1. SOSIALISASI SUMBANG DUO BALEH
BAGI BUNDO KANDUANG SE-KABUPATEN DHARMASRAYA
PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA PEMUDA DAN OLAHRAGA
www.disbudparpora.dharmasrayakab.go.id
“Cara Adat Minangkabau
Menjaga Kehormatan Perempuan Minang”
disampaikan oleh
MUKHAMAD SYUKRI, S.Pd, M.M.
Sekretaris Dinas Budparpora Kabupaten Dharmasraya
pada acara
Pulau Punjung, 29 Juli 2022
2. Menurut pepatah Minangkabau,
perempuan digambarkan
sebagai berikut:
Limpapeh rumah nan gadang
Acang-acang dalam nagari
Muluik manih kucindan murah
Rang kampung sayang kasadonyo
3. SUMBANG
adalah segala sesuatu yang salah dan
melangar ketentuan adat, terutama norma
kesopanan di Ranah Minang.
Setiap perempuan adalah calon bundo
kanduang. Di tangannya nanti akan
diwariskan dan mewariskan harta pusako
milik keluarga sekaum.
Selain itu, perempuan nanti akan menjadi
madrasah pertama bagi anak-anak
mereka. Sehingga adab dan nilai sopan
santun perempuan haruslah terjaga.
4. SUMBANG NAN
DUO BALEH
adalah peraturan tidak tertulis dalam
adat minang yang berisi tentang
tata krama dan nilai sopan santun.
Di dalamnya termuat dua belas
ketentuan dan larangan yang mesti
ditaati oleh setiap perempuan
minang. Melanggar aturan ini akan
berakibat hukuman malu, tidak
hanya kepada dirinya sendiri, tapi
juga mamak dan keluarganya.
5. 12 HAL
SUMBANG (SALAH)
YANG TIDAK BOLEH
DILAKUKAN
2.Sumbang
Tagak
1.Sumbang
Duduak
4.Sumbang
Kato
3.Sumbang
Jalan
5.Sumbang
Caliak
6.Sumbang
Makan
6. 12 HAL
SUMBANG (SALAH)
YANG TIDAK BOLEH
DILAKUKAN
7.Sumbang
Pakai
8.Sumbang
Karajo
9.Sumbang
Tanyo
10.Sumbang
Jawek
11.Sumbang
Bagaua
12.Sumbang
Kurenah
7. Adat kebiasaan mengatur bahwa duduk yang paling pantas
bagi perempuan adalah bersimpuh.
Tidak boleh bersila seperti lelaki, tidak boleh mengangkat kaki,
berjongkok.
Duduk di kursi pun haruslah menyamping dan merapatkan
paha.
Apabila berboncengan tidak boleh mengangkang, harus
menyamping.
Juga termasuk sumbang duduak adalah duduk berduaan laki-
laki dan perempuan yang bukan mahram di tempat sunyi.
1.SUMBANG DUDUAK
(TATA KRAMA KETIKA DUDUK)
8. 2. SUMBANG TAGAK
(TATA KRAMA KETIKA
BERDIRI)
Saat berdiripun, perempuan
diatur untuk berdiri dengan
sopan, tidak berkacak pinggang.
Dilarang berdiri di tangga
ataupun di depan pintu. Dilarang
untuk berdiri di pinggir jalan jika
tidak ada yang dinanti, dan
tentunya dilarang berdiri berdua
dengan yang bukan muhrim.
9. Bajalan si ganjua lalai,
pado pai suruik nan labiah.
Alu tataruang patah tigo,
samuik dipijak indak mati.
Ketika berjalan, perempuan
haruslah berkawan, tidak boleh
tergesa-gesa namun harus tetap
hati-hati. Diumpamakan bahwa
semut yang terinjak bahkan tidak
mati. Demikian saking hati-
hatinya.
