka
“the Drugs of the 
Millennium” 
Seminar eksekutif Penanggulangan Adiksi 
Pornografi di Grand Kemang tgl 27 September 2010 
Pembicara 3 org pakar kelas dunia 
Dr Mark B Kastleman Pakar adiksi Pornografi dari 
AS 
Dr RandallF Hyde Psikiater 
Dan Prof Dr. Malik Badri seorang Ilmuwan Islam 
Perilaku Narsisis 
Perilaku Machiavelis 
Perilaku Psikopatis 
‘Narkoba Lewat Mulut 
Narkoba Lewat Mata 
(Visual CrackCoccain)’ 
Revolusi Teknologi Revolusi 
Seks
Bahaya yang Tak Menentu..... 
Saat penyakit 
tanaman 
datang, 
Saat hujan dan 
panas datang tanpa 
aturan 
Kiamat atau penciptaan 
teknologi Baru? 
Saat cadangan 
energi fosil 
mulai menipis 
Saat tenaga 
nuklir 
digunakan 
Saat rawan 
pangan 
melanda 
manusia 
Saat hutan-hutan 
gundul 
Saat semua biji-biji 
mulai langka
Bagaimana Cara Manusia 
Belajar? 
 Dari yang ia lihat 
 Dengar 
 Cecap 
 Baui 
 Sentuh 
 Lakukan dengan 
tangan 
 Bayangkan 
 Intuisikan 
 Rasakan 
Jeannette Vos 
“Potensi Alamiah 
(nature) Siswa Harus 
Digali” 
Character Education 
Manusia yang 
Berbudaya 
Dengan Nilai2 
Kebangsaan
Kurikulum Pertama Manusia 
‘Lingkungan Alamiah’---natural world 
Bahasa, 
Adat Istiadat, 
Budaya, 
Nilai-Nilai 
Kebajikan 
Latar Geografis 
“Hidden Curriculum” 
-Vygotsky – 
Zone of Proximal Development 
Dasar dan Prinsip 
pembelajaran Kontekstual
Pesan Budaya Lokal dan 
Tuntutan HOTS dalam Kurikulum 
2013 
Vygotsky (1896-1934) 
“Kontribusi budaya, interaksi sosial, dan sejarah 
dalam pengembangan mental individual anak 
sangat berpengaruh. Khususnya dalam 
pengembangan bahasa, membaca, dan 
menulis yang mengacu pada perkembangan 
fungsi mental tinggi (Higher Order Thinking 
Skill)----berdampak pada persepsi, memori, 
dan berpikir anak”.
Fungsi Bahasa Ibu (Mother 
Tongue) 
Ida Wayan Oka Granoka 
mengistilahkan gerak bahasa bayi dengan ibunya 
sedari dalam rahim dengan istilah 
“Guttural-Palatal-Cerebral”. 
“Bahasa Ibu Sakti” yang memperkuat gerak 
bahasa menjadi menyempurna. Kosakata 
bersabda 
menguatkan literasi dalam membaca, menulis, 
dan berkarya. 
Program Literasi Dunia (Unicef) mengusung“bahasa 
Ibu”
Lesson Learnt Muatan Lokal 
Bali 
Subak 
Pakraman 
Desa Adat
Modal Sosial Bali yang Tumpah 
Ruah 
Bahasa, 
Adat Istiadat, 
Seni, Budaya 
Nilai-Nilai 
Kebajikan 
Perlakuan terhadap 
alam (Sistem 
Subak) 
Latar Geografis 
Kurang Dimanfaatkan 
Dalam Proses Pembelajaran 
Silabus dan RPP 
Copy Paste 
Sebagai Kitab Suci!
Kurikulum Pertama Manusia 
‘Lingkungan Alamiah’---natural world 
Bahasa, 
Adat Istiadat, 
Budaya, 
Nilai-Nilai 
Kebajikan 
Latar Geografis 
“Hidden Curriculum” 
-Vygotsky – 
Zone of Proximal Development 
Dasar dan Prinsip 
pembelajaran Kontekstual 
Muatan Lokal
Lesson Learnt Adat Minang nan 
Terbentang…. 
Adat nan dipakai baru, 
Kain nan dipakai usang 
Cupak nan sepanjang betung 
Adat nan sapanjang jalan
“Untuk mendidik seorang anak seluruh 
kampung ikut terlibat” 
“Education for All---no child left 
behind” 
Anak dipangku kamanakan 
dibimbing 
“It Takes a Whole Village to Raise a 
Rumah Gadang 
Surau 
Limbago adat 
“Memfungsikan” 
Ada, Amak Rahmah, Ibu Rosnidar, 
Mak One, Mak Icam, Mak Pokeng, 
Cik Elok Jali, Anduang Oleng 
dsbnya 
“Para bundo kandung” 
“Female Modesty” 
Samuik tapijak indak mati 
Alu tataruang patah tigo 
Child” 
(Turkey, African Proverb—Hillary Clinton)
Communitarian Capitalism 
Berdunsanak memagari dunsanak 
Bakampuang memagari kampung 
Bernagari memagari nagari 
Berbangsa memagari bangsa 
Creative Capitalism ???? 
“Bill Gates” 
Sawah ladang labuah nan pasa 
Padi manjadi jaguang maupiah 
Lumbuang baririak di halaman 
Rankiang tujuh sajaja 
Ciek si Bajau-bajau 
Panenggang anak dagang lalu 
Sabuah si Tinjau Lauik 
Panenggang anak korong kampuang 
Birawari lumbung nan banyak 
Makanan anak kamanakan 
Masyarakat Madani 
Yang Sejahtera
Cupak Nan Duo: 
Cupak Usali dan Cupak Buatan 
Gantang nan pepat 
Bungkal nan piawai 
Teraju yang tak 
berpaling 
Berjenjang naik 
bertangga turun 
Nan hitam tahan tapa 
Nan putih tahan sasah 
Berukur bertentukan 
Nan berbaris nan 
berpahat 
Nan ditekuk yang 
”Nan dikisa laju, 
nan dicabuik mati” 
ditebang 
“Rasa Periksa, Alur dan Patut dalam Mendidik”
Alam Takambang Manjadi Guru 
Panakiak pisau sirauik 
Patungkek batang lintabuang 
Salodong ambia ka niru 
Satitiak jadikan lauik 
Sakapa jadkan gunuang 
Alam takambang jadikan guru. 
Kuniang kunyik, 
putiah kapua 
Merah sago, kuriak 
kundi 
Manciok ayam, 
badanciang basi 
Bulek manggolong, 
picak malayang 
Hinggok mancakam, 
tabang manumpu 
Virtue 
Hidden Curriculum 
ESD 
Kata nan Empat 
Randai 
Alat musik sederhana 
Tarian 
Verbal Art
“Generasi Berkualitas” 
Hamka, Agus Salim, Marah Rusli, Sjahrir, 
Hatta, Sutan Sahrir, M. Natsir, M. Syafei, Tan 
Malaka, Bahder Djohan, Rasuna Said, 
Marah Rusli, Muchtar Naim, Hasyim Ning, 
Deliar Noer, Chairil Anwar, dan banyak lagi 
lainnya.
Lesson Learnt 
PENDIDIKAN ALAMIAH 
Belajar Dari Pendidikan di Jepang 
Tahun 1919 Moromizato seorang guru yang 
sangat terkenal dari Seijo Jepang 
mengenalkan sebuah mata pelajaran baru 
yang memutar kiblat pendidikan sejak dini 
diJepang. 
Alasan Moromizato …. 
“anak-anak membutuhkan langsung 
bagaimana mengeksplorasi alam 
dengan indera yang mereka miliki”
Kurikulumnya… 
 Mengamati bagaimana 
kehidupan kupu-kupu, ulat, 
belalang, kunang-kunang, 
dan capung di sekitar 
mereka. Halaman dan 
kebun sekolah ditanami 
berbagai aneka tanaman, 
ada sayur dan kacang-kacangan, 
umbi-umbian, 
ada petak sawah dan padi, 
ada ternak dan hewan 
peliharaan, ada gelembung 
sabun, juga kaca pembesar. 
Pendidikan alami 
bertumpu pada alam 
semesta yang 
tumbuh subur itu 
sempat terhenti 
karena terjadi perang 
dunia ke 2, namun 
pemerintah kembali 
menghidupkannya 
setelah perang 
berakhir dengan 
program lanjutan 
bernama “Pendidikan 
Konservasi”. 
Pendidikan 
konservasi membagi 
diri dengan 
“Pendidikan Polusi”. 
Inquiry/Saintific Learning 
Hands on Learning
Hi wa manako, kokuu wa kokoro, 
kaze wa iki, umi yama kakete, wagami narikeri 
Kearifan lokal 
“ALAM TERKEMBANG MENJADI GURU” 
Matahari adalah mata 
penglihatan kita 
Langit biru adalah hati 
sanubari kita 
Angin adalah nafas 
kehidupan kita 
Laut dan gunung 
adalah tubuh kita 
yang terbentang
Regulasi Muatan Lokal 
 Disahkan oleh Perda Gubernur 
 Kabupaten juga bisa menentukan, 
menetapkan, melaksanakan MULOK sesuai 
dengan kondisi daerah yang diatur oleh 
Bupati/Walikota 
 Sekolah menentukan pilihan sesuai dengan 
potensi sekolah dengan ketersediaan tenaga 
pendidik dan kependidikan untuk 
terlaksananya Mulok yang dipilih.
Struktur Penyelenggaraan Muatan 
Lokal 
Provinsi 
Kabupaten 
Keunggulan Sekolah 
 Muatan Kurikulum pada tingkat daerah 
ditetapkan oleh Bupati/Walikota 
 Tahun 2014 ini akan disusun modul mulok 
bertumpu pada pendidikan karakter di 
Sumatera Barat
Kondisi Muatan lokal 
 Kurikulum 91 (kur nas 80 % dan kurmulok 
20%) ternyata tidak dimanfaatkan dengan baik 
 Kur 2006, mulok menjadi 2 jam saja.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik 
Indonesia 
Nomor 81 A Tahun 2013 
Tentang Implementasi Kurikulum, Pedoman Pengembangan 
Muatan Lokal. 
 Dalam Pasal 77N Peraturan Pemerintaj Nomor 32 Tahun 2013 tentang 
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang 
Standar Nasional dinyatakan bahwa : (1) Muatan Lokal untuk setiap satuan 
pendidikan berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan 
keunikan lokal; (2) Muatan Lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada 
setiap satuan pendidikan. 
 Selanjutnya dalam Pasal 77P, antara lain dinyatakan bahwa: (1) 
Pemerintah Daerah Provinsi melakukan koordinasi dan supervisi 
pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menegah; (2) Pemerintah 
Daerah Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan 
muatan lokal pada pendidikan dasar; (3) Pengelolaan muatan lokal meliputi 
penyiapan, penyusunan, daan evaluasi terhadap dokumen muatan lokal, 
buku teks pelajaran, dan buku panduan guru; dan (4) Dalam hal seluruh 
kabupaten/kota pada satu (1) provinsi sepakat menetapkan 1 (satu) 
muatan lokal yang sama, koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum 
pada pendidikan dasar dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi.
