Dokumen tersebut memberikan gambaran umum tentang pedoman pelaksanaan pengabdian masyarakat tematik Posdaya berbasis masjid di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Ringkasannya adalah: (1) Buku pedoman ini bertujuan membantu pelaksanaan pengabdian masyarakat mahasiswa dan dosen UIN Maliki Malang melalui pembentukan Posdaya berbasis masjid, (2) Posdaya berfungsi sebagai forum pemberdayaan keluarga untuk
3. i
Daftar Isi........................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................. iii
Sambutan Ketua Yayasan Damandiri............................................ vii
Sambutan Rektor.......................................................................... x
I. PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................. 1
B. Tema............................................................................. 6
C. Pengertian Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya
Berbasis Masjid............................................................. 6
D. Dasar Pelaksanaan....................................................... 9
E. Tujuan .......................................................................... 10
1. Tujuan Umum:....................................................... 10
2. Tujuan Khusus:..................................................... 11
II. PELAKSANAAN.................................................................... 15
A. Hasil Yang Diharapkan.................................................. 15
B. Materi Pendampingan................................................... 17
C. Penyelenggaraan ......................................................... 18
1. Status dan Beban Kredit....................................... 18
2. Persyaratan bagi Mahasiswa Peserta.................. 18
3. Hak dan Kewajiban Mahasiswa............................ 19
4. Hak dan Kewajiban Dosen.................................... 20
5. Lokasi Kegiatan.................................................... 21
6. Jangka Waktu Kegiatan........................................ 21
Daftar Isi
4. ii iii
Dalam rangka mencapai kualitas pengabdian kepada
masyarakat khususnya bagi pengembangan konsep pengabdian
di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang
dibutuhkan peran strategis dan pemikiran terencana untuk mencapai
indikator dan luaran kegiatan yang tepatsasaran. Kegiatan pengabdian
didasari oleh dua kepentingan, yaitu kepentingan akademis dan
kepentingan masyarakat.
Kepentingan akademis memprioritaskan pengabdian
masyarakat sebagai upaya menjembatani hasil-hasil pengembangan
keilmuan yang teruji secara ilmiah untuk digunakan dalam
menyelesaikan masalah di masyarakat dan menjawab kebutuhan
masyarakat yang semakin kompleks. Dinamika keduanya akan
memunculkan hubungan sinergis. Pengembangan keilmuan di
lingkunganpendidikantinggijugadapatbertumpupadapengembangan
kebutuhan langsung di masyarakat sebagai laboratorium pengabdian
yang mampu direncanakan di luar tembok perguruan tinggi sehingga
hasil-hasil pengembangannya juga dapat dijadikan sebagai sumber
pembelajaran dan/atau temuan yang dapat teruji secara ilmiah.
Melihat hubungan keduanya amat penting, maka Lembaga
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Negeri Maliki
Malang berusaha membuat rancang bangun pengabdian masyarakat
yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat
sehingga tidak menjadi Perguruan Tinggi yang berada di menara
gading. Pengambilan peran ini sebagai bagian dari upaya menciptakan
7. Pelaksana............................................................. 21
8. Pelaksanaan Kegiatan.......................................... 23
D. Tata Tertib Pelaksanaan ............................................... 32
1. Tata Tertib bagi Mahasiswa................................... 32
2. Pelanggaran dan Sanksi....................................... 33
LAMPIRAN.................................................................................... 35
Kata Pengantar
5. iv v
perubahan sosial yang terencana baik di lingkungan internal LPM UIN
Maliki Malang atau di masyarakat.
Sejak 2010, LPM UIN Maliki Malang telah melakukan revitalisasi
peran sosial keagamaan para dosen dan mahasiswa melalui rintisan
program unggulan pengabdian masyarakat berorientasi pada
penerapan pilar-pilar Ulul Albab yang meliputi kedalaman spiritual,
keagungan akhlaq, keluasan ilmu, dan kematangan profesional.
Konsep ini dirumuskan sebagai langkah menempatkan masyarakat
sebagai komponen penting pengembangan kehidupan religius dan
kontribusinya dalam mencapai tujuan pembangunan. Masyarakat
merupakan tempat belajar bersama mahasiswa, dosen dan
warga masyarakat itu sendiri. Belajar bersama ini dalam rangka
pengembangan keilmuan seiring dinamika sosial keagamaan dan
kemasyarakatan yang berkembang di masyarakat dan mampu
menangkap peluang strategis untuk mendorong perubahan sosial
demi mewujudkan masyarakat sejahtera, mandiri, dan berkeadilan.
Berdasarkan Instruksi Presiden RI No. 3 Tahun 2010 tentang
Program Pembangunan yang Berkeadilan yakni, pembangunan
nasional diarahkan pada tiga konsentrasi yang meliputi; Pertama, pro
rakyat dalam bentuk penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga,
pemberdayaan masyarakat dan usaha mikro dan kecil; Kedua;
keadilan untuk semua meliputi keadilan untuk anak, perempuan,
ketenagakerjaan, hukum serta kelompok miskin dan termarginal;
Ketiga, pencapaian tujuan millenium dengan 8 sasaran MDGs,
terutama pengentasan kemiskinan. Untuk itu, pengabdian pada
masyarakat LPM UIN Maliki Malang diarahkan pada tiga konsentrasi
tersebut dengan harapan hasil pengabdian masyarakat yang
dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dapat memberikan kontribusi
dalam mewujudkan kesejahteraan yang seluas-luasnya di tengah-
tengah masyarakat.
Mulai tahun 2011, LPM UIN Maliki mencanangkan program
“Pengabdian Masyarakat Tematik Pos Pemberdayaan Keluarga
(Posdaya) Berbasis Masjid” bekerjasama dengan Yayasan Dana
Sejahtara Mandiri (Damandiri) dan Yayasan Amalbhakti Muslim
Pancasila (YAMP). Program ini sebagai bentuk inovasi model
pemberdayaan masyarakat yang mengambil sasaran keluarga
sebagai unit terkecil masyarakat, namun memiliki akses dan dampak
yang sangat luas di dalam kehidupan. Masjid merupakan sentra
aktivitas keagamaan dan sosial kemasyarakatan yang memiliki
multifungsi dan sarana mengembangkan modal sosial tidak hanya
lingkup ibadah dalam arti khusus, tetapi juga aktivitas ibadah luas
untuk pembangunan nasional maupun daerah sebagai bentuk da’wah
bil hal. Sinergitas antara peran masjid sebagai pusat pemberdayaan
umat dengan fungsi-fungsi keluarga yang harus dijalankan, serta
ditopang oleh kehadiran dosen dan mahasiswa yang melakukan
pengabdian masyarakat dapat mempercepat tercapainya harapan
dimaksud.
Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid
ini diikuti oleh mahasiswa dan dosen untuk melakukan kerja
bersama dengan berbagai pihak terkait secara gotong royong dalam
pencapaian delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)
tahun 2015 melalui pendekatan keagamaan. Delapan tujuan dimaksud
diwujudkan dalam empat konsentrasi program kegiatan yaitu;
Pertama, pengentasan kemiskinan melalui pembinaan kewirausahaan
dan pengembangan ekonomi produktif melalui kelompok; Kedua,
kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana; Ketiga, pendidikan
melalui bina balita, pendidikan anak usia dini (PAUD), ketuntasan
wajib belajar sembilan tahun, termasuk pembinaan TPQ dan
Madrasah Diniyah; Keempat, menciptakan lingkungan yang sehat,
asri dan produktif. Melalui empat program kegiatan ini diharapkan
dapat mengantarkan setiap keluarga untuk hidup sejahtera mandiri,
dalam nuansa sakinah, mawawddah dan rahmah.
6. vi vii
Selaku Ketua LPM UIN Maliki Malang, saya menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Rektor UIN Maliki Malang yang telah memberikan dukungan
kebijakan dan pengarahan dalam melaksanakan mengabdi pada
masyarakat dengan baik.
2. Prof. Dr. Haryono Suyono, selaku Ketua Yayasan Damandiri
yang telah memberikan dukungan dana bantuan pelaksanaan
kegiatan ini.
3. Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, dan
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota selaku
pembina Masjid.
4. Para Pimpinan Fakultas, dosen, mahasiswa dan semua pihak
yang turut mendukung progam ini.
