SlideShare a Scribd company logo
Periode Lanjut UsiaPeriode Lanjut Usia
(Late Adulthood)(Late Adulthood)
Pertemuan 12
Matakuliah : L0142/Psikologi Perkembangan
Tahun : 2007
Bina Nusantara
• Mahasiswa dapat menghubungkan aspek
perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial dengan
issue yang terkait pada periode lanjut usia
Tujuan PembelajaranTujuan Pembelajaran
3
Bina Nusantara
• Perkembangan fisik pada periode lanjut usia (late
adulthood)
• Perkembangan kognitif pada periode lanjut usia (late
adulthood)
• Perkembangan psikososial pada periode lanjut usia
(late adulthood)
Materi PembelajaranMateri Pembelajaran
4
Bina Nusantara
Usia LanjutUsia Lanjut
• Para peneliti lansia mengelompokkan lansia dalam 3
kelompok : young old  65-74 tahun, old old  75-84
tahun, dan oldest old  85 tahun ke atas.
• Klasifikasi yang lebih bermakna  functional age :
seberapa baik seseoang berfungsi dalam fisik dan
lingkungan sosial dibandingkan dengan orang lain pada
kronologi usia yang sama.
Bina Nusantara
I. Perkembangan FisikI. Perkembangan Fisik
A. Perubahan Fisik
• Beberapa sistem tubuh menurun dengan pesat. Lansia
disertai dengan stess kronis, dapat menekan fungsi
kekebalan tubuh, membuat lansia dapat terkena infeksi
pernafasan.
• Perubahan lain yang penting yang dapat berdampak
pada kesehatan adalah turunnya reserve capasity.
• Setelah usia 30 tahun, pada dasarnya otak berkurang
beratnya, terus berkurang dengan cepat hingga usia 90
tahun, bisa kurang hingga 10%. Kurangnya berat otak
membuat berkurangnya neuron (sel saraf) dalam cerebral
cortex, yaitu bagian otak yang mengatasi hampir semua
tugas-tugas kognitif.
Bina Nusantara
• Beberapa lansia mengalami penurunan sensoris yang
tajam, sementara ada juga yang tidak mengalami
perubahan. Fungsi sensoris dan psikomotor yang dapat
mengalami penurunan : penglihatan (katarak, age-
related macular degeneration, glukoma), pendengaran,
kekuatan, ketahanan, keseimbangan, dan waktu reaksi.
• Merupakan hal yang normal bila lansia cenderung
kurang tidur dan mudah sekali terbangun. Namun
masalah tidur tersebut dapat berbahaya bila mengalami
insomnia kronis, karena bisa saja merupakan simptom
depresi.
• Dalam hal seksual, lansia masih dapat menikmati
ekspresi seksual dan juga memuaskan bila lansia dan
juga orang muda menganggap hal ini normal dan sehat.
Bina Nusantara
B. Kesehatan Fisik dan Mental
• Kesehatan yang buruk bukan konsekuensi yang tidak
dapat dielakkan pada lansia. Bisa saja lansia memiliki
kondisi kesehatan secara umum yang baik.
• 4 penyebab kematian pada lansia di Amerika Serikat :
penyakit jantung, kanker, stroke, dan penyakit
pernapasan bawah yang kronis. Pencegahan terhadap
penyakit-penyakit ini dapat dilakukan melalui gaya
hidup yang sehat.
• Keterbatasan kemampuan dan aktivitas lansia dapat
berupa : activities of daily living (ADLs) seperti
mengenakan pakaian, mandi, dsb, serta instrumental
activities of daily living (IADLs) seperti berbelanja, pergi
ke dokter seorang diri, dsb.
Bina Nusantara
• Masalah mental dan perilaku yang dapat dialami oleh
lansia, diantaranya : depresi, dementia (kemunduran
fungsi kognitif dan perilaku yang disebabkan oleh fisik)
penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson.
Bina Nusantara
II. Perkembangan KognitifII. Perkembangan Kognitif
A. Inteligensi/Kecerdasan
• Apakah kecerdasan lansia menurun ?  tergantung
pada kemampuan yang diukur. Bisa saja ketika
pengukuran tidak memahami instruksi karena
keterbatasan pendengaran dan penglihatan. Sehingga
tes kecerdasan dengan batasan waktu sulit untuk
dilakukan pada lansia.
• Tes kecerdasan untuk lansia  Wechsler Adult
Intelligence (WAIS). Cara lain yang dapat dilakukan
melalui dual-process model  mengukur 2 dimensi
kecerdasan, yaitu mechanics of intelligence dan pragmatics of