 Muatan Lokal sebagai bahan kajian yang membentuk 
pemahaman terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya 
bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, 
dan keterampilan kepada peserta didik agar: 
 Mengenal dan menjadi akrab dengan lingkungan alam, 
sosial, dan budayanya; 
 Memiliki bekal kemampuan dan ketrampilan serta 
pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya 
maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan 
 Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/ 
aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta 
melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya 
setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Tales of Hope Local Genius 
 Konstruktivis 
me 
Kecerdasan 
Sosial dan 
Kebajikan 
“Learning To 
Live Together 
With…” 
Local Genius
Muatan lokal bermanfaat untuk memberikan 
bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan 
kepada peserta didik agar: 
1. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan 
lingkungan alam, sosial, dan budayanya; 
2. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan 
serta pengetahuan mengenai daerahnya yang 
berguna bagi dirinya maupun lingkungan 
masyarakat pada umumnya; dan 3. memiliki sikap 
dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/ 
aturan- aturan yang berlaku di daerahnya, 
serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai 
luhur budaya setempat dalam rangka menunjang 
pembangunan nasional.
Muatan Lokal dikembangkan melalui 
tahapan sebagai berikut: 
1. Melakukan identifikasi dan analisis konteks kurikulum. 
Identifikasi konteks kurikulum meliputi analisis ciri khas, 
potensi, keunggulan, kearifan lokal, dan kebutuhan/tuntutan 
daerah. Metode identifikasi dan analisis disesuaikan dengan 
kemampuan tim. 
2. Menentukan jenis muatan lokal yang akan dikembangkan. 
Jenis muatan lokal meliputi empat rumpun muatan lokal yang 
merupakan persinggungan antara budaya lokal (dimensi 
sosio- budaya-politik), kewirausahaan, pra-vokasional 
(dimensi ekonomi), pendidikan lingkungan, dan kekhususan 
lokal lainnya (dimensi fisik).
Penjelasan 
a. Budaya lokal mencakup pandangan-pandangan yang 
mendasar, nilai-nilai sosial, dan artifak-artifak (material dan 
perilaku) yang luhur yang bersifat lokal. 
b. Kewirausahaan dan pra-vokasional adalah muatan lokal yang 
mencakup pendidikan yang tertuju pada pengembangan potensi 
jiwa usaha dan kecakapannya. 
c. Pendidikan lingkungan & kekhususan lokal lainnya adalah 
mata pelajaran muatan lokal yang bertujuan untuk mengenal 
lingkungan lebih baik, mengembangkan kepedulian terhadap 
lingkungan, dan mengembangkan potensi lingkungan. 
d. Perpaduan antara budaya lokal, kewirausahaan, pra-vokasional, 
lingkungan hidup, dan kekhususan lokal lainnya 
yang dapat menumbuhkan suatu kecakapan hidup.
Menentukan bahan kajian muatan lokal 
Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata 
dan mengkaji berbagai kemungkinan muatan 
lokal yang dapat diangkat sebagai bahan 
kajian sesuai dengan dengan keadaan dan 
kebutuhan satuan pendidikan.
Penentuan bahan kajian muatan lokal didasarkan 
pada kriteria berikut: 
a. kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik; 
b. kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang 
diperlukan; 
c. tersedianya sarana dan prasarana; 
d. tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa; 
e. tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan; 
f. kelayakan yang berkaitan dengan pelaksanaan di satuan 
pendidikan; 
g. karakteristik yang sesuai dengan kondisi dan situasi daerah; 
h. komponen analisis kebutuhan muatan lokal (ciri khas, potensi, 
keunggulan, dan kebutuhan/tuntutan); 
i. mengembangkan kompetensi dasar yang mengacu pada 
kompetensi inti; 
j. menyusun silabus muatan lokal.
Rambu-rambu pengembangan muatan lokal: 
1. Satuan pendidikan yang mampu mengembangkan 
standar kompetensi dan kompetensi dasar beserta 
silabusnya dapat melaksanakan mata pelajaran muatan 
lokal. Apabila satuan pendidikan belum mampu 
mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi 
dasar beserta silabusnya, maka satuan pendidikan dapat 
melaksanakan muatan lokal berdasarkan kegiatan-kegiatan 
yang direncanakan oleh satuan pendidikan, atau 
dapat meminta bantuan kepada satuan pendidikan 
terdekat yang masih dalam satu daerahnya. Beberapa 
satuan pendidikan dalam satu daerah yang belum mampu 
mengembangkannya dapat meminta bantuan tim 
pengembang kurikulum daerah atau
Meminta bantuan dari Lembaga 
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di 
provinsinya 
Bahan kajian disesuaikan dengan tingkat 
perkembangan peserta didik yang mencakup 
perkembangan pengetahuan dan cara berpikir, 
emosional, dan sosial peserta didik. Pembelajaran 
diatur agar tidak memberatkan peserta didik dan 
tidak mengganggu penguasaan kurikulum nasional. 
Oleh karena itu, pelaksanaan muatan lokal 
dihindarkan dari penugasan pekerjaan rumah (PR).
Program pengajaran dikembangkan dengan 
melihat kedekatannya dengan peserta didik 
Meliputi kedekatan secara fisik dan secara psikis. 
Dekat secara fisik berarti bahwa terdapat dalam 
lingkungan tempat tinggal dan sekolah peserta didik, 
sedangkan dekat secara psikis berarti bahwa bahan 
kajian tersebut mudah dipahami oleh kemampuan 
berpikir dan mencerna informasi sesuai dengan usia 
peserta didik.
Bahan pengajaran perlu disusun 
berdasarkan prinsip belajar yaitu: 
(1) bertitik tolak dari hal-hal konkret ke abstrak; 
(2) dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum 
diketahui; 
(3) dari pengalaman lama ke pengalaman baru; 
(4) dari yang mudah/sederhana ke yang lebih sukar/rumit. 
Selain itu, bahan kajian/pelajaran diharapkan bermakna 
bagi peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat 
membantu peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan 
harus bersifat utuh 
Dalam arti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang 
jelas dan memberi makna kepada peserta didik. Namun 
demikian bahan kajian muatan lokal tertentu tidak 
harus secara terus-menerus diajarkan mulai dari kelas I 
sampai dengan kelas VI, atau dari kelas VII sampai 
dengan kelas IX, atau dari kelas X sampai dengan kelas 
XII. Bahan kajian muatan lokal juga dapat disusun dan 
diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester, dua 
semester, atau satu tahun ajaran. 
6. Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan 
lokal perlu memperhatikan jumlah hari/minggu dan 
minggu efektif untuk mata pelajaran muatan lokal pada 
setiap semester.
Pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan 
dan pengelolaan muatan lokal, antara lain : 
1. Satuan pendidikan Kepala sekolah, guru, dan komite 
sekolah/madrasah secara bersama- sama mengembangkan 
materi/ substansi/program muatan lokal yang sesuai dengan 
kebutuhan dan potensi di sekitarnya. 
2. Pemerintah provinsi Gubernur dan dinas pendidikan provinsi 
melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal 
pada pendidikan menengah (SMA dan SMK). 
3. Kantor Wilayah Kementerian Agama melakukan koordinasi dan 
supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah 
(MA dan MAK). 
4. Pemerintah Kabupaten/Kota Bupati/walikota dan dinas 
pendidikan kabupaten/kota melakukan koordinasi dan supervisi 
pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar (SD dan SMP). 
5. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan 
koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada 
pendidikan dasar (MI dan MTs).
Sebuah Mimpi Kita Bersama......"Berbudaya Mutu” 
 Indonesia memerlukan ledakan pemikiran yang 
maha sintesis, akselerasi kreatif, untuk 
menyongsong seabad Indonesia merdeka. 
Manakala berbagai disiplin Ilmu, dan Agama 
sudah tak mampu membangkitkan kembali 
kehidupan nilai-nilai, maka munculkanlah seni 
untuk mensucikannya (Ida Wayan Oka 
Granoka). 
 Seni mendidik dan mengajar yang bernilai 
ekonomi dan kaya citarasa Indonesia, yang 
secara falsafati diusung dengan nama 
Pendidikan dengan Muatan Lokal sejatinya
Terimakasih 
Dewi Utama Faizah 081314693825 
dufa.fayza@gmail.com 
Good teaching is one fourth 
preparation and three 
fourths pure theatre 
(Gail Godwin)