Semoga Allah Swt senantiasa membalas budi baik bapak, ibu
dan saudara. Jazakumullah khaira jaza’. Amin ya mujiba sailin.
Malang, Juni 2011
Ketua LPM UIN Maliki Malang
Dr. Hj. Mufidah Ch, M Ag.
Assalamu’alaikum wr. wb.
Program-program pemberdayaan dan pembangunan yang
menempatkankeluargadanmanusia sebagaititiksentraltelahmenjadi
kesepakatan dunia dan dicanangkan PBB pada tahun 2000 sebagai
sasaran dan target program pembangunan milenium atau MDGs.
Pada tahun 2010 PBB mereview pencapaian tujuan pembangunan
milenium tersebut dan ternyata banyak negara perlu memperkuat
komitmen dan bekerja keras memperluas jangkauan dan intensifikasi
program pembangunan yang bertumpu pada keluarga dan manusia
tersebut.
Dalam mempercepat upaya itu Pemerintah mengeluarkan
Inpres nomor 1 dan nomor 3 tahun 2010. Kedua Inpres tersebut
menegaskan pendekatan pembangunan berkeadilan, termasuk di
dalamnya mendorong terselenggaranya program penanggulangan
kemiskinan pro rakyat dan program berkeadilan untuk semua. Dalam
program pro rakyat bentuk operasionalnya adalah penanggulangan
kemiskinan berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan
partisipasi dalam usaha mikro dan kecil.
Yayasan Damandiri dalam berpartisipasi mendukunga
masyarakat dan keluarga agar siap menanggapi program-program
yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui kedua Inpres
tersebut, bersama berbagai Perguruan Tinggi, ikut mendorong dan
Sambutan
KetuaYayasan Damandiri
7. viii ix
mendampingi kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik Posdaya.
MelaluiKKNPosdayatersebutdikembangkanlembagapemberdayaan
keluarga sebagai forum komunikasi, konsultasi dan pendidikan di
tingkat akar rumput. Lembaga itu dinamakan Pos Pemberdayaan
Keluarga (Posdaya) yang berfungsi sebagai forum silaturahmi untuk
menyegarkan budaya gotong royong sesama keluarga dan anggota
untuk bersama-sama peduli dan memperkuat fungsi-fungsi keluarga
sejalan dengan sasaran dan target-target MDGs.
Pada umumnya Posdaya dibentuk berbasis komunitas
di RW atau Dukuh/Dusun. Berdasarkan pengalaman lapangan
dibentuk Posdaya berbasis keluarga yang tinggal di sekitar Masjid.
Pembentukan Posdaya berbasis Masjid ternyata berdampak positif.
Bekerja sama dengan berbagai Perguruan Tinggi dan tujuh Yayasan
yang didirikan Mantan Presiden HM Soeharto makin dikembangkan
Posdaya berbasis Masjid, khususnya masjid yang dibangun dengan
fasilitasi Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila (YAMP).
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
melalui kegiatan KKN berupaya memperluas cakupan dan wilayah
garapan pengembangan Posdaya Masjid di Malang dan sekitarnya.
Untuk melaksanakan pengembangan Posdaya Masjid itu disusun
Buku Pedoman Pembentukan dan Pengembangan Posdaya Berbasis
Masjid. Kami ikut menyambut baik penerbitan buku ini dan berharap
agar Buku Pedoman ini memperlancar usaha yang mulia tersebut.
Kepada Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim Malang, khususnya kepada Ibu Dr. Hj. Mufidah Ch, M Ag.,
Ketua LPM, yang telah menyusun buku ini, kami ucapkan selamat.
Semoga karyanya dapat menjadi amal bhakti untuk pemberdayaan
keluarga yang belum beruntung dan mendapat safaat dan ridho dari
Allah SWT. Amien.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Jakarta, Juni 2010.
Ketua Yayasan Damandiri
Prof. Dr. Haryono Suyono
8. x xi
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah swt., yang telah mencurahkan berbagai
nikmat, karunia, dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga buku
Pedoman Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat Tematik
Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA) Berbasis Masjid dapat
diterbitkan. Penerbitan pedoman ini sangat penting untuk dipakai
sebagai guideline pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat bagi sivitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang. Sebab, selain bentuk dan program
kegiatan ini baru, pengabdian kepada masyarakat tematik dengan
mengangkat isu pemberdayaan keluarga lebih kompleks dibanding
model pengabdian konvensional sebagaimana selama ini dilakukan
oleh perguruan tinggi. Model pengadian kepada masyarakat
semacam ini merupakan terobosan yang dilakukan oleh Lembaga
Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Islam Negeri UIN)
Malang sebagai salah satu pilar penyangga kegiatan akademik dalam
bidang pengadian. Selaku Rektor, saya menyambut gembira dan
memberikan apresiasi tinggi atas prakarsa melakukan revisi terhadap
bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan
tuntutan dan tantangan di masyarakat.
Program pengembangan kepada masyarakat berbasis masjid
yang dilakukan secara bersama oleh Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang dengan Yayasan Damandiri adalah
hal baru, dan bernilai sangat strategis. Selama ini, pengembangan
Sambutan Rektor
masyarakat selalu menjadikan kantor desa atau lembaga-lembaga
teknis lainnya sebagai basis. Kebijakan itu tidak keliru, tetapi
berdasarkan pengalaman selama ini ternyata terasa kurang strategis.
Pengembangan masyarakat berbasis kantor desa seolah-olah harus
bersifat dinas dan formal, sehingga menjadikan kegiatannya terasa
formal pula.
Gagasan yang diperkenalkan oleh Yayasan Danamandiri untuk
mengambil strategi baru, dengan menjadikan masjid sebagai basis
adalah merupakan ide yang sangat cerdas. Masyarakat, terutama
komunitas muslim selalu menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan,
terutama pada kegiatan-kegiatan yang bersifat ritual, misalnya shalat
berjama’ah, pengajian rutin dan lain-lain. Oleh karena itu, dengan
menjadikan masjid sebagai basis, maka kegiatan itu akan relevan
dengan kultur yang selama itu hidup dan berkembang.
Bagi komunitas muslim di mana pun, masjid selalu menjadi
magnit atau daya tarik tersendiri yang sangat kuat, hingga selalu
didatangisebagaitempatuntukmenjalankankegiatanritualsehari-hari.
Datang ke masjid merupakan panggilan teologis dan spiritual. Lebih
dari itu, masjid juga bisa dipandang sebagai institusi sosial, tempat di
mana interaksi sosial sesama komunitas muslim dikembangkan dan
diperkokoh. Masjid bisa menjadi perekat kuat untuk merajut harmoni
di antara sesama muslim.
Sayang, akhir-akhir ini peran seperti itu terasa sekali semakin
mengecil hingga akhirnya masjid hanya dimanfaatkan sebagai tempat
menjalankan kegiatan ritual belaka. Padahal dalam Islam, kegiatan
ritual tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kehidupan sehari-hari. Dalam
Islam, kegiatan ritual harus selalu menyatu dengan semua aktivitas
kehidupan sehari-hari. Tidak boleh terjadi pemisahan antara dua jenis
kegiatan dimaksud. Kegiatan ekonomi, sosial, politik, hukum dan lain-
9. xii xiii
lain harus bernuansa spiritual. Itulah sebabnya dalam Islam semua
kegiatan sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dimaknai
sebagai ibadah. Pengabdian kepada masyarakat tak terkecuali juga
dipandang sebagai ibadah.
Atas dasar itu, maka kerjasama antara UIN Maulana Malik
Ibrahim dengan Yayasan Damandiri dalam mengembangkan
masyarakat dengan mengambil basis di masjid memiliki dasar historis
yang kokoh. Selain itu, menggerakkan masyarakat melalui masjid
selain memiliki landasan historis yang jelas dan kokoh juga relevan
dengan beberapa pertimbangan sebagaiman diuraikan di muka.
Oleh karena itu, selaku Rektor saya berharap agar kerjasama
antara UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan Yayasan
Damandiri melalui masjid menjadi sebuah model inovasi baru dalam
menggerakkan masyarakat. Saya yakin jika kegiatan di perguruan
tinggi, seperti pengabdian kepada masyarakat, dapat sinergis dengan
lembaga-lembaga lain yang peduli pada pengembangan masyarakat
seperti Yayasan Damandiri, Yayasan Supersemar, ASIA Foudation
dan sejenisnya, maka program kegiatan perguruan tinggi akan sangat
efektif.
Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan bahwa
perguruan tinggi harus mengembangkan peran-peran strategisnya
di masyarakat. Sebab, selain institusi pengembang ilmu, perguruan
tinggi juga sebagai pendorong kemajuan dengan memanfaatkan
berbagai sumber yang dimiliki, terutama sumber daya insani yang
kompeten. Selain itu, lewat kegiatan pengabdian kepada masyarakat
tematik ini, saya berharap UIN Maulana Malik Ibrahim Malang bisa
mengembangkan model pengabdian bagi perguruan tinggi lain di
Tanah Air.
Kepada semua yang telah bekerja keras dan berkontribusi
dalam penerbitan Buku Pedoman ini sejak awal hingga
akhir, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan.
Terima kasih.
Malang, 31 Mei 2011
Rektor,
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo
NIP. 195101021980031002
10. xiv 1
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu
komponen kegiatan akademik yang merupakan bagian dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi, di samping pendidikan dan penelitian.
Dengan dilaksanakannya dharma pengabdian kepada masyarakat di
samping kedua dharma yang lain, diharapkan selalu ada interrelasi
antara perguruan tinggi dengan masyarakat, untuk mengantisipasi
terjadinya isolasi perguruan tinggi dari masyarakat sekitarnya.
Lembaga Pengabdian kepada`Masyarakat (LPM) di Perguruan
Tinggi memiliki peran penting dalam pengabdian dan pemberdayaan
masyarakat untuk menunjang akselerasi pembangunan bangsa
di berbagai bidang. Secara organisatoris LPM adalah sebuah
lembaga yang berfungsi sebagai wadah bagi sivitas akademika
dalam menyalurkan pemikiran, penelitian dan karya ilmiah yang
dapat digunakan untuk menunjang kegiatan akademik dalam bentuk
11. 2 3
pengabdian kepada masyarakat. Karena itu LPM dapat memainkan
peran utamanya melalui pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.
UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang sebagai salah
satu lembaga perguruan tinggi Islam mempunyai kewajiban untuk
mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Bahkan sebagai
perguruan tinggi yang bercorak agama, dharma ketiga diharapkan
menjadi trademark lembaga yang bercirikan keterpaduan antara
peran-peran sosial keagamaan dengan berbagai aspek kehidupan
di masyarakat. Oleh karena itu, melalui Lembaga Pengabdian
kepada Masyarakat (LPM), UIN Maliki Malang secara berkelanjutan
mengadakan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengabdian
dan pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada sinergitas
tersebut.
Sesuai dengan SK Rektor No. Un.3/PP.009/087/2010 tentang
beban 16 SKS untuk dosen tetap, yang salah satu pembagiannya yaitu
2 SKS dalam bentuk pengabdian pada masyarakat. Sedangkan bagi
mahasiswa merupakan salah satu rangkaian kegiatan akademik yang
dirancang, dimonitor dan dievaluasi. Pengabdian kepada masyarakat
ini diwujudkan dalam bentuk pengembangan Pos Pemberdayaan
Keluarga (Posdaya) Berbasis “Masjid”.
Masjid merupakan instrumen pemberdayaan umat yang
memiliki peranan sangat strategis dalam upaya peningkatan kualitas
masyarakat. Namun hal itu harus didukung oleh manajemen
pengelolaan masjid yang baik dan terpadu. Masjid dilihat dari fungsinya
tidak hanya sebagai tempat atau sarana bagi umat muslim untuk
melaksanakan ibadah shalat, namun masjid juga berfungsi sebagai
pusat empowering (pemberdayaan) berbagai aspek kehidupan
masyarakat sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW
dalam kehidupannya.
Menurut Nazarudin Umar, Rasulullah tidak hanya menjadikan
masjid sebagai tempat untuk pelaksanaan ibadah khusus, namun
dijadikan sebagai sarana melakukan pemberdayaan umat seperti
tempat untuk pembinaan dan penyebaran agama Islam, sebagai
tempat untuk mengobati orang sakit, tempat untuk mendamaikan
orang-orang yang bertikai, tempat untuk mengatur strategi dalam
latihan perang (militer), tempat untuk menyampaikan pengumuman
penting. Bahkan dalam masa keemasan Islam “universitas ada di
dalam masjid, sekarang masjid di dalam universitas”. Apa yang
disampaikan Nasarudin Umar tersebut tentunya dapat menjadi
acuan bagi pengembangan peran dan fungsi masjid secara
12. 4 5
holistik (menyeluruh) dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi guna mewujudkan masyarakat yang
berdaya dan mandiri.
Ketika sebagian besar masjid kini bergeser dari peran-peran
historis dalam konteks perubahan sosial kemasyarakatan menuju
bentuk penyelenggara kegiatan ibadah murni berupa shalat lima
waktu, maka peran-peran yang bersifat sosial mengecil dan hanya
beberapa masjid tertentu yang mencoba membangun sinergi dengan
masyarakat dalam memberdayakan potensi lokal yang ada. Pada
perkembangannya, masjid lebih berfokus semata-mata sebagai
penyelenggara ritual keagamaan. Padahal masjid memiliki posisi
sentral dalam menggerakkan masyarakat dalam isu-isu yang terkait
dengan pembangunan bangsa. Selain konsep peran, kredibilitas
masjid hingga saat ini masih memiliki trust (kepercayaan) sebagai
lembaga sentral bagi kehidupan keagamaan masyarakat di sekitarnya.
PerguruanTinggiAgama Islam Negeri (PTAIN) merupakan salah
satu institusi yang memiliki peran dan fungsi sebagai pengembangan
keislaman, dakwah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
melalui penyebaran dan informasi produk IPTEK.
Oleh karena itulah, perspektif pengembangan Posdaya berbasis
Masjid, tidak lain adalah memperkuat kembali sejarah peran masjid
sebagai penopang perubahan sosial dan kembali menempatkannya
dalam percepatan pencapaian indikator tujuan pembangunan
millenium atau Millenium Development Goals (MDGs), yakni delapan
sasaran atau tujuan yang telah disetujui untuk diupayakan agar
tercapai pada tahun 2015 oleh seluruh anggota PBB yang berjumlah
191 negara (UNFPA, 2004). Delapan sasaran tersebut adalah;
1. Menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan yang
parah.
2. Pencapaian pendidikan dasar secara universal.
3. Mengembangkan kesetaraan gender dan memberdayakan
perempuan.
4. Mengurangi tingkat kematian anak.
5. Meningkatkan kesehatan ibu.
6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit
lainnya.
7. Menjamin berlanjutnya pembangunan lingkungan.
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Berdasarkan Instruksi Presiden RI No 3 Tahun 2010 Tentang
Program Pembangunan yang Berkeadilan yakni, pembangunan
nasional diarahkan pada tiga konsentrasi yang meliputi; Pertama, pro
rakyat dalam bentuk penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga,
pemberdayaan masyarakat dan usaha mikro dan kecil; Kedua;
keadilan untuk semua meliputi keadilan untuk anak, perempuan,
ketenagakerjaan, hukum serta kelompok miskin dan termarginal;
Ketiga, pencapaian tujuan millenium dengan delapan sasaran MDGs,
terutama pengentasan kemiskinan.
Karena bagaimanapun indikator MDGs berkorelasi dengan
indeks pembangunan manusia, maka masjid sebagai lembaga sosial
terlibat dalam penyelenggaraan aktifitas sosial kemasyarakatan,
13. 6 7
selain fungsi religiusitasnya. Masjid juga dapat bermetamorfosis
dengan berbagai kepentingan masyarakat seperti ekonomi, sosial,
budaya, lingkungan hidup, teknologi tepat guna yang berbasis
kebutuhan. Pengalaman-pengalaman masjid dalam pemberdayaan
masyarakat juga semakin tumbuh seiring dengan gerak pemahaman
agama secara progresif untuk menjawab masalah kemanusiaan yang
berkembang saat ini. Masjid dengan potensi historis dapat menjadi
pemeran langsung dan mediator dalam pencapaian MDGs serta
meningkatkan indeks pembangunan manusia.
B. Tema
Pengabdian Masyarakat Tematik Pos Pemberdayaan Keluarga
(Posdaya) Berbasis Masjid.
