Teks menjelaskan konsep daya listrik dan hubungannya dengan energi serta mendefinisikan daya sebagai laju energi. Terdapat tiga jenis daya untuk beban berimpedansi yaitu daya semu, daya reaktif, dan daya aktif yang dihubungkan dalam segitiga daya. Program menghitung ketiga daya tersebut berdasarkan input tegangan, arus, dan sudut fasa menggunakan rumus matematis.
Analisis Pengisian dan Pengosongan Kapasitor pada Rangkaian RC dengan Menggun...Nurfaizatul Jannah
Pengisian kapasitor pada rangkaian RC terjadi ketika besarnya tegangan keluaran lebih besar daripada tegangan masukannya. Sedangkan untuk proses pengisian berlaku hal sebaliknya.
Analisis Pengisian dan Pengosongan Kapasitor pada Rangkaian RC dengan Menggun...Nurfaizatul Jannah
Pengisian kapasitor pada rangkaian RC terjadi ketika besarnya tegangan keluaran lebih besar daripada tegangan masukannya. Sedangkan untuk proses pengisian berlaku hal sebaliknya.
Modul ini digunakan untuk mata kuliah Rangkaian Listrik yang membahas tentang beberapa teori yaitu Norton, Superposisi, Thevenin, Substitusi, Transformasi Sumber dan Transfer Daya Maksimum.
Percobaan “Rangkaian RL dan RC” bertujuan untuk menentukan reaktansi induktif (XL) dan reaktansi kapasitif (XL) serta menentukan besarnya nilai kapaasitas kapasitornya (C) dan induktansi inductor (L). metode percobaan yang dilakukan yaitu merangkai alat-alat seperti gambar kemudian mengatur power supplay pada tegangan tertentu. Pada rangkaian RC diukur nilai VR, VC, dan I sedangka pada RL diukur nilai VR, VL dan I dengan memanipulasi Hambatan (R). Lalu mengubah AC ke DC. Setelah itu, mengukur nilai XC dan XL. Dari percobaan ini diperoleh hasil dari XC untuk arus AC sebesar (41,8 x 10-3 ± 5,3 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian 87,3 % dan XC untuk arus DC sebesar (26,5 x 10-3 ± 3,5 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian sebesar 86,8 %. Sedangkan XL untuk arus AC dihasilkan nilai sebesar (4,38 x 10-3 ± 1,99 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian 55 % dan untuk arus DC sebesar (1,57 x 10-3 ± 0,597 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian 62 %. Besar C untuk arus AC sebesar (0,078 ± 0,009) F dengan taraf ketelitian 88,5 % dan C untuk arus DC sebesar (0,12 ± 0,015) F dengan taraf ketelitian 87,5 %. Besar L untuk arus AC sebesar (1,38 x 10-5 ± 0,62 x 10-5) H dengan taraf ketelitian 55 % dan L untuk arus DC sebesar (5 x 10-6 ± 1,9 x 10-6) H dengan taraf ketelitian sebesar 62%. Hal ini menyebabkan nilai Kapasitor (C) dan Induktor (L) memiliki perbedaan besar yang jauh yaitu hubungan masing-masing komponen (L dan C).
Modul ini digunakan untuk mata kuliah Rangkaian Listrik yang membahas tentang beberapa teori yaitu Norton, Superposisi, Thevenin, Substitusi, Transformasi Sumber dan Transfer Daya Maksimum.
Percobaan “Rangkaian RL dan RC” bertujuan untuk menentukan reaktansi induktif (XL) dan reaktansi kapasitif (XL) serta menentukan besarnya nilai kapaasitas kapasitornya (C) dan induktansi inductor (L). metode percobaan yang dilakukan yaitu merangkai alat-alat seperti gambar kemudian mengatur power supplay pada tegangan tertentu. Pada rangkaian RC diukur nilai VR, VC, dan I sedangka pada RL diukur nilai VR, VL dan I dengan memanipulasi Hambatan (R). Lalu mengubah AC ke DC. Setelah itu, mengukur nilai XC dan XL. Dari percobaan ini diperoleh hasil dari XC untuk arus AC sebesar (41,8 x 10-3 ± 5,3 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian 87,3 % dan XC untuk arus DC sebesar (26,5 x 10-3 ± 3,5 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian sebesar 86,8 %. Sedangkan XL untuk arus AC dihasilkan nilai sebesar (4,38 x 10-3 ± 1,99 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian 55 % dan untuk arus DC sebesar (1,57 x 10-3 ± 0,597 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian 62 %. Besar C untuk arus AC sebesar (0,078 ± 0,009) F dengan taraf ketelitian 88,5 % dan C untuk arus DC sebesar (0,12 ± 0,015) F dengan taraf ketelitian 87,5 %. Besar L untuk arus AC sebesar (1,38 x 10-5 ± 0,62 x 10-5) H dengan taraf ketelitian 55 % dan L untuk arus DC sebesar (5 x 10-6 ± 1,9 x 10-6) H dengan taraf ketelitian sebesar 62%. Hal ini menyebabkan nilai Kapasitor (C) dan Induktor (L) memiliki perbedaan besar yang jauh yaitu hubungan masing-masing komponen (L dan C).
