DERMATOSIS
ERITROSKUAMOSA
Departemen/ KSM Dermatologi dan Venereologi
RSUP Sanglah/ FK Unud
2021
Audrey Rachel Wijaya 2002612134
Putu Srinata Dampati 2002612116
Nicole Anne Teng Ai Ming 2002612128
KELOMPOK 4
Dermatosis Eritroskuamosa adalah penyakit
kulit yang terutama ditandai dengan adanya
eritema dan skuama
1. Psoriasis
2. Parapsoriasis
3. Pitiriasis Rosea 6. Lichen Planus
5. Eritroderma
4. Dermatitis
Seboroik
PSORIASIS
SKDI 3A
➔ Penyakit peradangan peradangan
kulit yang bersifat kronis dengan
karakteristik berupa plak eritematosa
berbatas tegas, skuama kasar,
berlapis, dan berwarna putih
keperakan, disertai fenomena bercak
lilin, tanda Auspitz dan fenomena
Koebner.
➔ Bersifat kronis dan rekuren
➔ Menimbulkan gangguan kosmetik
dan penurunan kualitas hidup
Definisi
1. Faktor genetik
Ada tidaknya riwayat orang tua
2. Faktor imunologi
Defek genetik  limfosit T, APC, keratinosit
Hiperproliferasi dan gangguan diferensiasi keratinosit epidermal, hiperaktivasi sel
inflamasi seperti sel T, sel dendritik, atau neutrofil, dan peningkatan angiogenesis
di dermis
3. Faktor pencetus lainnya
Trauma, infeksi, psikologis, obat
Etiopatogenesis
Gambaran Klinis
• Predileksi : skalp, perbatasan skalp dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor (siku
& lutut), lumbosakral
• Karakteristik :
1. Lesi berbatas tegas,
2. Scale berwarna keperakan, kasar, dan berlapis di permukaan lesi
3. Kulit eritema, berlekuk di bawah scale berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih
transparan
4. Auspitz sign (+)
• Koebner phenomenon ditemukan pada 20% kasus
Bentuk Klinis
Psoriasis Vulgaris
berbentuk plak
Psoriasis Gutata
diameter lesi ≤ 1 cm, diinfeksi oleh
Streptococcus, influenza, morbili
Psoriasis Inversa
predileksi di daerah fleksor
Bentuk Klinis
Psoriasis Seboroik
skuama agak berminyak & lunak
Psoriasis Eksudatif
lesi eksudatif
Psoriasis Pustulosa
generalisata : pustul miliar pada plak
edematosa & eritematosa
Bentuk Klinis
Psoriasis Pustulosa
palmoplantar : kelompok pustul kecil steril &
dalam, diatas kulit eritema, gatal
Eritroderma Psoriatik
eritema & skuama tebal universal
Pemeriksaan Penunjang
Histopatologi
• Hiperkeratosis: penebalan stratum korneum
• Parakeratosis: penebalan str korneum & ini-inti
masih terlihta
• Akantosis: str spinosum menebal
• Abses Munro: akumulasi netrofil piknotis pada str
korneum
• Papilomatosis: papil melebar & memanjang
• Vasodilatasi sub epidermal
PASI (PSORIASIS AREA AND SEVERITY INDEX)
• Badan dibagi 4 kuadran dengan bobot
Kepala (K=0.1), Badan (B=0.3), Ekstremitas Atas (EA=0.2), Ekstremitas
Bawah (EB=0.4)
• Area (A) yang terlibat diberi bobot
Tidak ada=0, < 10%=1, 10-30%=2, 30-50%=3, 50-70%=4, 70-
90%=5, 90- 100%=6
• Keparahan (S) diberi gradasi 0-4
• Gejala klinis : Eritema (E), Infiltrat (I), Deskuamasi (D)
PASI = 0.1(EK+IK+DK)AK + 0.3(EB+IB+DB)AB + 0.2(EEA+IEA+DEA)AEA
+ 0.4 (EEB+IEB+DEB)AEB
Psoriasis memiliki gambaran spesifik berupa plak eritematosa dengan skuama yang memiliki gambaran
mirip dengan dermatosis
Beberapa contoh diagnosis banding psoriasis
Diagnosis Banding
Diagnosis Diagnosis Banding
Plakat dermatitis numularis atau neurodermatitis, tinea korporis, liken planus, LE, parapsoriasis,
CTCL.
Fleksural dermatitis seboroik, dermatitis popok, tinea kruris, kandidosis
Gutata Pitiriasis rosea, dermatits numularis, erupsi obat, parapsoriasis, CTCL
Eritroderma Dermatitis atopik, dermatitis seboroik, OKA, erupsi obat, PRP, Pitiriasis rosea,
fotosensitivitas, CTCL, limfoma kutis
Kuku Tinea ungium, kandidosis, traumatik onikolisis, liken planus
Skalp Dermatitis seboroik, tinea kapitis, PRP, eritroderma, LE, karsinoma Bowen
Palmoplantar Dermatitis tangan, OKA, tinea, S11 , skabies, limfoma kuits
● Topikal
○ Salep campuran asam salisilat 2-5% dan coal tar 5%
○ Desoximetason 0,25% atau betametason 0,1% (ointment) Fototerapi: NB-UVB
● Terapi sistemik
○ Lini pertama: metotreksat 7,5 - 15 mg/minggu, terbagi dalam 3 dosis @12 jam
selama 4-6 minggu, disertai pemberian asam folat
○ Lini kedua: siklosporin 5 mg/kg @24 jam, mikofenolat mofetil 30-40 mg/kg/hari
@12 jam
Pengobatan berdasarkan luas dan letak area yang terkena, problem kesehatan dan
pengobatan lain:
• Lesi < 5% luas tubuh  obat topikal
🡪
• Lesi 5-10% luas tubuh  obat topikal + fototerapi/obat sistemik
• Lesi > 10% luas tubuh  fototerapi atau obat sistemik
Terapi
PARAPSORIASIS
SKDI 4
➔ Belum diketahui penyebabnya, pada
umumnya tanpa keluhan
➔ kelainan kulit terutama terdiri atas
eritema dan skuama, berkembang
perlahan dan perjalanan kronik.
