SlideShare a Scribd company logo
PENI PUSPITASARI,M.Pd.
Pertemuan Pertama
Pertemuan 1
Pengenalan dan ruang lingkup mata kuliah
Pertemuan 2.
Konsep Pembelajaran:
Hakikat pengajaran dan pembelajaran, mengajar, belajar
Konsep strategi dan model pembelajaran:
Hakikat strategi pembelajaran,
Komponen strategi pembelajaran,
Kriteria pemilihan strategi pembelajaran bahasa Indonesia
Hakikat model pembelajaran
Pertemuan 3
Perbedaan model, pendekatan, metode, strategi, dan teknik.
Pendekatan dan metodologi pembelajaran bahasa indonesia
Pertemuan 4
Pendekatan CTL ,pendekatan saintific , pendekatan induktif, pendekatan deduktif dan berbasis teks
Pertemuan5
Mengenal dan memahami berbagai jenis model- model belajar dan Rumpun Model Mengajar
Pertemuan 6
 Karakteristik pembelajaran keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan kesastraan:
 Karakteristik,strategi, dan metode pembelajaran membaca,
 Karakteristik ,strategi dan metode pembelajaran menyimak,
 Karakteristik ,strategi dan metode pembelajaran berbicara,
 Karakteristik ,strategi dan metode pembelajaran menulis,
 Karakteristik ,strategi dan metode pembelajaran kebahasaan
 Karakteristik ,strategi dan metode pembelajaran kesastraan
Pertemuan 7
Evaluasi belajar mengajar bahasa
Pertemuan 8
UTS
Pertemuan 9
Mengenal karakteristik peserta didik selama proses pembelajaran
Pengelolaan kelas:
Keterampilan preventif (penciptaan dan pemeliharaan kondisi yang optimal), dan
Keterampilan represif (pengembalian kondisi belajar yang mengganggu).
Pertemuan 10
Model-model ice breaking
Pertemuan 11
Pemilihan, seleksi bahan, dan materi pembelajaran
Pertemuan 12
Implementasi tahapan umum kegiatan pembelajaran (kegiatan awal (apersepsi), kegiatan inti,
kegiatan penutup).
Pertemuan 13
Model pembelajaran kooperatif dan implementasinya dalam pembelajaran (membaca, menyimak,
berbicara, menulis, kebahasaan, dan kesastraan)
Pertemuan 14
Model active learning dan implementasinya dalam pembelajaran (membaca, menyimak, berbicara,
menulis, kebahasaan, dan kesastraan)
Pertemuan 15
Model quantum learning dan implementasinya dalam pembelajaran (membaca, menyimak, berbicara,
menulis, kebahasaan, dan kesastraan)
Pertemuan 16
UAS
Pertemuan ke- Urutan kelompok Materi
4 1 Pendekatan CTL Pendekatan
saintific dalam pembelajaran
bahasa Indonesia
4 2 Pendekatan induktif,
Pendekatan deduktif dan
pendekatan berbasis teks
5 3 Jenis model- model belajar dan
Rumpun Model Mengajar dan
kemungkinan implementasinya
dalam pembelajaran bahasa
Indonesia
6 4 Karakteristik, strategi, dan
model pembelajaran menyimak,
berbicara, membaca dan
menulis (kebahasaan)
6 5 Karakteristik, strategi, dan
model pembelajaran menyimak,
berbicara, membaca dan
menulis (kesastraan
7 6 Evaluasi belajar mengajar
bahasa
Pertemuan ke- Urutan kelompok Materi
8 - UTS
9 7 Mengenal karakteristik peserta
didik selama proses
pembelajaran
9 8 Pengelolaan kelas:
Keterampilan preventif
(penciptaan dan pemeliharaan
kondisi yang optimal), dan
Keterampilan represif
(pengembalian kondisi belajar yang
mengganggu).
10 9 Model-model ice breaking
14 13 Model active learning dan
implementasinya dalam
pembelajaran (membaca,
menyimak, berbicara, menulis,
kebahasaan, dan kesastraan)
Pertemuan 15
Pertemuan ke- Urutan kelompok Materi
11 10 Pemilihan, seleksi bahan, dan materi
pembelajaran bahasa Indonesia
12 11 (4 orang) Implementasi tahapan umum
kegiatan pembelajaran (kegiatan
awal (apersepsi), kegiatan inti,
kegiatan penutup).
13 12 (4 orang) Model pembelajaran kooperatif dan
implementasinya dalam
pembelajaran (membaca,
menyimak, berbicara, menulis,
kebahasaan, dan kesastraan)
14 13 (4 orang)
Model active learning dan
implementasinya dalam
pembelajaran (membaca,
menyimak, berbicara, menulis,
kebahasaan, dan kesastraan)
15 14 (4 orang) Model quantum learning dan
implementasinya dalam
pembelajaran (membaca,
menyimak, berbicara, menulis,
kebahasaan, dan kesastraan)
16 - UAS
 Iskandarwassid, dan Dadang S. 2011. Strategi
Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda.
 Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
 Arends, Richard I.2008.Learning To Teach (I).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
 Arends, Richard I.2008.Learning To Teach (II).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
 Bruce,dkk. 2009. Models of Teaching.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PENI PUSPITASARI,M.Pd.
Pertemuan Ke-dua
belajar
pembelajaran
mengajar
pengajaran
bahasa
Indonesia
model
strategi
 Menurut Slamet (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
 Winkel (1996:53) belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis
yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat
secara relatif konstant.”
 Hamalik (1983:28) mendefinisikan belajar adalah “suatu
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan.”
 Menurut T. Raka Joni (1981) bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku yang disebabkan oleh matangnya seseorang atau
perubahan yang bersifat temporer.
 Usaha untuk menciptakan sistem lingkungan
yang membelajarkan peserta didik agar
tujuan dapat tercapai secara optimal, bukan
hanya usaha untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan (Iskandarwassid dan Dadang
Sunendar,2011).
 Menurut Gagne, mengajar merupakan usaha
membuat siswa belajar.
 Menurut T Raka Joni, mengajar merupakan
upaya menciptakan suatu sistem lingkungan
yang memungkinkan terjadinya proses
belajar
 Pengajaran mempunyai arti cara mengajar
(Purwadinata, 1967:22)
 Tardif (1987) memberi arti pengajaran secara
terperinci, pengajaran adalah sebuah proses
pendidikan yang sebelumnya direncanakan
dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta
dirancang untuk mempermudah belajar.
 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
(Wikipedia.com)
 Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20)
 Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat
siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan
didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu
yang relatif lama dan karena adanya usaha.
Komponen Pembelajaran
Pengajar
Peserta
didik
Materi
pelajaran
Metode dan
media
pembelajar
an
Faktor
administrasi
dan
finansial
Tujuan
pengajara
n
 Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia
yang berarti ilmu perang atau panglima perang.
 Strategi merupakan taktik atau pola yang
dilakukan oleh seorang pengajar dalam proses
belajar bahasa, sehingga peserta didik dapat
lebih leluasa dalam berpikir dan dapat
mengembangkan kemampuan kognitifnya secara
lebih mendalam dengan menggunakan bahasa
yang baik dan benar.
 Strategi pembelajaran bahasa Indonesia: rencana
pengajaran bahasa Indonesia yang dilakukan
secara cermat dan terukur.
Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran
Berdasarkan penekanan
komponen dalam program
pengajaran Berdasarkan
cara
memperoleh
penemuan
Berdasarkan kegiatan
pengolahan materi
Berdasarkan cara
penyampaian
materi
1. Berpusat pada
pengajar (teknik
ceramah, team
teaching, sumbang
saran, demonstrasi,
antardisiplin).
2. Berpusat pada peserta
didik (inkuiri, satuan
pengajaran, advokasi,
diskusi, kerja
kelompok, penemuan,
eksperimen, kerja
lapangan, sosiodrama,
nondirektif, penyajian
kasus).
3. Berpusat pada materi
(tutorial, modular,
pengajaran terpadu,
kasuistik, kerja
lapangan,
eksperimen,
demontrasi)
1. Ekspositoris: uraian
tertulis/verbal (ceramah,
diskusi, interaksi massa,
antardisiplin, simulasi,
demonstrasi, team
teaching).
2. Heuristik: pengaktifan
peserta didik dengan
mencari sendiri data
(inkuiri, problem solving,
eksperimen, penemuan,
nondirektif, penyajian
secara kasus, teknik
penyajian lapangan)
1.Deduksi: umum-
khusus (teknik
ceramah)
2.Induksi : khusus-
umum (teknik
discovery, satuan
pengajaran, kasus,
nondirektif).
1. Ekspositoris
:
penguraian
verbal/non-
verbal.
2. Discovery:
penemuan
konsep oleh
peserta
didik
1. Mengidentifikasi serta menetapkan
spesifikasi perubahan anak didik yang
diharapkan.
2. Memilih pendekatan pembelajaran.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode,
teknik pembelajaran yang tepat dan
efisien.
4. Menetapkan norma-norma dan batas
keberhasilan atau kriteria standar
keberhasilan (evaluasi) secara keseluruhan.
PENI PUSPITASARI,M.Pd.
Pertemuan Ke-tiga
Model
Strategi
Teknik/taktik
Metode
Pendekatan
Pandangan, filsafat, hakikat teoretis
bahasa (pembelajaran bahasa)
Konsep/ rencana pembelajaran
secara utuh
Cara khas yang operasional/ tindakan
Prosedur dalam pembelajaran/
kerangka proses pembelajaran
Rangkaian pendekatan, strategi,
metode, dan teknik/taktik
Semi (1993) pendekatan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia sebagai berikut.
1. Pendekatan formal/tradisional
2. Pendekatan fungsional
3. Pendekatan integral
4. Pendekatan sosiolinguistik
5. Pendekatan psikologi
6. Pendekatan behaviouristik
7. Pendekatan pengelolaan kelas
8. Pendekatan komunikatif
1. Pendekatan pembelajaran bahasa
masyarakat
2. Pendekatan respons fisik total
3. Pendekatan alamiah
4. Pendekatan alam
 Bahasa sebagai suatu kegiatan rutin yang
konvensional. Prosedur pembelajaran
berdasarkan pengalaman pengajar dan yang
dianggap baik oleh umum.
 Metode yang dipakai:
1. Metode terjemahan tata bahasa
2. Metode membaca
 Menyarankan apabila mempelajari bahasa
sebaiknya kontak langsung dengan masyarakat
pengguna bahasa
 Metode yang dipakai:
1. Metode langsung: tanpa terjemahan
2. Metode pembatasan: unsur bahasa yang
penting
3. Metode intensif: pengulangan ucapan
4. Metode audio-visual: media audiovisual
5. Metode linguistik: tahapan linguistik peserta
didik
 Pengajaran bahasa harus merupakan sesuatu
yang multi dimensional, memerlukan
bantuan ilmu-ilmu lain.
 Metodologi yang digunakan terbuka.
 Studi tentang hubungan gejala masyarakat
dengan gejala bahasa.
 Pengajaran harus diarahkan pada penguasaan
kompetensi komunikatif oleh peserta didik.
 Menemukan fungsi-fungsi bahasa berdasarkan
tujuan.
 Melakukan analisis linguistik untuk
menemukan bentuk linguistik dalam
kegiatan komunikasi.
 Pengajaran bahasa diarahkan pada dinamika
bahasa dalam masyarakat.
 Menelaah peserta didik dari aspek psikologi.
 Asumsi-asumsi psikologis:
1. Teori behaviourisme: segala sesuatu yang
dilakukan seseorang merupakan respons
terhadap stimulus dari luar dirinya.
- Pengajar arus memberikan stimulus.
2. Teori Gestalt: setiap individu mempunyai kajian
mendalam.
- Pengajaran harus komprehensif.
3. Teori Kognitif: segala aktivitas manusia yang
dilakukan dengan sadar bersumber pada otak.
- Pengajaran berpusat pada kecerdasan siswa.
 Berpusat pada pemerolehan dan
perkembangan bahasa anak.
 Program belajar harus disusun dengan baik
sesuai tahapan perkembangan anak.
 Pendekatan behaviouristik dapat
dikendalikan dari luar, yaitu dengan stimulus-
respons.
 Belajar bahasa tergantung pada frekuensi
atau latihan.
 Teknik utama adalah peniruan (drill).
1. Pendekatan otoriter: otoritas pengajar untuk
menciptakan kondisi kelas yang baik.
2. Pendekatan permisif: pengajar memberikan
kebebasan peserta didik untuk melakukan
sesuatu.
3. Pendekatan pengubahan perilaku: semua
perilaku peserta didik adalah hasil belajar.
4. Pendekatan iklim sosio-emosional: pengelolaan
kelas yang efektif merupakan fungsi dari
hubungan yang baik antara pengajar dengan
peserta didik, dan antara sesama peserta didik.
5. Pendekatan proses kelompok: pentingnya ciri
kelompok yang sehat dan mendukung
pembelajaran.
 Acuan pijakannya kebutuhan peserta didik dan fungsi
bahasa.
 Tujuan belajar bahasa membimbing peserta didik
agar mampu berkomunikasi dalam situasi yang
sebenarnya.
 Silabus pembelajaran harus ditata sesuai fungsi
pemakaian bahasa.
 Peranan tata bahasa dalam pembelajaran tetap
diakui.
 Tujuan utama adalah komunikasi.
 Peran pengajar sebagai pengelola kelas dan
pembimbing peserta didik dalam berkomunikasi
diperluas.
 Kegiatan belajar harus didasarkan pada teknik-teknik
kreatif peserta sendiri, peserta didik dibagi dalam
kelompok kecil.
1. Metode terjemahan tata
bahasa
2. Metode membaca
3. Metode audio-lingual
4. Metode reseptif dan
produktif
5. Metode langsung
6. Metode komunikatif
7. Metode integratif
8. Metode tematik
9. Metode kuantum
10. Metode konstruktivistik
11. Metode partisipatori
12. Metode kontekstual
13. Metode pembelajaran
bahasa komunitas
14. Metode respons fisik total
15. Metode cara diam
16. Metode sugestopedia
 Penghafalan kaidah-kaidah dan fakta-fakta
tentang tata bahasa.
 Penekanan pada membaca, menulis,
terjemahan. Sedangkan berbicara dan
menyimak diabaikan.
 Seleksi kosa kata berdasarkan teks bacaan
yang dipakai.
 Unit yang mendasar adalah kalimat.
 Bahasa daerah sebagai pengantar.
 Bertujuan agar peserta didik mempunyai
kemampuan memahami teks bacaan.
 Mengutamakan pengulangan.
 Pembelajaran bahasa berfokus pada lafal
kata, pelatihan pola-pola kalimat.
 Menitik beratkan aspek linguistik melalui
analisis kesalahan pengucapan.
 Metode reseptif mengarah pada proses
penerimaan isi bacaan, baik yang tersurat
maupun tersirat.
 Isi bacaan harus diserap dengan baik oleh
peserta didik.
 Penggunaan bahasa di masyarakat seperti
penutur asli.
 Peserta didik diberi latihan untuk
mengasosiasikan kalimat dengan artinya
melalui demonstrasi, peragaan, gerakan,
serta mimik secara langsung.
 Menekankan pada proses pembelajaran.
 Menitikberatkan pada terjadinya komunikasi
selama proses belajar berlangsung.
 Menyatukan beberapa bidang studi.
 Misal: mengintegrasikan berbicara dengan
menulis.
 Semua komponen materi pembelajaran
diintegrasikan ke dalam tema yang sama
dalam satu unit pertemuan.
 Tema yang telah ditentukan diolah dengan
perkembangan lingkungan peserta didik yang
terjadi saat itu.
 Metode tematik sering digunakan pada
pengajaran berbicara dan menulis dengan
mengangkat tema budaya yang relevan
dengan usia peserta didik.
 Mengutamakan percepatan belajar dengan
cara keikutsertaan peserta didik dalam
melihat potensi diri dalam kondisi
penguasaan diri.
 Menekankan pembelajaran kooperatif,
pembelajaran generatif, strategi bertanya
inkuiri, dan ketrampilan metakognitif.
 Peserta didik diberi tugas yang kompleks,
sulit, namun realistis.
 Menekankan keterlibatan atau keikutsertaan
peserta didik secara penuh.
 Peserta didik adalah subjek belajar.
 Pengajar hanya fasilitator.
 Penilaian utama diberikan pada partisipasi
peserta didik.
 Konsepsi pembelajaran yang membantu
pengajar menghubungkan mata pelajaran
dengan situasi dunia nyata, serta
pembelajaran yang memotivasi peserta didik
agar menghubungkan pengetahuan dengan
kehidupan sehari-hari.
 Tujuh elemen penting: inkuiri, pertanyaan,
konstruktivistik, pemodelan, masyarakat
belajar, penilaian autentik, dan refleksi.
 Pengajar cenderung pasif karena
kedudukannya sebagai pembimbing saja.
 Peserta didik belajar berkelompok dengan
posisi melingkar.
 Prinsip proses pembelajarannya adalah
membina hubungan antara pembelajar
dengan pengajar.
 Pengajar berperan sebagai pengarah semua
tingkah laku peserta didik.
 Fase sebagai berikut.
1. Pengajar memberi perintah kepada peserta
didik kemudian memperagakan bersama-
sama.
2. Peserta didik mendemonstrasikan perintah
tanpa pembelajar.
3. Peserta didik belajar membaca dan menulis
perintah.
4. Peserta didik belajar memberikan perintah.
 Pembelajar membekali diri dengan
kemandirian.
 Pengajar tidak banyak berbicara (diam).
 Teknik yang paling tepat adalah relaksasi.
 Pengajar menekan perasaan negatif peserta
didik.
 Contoh: Pembelajaran menulis puisi
1. Teknik penyajian diskusi
2. Teknik penyajian kerja kelompok
3. Teknik penyajian penemuan
4. Teknik penyajian simulasi
5. Teknik penyajian unit teaching
6. Teknik penyajian sumbang saran
7. Teknik penyajian inkuiri
8. Teknik penyajian eksperimen
9. Teknik penyajian demonstrasi
10. Teknik penyajian karya wisata
11. Teknik penyajian kerja lapangan
12. Teknik penyajian secara kasus
13. Teknik penyajian sistem regu (team teaching)
14. Teknik penyajian drill
15. Teknik penyajian ceramah
PENI PUSPITASARI,M.Pd.
Pertemuan Ke-empat
 Kata kontekstual (contextual) berasal dari
kata context yang berarti ”hubungan,
konteks, suasana dan keadaan (konteks).
 Depdiknas (2003): Pembelajaran Konstektual
adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari.
 CTl memungkinkan siswa menghubungkan
mata pelajaran akademis dengan konteks
keidupan sehari-hari untuk menemukan
makna. CTL memperluas konteks pribadi
siswa lebih lanjut melalui pemberian
pengalaman segar yang akan merangsang
otak guna menjalin hubungan baru untuk
menemukan makna baru (Johnson dalam
Rusman,2002)
 Kontruktivisme (contructivism)
 Bertanya (questioning)
 Menemukan (inquiry)
 Masyarakat belajar (learning community)
 Pemodelan (modeling)
 Refleksi
 Penelitian sebenarnya (authentic
assessment)
(1) Melakukan hubungan yang bermakna.
(2) Mengerjakan pekerjaan yang berarti.
(3) Mengatur cara belajar sendiri.
(4) Bekerja sama.
(5) Berpikir kritis dan kreatif.
(6) Mengasuh atau memelihara pribadi siswa.
(7) Mencapai standar yang tinggi.
(8) Menggunakan penilaian sebenarnya.
Johnson (dalam Nurhadi, 2002:14)
PEMBELAJARAN MEMBACA
 Guru dapat menciptakan masyarakat belajar di kelas.
Masyarakat belajar berfungsi sebagai wadah bertukar
pikiran, bertukar informasi, tanya jawab tentang berbagai
permasalahan belajar yang dihadapi, dan pada akhirnya
dicari solusi tentang permasalahan tersebut.
 Guru seharusnya menjadi model yang mendemonstrasikan
teknik membaca yang baik di kelas.
 Guru juga harus memonitor pemahaman siswa. Memonitor
pemahaman penting untuk mencapai sukses membaca.
Salah satu hal yang terkait dalam proses memonitor ini
adalah kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi
dasar yang telah ditetapkan guru.
 Guru harus seimbang baik posisinya sebagai pendamping
siswa maupun pengembang keterampilan siswa dalam
pemahaman bacaan
PEMBELAJARAN BERBICARA
 Pembelajaran di kelas dapat menggunakan teknik
belajar dalam konteks interaksi kelompok
(cooperating).
 Guru membuat suatu kelompok belajara (learning
community). Dalam komunitas tersebut siswa
berusaha untuk mengutarakan pikirannya, berdiskusi
dengan teman.
 Konsep dasar dalam teknik ini adalah menyatukan
pengalaman-pengalamn dari masing-masing individu.
 Teknik ini memacu siswa untuk berkomentar,
mengungkapkan gagasannya dalam komunitas belajar.
Tahap pertama, siswa diberikan peluang untuk
berbicara.
 Apabila terdapat kesalahan penggunaan bahasa, guru
dapat memberikan pembenaran selanjutnya.
Menumbuhkan keterampilan berbicara, dimulai
dengan menumbuhkan kepercayaan diri pada diri
siswa.
PEMBELAJARAN MENYIMAK
 Teknik-teknik penilaian yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan siswa pada keterampilan mendengarkan dapat
menggunakan teknik observasi. Observasi dilakukan guru dengan
melihat dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
perkembangan menyimak siswa.
 Proses perekaman dapat dilakukan guru menggunakan buku atau
lembar observasi untuk siswa. Rekaman observasi ini berisi
perilaku siswa saat pembelajaran menyimak berlangsung dan
pembelajaran keterampilan yang lain.
 Teknik kedua adalah dengan portofolio merupakan kumpulan
hasil karya siswa dalam satu periode waktu tertentu, misalnya
satu semester yang menggambarkan perkembangan siswa dalam
keterampilan menyimak.
 Data yang didapat dari portofolio digunakan untuk mengetahui
perkembangan belajar menyimak siswa.
Teknik ketiga adalah jurnal dalam mendengarkan.
 Jurnal digunakan untuk merekam atau meringkas aspek-aspek
yang berhubungan dengan topik-topik kunci yang dipahami,
perasaan siswa terhadap pembelajaran menyimak, kesulitan yang
dialami atau keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi
yang dipelajari. Jurnal dapat berupa diary, atau catatan siswa
yang lain.
PEMBELAJARAN MENULIS
 Komponen CTL berwujud refleksi adalah berusaha untuk menghubungkan
apa yang telah dipelajari dengan realitas sehari-hari siswa.
 Instrumen yang diberikan guru dapat berupa pemberian tugas menuliskan
kegiatan sehari-hari dalam sebuah diary yang pada nantinya dapat
dijadikan sebuah dokumen portofolio. Isi diary adalah tentang apa yang
dipelajari hari itu, permasalahan apa yang dihadapi, serta proses
pencarian jawaban tentang permasalahan tersebut.
 Setelah siswa menulis diary dalam periode tertentu, guru dapat
melakukan penilaian tentang tulisan siswa tersebut dan pada akhirnya
ditentukan keputusan siswa tersebut telah dapat memenuhi kompetensi
atau belum.
 Seorang guru yang memiliki kompetensi memadai seharusnya dapat
melakukan penilaian secara autentik tentang kegiatan menulis siswanya.
Penilaian yang sebenarnya adalah penilaian berbasis siswa. Penilaian guru
tentang kegiatan menulis siswa harus sesuai dengan kompetensi siswa
yang sesungguhnya.
 Guru harus membuat rubrik penilaian yang dapat mencakup semua aspek
yang akan dinilai. Sebelum membuat rubrik, guru harus dapat membuat
instrumen yang mudah dimengerti oleh siswa, dan instrumen yang dapat
membuat siswa berpikir kritis dan kreatif.
 Instrumen menulis yang dibuat guru harus dapat memfasilitasi siwa
untuk menulis kreatif.
 Pembelajaran dengan pendekatan saintifik
adalah pembelajaran yang dirancang secara
prosedural sesuai dengan langkah-langkah
umum kegiatan ilmiah.
 Pendekatan saintific merupakan pendekatan
yang digunakan dalam kurikukum 2013.
 mengamati
 menanya
 mencoba
 mengolah
 menyajikan
 menyimpulkan
 mencipta
Kemendikbud (2013)
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan ssosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusaiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai
dengan kaidah kailmuan
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa
Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi
dalam memahami, menerapkan dan menganalisis informasi
lisan dan tulis melalui teks anekdot, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks dan negosiasi.
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif,
dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk
membuat anekdot mengenai permasalahan sosial,
lingkungan, dan kebijakan publik.
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan
hasil onservasi, prosedur kompleks, eksposisi dan negosiasi
baik melalui lisan maupun tulisan.
4.1 Menginterpretasi teks anekdot, laporan hasil observasi,
prosedur kompleks, eksposisi, dan negosiasi, baik secara
lisan maupun tulisan.
Observing
Teks
Anekdot
Questioning
Bagaimana
isinya?
(Strutkur,
kaidah,
interpretasi
teks
Networking
Menggunaka
n
multimodal
di TV,
internet
dalam
pembelajara
n menulis
anekdot
Experimenti
ng
Membuat
anekdot
Associating
Mencari
bentuk teks
(humor,
sindiran
dll.)
 Pendekatan Deduktif merupakan prosedur yang
berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan
berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
 Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan
konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian
awal pembelajaran.
 Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu
pemikiran bahwa proses pembelajaran akan
berlangsung dengan baik bila siswa telah
mengetahui wilayah persoalannya dan konsep
dasarnya(Suwarna,2005)
 Major (2006) menyatakan dalam
pembelajaran dengan pendekatan deduktif
dimulai dengan menyajikan generalisasi atau
konsep. Dikembangkan melalui kekuatan
argumen logika.
 Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi
disampaikan; dan (2) memberi contoh, dan
beberapa tugas mirip contoh dikerjakan
siswa dengan maksud untuk menguji
pemahaman siswa tentang definisi yang
disampaikan.
Kompetensi Dasar:
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
eksposisi dan negosiasi baik melalui lisan
maupun tulisan.
Langkah-langkah pembelajaran:
(1) Penyampaian definisi teks anekdot oleh guru
(2) Pemberian contoh teks anekdot oleh guru
(3) Pemberian tugas menulis teks anekdot
 Pembelajaran dengan pendekatan induktif
dimulai dengan melakukan pengamati terhadap
hal-hal khusus dan menginterpretasikannya,
menganalisis kasus, atau memberi masalah
konstekstual, siswa dibimbing memahami
konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur
berdasar pengamatan siswa sendiri.
 Pembelajaran diawali dengan memberikan
contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep
atau generalisasi. Siswa melakukan sejumlah
pengamatan yang kemudian membangun dalam
suatu konsep atau geralisasi. Siswa tidak harus
memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi,
tetapi sampai pada abstraksi tersebut setelah
mengamati dan menganalisis apa yang diamati.
 Beberapa contoh pembelajaran dengan
pendekatan induktif misalnya pembelajaran
inkuiri, pembelajaran berbasis masalah,
pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran
berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan
Kompetensi Dasar:
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks
anekdot, laporan hasil observasi, prosedur
kompleks, eksposisi dan negosiasi baik
melalui lisan maupun tulisan.
Langkah-langkah pembelajaran:
(1) Pemberian contoh teks anekdot oleh guru
(2) Penyampaian definisi teks anekdot oleh
guru
(3) Pemberian tugas menulis teks anekdot
 Pembelajaran bahasa berbasis teks kerap
pula disebut sebagai pembelajaran bahasa
berbasis genre. Genre merupakan sebuah
proses interaksi sosial dan budaya yang
melatarbelakangi terciptanya teks dengan
berbagai jenis yang berbeda. Proses sosial ini
berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai
secara bertahap.
 Dengan berbasis teks, siswa menggunakan
bahasa tidak hanya sebagai sarana
komunikasi, tetapi juga sebagai sarana yang
mengembangkan kemampuan berpikir.
 Teks, yang merupakan satuan bahasa
mengandung makna, pikiran, dan gagasan
yang lengkap secara kontekstual, tidak selalu
berwujud bahasa tulis.
 Teks ini dapat berwujud baik tulis maupun
lisan, bahkan teks dapat berwujud
perpaduan antara teks lisan atau tulis dan
gambar/animasi/film.
 Secara konkret, teks merupakan sebuah
objek, tetapi secara abstrak, teks merupakan
satuan bahasa di dalam wilayah bahasa
sebagai sistem, serta mempunyai tata
organisasi yang kohesif.
 Bahasa hendaknya dipandang sebagai teks,
bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah
kebahasaan.
 Penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan
bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan
makna.
 Bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan
bahasa tidak pernah bisa dilepaskan dari
konteks, karena bentuk bahasa yang digunakan
itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi
penggunanya.
 Bahasa merupakan sarana pembentukan
kemampuan berpikir manusia, dan cara berpikir
itu direalisasikan melalui struktur teks.
 Tahap pembangunan konteks: situasi dan
budaya.
 Tahap pemodelan teks.
 Tahap pembangunan teks secara bersama-
sama.
 Tahap pembangunan teks secara mandiri.
Keempat tahap itu berlangsung secara siklus.
PENI PUSPITASARI,M.Pd.
Pertemuan ke-lima
1. Model interaksi sosial
2. Model pemrosesan informasi
3. Model personal
4. Model modifikasi tingkah laku
 Model ini didasari oleh teori Gestalt yang
menyatakan pokok pandangan bahwa makna
objek/peristiwa terletak pada keseluruhan
bentuk. Pembelajaran akan lebih bermakna
bila materi diberikan secara utuh, bukan
bagian-bagian.
 Menitikberatkan hubungan yang harmonis
antara individu dengan masyarakat.
No Model Tujuan
a. Penentuan
kelompok
Perkembangan keterampilan untuk partisipasi dalam proses
sosial.
b. Inkuiri sosial Pemecahan masalah sosial, terutama melalui penemuan sosial
dan penalaran logis
c. Metode
laboratori
(penelitian)
Perkembangan ketrampilan antar pribadi dan kelompok
d. Jurisprudential Dirancang utama untuk mengajarkan kerangka acuan
jurisprudensial sebagai cara berpikir dan penyelesaian isu-isu
sosial
e. Bermain peran Dirancang untuk memengaruhi siswa agar menemukan nilai-nilai
pribadi dan sosial.
f. Simulasi sosial Dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam
proses dan kenyataan sosial, dan untuk menguji reaksi mereka,
serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan
keputusan.
- Berdasarkan teori belajar kognitif Piaget dan
berorientasi pada kemampuan siswa
memperoleh informasi yang dapat
memperbaiki kemampuannya.
 Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa.
 Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran
dan topik yang akan dibahas.
 Merangsang siswa untuk memulai aktivitas
pembelajaran.
 Menyampaikan isi pembelajaran sesuai topik yang
telah direncanakan.
 Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
 Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran.
 Memberikan feedback terhadap perilaku yang
ditunjukkan siswa.
 Melaksanakan penilaian proses dan hasil.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya.
No Model Tujuan
a. Model
berpikir
induktif
Dirancang untuk pengembangan proses mental induktif
dan penalaran akademik/pembentukan teori.
b. Model latihan
inkuiri
Pemecahan masalah sosial, terutama melalui penemuan
sosial dan penalaran logis
c. Inkuiri ilmiah Dirancang untuk mengajar sistem penelitian dari suatu
disiplin dan diharapkan memiliki efek dalam kawasan-
kawasan lain.
d. Penemuan
konsep
Dirancang terutama untuk mengembangkan penalaran
induktif dan untuk perkembangan dan analisis konsep
e. Pertumbuhan
kognitif
Dirancang untuk memengaruhi siswa agar menemukan
nilai-nilai pribadi dan sosial.
f. Model penata
lanjutan
Dirancang untuk meningkatkan efisiensi kemampuan
pemrosesan informasi untuk menyerap dan mengaitkan
bidang-bidang pengetahuan
g. Memori Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengingat.
 Bertolak dari teori humanistik yaitu
berorientasi terhadap pengembangan diri
individu.
 Perhatian utama pada emosional siswa untuk
mengembangkan hubungan yang produktif
dengan lingkungannya.
No Model Tujuan
a. Pengajaran
non-direktif
Penekanan pada pembentukan kemampuan untuk
perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri,
pemahaman diri, kemandirian, dan konsep diri.
b. Latihan
kesadaran
Meningkatkan kemampuan seseorang untuk
eksplorasi diri dan kesadaran diri.
c. Sinektik Perkembangan pribadi dalam kreativitas dan
pemecahan masalah kreatif.
d. Sistem-
sistem
konseptual
Dirancang untuk meningkatkan kekompleksan dan
keluwesan pribadi.
e. Pertemuan
kelas
Perkembangan pemahaman diri dan
tanggungjawab kepada diri sendiri dan kelompok
sosial.
 Bertolak pada teori belajar behaviouristik,
yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang
efisien untuk mengurutkan tugas-tugas
belajar dan membentuk tingkah laku dengan
cara manipulasi penguatan.
 Menekankan pada aspek perubahan perilaku
psikologis dan perilaku yang tidak dapat
diamati.
 Karakteristik model ini adalah pemberian
tugas yang harus dipelajari siswa lebih
efisien dan berurutan.
No Model Tujuan
a. Manajemen
kontingensi
Fakta-fakta, konsep, keterampilan
b. Kontrol diri Perilaku/keterampilan sosial
c. Relaksasi/san
tai
Tujuan-tujuan pribadi (mengurangi ketegangan
dan kecemasan)
d. Pengurangan
ketegangan
Mengalikan kesantaian kepada kecemasan
dalam situasi sosial
e. Latihan
asertif dan
desentisasi
Ekspresi perasaan secara langsung dan spontan
dalam situasi sosial
f. Latihan
langsung
Pola-pola perilaku, keterampilan
PENI PUSPITASARI,M.Pd.
Pertemuan ke-enam
Pembelajaran Menyimak
Keterampilan
mempersepsi
Keterampilan
menganalisis
Keterampilan
menyintesis
1. Membedakan
bunyi bahasa
2. Mengenali kata
1. Mengidentifikasi
satuan gramatikal
2. Mengidentifikasi
satuan pragmatis
1. Menghubungka
n penanda
bahasa dengan
penanda
lainnya
2. Memanfaatkan
latar belakang
pengetahuan
(1) simak-ulang ucap
(2) simak-tulis (dikte)
(3) simak-kerjakan
(4) simak-terka
(5) memperluas kalimat
(6) menyelesaikan cerita
(7) membuat rangkuman
(8) menemukan benda
(9) bisik berantai
(10) melanjutkan cerita
(11) parafrase
(12) kata kunci
 Guntur Tarigan (1981:15) mengemukakan
bahwa keterampilan berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, mengatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan.
 Suhendar (1992: 118-131) mengemukakan
bahwa bila kita akan menilai kemampuan
berbicara seseorang sekurang-kurangnya ada
enam hal yang harus diperhatikan. Keenam
tersebut sebagai berikut:
 1) lafal,
 2) struktur,
 3) kosakata,
 4) kefasihan,
 5) isi pembicaraan,
 6) pemahaman
 (1) ulang-ucap
 (2) lihat-ucapkan
 (3) memerikan
 (4) menjawab pertanyaan
 (5) bertanya
 (6) pertanyaan menggali
 (7) melanjutkan
 (8) menceritakan kembali
 (9) percakapan
 (10) parafrase
 (11) reka cerita gambar
 (12) bermain peran
 (13) wawancara
 (14) memperlihatkan dan bercerita
 Sebagai proses kreatif yang berlangsung
secara kognitif, penyusunan sebuah tulisan
memuat empat tahap, yaitu:
(1) tahap persiapan (prapenulisan)
(2) tahap inkubasi
(3) tahap iluminasi
(4) tahap verifikasi/evaluasi
 (1) membaca survei
 (2) membaca sekilas
 (3) membaca dangkal
 (4) membaca nyaring
 (5) membaca dalam hati
 (6) membaca kritis
 (7) membaca teliti
 (8) membaca pemahaman
Teknik secara umum:
1. SQ3R atau metode telaah tugas merupakan salah satu metode pengajaran
membaca yang digunakan dalam kelas-kelas tingkat lanjut. S adalah
singkatan dari Survey, Q adalah singkatan dari question, Rl adalah read,
R2 adalah recite dan R3 adalah review. Atau dalam bahasa Indonesia,
SQ3R adalah singkatan dari survei, tanya, baca, katakan, dan ulang.
2. Membaca Cepat adalah membaca segala sesuatu secara cepat dengan
teliti dengan maksud untuk menemukan informasi khusus, informasi
tertentu yang dia inginkan dari bahan bacaan.
3. Scramble merupakan metode pembelajaran membaca yang menghendaki
siswa untuk melakukan penyusunan atau pengurutan suatu struktur
bahasa yang sebelumnya dengan sengaja telah diacak susunannya dengan
cara belajar sambil bermain. Mereka dapat berrekreasi sekaligus belajar
dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya
stres atau tertekan.
4. Isian Rumpang adalah metode pembelajaran membaca berupa penyajian
suatu wacana yang secara sengaja dirumpangkan. Perumpangan itu
dilakukan dengan cara melesapkan kata-kata tertentu sesuai dengan
kriteria yang ditentukan. Kriteria tersebut didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan guru mengenai tingkat kebutuhan yang perlu
dilatihkan kepada siswa.
 (1) menyalin kalimat
 (2) membuat kalimat
 (3) meniru model
 (4) menulis cerita dengan gambar berseri
 (5) menulis catatan harian
 (6) menulis berdasarkan foto
 (7) meringkas
 (8) parafrase
 (9) melengkapi kalimat
 (10) menyusun kalimat
 (11) mengembangkan kata kunci
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
menyiapkan alat dan bahan ajar:
1. Pemeriksaan bahan ajar
2. Persiapan lingkungan
3. Persiapan peserta didik
4. Penyajian bahan pengajaran
 Alat untuk menyampaikan pengalaman yang
tidak dapat diperoleh dari sekolah (film, Tv,
rekaman, dst)
 Alat yang dapat memberikan pengertian
tentang struktur atau prinsip suatu gejala
(program atau model demonstrasi)
 Alat dramatisasi (film inspiratif)
 Alat automatisasi (multimedia interaktif)
1. Materi sesuai kurikulum
2. Materi sesuai dengan tingkat pendidikan
dan perkembangan peserta didik
3. Materi hendaknya terorganisasi secara
sistematik dan berkesinambungan
4. Materi mencakup hal yang faktual dan
konseptual
 Mengidentifikasi nama unit atau topik yang
akan diajarkan
 Mengidentifikasi generalisasi dari konsep
yang dipakai dalam tiap unit
 Mengidentifikasi konsep-konsep dan sub
konsep yang meliputi generalisasi
 Menyusun generalisasi dan konsep
berdasarkan urutan logis
 Mengembangkan kerangka rencana untuk
setiap unit pelajaran
 Valid/tepat
 Bermanfaat
 Menarik
 Berada dalam batas kemampuan peserta
didik
Evaluasi dapat diartikan secara luas yakni
proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi atau data yang
diperlukan sebagai dasar untuk membuat
alternatif keputusan (Purwanto,1992)
Evaluasi dapat dilakukan baik dengan test
maupun non-test.
 Didasarkan atas hasil pengukuran yang
komprehensif.
 Dibedakan antara penilaian dan penskoran.
 Dalam proses pemberian nilai hendaknya
diperhatikan adanya dua macam orientasi
yakni orientasi kelompok dan orientasi
pribadi.
 Kegiatan penilaian merupakan bagian
integral dengan proses belajar-mengajar.
 Penilaian harus komparabel (adil).
 Sistem penilaian jelas bagi peserta didik dan
pengajar.
PENI PUSPITASARI,M.Pd.
Pertemuan Ke-10
1. Keterampilan membuka pelajaran
2. Keterampilan bertanya
3. Keterampilan memberi penguatan
4. Keterampilan mengadakan variasi
5. Keterampilan menjelaskan
6. Keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil
7. Keterampilan mengelola kelas
8. Keterampilan pembelajaran perseorangan
9. Keterampilan menutup pembelajaran
1. Keterampilan Preventif
Adalah keterampilan yang berkaitan dengan
menciptakan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal.
a. Sikap tanggap
b. Memberikan perhatian
c. Memusatkan perhatian kelompok
d. Memberikan petunjuk yang jelas
e. Menegur perilaku siswa yang menyimpang
f. Memberikan penguatan
Adalah keterampilan yang berhubungan
dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal, yaitu berkaitan dengan respons guru
terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan
dengan maksud agar guru dapat melakukan
tindakan remidial untuk mengembalikan
kondisi belajar yang optimal.
a. Modifikasi tingkah laku
b. Guru menggunakan pendekatan pemecahan
masalah kelompok
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku
yang menimbulkan masalah.
PENI PUSPITASARI,M.Pd.
Pertemuan 12
APERSEPSI
 KEGIATAN
INTI
 KEGIATAN
AKHIR
A. Apersepsi
Depdiknas (2003) menyatakan bahwa
apersepsi meliputi:
(1) Pelajaran dimulai dengan hal-hal yang
diketahui dan dipahami peserta didik.
(2) Motivasi peserta didik ditumbuhkan dengan
bahan ajar yang menarik dan berguna bagi
peserta didik.
(3) Peserta didik didorong agar tertarik untuk
mengetahui hal-hal yang baru.
 Depdiknas (2003) mengemukakan tiga bentuk kegiatan ini yaitu:
1. Kegiatan eksplorasi
Merupakan usaha memperoleh atau mencari informasi baru.
(a) Memperkenalkan materi/keterampilan baru.
(b) Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang sudah ada pada peserta didik.
(c) Mencari metodologi yang paling tepat dalam meningkatkan penerimaaan peserta didik akan
materi baru tersebut.
2. Konsolidasi
Merupakan merupakan negosiasi dalam rangka mencapai pengetahuan baru.
(a) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi ajar baru.
(b) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pemecahan masalah.
(c) Meletakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi pelajaran yang baru
dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan di dalam lingkungan.
(d) Mencari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi bagian dari
pengetahuan peserta didik.
3. Pembentukan sikap dan perilaku
Merupakan pemrosesan pengetahuan menjadi nilai, sikap dan perilaku.
(a) Peserta didik didorong untuk menerapkan konsep atau pengertian yang dipelajarinya dalam
kehidupan sehari-hari.
b) Peserta didik membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan
pengertian yang dipelajari.
(c) Mencari metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap dan perilaku peserta didik.
 Depdiknas (2003) mengemukakan dalam
kegiatan akhir perlu dilakukan penilaian
formatif, dengan memperhatikan hal-hal
berikut.
(a) Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil
pembelajaran peserta didik.
(b) Gunakan hasil penilaian tersebut untuk
melihat kelemahan atau kekurangan peserta
didik dan masalah-masalah yang dihadapi
guru.
(c) Cari metodologi yang paling tepat yang
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari
empat-enam orang dengan struktur kelompok
yang heterogen.
1. Pembelajaran secara tim.
2. Didasarkan pada manajemen kooperatif.
3. Kemauan untuk bekerja sama.
4. Keterampilan bekerja sama.
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa.
2. Menyajikan informasi.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar.
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
5. Evaluasi.
6. Memberikan penghargaan.
1. Model student teams achievements division
(STAD)
2. Model Jigsaw
3. Model investigasi kelompok
4. Model make a match (pasangan)
5. Model team games tournaments (TGT)
6. Model struktural
Langkah-langkah:
a. Penyampaian tujuan dan motivasi.
b. Pembagian kelompok.
c. Presentasi dari guru.
d. Kegiatan belajar dalam tim.
e. Kuis (evaluasi).
f. Penghargaan Prestasi tim.
Langkah-langkah:
a. Siswa dikelompokkan dengan anggota +/- 4 orang.
b. Tiap orang diberi materi dan tugas yang berbeda.
c. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan
yang sama membentuk kelompok baru (kelompok
ahli).
d. Setelah kelompok berdiskusi, tiap anggota kembali
ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota
kelompok tentang subbab yang mereka kuasai.
e. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
f. Pembahasan.
g. Penutup.
Langkah-langkah:
a. Membagi siswa ke dalam kelompok kecil
yang terdiri +/- 5 siswa.
b. Memberi pertanyaan terbuka yang bersifat
analitis.
c. Mengajak siswa berpartisipasi dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan
kelompoknya secara bergiliran searah
jarum jam dalam kurun waktu yang
disepakati.
Langkah-langkah:
a.Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi
konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi
kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa
jawaban).
b. Setiap siswa mendapatkan satu kartu dan
memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang
dipegang.
c. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya.
d. Siswa yang dapat mencocokkan kartu sebelum batas
waktu diberi poin.
e. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap
siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya,
dst.
f. Simpulan.
Langkah-langkah:
a. Siswa bekerja dalam kelompok kecil
b. Games tournament
c. Penghargaan kelompok
PENI PUSPITASARI,M.Pd.
Pertemuan 14
 Active learning berdasarkan pendekatan student
center oriented (pembelajaran berpusat pada
siswa.
 Dalam active learning, belajar harus melibatkan
seluruh potensi siswa yang meliputi potensi
gerakan fisik, potensi panca indera, dan potensi
kemampuan intelektual.
 Pembelajaran tidak boleh berlangsung satu arah,
melainkan interaktif antara guru dengan siswa.
 Model pembelajaran yang dapat diterapkan
adalah cooperatif learning dan problem based
learning.
Pembelajaran berorientasi active learning
adalah pembelajaran yang memposisikan
siswa sebagai subjek pembelajaran, sehingga
memberikan konsekuensi keterlibatan siswa
secara penuh mulai dari perencanaan
pembelajaran, proses pembelajaran, sampai
evaluasi pembelajaran.
1. Keterlibatan siswa dalam proses
perencanaan, meliputi:
a.Perumusan tujuan pembelajaran.
b.Penyusunan rancangan pembelajaran.
c.Memilih dan menentukan sumber belajar.
d.Menentukan dan mengadakan media
pembelajaran yang akan digunakan.
2. Keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran, meliputi:
a. Kegiatan fisik, mental, intelektual.
b. Kegiatan eksperimental.
c. Keinginan siswa untuk menciptakan iklim
belajar yang kondusif.
d. Keterlibatan siswa untuk mencari dan
memanfaatkan sumber belajar yang ada.
e. Adanya interaksi multiarah.
3. Keterlibatan siswa dalam proses evaluasi
pembelajaran, meliputi:
a. Mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran
yang telah dilakukan.
b. Melaksanakan kegiatan semacam tes dan
tugas-tugas yang harus dikerjakan, baik
secara terstruktur maupun tugas mandiri
yang diberikan guru.
c. Menyusun laporan hasil belajar baik secara
tulis maupun lisan.
 Kemampuan guru.
 Sarana dan prasarana belajar.
 Lingkungan belajar.
 Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa
 Menyajikan informasi
 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
 Evaluasi
 Memberikan penghargaan
 Peserta didik lebih termotivasi
 Mempunyai lingkungan yang aman
 Partisipasi seluruh kelompok belajar
 Setiap orang bertanggungjawab dalam kegiatan
belajarnya sendiri
 Kegiatan bersifat fleksibel dan ada relevansinya
 Reseptif meningkat
 Pendapat induktif distimulasi
 Partisipan mengungkapkan proses berpikir
mereka
 Memberikan kesempatan untuk memperbaiki
kesalahan
 Memberikan kesempatan untuk mengambil resiko
 Keterbatasan waktu
 Kemungkinan bertambahnya waktu untuk
persiapan
 Ukuran kelas yang besar
 Keterbatasan materi, peralatan, dan sumber
daya
 Risiko penerapan active learning
Quantum
learning
• Interaksi yang mengubah energi
menjadi cahaya
•E=mc²
E= energi yang terdiri dari
antusiasme, efektivitas belajar
mengajar serta semangat dari guru
maupun peserta didik
m= massa yang terdiri dari individu-
individu yang terlibat, situasi
pembelajaran, materi serta fisik
c= interaksi, dalam hal ini interaksi
merupakan hubungan antara guru
dengan peserta didik maupun
hubungan antar peserta didik
Sendiri
Quantum
learning
Menciptakan
lingkungan belajar
yang efektif,
dengan cara
menggunakan
unsur yang ada
pada siswa dan
lingkungan
belajarnya.
Langkah- langkah dalam penerapan metode
pembelajaran kuantum diurutkan menjadi : (1)
Pengkondisian awal
(2) Penyusunan rancangan pembelajaran
(3) Pelaksanaan metode pembelajaran kuantum:
(a) Penumbuhan minat
(b) Pemberian pengalaman umum
(c) Penamaan atau penyajian materi
(d) Demonstrasi tentang pemerolehan
pengetahuan oleh siswa
(e) Pengulangan yang dilakukan oleh siswa
(f) perayaan atas usaha siswa.
(4) Evaluasi

More Related Content

What's hot

Media Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPT
Media Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPTMedia Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPT
Media Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPT
zaida.masruroh
 
MODUL 6.docx
MODUL 6.docxMODUL 6.docx
MODUL 6.docx
fitrifajriati
 
(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
(19) RPP IPS kenampakan alam 4A(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
Nastiti Rahajeng
 
Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaran
rofieamirasyka
 
RPP kelas 5 Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 1
RPP kelas 5 Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 1RPP kelas 5 Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 1
RPP kelas 5 Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 1
WienDa Fae
 
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfEksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Delindaheaven
 
hubungan konsep, nilai, moral dan norma denagn tuntutan perilaku warga negara
hubungan konsep, nilai, moral dan norma denagn tuntutan perilaku warga negarahubungan konsep, nilai, moral dan norma denagn tuntutan perilaku warga negara
hubungan konsep, nilai, moral dan norma denagn tuntutan perilaku warga negara
endang zr
 
ppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integretedppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integretedrizka_pratiwi
 
Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018
Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018
Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018
Sanjaya Ops
 
Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Dan Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indone...
Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Dan Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indone...Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Dan Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indone...
Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Dan Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indone...
T. Astari
 
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswaInstrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
nurmaliaazmi
 
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa ReformasiPendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Annisa Ikhsanah
 
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3ANastiti Rahajeng
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Arby Nurul Trisnawati
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Naita Novia Sari
 
Macam-macam Strategi Pembelajaran
Macam-macam Strategi PembelajaranMacam-macam Strategi Pembelajaran
Macam-macam Strategi Pembelajaran
Riska Daenangsari
 
Contoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdContoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sd
Warnet Raha
 
PPT penyusunan RPP
PPT penyusunan RPPPPT penyusunan RPP
PPT penyusunan RPP
Eko Supriyadi
 

What's hot (20)

Media Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPT
Media Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPTMedia Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPT
Media Pembelajaran "Lembar Kerja Siswa (LKS) "PPT
 
MODUL 6.docx
MODUL 6.docxMODUL 6.docx
MODUL 6.docx
 
(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
(19) RPP IPS kenampakan alam 4A(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
 
Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaran
 
RPP kelas 5 Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 1
RPP kelas 5 Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 1RPP kelas 5 Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 1
RPP kelas 5 Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 1
 
Pembelajaran Membaca
Pembelajaran MembacaPembelajaran Membaca
Pembelajaran Membaca
 
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfEksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
 
hubungan konsep, nilai, moral dan norma denagn tuntutan perilaku warga negara
hubungan konsep, nilai, moral dan norma denagn tuntutan perilaku warga negarahubungan konsep, nilai, moral dan norma denagn tuntutan perilaku warga negara
hubungan konsep, nilai, moral dan norma denagn tuntutan perilaku warga negara
 
ppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integretedppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integreted
 
Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018
Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018
Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018
 
Oliva
OlivaOliva
Oliva
 
Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Dan Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indone...
Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Dan Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indone...Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Dan Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indone...
Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Dan Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indone...
 
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswaInstrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
 
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa ReformasiPendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
 
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
 
Macam-macam Strategi Pembelajaran
Macam-macam Strategi PembelajaranMacam-macam Strategi Pembelajaran
Macam-macam Strategi Pembelajaran
 
Contoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdContoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sd
 
PPT penyusunan RPP
PPT penyusunan RPPPPT penyusunan RPP
PPT penyusunan RPP
 

Similar to Strategi dan Model Pembelajaran Bahasa Indonesia.ppt

Ppt tekpen sukma
Ppt tekpen sukmaPpt tekpen sukma
Ppt tekpen sukmamaya38
 
Pp tekno uas sukma
Pp tekno uas sukmaPp tekno uas sukma
Pp tekno uas sukma
dewi1717
 
Ppt tekpen sukma
Ppt tekpen sukmaPpt tekpen sukma
Ppt tekpen sukma240108
 
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranpengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
AjengIlla
 
Ppt tekpen septy
Ppt tekpen septyPpt tekpen septy
Ppt tekpen septy
240108
 
Makalah bahasa
Makalah bahasaMakalah bahasa
Makalah bahasa
Siska Oktapia
 
M 15
M 15M 15
M 15
Ivana Lok
 
Pp tekno maya
Pp tekno mayaPp tekno maya
Pp tekno mayamaya38
 
Ppt tekno maya
Ppt tekno mayaPpt tekno maya
Ppt tekno maya240108
 
Buku BBM
Buku BBMBuku BBM
Buku BBM
BynaNie MaiRa
 
PPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptx
PPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptxPPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptx
PPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptx
faisal56018
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)Susi Yanti
 
Strategi kognitif kel3 pak rohmat
Strategi kognitif kel3 pak rohmatStrategi kognitif kel3 pak rohmat
Strategi kognitif kel3 pak rohmat
guasiti
 
RPP Bahasa Indonesia 11 revisi 2017
RPP Bahasa Indonesia 11 revisi  2017RPP Bahasa Indonesia 11 revisi  2017
RPP Bahasa Indonesia 11 revisi 2017
miftah1984
 
Bbm 4
Bbm 4Bbm 4
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
Nana Citra
 
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteaching
f' yagami
 
Bab ii tps
Bab ii tpsBab ii tps

Similar to Strategi dan Model Pembelajaran Bahasa Indonesia.ppt (20)

Ppt tekpen sukma
Ppt tekpen sukmaPpt tekpen sukma
Ppt tekpen sukma
 
Pp tekno uas sukma
Pp tekno uas sukmaPp tekno uas sukma
Pp tekno uas sukma
 
Ppt tekpen sukma
Ppt tekpen sukmaPpt tekpen sukma
Ppt tekpen sukma
 
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranpengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
 
Ppt tekpen septy
Ppt tekpen septyPpt tekpen septy
Ppt tekpen septy
 
Makalah bahasa
Makalah bahasaMakalah bahasa
Makalah bahasa
 
M 15
M 15M 15
M 15
 
Pp tekno maya
Pp tekno mayaPp tekno maya
Pp tekno maya
 
Ppt tekno maya
Ppt tekno mayaPpt tekno maya
Ppt tekno maya
 
Buku BBM
Buku BBMBuku BBM
Buku BBM
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
PPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptx
PPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptxPPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptx
PPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptx
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
 
Strategi kognitif kel3 pak rohmat
Strategi kognitif kel3 pak rohmatStrategi kognitif kel3 pak rohmat
Strategi kognitif kel3 pak rohmat
 
RPP Bahasa Indonesia 11 revisi 2017
RPP Bahasa Indonesia 11 revisi  2017RPP Bahasa Indonesia 11 revisi  2017
RPP Bahasa Indonesia 11 revisi 2017
 
Bbm 4
Bbm 4Bbm 4
Bbm 4
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
 
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteaching
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
Bab ii tps
Bab ii tpsBab ii tps
Bab ii tps
 

Recently uploaded

power point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohonpower point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohon
NoegPutra1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
TitisNindiasariAnggr
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
WAYANDARSANA1
 
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdekaPerangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
AchmadArifudin3
 
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
BAHTIARMUHAMAD
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Habibatut Tijani
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMKPanduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
PujiMaryati
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptxAksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
dhenisarlini86
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 

Recently uploaded (20)

power point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohonpower point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohon
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
 
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdekaPerangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
 
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMKPanduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptxAksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 

Strategi dan Model Pembelajaran Bahasa Indonesia.ppt

  • 2. Pertemuan 1 Pengenalan dan ruang lingkup mata kuliah Pertemuan 2. Konsep Pembelajaran: Hakikat pengajaran dan pembelajaran, mengajar, belajar Konsep strategi dan model pembelajaran: Hakikat strategi pembelajaran, Komponen strategi pembelajaran, Kriteria pemilihan strategi pembelajaran bahasa Indonesia Hakikat model pembelajaran Pertemuan 3 Perbedaan model, pendekatan, metode, strategi, dan teknik. Pendekatan dan metodologi pembelajaran bahasa indonesia Pertemuan 4 Pendekatan CTL ,pendekatan saintific , pendekatan induktif, pendekatan deduktif dan berbasis teks Pertemuan5 Mengenal dan memahami berbagai jenis model- model belajar dan Rumpun Model Mengajar Pertemuan 6  Karakteristik pembelajaran keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan kesastraan:  Karakteristik,strategi, dan metode pembelajaran membaca,  Karakteristik ,strategi dan metode pembelajaran menyimak,  Karakteristik ,strategi dan metode pembelajaran berbicara,  Karakteristik ,strategi dan metode pembelajaran menulis,  Karakteristik ,strategi dan metode pembelajaran kebahasaan  Karakteristik ,strategi dan metode pembelajaran kesastraan Pertemuan 7 Evaluasi belajar mengajar bahasa
  • 3. Pertemuan 8 UTS Pertemuan 9 Mengenal karakteristik peserta didik selama proses pembelajaran Pengelolaan kelas: Keterampilan preventif (penciptaan dan pemeliharaan kondisi yang optimal), dan Keterampilan represif (pengembalian kondisi belajar yang mengganggu). Pertemuan 10 Model-model ice breaking Pertemuan 11 Pemilihan, seleksi bahan, dan materi pembelajaran Pertemuan 12 Implementasi tahapan umum kegiatan pembelajaran (kegiatan awal (apersepsi), kegiatan inti, kegiatan penutup). Pertemuan 13 Model pembelajaran kooperatif dan implementasinya dalam pembelajaran (membaca, menyimak, berbicara, menulis, kebahasaan, dan kesastraan) Pertemuan 14 Model active learning dan implementasinya dalam pembelajaran (membaca, menyimak, berbicara, menulis, kebahasaan, dan kesastraan) Pertemuan 15 Model quantum learning dan implementasinya dalam pembelajaran (membaca, menyimak, berbicara, menulis, kebahasaan, dan kesastraan) Pertemuan 16 UAS
  • 4. Pertemuan ke- Urutan kelompok Materi 4 1 Pendekatan CTL Pendekatan saintific dalam pembelajaran bahasa Indonesia 4 2 Pendekatan induktif, Pendekatan deduktif dan pendekatan berbasis teks 5 3 Jenis model- model belajar dan Rumpun Model Mengajar dan kemungkinan implementasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia 6 4 Karakteristik, strategi, dan model pembelajaran menyimak, berbicara, membaca dan menulis (kebahasaan) 6 5 Karakteristik, strategi, dan model pembelajaran menyimak, berbicara, membaca dan menulis (kesastraan 7 6 Evaluasi belajar mengajar bahasa
  • 5. Pertemuan ke- Urutan kelompok Materi 8 - UTS 9 7 Mengenal karakteristik peserta didik selama proses pembelajaran 9 8 Pengelolaan kelas: Keterampilan preventif (penciptaan dan pemeliharaan kondisi yang optimal), dan Keterampilan represif (pengembalian kondisi belajar yang mengganggu). 10 9 Model-model ice breaking 14 13 Model active learning dan implementasinya dalam pembelajaran (membaca, menyimak, berbicara, menulis, kebahasaan, dan kesastraan) Pertemuan 15
  • 6. Pertemuan ke- Urutan kelompok Materi 11 10 Pemilihan, seleksi bahan, dan materi pembelajaran bahasa Indonesia 12 11 (4 orang) Implementasi tahapan umum kegiatan pembelajaran (kegiatan awal (apersepsi), kegiatan inti, kegiatan penutup). 13 12 (4 orang) Model pembelajaran kooperatif dan implementasinya dalam pembelajaran (membaca, menyimak, berbicara, menulis, kebahasaan, dan kesastraan) 14 13 (4 orang) Model active learning dan implementasinya dalam pembelajaran (membaca, menyimak, berbicara, menulis, kebahasaan, dan kesastraan) 15 14 (4 orang) Model quantum learning dan implementasinya dalam pembelajaran (membaca, menyimak, berbicara, menulis, kebahasaan, dan kesastraan) 16 - UAS
  • 7.  Iskandarwassid, dan Dadang S. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda.  Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.  Arends, Richard I.2008.Learning To Teach (I). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.  Arends, Richard I.2008.Learning To Teach (II). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.  Bruce,dkk. 2009. Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • 10.  Menurut Slamet (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”  Winkel (1996:53) belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.”  Hamalik (1983:28) mendefinisikan belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.”  Menurut T. Raka Joni (1981) bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh matangnya seseorang atau perubahan yang bersifat temporer.
  • 11.  Usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan peserta didik agar tujuan dapat tercapai secara optimal, bukan hanya usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan (Iskandarwassid dan Dadang Sunendar,2011).  Menurut Gagne, mengajar merupakan usaha membuat siswa belajar.  Menurut T Raka Joni, mengajar merupakan upaya menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar
  • 12.  Pengajaran mempunyai arti cara mengajar (Purwadinata, 1967:22)  Tardif (1987) memberi arti pengajaran secara terperinci, pengajaran adalah sebuah proses pendidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar.
  • 13.  Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Wikipedia.com)  Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20)  Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.
  • 15.  Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang berarti ilmu perang atau panglima perang.  Strategi merupakan taktik atau pola yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam proses belajar bahasa, sehingga peserta didik dapat lebih leluasa dalam berpikir dan dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya secara lebih mendalam dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.  Strategi pembelajaran bahasa Indonesia: rencana pengajaran bahasa Indonesia yang dilakukan secara cermat dan terukur.
  • 16. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran Berdasarkan penekanan komponen dalam program pengajaran Berdasarkan cara memperoleh penemuan Berdasarkan kegiatan pengolahan materi Berdasarkan cara penyampaian materi 1. Berpusat pada pengajar (teknik ceramah, team teaching, sumbang saran, demonstrasi, antardisiplin). 2. Berpusat pada peserta didik (inkuiri, satuan pengajaran, advokasi, diskusi, kerja kelompok, penemuan, eksperimen, kerja lapangan, sosiodrama, nondirektif, penyajian kasus). 3. Berpusat pada materi (tutorial, modular, pengajaran terpadu, kasuistik, kerja lapangan, eksperimen, demontrasi) 1. Ekspositoris: uraian tertulis/verbal (ceramah, diskusi, interaksi massa, antardisiplin, simulasi, demonstrasi, team teaching). 2. Heuristik: pengaktifan peserta didik dengan mencari sendiri data (inkuiri, problem solving, eksperimen, penemuan, nondirektif, penyajian secara kasus, teknik penyajian lapangan) 1.Deduksi: umum- khusus (teknik ceramah) 2.Induksi : khusus- umum (teknik discovery, satuan pengajaran, kasus, nondirektif). 1. Ekspositoris : penguraian verbal/non- verbal. 2. Discovery: penemuan konsep oleh peserta didik
  • 17. 1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi perubahan anak didik yang diharapkan. 2. Memilih pendekatan pembelajaran. 3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, teknik pembelajaran yang tepat dan efisien. 4. Menetapkan norma-norma dan batas keberhasilan atau kriteria standar keberhasilan (evaluasi) secara keseluruhan.
  • 19. Model Strategi Teknik/taktik Metode Pendekatan Pandangan, filsafat, hakikat teoretis bahasa (pembelajaran bahasa) Konsep/ rencana pembelajaran secara utuh Cara khas yang operasional/ tindakan Prosedur dalam pembelajaran/ kerangka proses pembelajaran Rangkaian pendekatan, strategi, metode, dan teknik/taktik
  • 20. Semi (1993) pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai berikut. 1. Pendekatan formal/tradisional 2. Pendekatan fungsional 3. Pendekatan integral 4. Pendekatan sosiolinguistik 5. Pendekatan psikologi 6. Pendekatan behaviouristik 7. Pendekatan pengelolaan kelas 8. Pendekatan komunikatif
  • 21. 1. Pendekatan pembelajaran bahasa masyarakat 2. Pendekatan respons fisik total 3. Pendekatan alamiah 4. Pendekatan alam
  • 22.  Bahasa sebagai suatu kegiatan rutin yang konvensional. Prosedur pembelajaran berdasarkan pengalaman pengajar dan yang dianggap baik oleh umum.  Metode yang dipakai: 1. Metode terjemahan tata bahasa 2. Metode membaca
  • 23.  Menyarankan apabila mempelajari bahasa sebaiknya kontak langsung dengan masyarakat pengguna bahasa  Metode yang dipakai: 1. Metode langsung: tanpa terjemahan 2. Metode pembatasan: unsur bahasa yang penting 3. Metode intensif: pengulangan ucapan 4. Metode audio-visual: media audiovisual 5. Metode linguistik: tahapan linguistik peserta didik
  • 24.  Pengajaran bahasa harus merupakan sesuatu yang multi dimensional, memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain.  Metodologi yang digunakan terbuka.
  • 25.  Studi tentang hubungan gejala masyarakat dengan gejala bahasa.  Pengajaran harus diarahkan pada penguasaan kompetensi komunikatif oleh peserta didik.  Menemukan fungsi-fungsi bahasa berdasarkan tujuan.  Melakukan analisis linguistik untuk menemukan bentuk linguistik dalam kegiatan komunikasi.  Pengajaran bahasa diarahkan pada dinamika bahasa dalam masyarakat.
  • 26.  Menelaah peserta didik dari aspek psikologi.  Asumsi-asumsi psikologis: 1. Teori behaviourisme: segala sesuatu yang dilakukan seseorang merupakan respons terhadap stimulus dari luar dirinya. - Pengajar arus memberikan stimulus. 2. Teori Gestalt: setiap individu mempunyai kajian mendalam. - Pengajaran harus komprehensif. 3. Teori Kognitif: segala aktivitas manusia yang dilakukan dengan sadar bersumber pada otak. - Pengajaran berpusat pada kecerdasan siswa.
  • 27.  Berpusat pada pemerolehan dan perkembangan bahasa anak.  Program belajar harus disusun dengan baik sesuai tahapan perkembangan anak.
  • 28.  Pendekatan behaviouristik dapat dikendalikan dari luar, yaitu dengan stimulus- respons.  Belajar bahasa tergantung pada frekuensi atau latihan.  Teknik utama adalah peniruan (drill).
  • 29. 1. Pendekatan otoriter: otoritas pengajar untuk menciptakan kondisi kelas yang baik. 2. Pendekatan permisif: pengajar memberikan kebebasan peserta didik untuk melakukan sesuatu. 3. Pendekatan pengubahan perilaku: semua perilaku peserta didik adalah hasil belajar. 4. Pendekatan iklim sosio-emosional: pengelolaan kelas yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang baik antara pengajar dengan peserta didik, dan antara sesama peserta didik. 5. Pendekatan proses kelompok: pentingnya ciri kelompok yang sehat dan mendukung pembelajaran.
  • 30.  Acuan pijakannya kebutuhan peserta didik dan fungsi bahasa.  Tujuan belajar bahasa membimbing peserta didik agar mampu berkomunikasi dalam situasi yang sebenarnya.  Silabus pembelajaran harus ditata sesuai fungsi pemakaian bahasa.  Peranan tata bahasa dalam pembelajaran tetap diakui.  Tujuan utama adalah komunikasi.  Peran pengajar sebagai pengelola kelas dan pembimbing peserta didik dalam berkomunikasi diperluas.  Kegiatan belajar harus didasarkan pada teknik-teknik kreatif peserta sendiri, peserta didik dibagi dalam kelompok kecil.
  • 31. 1. Metode terjemahan tata bahasa 2. Metode membaca 3. Metode audio-lingual 4. Metode reseptif dan produktif 5. Metode langsung 6. Metode komunikatif 7. Metode integratif 8. Metode tematik 9. Metode kuantum 10. Metode konstruktivistik 11. Metode partisipatori 12. Metode kontekstual 13. Metode pembelajaran bahasa komunitas 14. Metode respons fisik total 15. Metode cara diam 16. Metode sugestopedia
  • 32.  Penghafalan kaidah-kaidah dan fakta-fakta tentang tata bahasa.  Penekanan pada membaca, menulis, terjemahan. Sedangkan berbicara dan menyimak diabaikan.  Seleksi kosa kata berdasarkan teks bacaan yang dipakai.  Unit yang mendasar adalah kalimat.  Bahasa daerah sebagai pengantar.
  • 33.  Bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan memahami teks bacaan.
  • 34.  Mengutamakan pengulangan.  Pembelajaran bahasa berfokus pada lafal kata, pelatihan pola-pola kalimat.  Menitik beratkan aspek linguistik melalui analisis kesalahan pengucapan.
  • 35.  Metode reseptif mengarah pada proses penerimaan isi bacaan, baik yang tersurat maupun tersirat.  Isi bacaan harus diserap dengan baik oleh peserta didik.
  • 36.  Penggunaan bahasa di masyarakat seperti penutur asli.  Peserta didik diberi latihan untuk mengasosiasikan kalimat dengan artinya melalui demonstrasi, peragaan, gerakan, serta mimik secara langsung.
  • 37.  Menekankan pada proses pembelajaran.  Menitikberatkan pada terjadinya komunikasi selama proses belajar berlangsung.
  • 38.  Menyatukan beberapa bidang studi.  Misal: mengintegrasikan berbicara dengan menulis.
  • 39.  Semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan.  Tema yang telah ditentukan diolah dengan perkembangan lingkungan peserta didik yang terjadi saat itu.  Metode tematik sering digunakan pada pengajaran berbicara dan menulis dengan mengangkat tema budaya yang relevan dengan usia peserta didik.
  • 40.  Mengutamakan percepatan belajar dengan cara keikutsertaan peserta didik dalam melihat potensi diri dalam kondisi penguasaan diri.
  • 41.  Menekankan pembelajaran kooperatif, pembelajaran generatif, strategi bertanya inkuiri, dan ketrampilan metakognitif.  Peserta didik diberi tugas yang kompleks, sulit, namun realistis.
  • 42.  Menekankan keterlibatan atau keikutsertaan peserta didik secara penuh.  Peserta didik adalah subjek belajar.  Pengajar hanya fasilitator.  Penilaian utama diberikan pada partisipasi peserta didik.
  • 43.  Konsepsi pembelajaran yang membantu pengajar menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata, serta pembelajaran yang memotivasi peserta didik agar menghubungkan pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari.  Tujuh elemen penting: inkuiri, pertanyaan, konstruktivistik, pemodelan, masyarakat belajar, penilaian autentik, dan refleksi.
