Dermatosis Eritroskuamosa adalahpenyakit
kulit yang terutama ditandai dengan adanya
eritema dan skuama
1. Psoriasis
2. Parapsoriasis
3. Pitiriasis Rosea 6. Lichen Planus
5. Eritroderma
4. Dermatitis
Seboroik
➔ Penyakit peradanganperadangan
kulit yang bersifat kronis dengan
karakteristik berupa plak eritematosa
berbatas tegas, skuama kasar,
berlapis, dan berwarna putih
keperakan, disertai fenomena bercak
lilin, tanda Auspitz dan fenomena
Koebner.
➔ Bersifat kronis dan rekuren
➔ Menimbulkan gangguan kosmetik
dan penurunan kualitas hidup
Definisi
5.
1. Faktor genetik
Adatidaknya riwayat orang tua
2. Faktor imunologi
Defek genetik limfosit T, APC, keratinosit
Hiperproliferasi dan gangguan diferensiasi keratinosit epidermal, hiperaktivasi sel
inflamasi seperti sel T, sel dendritik, atau neutrofil, dan peningkatan angiogenesis
di dermis
3. Faktor pencetus lainnya
Trauma, infeksi, psikologis, obat
Etiopatogenesis
6.
Gambaran Klinis
• Predileksi: skalp, perbatasan skalp dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor (siku
& lutut), lumbosakral
• Karakteristik :
1. Lesi berbatas tegas,
2. Scale berwarna keperakan, kasar, dan berlapis di permukaan lesi
3. Kulit eritema, berlekuk di bawah scale berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih
transparan
4. Auspitz sign (+)
• Koebner phenomenon ditemukan pada 20% kasus
7.
Bentuk Klinis
Psoriasis Vulgaris
berbentukplak
Psoriasis Gutata
diameter lesi ≤ 1 cm, diinfeksi oleh
Streptococcus, influenza, morbili
Psoriasis Inversa
predileksi di daerah fleksor
8.
Bentuk Klinis
Psoriasis Seboroik
skuamaagak berminyak & lunak
Psoriasis Eksudatif
lesi eksudatif
Psoriasis Pustulosa
generalisata : pustul miliar pada plak
edematosa & eritematosa
PASI (PSORIASIS AREAAND SEVERITY INDEX)
• Badan dibagi 4 kuadran dengan bobot
Kepala (K=0.1), Badan (B=0.3), Ekstremitas Atas (EA=0.2), Ekstremitas
Bawah (EB=0.4)
• Area (A) yang terlibat diberi bobot
Tidak ada=0, < 10%=1, 10-30%=2, 30-50%=3, 50-70%=4, 70-
90%=5, 90- 100%=6
• Keparahan (S) diberi gradasi 0-4
• Gejala klinis : Eritema (E), Infiltrat (I), Deskuamasi (D)
PASI = 0.1(EK+IK+DK)AK + 0.3(EB+IB+DB)AB + 0.2(EEA+IEA+DEA)AEA
+ 0.4 (EEB+IEB+DEB)AEB
12.
Psoriasis memiliki gambaranspesifik berupa plak eritematosa dengan skuama yang memiliki gambaran
mirip dengan dermatosis
Beberapa contoh diagnosis banding psoriasis
Diagnosis Banding
Diagnosis Diagnosis Banding
Plakat dermatitis numularis atau neurodermatitis, tinea korporis, liken planus, LE, parapsoriasis,
CTCL.
Fleksural dermatitis seboroik, dermatitis popok, tinea kruris, kandidosis
Gutata Pitiriasis rosea, dermatits numularis, erupsi obat, parapsoriasis, CTCL
Eritroderma Dermatitis atopik, dermatitis seboroik, OKA, erupsi obat, PRP, Pitiriasis rosea,
fotosensitivitas, CTCL, limfoma kutis
Kuku Tinea ungium, kandidosis, traumatik onikolisis, liken planus
Skalp Dermatitis seboroik, tinea kapitis, PRP, eritroderma, LE, karsinoma Bowen
Palmoplantar Dermatitis tangan, OKA, tinea, S11 , skabies, limfoma kuits
13.