Pendahuluan
Klasifikasi dan Gejala Klinis
1. Parapsoriasis Gutata
terjadi pada dewasa muda terutama pada laki-laki, sembuh spontan
• Ruam : papul miliar& lentikular, eritema& skuama, hemorhagik, kadang berkonfluensi,
umumnya simetrik
• Predileksi : badan, lengan atas dan paha
2. Parapsoriasis Variegate
• Predileksi : badan, bahu, dan tungkai
• Bentuk seperti kulit zebra (skuama dan eritema yang bergaris-garis)
3. Parapsoriasis en plaque
umumnya terjadi pada orang berkulit putih, pria, usia pertengahan
• Predileksi : badan dan ekstermitas.
• Bercak eritematosa, permukaannya datar, bulat atau lonjong diameter 2,5 cm dengan sedikit
skuama
Pemeriksaan Penunjang
Histopatologi
1. Parapsoriasis gutata
Infiltrat limfohistiositik di sekitar pembuluh darah yang superficial, hiperplasia epidermal
ringan, sedikit spongiosis
2. Parapsoriasis variegata
Epidermis tampak menipis disertai parakeratosis, pada dermis terdapat infiltrat limfosit
menyerupai pita
3. Parapsoriasis en plaque
Gambaran tidak khas mirip dermatitis kronik
1. Pitiriasis Rosea
2. Psoriasis
Diagnosis Banding
Tata laksana
• Penyinaran UV
• Kortikosteroid topikal
• Pada parapsoriasis guata akuta : pemberian eritromisisn 40mg/kgBB atau
tetrasiklin dilaporkan hasil yang baik
Prognosis
Kronis dan residif
PITIRIASIS ROSEA
SKDI 4
Pitiriasis rosea adalah suatu kelainan kulit akut yang diawali
dengan timbulnya makula/plak soliter berwarna merah
muda dengan skuama halus (“herald patch”)
Dalam beberapa hari sampai beberapa minggu timbul lesi
serupa dengan ukuran lebih kecil di badan dan ekstremitas
proksimal yang tersusun sesuai lipatan kulit (christmas tree
pattern)
Self limiting disease, umumnya sembuh sendiri dalam waktu
3 - 8 minggu
Definisi
Penyebab Pitriasis Rosea tidak diketahui pasti
Namun, diduga berkaitan dengan reaktivasi virus HHV-7 & HHV-6
Etiologi
Pitiriasis Rosea
Lesi primer:
- Makula/plak sewarna kulit/merah muda/salmon-colored/hiperpigmentasi yang
berbatas tegas, umumnya berdiameter 2-4 cm. Berbentuk lonjong atau bulat (herald
patch).
Lesi sekunder:
- Timbul 2 hari hingga 2 bulan setelah lesi primer.
- Makula/plak merah muda, multipel, berukuran lebih kecil dari lesi primer yang
mengikuti Langer lines sehingga pada punggung membentuk gambaran christmas-
tree Pattern.
- Dapat ditemukan pembesaran kelenjar getah bening
Gejala Klinis
• Tinea Korporis
• Sifilis sekunder
• Dermatitis numular
• Psoriasis guttata
Diagnosis Banding
1. Berdasarkan anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan histopatologi ( untuk menyingkirkan DD )
Diagnosis
Prinsip: penyakit dapat sembuh spontan, penglihatan bersifat simtomatis.
1. Topikal
Bila gatal sangat mengganggu:
Larutan anti pruritus seperti calamine lotion dan bedak salisat.
2. Sistemik
Apabila gatal sangat mengganggu dapat diberikan antihistamin seperti setirizin 1x10 mg
per hari.
Eritromisin oral 4x250 mg/hari selama 14 hari.
Asiklovir 3x400 mg/hari per oral selama 7 hari diindikasikan sebagai terapi pada awal
perjalanan penyakit yang disertai flu-like symptoms atau keterlibatan kulit yang luas.
Terapi
DERMATITIS SEBOROIK
SKDI 4
Dermatitis seboroik (DS) adalah kelainan kulit
papuloskuamosa kronis yang umum dijumpai
pada anak dan dewasa.
Terkait dengan peningkatan produksi sebum
(sebhorrhea).
Penyakit ini ditemukan pada area kulit yang
memiliki banyak kelenjar sebasea seperti
wajah, kulit kepala, telinga dan tubuh bagian
atas.
Definisi
Hingga saat ini, penyebab pasti dermatitis seboroik masih belum diketahui.
Namun, penyakit ini diduga berkaitan dengan jamur Malassezia furfur.
Etiologi
Pada bayi
Biasanya terjadi pada 3 bulan pertama kehidupan.