C. Pengertian Pengabdian Masyarakat Tematik
Posdaya Berbasis Masjid
Pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan
oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang berkonsentrasi pada
pemberdayaan masjid, baik masjid yang dibangun atas bantuan
Yayasan Amalbhakti Muslim Pancasila (YAMP), masjid yang didirikan
oleh swadaya masyarakat, maupun wakaf.
Hubungannya dengan mahasiswa, Pengabdian kepada
Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid yang berperan
untuk pembentukan dan pengembangan Posdaya adalah bentuk
manifestasi dari kegiatan mahasiswa yang dilaksanakan dalam
rangka penyebaran informasi dan implementasi produk IPTEK
serta menyelesaikan pendidikan tinggi melalui proses pembelajaran
dengan cara tinggal, bergaul serta beradaptasi dengan masyarakat
khususnya di lingkungan masjid.
Dari sudut masyarakat penerima manfaat, pengabdian kepada
masyarakat ini membantu membentuk, mengisi dan mengembangkan
Posdaya pada masyarakat secara sistematis. Posdaya yang dibentuk
itu merupakan forum wadah keluarga dan masyarakat melalui media
masjid, untuk bersama-sama membantu mengatasi permasalahan
yang dihadapi keluarga melalui kegiatan wirausaha, pendidikan dan
keterampilan, peningkatan kesehatan serta dukungan pelestarian
lingkungan sebagai upaya memperbaiki kualitas sumber daya
manusia.
Langkah pertama yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa
di setiap Perguruan Tinggi adalah melakukan pengabdian pada
masyarakat dengan membuka ruang konsultasi dan advokasi untuk
meningkatkan kesadaran dan komitmen para pejabat daerah, camat,
kepala desa, instansi terkait serta ta’mir masjid akan pentingnya
kebersamaan dalam pengentasan kemiskinan dan pembangunan
SDM, melalui pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya)
pada tingkat kecamatan, desa, pedukuhan atau unit daerah lain
secara mandiri.
Langkah selanjutnya, dilakukan pendataan dan observasi
seluruh sasaran keluarga yang tinggal di wilayah masjid. Pendataan
14. 8 9
yang seksama itu bertujuan untuk mengidentifikasi dan menempatkan
keluarga sasaran dan memetakannya dalam kondisi atau posisi
sesuai dengan indikator yang dipergunakan, misalnya ditempatkan
sebagai kelompok keluarga prasejahtera, keluarga sejahtera I,
keluarga sejahtera II, III, dan III Plus. Untuk kelompok pra sejahtera
dan sejahtera I dianalisis masalah dan kebutuhan mereka untuk
meningkat pada posisi yang lebih baik. Kelompok keluarga sejahtera
II sampai III Plus diajak ikut serta membantu keluarga yang kurang
beruntung untuk mengatasi masalah melalui pendampingan.
Setelah Posdaya terbentuk dan pendataan selesai dilakukan
dan dianalisis, para mahasiswa diharapkan mengajak seluruh keluarga
di sekitar Posdaya untuk mengadakan pertemuan atau sarasehan
dan membentuk Pengurus Posdaya. Selanjutnya mahasiswa
mendampingi dan membantu Pengurus Posdaya menetapkan
prioritas sasaran, menyusun program kerja dengan mengembangkan
gagasan inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Para mahasiswa mendampingi dan dalam hal-hal tertentu,
membantu melaksanakan program atau kegiatan untuk sebesar-
besar kesejahteraan masyarakat.
Karena Posdaya diarahkan untuk menjadi lembaga pedesaan
yang mandiri, maka program utama yang dianjurkan adalah
pemberdayaan ekonomi keluarga, utamanya kegiatan ekonomi
mikro dalam bentuk usaha bersama, yang akhirnya dikembangkan
menjadi koperasi. Kegiatan ekonomi rumah tangga bersama itu
akan meningkatkan kemampuan setiap keluarga untuk memberikan
dukungan pada kegiatan Posdaya lainnya, yaitu dalam bidang
pendidikan dan pelatihan keterampilan, KB dan kesehatan,
pemeliharaan lingkungan yang kondusif dan “kebun bergizi”, serta
pembinaan keagamaan dan menciptakan suasana religius untuk
ketahanan mental spiritualnya.
Langkah-langkah untuk melaksanakan Pengabdian Masyarakat
berbasis Masjid untuk pembentukan dan pengembangan Posdaya
pada hakekatnya merujuk kepada Buku Pedoman Pembentukan
dan Pengembangan Posdaya yang telah dikeluarkan oleh Yayasan
Damandiri (Suyono dan Haryanto, 2009) menyangkut proses dan
pengisian program lembaga Posdaya tersebut. Mengingat luasnya
materi dan bidang garapan yang dicakup, maka dalam kegiatan
Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya para mahasiswa dengan
dikoordinasikan para dosen pembimbing lapangan perlu membentuk
suatu tim dengan latar belakang ilmu dan jurusan yang berbeda-beda
sesuai bidang garapan yang dirancang.
D. Dasar Pelaksanaan
Dasar pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya
Berbasis Masjid yang diselenggarakan oleh LPM UIN Maliki Malang
adalah:
1. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
2. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999, tentang
Pendidikan Tinggi.
15. 10 11
4. Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 2003 tentang
Pendirian UIN Malang.
5. Instruksi Presiden RI No 3 Tahun 2010 Tentang Program
Pembangunan yang Berkeadilan.
6. Keputusan Menteri Agama Nomor 389 tahun 2004 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Universitas Islam Negeri (UIN)
Malang.
7. Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 5 Tahun 2005
tentang STATUTA UIN Malang.
8. Surat Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Malang No. Un.3/PP.01.2/1953/2007 Tentang Pedoman
Pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
9. Surat Keputusan Rektor No. Un.3/PP.009/087/2010
Tentang Beban 16 SKS untuk Dosen Tetap.
10. RevisiSuratKeputusanRektor No.:Un.3/PP.009/1465/2011
Tentang Pengabdian Kepada Masyarakat di Bulan
Ramadan.
E. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Tujuan umum Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya
Berbasis Masjid dibagi tiga, yaitu:
Pertama, untuk kepentingan mahasiswa, Pengabdian
Masyarakat Tematik Posdaya bertujuan membantu para
mahasiswa meningkatkan kemampuan belajar bersama
dengan masyarakat, menerapkan ilmu agama integrasi
dengan tehnologi, seni dan budaya yang telah dipelajari
secara langsung dan melihat apakah proses penerapan
tersebut sesuai dengan teori yang diperoleh selama kuliah,
serta membawa manfaat bagi masyarakat.
Kedua, untuk kepentingan keluarga dan masyarakat,
Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya bertujuan
membantu pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui
pembinaan keagamaan, penerapan ilmu dan tehnologi
dalam bidang wirausaha, pendidikan dan ketrampilan,
KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk
membangun keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah,
bahagia dan sejahtera, serta memiliki ketahanan mental
spiritual yang kuat.
Ketiga, untuk kepentingan dosen, pengabdian masyarakat
tematik Posdaya ini bertujuan untuk mengembangkan
profesionalisme dosen dalam memberdayakan masyarakat
dan melakukan penelitian sosial keagamaan integratif
dengan isu-isu pembangunan khususnya dalam
mengakselerasi capaian MDGs tahun 2015.
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkankepeduliandankemampuanmahasiswa
dalam mempelajari dan mengatasi permasalahan
keluarga dan masyarakat berbasis masjid melalui
16. 12 13
bantuan penyusunan rencana dan pendampingan
pada pelaksanakan program yang inovatif dan kreatif
melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama
masyarakat dan lembaga terkait.