● Topikal
○ Salepcampuran asam salisilat 2-5% dan coal tar 5%
○ Desoximetason 0,25% atau betametason 0,1% (ointment) Fototerapi: NB-UVB
● Terapi sistemik
○ Lini pertama: metotreksat 7,5 - 15 mg/minggu, terbagi dalam 3 dosis @12 jam
selama 4-6 minggu, disertai pemberian asam folat
○ Lini kedua: siklosporin 5 mg/kg @24 jam, mikofenolat mofetil 30-40 mg/kg/hari
@12 jam
Pengobatan berdasarkan luas dan letak area yang terkena, problem kesehatan dan
pengobatan lain:
• Lesi < 5% luas tubuh obat topikal
🡪
• Lesi 5-10% luas tubuh obat topikal + fototerapi/obat sistemik
• Lesi > 10% luas tubuh fototerapi atau obat sistemik
Terapi
➔ Belum diketahuipenyebabnya, pada
umumnya tanpa keluhan
➔ kelainan kulit terutama terdiri atas
eritema dan skuama, berkembang
perlahan dan perjalanan kronik.
Pendahuluan
16.
Klasifikasi dan GejalaKlinis
1. Parapsoriasis Gutata
terjadi pada dewasa muda terutama pada laki-laki, sembuh spontan
• Ruam : papul miliar& lentikular, eritema& skuama, hemorhagik, kadang berkonfluensi,
umumnya simetrik
• Predileksi : badan, lengan atas dan paha
2. Parapsoriasis Variegate
• Predileksi : badan, bahu, dan tungkai
• Bentuk seperti kulit zebra (skuama dan eritema yang bergaris-garis)
3. Parapsoriasis en plaque
umumnya terjadi pada orang berkulit putih, pria, usia pertengahan
• Predileksi : badan dan ekstermitas.
• Bercak eritematosa, permukaannya datar, bulat atau lonjong diameter 2,5 cm dengan sedikit
skuama
17.
Pemeriksaan Penunjang
Histopatologi
1. Parapsoriasisgutata
Infiltrat limfohistiositik di sekitar pembuluh darah yang superficial, hiperplasia epidermal
ringan, sedikit spongiosis
2. Parapsoriasis variegata
Epidermis tampak menipis disertai parakeratosis, pada dermis terdapat infiltrat limfosit
menyerupai pita
3. Parapsoriasis en plaque
Gambaran tidak khas mirip dermatitis kronik
Tata laksana
• PenyinaranUV
• Kortikosteroid topikal
• Pada parapsoriasis guata akuta : pemberian eritromisisn 40mg/kgBB atau
tetrasiklin dilaporkan hasil yang baik
Prognosis
Kronis dan residif
Pitiriasis rosea adalahsuatu kelainan kulit akut yang diawali
dengan timbulnya makula/plak soliter berwarna merah
muda dengan skuama halus (“herald patch”)
Dalam beberapa hari sampai beberapa minggu timbul lesi
serupa dengan ukuran lebih kecil di badan dan ekstremitas
proksimal yang tersusun sesuai lipatan kulit (christmas tree
pattern)
Self limiting disease, umumnya sembuh sendiri dalam waktu
3 - 8 minggu
Definisi
22.
Penyebab Pitriasis Roseatidak diketahui pasti
Namun, diduga berkaitan dengan reaktivasi virus HHV-7 & HHV-6
Etiologi
Lesi primer:
- Makula/plaksewarna kulit/merah muda/salmon-colored/hiperpigmentasi yang
berbatas tegas, umumnya berdiameter 2-4 cm. Berbentuk lonjong atau bulat (herald
patch).
Lesi sekunder:
- Timbul 2 hari hingga 2 bulan setelah lesi primer.
- Makula/plak merah muda, multipel, berukuran lebih kecil dari lesi primer yang
mengikuti Langer lines sehingga pada punggung membentuk gambaran christmas-
tree Pattern.
- Dapat ditemukan pembesaran kelenjar getah bening
Gejala Klinis
1. Berdasarkan anamnesis
2.Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan histopatologi ( untuk menyingkirkan DD )
Diagnosis
27.