intelligence. Cara untuk cope pada lansia  selective
optimization with compensation (SOC).
Bina Nusantara
B. Memory/Ingatan
• Gagalnya mengingat sesuatu seringkali menjadi tanda
penuaan. Seperti halnya fungsi kognitif lainnya,
sebenarnya ingatan mengalami penurunan yang
perlahan dan sangat beragam kondisinya.
• Ingatan Jangka Pendek (STM)  mengalami sedikit
penurunan pada sensory memory sedangkan
working memory mengalami penurunan yang
besar.
• Ingatan Jangka Panjang (LTM)  episodic memory
mengalami kemunduran, semantic memory
mengalami penurunan yang kecil, dan procedural
memory tidak dipengaruhi oleh bertambahnya usia.
Priming dapat meningkatkan ketiga jenis LTM.
Bina Nusantara
C. Wisdom/Kearifan
• Penelitian wisdom terfokus pada :
social judgments/penilaian sosial  prototipe
orang arif dan mencari kesamaan diantara mereka.
personality/kepribadian  Jung dan Erikson
memandang wisdom sebagai puncak dari pertumbuhan
dan perkembangan ego sepanjang hidup
cognitive expertise/kemampuan kognitif 
meliputi insight dan awareness
• Robert Sternberg  bentuk khusus dari kecerdasan
praktis disertai aspek moral.
• Paul Bates dkk  dual-process model yang melibatkan
wisdom dalam kecerdasan pragmatis (intelligence
pragmatics).
Bina Nusantara
III. Perkembangan PsikososialIII. Perkembangan Psikososial
A. Kepribadian
• Perubahan dan stabilitas kepribadian dapat diukur
melalui berbagai cara : average levels; within individuals;
rank-order comparisons.
• Kepribadian merupakan merupakan prediktor yang kuat
dari emosi dan kesejahteraan (well being) subyektif.
Dalam studi longitudinal, emosi negatif menurun seiring
dengan bertambahnya usia, sedangkan emosi positif
cenderung stabil hingga lansia kemudian menurun
secara bertahap.
Bina Nusantara
• Menurut Erikson, prestasi tertinggi pada lansia adalah
ego integrity atau integritas diri, sebuah prestasi yang
didasarkan pada refleksi hidupnya. Pada tahap ego
integrity vs despair  lansia perlu evaluasi dan
menerima kehidupannya seperti mereka menerima
kematian. Virtue tahap ini : wisdom  menerima
kehidupan yang telah dihidupi tanpa penyesalan.
B. Model Coping
• Coping pada lansia untuk memiliki kondisi kesehatan
mental yang positif, yaitu :
1. adaptive defenses
2. cognitive appraisal model, terdiri atas :
Bina Nusantara
a. problem focus coping
b. emotion focus coping  proaktif, pasif
3. Selective optimization with compensation (SOC)
C. Model Lansia ‘Sukses’ dan ‘Optimal’
• 3 komponen utama lansia sukses : menghindari
penyakit atau disease-related disability, menjaga fungsi
kognitif dan fisik, serta keterlibatan aktif dalam sosial
dan aktivitas produktif.
• Disengagement theory  hal yang normal lansia
menolak terlibat secara sosial dan lebih tertarik pada
diri sendiri
• Activity theory  semakin aktif lansia, semakin
panjang umur
Bina Nusantara
• Continuity theory  orang perlu untuk menjaga
hubungan antara masa lalu dan masa kini.
Bina Nusantara
Gaya Hidup dan Kehidupan SosialGaya Hidup dan Kehidupan Sosial
• Faktor orang melakukan pensiun adalah karena
kesehatan dan pertimbangan finansial.
• Pensiun bukanlah suatu peristiwa tunggal melainkan
proses.
• Continuity theory mengemukakan bahwa orang yang
menjaga aktivitasnya dan gaya hiudpnya sejak dini dapat
beradaptasi dengan baik.
• 3 pola gaya hidup : family-focused lifestyle,
balanced investment, dan serious leisure.
Bina Nusantara
• Di negara berkembang, lansia biasanya tinggal dengan
anaknya yang dewasa atau cucu. Lansia yang sudah
tidak memiliki pasangan lagi, biasanya tinggal dengan
anaknya, tinggal seorang diri, atau bahkan kemudian
tinggal di panti jompo.
• Mistreatment terhadap lansia terbagi dalam 6 kategori :
1. Physical abuse
2. Sexual abuse
3. Emotional atau psychological abuse
4. Financial atau material explotation
5. Neglect
6. Self-neglect