More Related Content

What's hot

Planejamento e Avaliação
Planejamento e AvaliaçãoPlanejamento e Avaliação
Planejamento e AvaliaçãoJOAO AURELIANO
 
CONSTRUINDO UMA ESCOLA INCLUSIVA
CONSTRUINDO UMA ESCOLA INCLUSIVACONSTRUINDO UMA ESCOLA INCLUSIVA
CONSTRUINDO UMA ESCOLA INCLUSIVAjamesmidias
 
Didática segundo commenius
Didática segundo commeniusDidática segundo commenius
Didática segundo commeniusvaniaboys
 
O que é desenvolvimento humano
O que é desenvolvimento humanoO que é desenvolvimento humano
O que é desenvolvimento humanoJan Carlos
 
Hakekat belajar-mengajar
Hakekat belajar-mengajarHakekat belajar-mengajar
Hakekat belajar-mengajaraiieriie
 
7. pengembangan silabus
7. pengembangan silabus7. pengembangan silabus
7. pengembangan silabusAchmad Junaidi
 
Apresentação as escolas são diferentes
Apresentação as escolas são diferentesApresentação as escolas são diferentes
Apresentação as escolas são diferentesLara M
 
Planejamento na educação infantil
Planejamento na educação infantilPlanejamento na educação infantil
Planejamento na educação infantilPaula Spadoni
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxreska7
 
Comparacao entre a escola tradicional e a escola construtivista
Comparacao entre a escola  tradicional e a escola construtivistaComparacao entre a escola  tradicional e a escola construtivista
Comparacao entre a escola tradicional e a escola construtivistaperlatupinamba
 
Compreender e Transformar o Ensino
Compreender e Transformar o EnsinoCompreender e Transformar o Ensino
Compreender e Transformar o EnsinoUlisses Vakirtzis
 
0 merdeka belajar sebuah pilihan
0 merdeka belajar sebuah pilihan0 merdeka belajar sebuah pilihan
0 merdeka belajar sebuah pilihanNur Alfi
 
Diretrizes curriculares nacionais
Diretrizes curriculares nacionaisDiretrizes curriculares nacionais
Diretrizes curriculares nacionaismarcaocampos
 
Sistem Pembinaan Profesional Guru Sd
Sistem Pembinaan Profesional Guru SdSistem Pembinaan Profesional Guru Sd
Sistem Pembinaan Profesional Guru SdNASuprawoto Sunardjo
 
AMBIÊNCIA ESCOLAR: Aspectos físico, sócio-econômico, cultural e de gestão esc...
AMBIÊNCIA ESCOLAR: Aspectos físico, sócio-econômico, cultural e de gestão esc...AMBIÊNCIA ESCOLAR: Aspectos físico, sócio-econômico, cultural e de gestão esc...
AMBIÊNCIA ESCOLAR: Aspectos físico, sócio-econômico, cultural e de gestão esc...UMINHO
 

What's hot (20)

Planejamento e Avaliação
Planejamento e AvaliaçãoPlanejamento e Avaliação
Planejamento e Avaliação
 
CONSTRUINDO UMA ESCOLA INCLUSIVA
CONSTRUINDO UMA ESCOLA INCLUSIVACONSTRUINDO UMA ESCOLA INCLUSIVA
CONSTRUINDO UMA ESCOLA INCLUSIVA
 
Didática segundo commenius
Didática segundo commeniusDidática segundo commenius
Didática segundo commenius
 
O que é desenvolvimento humano
O que é desenvolvimento humanoO que é desenvolvimento humano
O que é desenvolvimento humano
 
KOnteks Sosio Kultural
KOnteks Sosio KulturalKOnteks Sosio Kultural
KOnteks Sosio Kultural
 
Hakekat belajar-mengajar
Hakekat belajar-mengajarHakekat belajar-mengajar
Hakekat belajar-mengajar
 
7. pengembangan silabus
7. pengembangan silabus7. pengembangan silabus
7. pengembangan silabus
 
Apresentação as escolas são diferentes
Apresentação as escolas são diferentesApresentação as escolas são diferentes
Apresentação as escolas são diferentes
 
Planejamento na educação infantil
Planejamento na educação infantilPlanejamento na educação infantil
Planejamento na educação infantil
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
 
Didática
DidáticaDidática
Didática
 
PLANEJAR E PORTFÓLIOS
PLANEJAR E PORTFÓLIOSPLANEJAR E PORTFÓLIOS
PLANEJAR E PORTFÓLIOS
 
Comparacao entre a escola tradicional e a escola construtivista
Comparacao entre a escola  tradicional e a escola construtivistaComparacao entre a escola  tradicional e a escola construtivista
Comparacao entre a escola tradicional e a escola construtivista
 