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
melaksanakan kegiatan sosial keagamaan dan
pengembangan masyarakat sesuai kompetensi,
potensi, sumberdaya dan kemampuan lingkungan
dalam wadah kerjasama masyarakat, pemerintah,
swasta dan lembaga lainnya.
c. Menggalang komitmen, kepedulian dan kerjasama
berbagai stakeholders (Tokoh Agama, Pemerintah
setempat, swasta, LSM dan masyarakat) dalam upaya
pembinaan keagamaan, pengentasan kemiskinan,
mengatasi permasalahan dan ketidakberdayaan
masyarakat melalui Pengabdian Masyarakat Tematik
Posdaya Berbasis Masjid untuk mewujudkan keluarga
sejahtera mandiri dalam suasana sakinah, mawaddah
dan rahmah.
d. Membantu mempersiapkan keluarga dan masyarakat
agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan
fasilitas dan dukungan yang diberikan oleh mitra
kerja pembangunan (Pemda, lembaga swasta dan
LSM) dalam perencanaan dan pengelolaan program
yang bersifat partisipatif.
e. Meningkatkankompetensi,bakatdanminatmahasiswa
sesuai dengan bidang keilmuan yang ditekuni.
f. Meningkatkan profesionalisme dosen dalam
pengabdian kepada masyarakat sebagai tuntutan Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
17. 14 15
II PELAKSANAAN
A. Hasil Yang Diharapkan
Program Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis
Masjid dirancang secara berkelanjutan, karena itu hasil yang
diharapkan dapat dicapai secara bertahap hingga tahun 2015 telah
mencapai delapan tujuan MDGs. Setiap tahapan kegiatan diharapkan
dapat mencapai target sebagai berikut:
1. Terbentuknya pos pemberdayaan keluarga (Posdaya)
berbasis masjid yang dilengkapi susunan pengurus, kader
dan program kerja.
2. Meningkatnya partisipasi warga sekitar masjid dalam
kegiatan keagamaan dan sosial berbasis masjid.
3. Meningkatnya taraf hidup masyarakat dari prasejahtera
menjadi sejahtera I dan seterusnya.
4. Terwujudnya ketuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9
tahun dan keaksaraan fungsional.
5. Meningkatnya partisipasi pasangan (suami-istri) usia subur
(PUS) dalam mengikuti KB, dan secara bertahap seluruh
PUS mengikuti program KB.
6. Tersedianya sarana pendidikan antara lain pendidikan
anak usia dini (PAUD) berbasis masjid dan TPQ (Taman
Pendidikan al-Qur’an), kelompok pengajian (majlis ta’lim).
7. Tumbuh dan berkembangnya aktivitas ekonomi keluarga
dan kewirausahaan berbasis masjid, terutama yang
18. 16 17
dilaksanakan oleh para wanita, sehingga secara bertahap
tidak ada lagi keluarga berpenghasilan di bawah standar
upah minimum regional.
8. Tersedianya layanan konsultasi keluarga berbasis masjid
yang antara lain meliputi: masalah agama, kesehatan,
ekonomi, dan pendidikan.
9. Terwujudnya keseimbangan peran, partisipasi dan
tanggung jawab antara jama’ah laki-laki dan perempuan
dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
10. Adanya rintisan BMT (Baitul Mal wa Tanwil).
11. Terwujudnya lingkungan bersih, sehat dan produktif,
termasuk di masjid.
12. Tumbuh dan berkembangnya kegiatan olah raga dan seni
religius.
13. Adanya kerjasama yang kuat dengan pihak-pihak terkait
yang mendukung Posdaya berbasis masjid.
14. Tercapainya delapan tujuan MDGs secara bertahap.
B. Materi Pendampingan
Kegiatan Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis
Masjid ini dikemas dalam bentuk sinergi antara kegiatan keagamaan
dan kegiatan sosial kemasyarakatan. Untuk itu materi pendampingan
yang direncanakan adalah mengacu pada maksimalisasi dan
efektifitas fungsi-fungsi masjid sebagai pusat pemberdayaan umat
antara lain sebagai berikut:
1. Shalat berjama’ah dan shalat sunnah lainnya
2. Kajian Islam intensif
3. Bimbingan membaca Al-Qur’an
4. Pendidikan Anak-anak Usia Dini (PAUD)
5. Pemberdayaan remaja dan akses pendidikan dasar 9 tahun
sampai 12 tahun
6. Pemberdayaan perempuan melalui pelatihan ketrampilan
serta partisipasi dalam kegiatan Posyandu dan Wirausaha
7. Pemberdayaan warga lanjut usia
8. Gerakan zakat, infaq dan shadaqah untuk membantu
keluarga pra sejahtera, termasuk membeayai anak putus
sekolah.
9. Pembinaan kewirausahaan dan ekonomi produktif
10. Bimbingan belajar bagi murid dan masyarakat
11. Pengembangan koperasi dan BMT (Baitul Mal Wa Tanwil)
12. Pembinaan kesenian dan olah raga
13. Perpustakaan
14. Poliklinik dan pelayanan kesehatan masyarakat
15. Penerbitan media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)
19. 18 19
16. Advokasi warga masyarakat dan keluarga dengan
kebutuhan khusus
17. Pusat gerakan gemar menanam pohon/tanaman produktif
dan kebun bergizi
18. Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
C. Penyelenggaraan
1. Status dan Beban Kredit
Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid
yang dilakukan oleh LPM UIN Maliki Malang merupakan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang disetarakan
dengan pengabdian kepada masyarakat integratif dengan
Praktik Kerja Lapangan (PKL), bersifat opsional/pilihan
diikuti oleh Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim dengan
nilai kredit setara 2 SKS (Satuan Kredit Semester).
2. Persyaratan bagi Mahasiswa Peserta
a. Telah menyelesaikan perkuliahan sekurang-
kurangnya 75 SKS, dengan IPK minimal 2,75 dan
telah menempuh/sedang mengikuti perkuliahan
minimal semester IV.
b. Sehat jasmani dan rohani.
c. Telah mengikuti dan dinyatakan lulus kegiatan
pembekalan baik di tingkat fakultas maupun
universitas.
3. Hak dan Kewajiban Mahasiswa
a. Setiap mahasiswa UIN Maliki Malang berhak mengikuti
program pengabdian kepada masyarakat tematik
Posdaya dengan memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
b. Setiap mahasiswa peserta pengabdian masyarakat
tematik Posdaya berbasis masjid wajib mengikuti
pembekalan yang dilakukan di tingkat fakultas maupun
universitas.
c. Peserta yang dinyatakan lulus pembekalan berhak
mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat tematik
Posdaya berbasis masjid.
d. Setiap mahasiswa peserta pengabdian masyarakat
yang telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan
prosedur sebagaimana diatur oleh pedoman
pengabdian masyarakat tematik Posdaya berbasis
masjid ini berhak mendapatkan sertifikat.
e. Setiap mahasiswa yang melaksanakan program
Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis
Masjid wajib mengikuti prosedur yang telah diatur
dalam pedoman pelaksanaan pengabdian masyarakat
tematik posdaya berbasis masjid ini.
20. 20 21
f. Mahasiswa yang melaksanakan program Pengabdian
Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid wajib
menyusun laporan kegiatan secara kelompok sesuai
dengan fakultas masing-masing.
4. Hak dan Kewajiban Dosen
a. Setiap dosen UIN Maliki Malang berhak mengikuti
program Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya
Berbasis Masjid dengan persetujuan Dekan.
b. Dosen yang melaksanakan pengabdian masyarakat
tematik Posdaya berbasis masjid bersinergi dengan
mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan
Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis
Masjid. Dosen berfungsi sebagai pembimbing
lapangan (DPL).
c. Setiap dosen mendapatkan fasilitas biaya perjalanan
dan honorarium sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
d. Setiap dosen yang melaksanakan pengabdian
masyarakat tematik Posdaya berbasis masjid wajib
mengikuti prosedur yang telah diatur dalam pedoman
pelaksanaan pengabdian masyarakat tematik
Posdaya berbasis masjid LPM UIN Maliki Malang.
e. Dosen wajib membuat laporan akhir secara individu
sesuai dengan kegiatan yang telah dilakukan.
f. Setiap dosen yang telah melakukan program
pengabdian masyarakat tematik Posdaya berbasis
masjid akan mendapatkan sertifikat dengan bobot 2
SKS.
5. Lokasi Kegiatan
Kegiatan Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya
dilaksanakan berbasis masjid YAMP dan masjid non
YAMP di Kabupaten/Kota yang dipilih oleh LPM UIN Maliki
Malang bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama
Kab./Kota yang bersangkutan, dengan sasaran utamanya
adalah Masjid yang memiliki jama’ah dan masyarakat yang
memiliki banyak keluarga kurang mampu. Diutamakan
yang memiliki dukungan komitmen dari Pemerintah Daerah
setempat.