Prinsip: penyakit dapatsembuh spontan, penglihatan bersifat simtomatis.
1. Topikal
Bila gatal sangat mengganggu:
Larutan anti pruritus seperti calamine lotion dan bedak salisat.
2. Sistemik
Apabila gatal sangat mengganggu dapat diberikan antihistamin seperti setirizin 1x10 mg
per hari.
Eritromisin oral 4x250 mg/hari selama 14 hari.
Asiklovir 3x400 mg/hari per oral selama 7 hari diindikasikan sebagai terapi pada awal
perjalanan penyakit yang disertai flu-like symptoms atau keterlibatan kulit yang luas.
Terapi
Dermatitis seboroik (DS)adalah kelainan kulit
papuloskuamosa kronis yang umum dijumpai
pada anak dan dewasa.
Terkait dengan peningkatan produksi sebum
(sebhorrhea).
Penyakit ini ditemukan pada area kulit yang
memiliki banyak kelenjar sebasea seperti
wajah, kulit kepala, telinga dan tubuh bagian
atas.
Definisi
30.
Hingga saat ini,penyebab pasti dermatitis seboroik masih belum diketahui.
Namun, penyakit ini diduga berkaitan dengan jamur Malassezia furfur.
Etiologi
31.
Pada bayi
Biasanya terjadipada 3 bulan pertama kehidupan.
Pada bayi, dapat ditemukan skuama kekuningan atau putih yang berminyak dan tidak
gatal. Skuama biasanya terbatas pada batas kulit kepala (skalp) dan dapat pula ditemukan
di belakang telinga dan area alis mata.
Gejala Klinis
32.
Pada anak dandewasa
● Ketombe dengan skuama halus atau difus, tebal dan menempel pada kulit kepala
● Lesi eksematoid berupa plak eritematosa superfisial dengan skuama terutama di
kulit kepala, wajah dan tubuh
● Di dada dapat pula menunjukkan lesi petaloid atau pitiriasiformis.
● Apabila terdapat di kelopak mata, dapat disertai dengan blefaritis.
● Dapat meluas hingga menjadi eritroderma.
Dermatitis Seboroik
33.
1. Pada bayi:
Dermatitisatopik, skabies, psoriasis
2. Pada anak dan dewasa:
Psoriasis, dermatitis atopik, dermatitis kontak,impetigo
Diagnosis Banding
Tujuannya : untukmelepaskan scales, mencegah pertumbuhan jamur dan mencegah
infeksi sekunder
Pada bayi
1. Daerah skalp
o Anti jamur topikal: sampo ketokonazol 2% 2 kali/minggu selama 4 minggu
2. Daerah non skalp
o Antijamur topikal: krim ketokonazol 2% 1 kali sehari selama 7 hari
o Kortikosteroid topikal kelas I: krim hidrokortison 1% 1 kali sehari selama 7 hari
Terapi
36.
Pada anak dandewasa
1. Daerah non skalp
- Ringan
Anti jamur topikal: krim ciclopirox 1%, krim ketokonazol 2%, 2 kali sehari selama 4
minggu.
Kortikosteroid topikal kelas I: krim atau salep hidrokortison 1% 2 kali sehari selama 4
minggu
- Sedang/berat
Kortikosteroid topikal kelas II: krim desonide 0,05%, salep aclometasone 0,05% 2 kali
sehari selama 4 minggu
Antijamur sistemik: Itrakonazol 200 mg/hari selama 1 minggu kemudian 200 mg/hari
Dermatitis Seboroik
37.
2. Daerah skalp
-Ringan
Antijamur topikal:
● Sampo ciclopirox 1-5%, ketokonazol sampo 1-2%, foaming gel 2%, hydrogel 20
mg/gel 2-3 kali/minggu
Keratolitik:
● Sampo asam salisilat 3% 2-3 kali/minggu, sampo tar 1-2% 1-2 kali/minggu
Dermatitis Seboroik
38.