Gestão da Aprendizagem
Gestão da AprendizagemGestão da Aprendizagem
Gestão da Aprendizagem
 
Compreender e Transformar o Ensino
Compreender e Transformar o EnsinoCompreender e Transformar o Ensino
Compreender e Transformar o Ensino
 
0 merdeka belajar sebuah pilihan
0 merdeka belajar sebuah pilihan0 merdeka belajar sebuah pilihan
0 merdeka belajar sebuah pilihan
 
Diretrizes curriculares nacionais
Diretrizes curriculares nacionaisDiretrizes curriculares nacionais
Diretrizes curriculares nacionais
 
Histórico Ed Infantil
Histórico Ed InfantilHistórico Ed Infantil
Histórico Ed Infantil
 
Sistem Pembinaan Profesional Guru Sd
Sistem Pembinaan Profesional Guru SdSistem Pembinaan Profesional Guru Sd
Sistem Pembinaan Profesional Guru Sd
 
AMBIÊNCIA ESCOLAR: Aspectos físico, sócio-econômico, cultural e de gestão esc...
AMBIÊNCIA ESCOLAR: Aspectos físico, sócio-econômico, cultural e de gestão esc...AMBIÊNCIA ESCOLAR: Aspectos físico, sócio-econômico, cultural e de gestão esc...
AMBIÊNCIA ESCOLAR: Aspectos físico, sócio-econômico, cultural e de gestão esc...
 

Similar to Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Aliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikanAliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikanzaza29
 
Implementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran ips
Implementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran ipsImplementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran ips
Implementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran ipsIwan Hermawan
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptxDedeSolehudin4
 
1.1 kolaborasi nur aiman - kerangka pembelajaran
1.1 kolaborasi   nur aiman - kerangka pembelajaran1.1 kolaborasi   nur aiman - kerangka pembelajaran
1.1 kolaborasi nur aiman - kerangka pembelajaranDian Sari
 
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Arip Kurniawan S,Pd.ppt
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Arip Kurniawan S,Pd.pptAksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Arip Kurniawan S,Pd.ppt
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Arip Kurniawan S,Pd.pptAripKurniawan6
 
Poster Demonstrasi modul 1_1 PGP.pptx
Poster Demonstrasi modul 1_1 PGP.pptxPoster Demonstrasi modul 1_1 PGP.pptx
Poster Demonstrasi modul 1_1 PGP.pptxMansyurArtaQomarudin
 
Tugas 1.1.a.6 Modul.1.1 Demonstrasi Kontekstual.pdf
Tugas 1.1.a.6 Modul.1.1 Demonstrasi Kontekstual.pdfTugas 1.1.a.6 Modul.1.1 Demonstrasi Kontekstual.pdf
Tugas 1.1.a.6 Modul.1.1 Demonstrasi Kontekstual.pdfMochamatKholiq1
 
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pipKONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pipRahma Al-Zaisah
 
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.ppt
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.pptAksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.ppt
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.pptAripKurniawan6
 
CGP A9 _Modul 1.1_Refleksi Filosofi Pendidikan KHD_Manggung 29-30 Agustus 202...
CGP A9 _Modul 1.1_Refleksi Filosofi Pendidikan KHD_Manggung 29-30 Agustus 202...CGP A9 _Modul 1.1_Refleksi Filosofi Pendidikan KHD_Manggung 29-30 Agustus 202...
CGP A9 _Modul 1.1_Refleksi Filosofi Pendidikan KHD_Manggung 29-30 Agustus 202...wawan479953
 
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdfsdn9barurejo
 
Makalah karya tulis_ilmiah[1]
Makalah karya tulis_ilmiah[1]Makalah karya tulis_ilmiah[1]
Makalah karya tulis_ilmiah[1]mariana010299
 
Presentasi Warti.pdf
Presentasi Warti.pdfPresentasi Warti.pdf
Presentasi Warti.pdfEricaMoore46
 
Modul SENI TARI.pptx
Modul SENI TARI.pptxModul SENI TARI.pptx
Modul SENI TARI.pptxMayaSholihah2
 
UNGAH AKSI NYATA PELATIHAN MANDIRI PMM_ANGGRAENI KUSNINDIYAH.docx
UNGAH AKSI NYATA PELATIHAN MANDIRI PMM_ANGGRAENI KUSNINDIYAH.docxUNGAH AKSI NYATA PELATIHAN MANDIRI PMM_ANGGRAENI KUSNINDIYAH.docx
UNGAH AKSI NYATA PELATIHAN MANDIRI PMM_ANGGRAENI KUSNINDIYAH.docxANGGRAENIKUSNINDIYAH1
 
AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR DI SDN KARAN...
AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR DI SDN KARAN...AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR DI SDN KARAN...
AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR DI SDN KARAN...saptari3
 
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdf
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdf1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdf
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdfMohThahir1
 
TUGAS 1 AGENDA 1.pptx
TUGAS 1 AGENDA 1.pptxTUGAS 1 AGENDA 1.pptx
TUGAS 1 AGENDA 1.pptxssuser1b2b4f
 

Similar to Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013 (20)

Aliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikanAliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikan
 
Implementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran ips
Implementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran ipsImplementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran ips
Implementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran ips
 
Pp bab 3 dan 4
Pp bab 3 dan 4Pp bab 3 dan 4
Pp bab 3 dan 4
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptx
 
1.1 kolaborasi nur aiman - kerangka pembelajaran
1.1 kolaborasi   nur aiman - kerangka pembelajaran1.1 kolaborasi   nur aiman - kerangka pembelajaran
1.1 kolaborasi nur aiman - kerangka pembelajaran
 
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Arip Kurniawan S,Pd.ppt
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Arip Kurniawan S,Pd.pptAksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Arip Kurniawan S,Pd.ppt
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Arip Kurniawan S,Pd.ppt
 
Poster Demonstrasi modul 1_1 PGP.pptx
Poster Demonstrasi modul 1_1 PGP.pptxPoster Demonstrasi modul 1_1 PGP.pptx
Poster Demonstrasi modul 1_1 PGP.pptx
 
Tugas 1.1.a.6 Modul.1.1 Demonstrasi Kontekstual.pdf
Tugas 1.1.a.6 Modul.1.1 Demonstrasi Kontekstual.pdfTugas 1.1.a.6 Modul.1.1 Demonstrasi Kontekstual.pdf
Tugas 1.1.a.6 Modul.1.1 Demonstrasi Kontekstual.pdf
 
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pipKONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
 
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.ppt
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.pptAksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.ppt
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka BelajaR DEDI MULYADI.ppt
 
CGP A9 _Modul 1.1_Refleksi Filosofi Pendidikan KHD_Manggung 29-30 Agustus 202...
CGP A9 _Modul 1.1_Refleksi Filosofi Pendidikan KHD_Manggung 29-30 Agustus 202...CGP A9 _Modul 1.1_Refleksi Filosofi Pendidikan KHD_Manggung 29-30 Agustus 202...
CGP A9 _Modul 1.1_Refleksi Filosofi Pendidikan KHD_Manggung 29-30 Agustus 202...
 
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
 
Makalah karya tulis_ilmiah[1]
Makalah karya tulis_ilmiah[1]Makalah karya tulis_ilmiah[1]
Makalah karya tulis_ilmiah[1]
 
Presentasi Warti.pdf
Presentasi Warti.pdfPresentasi Warti.pdf
Presentasi Warti.pdf
 
Grand design-pend-karakter
Grand design-pend-karakterGrand design-pend-karakter
Grand design-pend-karakter
 
Modul SENI TARI.pptx
Modul SENI TARI.pptxModul SENI TARI.pptx
Modul SENI TARI.pptx
 
UNGAH AKSI NYATA PELATIHAN MANDIRI PMM_ANGGRAENI KUSNINDIYAH.docx
UNGAH AKSI NYATA PELATIHAN MANDIRI PMM_ANGGRAENI KUSNINDIYAH.docxUNGAH AKSI NYATA PELATIHAN MANDIRI PMM_ANGGRAENI KUSNINDIYAH.docx
UNGAH AKSI NYATA PELATIHAN MANDIRI PMM_ANGGRAENI KUSNINDIYAH.docx
 
AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR DI SDN KARAN...
AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR DI SDN KARAN...AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR DI SDN KARAN...
AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR DI SDN KARAN...
 