6. Jangka Waktu Kegiatan
Kegiatan pengabdian masyarakat tematik Posdaya
dilaksanakan selama kurang lebih 1 (satu) bulan sesuai
kalender akademik yang diawali dengan pembekalan bagi
mahasiswa dan workshop bagi para Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) sampai berakhirnya kegiatan di lapangan
sebagaimana jadwal terlampir.
7. Pelaksana
LPM UIN Malang menjadi pelaksana kegiatan pengabdian
masyarakat berbasis masjid bekerjasama dengan fakultas
yang diwakili oleh Pembantu Dekan Bidang Akademik
dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. Bentuk
kerjasama dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Fakultas membuka pendaftaran bagi mahasiswa
peserta Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya
Berbasis Masjid dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
b. Fakultas menyeleksi kelengkapan administrasi
mahasiswa dan menentukan nama-nama peserta
21. 22 23
Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis
Masjid untuk dikirimkan kepada LPM UIN Maliki
Malang sebagai daftar nama-nama calon yang
diikutkan kegiatan pembekalan.
c. Fakultas menentukan DPL dan mengirimkan nama-
namanya kepada LPM
d. LPM menyelenggarakan pembekalan bagi
mahasiswa calon peserta pengabdian masyarakat
tematik posdaya berbasis masjid yang dilaksanakan
pada setiap fakultas selama 1 hari dengan materi
pembentukan dan pengembangan posdaya (LPM)
dan materi kefakultasan (fakultas)
e. LPM menyelenggarakan workshop Pengabdian
Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid bagi
Dosen Pembimbing Lapangan.
f. LPM menyelenggarakan pembekalan tingkat
universitas yang diikuti oleh mahasiswa peserta
pengabdian masyarakat dan DPL dengan
menghadirkan nara sumber yang berkompeten
di bidang pemberdayaan masyarakat (Yayasan
Damandiri), dan pelepasan oleh Rektor UIN Maliki
Malang.
g. Fakultas melakukan monitoring Pengabdian
Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid di
lapangan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
h. Fakultas menerima laporan kegiatan mahasiswa
peserta Pengabdian kepada Masyarakat Tematik
Posdaya Berbasis Masjid untuk diujikan yang
pelaksanaannya diatur oleh masing-masing fakultas.
8. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Pengabdian Masyarakat Tematik posdaya
dilaksanakan melalui tahapan penyusunan rencana,
persiapan, pelaksanaan kegiatan lapangan dan pelaporan.
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan oleh LPM
mencakup koordinasi internal antar fakultas untuk
penetapan jumlah dan pendaftaran peserta, penetapan
lokasi, jumlah DPL, teknik pembekalan tingkat
fakultas. Sedangkan koordinasi eksternal dimulai dari
koordinasi dengan Yayasan Damandiri. Perencanaan
Pengabdian Masyarakat Tematik posdaya Berbasis
Masjid untuk pembentukan dan pengembangan
Posdaya, Koordinasi dengan Yayasan Amalbhakti
Muslim Pancasila (YAMP) untuk menentukan masjid
YAMP yang dipilih, dan berkoordinasi dengan
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Agar
Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis
Masjid berkualitas dan efektif, perlu menghadirkan
nara sumber yang berkompeten seperti dari Yayasan
Damandiri, Pemda (Pemkab/Pemkot) yang akan
menjadi lokasi pengabdian masyarakat, DPL serta
pimpinan dan staf pengajar yang terlibat.
b. Persiapan
Tahap persiapan meliputi kunjungan penjajagan
(survey) untuk menentukan lokasi dan mengidentifikasi
secara umum isu-isu strategis keagamaan serta
kemiskinan, pendidikan, kesehatan, kewirausahaan
dan lingkungan. Isu strategis ini digunakan sebagai
landasan sosial bagi pelaksanaan Pengabdian
22. 24 25
Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid.
Pengurusan perijinan, penetapan dosen pembimbing,
serta pembekalan kepada mahasiswa peserta,
penjajagan lokasi dan perijinan dilaksanakan oleh
Panitia Pelaksana yang ditunjuk LPM UIN Maliki
Malang. Setelah berhasil mencapai kesepakatan
dengan mitra kerja, dibuatkan naskah kerjasama
antara LPM dengan instansi penerima atau mitra kerja
tersebut. Adapun rasio antara jumlah mahasiswa
dengan DPL yang telah dipilih oleh fakultas adalah
satu orang DPL dan kurang lebih 20 orang (1:20)
mahasiswa untuk satu s/d empat masjid.
c. Pendataan dan Pemetaan
Langkah utama kegiatan Posdaya adalah pemetaan
sasaran. Pemetaan ini dilakukan oleh Pengurus/Calon
Pengurus Posdaya dibantu oleh para mahasiswa yang
mengikuti Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya
Berbasis Masjid. Pemetaan tersebut utamanya
dilakukan untuk Tahap I (yang diuraikan dalam
paragraf berikutnya) dimulai dengan pendataan
seluruh keluarga untuk lingkup 1 RW/Pedukuhan yang
tinggal disekitar masjid yang akan menjadi keluarga
sasaran binaan. Jika pendataan sudah dilakukan
oleh masyarakat, maka dapat dibuat peta sebagai
landasan kerja. Untuk Tahap II, III dan seterusnya
pendataan dan pemetaan perlu diperbarui jika ada
tenggang waktu antara Tahap I dan tahap berikutnya.
Keluarga dipetakan menurut kondisi berdasarkan
indikator yang disepakati. Biasanya dipergunakan
indikator keluarga yang memberi gambaran jumlah
dan persebaran menurut kondisinya; Pertama, kondisi
keagamaan yang meliputi aktivitas ibadah, pendidikan
keagamaan dalam keluarga, serta budaya Islami yang
dikembangkan dalam keluarga dan lingkungannya;
Kedua, klasifikasi berdasarkan kesejahteraan meliputi
keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga
sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga
sejahtera III Plus. Secara lebih terperinci kondisi
keluarga juga dapat dibedakan menurut segmentasi/
tahapan umur penduduk, partisipasi sekolah, untuk
Pasangan Usia Subur (PUS), dibedakan yang hamil,
punya Balita dan Batita, dan status KB. Kelompok
penduduk juga dibedakan atas Remaja dan Dewasa,
Penduduk Lansia dan secara khusus Peserta Usaha
Ekonomi Produktif.
Pendataan dengan menggunakan register, formulir,
dan buku rekapitulasi sebagai instrumen untuk
menggambarkan kondisi keluarga untuk dipetakan.
Indikator keluarga sejahtera dan kondisi masing-
masing segmentasi itu merupakan indikator mutable,
artinya yang bersangkutan bisa mengubahnya dengan
mudah sehingga penempatan sebuah keluarga di
dalamnya akan menumbuhkan kesadaran setiap
keluarga untuk mengubah dirinya secara mandiri.
Pendataan juga perlu dilakukan untuk mengidentifikasi
kelembagaan yang sudah ada disekitar masjid, seperti
Posyandu, PAUD, UPPKS, Koperasi, Bina Keluarga
Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja, (BKR) Bina
Keluarga Lansia (BKL) serta lembaga lainnya. Dalam
pendataan ini perlu dipelajari susunan pengurus,
aktifitas yang dilakukan, jumlah peserta, dan
kemandirian lembaga.
23. 26 27
d. Pelaksanaan
Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis
Masjid dilaksanakan satu kali dalam satu tahun, yakni
pada bulan Ramadlan, dimulai pada minggu terakhir
bulan Sya’ban sampai dengan akhir minggu ketiga
bulan Ramadlan.
Kegiatan keagamaan menjadi mainstream dari seluruh
kegiatan Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya
Berbasis Masjid. Kegiatan rutin keagamaan yang telah
dilakukan oleh masjid diupayakan lebih berkualitas dan
efektif, dengan mengembangkan fungsi-fungsi masjid
di bidang keagamaan yang belum dilaksanakan.
Bersamaan dengan kegiatan keagamaan, Posdaya
Berbasis Masjid mendapatkan porsi yang sama
dalam memperluas fungsi masjid untuk kesejahteraan
masyarakat. Momen bulan Ramadlan mempernudah
koordinasi antar stakeholders, sehingga waktu 1 bulan
diharapkan mampu mencapai target yang ditetapkan.
Adapun pelaksanaan kegiatan ini mencakup tiga
tahap sebagai berikut.