Bina Nusantara
Kehidupan Personal Lansia
• Semakin tua, para lansia tidak banyak menghabiskan
waktu dengan orang lain. Sebenarnya relasi sosial
dengan orang lain pada lansia tetaplah penting.
Beberapa keuntungan dari relasi sosial pada lansia :
a. Penurunan fungsi kognitif yang rendah
b. Dukungan emosi untuk menjada kepuasan hidup ketika
menghadapi stress dan trauma
c. Meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan
Bina Nusantara
Ragam Relasi pada LansiaRagam Relasi pada Lansia
• Perkawinan yang tetap langgeng hingga lansia dinilai
memiliki kepuasan yang lebih besar. Namun untuk
memperoleh perkawinan ini mengalami banyak
tantangan seperti kondisi fisik yang menurun dari
pasangan sehingga harus merawatnya dan dapat
mengalami isolasi.
• Lansia yang menjadi duda lebih banyak yang menikah
kembali daripada lansia yang menjadi janda.
• Lansia lebih banyak menghabiskan waktu bersama
dengan sahabatnya daripada dengan keluarganya.
Bina Nusantara
• Lansia bisa mendapatkan dukungan besar dari anaknya
seperti ia dulu merawat anaknya. Namun ada juga yang
mengalami depresi karena tidak ingin membebani anak.
• Biasanya pada periode lansia ini, cucu mereka sudah
semakin besar dan akhirnya mereka jarang bertemu.
Namun saat cucu dewasa dan menjadi orang tua,
mereka memiliki peran yang baru yaitu sebagai
kakek/nenek buyut.
Bina Nusantara
RangkumanRangkuman
• Perkembangan fisik seperti perubahan fisik, otak, fungsi
sensoris dan psikomotor banyak yang mengalami
penurunan. Namun ada juga lansia yang tidak
mengalami perubahan yang berarti.
• Lansia masih dapat menikmati ekspresi seksual dan
merasakan kepuasan dalam aktivitas seksual.
• 4 penyakit penyebab kematian lansia : penyakit jantung,
kanker, stroke, pernapasan bawah kronis.
Pencegahannya melalui gaya hidup sehat.
• Selain penyakit fisik, lansia bisa mengalami masalah
mental dan perilaku yang disebabkan oleh kondisi fisik
seperti dementia, Alzheimer, dan Parkinson.
Bina Nusantara
• Tidak bisa dikatakan bahwa kecerdasan pada lansia
pasti menurun, tergantung pada kemampuan apa yang
diukur.
• Pengukuran kecerdasan lansia dapat dilakukan melalui
Wechsler Adult Intelligence (WAIS) dan dual process
model.
• Ingatan Jangka Pendek (STM) baik sensory & working
memory mengalami penurunan. Sedangkan Ingatan
Jangka Panjang (LTM) mengalami penurunan yang
besar (episodic memory) dan kecil (semantic memory).
Namun tidak mengalami kemunduran pada procedural
memory.
Bina Nusantara
• Penelitian terhadap wisdom difokuskan pada 3 hal :
social judgments, personality, dan cognitif expertise.
• Beragam pandangan mengenai wisdom yang melibatkan
aspek inteligensi (Sternberg dan Bates dkk).
• Pada lansia, emosi negatif menurun sedangkan emosi
positif stabil namun akhirnya menurun secara bertahap.
• Tahap ego integrity vs despair menurut Erikson.
Keberhasilan meraih integritas diri dan penerimaan diri
memperoleh virtue : wisdom.
• Tahap kepribadian dari Erikson  integrity vs despair,
menerima kehidupannya, virtue : wisdom.
• 3 besar cara coping : adaptive defenses, cognitive
appraisal model, dan Selective optimization with
compensation (SOC).
Bina Nusantara
• 3 pola gaya hidup lansia : family-focused lifestyle,
balanced investment, dan serious leisure.
• 6 kategori mistreatment terhadap lansia : physical
abuse, sexual abuse, emotional atau psychological
abuse, financial atau material explotation, neglect, dan
self-neglect
• Walaupun merasa sudah tua, para lansia tetap harus
menjalin relasi dengan orang lain karena dapat
mendukung fungsi kognitif, emosi, dan kesehatan.
• Lansia dapat memiliki kehidupan perkawinan yang
langgeng, menjadi duda-janda, menghabiskan waktu
lebih banyak dengan sahabat, tidak ingin membebani
anak, serta memiliki peran sebagai kakek-nenek atau
kakek-nenek buyut.