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdf
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdf1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdf
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdf
 
TUGAS 1 AGENDA 1.pptx
TUGAS 1 AGENDA 1.pptxTUGAS 1 AGENDA 1.pptx
TUGAS 1 AGENDA 1.pptx
 

More from Afdan Rojabi

UX Fundamental - UX Afdan.pptx
UX Fundamental - UX Afdan.pptxUX Fundamental - UX Afdan.pptx
UX Fundamental - UX Afdan.pptxAfdan Rojabi
 
Wisata Dalam Negri - Wakatobi
Wisata Dalam Negri - WakatobiWisata Dalam Negri - Wakatobi
Wisata Dalam Negri - WakatobiAfdan Rojabi
 
Sistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi PemasaranSistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi PemasaranAfdan Rojabi
 
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi AkuntansiSistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi AkuntansiAfdan Rojabi
 
Perusahaan Zoya Cabang Lippo Plaza Bogor
Perusahaan Zoya Cabang Lippo Plaza BogorPerusahaan Zoya Cabang Lippo Plaza Bogor
Perusahaan Zoya Cabang Lippo Plaza BogorAfdan Rojabi
 
Local Area Network
Local Area NetworkLocal Area Network
Local Area NetworkAfdan Rojabi
 
Linear programming
Linear programmingLinear programming
Linear programmingAfdan Rojabi
 
Organisasi - Kebijakan pmi
Organisasi - Kebijakan pmiOrganisasi - Kebijakan pmi
Organisasi - Kebijakan pmiAfdan Rojabi
 
Jejaring dan Kemitraan
Jejaring dan KemitraanJejaring dan Kemitraan
Jejaring dan KemitraanAfdan Rojabi
 
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah InternasionalGerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah InternasionalAfdan Rojabi
 
Korps Sukarela Unit Perguruan Tinggi
Korps Sukarela Unit Perguruan TinggiKorps Sukarela Unit Perguruan Tinggi
Korps Sukarela Unit Perguruan TinggiAfdan Rojabi
 
Supervisi Pembelajaran Dan Klinis
Supervisi Pembelajaran Dan KlinisSupervisi Pembelajaran Dan Klinis
Supervisi Pembelajaran Dan KlinisAfdan Rojabi
 
Latihan Pemecahan Masalah
Latihan Pemecahan MasalahLatihan Pemecahan Masalah
Latihan Pemecahan MasalahAfdan Rojabi
 
Perusahaan E-Bussiness dan Manajemen Global
Perusahaan E-Bussiness dan Manajemen GlobalPerusahaan E-Bussiness dan Manajemen Global
Perusahaan E-Bussiness dan Manajemen GlobalAfdan Rojabi
 
Keamanan dan Tantangan Etik E-business
Keamanan dan Tantangan Etik E-businessKeamanan dan Tantangan Etik E-business
Keamanan dan Tantangan Etik E-businessAfdan Rojabi
 
Sistem Dagang Elektronik E-commerce
Sistem Dagang Elektronik E-commerceSistem Dagang Elektronik E-commerce
Sistem Dagang Elektronik E-commerceAfdan Rojabi
 
Sistem Bisnis Elektronik
Sistem Bisnis ElektronikSistem Bisnis Elektronik
Sistem Bisnis ElektronikAfdan Rojabi
 
Telekomunikasi dan Jaringan
Telekomunikasi dan JaringanTelekomunikasi dan Jaringan
Telekomunikasi dan JaringanAfdan Rojabi
 
Sistem Bisnis Elektronik
Sistem Bisnis ElektronikSistem Bisnis Elektronik
Sistem Bisnis ElektronikAfdan Rojabi
 

More from Afdan Rojabi (20)

UX Fundamental - UX Afdan.pptx
UX Fundamental - UX Afdan.pptxUX Fundamental - UX Afdan.pptx
UX Fundamental - UX Afdan.pptx
 
Wisata Dalam Negri - Wakatobi
Wisata Dalam Negri - WakatobiWisata Dalam Negri - Wakatobi
Wisata Dalam Negri - Wakatobi
 
Sistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi PemasaranSistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi Pemasaran
 
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi AkuntansiSistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi
 
Perusahaan Zoya Cabang Lippo Plaza Bogor
Perusahaan Zoya Cabang Lippo Plaza BogorPerusahaan Zoya Cabang Lippo Plaza Bogor
Perusahaan Zoya Cabang Lippo Plaza Bogor
 
Local Area Network
Local Area NetworkLocal Area Network
Local Area Network
 
Linear programming
Linear programmingLinear programming
Linear programming
 
Sistem bus
Sistem busSistem bus
Sistem bus
 
Organisasi - Kebijakan pmi
Organisasi - Kebijakan pmiOrganisasi - Kebijakan pmi
Organisasi - Kebijakan pmi
 
Jejaring dan Kemitraan
Jejaring dan KemitraanJejaring dan Kemitraan
Jejaring dan Kemitraan
 
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah InternasionalGerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
 
Korps Sukarela Unit Perguruan Tinggi
Korps Sukarela Unit Perguruan TinggiKorps Sukarela Unit Perguruan Tinggi
Korps Sukarela Unit Perguruan Tinggi
 
Supervisi Pembelajaran Dan Klinis
Supervisi Pembelajaran Dan KlinisSupervisi Pembelajaran Dan Klinis
Supervisi Pembelajaran Dan Klinis
 
Latihan Pemecahan Masalah
Latihan Pemecahan MasalahLatihan Pemecahan Masalah
Latihan Pemecahan Masalah
 
Perusahaan E-Bussiness dan Manajemen Global
Perusahaan E-Bussiness dan Manajemen GlobalPerusahaan E-Bussiness dan Manajemen Global
Perusahaan E-Bussiness dan Manajemen Global
 
Keamanan dan Tantangan Etik E-business
Keamanan dan Tantangan Etik E-businessKeamanan dan Tantangan Etik E-business
Keamanan dan Tantangan Etik E-business
 
Sistem Dagang Elektronik E-commerce
Sistem Dagang Elektronik E-commerceSistem Dagang Elektronik E-commerce
Sistem Dagang Elektronik E-commerce
 
Sistem Bisnis Elektronik
Sistem Bisnis ElektronikSistem Bisnis Elektronik
Sistem Bisnis Elektronik
 
Telekomunikasi dan Jaringan
Telekomunikasi dan JaringanTelekomunikasi dan Jaringan
Telekomunikasi dan Jaringan
 
Sistem Bisnis Elektronik
Sistem Bisnis ElektronikSistem Bisnis Elektronik
Sistem Bisnis Elektronik
 

