SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Anisa Ulya Darajat
2214202002
Sliding Mode Control
Pendahuluan
Sliding Mode Control merupakan metode
kontrol non linear yang dapat digunakan untuk :
Parameter yang tidak pasti (uncertainty)
seperti : sifat massa atau beban yang tidak
tepat/presisi, ketidakakuratan konstanta torsi
pada aktuator atau adanya gesekan.
Munculnya unmodeled dynamic seperti : waktu
tunda yang diabaikan, kecepatan sampling
yang terbatas, dll
Gangguan dari luar (external disturbance)
Pada SMC terdapat beberapa kontrol input yaitu sebagai
berikut :
Kontrol equivalen yaitu kontroller yang diperoleh dari
menurunkan (first derrivative) dari sliding surface.
Kontroller ini berfungsi untuk menghilangkan non-
linearitas sistem dan berfungsi untuk memperbaiki
sinyal error dengan membawa state ke lintasan.
Kontrol discontinue yaitu kontroller yang berfungsi
untuk mengembalikan/menjaga state tetap di
trayektory. Kontroller ini merupakan kontroller
tambahan.
Fenomena Chattering
Penggunaan control diskontinue yang menggunakan fungsi
sign/switching control mengakibatkan sinyal input dan
output mengalami fenomena chattering. Hal ini akan
memperbesar konsumsi daya.
Solusi?
1. Beberapa penelitian menggunakan
kontroller gain yang berubah-ubah sesuai
dengan kebutuhan sistem untuk mengatasi
masalah gangguan/uncertainty.
2. Solusi lain adalah dengan menggunakan
fungsi saturasi. Dimana :
1
11
1
1
1
),(


