Laporan Dasar Sistem Kontrol (Pengatur Proporsi)Lyla Susanti
Pengatur Proporsi adalah pengatur yang memiliki tegangan output berbanding lurus dengan perubahan pada tegangan inputnya. Pengatur Proporsi juga memiliki sifat bahwa sinyal output pada rangkaian pengatur P ini adalah berbanding lurus dengan sinyal inputnya.
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)MayangPuspita2
Powerpoint ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir Fisika kelas 12 Mipa
.
Sub BAB :
A. Arus dan Tegangan Bolak - Balik (AC)
B. Rangkaian RLC
Sifat dan diagram Fasor
rumus lengkap beserta keterangannya
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
Softskill bu dyah 4
1. Program menghitung daya
Konsep Segitiga Daya
Mari kira awali dengan penjelasan mengenai daya listrik terlebih dahulu. Seringkali
terjadi kebingungan antara daya dan energi. Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk
melakukan kerja. Energi memiliki satuan Joule atau Btu. Sedangkan daya didefinisikan
sebagai laju energi yang dibangkitkan atau dikonsumsi. Satuan dari daya adalah Joule/detik
atau watt. Maka satuan energi listrik adalah watt-detik atau lebih populer dengan watt-hour.
Dalam sistem listrik AC / Arus bolak-balik ada tiga jenis daya untuk beban yang
memiliki Impedansi (Z),yaitu:
· Daya Semu (S) , satuannya VA (Volt Ampere)
Pada beban impedansi (Z), Daya semu adalah daya yang terukur atau terbaca pada alat ukur.
Daya semu adalah penjumlahan daya aktif dan reaktif secara vektoris.
· Daya Reaktif (Q), satuannya VAR (Volt Ampere Reaktif)
Daya reaktif adalah daya yang timbul akibat adanya efek induksi elektromagnetik oleh beban
yang mempunyai nilai induktif (fase arus tertinggal / laging) atau kapasitif (fase arus
mendahului/leading)
· Daya Aktif(P), satuannya W (Watt)
Daya aktif disebut juga daya nyata yaitu daya yang dibutuhkan oleh beban.
Hubungan dari ketiga daya diatas (S, Q, P) disebut segitiga daya.
Jika digambarkan dalam bentuk segitiga daya, maka daya nyata direpresentasikan
oleh sisi miring dan da ya aktif maupun reaktid direpresentasikan oleh sisi-sisi segitiga yang
saling tegak lurus.
Dari gambar diatas terlihat pula bahwa semakin besar nila daya reaktif (Q) akan
meningkatkan sudut antara daya nyata dan daya semu atau biasa disebut dengan power
factor / COS φ. sehingga daya yang terbaca pada alat ukur (S) lebih besar daripada daya
yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban (P).
Secara Matematis dapat dituliskan .
Dimana :
S=V x I (VA)
P=V x I x Cos φ (W)
Q=V x I x Sin φ (VAR)
7. yes
Memproses
prosedur 1 (p=v* i*
cos x)
Nilai
var pil
= 1 ?
Masukan pilihan
program
start
Nilai
var pil
=2 ?
Nilai
var pil
= 3 ?
Nilai
var pil
= 4
Memproses
prosedur 2
(q=v*i*sin x )
Memproses
prosedur 4 (exit)
Memproses
prosedur 3 (s=v*i)
Didapat hasil
daya reaktif
Didapat hasil
daya reaktif
Didapat hasil
daya aktif
end
end
end
end
Mencetak pesan
end
no
no
no
no
yes
no
no
yes
no
no
yes
no
no
8. Keterangan flowchart
1.pertama yaitu menentukan ilihan prosedur mana yanbg kan dijalankan ada program tersebut
dengan cara memasukkan nomor 1 sampai 4. Nomor 1 untuk prosedur daya aktif, no 2 untuk
prosedur daya reaktif, nomor 3 untuk rosedur daya semu dan nomor 4 untuk exit. Apabila
inutan tidak sesuai maka akan mencetak pesan “pilihan yang anda masukkan salah”
2. setelah itu apabila memilih prosedur 1 yaitu prosedur menghitung daya aktif, pertama yaitu
memasukkan input berupa nilai tegangan, arus, dan cos x. Setelah itu akan diproses dengan
rumus p= v*i*cos x . dan akan muncul hasil dari rumus tersebut berupa nilai dari daya aktif.
3. setelah itu apabila memilih prosedur 2 yaitu prosedur menghitung dayare aktif, pertama
yaitu memasukkan input berupa nilai tegangan, arus, dan sin x. Setelah itu akan diproses
dengan rumus q= v*i*sin x . dan akan muncul hasil dari rumus tersebut berupa nilai dari daya
reaktif.
4. setelah itu apabila memilih prosedur 3 yaitu prosedur menghitung daya semu, pertama
yaitu memasukkan input berupa nilai tegangan dan arus. Setelah itu akan diproses dengan
rumus s= v*i . dan akan muncul hasil dari rumus tersebut berupa nilai dari daya semu.
5. apabila memilih nomor 4 program akan berhenti
Keterangan :
Cos x = cos φ
Sin x = sin φ