Recently uploaded

PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

  • 1. ”TALES OF HOPE” MUATAN LOKAL (DOMESTIK SAINS) DALAM KURIKULUM 2013 Disampaikan oleh Dewi Utama Faizah Dalam Workshop Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Regional 1 Medan, 4 Juli 2014
  • 2. Kondisi Kekinian Anak-anak kita hidup dalam generasi 9 C Connected, Curious, Chameleon (bunglon), Content Creator, Constantly Changing, Customize ( penyesuaian) , Co-Creation, Digital Creatives, Crackers (krupuk sinkong).
  • 3. * tidak pernah berhenti belajar Manajemen dan Kepemimpinan Iklim Akademik dan Budaya Sekolah Kerangka Kerja Pengembangan Kurikulum Psikologi Pedagogi Sosio-eko-kultural Peserta Didik Kesiapan: -Fisik -Emosional -Intelektual - Spiritual Pembelajaran Lulusan yang Kompeten Kurikulum (SKL, Struktur Kurikulum, Standar-standar: Isi, Proses, dan Penilaian) Pribadi beriman, bertakwa, berakhlak Pembelajarm yualina g Sukses * Individu yang Percaya Diri WN yang Bertanggung Jawab Kontributor Peradaban yang Efektif Kebutuhan: -Individu (It’s Self) -Masyarakat, Bangsa, Negara, Dunia (It’s People) -Peradaban (Learning to Live Together) Kelayakan: -Materi -Metode Penyampaian -Metode Penilaian Buku Pegangan (Buku Babon) (Buku Pegangan Siswa, Buku Pegangan Guru) Rumusan Kompetensi Guru dan Penyiapan Guru Peserta Didik 3
  • 4. Membangun Wajah Indonesia yang Lebih Baik Melalui Sosio Eko Kultural Bagai menempa sebuah keris “Tempa besi selagi panas” Pesan Budaya Persepsi, Memori, Historis It’s Self ---- It’s People "Sekolah, setengahnya karena salah sendiri, setengahnya tidak, telah terasing dari penghidupan sejati; ia telah membentuk dunianya sendiri yang asing, di mana segala-galanya diukur menurut ukuran dan pahamnya sendiri. Selama hal itu tidak berubah, sekolah tidak dapat memenuhi tujuan hidupnya dan ia akan melakukan paksaan-paksaan kepada masyarakat. Sedang menurut aturan, sekolah seharusnya mengabdi kepada masyarakat. Sudah pada tempatnya "sekolah cara baru" menghendaki bukan saja "sekolah kerja", akan tetapi juga "sekolah kehidupan" yang akan menjadi milik masyarakat” (Kutipan dari Buku Dasar-Dasar Pendidikan oleh M. Syafei yang akan segera diterbit ulang)
  • 5. Ada 7 warisan Indonesia yang diakui Unesco  Keris  Batik  Pendidikan Batik  Wayang  Tari Saman  Angklung  Noken Tahun 2014 ini fokus pada bahan ajar Muatan Lokal: 1. Keris 2. Batik 3. Wayang Menyusun bahan ajar sebagai pedoman bagi guru, untuk diimplementasikan dalam kegiatan siswa untuk 3 pengajaran: Keris (SMA kelas 1) Batik (SD kelas 3) Wayang (SMP kelas 1)
  • 6. “Creative Capitalism” Bill Gate MENGUASAI MASA DEPAN  Dunia terlalu cepat berubah  Memerlukan kemampuan manusia  Yang mudah beradaptasi  Cepat berpikir mencari solusi  Imajinatif  Penuh Ide  Inovasi  Mengembangkan desain Keunggulan Komparasi (Comparative Advantage)
  • 7. MANUSIA MASA DEPAN (Mengakar ke Bumi, Menjulai ke Langit)  Creator and Emphatizer (otak kanan)  Pattern Recognizer (Otak kiri)  Artis  Desainer  Storyteller  Inventors  Caregivers  Conselors High Tech ??? High Concept High Touch Meaning Maker (HOLISTIK)
  • 8. “THE WHOLE NEW MIND DANIEL PINK (2006) : Mengembangkan pendidikan yang banyak melibatkan kemampuan otak kanan manusia al art, beauty, design, play, humor, symphoni, caring, empathy, and meaning”.
  • 9. Dia yang berakar ke bumi Menjulai ke langit Djitron Pha dari desa Oebello Timor
  • 10. Seberapa Besar Sumbangan IQ untuk karier 50 – 60 % kah? 35 – 45 % kah? 23 – 29 % kah? 15 – 20 % kah? 4 – 10 % Daniel H. Pink A Whole New Mind
  • 11. Pr. Dr. I. C. Van Houte Ketua Perhimpunan Pekerjaan Tangan untuk Pendidikan di Belanda, 1923 ”Keperluan memasukkan pekerjaan tangan sebagai mata pelajaran, dalam sedikit tempo lagi tidak saja akan dirasakan oleh umum, tetapi sungguh-sungguh akan dimasukkan. Seperti terhadap pada kebanyakan perubahan di dunia pendiMdieklaanhi rdkaann pseeklaojlaahra ank”t.if, sekolah-sekolah kerja, sekolah-sekolah mencipta, sekolah-sekolah kreatif, sekolah-sekolah berkualitas
  • 12. Pentingkah tangan? Dalam Tinjauan Studi Psikologi ”Tangan manusia adalah suatu alat sejagat yang sangat dikagumi. Ia mengalami itu ketika ia mengambil bagian di dalam berbagai-bagai macam pekerjaan. Tangan yang mula-mula hanya dipergunakan untuk menangkap atau memegang, otak mengubahnya menjadi tangan yang bekerja”. Profesor Dr. G. Revesz ”Dalam perkembangan dan pertumbuhan manusia lahir batin, waktu melakukan pekerjaan di masyarakat, di tiap-tiap lapangan tangan yang aktif menduduki tempat yang penting”.
  • 13. Mata Pelajaran Ranah Domestik Sains/Mulok Bagaimana Sekarang?  Pekerjaan Tangan  Kerajinan Tangan  ‘Prakarya’  ‘Kertakes’  ‘Pendidikan Seni dan Budaya’  ‘Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK)?  Penjaskes Brain Memory Muscle Memory Muscle memory anak-anak kita terlupa untuk dididik dan hanya berfokus pada mendidik Brain memory semata (Rhenald Kasali “crackers”).
  • 14. Kelas Konvensional VS Kelas Modern  Kelas konvensional di mana guru mempertontonkan kebolehannya mengajar , harus berubah menjadi kelas modern di mana siswa yang menampilkan praktik-praktik belajar yang kreatif.  Kelas dipenuhi hasil karya anak sebagai bukti otentik mereka melakukan sesuatu dalam proses pembelajaran seperti yang dikehendaki dalam Kurikulum 2013.
  • 15. Kurikulum Muatan Lokal  Kurikulum Mulok sudah ada sejak tahun 1984. Sebagai bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.  Permen 81A tahun 2013, lampiran 2 : “Pedoman Pengembangan Muatan Lokal” sebagai bekal sikap, pengetahuan, dan ketrampilan kepada peserta didik agar mengenal dan menjadi akrab dengan lingkungan alam, sosial dan budayanya. Berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakatnya, dan memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional
  • 16. Lokal Inisiatif Sangat Dibutuhkan Mengembalikan “Roh” yang mendasari kurikulum ada di sekolah dengan konteks lingkungan (bahasa, adat istiadat budaya, nilai-nilai kebajikan, latar geografis). Agar anak-anak Indonesia mengenali jati diri, identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Penanaman nilai-nilai kebangsaan dengan mengenali kekayaan sumber daya alamnya dan keberagaman sebagai bangsa. Lebih dari 3000 kelompok etnis tersebar dari kilometer nol di ujung pulau Sumatra hingga daratan Papua (Cockerham, William. The Global Society. USA: Mc- Graw Hill, 1995)
  • 17. Kondisi Muatan lokal  Kurikulum 91 (kur nas 80 % dan kurmulok 20%) ternyata tidak dimanfaatkan dengan baik  Kur 2006, mulok menjadi 2 jam saja.
  • 18. Kendala Muatan lokal  Daerah tidak fokus mengurus mulok karena seringnya ganti-ganti pejabat yang mengurus mulok  Model Bahan Ajar sebagai ilustrasi kepada daerah yang kondisi Indonesia terlalu beragam belum seluruhnya dimiliki kemdikbud kebudayaan
  • 19. Betapa dahsyatnya Muatan Lokal  “Tools” dalam proses pembelajaran di sekolah (interaksi sosiokultural) --- sebagai komponen sosial meningkatkan kognitif anak  Mengasah kehangatan hati sebagai penyubur hubungan sosial yang mengharmonikan pribadi anak dengan lingkungannya (Multiple Intelligence).  Anak sebagai pemelajar mengkonstruk sendiri pengetahuannya “scaffolding”– “ZPD”---Akan lahir anak-anak kreatif dan unggul.
  • 20. Menangkis Wabah Depresi Kehidupan Modern Kearifan Lokal “Anak-anak bersahabat dengan bumi di mana ia pijak” Mengenal dan belajar lebih dekat dengan lingkungan sekitar Berkomitmen dan Terbuka