3.Sumbang Jalan
(Tata Krama
Ketika Berjalan)
10. 4.SUMBANG KATO
(ADAB KETIKA
BERBICARA)
Berkata haruslah dengan sopan
dan memiliki tujuan, haruslah
mengerti kato nan ampek. Ia
harus tahu dengan siapa ia
berkata-kata.
Dilarang untuk memotong
pembicaraan orang lain, berkata
dengan terlalu kegirangan.
11. Perempuan yang telah gadih
(gadis) dilarang untuk bersitatap
dengan lelaki yang
bukan muhrimnya, ia haruslah
menundukkan dan menjaga
pandangannya.
Saat ada tamu, sebisa mungkin
untuk tidak melihat jam terlalu
sering. Karena dianggap tengah
mengusir tamu secara halus.
5.Sumbang Caliak
(Tata Krama Ketika
Melihat)
12. 6.SUMBANG MAKAN
(TATA KRAMA
KETIKA MAKAN)
Makanlah secukupnya, makan
pelan-pelan. Dilarang makan
sambil berdiri apalagi berjalan.
Sebisa mungkin tidak berbicara
saat makan kecuali sangat
penting. Jangan berbunyi saat
makan atau istilah 'rang awak-
nya disebut "mancapak".
13. Pakaian harusah sopan, bersih
dan rapih. Jangan memakai
pakaian yang jarang dan ketat,
apalagi sampai mencetak lekuk
tubuh. Kenakanlah pakaian
yang pas dengan fungsi masing
masing, pakaian ke pasar tentu
beda dengan pakaian
sembahyang.
7.Sumbang Pakai
(Tata Krama Dalam
Berpakaian)
14. 8.SUMBANG KARAJO
(TATA KRAMA DALAM BEKERJA)
Idealnya pekerjaan perempuan
adalah pekerjaan yang ringan
dan mudah. Pekerjaan kasar
dan berat hendaknya
diserahkan kepada kaum lelaki,
ataupun dimintakan tolong
kepada laki-laki yang ada.
15. Dalam bertanya, dengarlah
terlebih dahulu penjelasan
orang lain, barulah bertanya
dengan sopan. Maksudnya
sopan adalah tidak menguji
apalagi merendahkan orang
lain.
9.Sumbang Tanyo
(Tata Krama dalam
Bertanya)
16. 10. SUMBANG JAWEK
(TATA KRAMA
DALAM MENJAWAB)
Begitu juga ketika ditanyai,
jawablah dengan seperlunya
dan tepat. Jangan menjawab
sekenanya, sehingga orang
harus bertanya berulang-ulang
karena semakin bingung.
Jawablah hal yang perlu perlu
saja, yang tidak perlu tidak usah
dijawab.
17. Pergaulan perempuan dewasa
minang haruslah terjaga.
Ia tidak boleh bergaul terlalu
dekat dengan bukan muhrimnya
apalagi berjalan berduaan.
Selain itu akan terlihat sumbang
bila perempuan dewasa bergaul
dngan anak kecil, apalagi ikut
permainan mereka.
11. Sumbang Bagaua
(Tata Krama dalam
Bergaul)
18. 12. SUMBANG KURENAH
(TATA KRAMA DALAM
BERTINGKAH LAKU)
Dalam bertingkah laku sehari-
hari haruslah tetap bisa
menjaga perasaan orang lain.
Jangan berkata berbisik bisik,
menutup hidung dalam
keramaian, tertawa terbahak-
bahak dan sejenisnya. Jaga
lisan dari hal yang akan
menyinggung banyak orang.
19. HENDAKNYA KITA URANG
MINANG MENGERTI DENGAN
BUDAYA KITA SENDIRI
Meskipun sifatnya tertulis, tapi kontrol dari
masyarakat sangat efektif dalam
pengaplikasian Sumbang Nan Duo
Baleh oleh kaum perempuan, khususnya di
Ranah Minang. Karena hukumannya adalah
rasa malu, tak hanya bagi dirinya, juga pada
keluarganya.