Surat pernyataan dari Qonita Aliyatunnuha yang berisi identitas dirinya dan menyatakan bahwa artikel yang dikirimkan ke lomba menulis adalah karya asli buatannya. Artikel tersebut membahas pentingnya mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda dengan melakukan sosialisasi, kampanye, kunjungan ke pusat rehabilitasi, serta dukungan dari sekolah, pemerintah, organisasi, dan orang t
1. 1
SURAT PERNYATAAN
Lomba Menulis Artikel Gema Anti Narkoba 2019
Nama Lengkap : Qonita Aliyatunnuha
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta Utara, 17 Desember 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : - Ustadzah di Pondok Nahdlatul Muslimat (NDM), Surakarta.
- Mahasiswi Aktif Semester VI, Institut Islam Mamba’ul Ulum,
Surakarta.
Alamat Rumah : Limus Pratama Regency. Jl. Bandung 1 Blok L1 No.16,
Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Alamat Tinggal (sementara) : Pondok Pesantren NDM. Jl. Trisula No. 46, Kauman, Surakarta
Nomor HP : 085879500663 (Seluler + WA)
E-mail : na.twinswriter@gmail.com
Saya dengan identitas yang tertulis di atas menyatakan bahwa karya saya yang berjudul Sukses
YES, Narkoba NO! dan diikutsertakan pada lomba menulis artikel GEMA ANTI NARKOBA 2019
adalah karya asli, tidak menjiplak/mencontek karya orang lain. Dan karya tersebut tidak sedang
diikutsertakan dalam perlombaan sejenis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila di kemudian hari
saya terbukti telah melanggar ketentuan tersebut, maka saya bersedia didiskualifikasi, baik sebagai
peserta maupun pemenang.
Solo, Kamis 19 April 2019
(Qonita Aliyatunnuha)
2. 2
Sukses YES, Narkoba NO!
Oleh: Qonita Aliyatunnuha
Hidup itu harus punya keinginan, target ataupun impian yang hendak diwujudkan. Apa pun
itu, ketika sudah terwujud maka dapat dikatakan sukses. Misalnya, seorang pedagang sukses ketika
dagangannya laku, seorang balita sukses ketika berhasil berjalan dan makan sendiri, seorang murid
sukses ketika naik kelas, seorang pelajar sukses ketika diterima di sekolah favoritnya, seorang
pemuda sukses ketika dapat menciptakan lapangan kerja sendiri, dst. Pendeknya, sukses itu beragam
jenis, besaran dan waktunya tergantung pada keinginan, target ataupun impian yang hendak
diwujudkan. Oleh karena itu, sukses itu harus. Sukses YES!
Termasuk sukses ketika saya, sebagai pemuda, dapat memberikan manfaat bagi orang lain
dan negara tempat saya tinggal. Karena pemuda memiliki peran penting bagi masa depan suatu
bangsa. Di pundaknya tongkat estafet sebuah peradaban diemban. Kesuksesannya akan menentukan
masa depan bangsa dan negaranya. Oleh karena itu, sekali lagi, suskes itu harus. Sukses YES!
Akan tetapi, hanya pemuda yang sehat, cerdas, tangkas dan amanah yang mampu membawa
bangsa dan negaranya menuju pintu gerbang kejayaan. Lalu, bagaimana dengan pemuda yang dengan
segala potensinya justru terjebak dalam euforia semu kenikmatan narkoba? Jangankan bisa
mengharumkan nama bangsa dan negaranya, masa depan dirinya sendiri saja mereka hancurkan
sendiri dengan narkoba.
Narkoba, dengan dosis dan jenis tertentu (secara ketat) dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
medis dan penelitian. Namun, yang marak malah penyalahgunaannya sehingga membahayakan dan
menjadi perusak generasi muda. Berdasarkan data dari Komisioner Bidang Kesehatan KOAIM Sitty
Hikmawati tahun 2018 seperti dikutip news.okezone.com (6/3/2018), dari total 87 juta populasi anak
maksimal 18 tahun, tercatat ada 5,9 juta yang dikonfirmasi sebagai pecandu. Sungguh jumlah yang
terbilang sangat fantastis dan mengerikan.
Pemuda–temasuk pelajar dan mahasiswa—memang menjadi sasaran utama penyalahgunaan
narkoba. Karena jumlahnya banyak dan paling mudah dijebak untuk menjadi penggunanya. Berbagai
persoalan hidup pemuda tak jarang membawa kepada penggunaan narkoba sebagai pelariannya.
Begitu pula, ketidaktahuan dan rasa keingintahuannya yang sangat tinggi menjadi sebab mereka
mudah dipengaruhi untuk mencoba menggunakan narkoba.
Penyalahgunaan narkoba sangat membahayakan kesehatan (fisik dan mental) penggunanya
dan dilarang agama. Tidak hanya berhenti di sini, penggunaan narkoba juga dapat menyebabkan
timbulnya kejahatan (pelecehan seksual, mencuri, berkelahi dsb). Baik penggunaan narkoba maupun
kejahatan yang ditimbulkannya sebenarnya mengundang sanksi hukuman dan denda yang sangat
besar. Namun, ironisnya masih banyak orang yang tidak memperdulikan hal tersebut.