  • 21. “the Drugs of the Millennium” Seminar eksekutif Penanggulangan Adiksi Pornografi di Grand Kemang tgl 27 September 2010 Pembicara 3 org pakar kelas dunia Dr Mark B Kastleman Pakar adiksi Pornografi dari AS Dr RandallF Hyde Psikiater Dan Prof Dr. Malik Badri seorang Ilmuwan Islam Perilaku Narsisis Perilaku Machiavelis Perilaku Psikopatis ‘Narkoba Lewat Mulut Narkoba Lewat Mata (Visual CrackCoccain)’ Revolusi Teknologi Revolusi Seks
  • 22. Bahaya yang Tak Menentu..... Saat penyakit tanaman datang, Saat hujan dan panas datang tanpa aturan Kiamat atau penciptaan teknologi Baru? Saat cadangan energi fosil mulai menipis Saat tenaga nuklir digunakan Saat rawan pangan melanda manusia Saat hutan-hutan gundul Saat semua biji-biji mulai langka
  • 23. Bagaimana Cara Manusia Belajar?  Dari yang ia lihat  Dengar  Cecap  Baui  Sentuh  Lakukan dengan tangan  Bayangkan  Intuisikan  Rasakan Jeannette Vos “Potensi Alamiah (nature) Siswa Harus Digali” Character Education Manusia yang Berbudaya Dengan Nilai2 Kebangsaan
  • 24. Kurikulum Pertama Manusia ‘Lingkungan Alamiah’---natural world Bahasa, Adat Istiadat, Budaya, Nilai-Nilai Kebajikan Latar Geografis “Hidden Curriculum” -Vygotsky – Zone of Proximal Development Dasar dan Prinsip pembelajaran Kontekstual
  • 25. Pesan Budaya Lokal dan Tuntutan HOTS dalam Kurikulum 2013 Vygotsky (1896-1934) “Kontribusi budaya, interaksi sosial, dan sejarah dalam pengembangan mental individual anak sangat berpengaruh. Khususnya dalam pengembangan bahasa, membaca, dan menulis yang mengacu pada perkembangan fungsi mental tinggi (Higher Order Thinking Skill)----berdampak pada persepsi, memori, dan berpikir anak”.
  • 26. Fungsi Bahasa Ibu (Mother Tongue) Ida Wayan Oka Granoka mengistilahkan gerak bahasa bayi dengan ibunya sedari dalam rahim dengan istilah “Guttural-Palatal-Cerebral”. “Bahasa Ibu Sakti” yang memperkuat gerak bahasa menjadi menyempurna. Kosakata bersabda menguatkan literasi dalam membaca, menulis, dan berkarya. Program Literasi Dunia (Unicef) mengusung“bahasa Ibu”
  • 27. Lesson Learnt Muatan Lokal Bali Subak Pakraman Desa Adat
  • 28. Modal Sosial Bali yang Tumpah Ruah Bahasa, Adat Istiadat, Seni, Budaya Nilai-Nilai Kebajikan Perlakuan terhadap alam (Sistem Subak) Latar Geografis Kurang Dimanfaatkan Dalam Proses Pembelajaran Silabus dan RPP Copy Paste Sebagai Kitab Suci!
  • 29. Kurikulum Pertama Manusia ‘Lingkungan Alamiah’---natural world Bahasa, Adat Istiadat, Budaya, Nilai-Nilai Kebajikan Latar Geografis “Hidden Curriculum” -Vygotsky – Zone of Proximal Development Dasar dan Prinsip pembelajaran Kontekstual Muatan Lokal
  • 30. Lesson Learnt Adat Minang nan Terbentang…. Adat nan dipakai baru, Kain nan dipakai usang Cupak nan sepanjang betung Adat nan sapanjang jalan
  • 31. “Untuk mendidik seorang anak seluruh kampung ikut terlibat” “Education for All---no child left behind” Anak dipangku kamanakan dibimbing “It Takes a Whole Village to Raise a Rumah Gadang Surau Limbago adat “Memfungsikan” Ada, Amak Rahmah, Ibu Rosnidar, Mak One, Mak Icam, Mak Pokeng, Cik Elok Jali, Anduang Oleng dsbnya “Para bundo kandung” “Female Modesty” Samuik tapijak indak mati Alu tataruang patah tigo Child” (Turkey, African Proverb—Hillary Clinton)
  • 32. Communitarian Capitalism Berdunsanak memagari dunsanak Bakampuang memagari kampung Bernagari memagari nagari Berbangsa memagari bangsa Creative Capitalism ???? “Bill Gates” Sawah ladang labuah nan pasa Padi manjadi jaguang maupiah Lumbuang baririak di halaman Rankiang tujuh sajaja Ciek si Bajau-bajau Panenggang anak dagang lalu Sabuah si Tinjau Lauik Panenggang anak korong kampuang Birawari lumbung nan banyak Makanan anak kamanakan Masyarakat Madani Yang Sejahtera
  • 33. Cupak Nan Duo: Cupak Usali dan Cupak Buatan Gantang nan pepat Bungkal nan piawai Teraju yang tak berpaling Berjenjang naik bertangga turun Nan hitam tahan tapa Nan putih tahan sasah Berukur bertentukan Nan berbaris nan berpahat Nan ditekuk yang ”Nan dikisa laju, nan dicabuik mati” ditebang “Rasa Periksa, Alur dan Patut dalam Mendidik”
  • 34. Alam Takambang Manjadi Guru Panakiak pisau sirauik Patungkek batang lintabuang Salodong ambia ka niru Satitiak jadikan lauik Sakapa jadkan gunuang Alam takambang jadikan guru. Kuniang kunyik, putiah kapua Merah sago, kuriak kundi Manciok ayam, badanciang basi Bulek manggolong, picak malayang Hinggok mancakam, tabang manumpu Virtue Hidden Curriculum ESD Kata nan Empat Randai Alat musik sederhana Tarian Verbal Art
  • 35. “Generasi Berkualitas” Hamka, Agus Salim, Marah Rusli, Sjahrir, Hatta, Sutan Sahrir, M. Natsir, M. Syafei, Tan Malaka, Bahder Djohan, Rasuna Said, Marah Rusli, Muchtar Naim, Hasyim Ning, Deliar Noer, Chairil Anwar, dan banyak lagi lainnya.
  • 36. Lesson Learnt PENDIDIKAN ALAMIAH Belajar Dari Pendidikan di Jepang Tahun 1919 Moromizato seorang guru yang sangat terkenal dari Seijo Jepang mengenalkan sebuah mata pelajaran baru yang memutar kiblat pendidikan sejak dini diJepang. Alasan Moromizato …. “anak-anak membutuhkan langsung bagaimana mengeksplorasi alam dengan indera yang mereka miliki”
  • 37. Kurikulumnya…  Mengamati bagaimana kehidupan kupu-kupu, ulat, belalang, kunang-kunang, dan capung di sekitar mereka. Halaman dan kebun sekolah ditanami berbagai aneka tanaman, ada sayur dan kacang-kacangan, umbi-umbian, ada petak sawah dan padi, ada ternak dan hewan peliharaan, ada gelembung sabun, juga kaca pembesar. Pendidikan alami bertumpu pada alam semesta yang tumbuh subur itu sempat terhenti karena terjadi perang dunia ke 2, namun pemerintah kembali menghidupkannya setelah perang berakhir dengan program lanjutan bernama “Pendidikan Konservasi”. Pendidikan konservasi membagi diri dengan “Pendidikan Polusi”. Inquiry/Saintific Learning Hands on Learning
  • 38. Hi wa manako, kokuu wa kokoro, kaze wa iki, umi yama kakete, wagami narikeri Kearifan lokal “ALAM TERKEMBANG MENJADI GURU” Matahari adalah mata penglihatan kita Langit biru adalah hati sanubari kita Angin adalah nafas kehidupan kita Laut dan gunung adalah tubuh kita yang terbentang
  • 39. Regulasi Muatan Lokal  Disahkan oleh Perda Gubernur  Kabupaten juga bisa menentukan, menetapkan, melaksanakan MULOK sesuai dengan kondisi daerah yang diatur oleh Bupati/Walikota  Sekolah menentukan pilihan sesuai dengan potensi sekolah dengan ketersediaan tenaga pendidik dan kependidikan untuk terlaksananya Mulok yang dipilih.
  • 40. Struktur Penyelenggaraan Muatan Lokal Provinsi Kabupaten Keunggulan Sekolah  Muatan Kurikulum pada tingkat daerah ditetapkan oleh Bupati/Walikota  Tahun 2014 ini akan disusun modul mulok bertumpu pada pendidikan karakter di Sumatera Barat
  • 41. Kondisi Muatan lokal  Kurikulum 91 (kur nas 80 % dan kurmulok 20%) ternyata tidak dimanfaatkan dengan baik  Kur 2006, mulok menjadi 2 jam saja.
  • 42. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, Pedoman Pengembangan Muatan Lokal.  Dalam Pasal 77N Peraturan Pemerintaj Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional dinyatakan bahwa : (1) Muatan Lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal; (2) Muatan Lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan.  Selanjutnya dalam Pasal 77P, antara lain dinyatakan bahwa: (1) Pemerintah Daerah Provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menegah; (2) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar; (3) Pengelolaan muatan lokal meliputi penyiapan, penyusunan, daan evaluasi terhadap dokumen muatan lokal, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru; dan (4) Dalam hal seluruh kabupaten/kota pada satu (1) provinsi sepakat menetapkan 1 (satu) muatan lokal yang sama, koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum pada pendidikan dasar dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi.