s
s
s
s
ssat
Langkah Langkah
Tentukan Model Plant
𝑥 = 𝑓 𝑥 + 𝑔 𝑥 𝑢
Tentukan Error
𝑒 = 𝑥 − 𝑥 𝑟𝑒𝑓
Tentukan Sliding Surface (Permukaan Luncur)
𝑠 = (
𝑑
𝑑𝑡
+ λ) 𝑛−1 𝑒 (SMC biasa)
𝑠 =
𝑑
𝑑𝑡
+ 𝜆
2
0
𝑡
𝑥 𝑑𝑟 (Integral SMC)
Langkah Langkah
Differensialkan Sliding Surface terhadap waktu
𝑠 =
𝑑2 𝑒
𝑑𝑡2 + λ
𝑑𝑒
𝑑𝑡
= 𝑒+ λ 𝑒
𝑠 = 𝑥 − 𝑥 𝑟𝑒𝑓+ λ 𝑒= 0
𝑥 = 𝑥 𝑟𝑒𝑓 − λ 𝑒
𝑓 𝑥 + 𝑔 𝑥 𝑢 = 𝑥 𝑟𝑒𝑓 − λ 𝑒
= 𝑔 𝑥 −1
( 𝑥 𝑟𝑒𝑓 − λ 𝑒 − 𝑓 𝑥 ) (SMC Biasa)
= 𝑔 𝑥 −1
𝑥 𝑟𝑒𝑓 − λ 𝑒 − 𝑓 𝑥 − λ2
𝑒 + 𝑒 (Integral SMC)
Untuk Sliding Mode Control ditambahkan
fungsi discontinue sign untuk mengatasi
ketidakpastian atau perubahan sistem,
maka persamaan menjadi :
𝑢 = 𝑔 𝑥 −1 𝑥 𝑟𝑒𝑓 − λ 𝑒 − 𝑓 𝑥 − 𝑘𝑙 𝑠 − 𝑘𝑠𝑖𝑔𝑛 𝑠
Contoh
Sebuah sistem magnet levitation, memiliki
persamaan :
dimana :
m : massa (0.12 kg)
u : input kontrol
g : grafitasi (9.8 𝑚/𝑠2
)
c : friction (2.59)
ycmguym  
Langkah Langkah
Tentukan Model Plant
𝑦 =
𝑢
𝑚
- g -
𝑐 𝑦
𝑚
Tentukan Error
𝑒 = 𝑦 − 𝑦 𝑟𝑒𝑓
Tentukan Sliding Surface (Permukaan Luncur)
𝑠 = 𝑒 + λ𝑒
Langkah Langkah
Differensialkan Sliding Surface terhadap waktu
𝑠 =
𝑑2 𝑒
𝑑𝑡2 + λ
𝑑𝑒
𝑑𝑡
= 𝑒+ λ 𝑒
𝑠 = 𝑦 − 𝑦 𝑑+ λ 𝑒 = 0
0 =
𝑢
𝑚
− g −
𝑐 𝑦
𝑚
− 𝑦 𝑑+ λ 𝑒
𝑢 = m(g + 𝑦 𝑑 − λ 𝑒)+𝑐 𝑦
Langkah Langkah
SMC dengan Fungsi Sign
Sliding Mode Control
𝑢 = 𝑚(𝑔 + 𝑦 𝑑 − λ 𝑒) +𝑐 𝑦 − 𝐿𝑠 − 𝑘 𝑠𝑖𝑔𝑛(𝑠)
dimana :
𝑘 = (𝐹 + 𝛽𝜂)+(𝛽 − 1)| 𝑢|
maka :
𝑘 = (𝐹 + 𝛽𝜂)+(𝛽 − 1) 𝑚(𝑔 + 𝑦 𝑑 − λ 𝑒)
Langkah Langkah
SMC dengan Fungsi Saturasi
Sliding Mode Control
𝑢 = 𝑚(𝑔 + 𝑦 𝑑 − λ 𝑒) +𝑐 𝑦 − 𝐿𝑠 − 𝑘 𝑠𝑎𝑡 (𝑠)
dimana :
𝑘=1
SIMULASI
Blok Diagram Simulink
Sinyal Kontrol
dengan Fungsi Sign
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
-20
-15
-10
-5
0
5
10
t(s)
kontrol input
Dengan Estimasi Beban = 0.10
dimana Beban Aktual = 0.12
Output Sistem
dengan Fungsi Sign
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
t(s)
state
Referensi
Output
Dengan Estimasi Beban = 0.10
dimana Beban Aktual = 0.12
Gain dengan Fungsi Sign
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
t(s)
Gain K
Dengan Estimasi Beban = 0.10
dimana Beban Aktual = 0.12
Sinyal Kontrol
dengan Fungsi Sign
Dengan Estimasi Beban = 0.12
dimana Beban Aktual = 0.12
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
-20
-15
-10
-5
0
5
10
t(s)
kontrol input
Output Sistem
dengan Fungsi Sign
Dengan Estimasi Beban = 0.12
dimana Beban Aktual = 0.12
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
t(s)
state
Referensi
Output
Gain dengan Fungsi Sign
Dengan Estimasi Beban = 0.12
dimana Beban Aktual = 0.12
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
t(s)
Gain K
Sinyal Kontrol
dengan Fungsi Saturasi
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
t(s)
kontrol input
Dengan Estimasi Beban = 0.10
dimana Beban Aktual = 0.12
Output Sistem
dengan Fungsi Saturasi
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
t(s)
state
Referensi
Output
Dengan Estimasi Beban = 0.10
dimana Beban Aktual = 0.12
Sinyal Kontrol
dengan Fungsi Saturasi
Dengan Estimasi Beban = 0.12
dimana Beban Aktual = 0.12
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
t(s)
kontrol input
Output Sistem
dengan Fungsi Saturasi
Dengan Estimasi Beban = 0.12
dimana Beban Aktual = 0.12
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
t(s)
state
Referensi
Output
Kesimpulan
Sliding Mode Control dengan fungsi Saturasi
menghasilkan kontrol input yang lebih baik
dibandingkan Sliding Mode Control fungsi Sign.
Hasil Sliding Mode Control dengan menggunakan
saturasi menghasilkan kontrol input yang tidak ada
chattering.
Untuk keadaan ideal (keadaan estimasi
massa sesuai dengan plant aktual m=0.12)
hasil yang diperoleh sama.
Untuk keadaan estimasi tidak sama dengan
plant aktual (m=0.10), hasil yang diperoleh
antara hasil Sliding Mode Control dengan
menggunakan fungsi Sign dan fungsi
Saturasi ialah berbeda.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

pemodelan state space
pemodelan state spacepemodelan state space
pemodelan state space
Rumah Belajar
 
analisis sistem kendali
analisis sistem kendalianalisis sistem kendali
analisis sistem kendali
Rumah Belajar
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
arie eric
 
Desain Sistem Kendali dengan Respon Frekuensi
Desain Sistem Kendali dengan Respon FrekuensiDesain Sistem Kendali dengan Respon Frekuensi
Desain Sistem Kendali dengan Respon Frekuensi
Rumah Belajar
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 12 - konvolusi circular
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 12 - konvolusi circularPengolahan Sinyal Digital - Slide week 12 - konvolusi circular
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 12 - konvolusi circular
Beny Nugraha
 