3. 3
Pencegahan dan pemberantasan narkoba memang tidak bisa hanya mengandalkan Badan
Narkotika Nasional (BNN). Semua pihak harus terlibat, termasuk para pemuda, untuk bergerak dan
bersatu melawan dan memberantas penggunaan dan peredaran narkoba.
Gerakan pemuda anti narkoba dapat kita wujudkan dengan sosialisasi bahaya narkoba kepada
para pemuda dan masyarakat umum. Sosialisasi kepada pemuda bisa melalui sekolah, klub,
komunitas dan organisasi pemuda. Bentuknya bisa berupa kampanye atau aksi simpatik tentang
bahaya narkoba yang dikemas dengan kegiatan lain seperti pertunjukan/lomba seni, musik, menulis,
poster, video, dsb. Begitu juga, sangat perlu berkunjung ke tempat rehabilitasi para pecandu narkoba
agar memperoleh gambaran nyata tentang efek (bahaya) narkoba.
Kegiatan kampanye dan aksi simpatik tentang bahaya narkoba, serta kunjungan edukatif ke
tempat rehabilitasi para pecandu narkoba, harus diagendakan secara terencana. Karena kegiatan-
kegiatan tersebut akan sangat membekas di benak pemuda sehingga bisa berfungsi sebagai alarm
(kewaspadaan) bahaya narkoba dalam kehidupannya sehari-hari. Selain itu, kegiatan-kegiatan
tersebut juga mendorong mereka untuk terus berkreativitas dengan menghasilkan karya nyata yang
di dalamnya ada misi sosialisasi bahaya narkoba.
Para pemuda (baik secara personal atau melalui sekolah, klub, komunitas dan organisasi
pemuda) sebaiknya dilibatkan dalam melakukan pengawasan dan konseling terhadap problematika
hidup pada umumnya dan persoalan penyalahgunaan narkoba pada khususnya. Kegiatan semacam
ini juga sangat efektif untuk mendewasakan cara berpikir dan bersikap para pemuda dan mendorong
mereka untuk semakin rajin belajar dan berkarya.
Bagus juga para pemuda membentuk grup atau komunitas peduli pecandu narkoba, misalnya.
Mereka bisa mendekati teman atau orang yang suka merokok, minuman keras, atau terduga pecandu
narkoba. Dengan gaya (pendekatan) anak muda, mereka bisa menggali persoalan dan kebiasaan hidup
orang yang didekatinya, serta berupaya untuk dapat mengarahkan kepada jalan yang benar dan lebih
baik. Kegiatan ini tentu saja pada akhirnya mengharuskan para pemuda relawan dari anggota
komunitas peduli pecandu narkoba untuk banyak belajar perihal seluk beluk penyalahgunaan
narkoba, agama, dan pengalaman hidup orang lain.
Semua bentuk kegiatan pemuda (untuk kampanye, aksi simpatik, dsb) tersebut harus didukung
oleh sekolah/kampus, instansi pemerintahan (RT, RW, kelurahan, kecamatan, kecamatan, dst),
kepolisian, BNN, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan semua pihak yang terkait. Dukungan yang
kuat, masif dan konsisten akan membuat para pemuda bangga, rela berkorban, berani, tidak mengenal
putus asa, dan terus berperan nyata. Hal ini juga akan sangat efektif untuk membentengi diri sendiri
dari penyalahgunaan narkoba, selain untuk melawan peredarannya.
Terakhir, yang teramat penting adalah peran dan dukungan orangtua. Kondisi keluarga yang
dibangun oleh orangtua sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental pemuda. Mental pemuda
4. 4
yang beriman kuat akan mampu mengatasi berbagai persoalan pribadinya, termasuk problematika
keluarga yang dihadapinya. Orangtua juga harus peduli dan memahami tentang bahaya narkoba dan
sekaligus paham bagaimana mendidik anak-anaknya agar dapat mencegah dan menanggulanginya.
Selain itu, para orangtua harus bisa memberikan kasih sayang dan suasana nyaman agar anak
betah di rumah, tidak ‘melarikan diri’ ke tempat lain (diskotik, kelab malam, dll) yang justru rawan
bahaya narkoba. Oleh karena itu, orangtua harus mampu berperan bak dokter dan psikolog yang
pertama-tama menangani penyakit dan persoalan anaknya.
Dengan demikian, segala upaya para pemuda yang telah dipaparkan tersebut pada hakikatnya
untuk mencegah atau memerangi bahaya penyalahgunaan narkoba. Sehingga hanya satu sikap
terhadap narkoba, yaitu Narkoba NO!
Walhasil, pemuda seringkali membutuhkan satu arah yang benar. Ketika mereka disibukkan
dengan hal-hal yang positif, pada saat yang sama mereka sebenarnya juga sedang meninggalkan
kegiatan dan hal-hal yang negatif termasuk penyalahgunaan narkoba. Ketika mereka disibukkan
dengan hal-hal yang positif berarti mereka sedang menuju kepada kesuksesan hidup. Jadi, mari kita
gelorakan: Sukses YES, Narkoba NO! []