Pada bayi, dapat ditemukan skuama kekuningan atau putih yang berminyak dan tidak
gatal. Skuama biasanya terbatas pada batas kulit kepala (skalp) dan dapat pula ditemukan
di belakang telinga dan area alis mata.
Gejala Klinis
Pada anak dan dewasa
● Ketombe dengan skuama halus atau difus, tebal dan menempel pada kulit kepala
● Lesi eksematoid berupa plak eritematosa superfisial dengan skuama terutama di
kulit kepala, wajah dan tubuh
● Di dada dapat pula menunjukkan lesi petaloid atau pitiriasiformis.
● Apabila terdapat di kelopak mata, dapat disertai dengan blefaritis.
● Dapat meluas hingga menjadi eritroderma.
Dermatitis Seboroik
1. Pada bayi:
Dermatitis atopik, skabies, psoriasis
2. Pada anak dan dewasa:
Psoriasis, dermatitis atopik, dermatitis kontak,impetigo
Diagnosis Banding
1. Berdasarkan anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Diagnosis
Tujuannya : untuk melepaskan scales, mencegah pertumbuhan jamur dan mencegah
infeksi sekunder
Pada bayi
1. Daerah skalp
o Anti jamur topikal: sampo ketokonazol 2% 2 kali/minggu selama 4 minggu
2. Daerah non skalp
o Antijamur topikal: krim ketokonazol 2% 1 kali sehari selama 7 hari
o Kortikosteroid topikal kelas I: krim hidrokortison 1% 1 kali sehari selama 7 hari
Terapi
Pada anak dan dewasa
1. Daerah non skalp
- Ringan
Anti jamur topikal: krim ciclopirox 1%, krim ketokonazol 2%, 2 kali sehari selama 4
minggu.
Kortikosteroid topikal kelas I: krim atau salep hidrokortison 1% 2 kali sehari selama 4
minggu
- Sedang/berat
Kortikosteroid topikal kelas II: krim desonide 0,05%, salep aclometasone 0,05% 2 kali
sehari selama 4 minggu
Antijamur sistemik: Itrakonazol 200 mg/hari selama 1 minggu kemudian 200 mg/hari
Dermatitis Seboroik
2. Daerah skalp
- Ringan
Antijamur topikal:
● Sampo ciclopirox 1-5%, ketokonazol sampo 1-2%, foaming gel 2%, hydrogel 20
mg/gel 2-3 kali/minggu
Keratolitik:
● Sampo asam salisilat 3% 2-3 kali/minggu, sampo tar 1-2% 1-2 kali/minggu
Dermatitis Seboroik
- Sedang/berat
Kortikosteroid topikal kelas III:
● Sampo fluocinolon acetonide 0,01% 2 kali seminggu, didiamkan selama 5 menit
selama 2 minggu
Antijamur sistemik:
● Itrakonazol 200 mg/hari selama 1 minggu kemudian 200 mg/hari selama 2
hari/bulan selama 11 bulan
Dermatitis Seboroik
ERITRODERMA
SKDI 3B
Eritroderma kelainan kulit yang ditandai dengan
→
adanya eritema universalis (90%-100%), biasanya
disertai skuama.
Patofisiologi belum jelas reaksi tubuh terhadap
→
suatu agent, berupa pelebaran pembuluh darah
kapiler (eritema) yang universal
Berdasarkan penyebab:
- Eritroderma akibat alergi obat sistemik
- Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit
- Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk
keganasan
Definisi
Eritroderma akibat alergi obat
sistemik
Gejala Klinis
- Riwayat konsumsi obat melalui mulut, hidung, rektum dan vagina,
→
suntikan/infus, obat mata, obat kumur, dan topikal pada kulit
- Waktu timbulnya penyakit setelah konsumsi obat bervariasi segera
→
sampai 2 minggu
- Eritema universal dan skuama akan timbul di stadium penyembuhan
Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit
Gejala Klinis
Paling sering akibat psoriasis dan dermatitis seboroik pada bayi (penyakit Leiner)
a. Eritroderma karena psoriasis (psoriasis eritrodermik)
- Adanya riwayat psoriasis
- Bisa disebabkan karena penyakitnya sendiri (psoriasis) atau pengobatan yang terlalu kuat
- Eritema tidak merata lebih eritematosa, agak meninggi, dan skuama lebih tebal pada
→
tempat predileksi psoriasis
a. Penyakit Leiner
- Disebut juga eritroderma deskuamativum
- Etiologi belum jelas umumnya karena dermatitis seboroik yang meluas
→
- Hampir selalu terdapat kelainan yang khas untuk dermatitis seboroik
- Usia penderita 4 minggu - 20 minggu
→
- Keadaan umumnya baik, biasanya tanpa keluhan
- Eritema universal disertai skuama yang kasar
Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk
keganasan
Gejala Klinis
Sindrom Sezary
- Penyakit ini termasuk limfoma, ada yang berpendapat merupakan stadium dini mikosis
fungoides
- Umumnya pada dewasa laki-laki (rata-rata usia 64 tahun), perempuan (usia 53 tahun)
→
- Eritema berwarna merah membara yang universal disertai skuama dan rasa sangat gatal.
Terdapat infiltrat pada kulit dan edema.