What's hot (20)

State feedback controller
State feedback controllerState feedback controller
State feedback controller
 
Sensor dan sistem kendali
Sensor dan sistem kendaliSensor dan sistem kendali
Sensor dan sistem kendali
 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
 
Analisis respon transien orde2
Analisis respon transien orde2Analisis respon transien orde2
Analisis respon transien orde2
 
pemodelan state space
pemodelan state spacepemodelan state space
pemodelan state space
 
root locus
root locusroot locus
root locus
 
analisis sistem kendali
analisis sistem kendalianalisis sistem kendali
analisis sistem kendali
 
2.4 model matematika sistem mekanik
2.4 model matematika sistem mekanik2.4 model matematika sistem mekanik
2.4 model matematika sistem mekanik
 
Plta & teori kontrol 2
Plta & teori kontrol   2Plta & teori kontrol   2
Plta & teori kontrol 2
 
Sistem Kendali.ppt
Sistem Kendali.pptSistem Kendali.ppt
Sistem Kendali.ppt
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
 
Desain Sistem Kendali dengan Respon Frekuensi
Desain Sistem Kendali dengan Respon FrekuensiDesain Sistem Kendali dengan Respon Frekuensi
Desain Sistem Kendali dengan Respon Frekuensi
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 12 - konvolusi circular
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 12 - konvolusi circularPengolahan Sinyal Digital - Slide week 12 - konvolusi circular
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 12 - konvolusi circular
 
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.pptdasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
 
Lqr pada motor dc (kontrol optimal)
Lqr pada motor dc (kontrol optimal)Lqr pada motor dc (kontrol optimal)
Lqr pada motor dc (kontrol optimal)
 
SISTEM KONTROL
SISTEM KONTROLSISTEM KONTROL
SISTEM KONTROL
 
Bab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrolBab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrol
 
Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibrator
 
Soal soal adc 2
Soal soal adc 2Soal soal adc 2
Soal soal adc 2
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
 

Similar to Sliding Mode Control

Simulink PID
Simulink PIDSimulink PID
Simulink PID
denaadi
 
Bab 12 teknik pengaturan otomts
Bab 12   teknik pengaturan otomtsBab 12   teknik pengaturan otomts
Bab 12 teknik pengaturan otomts
Eko Supriyadi
 
Modul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutModul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjut
Pressa Surya
 
Roche alimin p227-232
Roche alimin p227-232Roche alimin p227-232
Roche alimin p227-232
Darman Syah
 

Similar to Sliding Mode Control (20)

Motor Speed Control System
Motor Speed Control SystemMotor Speed Control System
Motor Speed Control System
 
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
 
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
 
Perancangan dan Implementasi Kontroler Linear Quadratic Regulator (LQR) pada ...
Perancangan dan Implementasi Kontroler Linear Quadratic Regulator (LQR) pada ...Perancangan dan Implementasi Kontroler Linear Quadratic Regulator (LQR) pada ...
Perancangan dan Implementasi Kontroler Linear Quadratic Regulator (LQR) pada ...
 
Cruise Control System
Cruise Control SystemCruise Control System
Cruise Control System
 
kontrol_PID.pptx
kontrol_PID.pptxkontrol_PID.pptx
kontrol_PID.pptx
 
Lecture #11 TK - Design via State Space.pdf
Lecture #11 TK - Design via State Space.pdfLecture #11 TK - Design via State Space.pdf
Lecture #11 TK - Design via State Space.pdf
 
PRAKTIKUM SISTEM PENGATURAN PPT MODUL 1 dan 2[1].pptx
PRAKTIKUM SISTEM PENGATURAN PPT MODUL 1 dan 2[1].pptxPRAKTIKUM SISTEM PENGATURAN PPT MODUL 1 dan 2[1].pptx
PRAKTIKUM SISTEM PENGATURAN PPT MODUL 1 dan 2[1].pptx
 
Inverted Pendulum Control System
Inverted Pendulum Control SystemInverted Pendulum Control System
Inverted Pendulum Control System
 
Sistem Penomoran diagram pneumatic
Sistem Penomoran diagram pneumaticSistem Penomoran diagram pneumatic
Sistem Penomoran diagram pneumatic
 
Simulink PID
Simulink PIDSimulink PID
Simulink PID
 
Bab 12 teknik pengaturan otomts
Bab 12   teknik pengaturan otomtsBab 12   teknik pengaturan otomts
Bab 12 teknik pengaturan otomts
 