More Related Content

What's hot

Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
Faris Andrianto
 
Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia
stikesby kebidanan
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
pjj_kemenkes
 
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar PernikahanPermasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
ajengseptiana
 
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Ikha Mardiyah
 
Asuhan keperawatan kesehatan kerja
Asuhan keperawatan kesehatan kerjaAsuhan keperawatan kesehatan kerja
Asuhan keperawatan kesehatan kerja
Tedylesmana Pribadi
 
Proses degeneratif siti hamriati
Proses degeneratif siti hamriatiProses degeneratif siti hamriati
Proses degeneratif siti hamriati
Septian Muna Barakati
 
Remaja dan seksualitas
Remaja dan seksualitasRemaja dan seksualitas
Remaja dan seksualitas
Intan Juniarti
 
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikBiopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
pjj_kemenkes
 
Konsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiKonsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksi
Asih Astuti
 
Prinsip pemberian medikasi
Prinsip pemberian medikasiPrinsip pemberian medikasi
Prinsip pemberian medikasi
Amalia Senja
 
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontikKonsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
Candra Wiguna
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
Widiastutiwiwi
 
Ppt klp 2, roy's theory
Ppt klp 2, roy's theoryPpt klp 2, roy's theory
Ppt klp 2, roy's theory
dara72
 
Stress dan adaptasi
Stress dan adaptasiStress dan adaptasi
Stress dan adaptasi
Ratna Widiastuti
 
[1] konsep penyakit kronis
[1] konsep penyakit kronis[1] konsep penyakit kronis
[1] konsep penyakit kronis
Lambung Mangkurat University
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
Ulfa Pradipta
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Muhammad Awaludin
 
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROYAplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Arni Arnotz
 

What's hot (20)

Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
 
Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
 
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar PernikahanPermasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
 
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
 
Asuhan keperawatan kesehatan kerja
Asuhan keperawatan kesehatan kerjaAsuhan keperawatan kesehatan kerja
Asuhan keperawatan kesehatan kerja
 
Proses degeneratif siti hamriati
Proses degeneratif siti hamriatiProses degeneratif siti hamriati
Proses degeneratif siti hamriati
 
Remaja dan seksualitas
Remaja dan seksualitasRemaja dan seksualitas
Remaja dan seksualitas
 
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikBiopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
 
Konsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiKonsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksi
 
Prinsip pemberian medikasi
Prinsip pemberian medikasiPrinsip pemberian medikasi
Prinsip pemberian medikasi
 
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontikKonsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
 
Ppt klp 2, roy's theory
Ppt klp 2, roy's theoryPpt klp 2, roy's theory
Ppt klp 2, roy's theory
 
Stress dan adaptasi
Stress dan adaptasiStress dan adaptasi
Stress dan adaptasi
 
[1] konsep penyakit kronis
[1] konsep penyakit kronis[1] konsep penyakit kronis
[1] konsep penyakit kronis
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan ReproduksiKonsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
 
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROYAplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
 

Similar to Periode lanjut usia

Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganAinul Mukarrob
 
2h
2h2h
Psikososial kom
Psikososial komPsikososial kom
Psikososial kom
Veggy Septian Ellitha
 
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.pptperubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
MuhammadIzwarHadi
 
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansia
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansiaPresentase askep-gangguan-psikososial-lansia
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansiaReza Fazaki
 
K26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptx
K26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptxK26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptx
K26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptx
NandaAndhyka1
 
Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontik
KhairulAnwar237
 
Konseling untuk masa dewasa
Konseling untuk masa dewasaKonseling untuk masa dewasa
Konseling untuk masa dewasaiirstanty
 
Konseling untuk dewasa keperawatan
Konseling untuk dewasa keperawatanKonseling untuk dewasa keperawatan
Konseling untuk dewasa keperawatan
Uchiha Tio
 
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptxPerkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
BellaDwiLestari2
 
GERONTIK.ppt
GERONTIK.pptGERONTIK.ppt
GERONTIK.ppt
JokoSriPujianto
 
Lansia
LansiaLansia
PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA
PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA
PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA Kadiri University
 
Askep jadi lansia yani
Askep jadi lansia yaniAskep jadi lansia yani
Askep jadi lansia yani
Operator Warnet Vast Raha
 
Bu henik komunitas lansia 2- NRB IV
Bu henik komunitas lansia 2- NRB IVBu henik komunitas lansia 2- NRB IV
Bu henik komunitas lansia 2- NRB IV
Kadiri University
 
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usiaPsikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
AlmazCappucino
 
Pengertian
PengertianPengertian
Pengertian
AIC
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
elmakrufi
 
MENCEGAH GANGGUAN MENTAL LANSIA-dr.Jenny Maria Carolina,SpKJ .pdf
MENCEGAH GANGGUAN MENTAL LANSIA-dr.Jenny Maria Carolina,SpKJ  .pdfMENCEGAH GANGGUAN MENTAL LANSIA-dr.Jenny Maria Carolina,SpKJ  .pdf
MENCEGAH GANGGUAN MENTAL LANSIA-dr.Jenny Maria Carolina,SpKJ .pdf
Anonymous7jvQWDndVa
 

Similar to Periode lanjut usia (20)

Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembangan
 
2h
2h2h
2h
 
Psikososial kom
Psikososial komPsikososial kom
Psikososial kom
 
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.pptperubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
 
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansia
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansiaPresentase askep-gangguan-psikososial-lansia
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansia
 
K26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptx
K26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptxK26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptx
K26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptx
 
Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontik
 
Konseling untuk masa dewasa
Konseling untuk masa dewasaKonseling untuk masa dewasa
Konseling untuk masa dewasa
 
Konseling untuk dewasa keperawatan
Konseling untuk dewasa keperawatanKonseling untuk dewasa keperawatan
Konseling untuk dewasa keperawatan
 
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptxPerkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
 
GERONTIK.ppt
GERONTIK.pptGERONTIK.ppt
GERONTIK.ppt
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 
PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA
PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA
PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA
 
Askep jadi lansia yani
Askep jadi lansia yaniAskep jadi lansia yani
Askep jadi lansia yani
 
Bu henik komunitas lansia 2- NRB IV
Bu henik komunitas lansia 2- NRB IVBu henik komunitas lansia 2- NRB IV
Bu henik komunitas lansia 2- NRB IV
 
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usiaPsikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
 
Pengertian
PengertianPengertian
Pengertian
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 
MENCEGAH GANGGUAN MENTAL LANSIA-dr.Jenny Maria Carolina,SpKJ .pdf
MENCEGAH GANGGUAN MENTAL LANSIA-dr.Jenny Maria Carolina,SpKJ  .pdfMENCEGAH GANGGUAN MENTAL LANSIA-dr.Jenny Maria Carolina,SpKJ  .pdf
MENCEGAH GANGGUAN MENTAL LANSIA-dr.Jenny Maria Carolina,SpKJ .pdf
 
Masa Usia Lanjut
Masa Usia LanjutMasa Usia Lanjut
Masa Usia Lanjut
 

Recently uploaded

PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 

Recently uploaded (20)

PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 

Periode lanjut usia

  • 1.
  • 2. Periode Lanjut UsiaPeriode Lanjut Usia (Late Adulthood)(Late Adulthood) Pertemuan 12 Matakuliah : L0142/Psikologi Perkembangan Tahun : 2007
  • 3. Bina Nusantara • Mahasiswa dapat menghubungkan aspek perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial dengan issue yang terkait pada periode lanjut usia Tujuan PembelajaranTujuan Pembelajaran 3
  • 4. Bina Nusantara • Perkembangan fisik pada periode lanjut usia (late adulthood) • Perkembangan kognitif pada periode lanjut usia (late adulthood) • Perkembangan psikososial pada periode lanjut usia (late adulthood) Materi PembelajaranMateri Pembelajaran 4
  • 5. Bina Nusantara Usia LanjutUsia Lanjut • Para peneliti lansia mengelompokkan lansia dalam 3 kelompok : young old  65-74 tahun, old old  75-84 tahun, dan oldest old  85 tahun ke atas. • Klasifikasi yang lebih bermakna  functional age : seberapa baik seseoang berfungsi dalam fisik dan lingkungan sosial dibandingkan dengan orang lain pada kronologi usia yang sama.
  • 6. Bina Nusantara I. Perkembangan FisikI. Perkembangan Fisik A. Perubahan Fisik • Beberapa sistem tubuh menurun dengan pesat. Lansia disertai dengan stess kronis, dapat menekan fungsi kekebalan tubuh, membuat lansia dapat terkena infeksi pernafasan. • Perubahan lain yang penting yang dapat berdampak pada kesehatan adalah turunnya reserve capasity. • Setelah usia 30 tahun, pada dasarnya otak berkurang beratnya, terus berkurang dengan cepat hingga usia 90 tahun, bisa kurang hingga 10%. Kurangnya berat otak membuat berkurangnya neuron (sel saraf) dalam cerebral cortex, yaitu bagian otak yang mengatasi hampir semua tugas-tugas kognitif.
  • 7. Bina Nusantara • Beberapa lansia mengalami penurunan sensoris yang tajam, sementara ada juga yang tidak mengalami perubahan. Fungsi sensoris dan psikomotor yang dapat mengalami penurunan : penglihatan (katarak, age- related macular degeneration, glukoma), pendengaran, kekuatan, ketahanan, keseimbangan, dan waktu reaksi. • Merupakan hal yang normal bila lansia cenderung kurang tidur dan mudah sekali terbangun. Namun masalah tidur tersebut dapat berbahaya bila mengalami insomnia kronis, karena bisa saja merupakan simptom depresi. • Dalam hal seksual, lansia masih dapat menikmati ekspresi seksual dan juga memuaskan bila lansia dan juga orang muda menganggap hal ini normal dan sehat.
  • 8. Bina Nusantara B. Kesehatan Fisik dan Mental • Kesehatan yang buruk bukan konsekuensi yang tidak dapat dielakkan pada lansia. Bisa saja lansia memiliki kondisi kesehatan secara umum yang baik. • 4 penyebab kematian pada lansia di Amerika Serikat : penyakit jantung, kanker, stroke, dan penyakit pernapasan bawah yang kronis. Pencegahan terhadap penyakit-penyakit ini dapat dilakukan melalui gaya hidup yang sehat. • Keterbatasan kemampuan dan aktivitas lansia dapat berupa : activities of daily living (ADLs) seperti mengenakan pakaian, mandi, dsb, serta instrumental activities of daily living (IADLs) seperti berbelanja, pergi ke dokter seorang diri, dsb.
  • 9. Bina Nusantara • Masalah mental dan perilaku yang dapat dialami oleh lansia, diantaranya : depresi, dementia (kemunduran fungsi kognitif dan perilaku yang disebabkan oleh fisik) penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson.
  • 10. Bina Nusantara II. Perkembangan KognitifII. Perkembangan Kognitif A. Inteligensi/Kecerdasan • Apakah kecerdasan lansia menurun ?  tergantung pada kemampuan yang diukur. Bisa saja ketika pengukuran tidak memahami instruksi karena keterbatasan pendengaran dan penglihatan. Sehingga tes kecerdasan dengan batasan waktu sulit untuk dilakukan pada lansia. • Tes kecerdasan untuk lansia  Wechsler Adult Intelligence (WAIS). Cara lain yang dapat dilakukan melalui dual-process model  mengukur 2 dimensi kecerdasan, yaitu mechanics of intelligence dan pragmatics of intelligence. Cara untuk cope pada lansia  selective optimization with compensation (SOC).