- ⅓ - ½ pasien mengalami splenomegali, limfadenopati superfisial, alopesia, hiperpigmentasi,
hiperkeratosis palmaris dan plantaris, serta kuku yang distrofik
- Lab:
● Leukositosis, limfosit atipik (sel Sezary: ukuran 10-20 μm, inti homogen, lobular dan tak
teratur, terdapat dalam darah dan kelenjar getah bening)
● Sindrom Sezary: jumlah sel Sezary yang beredar 1000/mm3 atau lebih atau melebihi 10%
sel-sel yang beredar
Diagnosis
● Anamnesis dan gejala klinis
● Pemeriksaan penunjang
- DL, LED
- Gambaran darah tepi: sel Sezary
- Kimia darah: BUN, SC, SGOT, SGPT, albumin, elektrolit, gula darah
- UL
- Pengecatan Gram
- Biopsi kulit serial
● Diagnosis Banding: menurut etiologi (psoriasis, dermatitis kontak, dermatitis atopik,
dermatitis seboroik, pitiriasis rubra pilaris, obat, sindrom Sezary, penyakit sistemik)
Tata Laksana
Sistemik
- Metilprednisolon 8 mg @8 jam (tidak diberikan pada kasus dengan kecurigaan psoriasis), dosis
anak: 1 mg.kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis
- Jika psoriasis penyebab: metotreksat 7,5 - 15 mg/minggu, terbagi dalam 3 dosis @12 jam
selama 4-6 minggu, disertai pemberian asam folat
- Antihistamin: loratadin 10 mg @24 jam atau setrizin 10 mg @24 jam, dosis anak: 1-2 th: 250
μg/kgBB @12 jam, 2-6 tahun: 5 mg @24 jam atau 2,5 mg @12 jam, 6-12 th: sama dengan
dewasa
Topikal
- Oleum olivarum
- Desoksimetason salep 0,25% atau mometason krim 0,1% dicampurkan dengan kloramfenikol
2% (bila ada erosi)
Monitoring vital sign, nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit
Eliminasi obat yang dicurigai
LIKEN PLANUS
Liken planus → merupakan suatu penyakit
inflamasi kronik yang mengenai kulit,
membran mukosa, kuku, dan rambut dan
terasa gatal
Etiologi masih belum diketahui dengan
→
pasti, namun diduga berkaitan dengan
faktor genetik (familial) yang diketahui
berkaitan dengan HLA (human leukocyte
antigen)-DR1 dan DR-10, berhubungan
dengan infeksi virus khususnya virus
hepatitis C, mekanisme autoimun, serta
penggunaan obat-obatan (antibiotik,
diuretik, dan klorokuin), dan penggunaan
tambalan gigi, misalnya emas dan perak.
Definisi
Gejala Klinis
Karakteristik 6 P: purple (lesi berwarna keunguan), polygonal (poligonal), pruritic
(gatal), planar (permukaan datar), papules (papul), dan plaques (plak)
Gambaran kulit → papul poligonal, datar, eritematosa sampai
violaseus dan kadang didapatkan umbilikasi disertai skuama
lekat, tipis dan transparan.
Terdapat gambaran Wickham striae
Predileksi: simetris pada ekstremitas, cenderung pada bagian
fleksor pergelangan tangan, lengan dan tungkai. Bisa juga
pada paha, punggung bawah, badan dan leher, serta dapat
pula pada mukosa mulut dan genital.
Garukan, luka atau trauma → fenomena Kobner
Kuku → belah longitudinal, lipatan kuku yang mengembung
(pterigium kuku), dan kadang anokia. Lempeng kuku menipis
dan papul liken planus dapat mengenai lempeng kulit
Gejala Klinis
Oral → biasanya asimtomatik, nyeri apabila terjadi komplikasi
- Reticular: paling sering, Wickham strie bilateral
- Atrofik: perubahan atrofik dengan eritema
- Bullous: terdapat vesikel
- Erosive: pada gusi, mirip desquamative gingivitis
Anamnesis dan gejala klinis
Pemeriksaan penunjang:
- Histopatologi → kerusakan basal epidermal
keratinosit & likenoid interface lymphocytic.
Epidermis: hiperkeratosis, hipergranulosis
dengan batas tegas, dan elongasi rete ridges (saw
tooth pattern)
Taut dermal-epidermal: sel apoptosis multipel
atau hialin koloid (badan Civatte)
Dermal papilaris → eosinophilic colloid bodies, dan
gambaran bandlike dari infiltrasi limfosit
Diagnosis
saw tooth pattern
Diagnosis Banding
Kulit → eczema, pityriasis rosea, prurigo nodularis, psoriasis
Kuku → brittle nail, koilonikia
Oral → bite trauma, leukoplakia, trush
Pengobatan umumnya didapat dari laporan serial kasus atau yang bersifat anekdotal, tidak ada
pengobatan yang berbasis bukti.
Tata Laksana
Kortikosteroid
- Topikal poten dapat digunakan dengan atau tanpa oklusi
→
- Injeksi intralesi triamsinolon asetonid 5-10 mg/dL setiap 4 minggu
- Sistemik prednison 30-80 mg/hari dapat digunakan dalam 3-6 minggu dengan
→ tapering
off. Dapat kambuh apabila obat dihentikan
Retinoid
- Tretinoin oral 10-30 mg/hari
- Etrenirat dosis rendah, 10-20 mg/hari
Takrolimus dan Pimekrolimus
- Takrolimus dalam bentuk mukosa-erosif
- Pimekrolimus 1% krim efektif pada oral liken planus
→
PUVA
Imunosupresan
- Siklosporin dalam bentuk yang rekalsitran, dosis 3-10 mg/kgBB/ hari penyembuhan 4-6
→
minggu
TERIMAKASIH

Dermatosis Eritroskuamosa 2 and others.pptx

  • 1.