Modul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutModul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjut
 
Mengenal PLC
Mengenal PLCMengenal PLC
Mengenal PLC
 
Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
 
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
 
kontrol_PID.pptx
kontrol_PID.pptxkontrol_PID.pptx
kontrol_PID.pptx
 
Pertemuan 3 Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 3   Sistem Pengendali ElektronikPertemuan 3   Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 3 Sistem Pengendali Elektronik
 
Roche alimin p227-232
Roche alimin p227-232Roche alimin p227-232
Roche alimin p227-232
 
mathematical modelling of siso system
mathematical modelling of siso systemmathematical modelling of siso system
mathematical modelling of siso system
 

Recently uploaded (9)

4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 

Sliding Mode Control

  • 2. Pendahuluan Sliding Mode Control merupakan metode kontrol non linear yang dapat digunakan untuk : Parameter yang tidak pasti (uncertainty) seperti : sifat massa atau beban yang tidak tepat/presisi, ketidakakuratan konstanta torsi pada aktuator atau adanya gesekan. Munculnya unmodeled dynamic seperti : waktu tunda yang diabaikan, kecepatan sampling yang terbatas, dll Gangguan dari luar (external disturbance)
  • 3. Pada SMC terdapat beberapa kontrol input yaitu sebagai berikut : Kontrol equivalen yaitu kontroller yang diperoleh dari menurunkan (first derrivative) dari sliding surface. Kontroller ini berfungsi untuk menghilangkan non- linearitas sistem dan berfungsi untuk memperbaiki sinyal error dengan membawa state ke lintasan. Kontrol discontinue yaitu kontroller yang berfungsi untuk mengembalikan/menjaga state tetap di trayektory. Kontroller ini merupakan kontroller tambahan.
  • 4. Fenomena Chattering Penggunaan control diskontinue yang menggunakan fungsi sign/switching control mengakibatkan sinyal input dan output mengalami fenomena chattering. Hal ini akan memperbesar konsumsi daya.
  • 5. Solusi? 1. Beberapa penelitian menggunakan kontroller gain yang berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan sistem untuk mengatasi masalah gangguan/uncertainty. 2. Solusi lain adalah dengan menggunakan fungsi saturasi. Dimana : 1 11 1 1 1 ),(                   s s s s ssat
  • 6. Langkah Langkah Tentukan Model Plant 𝑥 = 𝑓 𝑥 + 𝑔 𝑥 𝑢 Tentukan Error 𝑒 = 𝑥 − 𝑥 𝑟𝑒𝑓 Tentukan Sliding Surface (Permukaan Luncur) 𝑠 = ( 𝑑 𝑑𝑡 + λ) 𝑛−1 𝑒 (SMC biasa) 𝑠 = 𝑑 𝑑𝑡 + 𝜆 2 0 𝑡 𝑥 𝑑𝑟 (Integral SMC)
  • 7. Langkah Langkah Differensialkan Sliding Surface terhadap waktu 𝑠 = 𝑑2 𝑒 𝑑𝑡2 + λ 𝑑𝑒 𝑑𝑡 = 𝑒+ λ 𝑒 𝑠 = 𝑥 − 𝑥 𝑟𝑒𝑓+ λ 𝑒= 0 𝑥 = 𝑥 𝑟𝑒𝑓 − λ 𝑒 𝑓 𝑥 + 𝑔 𝑥 𝑢 = 𝑥 𝑟𝑒𝑓 − λ 𝑒 = 𝑔 𝑥 −1 ( 𝑥 𝑟𝑒𝑓 − λ 𝑒 − 𝑓 𝑥 ) (SMC Biasa) = 𝑔 𝑥 −1 𝑥 𝑟𝑒𝑓 − λ 𝑒 − 𝑓 𝑥 − λ2 𝑒 + 𝑒 (Integral SMC)
  • 8. Untuk Sliding Mode Control ditambahkan fungsi discontinue sign untuk mengatasi ketidakpastian atau perubahan sistem, maka persamaan menjadi : 𝑢 = 𝑔 𝑥 −1 𝑥 𝑟𝑒𝑓 − λ 𝑒 − 𝑓 𝑥 − 𝑘𝑙 𝑠 − 𝑘𝑠𝑖𝑔𝑛 𝑠
  • 9. Contoh Sebuah sistem magnet levitation, memiliki persamaan : dimana : m : massa (0.12 kg) u : input kontrol g : grafitasi (9.8 𝑚/𝑠2 ) c : friction (2.59) ycmguym  