  • 11. Bina Nusantara B. Memory/Ingatan • Gagalnya mengingat sesuatu seringkali menjadi tanda penuaan. Seperti halnya fungsi kognitif lainnya, sebenarnya ingatan mengalami penurunan yang perlahan dan sangat beragam kondisinya. • Ingatan Jangka Pendek (STM)  mengalami sedikit penurunan pada sensory memory sedangkan working memory mengalami penurunan yang besar. • Ingatan Jangka Panjang (LTM)  episodic memory mengalami kemunduran, semantic memory mengalami penurunan yang kecil, dan procedural memory tidak dipengaruhi oleh bertambahnya usia. Priming dapat meningkatkan ketiga jenis LTM.
  • 12. Bina Nusantara C. Wisdom/Kearifan • Penelitian wisdom terfokus pada : social judgments/penilaian sosial  prototipe orang arif dan mencari kesamaan diantara mereka. personality/kepribadian  Jung dan Erikson memandang wisdom sebagai puncak dari pertumbuhan dan perkembangan ego sepanjang hidup cognitive expertise/kemampuan kognitif  meliputi insight dan awareness • Robert Sternberg  bentuk khusus dari kecerdasan praktis disertai aspek moral. • Paul Bates dkk  dual-process model yang melibatkan wisdom dalam kecerdasan pragmatis (intelligence pragmatics).
  • 13. Bina Nusantara III. Perkembangan PsikososialIII. Perkembangan Psikososial A. Kepribadian • Perubahan dan stabilitas kepribadian dapat diukur melalui berbagai cara : average levels; within individuals; rank-order comparisons. • Kepribadian merupakan merupakan prediktor yang kuat dari emosi dan kesejahteraan (well being) subyektif. Dalam studi longitudinal, emosi negatif menurun seiring dengan bertambahnya usia, sedangkan emosi positif cenderung stabil hingga lansia kemudian menurun secara bertahap.
  • 14. Bina Nusantara • Menurut Erikson, prestasi tertinggi pada lansia adalah ego integrity atau integritas diri, sebuah prestasi yang didasarkan pada refleksi hidupnya. Pada tahap ego integrity vs despair  lansia perlu evaluasi dan menerima kehidupannya seperti mereka menerima kematian. Virtue tahap ini : wisdom  menerima kehidupan yang telah dihidupi tanpa penyesalan. B. Model Coping • Coping pada lansia untuk memiliki kondisi kesehatan mental yang positif, yaitu : 1. adaptive defenses 2. cognitive appraisal model, terdiri atas :
  • 15. Bina Nusantara a. problem focus coping b. emotion focus coping  proaktif, pasif 3. Selective optimization with compensation (SOC) C. Model Lansia ‘Sukses’ dan ‘Optimal’ • 3 komponen utama lansia sukses : menghindari penyakit atau disease-related disability, menjaga fungsi kognitif dan fisik, serta keterlibatan aktif dalam sosial dan aktivitas produktif. • Disengagement theory  hal yang normal lansia menolak terlibat secara sosial dan lebih tertarik pada diri sendiri • Activity theory  semakin aktif lansia, semakin panjang umur
  • 16. Bina Nusantara • Continuity theory  orang perlu untuk menjaga hubungan antara masa lalu dan masa kini.
  • 17. Bina Nusantara Gaya Hidup dan Kehidupan SosialGaya Hidup dan Kehidupan Sosial • Faktor orang melakukan pensiun adalah karena kesehatan dan pertimbangan finansial. • Pensiun bukanlah suatu peristiwa tunggal melainkan proses. • Continuity theory mengemukakan bahwa orang yang menjaga aktivitasnya dan gaya hiudpnya sejak dini dapat beradaptasi dengan baik. • 3 pola gaya hidup : family-focused lifestyle, balanced investment, dan serious leisure.
  • 18. Bina Nusantara • Di negara berkembang, lansia biasanya tinggal dengan anaknya yang dewasa atau cucu. Lansia yang sudah tidak memiliki pasangan lagi, biasanya tinggal dengan anaknya, tinggal seorang diri, atau bahkan kemudian tinggal di panti jompo. • Mistreatment terhadap lansia terbagi dalam 6 kategori : 1. Physical abuse 2. Sexual abuse 3. Emotional atau psychological abuse 4. Financial atau material explotation 5. Neglect 6. Self-neglect