    DERMATOSIS ERITROSKUAMOSA Departemen/ KSM Dermatologidan Venereologi RSUP Sanglah/ FK Unud 2021 Audrey Rachel Wijaya 2002612134 Putu Srinata Dampati 2002612116 Nicole Anne Teng Ai Ming 2002612128 KELOMPOK 4
  • 2.
    Dermatosis Eritroskuamosa adalahpenyakit kulit yang terutama ditandai dengan adanya eritema dan skuama 1. Psoriasis 2. Parapsoriasis 3. Pitiriasis Rosea 6. Lichen Planus 5. Eritroderma 4. Dermatitis Seboroik
  • 3.
  • 4.
    ➔ Penyakit peradanganperadangan kulit yang bersifat kronis dengan karakteristik berupa plak eritematosa berbatas tegas, skuama kasar, berlapis, dan berwarna putih keperakan, disertai fenomena bercak lilin, tanda Auspitz dan fenomena Koebner. ➔ Bersifat kronis dan rekuren ➔ Menimbulkan gangguan kosmetik dan penurunan kualitas hidup Definisi
  • 5.
    1. Faktor genetik Adatidaknya riwayat orang tua 2. Faktor imunologi Defek genetik  limfosit T, APC, keratinosit Hiperproliferasi dan gangguan diferensiasi keratinosit epidermal, hiperaktivasi sel inflamasi seperti sel T, sel dendritik, atau neutrofil, dan peningkatan angiogenesis di dermis 3. Faktor pencetus lainnya Trauma, infeksi, psikologis, obat Etiopatogenesis
  • 6.
    Gambaran Klinis • Predileksi: skalp, perbatasan skalp dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor (siku & lutut), lumbosakral • Karakteristik : 1. Lesi berbatas tegas, 2. Scale berwarna keperakan, kasar, dan berlapis di permukaan lesi 3. Kulit eritema, berlekuk di bawah scale berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih transparan 4. Auspitz sign (+) • Koebner phenomenon ditemukan pada 20% kasus
  • 7.
    Bentuk Klinis Psoriasis Vulgaris berbentukplak Psoriasis Gutata diameter lesi ≤ 1 cm, diinfeksi oleh Streptococcus, influenza, morbili Psoriasis Inversa predileksi di daerah fleksor
  • 8.
    Bentuk Klinis Psoriasis Seboroik skuamaagak berminyak & lunak Psoriasis Eksudatif lesi eksudatif Psoriasis Pustulosa generalisata : pustul miliar pada plak edematosa & eritematosa
  • 9.
    Bentuk Klinis Psoriasis Pustulosa palmoplantar: kelompok pustul kecil steril & dalam, diatas kulit eritema, gatal Eritroderma Psoriatik eritema & skuama tebal universal
  • 10.
    Pemeriksaan Penunjang Histopatologi • Hiperkeratosis:penebalan stratum korneum • Parakeratosis: penebalan str korneum & ini-inti masih terlihta • Akantosis: str spinosum menebal • Abses Munro: akumulasi netrofil piknotis pada str korneum • Papilomatosis: papil melebar & memanjang • Vasodilatasi sub epidermal
  • 11.
    PASI (PSORIASIS AREAAND SEVERITY INDEX) • Badan dibagi 4 kuadran dengan bobot Kepala (K=0.1), Badan (B=0.3), Ekstremitas Atas (EA=0.2), Ekstremitas Bawah (EB=0.4) • Area (A) yang terlibat diberi bobot Tidak ada=0, < 10%=1, 10-30%=2, 30-50%=3, 50-70%=4, 70- 90%=5, 90- 100%=6 • Keparahan (S) diberi gradasi 0-4 • Gejala klinis : Eritema (E), Infiltrat (I), Deskuamasi (D) PASI = 0.1(EK+IK+DK)AK + 0.3(EB+IB+DB)AB + 0.2(EEA+IEA+DEA)AEA + 0.4 (EEB+IEB+DEB)AEB
  • 12.
    Psoriasis memiliki gambaranspesifik berupa plak eritematosa dengan skuama yang memiliki gambaran mirip dengan dermatosis Beberapa contoh diagnosis banding psoriasis Diagnosis Banding Diagnosis Diagnosis Banding Plakat dermatitis numularis atau neurodermatitis, tinea korporis, liken planus, LE, parapsoriasis, CTCL. Fleksural dermatitis seboroik, dermatitis popok, tinea kruris, kandidosis Gutata Pitiriasis rosea, dermatits numularis, erupsi obat, parapsoriasis, CTCL Eritroderma Dermatitis atopik, dermatitis seboroik, OKA, erupsi obat, PRP, Pitiriasis rosea, fotosensitivitas, CTCL, limfoma kutis Kuku Tinea ungium, kandidosis, traumatik onikolisis, liken planus Skalp Dermatitis seboroik, tinea kapitis, PRP, eritroderma, LE, karsinoma Bowen Palmoplantar Dermatitis tangan, OKA, tinea, S11 , skabies, limfoma kuits
  • 13.