Tahap I : Kegiatan Pembentukan Posdaya
Tahapan ini dimulai setelah mahasiswa mengikuti
pembekalan untuk ikut Pengabdian Masyarakat
Tematik Posdaya Berbasis Masjid. Mahasiswa
dan dosen pembimbing selanjutnya mengadakan
silaturahmi atau pendekatan kepada Takmir Masjid,
para sesepuh kecamatan, desa atau dukuh/RW
untuk membangun komitmen aparat setempat dalam
menggalang dukungan dan fasilitasi pembentukan
Posdaya. Selanjutnya bekerja sama dengan calon
pengurus/kader setempat dilakukan kegiatan
pendataan untuk identifikasi masalah, inventarisasi
potensi dan penetapan sasaran. Hasil pendataan
untuk kondisi sasaran ini dipetakan sesuai uraian
di atas. Kegiatan ini diharapkan dapat diselesaikan
selama 1 (satu) minggu.
Hasil pendataan tersebut dipergunakan sebagai bahan
untuk menggelar lokakarya mini/sarasehan dengan
menghadirkan Takmir Masjid, Remaja Masjid, Kepala
Desa/Lurah, sesepuh dan tokoh masyarakat serta
anggota masyarakat, utamanya sasaran prioritas, yang
untuk penyiapannya diharapkan selesai dalam 4 hari
pada minggu terakhir bulan Sya’ban (Ruwah). Dalam
lokakarya tersebut sekaligus ditetapkan pengurus,
disusun rencana dan program kerja diharapkan dapat
diselesaikan dalam 4 minggu. Pada Tahap akhir tim
melakukan penyusunan laporan kegiatan selama 1
(satu) minggu, sedangkan masyarakat diharapkan
dapat mulai membina dan mengisi Posdaya dengan
kegiatan sederhana secara mandiri.
Tahap II : Kegiatan Pembinaan Posdaya
Dalam tahap pembinaan Posdaya ini pengurus
melaksanakan rencana kegiatan, utamanya dimulai
dengan rencana kegiatan ekonomi untuk mengajak
masyarakat mengembangkan usaha mikro secara
gotong royong atau usaha besama. Keluarga
yang mempunyai kegiatan ekonomi mengajak
tetangganya untuk ikut berlatih dengan membentuk
kelompok dan mengikuti kegiatannya. Pengurus mulai
mengundang ahli-ahli khususnya jama’ah masjid,
24. 28 29
untuk mengajar warganya dengan ketrampilan yang
bisa dikembangkan menjadi usaha sederhana atau
usaha bersama yang menguntungkan. Pengurus
juga bisa mengundang tenaga pelatih dari instansi
terkait dan mulai mencari sumber dana untuk kegiatan
anggotanya dalam bidang ekonomi mikro.
Tahap III : Pengembangan Posdaya
Dalam tahap ini Pengurus Posdaya mengajak
anggotanya mengidentifikasi anak-anak usia sekolah
yang belum atau tidak sekolah. Secara gotong
royong anak-anak yang belum atau tidak sekolah
itu dianjurkan dan dibantu oleh sekolah dan/atau
keluarga mampu yang mampu yang tinggal sekitar
atau menjadi jamaah masjid. Prinsipnya setiap anak
usia sekolah harus sekolah. Jika orang tuanya tidak
mampu diusahakan secara gotong royong untuk
dibantu keluarga yang mampu. Kalau memungkinkan
segera dibentuk atau dikembangkan kegiatan Bina
Keluarga Balita (BKB) atau Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD). Anak-anak dibawah usia lima tahun,
utamanya anak keluarga kurang mampu, diusahakan
dan didorong ikut kegiatan BKB atau kegiatan PAUD.
Orang tua dari anak balita tesebut, segera setelah
anak-anak balitanya mengikuti kegiatan belajar di
PAUD, dipisahkan dari anak- anaknya dan diusahakan
mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan. Setelah
mengikuti pelatihan mereka dianjurkan untuk magang
pada usaha apa saja yang ada di desa atau dukuhnya.
Jika telah mahir, dan tetangganya membuka cabang
usaha, mereka bisa bekerja bersama dengan
pengusaha tersebut sebagai mitra kerja dengan
bantuan dan fasilitas Posdaya.
Apabila pengembangan pendidikan dan pelatihan
telah berjalan dengan baik, maka pengurus
segera mengembangkan upaya untuk revitalisasi
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kalau perlu
mengundang dan memberi fasilitas kepada bidan
untuk membuka praktik sebagai bidan desa di masjid
tersebut. Diupayakan pula tersedianya fasilitas yang
diperlukan agar bidan bersedia tinggal di desa.
Dalam rangka pengembangan KB, Kesehatan dan
Gizi, maka dianjurkan agar masyarakat membangun
Kebun Bergizi, yaitu menanam tanaman bergizi di
halaman masing-masing. Tanaman bergizi tersebut
merupakan bahan makanan atau sayur yang bisa
langsung dimasak untuk memperbaiki kebutuhan gizi
keluarga. Halaman sekitar masjid, jika memungkinkan
juga bisa digunakan untuk model kebun bergizi.
Pengembangan kegiatan di lapangan itu dilakukan
secara bertahap dalam bentuk sederhana dan mudah
ditiru. Keberhasilan kegiatan tidak diukur dari mutu
atau bentuk program yang dilaksanakan, tetapi
utamanya keberhasilan partisipasi yang tinggi dari
keluarga setempat. Disamping ukuran partisipasi,
perlu diperhatikan bahwa keluarga kurang mampu
merupakan partisipan yang bekerja keras dengan
dukungan dan fasilitasi keluarga yang lebih
mampu. Apabila selama 10 minggu program yang
telah dirancang belum dapat diselesaikan dengan
baik, maka program tersebut dapat dilanjutkan oleh
tim mahasiswa yang melakukan pengabdian kepada
25. 30 31
masyarakat dalam periode berikutnya, atau dilakukan
oleh dosen dalam kegiatan pengabdian kepada
masyarakat.
e. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL) sebanyak 2 (dua) kali
selama kegiatan operasional dilapanganberlangsung.
Untuk tahap I dilakukan pada saat pendataan,
persiapan lokakarya serta penyusunan rencana.
Pada tahap II pada saat mahasiswa mendampingi
pelaksanaan kegiatan. Kegiatan pemantauan dan
evaluasi dilaksanakan pada setiap pertengahan atau
akhir kegiatan ketika Tim mengembangkan jenis dan
kegiatan Posdaya berikutnya. Contoh-contoh formulir
untuk monitoring dilampirkan dalam Petunjuk Teknis
ini.
Evaluasi Pengabdian Masyarakat Berbasis Masjid
dilakukan terhadap kinerja Tim dan anggotanya,
mencakup partisipasi dalam pembekalan dan ujian
pembekalan, pelaksanaan kerja lapangan dan
penyusunan laporan Pengabdian Masyarakat Tematik
Posdaya Berbasis Masjid. Apabila diperlukan dapat
dilakukan pengumpulan informasi untuk mengetahuai
tanggapan dan persepsi mitra kerja dan masyarakat.
Bentuk dan jenis evaluasi dibuat sederhana tetapi
diharapkan mencakup partisipasi keluarga dalam
berbagai kegiatan di lingkungan Posdaya berbasis
masjid.
f. Laporan Kegiatan
Substansi laporan kegiatan yang harus disusun oleh
mahasiswa mencakup hasil:
Tahap I
1) Identifikasi potensi, sasaran dan kebutuhan
masyarakat
2) Peta keluarga dalam lingkungan Posdaya
3) Rancangan penyelenggaraaan dan hasil
lokakarya
4) Jenis, bentuk kegiatan Posdaya dan susunan
Pengurus
Tahap II, III dst.
1) Catatan tentang perkembangan dan masalah
yang dijumpai dalam pengembangan Posdaya
dan kegiatannya, khususnya menyangkut
jumlah keluarga yang ikut aktif dalam kegiatan
wirausaha, pendidikan dan pelatihan, kegiatan
KB, kesehatan dan Posyandu pada umumnya,
serta upaya pemeliharaan lingkungan, kebun
bergizi, yang menguntungkan keluarga kurang
mampu
2) Laporan pelaksanaan pengabdian masyarakat
tematik Posdaya berbasis masjid yang
dikelompokkan berdasarkan fakultas atau
jurusan
26. 32 33
3) Catatan untuk tindak lanjut pengabdian
masyarakat tematik Posdaya berbasis masjid
periode berikutnya.