  • 19. Bina Nusantara Kehidupan Personal Lansia • Semakin tua, para lansia tidak banyak menghabiskan waktu dengan orang lain. Sebenarnya relasi sosial dengan orang lain pada lansia tetaplah penting. Beberapa keuntungan dari relasi sosial pada lansia : a. Penurunan fungsi kognitif yang rendah b. Dukungan emosi untuk menjada kepuasan hidup ketika menghadapi stress dan trauma c. Meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan
  • 20. Bina Nusantara Ragam Relasi pada LansiaRagam Relasi pada Lansia • Perkawinan yang tetap langgeng hingga lansia dinilai memiliki kepuasan yang lebih besar. Namun untuk memperoleh perkawinan ini mengalami banyak tantangan seperti kondisi fisik yang menurun dari pasangan sehingga harus merawatnya dan dapat mengalami isolasi. • Lansia yang menjadi duda lebih banyak yang menikah kembali daripada lansia yang menjadi janda. • Lansia lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan sahabatnya daripada dengan keluarganya.
  • 21. Bina Nusantara • Lansia bisa mendapatkan dukungan besar dari anaknya seperti ia dulu merawat anaknya. Namun ada juga yang mengalami depresi karena tidak ingin membebani anak. • Biasanya pada periode lansia ini, cucu mereka sudah semakin besar dan akhirnya mereka jarang bertemu. Namun saat cucu dewasa dan menjadi orang tua, mereka memiliki peran yang baru yaitu sebagai kakek/nenek buyut.
  • 22. Bina Nusantara RangkumanRangkuman • Perkembangan fisik seperti perubahan fisik, otak, fungsi sensoris dan psikomotor banyak yang mengalami penurunan. Namun ada juga lansia yang tidak mengalami perubahan yang berarti. • Lansia masih dapat menikmati ekspresi seksual dan merasakan kepuasan dalam aktivitas seksual. • 4 penyakit penyebab kematian lansia : penyakit jantung, kanker, stroke, pernapasan bawah kronis. Pencegahannya melalui gaya hidup sehat. • Selain penyakit fisik, lansia bisa mengalami masalah mental dan perilaku yang disebabkan oleh kondisi fisik seperti dementia, Alzheimer, dan Parkinson.
  • 23. Bina Nusantara • Tidak bisa dikatakan bahwa kecerdasan pada lansia pasti menurun, tergantung pada kemampuan apa yang diukur. • Pengukuran kecerdasan lansia dapat dilakukan melalui Wechsler Adult Intelligence (WAIS) dan dual process model. • Ingatan Jangka Pendek (STM) baik sensory & working memory mengalami penurunan. Sedangkan Ingatan Jangka Panjang (LTM) mengalami penurunan yang besar (episodic memory) dan kecil (semantic memory). Namun tidak mengalami kemunduran pada procedural memory.
  • 24. Bina Nusantara • Penelitian terhadap wisdom difokuskan pada 3 hal : social judgments, personality, dan cognitif expertise. • Beragam pandangan mengenai wisdom yang melibatkan aspek inteligensi (Sternberg dan Bates dkk). • Pada lansia, emosi negatif menurun sedangkan emosi positif stabil namun akhirnya menurun secara bertahap. • Tahap ego integrity vs despair menurut Erikson. Keberhasilan meraih integritas diri dan penerimaan diri memperoleh virtue : wisdom. • Tahap kepribadian dari Erikson  integrity vs despair, menerima kehidupannya, virtue : wisdom. • 3 besar cara coping : adaptive defenses, cognitive appraisal model, dan Selective optimization with compensation (SOC).
  • 25. Bina Nusantara • 3 pola gaya hidup lansia : family-focused lifestyle, balanced investment, dan serious leisure. • 6 kategori mistreatment terhadap lansia : physical abuse, sexual abuse, emotional atau psychological abuse, financial atau material explotation, neglect, dan self-neglect • Walaupun merasa sudah tua, para lansia tetap harus menjalin relasi dengan orang lain karena dapat mendukung fungsi kognitif, emosi, dan kesehatan. • Lansia dapat memiliki kehidupan perkawinan yang langgeng, menjadi duda-janda, menghabiskan waktu lebih banyak dengan sahabat, tidak ingin membebani anak, serta memiliki peran sebagai kakek-nenek atau kakek-nenek buyut.