    ● Topikal ○ Salepcampuran asam salisilat 2-5% dan coal tar 5% ○ Desoximetason 0,25% atau betametason 0,1% (ointment) Fototerapi: NB-UVB ● Terapi sistemik ○ Lini pertama: metotreksat 7,5 - 15 mg/minggu, terbagi dalam 3 dosis @12 jam selama 4-6 minggu, disertai pemberian asam folat ○ Lini kedua: siklosporin 5 mg/kg @24 jam, mikofenolat mofetil 30-40 mg/kg/hari @12 jam Pengobatan berdasarkan luas dan letak area yang terkena, problem kesehatan dan pengobatan lain: • Lesi < 5% luas tubuh  obat topikal 🡪 • Lesi 5-10% luas tubuh  obat topikal + fototerapi/obat sistemik • Lesi > 10% luas tubuh  fototerapi atau obat sistemik Terapi
  • 14.
  • 15.
    ➔ Belum diketahuipenyebabnya, pada umumnya tanpa keluhan ➔ kelainan kulit terutama terdiri atas eritema dan skuama, berkembang perlahan dan perjalanan kronik. Pendahuluan
  • 16.
    Klasifikasi dan GejalaKlinis 1. Parapsoriasis Gutata terjadi pada dewasa muda terutama pada laki-laki, sembuh spontan • Ruam : papul miliar& lentikular, eritema& skuama, hemorhagik, kadang berkonfluensi, umumnya simetrik • Predileksi : badan, lengan atas dan paha 2. Parapsoriasis Variegate • Predileksi : badan, bahu, dan tungkai • Bentuk seperti kulit zebra (skuama dan eritema yang bergaris-garis) 3. Parapsoriasis en plaque umumnya terjadi pada orang berkulit putih, pria, usia pertengahan • Predileksi : badan dan ekstermitas. • Bercak eritematosa, permukaannya datar, bulat atau lonjong diameter 2,5 cm dengan sedikit skuama
  • 17.
    Pemeriksaan Penunjang Histopatologi 1. Parapsoriasisgutata Infiltrat limfohistiositik di sekitar pembuluh darah yang superficial, hiperplasia epidermal ringan, sedikit spongiosis 2. Parapsoriasis variegata Epidermis tampak menipis disertai parakeratosis, pada dermis terdapat infiltrat limfosit menyerupai pita 3. Parapsoriasis en plaque Gambaran tidak khas mirip dermatitis kronik
  • 18.
    1. Pitiriasis Rosea 2.Psoriasis Diagnosis Banding
  • 19.
    Tata laksana • PenyinaranUV • Kortikosteroid topikal • Pada parapsoriasis guata akuta : pemberian eritromisisn 40mg/kgBB atau tetrasiklin dilaporkan hasil yang baik Prognosis Kronis dan residif
  • 20.
  • 21.
    Pitiriasis rosea adalahsuatu kelainan kulit akut yang diawali dengan timbulnya makula/plak soliter berwarna merah muda dengan skuama halus (“herald patch”) Dalam beberapa hari sampai beberapa minggu timbul lesi serupa dengan ukuran lebih kecil di badan dan ekstremitas proksimal yang tersusun sesuai lipatan kulit (christmas tree pattern) Self limiting disease, umumnya sembuh sendiri dalam waktu 3 - 8 minggu Definisi
  • 22.
    Penyebab Pitriasis Roseatidak diketahui pasti Namun, diduga berkaitan dengan reaktivasi virus HHV-7 & HHV-6 Etiologi
  • 23.
  • 24.
    Lesi primer: - Makula/plaksewarna kulit/merah muda/salmon-colored/hiperpigmentasi yang berbatas tegas, umumnya berdiameter 2-4 cm. Berbentuk lonjong atau bulat (herald patch). Lesi sekunder: - Timbul 2 hari hingga 2 bulan setelah lesi primer. - Makula/plak merah muda, multipel, berukuran lebih kecil dari lesi primer yang mengikuti Langer lines sehingga pada punggung membentuk gambaran christmas- tree Pattern. - Dapat ditemukan pembesaran kelenjar getah bening Gejala Klinis
  • 25.
    • Tinea Korporis •Sifilis sekunder • Dermatitis numular • Psoriasis guttata Diagnosis Banding
  • 26.
    1. Berdasarkan anamnesis 2.Pemeriksaan fisik 3. Pemeriksaan histopatologi ( untuk menyingkirkan DD ) Diagnosis
  • 27.
    Prinsip: penyakit dapatsembuh spontan, penglihatan bersifat simtomatis. 1. Topikal Bila gatal sangat mengganggu: Larutan anti pruritus seperti calamine lotion dan bedak salisat. 2. Sistemik Apabila gatal sangat mengganggu dapat diberikan antihistamin seperti setirizin 1x10 mg per hari. Eritromisin oral 4x250 mg/hari selama 14 hari. Asiklovir 3x400 mg/hari per oral selama 7 hari diindikasikan sebagai terapi pada awal perjalanan penyakit yang disertai flu-like symptoms atau keterlibatan kulit yang luas. Terapi
  • 28.
  • 29.
    Dermatitis seboroik (DS)adalah kelainan kulit papuloskuamosa kronis yang umum dijumpai pada anak dan dewasa. Terkait dengan peningkatan produksi sebum (sebhorrhea). Penyakit ini ditemukan pada area kulit yang memiliki banyak kelenjar sebasea seperti wajah, kulit kepala, telinga dan tubuh bagian atas. Definisi
  • 30.
    Hingga saat ini,penyebab pasti dermatitis seboroik masih belum diketahui. Namun, penyakit ini diduga berkaitan dengan jamur Malassezia furfur. Etiologi
  • 31.