- Sedang/berat
Kortikosteroid topikalkelas III:
● Sampo fluocinolon acetonide 0,01% 2 kali seminggu, didiamkan selama 5 menit
selama 2 minggu
Antijamur sistemik:
● Itrakonazol 200 mg/hari selama 1 minggu kemudian 200 mg/hari selama 2
hari/bulan selama 11 bulan
Dermatitis Seboroik
Eritroderma kelainan kulityang ditandai dengan
→
adanya eritema universalis (90%-100%), biasanya
disertai skuama.
Patofisiologi belum jelas reaksi tubuh terhadap
→
suatu agent, berupa pelebaran pembuluh darah
kapiler (eritema) yang universal
Berdasarkan penyebab:
- Eritroderma akibat alergi obat sistemik
- Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit
- Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk
keganasan
Definisi
41.
Eritroderma akibat alergiobat
sistemik
Gejala Klinis
- Riwayat konsumsi obat melalui mulut, hidung, rektum dan vagina,
→
suntikan/infus, obat mata, obat kumur, dan topikal pada kulit
- Waktu timbulnya penyakit setelah konsumsi obat bervariasi segera
→
sampai 2 minggu
- Eritema universal dan skuama akan timbul di stadium penyembuhan
42.
Eritroderma akibat perluasanpenyakit kulit
Gejala Klinis
Paling sering akibat psoriasis dan dermatitis seboroik pada bayi (penyakit Leiner)
a. Eritroderma karena psoriasis (psoriasis eritrodermik)
- Adanya riwayat psoriasis
- Bisa disebabkan karena penyakitnya sendiri (psoriasis) atau pengobatan yang terlalu kuat
- Eritema tidak merata lebih eritematosa, agak meninggi, dan skuama lebih tebal pada
→
tempat predileksi psoriasis
a. Penyakit Leiner
- Disebut juga eritroderma deskuamativum
- Etiologi belum jelas umumnya karena dermatitis seboroik yang meluas
→
- Hampir selalu terdapat kelainan yang khas untuk dermatitis seboroik
- Usia penderita 4 minggu - 20 minggu
→
- Keadaan umumnya baik, biasanya tanpa keluhan
- Eritema universal disertai skuama yang kasar
43.
Eritroderma akibat penyakitsistemik termasuk
keganasan
Gejala Klinis
Sindrom Sezary
- Penyakit ini termasuk limfoma, ada yang berpendapat merupakan stadium dini mikosis
fungoides
- Umumnya pada dewasa laki-laki (rata-rata usia 64 tahun), perempuan (usia 53 tahun)
→
- Eritema berwarna merah membara yang universal disertai skuama dan rasa sangat gatal.
Terdapat infiltrat pada kulit dan edema.
- ⅓ - ½ pasien mengalami splenomegali, limfadenopati superfisial, alopesia, hiperpigmentasi,
hiperkeratosis palmaris dan plantaris, serta kuku yang distrofik
- Lab:
● Leukositosis, limfosit atipik (sel Sezary: ukuran 10-20 μm, inti homogen, lobular dan tak
teratur, terdapat dalam darah dan kelenjar getah bening)
● Sindrom Sezary: jumlah sel Sezary yang beredar 1000/mm3 atau lebih atau melebihi 10%
sel-sel yang beredar
44.
Diagnosis
● Anamnesis dangejala klinis
● Pemeriksaan penunjang
- DL, LED
- Gambaran darah tepi: sel Sezary
- Kimia darah: BUN, SC, SGOT, SGPT, albumin, elektrolit, gula darah
- UL
- Pengecatan Gram
- Biopsi kulit serial
● Diagnosis Banding: menurut etiologi (psoriasis, dermatitis kontak, dermatitis atopik,
dermatitis seboroik, pitiriasis rubra pilaris, obat, sindrom Sezary, penyakit sistemik)
45.