  • 43.  Muatan Lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar:  Mengenal dan menjadi akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya;  Memiliki bekal kemampuan dan ketrampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan  Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/ aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
  • 44. Tales of Hope Local Genius  Konstruktivis me Kecerdasan Sosial dan Kebajikan “Learning To Live Together With…” Local Genius
  • 45. Muatan lokal bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar: 1. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya; 2. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan 3. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/ aturan- aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
  • 46. Muatan Lokal dikembangkan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Melakukan identifikasi dan analisis konteks kurikulum. Identifikasi konteks kurikulum meliputi analisis ciri khas, potensi, keunggulan, kearifan lokal, dan kebutuhan/tuntutan daerah. Metode identifikasi dan analisis disesuaikan dengan kemampuan tim. 2. Menentukan jenis muatan lokal yang akan dikembangkan. Jenis muatan lokal meliputi empat rumpun muatan lokal yang merupakan persinggungan antara budaya lokal (dimensi sosio- budaya-politik), kewirausahaan, pra-vokasional (dimensi ekonomi), pendidikan lingkungan, dan kekhususan lokal lainnya (dimensi fisik).
  • 47. Penjelasan a. Budaya lokal mencakup pandangan-pandangan yang mendasar, nilai-nilai sosial, dan artifak-artifak (material dan perilaku) yang luhur yang bersifat lokal. b. Kewirausahaan dan pra-vokasional adalah muatan lokal yang mencakup pendidikan yang tertuju pada pengembangan potensi jiwa usaha dan kecakapannya. c. Pendidikan lingkungan & kekhususan lokal lainnya adalah mata pelajaran muatan lokal yang bertujuan untuk mengenal lingkungan lebih baik, mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan, dan mengembangkan potensi lingkungan. d. Perpaduan antara budaya lokal, kewirausahaan, pra-vokasional, lingkungan hidup, dan kekhususan lokal lainnya yang dapat menumbuhkan suatu kecakapan hidup.
  • 48. Menentukan bahan kajian muatan lokal Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai dengan dengan keadaan dan kebutuhan satuan pendidikan.
  • 49. Penentuan bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut: a. kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik; b. kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan; c. tersedianya sarana dan prasarana; d. tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa; e. tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan; f. kelayakan yang berkaitan dengan pelaksanaan di satuan pendidikan; g. karakteristik yang sesuai dengan kondisi dan situasi daerah; h. komponen analisis kebutuhan muatan lokal (ciri khas, potensi, keunggulan, dan kebutuhan/tuntutan); i. mengembangkan kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti; j. menyusun silabus muatan lokal.
  • 50. Rambu-rambu pengembangan muatan lokal: 1. Satuan pendidikan yang mampu mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan mata pelajaran muatan lokal. Apabila satuan pendidikan belum mampu mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar beserta silabusnya, maka satuan pendidikan dapat melaksanakan muatan lokal berdasarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh satuan pendidikan, atau dapat meminta bantuan kepada satuan pendidikan terdekat yang masih dalam satu daerahnya. Beberapa satuan pendidikan dalam satu daerah yang belum mampu mengembangkannya dapat meminta bantuan tim pengembang kurikulum daerah atau
  • 51. Meminta bantuan dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di provinsinya Bahan kajian disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir, emosional, dan sosial peserta didik. Pembelajaran diatur agar tidak memberatkan peserta didik dan tidak mengganggu penguasaan kurikulum nasional. Oleh karena itu, pelaksanaan muatan lokal dihindarkan dari penugasan pekerjaan rumah (PR).
  • 52. Program pengajaran dikembangkan dengan melihat kedekatannya dengan peserta didik Meliputi kedekatan secara fisik dan secara psikis. Dekat secara fisik berarti bahwa terdapat dalam lingkungan tempat tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis berarti bahwa bahan kajian tersebut mudah dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencerna informasi sesuai dengan usia peserta didik.
  • 53. Bahan pengajaran perlu disusun berdasarkan prinsip belajar yaitu: (1) bertitik tolak dari hal-hal konkret ke abstrak; (2) dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum diketahui; (3) dari pengalaman lama ke pengalaman baru; (4) dari yang mudah/sederhana ke yang lebih sukar/rumit. Selain itu, bahan kajian/pelajaran diharapkan bermakna bagi peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat membantu peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
  • 54. Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh Dalam arti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi makna kepada peserta didik. Namun demikian bahan kajian muatan lokal tertentu tidak harus secara terus-menerus diajarkan mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI, atau dari kelas VII sampai dengan kelas IX, atau dari kelas X sampai dengan kelas XII. Bahan kajian muatan lokal juga dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester, dua semester, atau satu tahun ajaran. 6. Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal perlu memperhatikan jumlah hari/minggu dan minggu efektif untuk mata pelajaran muatan lokal pada setiap semester.
  • 55. Pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan dan pengelolaan muatan lokal, antara lain : 1. Satuan pendidikan Kepala sekolah, guru, dan komite sekolah/madrasah secara bersama- sama mengembangkan materi/ substansi/program muatan lokal yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi di sekitarnya. 2. Pemerintah provinsi Gubernur dan dinas pendidikan provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah (SMA dan SMK). 3. Kantor Wilayah Kementerian Agama melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah (MA dan MAK). 4. Pemerintah Kabupaten/Kota Bupati/walikota dan dinas pendidikan kabupaten/kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar (SD dan SMP). 5. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar (MI dan MTs).
  • 56. Sebuah Mimpi Kita Bersama......"Berbudaya Mutu”  Indonesia memerlukan ledakan pemikiran yang maha sintesis, akselerasi kreatif, untuk menyongsong seabad Indonesia merdeka. Manakala berbagai disiplin Ilmu, dan Agama sudah tak mampu membangkitkan kembali kehidupan nilai-nilai, maka munculkanlah seni untuk mensucikannya (Ida Wayan Oka Granoka).  Seni mendidik dan mengajar yang bernilai ekonomi dan kaya citarasa Indonesia, yang secara falsafati diusung dengan nama Pendidikan dengan Muatan Lokal sejatinya
  • 57. Terimakasih Dewi Utama Faizah 081314693825 dufa.fayza@gmail.com Good teaching is one fourth preparation and three fourths pure theatre (Gail Godwin)