    Pada bayi Biasanya terjadipada 3 bulan pertama kehidupan. Pada bayi, dapat ditemukan skuama kekuningan atau putih yang berminyak dan tidak gatal. Skuama biasanya terbatas pada batas kulit kepala (skalp) dan dapat pula ditemukan di belakang telinga dan area alis mata. Gejala Klinis
  • 32.
    Pada anak dandewasa ● Ketombe dengan skuama halus atau difus, tebal dan menempel pada kulit kepala ● Lesi eksematoid berupa plak eritematosa superfisial dengan skuama terutama di kulit kepala, wajah dan tubuh ● Di dada dapat pula menunjukkan lesi petaloid atau pitiriasiformis. ● Apabila terdapat di kelopak mata, dapat disertai dengan blefaritis. ● Dapat meluas hingga menjadi eritroderma. Dermatitis Seboroik
  • 33.
    1. Pada bayi: Dermatitisatopik, skabies, psoriasis 2. Pada anak dan dewasa: Psoriasis, dermatitis atopik, dermatitis kontak,impetigo Diagnosis Banding
  • 34.
    1. Berdasarkan anamnesis 2.Pemeriksaan fisik Diagnosis
  • 35.
    Tujuannya : untukmelepaskan scales, mencegah pertumbuhan jamur dan mencegah infeksi sekunder Pada bayi 1. Daerah skalp o Anti jamur topikal: sampo ketokonazol 2% 2 kali/minggu selama 4 minggu 2. Daerah non skalp o Antijamur topikal: krim ketokonazol 2% 1 kali sehari selama 7 hari o Kortikosteroid topikal kelas I: krim hidrokortison 1% 1 kali sehari selama 7 hari Terapi
  • 36.
    Pada anak dandewasa 1. Daerah non skalp - Ringan Anti jamur topikal: krim ciclopirox 1%, krim ketokonazol 2%, 2 kali sehari selama 4 minggu. Kortikosteroid topikal kelas I: krim atau salep hidrokortison 1% 2 kali sehari selama 4 minggu - Sedang/berat Kortikosteroid topikal kelas II: krim desonide 0,05%, salep aclometasone 0,05% 2 kali sehari selama 4 minggu Antijamur sistemik: Itrakonazol 200 mg/hari selama 1 minggu kemudian 200 mg/hari Dermatitis Seboroik
  • 37.
    2. Daerah skalp -Ringan Antijamur topikal: ● Sampo ciclopirox 1-5%, ketokonazol sampo 1-2%, foaming gel 2%, hydrogel 20 mg/gel 2-3 kali/minggu Keratolitik: ● Sampo asam salisilat 3% 2-3 kali/minggu, sampo tar 1-2% 1-2 kali/minggu Dermatitis Seboroik
  • 38.
    - Sedang/berat Kortikosteroid topikalkelas III: ● Sampo fluocinolon acetonide 0,01% 2 kali seminggu, didiamkan selama 5 menit selama 2 minggu Antijamur sistemik: ● Itrakonazol 200 mg/hari selama 1 minggu kemudian 200 mg/hari selama 2 hari/bulan selama 11 bulan Dermatitis Seboroik
  • 39.
  • 40.
    Eritroderma kelainan kulityang ditandai dengan → adanya eritema universalis (90%-100%), biasanya disertai skuama. Patofisiologi belum jelas reaksi tubuh terhadap → suatu agent, berupa pelebaran pembuluh darah kapiler (eritema) yang universal Berdasarkan penyebab: - Eritroderma akibat alergi obat sistemik - Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit - Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk keganasan Definisi
  • 41.
    Eritroderma akibat alergiobat sistemik Gejala Klinis - Riwayat konsumsi obat melalui mulut, hidung, rektum dan vagina, → suntikan/infus, obat mata, obat kumur, dan topikal pada kulit - Waktu timbulnya penyakit setelah konsumsi obat bervariasi segera → sampai 2 minggu - Eritema universal dan skuama akan timbul di stadium penyembuhan
  • 42.
    Eritroderma akibat perluasanpenyakit kulit Gejala Klinis Paling sering akibat psoriasis dan dermatitis seboroik pada bayi (penyakit Leiner) a. Eritroderma karena psoriasis (psoriasis eritrodermik) - Adanya riwayat psoriasis - Bisa disebabkan karena penyakitnya sendiri (psoriasis) atau pengobatan yang terlalu kuat - Eritema tidak merata lebih eritematosa, agak meninggi, dan skuama lebih tebal pada → tempat predileksi psoriasis a. Penyakit Leiner - Disebut juga eritroderma deskuamativum - Etiologi belum jelas umumnya karena dermatitis seboroik yang meluas → - Hampir selalu terdapat kelainan yang khas untuk dermatitis seboroik - Usia penderita 4 minggu - 20 minggu → - Keadaan umumnya baik, biasanya tanpa keluhan - Eritema universal disertai skuama yang kasar
  • 43.
    Eritroderma akibat penyakitsistemik termasuk keganasan Gejala Klinis Sindrom Sezary - Penyakit ini termasuk limfoma, ada yang berpendapat merupakan stadium dini mikosis fungoides - Umumnya pada dewasa laki-laki (rata-rata usia 64 tahun), perempuan (usia 53 tahun) → - Eritema berwarna merah membara yang universal disertai skuama dan rasa sangat gatal. Terdapat infiltrat pada kulit dan edema. - ⅓ - ½ pasien mengalami splenomegali, limfadenopati superfisial, alopesia, hiperpigmentasi, hiperkeratosis palmaris dan plantaris, serta kuku yang distrofik - Lab: ● Leukositosis, limfosit atipik (sel Sezary: ukuran 10-20 μm, inti homogen, lobular dan tak teratur, terdapat dalam darah dan kelenjar getah bening) ● Sindrom Sezary: jumlah sel Sezary yang beredar 1000/mm3 atau lebih atau melebihi 10% sel-sel yang beredar
  • 44.