D. Tata Tertib Pelaksanaan
Peserta mengikuti pengabdian masyarakat berbasis masjid
dengan tertib sesuai pentahapan kegiatan dalam jadwal terlampir.
1. Tata Tertib bagi Mahasiswa
Selama persiapan dan pelaksanaan Pengabdian
Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis Masjid:
a. Mengikuti secara penuh kegiatan pembekalan
b. Wajib tinggal di lokasi selama pelaksanaan pengabdian
masyarakat berlangsung
c. Bekerjasama dalam melaksanakan program dalam
Tim
d. Membuat laporan dan rumusan hasil kegiatan serta
laporan pelaksanaan sesuai ketentuan
e. Menjaga dan memelihara nama baik almamater
f. Tidak dibenarkan melakukan kegiatan politik praktis,
kriminal dan kegiatan yang berbau SARA serta
melibatkan diri dalam bentuk kegiatan yang dapat
menimbulkan keresahan dalam masyarakat
g. Mencatat kegiatan harian dan melampirkannya dalam
laporan pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Tematik
Posdaya Berbasis Masjid.
h. Jika terjadi udzur syar’i, peserta diberikan dispensasi
sesuai dengan kebutuhan dengan ijin Ketua Ta’mir
Masjid sebagai mitra kerja dan Dosen Pembimbing
Lapangan.
2. Pelanggaran dan Sanksi
a. Mahasiswa peserta pengabdian masyarakat yang
tidak membuat laporan kegiatan sampai batas waktu
yang ditentukan, maka yang bersangkutan tidak
diperkenankan mengikuti ujian hasil pengabdian
masyarakat dan dinyatakan tidak lulus.
b. Mereka yang meninggalkan lokasi di luar ketentuan
dengan alasan yang tidak dapat dibenarkan, akan
diberikan sanksi minimal berupa teguran oleh DPL,
diperpanjang masa pengabdian, dan maksimal
dinyatakan tidak lulus.
c. Pelanggaran tindak kriminal, SARA, politik praktis,
akan diberi sanksi berupa penarikan dari lokasi oleh
dosen pembimbing dan berdasarkan laporan dosen
pembimbing, panitia mengajukan mahasiswa tersebut
ke Dekan Fakultas/Departemen/Ketua Jurusan untuk
menerima sanksi akademik dan dinyatakan tidak lulus.
28. 36 37
Instrumen Pendataan Keluarga
A. Data Keluarga Posdaya
1. Nama KK, jumlah dan alamat seluruh keluarga yang
menjadi cakupan Posdaya.
2. Jumlah anggota keluarga berdasarkan jenis kelamin
3. Jumlah anggota keluarga berdasarkan umur
4. Jumlah anak balita (0-5 tahun)
5. Jumlah anak balita yang ikut dan yang tidak ikut Posdaya
6. Jumlah anak balita yang ikut dan yang tidak ikut BKB/PAUD
7. Jumlah anak usia sekolah (6-12 th, 13-15 th, 15-19 th)
8. Jumlah anak usia yang bersekolah dan yang tidak
bersekolah menurut kelompok umur.
9. Jumlah anggota keluarga dewasa menurut pekerjaan
(bekerja/tidak bekerja)
10. Jumlah keluarga yang menjadi anggota koperasi atau
kelompok usaha bersama dan yang mendapat bantuan
permodalan (dari berbagai sumber bantuan).
11. Jumlah ibu rumah tangga yang berusaha.
12. Jumlah ibu hamil.
Lampiran 1
29. 38 39
13. Jumlah ibu hamil yang memriksakan kahamilan ke fasilitas/
tenaga kesehatan.
14. Jumlah pasangan usia subur (PUS) yang ikut KB.
15. Jumlah keluarga remaja yang mengikuti berbagai kegiatan
pembinaan dan pendampingan
16. Jumlah keluarga lansia yang mengikuti berbagai kegiatan
pembinaan dan pendampingan
17. Tahapan masing-masing keluarga, menurut tahapan
keluarga sejahtera dengan berbagai variabel dan
indikatornya.
B. Tahapan Keluarga Sejahtera & Indikatornya
1. Keluarga Sejahtera I
1). (Ya/Tidak). Makan paling kurang dua kali sehari.
2). (Ya/Tidak). Mempunyai pakaian layak untuk keperluan
yang berbeda
3). (Ya/Tidak). Rumah yang ditempati mempunyai atap,
lantai dan dinding yang baik.
4). (Ya/Tidak). Bila ada anak atau anggota keluarga yang
sakit, dibawa ke sarana atau petugas kesehatan.
5). (Ya/Tidak). Bila pasangan usia subur (PUS) ingin ber-
KB, pergi ke sarana pelayanan KB.
6). (Ya/Tidak). Semua anak umur 7-15 tahun yang ada
dalam keluarga bersekolah.
Catatan: Apabila salah satu atau lebih pertanyaan tersebut
tidak dijawab “Ya”. maka berarti keluarga tersebut
termasuk “Keluarga Prasejahtera”.
Apabila keenam indikator tersebut terpenuhi, maka
masuk kategori “Keluarga Sejahtera I”.
2. Keluarga Sejahtera II.
1). (Ya/Tidak). Anggota keluarga melakukan ibadah
menurut agamanya.
2). (Ya/Tidak). Anggota keluarga makan daging /telor/ikan
paling kurang sekali seminggu.
3). (Ya/Tidak). Anggota keluarga memperoleh satu stel
pakaian baru dalam setahun.
4). (Ya/Tidak). Luas lantai rumah paling kurang 8 M2
untuk setiap penghuni rumah.
5). (Ya/Tidak). Dalam 3 bulan terakhir seluruh anggota
keluarga dalam keadaan sehat.
6). (Ya/Tidak). Terdapat seorang atau lebih anggota
keluarga yang bekerja.
7). (Ya/Tidak). Seluruh anggota keluarga berumur 10-60
tahun bisa baca tulis latin.
8). (Ya/Tidak). Pasagan usia subur (PUS) dengan dua
anak ataulebih menggunakan kontrasepsi.
Catatan: Apabila kedelapan pertanyaan di atas tidak
terpenuhi, maka keluarga tersebut termasuk
“Keluarga Sejahtera II”. Apabila salah satu atau lebih
pertanyaan tersebut tidak terpenuhi, maka keluarga
yang bersangkutan termasuk “Keluarga Sejahtera I”.
30. 40 41
3. Keluarga Sejahtera III
1). (Ya/Tidak). Keluarga berupaya meningkatkan
pengetahuan agamanya.
2). (Ya/Tidak). Sebagian penghasilan keluarga bisa
ditabung.
3). (Ya/Tidak). Keluarga makan bersama paling kurang
sekali seminggu.
4). (Ya/Tidak). Keluarga ikut kegiatan masyarakat di
lingkungannya.
5). (Ya/Tidak). Keluarga memperoleh informasi dari media
massa.
Catatan: Apabila keluarga menjawab “YA” dari lima
pertanyaan di atas, maka keluarga tersebut termasuk
“Keluarga Sejahtera III”. Jika ada salah satu atau lebih
indikator tersebut tidak terpenuhi, maka keluarga yang
bersangkutan termasuk”Keluarga Sejahtera II”.
Lampiran 2
STRUKTURORGANISASI
PELAKSANAPENGABDIANMASYARAKATTEMATIKPOSDAYABERBASISMASJID
Pengarah:
Rektor dan Wakil Rektor I
Penanggungjawab Program:
Ketua LPM IUN Maliki
Koordinator Wilayah
Koordinator DPL
Ketua Panitia Pelaksana
Sekretaris
Koordinator Wilayah
Koordinator Wilayah
Koordinator Wilayah
Koordinator Wilayah
DPL
MAHASISWA PESERTA PENGABDIAN MASYARAKAT TEMATIK POSDAYA
BERBASIS MASJID
DPL DPL DPL DPL
Koordinator DPL Koordinator DPL
Koordinator & Kode Wilayah:
Wilayah A : Nama Petugas
Wilayah B:
Wilayah C :
Wilayah D :
Wilayah E: