Model konseptual Betty Neuman menyatakan bahwa manusia adalah sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan. Teori ini menekankan pada empat konsep sentral yaitu manusia, lingkungan, keperawatan, dan kesehatan. Teori ini digunakan untuk menganalisis kasus seorang ibu yang mengalami stres akibat keguguran dan memberikan intervensi seperti relaksasi dan dukungan sosial untuk mengurangi stresnya.
Dokumen tersebut membahas tentang kehilangan dan berduka. Kehilangan dapat berupa kehilangan aktual, persepsi kehilangan, atau kehilangan yang diantisipasi. Berduka adalah respon terhadap kehilangan yang dapat berlangsung singkat atau maladaptif. Tahapan berduka menurut Kubler-Ross yaitu penolakan, marah, tawar-menawar, depresi, dan penerimaan.
Model konseptual Betty Neuman menyatakan bahwa manusia adalah sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan. Teori ini menekankan pada empat konsep sentral yaitu manusia, lingkungan, keperawatan, dan kesehatan. Teori ini digunakan untuk menganalisis kasus seorang ibu yang mengalami stres akibat keguguran dan memberikan intervensi seperti relaksasi dan dukungan sosial untuk mengurangi stresnya.
Dokumen tersebut membahas tentang kehilangan dan berduka. Kehilangan dapat berupa kehilangan aktual, persepsi kehilangan, atau kehilangan yang diantisipasi. Berduka adalah respon terhadap kehilangan yang dapat berlangsung singkat atau maladaptif. Tahapan berduka menurut Kubler-Ross yaitu penolakan, marah, tawar-menawar, depresi, dan penerimaan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar keperawatan gerontik yang mencakup definisi, proses penuaan, karakteristik dan masalah yang dihadapi lansia, serta lingkup dan model pemberian asuhan keperawatan gerontik yang meliputi pendekatan fisik, psikis, sosial dan spiritual."
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan dasar manusia menurut pandangan beberapa ahli seperti Maslow. Menurut Maslow, kebutuhan dasar manusia terdiri dari kebutuhan fisiologis, keamanan, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut saling berhubungan dan berjenjang, dimana kebutuhan dasar harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum beralih ke tingkat kebutu
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), meliputi definisi, tujuan, faktor yang mempengaruhi kesehatan tenaga kerja, pelayanan kesehatan kerja, perbandingan antara safety dan health, serta masalah-masalah K3 khususnya di sektor informal dan industri.
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengikuti proses penuaan dan disebabkan oleh faktor pola makan tidak sehat, aktivitas fisik kurang, dan lingkungan yang tidak sehat. Gejalanya meliputi gemetar, kekakuan otot, gangguan keseimbangan, dan penurunan fungsi organ gerak. Cara mencegahnya meliputi pola makan seimbang, olahraga teratur, cukup istirahat, dan hidup sehat.
Dokumen ini membahas tentang remaja dan seksualitas. Remaja dijelaskan sebagai kelompok usia 10-19 tahun yang sedang mengalami perkembangan fisik dan psikologis. Seksualitas adalah bagian alami dari perkembangan remaja, namun seks pra-nikah dapat berisiko menyebabkan kehamilan, penyakit menular seksual, bahkan HIV/AIDS. Dokumen ini memberikan edukasi kepada remaja untuk hidup sehat dan bertangg
Dokumen tersebut membahas konsep kesehatan reproduksi menurut beberapa lembaga kesehatan dan menjelaskan tujuan, sasaran, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta pendekatan yang ditempuh untuk mencapai kesehatan reproduksi yang optimal. Dokumen tersebut juga membahas hak reproduksi, pilar utama, dan situasi kesehatan reproduksi di Indonesia yang meliputi kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.
1. Dokumen tersebut membahas tentang etika kedokteran dan perhitungan dosis obat untuk anak dan dewasa.
2. Ada beberapa metode perhitungan dosis obat untuk anak yaitu berdasarkan usia, berat badan, dan luas permukaan tubuh.
3. Perhitungan dosis obat sangat penting untuk mendapatkan efek terapi yang tepat dan menghindari toksisitas.
Calista Roy adalah perawat asal Amerika yang mencetuskan teori adaptasi keperawatan. Roy lahir pada tahun 1939 di California dan mulai mengembangkan teorinya pada tahun 1964. Teori ini menggunakan pendekatan sistem untuk menjelaskan manusia sebagai sistem adaptif holistik yang berinteraksi dengan lingkungan. Tujuan keperawatan menurut Roy adalah meningkatkan proses adaptasi pasien.
Dokumen tersebut membahas konsep penyakit kronis dan sakit. Penyakit dijelaskan secara medis sebagai gangguan struktur dan fungsi tubuh, sedangkan sakit merupakan respons seseorang terhadap penyakit. Penyakit kronis memiliki karakteristik permanen dan menyebabkan ketidakmampuan, sedangkan intervensi keperawatan untuk penyakit kronis fokus pada pendidikan kesehatan, rehabilitasi, dan pemulihan
Berduka adalah respon normal terhadap kehilangan yang memungkinkan individu melakukan koping secara bertahap untuk menerima kehilangan. Berduka diwujudkan secara unik pada setiap orang dan dipengaruhi pengalaman pribadi, budaya, dan keyakinan. Teori Engel menjelaskan proses berduka melalui lima fase mulai dari penyangkalan hingga penerimaan.
Teks tersebut membahas tentang teori sistem dalam pelayanan kesehatan. Secara singkat, teks menjelaskan bahwa sistem pelayanan kesehatan terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan meningkatkan kesehatan masyarakat, dan keberhasilannya bergantung pada kerja sama antar tenaga kesehatan beserta faktor lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah psikososial yang dihadapi oleh lanjut usia, seperti depresi, kekurangan dukungan sosial, demensia, dan masalah kesehatan lainnya. Perawat harus memahami aspek psikososial ini agar dapat memberikan arahan kepada keluarga dan masyarakat dalam menangani lanjut usia.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar keperawatan gerontik yang mencakup definisi, proses penuaan, karakteristik dan masalah yang dihadapi lansia, serta lingkup dan model pemberian asuhan keperawatan gerontik yang meliputi pendekatan fisik, psikis, sosial dan spiritual."
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan dasar manusia menurut pandangan beberapa ahli seperti Maslow. Menurut Maslow, kebutuhan dasar manusia terdiri dari kebutuhan fisiologis, keamanan, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut saling berhubungan dan berjenjang, dimana kebutuhan dasar harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum beralih ke tingkat kebutu
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), meliputi definisi, tujuan, faktor yang mempengaruhi kesehatan tenaga kerja, pelayanan kesehatan kerja, perbandingan antara safety dan health, serta masalah-masalah K3 khususnya di sektor informal dan industri.
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengikuti proses penuaan dan disebabkan oleh faktor pola makan tidak sehat, aktivitas fisik kurang, dan lingkungan yang tidak sehat. Gejalanya meliputi gemetar, kekakuan otot, gangguan keseimbangan, dan penurunan fungsi organ gerak. Cara mencegahnya meliputi pola makan seimbang, olahraga teratur, cukup istirahat, dan hidup sehat.
Dokumen ini membahas tentang remaja dan seksualitas. Remaja dijelaskan sebagai kelompok usia 10-19 tahun yang sedang mengalami perkembangan fisik dan psikologis. Seksualitas adalah bagian alami dari perkembangan remaja, namun seks pra-nikah dapat berisiko menyebabkan kehamilan, penyakit menular seksual, bahkan HIV/AIDS. Dokumen ini memberikan edukasi kepada remaja untuk hidup sehat dan bertangg
Dokumen tersebut membahas konsep kesehatan reproduksi menurut beberapa lembaga kesehatan dan menjelaskan tujuan, sasaran, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta pendekatan yang ditempuh untuk mencapai kesehatan reproduksi yang optimal. Dokumen tersebut juga membahas hak reproduksi, pilar utama, dan situasi kesehatan reproduksi di Indonesia yang meliputi kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.
1. Dokumen tersebut membahas tentang etika kedokteran dan perhitungan dosis obat untuk anak dan dewasa.
2. Ada beberapa metode perhitungan dosis obat untuk anak yaitu berdasarkan usia, berat badan, dan luas permukaan tubuh.
3. Perhitungan dosis obat sangat penting untuk mendapatkan efek terapi yang tepat dan menghindari toksisitas.
Calista Roy adalah perawat asal Amerika yang mencetuskan teori adaptasi keperawatan. Roy lahir pada tahun 1939 di California dan mulai mengembangkan teorinya pada tahun 1964. Teori ini menggunakan pendekatan sistem untuk menjelaskan manusia sebagai sistem adaptif holistik yang berinteraksi dengan lingkungan. Tujuan keperawatan menurut Roy adalah meningkatkan proses adaptasi pasien.
Dokumen tersebut membahas konsep penyakit kronis dan sakit. Penyakit dijelaskan secara medis sebagai gangguan struktur dan fungsi tubuh, sedangkan sakit merupakan respons seseorang terhadap penyakit. Penyakit kronis memiliki karakteristik permanen dan menyebabkan ketidakmampuan, sedangkan intervensi keperawatan untuk penyakit kronis fokus pada pendidikan kesehatan, rehabilitasi, dan pemulihan
Berduka adalah respon normal terhadap kehilangan yang memungkinkan individu melakukan koping secara bertahap untuk menerima kehilangan. Berduka diwujudkan secara unik pada setiap orang dan dipengaruhi pengalaman pribadi, budaya, dan keyakinan. Teori Engel menjelaskan proses berduka melalui lima fase mulai dari penyangkalan hingga penerimaan.
Teks tersebut membahas tentang teori sistem dalam pelayanan kesehatan. Secara singkat, teks menjelaskan bahwa sistem pelayanan kesehatan terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan meningkatkan kesehatan masyarakat, dan keberhasilannya bergantung pada kerja sama antar tenaga kesehatan beserta faktor lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah psikososial yang dihadapi oleh lanjut usia, seperti depresi, kekurangan dukungan sosial, demensia, dan masalah kesehatan lainnya. Perawat harus memahami aspek psikososial ini agar dapat memberikan arahan kepada keluarga dan masyarakat dalam menangani lanjut usia.
1. Dokumen membahas masalah kesehatan yang dihadapi remaja, termasuk masalah fisik, psikologis, dan perilaku.
2. Peran orang tua dan lingkungan sangat penting dalam mendukung perkembangan remaja dan menangani masalah-masalahnya.
3. Masa remaja merupakan masa transisi yang penuh gejolak yang memerlukan dukungan multi pihak."
Makalah ini membahas tentang masalah kesehatan lansia meliputi definisi lansia, batasan usia lansia, ciri-ciri lansia, kondisi fisik lansia, masalah kesehatan umum lansia, penyakit yang sering diderita, upaya pelayanan kesehatan, solusi permasalahan lansia, kebutuhan gizi lansia, serta menu seimbang untuk lansia.
Dokumen tersebut membahas karakteristik, tugas-tugas perkembangan, masalah yang dihadapi, dan teknik-teknik konseling untuk masa dewasa. Masa dewasa dimulai pada usia 18-60 tahun dan ditandai dengan puncak kemampuan fisik dan kognitif serta tugas-tugas seperti bekerja, menikah, dan membesarkan anak. Masalah umum yang dihadapi antara lain kesulitan penyesuaian dengan peran
Dokumen tersebut membahas tentang lanjut usia di Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain definisi lanjut usia menurut WHO dan UU Indonesia yaitu berusia 60 tahun ke atas. Dokumen ini juga menyebutkan persentase populasi lanjut usia Indonesia dari tahun ke tahun yang terus meningkat, serta menunjukkan data penyakit yang sering diderita oleh lanjut usia di Indonesia seperti hipertensi, diabetes, dan osteoartritis.
Dokumen tersebut membahas tentang lanjut usia (lansia). Secara umum, lansia didefinisikan sebagai orang dengan usia 65 tahun ke atas yang mengalami proses penuaan. Lansia mengalami berbagai perubahan fisik dan mental seperti penurunan fungsi organ tubuh, indra yang kurang tajam, serta perubahan peran sosial. Dokumen ini juga membahas ciri-ciri, perkembangan, dan masalah yang dihadapi lansia.
Dokumen tersebut membahas pelayanan kesehatan reproduksi pada wanita lanjut usia. Ia menjelaskan tentang tahapan perubahan reproduksi pada wanita lanjut usia seperti klimakterium, menopause, dan pascamenopause. Dokumen ini juga menyoroti berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi wanita lanjut usia melalui pembinaan kesehatan, pelayanan kesehatan, perawatan, serta sarana pelayan
Dokumen tersebut menjelaskan pengertian dewasa akhir (lansia) menurut beberapa ahli yang berkisar antara usia 55-65 tahun. Ia juga membahas ciri-ciri fisik, kognitif, pekerjaan, sosial, emosional, spiritual dan minat pada masa dewasa akhir serta tugas perkembangannya.
Dokumen tersebut membahas berbagai teori mengenai penuaan, meliputi:
1. Teori biologis yang menjelaskan perubahan fisiologis yang terjadi selama proses penuaan
2. Teori sosiologis yang fokus pada perubahan peran sosial dan hubungan selama proses penuaan
3. Teori psikologis yang menjelaskan bagaimana individu beradaptasi dengan tugas-tugas perkembangan selama proses penuaan
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Periode lanjut usia
1.
2. Periode Lanjut UsiaPeriode Lanjut Usia
(Late Adulthood)(Late Adulthood)
Pertemuan 12
Matakuliah : L0142/Psikologi Perkembangan
Tahun : 2007
3. Bina Nusantara
• Mahasiswa dapat menghubungkan aspek
perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial dengan
issue yang terkait pada periode lanjut usia
Tujuan PembelajaranTujuan Pembelajaran
3
4. Bina Nusantara
• Perkembangan fisik pada periode lanjut usia (late
adulthood)
• Perkembangan kognitif pada periode lanjut usia (late
adulthood)
• Perkembangan psikososial pada periode lanjut usia
(late adulthood)
Materi PembelajaranMateri Pembelajaran
4
5. Bina Nusantara
Usia LanjutUsia Lanjut
• Para peneliti lansia mengelompokkan lansia dalam 3
kelompok : young old 65-74 tahun, old old 75-84
tahun, dan oldest old 85 tahun ke atas.
• Klasifikasi yang lebih bermakna functional age :
seberapa baik seseoang berfungsi dalam fisik dan
lingkungan sosial dibandingkan dengan orang lain pada
kronologi usia yang sama.
6. Bina Nusantara
I. Perkembangan FisikI. Perkembangan Fisik
A. Perubahan Fisik
• Beberapa sistem tubuh menurun dengan pesat. Lansia
disertai dengan stess kronis, dapat menekan fungsi
kekebalan tubuh, membuat lansia dapat terkena infeksi
pernafasan.
• Perubahan lain yang penting yang dapat berdampak
pada kesehatan adalah turunnya reserve capasity.
• Setelah usia 30 tahun, pada dasarnya otak berkurang
beratnya, terus berkurang dengan cepat hingga usia 90
tahun, bisa kurang hingga 10%. Kurangnya berat otak
membuat berkurangnya neuron (sel saraf) dalam cerebral
cortex, yaitu bagian otak yang mengatasi hampir semua
tugas-tugas kognitif.
7. Bina Nusantara
• Beberapa lansia mengalami penurunan sensoris yang
tajam, sementara ada juga yang tidak mengalami
perubahan. Fungsi sensoris dan psikomotor yang dapat
mengalami penurunan : penglihatan (katarak, age-
related macular degeneration, glukoma), pendengaran,
kekuatan, ketahanan, keseimbangan, dan waktu reaksi.
• Merupakan hal yang normal bila lansia cenderung
kurang tidur dan mudah sekali terbangun. Namun
masalah tidur tersebut dapat berbahaya bila mengalami
insomnia kronis, karena bisa saja merupakan simptom
depresi.
• Dalam hal seksual, lansia masih dapat menikmati
ekspresi seksual dan juga memuaskan bila lansia dan
juga orang muda menganggap hal ini normal dan sehat.
8. Bina Nusantara
B. Kesehatan Fisik dan Mental
• Kesehatan yang buruk bukan konsekuensi yang tidak
dapat dielakkan pada lansia. Bisa saja lansia memiliki
kondisi kesehatan secara umum yang baik.
• 4 penyebab kematian pada lansia di Amerika Serikat :
penyakit jantung, kanker, stroke, dan penyakit
pernapasan bawah yang kronis. Pencegahan terhadap
penyakit-penyakit ini dapat dilakukan melalui gaya
hidup yang sehat.
• Keterbatasan kemampuan dan aktivitas lansia dapat
berupa : activities of daily living (ADLs) seperti
mengenakan pakaian, mandi, dsb, serta instrumental
activities of daily living (IADLs) seperti berbelanja, pergi
ke dokter seorang diri, dsb.
9. Bina Nusantara
• Masalah mental dan perilaku yang dapat dialami oleh
lansia, diantaranya : depresi, dementia (kemunduran
fungsi kognitif dan perilaku yang disebabkan oleh fisik)
penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson.
10. Bina Nusantara
II. Perkembangan KognitifII. Perkembangan Kognitif
A. Inteligensi/Kecerdasan
• Apakah kecerdasan lansia menurun ? tergantung
pada kemampuan yang diukur. Bisa saja ketika
pengukuran tidak memahami instruksi karena
keterbatasan pendengaran dan penglihatan. Sehingga
tes kecerdasan dengan batasan waktu sulit untuk
dilakukan pada lansia.
• Tes kecerdasan untuk lansia Wechsler Adult
Intelligence (WAIS). Cara lain yang dapat dilakukan
melalui dual-process model mengukur 2 dimensi
kecerdasan, yaitu mechanics of intelligence dan pragmatics of
intelligence. Cara untuk cope pada lansia selective
optimization with compensation (SOC).
11. Bina Nusantara
B. Memory/Ingatan
• Gagalnya mengingat sesuatu seringkali menjadi tanda
penuaan. Seperti halnya fungsi kognitif lainnya,
sebenarnya ingatan mengalami penurunan yang
perlahan dan sangat beragam kondisinya.
• Ingatan Jangka Pendek (STM) mengalami sedikit
penurunan pada sensory memory sedangkan
working memory mengalami penurunan yang
besar.
• Ingatan Jangka Panjang (LTM) episodic memory
mengalami kemunduran, semantic memory
mengalami penurunan yang kecil, dan procedural
memory tidak dipengaruhi oleh bertambahnya usia.
Priming dapat meningkatkan ketiga jenis LTM.
12. Bina Nusantara
C. Wisdom/Kearifan
• Penelitian wisdom terfokus pada :
social judgments/penilaian sosial prototipe
orang arif dan mencari kesamaan diantara mereka.
personality/kepribadian Jung dan Erikson
memandang wisdom sebagai puncak dari pertumbuhan
dan perkembangan ego sepanjang hidup
cognitive expertise/kemampuan kognitif
meliputi insight dan awareness
• Robert Sternberg bentuk khusus dari kecerdasan
praktis disertai aspek moral.
• Paul Bates dkk dual-process model yang melibatkan
wisdom dalam kecerdasan pragmatis (intelligence
pragmatics).
13. Bina Nusantara
III. Perkembangan PsikososialIII. Perkembangan Psikososial
A. Kepribadian
• Perubahan dan stabilitas kepribadian dapat diukur
melalui berbagai cara : average levels; within individuals;
rank-order comparisons.
• Kepribadian merupakan merupakan prediktor yang kuat
dari emosi dan kesejahteraan (well being) subyektif.
Dalam studi longitudinal, emosi negatif menurun seiring
dengan bertambahnya usia, sedangkan emosi positif
cenderung stabil hingga lansia kemudian menurun
secara bertahap.
14. Bina Nusantara
• Menurut Erikson, prestasi tertinggi pada lansia adalah
ego integrity atau integritas diri, sebuah prestasi yang
didasarkan pada refleksi hidupnya. Pada tahap ego
integrity vs despair lansia perlu evaluasi dan
menerima kehidupannya seperti mereka menerima
kematian. Virtue tahap ini : wisdom menerima
kehidupan yang telah dihidupi tanpa penyesalan.
B. Model Coping
• Coping pada lansia untuk memiliki kondisi kesehatan
mental yang positif, yaitu :
1. adaptive defenses
2. cognitive appraisal model, terdiri atas :
15. Bina Nusantara
a. problem focus coping
b. emotion focus coping proaktif, pasif
3. Selective optimization with compensation (SOC)
C. Model Lansia ‘Sukses’ dan ‘Optimal’
• 3 komponen utama lansia sukses : menghindari
penyakit atau disease-related disability, menjaga fungsi
kognitif dan fisik, serta keterlibatan aktif dalam sosial
dan aktivitas produktif.
• Disengagement theory hal yang normal lansia
menolak terlibat secara sosial dan lebih tertarik pada
diri sendiri
• Activity theory semakin aktif lansia, semakin
panjang umur
17. Bina Nusantara
Gaya Hidup dan Kehidupan SosialGaya Hidup dan Kehidupan Sosial
• Faktor orang melakukan pensiun adalah karena
kesehatan dan pertimbangan finansial.
• Pensiun bukanlah suatu peristiwa tunggal melainkan
proses.
• Continuity theory mengemukakan bahwa orang yang
menjaga aktivitasnya dan gaya hiudpnya sejak dini dapat
beradaptasi dengan baik.
• 3 pola gaya hidup : family-focused lifestyle,
balanced investment, dan serious leisure.
18. Bina Nusantara
• Di negara berkembang, lansia biasanya tinggal dengan
anaknya yang dewasa atau cucu. Lansia yang sudah
tidak memiliki pasangan lagi, biasanya tinggal dengan
anaknya, tinggal seorang diri, atau bahkan kemudian
tinggal di panti jompo.
• Mistreatment terhadap lansia terbagi dalam 6 kategori :
1. Physical abuse
2. Sexual abuse
3. Emotional atau psychological abuse
4. Financial atau material explotation
5. Neglect
6. Self-neglect
19. Bina Nusantara
Kehidupan Personal Lansia
• Semakin tua, para lansia tidak banyak menghabiskan
waktu dengan orang lain. Sebenarnya relasi sosial
dengan orang lain pada lansia tetaplah penting.
Beberapa keuntungan dari relasi sosial pada lansia :
a. Penurunan fungsi kognitif yang rendah
b. Dukungan emosi untuk menjada kepuasan hidup ketika
menghadapi stress dan trauma
c. Meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan
20. Bina Nusantara
Ragam Relasi pada LansiaRagam Relasi pada Lansia
• Perkawinan yang tetap langgeng hingga lansia dinilai
memiliki kepuasan yang lebih besar. Namun untuk
memperoleh perkawinan ini mengalami banyak
tantangan seperti kondisi fisik yang menurun dari
pasangan sehingga harus merawatnya dan dapat
mengalami isolasi.
• Lansia yang menjadi duda lebih banyak yang menikah
kembali daripada lansia yang menjadi janda.
• Lansia lebih banyak menghabiskan waktu bersama
dengan sahabatnya daripada dengan keluarganya.
21. Bina Nusantara
• Lansia bisa mendapatkan dukungan besar dari anaknya
seperti ia dulu merawat anaknya. Namun ada juga yang
mengalami depresi karena tidak ingin membebani anak.
• Biasanya pada periode lansia ini, cucu mereka sudah
semakin besar dan akhirnya mereka jarang bertemu.
Namun saat cucu dewasa dan menjadi orang tua,
mereka memiliki peran yang baru yaitu sebagai
kakek/nenek buyut.
22. Bina Nusantara
RangkumanRangkuman
• Perkembangan fisik seperti perubahan fisik, otak, fungsi
sensoris dan psikomotor banyak yang mengalami
penurunan. Namun ada juga lansia yang tidak
mengalami perubahan yang berarti.
• Lansia masih dapat menikmati ekspresi seksual dan
merasakan kepuasan dalam aktivitas seksual.
• 4 penyakit penyebab kematian lansia : penyakit jantung,
kanker, stroke, pernapasan bawah kronis.
Pencegahannya melalui gaya hidup sehat.
• Selain penyakit fisik, lansia bisa mengalami masalah
mental dan perilaku yang disebabkan oleh kondisi fisik
seperti dementia, Alzheimer, dan Parkinson.
23. Bina Nusantara
• Tidak bisa dikatakan bahwa kecerdasan pada lansia
pasti menurun, tergantung pada kemampuan apa yang
diukur.
• Pengukuran kecerdasan lansia dapat dilakukan melalui
Wechsler Adult Intelligence (WAIS) dan dual process
model.
• Ingatan Jangka Pendek (STM) baik sensory & working
memory mengalami penurunan. Sedangkan Ingatan
Jangka Panjang (LTM) mengalami penurunan yang
besar (episodic memory) dan kecil (semantic memory).
Namun tidak mengalami kemunduran pada procedural
memory.
24. Bina Nusantara
• Penelitian terhadap wisdom difokuskan pada 3 hal :
social judgments, personality, dan cognitif expertise.
• Beragam pandangan mengenai wisdom yang melibatkan
aspek inteligensi (Sternberg dan Bates dkk).
• Pada lansia, emosi negatif menurun sedangkan emosi
positif stabil namun akhirnya menurun secara bertahap.
• Tahap ego integrity vs despair menurut Erikson.
Keberhasilan meraih integritas diri dan penerimaan diri
memperoleh virtue : wisdom.
• Tahap kepribadian dari Erikson integrity vs despair,
menerima kehidupannya, virtue : wisdom.
• 3 besar cara coping : adaptive defenses, cognitive
appraisal model, dan Selective optimization with
compensation (SOC).
25. Bina Nusantara
• 3 pola gaya hidup lansia : family-focused lifestyle,
balanced investment, dan serious leisure.
• 6 kategori mistreatment terhadap lansia : physical
abuse, sexual abuse, emotional atau psychological
abuse, financial atau material explotation, neglect, dan
self-neglect
• Walaupun merasa sudah tua, para lansia tetap harus
menjalin relasi dengan orang lain karena dapat
mendukung fungsi kognitif, emosi, dan kesehatan.
• Lansia dapat memiliki kehidupan perkawinan yang
langgeng, menjadi duda-janda, menghabiskan waktu
lebih banyak dengan sahabat, tidak ingin membebani
anak, serta memiliki peran sebagai kakek-nenek atau
kakek-nenek buyut.