    Diagnosis ● Anamnesis dangejala klinis ● Pemeriksaan penunjang - DL, LED - Gambaran darah tepi: sel Sezary - Kimia darah: BUN, SC, SGOT, SGPT, albumin, elektrolit, gula darah - UL - Pengecatan Gram - Biopsi kulit serial ● Diagnosis Banding: menurut etiologi (psoriasis, dermatitis kontak, dermatitis atopik, dermatitis seboroik, pitiriasis rubra pilaris, obat, sindrom Sezary, penyakit sistemik)
  • 45.
    Tata Laksana Sistemik - Metilprednisolon8 mg @8 jam (tidak diberikan pada kasus dengan kecurigaan psoriasis), dosis anak: 1 mg.kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis - Jika psoriasis penyebab: metotreksat 7,5 - 15 mg/minggu, terbagi dalam 3 dosis @12 jam selama 4-6 minggu, disertai pemberian asam folat - Antihistamin: loratadin 10 mg @24 jam atau setrizin 10 mg @24 jam, dosis anak: 1-2 th: 250 μg/kgBB @12 jam, 2-6 tahun: 5 mg @24 jam atau 2,5 mg @12 jam, 6-12 th: sama dengan dewasa Topikal - Oleum olivarum - Desoksimetason salep 0,25% atau mometason krim 0,1% dicampurkan dengan kloramfenikol 2% (bila ada erosi) Monitoring vital sign, nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit Eliminasi obat yang dicurigai
  • 46.
  • 47.
    Liken planus →merupakan suatu penyakit inflamasi kronik yang mengenai kulit, membran mukosa, kuku, dan rambut dan terasa gatal Etiologi masih belum diketahui dengan → pasti, namun diduga berkaitan dengan faktor genetik (familial) yang diketahui berkaitan dengan HLA (human leukocyte antigen)-DR1 dan DR-10, berhubungan dengan infeksi virus khususnya virus hepatitis C, mekanisme autoimun, serta penggunaan obat-obatan (antibiotik, diuretik, dan klorokuin), dan penggunaan tambalan gigi, misalnya emas dan perak. Definisi
  • 48.
    Gejala Klinis Karakteristik 6P: purple (lesi berwarna keunguan), polygonal (poligonal), pruritic (gatal), planar (permukaan datar), papules (papul), dan plaques (plak) Gambaran kulit → papul poligonal, datar, eritematosa sampai violaseus dan kadang didapatkan umbilikasi disertai skuama lekat, tipis dan transparan. Terdapat gambaran Wickham striae Predileksi: simetris pada ekstremitas, cenderung pada bagian fleksor pergelangan tangan, lengan dan tungkai. Bisa juga pada paha, punggung bawah, badan dan leher, serta dapat pula pada mukosa mulut dan genital. Garukan, luka atau trauma → fenomena Kobner
  • 49.
    Kuku → belahlongitudinal, lipatan kuku yang mengembung (pterigium kuku), dan kadang anokia. Lempeng kuku menipis dan papul liken planus dapat mengenai lempeng kulit Gejala Klinis Oral → biasanya asimtomatik, nyeri apabila terjadi komplikasi - Reticular: paling sering, Wickham strie bilateral - Atrofik: perubahan atrofik dengan eritema - Bullous: terdapat vesikel - Erosive: pada gusi, mirip desquamative gingivitis
  • 50.
    Anamnesis dan gejalaklinis Pemeriksaan penunjang: - Histopatologi → kerusakan basal epidermal keratinosit & likenoid interface lymphocytic. Epidermis: hiperkeratosis, hipergranulosis dengan batas tegas, dan elongasi rete ridges (saw tooth pattern) Taut dermal-epidermal: sel apoptosis multipel atau hialin koloid (badan Civatte) Dermal papilaris → eosinophilic colloid bodies, dan gambaran bandlike dari infiltrasi limfosit Diagnosis saw tooth pattern
  • 51.
    Diagnosis Banding Kulit →eczema, pityriasis rosea, prurigo nodularis, psoriasis Kuku → brittle nail, koilonikia Oral → bite trauma, leukoplakia, trush
  • 52.
    Pengobatan umumnya didapatdari laporan serial kasus atau yang bersifat anekdotal, tidak ada pengobatan yang berbasis bukti. Tata Laksana Kortikosteroid - Topikal poten dapat digunakan dengan atau tanpa oklusi → - Injeksi intralesi triamsinolon asetonid 5-10 mg/dL setiap 4 minggu - Sistemik prednison 30-80 mg/hari dapat digunakan dalam 3-6 minggu dengan → tapering off. Dapat kambuh apabila obat dihentikan Retinoid - Tretinoin oral 10-30 mg/hari - Etrenirat dosis rendah, 10-20 mg/hari Takrolimus dan Pimekrolimus - Takrolimus dalam bentuk mukosa-erosif - Pimekrolimus 1% krim efektif pada oral liken planus → PUVA Imunosupresan - Siklosporin dalam bentuk yang rekalsitran, dosis 3-10 mg/kgBB/ hari penyembuhan 4-6 → minggu
  • 53.