Tata Laksana
Sistemik
- Metilprednisolon8 mg @8 jam (tidak diberikan pada kasus dengan kecurigaan psoriasis), dosis
anak: 1 mg.kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis
- Jika psoriasis penyebab: metotreksat 7,5 - 15 mg/minggu, terbagi dalam 3 dosis @12 jam
selama 4-6 minggu, disertai pemberian asam folat
- Antihistamin: loratadin 10 mg @24 jam atau setrizin 10 mg @24 jam, dosis anak: 1-2 th: 250
μg/kgBB @12 jam, 2-6 tahun: 5 mg @24 jam atau 2,5 mg @12 jam, 6-12 th: sama dengan
dewasa
Topikal
- Oleum olivarum
- Desoksimetason salep 0,25% atau mometason krim 0,1% dicampurkan dengan kloramfenikol
2% (bila ada erosi)
Monitoring vital sign, nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit
Eliminasi obat yang dicurigai
Liken planus →merupakan suatu penyakit
inflamasi kronik yang mengenai kulit,
membran mukosa, kuku, dan rambut dan
terasa gatal
Etiologi masih belum diketahui dengan
→
pasti, namun diduga berkaitan dengan
faktor genetik (familial) yang diketahui
berkaitan dengan HLA (human leukocyte
antigen)-DR1 dan DR-10, berhubungan
dengan infeksi virus khususnya virus
hepatitis C, mekanisme autoimun, serta
penggunaan obat-obatan (antibiotik,
diuretik, dan klorokuin), dan penggunaan
tambalan gigi, misalnya emas dan perak.
Definisi
48.
Gejala Klinis
Karakteristik 6P: purple (lesi berwarna keunguan), polygonal (poligonal), pruritic
(gatal), planar (permukaan datar), papules (papul), dan plaques (plak)
Gambaran kulit → papul poligonal, datar, eritematosa sampai
violaseus dan kadang didapatkan umbilikasi disertai skuama
lekat, tipis dan transparan.
Terdapat gambaran Wickham striae
Predileksi: simetris pada ekstremitas, cenderung pada bagian
fleksor pergelangan tangan, lengan dan tungkai. Bisa juga
pada paha, punggung bawah, badan dan leher, serta dapat
pula pada mukosa mulut dan genital.
Garukan, luka atau trauma → fenomena Kobner
49.
Kuku → belahlongitudinal, lipatan kuku yang mengembung
(pterigium kuku), dan kadang anokia. Lempeng kuku menipis
dan papul liken planus dapat mengenai lempeng kulit
Gejala Klinis
Oral → biasanya asimtomatik, nyeri apabila terjadi komplikasi
- Reticular: paling sering, Wickham strie bilateral
- Atrofik: perubahan atrofik dengan eritema
- Bullous: terdapat vesikel
- Erosive: pada gusi, mirip desquamative gingivitis
50.
Anamnesis dan gejalaklinis
Pemeriksaan penunjang:
- Histopatologi → kerusakan basal epidermal
keratinosit & likenoid interface lymphocytic.
Epidermis: hiperkeratosis, hipergranulosis
dengan batas tegas, dan elongasi rete ridges (saw
tooth pattern)
Taut dermal-epidermal: sel apoptosis multipel
atau hialin koloid (badan Civatte)
Dermal papilaris → eosinophilic colloid bodies, dan
gambaran bandlike dari infiltrasi limfosit
Diagnosis
saw tooth pattern
Pengobatan umumnya didapatdari laporan serial kasus atau yang bersifat anekdotal, tidak ada
pengobatan yang berbasis bukti.
Tata Laksana
Kortikosteroid
- Topikal poten dapat digunakan dengan atau tanpa oklusi
→
- Injeksi intralesi triamsinolon asetonid 5-10 mg/dL setiap 4 minggu
- Sistemik prednison 30-80 mg/hari dapat digunakan dalam 3-6 minggu dengan
→ tapering
off. Dapat kambuh apabila obat dihentikan
Retinoid
- Tretinoin oral 10-30 mg/hari
- Etrenirat dosis rendah, 10-20 mg/hari
Takrolimus dan Pimekrolimus
- Takrolimus dalam bentuk mukosa-erosif
- Pimekrolimus 1% krim efektif pada oral liken planus
→
PUVA
Imunosupresan
- Siklosporin dalam bentuk yang rekalsitran, dosis 3-10 mg/kgBB/ hari penyembuhan 4-6
→
minggu