  • 44.  Pengajar cenderung pasif karena kedudukannya sebagai pembimbing saja.  Peserta didik belajar berkelompok dengan posisi melingkar.  Prinsip proses pembelajarannya adalah membina hubungan antara pembelajar dengan pengajar.
  • 45.  Pengajar berperan sebagai pengarah semua tingkah laku peserta didik.  Fase sebagai berikut. 1. Pengajar memberi perintah kepada peserta didik kemudian memperagakan bersama- sama. 2. Peserta didik mendemonstrasikan perintah tanpa pembelajar. 3. Peserta didik belajar membaca dan menulis perintah. 4. Peserta didik belajar memberikan perintah.
  • 46.  Pembelajar membekali diri dengan kemandirian.  Pengajar tidak banyak berbicara (diam).
  • 47.  Teknik yang paling tepat adalah relaksasi.  Pengajar menekan perasaan negatif peserta didik.  Contoh: Pembelajaran menulis puisi
  • 48. 1. Teknik penyajian diskusi 2. Teknik penyajian kerja kelompok 3. Teknik penyajian penemuan 4. Teknik penyajian simulasi 5. Teknik penyajian unit teaching 6. Teknik penyajian sumbang saran 7. Teknik penyajian inkuiri 8. Teknik penyajian eksperimen 9. Teknik penyajian demonstrasi 10. Teknik penyajian karya wisata 11. Teknik penyajian kerja lapangan 12. Teknik penyajian secara kasus 13. Teknik penyajian sistem regu (team teaching) 14. Teknik penyajian drill 15. Teknik penyajian ceramah
  • 50.  Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata context yang berarti ”hubungan, konteks, suasana dan keadaan (konteks).  Depdiknas (2003): Pembelajaran Konstektual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
  • 51.  CTl memungkinkan siswa menghubungkan mata pelajaran akademis dengan konteks keidupan sehari-hari untuk menemukan makna. CTL memperluas konteks pribadi siswa lebih lanjut melalui pemberian pengalaman segar yang akan merangsang otak guna menjalin hubungan baru untuk menemukan makna baru (Johnson dalam Rusman,2002)
  • 52.  Kontruktivisme (contructivism)  Bertanya (questioning)  Menemukan (inquiry)  Masyarakat belajar (learning community)  Pemodelan (modeling)  Refleksi  Penelitian sebenarnya (authentic assessment)
  • 53. (1) Melakukan hubungan yang bermakna. (2) Mengerjakan pekerjaan yang berarti. (3) Mengatur cara belajar sendiri. (4) Bekerja sama. (5) Berpikir kritis dan kreatif. (6) Mengasuh atau memelihara pribadi siswa. (7) Mencapai standar yang tinggi. (8) Menggunakan penilaian sebenarnya. Johnson (dalam Nurhadi, 2002:14)
  • 54. PEMBELAJARAN MEMBACA  Guru dapat menciptakan masyarakat belajar di kelas. Masyarakat belajar berfungsi sebagai wadah bertukar pikiran, bertukar informasi, tanya jawab tentang berbagai permasalahan belajar yang dihadapi, dan pada akhirnya dicari solusi tentang permasalahan tersebut.  Guru seharusnya menjadi model yang mendemonstrasikan teknik membaca yang baik di kelas.  Guru juga harus memonitor pemahaman siswa. Memonitor pemahaman penting untuk mencapai sukses membaca. Salah satu hal yang terkait dalam proses memonitor ini adalah kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan guru.  Guru harus seimbang baik posisinya sebagai pendamping siswa maupun pengembang keterampilan siswa dalam pemahaman bacaan
  • 55. PEMBELAJARAN BERBICARA  Pembelajaran di kelas dapat menggunakan teknik belajar dalam konteks interaksi kelompok (cooperating).  Guru membuat suatu kelompok belajara (learning community). Dalam komunitas tersebut siswa berusaha untuk mengutarakan pikirannya, berdiskusi dengan teman.  Konsep dasar dalam teknik ini adalah menyatukan pengalaman-pengalamn dari masing-masing individu.  Teknik ini memacu siswa untuk berkomentar, mengungkapkan gagasannya dalam komunitas belajar. Tahap pertama, siswa diberikan peluang untuk berbicara.  Apabila terdapat kesalahan penggunaan bahasa, guru dapat memberikan pembenaran selanjutnya. Menumbuhkan keterampilan berbicara, dimulai dengan menumbuhkan kepercayaan diri pada diri siswa.
  • 56. PEMBELAJARAN MENYIMAK  Teknik-teknik penilaian yang digunakan untuk mengetahui perkembangan siswa pada keterampilan mendengarkan dapat menggunakan teknik observasi. Observasi dilakukan guru dengan melihat dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan menyimak siswa.  Proses perekaman dapat dilakukan guru menggunakan buku atau lembar observasi untuk siswa. Rekaman observasi ini berisi perilaku siswa saat pembelajaran menyimak berlangsung dan pembelajaran keterampilan yang lain.  Teknik kedua adalah dengan portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa dalam satu periode waktu tertentu, misalnya satu semester yang menggambarkan perkembangan siswa dalam keterampilan menyimak.  Data yang didapat dari portofolio digunakan untuk mengetahui perkembangan belajar menyimak siswa. Teknik ketiga adalah jurnal dalam mendengarkan.  Jurnal digunakan untuk merekam atau meringkas aspek-aspek yang berhubungan dengan topik-topik kunci yang dipahami, perasaan siswa terhadap pembelajaran menyimak, kesulitan yang dialami atau keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang dipelajari. Jurnal dapat berupa diary, atau catatan siswa yang lain.
  • 57. PEMBELAJARAN MENULIS  Komponen CTL berwujud refleksi adalah berusaha untuk menghubungkan apa yang telah dipelajari dengan realitas sehari-hari siswa.  Instrumen yang diberikan guru dapat berupa pemberian tugas menuliskan kegiatan sehari-hari dalam sebuah diary yang pada nantinya dapat dijadikan sebuah dokumen portofolio. Isi diary adalah tentang apa yang dipelajari hari itu, permasalahan apa yang dihadapi, serta proses pencarian jawaban tentang permasalahan tersebut.  Setelah siswa menulis diary dalam periode tertentu, guru dapat melakukan penilaian tentang tulisan siswa tersebut dan pada akhirnya ditentukan keputusan siswa tersebut telah dapat memenuhi kompetensi atau belum.  Seorang guru yang memiliki kompetensi memadai seharusnya dapat melakukan penilaian secara autentik tentang kegiatan menulis siswanya. Penilaian yang sebenarnya adalah penilaian berbasis siswa. Penilaian guru tentang kegiatan menulis siswa harus sesuai dengan kompetensi siswa yang sesungguhnya.  Guru harus membuat rubrik penilaian yang dapat mencakup semua aspek yang akan dinilai. Sebelum membuat rubrik, guru harus dapat membuat instrumen yang mudah dimengerti oleh siswa, dan instrumen yang dapat membuat siswa berpikir kritis dan kreatif.  Instrumen menulis yang dibuat guru harus dapat memfasilitasi siwa untuk menulis kreatif.
  • 58.  Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang dirancang secara prosedural sesuai dengan langkah-langkah umum kegiatan ilmiah.  Pendekatan saintific merupakan pendekatan yang digunakan dalam kurikukum 2013.
  • 59.  mengamati  menanya  mencoba  mengolah  menyajikan  menyimpulkan  mencipta Kemendikbud (2013)
  • 60.
  • 61. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan ssosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusaiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah kailmuan
  • 62. 1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks dan negosiasi. 2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik. 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil onservasi, prosedur kompleks, eksposisi dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan. 4.1 Menginterpretasi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, eksposisi, dan negosiasi, baik secara lisan maupun tulisan.
  • 64.  Pendekatan Deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.  Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran.  Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005)
  • 65.  Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan argumen logika.  Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi disampaikan; dan (2) memberi contoh, dan beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang definisi yang disampaikan.
  • 66. Kompetensi Dasar: 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, eksposisi dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan. Langkah-langkah pembelajaran: (1) Penyampaian definisi teks anekdot oleh guru (2) Pemberian contoh teks anekdot oleh guru (3) Pemberian tugas menulis teks anekdot
  • 67.  Pembelajaran dengan pendekatan induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual, siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar pengamatan siswa sendiri.  Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau generalisasi. Siswa melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati.
  • 68.  Beberapa contoh pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan
  • 69. Kompetensi Dasar: 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, eksposisi dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan. Langkah-langkah pembelajaran: (1) Pemberian contoh teks anekdot oleh guru (2) Penyampaian definisi teks anekdot oleh guru (3) Pemberian tugas menulis teks anekdot
  • 70.  Pembelajaran bahasa berbasis teks kerap pula disebut sebagai pembelajaran bahasa berbasis genre. Genre merupakan sebuah proses interaksi sosial dan budaya yang melatarbelakangi terciptanya teks dengan berbagai jenis yang berbeda. Proses sosial ini berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai secara bertahap.  Dengan berbasis teks, siswa menggunakan bahasa tidak hanya sebagai sarana komunikasi, tetapi juga sebagai sarana yang mengembangkan kemampuan berpikir.
  • 71.  Teks, yang merupakan satuan bahasa mengandung makna, pikiran, dan gagasan yang lengkap secara kontekstual, tidak selalu berwujud bahasa tulis.  Teks ini dapat berwujud baik tulis maupun lisan, bahkan teks dapat berwujud perpaduan antara teks lisan atau tulis dan gambar/animasi/film.  Secara konkret, teks merupakan sebuah objek, tetapi secara abstrak, teks merupakan satuan bahasa di dalam wilayah bahasa sebagai sistem, serta mempunyai tata organisasi yang kohesif.
  • 72.  Bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan.  Penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna.  Bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa tidak pernah bisa dilepaskan dari konteks, karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya.  Bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia, dan cara berpikir itu direalisasikan melalui struktur teks.
  • 73.  Tahap pembangunan konteks: situasi dan budaya.  Tahap pemodelan teks.  Tahap pembangunan teks secara bersama- sama.  Tahap pembangunan teks secara mandiri. Keempat tahap itu berlangsung secara siklus.
  • 75. 1. Model interaksi sosial 2. Model pemrosesan informasi 3. Model personal 4. Model modifikasi tingkah laku
  • 76.  Model ini didasari oleh teori Gestalt yang menyatakan pokok pandangan bahwa makna objek/peristiwa terletak pada keseluruhan bentuk. Pembelajaran akan lebih bermakna bila materi diberikan secara utuh, bukan bagian-bagian.  Menitikberatkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat.
  • 77. No Model Tujuan a. Penentuan kelompok Perkembangan keterampilan untuk partisipasi dalam proses sosial. b. Inkuiri sosial Pemecahan masalah sosial, terutama melalui penemuan sosial dan penalaran logis c. Metode laboratori (penelitian) Perkembangan ketrampilan antar pribadi dan kelompok d. Jurisprudential Dirancang utama untuk mengajarkan kerangka acuan jurisprudensial sebagai cara berpikir dan penyelesaian isu-isu sosial e. Bermain peran Dirancang untuk memengaruhi siswa agar menemukan nilai-nilai pribadi dan sosial. f. Simulasi sosial Dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial, dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan keputusan.
  • 78. - Berdasarkan teori belajar kognitif Piaget dan berorientasi pada kemampuan siswa memperoleh informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya.
  • 79.  Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa.  Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas.  Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran.  Menyampaikan isi pembelajaran sesuai topik yang telah direncanakan.  Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran.  Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran.  Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa.  Melaksanakan penilaian proses dan hasil.  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya.
  • 80. No Model Tujuan a. Model berpikir induktif Dirancang untuk pengembangan proses mental induktif dan penalaran akademik/pembentukan teori. b. Model latihan inkuiri Pemecahan masalah sosial, terutama melalui penemuan sosial dan penalaran logis c. Inkuiri ilmiah Dirancang untuk mengajar sistem penelitian dari suatu disiplin dan diharapkan memiliki efek dalam kawasan- kawasan lain. d. Penemuan konsep Dirancang terutama untuk mengembangkan penalaran induktif dan untuk perkembangan dan analisis konsep e. Pertumbuhan kognitif Dirancang untuk memengaruhi siswa agar menemukan nilai-nilai pribadi dan sosial. f. Model penata lanjutan Dirancang untuk meningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi untuk menyerap dan mengaitkan bidang-bidang pengetahuan g. Memori Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengingat.
  • 81.  Bertolak dari teori humanistik yaitu berorientasi terhadap pengembangan diri individu.  Perhatian utama pada emosional siswa untuk mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya.
  • 82. No Model Tujuan a. Pengajaran non-direktif Penekanan pada pembentukan kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian, dan konsep diri. b. Latihan kesadaran Meningkatkan kemampuan seseorang untuk eksplorasi diri dan kesadaran diri. c. Sinektik Perkembangan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah kreatif. d. Sistem- sistem konseptual Dirancang untuk meningkatkan kekompleksan dan keluwesan pribadi. e. Pertemuan kelas Perkembangan pemahaman diri dan tanggungjawab kepada diri sendiri dan kelompok sosial.
  • 83.  Bertolak pada teori belajar behaviouristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara manipulasi penguatan.  Menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati.  Karakteristik model ini adalah pemberian tugas yang harus dipelajari siswa lebih efisien dan berurutan.