  • 10. Langkah Langkah Tentukan Model Plant 𝑦 = 𝑢 𝑚 - g - 𝑐 𝑦 𝑚 Tentukan Error 𝑒 = 𝑦 − 𝑦 𝑟𝑒𝑓 Tentukan Sliding Surface (Permukaan Luncur) 𝑠 = 𝑒 + λ𝑒
  • 11. Langkah Langkah Differensialkan Sliding Surface terhadap waktu 𝑠 = 𝑑2 𝑒 𝑑𝑡2 + λ 𝑑𝑒 𝑑𝑡 = 𝑒+ λ 𝑒 𝑠 = 𝑦 − 𝑦 𝑑+ λ 𝑒 = 0 0 = 𝑢 𝑚 − g − 𝑐 𝑦 𝑚 − 𝑦 𝑑+ λ 𝑒 𝑢 = m(g + 𝑦 𝑑 − λ 𝑒)+𝑐 𝑦
  • 12. Langkah Langkah SMC dengan Fungsi Sign Sliding Mode Control 𝑢 = 𝑚(𝑔 + 𝑦 𝑑 − λ 𝑒) +𝑐 𝑦 − 𝐿𝑠 − 𝑘 𝑠𝑖𝑔𝑛(𝑠) dimana : 𝑘 = (𝐹 + 𝛽𝜂)+(𝛽 − 1)| 𝑢| maka : 𝑘 = (𝐹 + 𝛽𝜂)+(𝛽 − 1) 𝑚(𝑔 + 𝑦 𝑑 − λ 𝑒)
  • 13. Langkah Langkah SMC dengan Fungsi Saturasi Sliding Mode Control 𝑢 = 𝑚(𝑔 + 𝑦 𝑑 − λ 𝑒) +𝑐 𝑦 − 𝐿𝑠 − 𝑘 𝑠𝑎𝑡 (𝑠) dimana : 𝑘=1
  • 16. Sinyal Kontrol dengan Fungsi Sign 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 -20 -15 -10 -5 0 5 10 t(s) kontrol input Dengan Estimasi Beban = 0.10 dimana Beban Aktual = 0.12
  • 17. Output Sistem dengan Fungsi Sign 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 t(s) state Referensi Output Dengan Estimasi Beban = 0.10 dimana Beban Aktual = 0.12
  • 18. Gain dengan Fungsi Sign 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 t(s) Gain K Dengan Estimasi Beban = 0.10 dimana Beban Aktual = 0.12
  • 19. Sinyal Kontrol dengan Fungsi Sign Dengan Estimasi Beban = 0.12 dimana Beban Aktual = 0.12 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 -20 -15 -10 -5 0 5 10 t(s) kontrol input
  • 20. Output Sistem dengan Fungsi Sign Dengan Estimasi Beban = 0.12 dimana Beban Aktual = 0.12 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 t(s) state Referensi Output
  • 21. Gain dengan Fungsi Sign Dengan Estimasi Beban = 0.12 dimana Beban Aktual = 0.12 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 t(s) Gain K
  • 22. Sinyal Kontrol dengan Fungsi Saturasi 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 t(s) kontrol input Dengan Estimasi Beban = 0.10 dimana Beban Aktual = 0.12
  • 23. Output Sistem dengan Fungsi Saturasi 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 t(s) state Referensi Output Dengan Estimasi Beban = 0.10 dimana Beban Aktual = 0.12
  • 24. Sinyal Kontrol dengan Fungsi Saturasi Dengan Estimasi Beban = 0.12 dimana Beban Aktual = 0.12 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 t(s) kontrol input
  • 25. Output Sistem dengan Fungsi Saturasi Dengan Estimasi Beban = 0.12 dimana Beban Aktual = 0.12 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 t(s) state Referensi Output
  • 26. Kesimpulan Sliding Mode Control dengan fungsi Saturasi menghasilkan kontrol input yang lebih baik dibandingkan Sliding Mode Control fungsi Sign. Hasil Sliding Mode Control dengan menggunakan saturasi menghasilkan kontrol input yang tidak ada chattering.
  • 27. Untuk keadaan ideal (keadaan estimasi massa sesuai dengan plant aktual m=0.12) hasil yang diperoleh sama. Untuk keadaan estimasi tidak sama dengan plant aktual (m=0.10), hasil yang diperoleh antara hasil Sliding Mode Control dengan menggunakan fungsi Sign dan fungsi Saturasi ialah berbeda.