  • 84. No Model Tujuan a. Manajemen kontingensi Fakta-fakta, konsep, keterampilan b. Kontrol diri Perilaku/keterampilan sosial c. Relaksasi/san tai Tujuan-tujuan pribadi (mengurangi ketegangan dan kecemasan) d. Pengurangan ketegangan Mengalikan kesantaian kepada kecemasan dalam situasi sosial e. Latihan asertif dan desentisasi Ekspresi perasaan secara langsung dan spontan dalam situasi sosial f. Latihan langsung Pola-pola perilaku, keterampilan
  • 86. Pembelajaran Menyimak Keterampilan mempersepsi Keterampilan menganalisis Keterampilan menyintesis 1. Membedakan bunyi bahasa 2. Mengenali kata 1. Mengidentifikasi satuan gramatikal 2. Mengidentifikasi satuan pragmatis 1. Menghubungka n penanda bahasa dengan penanda lainnya 2. Memanfaatkan latar belakang pengetahuan
  • 87. (1) simak-ulang ucap (2) simak-tulis (dikte) (3) simak-kerjakan (4) simak-terka (5) memperluas kalimat (6) menyelesaikan cerita (7) membuat rangkuman (8) menemukan benda (9) bisik berantai (10) melanjutkan cerita (11) parafrase (12) kata kunci
  • 88.  Guntur Tarigan (1981:15) mengemukakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
  • 89.  Suhendar (1992: 118-131) mengemukakan bahwa bila kita akan menilai kemampuan berbicara seseorang sekurang-kurangnya ada enam hal yang harus diperhatikan. Keenam tersebut sebagai berikut:  1) lafal,  2) struktur,  3) kosakata,  4) kefasihan,  5) isi pembicaraan,  6) pemahaman
  • 90.  (1) ulang-ucap  (2) lihat-ucapkan  (3) memerikan  (4) menjawab pertanyaan  (5) bertanya  (6) pertanyaan menggali  (7) melanjutkan  (8) menceritakan kembali  (9) percakapan  (10) parafrase  (11) reka cerita gambar  (12) bermain peran  (13) wawancara  (14) memperlihatkan dan bercerita
  • 91.  Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, penyusunan sebuah tulisan memuat empat tahap, yaitu: (1) tahap persiapan (prapenulisan) (2) tahap inkubasi (3) tahap iluminasi (4) tahap verifikasi/evaluasi
  • 92.  (1) membaca survei  (2) membaca sekilas  (3) membaca dangkal  (4) membaca nyaring  (5) membaca dalam hati  (6) membaca kritis  (7) membaca teliti  (8) membaca pemahaman
  • 93. Teknik secara umum: 1. SQ3R atau metode telaah tugas merupakan salah satu metode pengajaran membaca yang digunakan dalam kelas-kelas tingkat lanjut. S adalah singkatan dari Survey, Q adalah singkatan dari question, Rl adalah read, R2 adalah recite dan R3 adalah review. Atau dalam bahasa Indonesia, SQ3R adalah singkatan dari survei, tanya, baca, katakan, dan ulang. 2. Membaca Cepat adalah membaca segala sesuatu secara cepat dengan teliti dengan maksud untuk menemukan informasi khusus, informasi tertentu yang dia inginkan dari bahan bacaan. 3. Scramble merupakan metode pembelajaran membaca yang menghendaki siswa untuk melakukan penyusunan atau pengurutan suatu struktur bahasa yang sebelumnya dengan sengaja telah diacak susunannya dengan cara belajar sambil bermain. Mereka dapat berrekreasi sekaligus belajar dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan. 4. Isian Rumpang adalah metode pembelajaran membaca berupa penyajian suatu wacana yang secara sengaja dirumpangkan. Perumpangan itu dilakukan dengan cara melesapkan kata-kata tertentu sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria tersebut didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan guru mengenai tingkat kebutuhan yang perlu dilatihkan kepada siswa.
  • 94.  (1) menyalin kalimat  (2) membuat kalimat  (3) meniru model  (4) menulis cerita dengan gambar berseri  (5) menulis catatan harian  (6) menulis berdasarkan foto  (7) meringkas  (8) parafrase  (9) melengkapi kalimat  (10) menyusun kalimat  (11) mengembangkan kata kunci
  • 95. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menyiapkan alat dan bahan ajar: 1. Pemeriksaan bahan ajar 2. Persiapan lingkungan 3. Persiapan peserta didik 4. Penyajian bahan pengajaran
  • 96.  Alat untuk menyampaikan pengalaman yang tidak dapat diperoleh dari sekolah (film, Tv, rekaman, dst)  Alat yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau prinsip suatu gejala (program atau model demonstrasi)  Alat dramatisasi (film inspiratif)  Alat automatisasi (multimedia interaktif)
  • 97. 1. Materi sesuai kurikulum 2. Materi sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan peserta didik 3. Materi hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan 4. Materi mencakup hal yang faktual dan konseptual
  • 98.  Mengidentifikasi nama unit atau topik yang akan diajarkan  Mengidentifikasi generalisasi dari konsep yang dipakai dalam tiap unit  Mengidentifikasi konsep-konsep dan sub konsep yang meliputi generalisasi  Menyusun generalisasi dan konsep berdasarkan urutan logis  Mengembangkan kerangka rencana untuk setiap unit pelajaran
  • 99.  Valid/tepat  Bermanfaat  Menarik  Berada dalam batas kemampuan peserta didik
  • 100. Evaluasi dapat diartikan secara luas yakni proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi atau data yang diperlukan sebagai dasar untuk membuat alternatif keputusan (Purwanto,1992) Evaluasi dapat dilakukan baik dengan test maupun non-test.
  • 101.  Didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif.  Dibedakan antara penilaian dan penskoran.  Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam orientasi yakni orientasi kelompok dan orientasi pribadi.  Kegiatan penilaian merupakan bagian integral dengan proses belajar-mengajar.  Penilaian harus komparabel (adil).  Sistem penilaian jelas bagi peserta didik dan pengajar.
  • 103. 1. Keterampilan membuka pelajaran 2. Keterampilan bertanya 3. Keterampilan memberi penguatan 4. Keterampilan mengadakan variasi 5. Keterampilan menjelaskan 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7. Keterampilan mengelola kelas 8. Keterampilan pembelajaran perseorangan 9. Keterampilan menutup pembelajaran
  • 104. 1. Keterampilan Preventif Adalah keterampilan yang berkaitan dengan menciptakan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. a. Sikap tanggap b. Memberikan perhatian c. Memusatkan perhatian kelompok d. Memberikan petunjuk yang jelas e. Menegur perilaku siswa yang menyimpang f. Memberikan penguatan
  • 105. Adalah keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal, yaitu berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat melakukan tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. a. Modifikasi tingkah laku b. Guru menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
  • 108. A. Apersepsi Depdiknas (2003) menyatakan bahwa apersepsi meliputi: (1) Pelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik. (2) Motivasi peserta didik ditumbuhkan dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi peserta didik. (3) Peserta didik didorong agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru.
  • 109.  Depdiknas (2003) mengemukakan tiga bentuk kegiatan ini yaitu: 1. Kegiatan eksplorasi Merupakan usaha memperoleh atau mencari informasi baru. (a) Memperkenalkan materi/keterampilan baru. (b) Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang sudah ada pada peserta didik. (c) Mencari metodologi yang paling tepat dalam meningkatkan penerimaaan peserta didik akan materi baru tersebut. 2. Konsolidasi Merupakan merupakan negosiasi dalam rangka mencapai pengetahuan baru. (a) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi ajar baru. (b) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pemecahan masalah. (c) Meletakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi pelajaran yang baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan di dalam lingkungan. (d) Mencari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi bagian dari pengetahuan peserta didik. 3. Pembentukan sikap dan perilaku Merupakan pemrosesan pengetahuan menjadi nilai, sikap dan perilaku. (a) Peserta didik didorong untuk menerapkan konsep atau pengertian yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. b) Peserta didik membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari. (c) Mencari metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap dan perilaku peserta didik.
  • 110.  Depdiknas (2003) mengemukakan dalam kegiatan akhir perlu dilakukan penilaian formatif, dengan memperhatikan hal-hal berikut. (a) Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik. (b) Gunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru. (c) Cari metodologi yang paling tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
  • 111. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat-enam orang dengan struktur kelompok yang heterogen.
  • 112. 1. Pembelajaran secara tim. 2. Didasarkan pada manajemen kooperatif. 3. Kemauan untuk bekerja sama. 4. Keterampilan bekerja sama.
  • 113. 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. 2. Menyajikan informasi. 3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. 4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar. 5. Evaluasi. 6. Memberikan penghargaan.
  • 114. 1. Model student teams achievements division (STAD) 2. Model Jigsaw 3. Model investigasi kelompok 4. Model make a match (pasangan) 5. Model team games tournaments (TGT) 6. Model struktural
  • 115. Langkah-langkah: a. Penyampaian tujuan dan motivasi. b. Pembagian kelompok. c. Presentasi dari guru. d. Kegiatan belajar dalam tim. e. Kuis (evaluasi). f. Penghargaan Prestasi tim.
  • 116. Langkah-langkah: a. Siswa dikelompokkan dengan anggota +/- 4 orang. b. Tiap orang diberi materi dan tugas yang berbeda. c. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli). d. Setelah kelompok berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai. e. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. f. Pembahasan. g. Penutup.
  • 117. Langkah-langkah: a. Membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri +/- 5 siswa. b. Memberi pertanyaan terbuka yang bersifat analitis. c. Mengajak siswa berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati.
  • 118. Langkah-langkah: a.Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa jawaban). b. Setiap siswa mendapatkan satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. c. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. d. Siswa yang dapat mencocokkan kartu sebelum batas waktu diberi poin. e. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, dst. f. Simpulan.
  • 119. Langkah-langkah: a. Siswa bekerja dalam kelompok kecil b. Games tournament c. Penghargaan kelompok
  • 121.  Active learning berdasarkan pendekatan student center oriented (pembelajaran berpusat pada siswa.  Dalam active learning, belajar harus melibatkan seluruh potensi siswa yang meliputi potensi gerakan fisik, potensi panca indera, dan potensi kemampuan intelektual.  Pembelajaran tidak boleh berlangsung satu arah, melainkan interaktif antara guru dengan siswa.  Model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah cooperatif learning dan problem based learning.
  • 122. Pembelajaran berorientasi active learning adalah pembelajaran yang memposisikan siswa sebagai subjek pembelajaran, sehingga memberikan konsekuensi keterlibatan siswa secara penuh mulai dari perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, sampai evaluasi pembelajaran.
  • 123. 1. Keterlibatan siswa dalam proses perencanaan, meliputi: a.Perumusan tujuan pembelajaran. b.Penyusunan rancangan pembelajaran. c.Memilih dan menentukan sumber belajar. d.Menentukan dan mengadakan media pembelajaran yang akan digunakan.
  • 124. 2. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, meliputi: a. Kegiatan fisik, mental, intelektual. b. Kegiatan eksperimental. c. Keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif. d. Keterlibatan siswa untuk mencari dan memanfaatkan sumber belajar yang ada. e. Adanya interaksi multiarah.
  • 125. 3. Keterlibatan siswa dalam proses evaluasi pembelajaran, meliputi: a. Mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah dilakukan. b. Melaksanakan kegiatan semacam tes dan tugas-tugas yang harus dikerjakan, baik secara terstruktur maupun tugas mandiri yang diberikan guru. c. Menyusun laporan hasil belajar baik secara tulis maupun lisan.
  • 126.  Kemampuan guru.  Sarana dan prasarana belajar.  Lingkungan belajar.
  • 127.  Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa  Menyajikan informasi  Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok  Membimbing kelompok bekerja dan belajar  Evaluasi  Memberikan penghargaan
  • 128.  Peserta didik lebih termotivasi  Mempunyai lingkungan yang aman  Partisipasi seluruh kelompok belajar  Setiap orang bertanggungjawab dalam kegiatan belajarnya sendiri  Kegiatan bersifat fleksibel dan ada relevansinya  Reseptif meningkat  Pendapat induktif distimulasi  Partisipan mengungkapkan proses berpikir mereka  Memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan  Memberikan kesempatan untuk mengambil resiko
  • 129.  Keterbatasan waktu  Kemungkinan bertambahnya waktu untuk persiapan  Ukuran kelas yang besar  Keterbatasan materi, peralatan, dan sumber daya  Risiko penerapan active learning
  • 130. Quantum learning • Interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya •E=mc² E= energi yang terdiri dari antusiasme, efektivitas belajar mengajar serta semangat dari guru maupun peserta didik m= massa yang terdiri dari individu- individu yang terlibat, situasi pembelajaran, materi serta fisik c= interaksi, dalam hal ini interaksi merupakan hubungan antara guru dengan peserta didik maupun hubungan antar peserta didik Sendiri
  • 131. Quantum learning Menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya.
  • 132. Langkah- langkah dalam penerapan metode pembelajaran kuantum diurutkan menjadi : (1) Pengkondisian awal (2) Penyusunan rancangan pembelajaran (3) Pelaksanaan metode pembelajaran kuantum: (a) Penumbuhan minat (b) Pemberian pengalaman umum (c) Penamaan atau penyajian materi (d) Demonstrasi tentang pemerolehan pengetahuan oleh siswa (e) Pengulangan yang dilakukan oleh siswa (f) perayaan atas usaha siswa. (4) Evaluasi