Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan proses pengerukan, serta pemanfaatan hasil pengerukan untuk reklamasi lahan dan pembangunan infrastruktur. Dokumen tersebut juga menjelaskan peran strategis pengerukan dan transportasi laut bagi pembangunan Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
ILMU SIPIL
KONSTRUKSI TRANSPORTASI HIDRO
BANGUNAN AIR TEKNIK SUNGAIPWS, DLLSUMBER DAYA AIR
MK, LINGKUNGAN, DLL
BENDUNGAN PELABUHAN,
DERMAGA
NAVIGASI, DLL
PENGERUKAN
P T M
REKLAMASI
NORMALISASI
BEACH NOURISHMENTMITIGASI MINING, DLL
COASTAL ENGENEERING
OCEANOGRAPHY MEKANIKA TANAH
3. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
PENGERUKAN
Pengerukan merupakan bagian dari ilmu Sipil, yang memiliki pengertian
pemindahan material dari dasar bawah air dengan menggunakan peralatan
keruk atau setiap kegiatan yang merubah konfigurasi dasar atau kedalaman
perairan seperti laut, sungai, danau, pantai ataupun daratan sehingga mencapai
elevasi tertentu dengan menggunakan peralatan kapal keruk.
Secara teknis, pengerukan itu adalah merelokasi sedimen bawah air untuk
pembangunnan dan pemeliharaan saluran air, tanggul dan prasarana
transportasi laut, serta untuk perbaikan tanah atau reklamasi. Jadi pada
gilirannya nanti, pengerukan itu juga menopang pembangunan dan
pengembangan sosial, ekonomi dan restorasi lingkungan. Pekerjaan pengerukan
itu sendiri untuk pembangunan yang berkelanjutan, seperti proyek-proyek
infrastruktur yang menggunakan pendekatan holistik, artinya pekerjaan
tersebut tidak dapat dipisahkan dengan pekerjaan lainnya dan merupakan satu-
kesatuan yang utuh serta saling keterkaitan.
4. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
1. Pemanfaatan Material Yang Dikeruk
Material hasil kerukan, dimanfaatkan sebagai hasil Tambang, seperti pasir Timah,
Emas, Batubara dan lain-lain. Material hasil kerukan, dimanfaatkan sebagai bahan
baku untuk reklamasi/timbunan daerah basah, sehingga menjadi daerah yang siap
dibangun. Seperti pembangunan lahan kawasan industri, perumahan dan perbaikan
pantai.
2. Pemanfaatan Lokasi Yang Dikeruk
Untuk lalu-lintas air, suplai air, pengendalian banjir ataupun untuk mendirikan
konstruksi pada tanah yang kurang baik daya dukungnya. Pemanfaatan ini dapat
dibagi atas 2 jenis pekerjaan, yaitu :
• Capital dredging (Pengerukan Baru)
Mengeruk pada daerah yang belum pernah dikeruk, dan biasanya kondisi
materialnya solid.
• Maintenance Dredging
Pengerukan jenis ini dilaksanakan secara rutin atau berkala, sesuai dengan
kebutuhan penggunaan area tersebut. Biasanya material yang dikeruk merupakan
material hasil sedimentasi.
PEMANFAATAN PENGERUKAN
5. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
PROSES PENGERUKAN
1. Memotong material
2. Mengambil material yang dipotong
3. Mengangkut Material
4. Membuang Material
Mengangkut Material melalui :
1. Kapal Keruk
2. Alat bantu
Membuang material :
1. Ke Laut
2. Ke Pantai
Proses di atas :
1. Hidrolika (erosi, discharge, dll)
2. Mekanikal (Clamshell, conveyor belt, dll)
3. Kombinasi (Hidrolika & Makanikal)
Proses tersebut tergantung dari Jenis Kapal keruk
13. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
NEGARA KEPULAUAN
Sumber Kemenhub RI
14. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis
pantai lebih dari 81.000 km serta lebih dari 17.508 pulau dan luas laut sekitar 3,1
juta km2.
Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya.
Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak
sejak abad ke-7
Transportasi Laut menjadi alternatif untuk memindahkan Manusia dan barang
dengan kapasitas besar.
16. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
Sebagai negara kepulauan, transportasi laut merupakan urat nadi
perekonomian negara, dan perkembangan moda transportasi laut
juga harus mengikuti perkembangan ekonomi, termasuk juga
pengembangan pelabuhan laut.
Jumlah Pelabuhan Laut yang diusahakan : 111 unit
Jumlah Pelabuhan Laut yang tidak diusahakan : 534 unit
Sumber : kemenhub-2009
Posisi/letak pelabuhan laut ini yang membuat Pemerintah harus
selalu menjaga kedalaman alur masuk ke pelabuhan secara rutin.
Berbeda dengan pelabuhan di wilayah Barat, pelabuhan di wilayah
Timur Indonesia sebagian besar merupakan pelabuhan alam dan
letaknya bukan dipedalaman/sungai
21. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
10 Pelabuhan Terbesar di Dunia Tahun 2011
Berikut ini adalah pelabuhan terbesar di dunia berdasarkan kapasitas penanganan pelabuhan diukur
dalam hal TEU (Twenty-foot Equivalent Unit).
1. Shanghai (Cina), produksi sekitar 29 juta TEUs.
2. Ningbo-Zhoushan (Cina): melayani untuk tiga sungai – Sungai Yangtze, Yong dan Qaintang.
3. Singapura (Singapura): Pelabuhan Singapura terhubung ke lebih dari 600 pelabuhan yang
tersebar di lebih dari 100 negara.
4. Rotterdam (Belanda): Menjadi pelabuhan terbesar di dunia untuk 42-tahun antara tahun 1962
dan 2004.
5. Tianjin (Cina): Terletak di Sungai Haihe, pelabuhan Tianjin terhubung ke lebih dari 400
pelabuhan di hampir 200 negara di dunia.
6. Guangzhou (Cina): Port terbesar di Cina Selatan, pelabuhan Guangzhou menikmati konektivitas
dengan lebih dari 300 pelabuhan di hampir 100 negara.
7. Qingdao (Cina): Pelabuhan Qingdao adalah pelabuhan alami dan memiliki konektivitas dengan
lebih dari 450 pelabuhan di 130 negara.
8. Qinhuangdao Port (Cina): Menyumbang hampir 50% dari transportasi batubara di negara itu
antara Utara dan Selatan.
9. Hong Kong (Cina): Produksi 23,7 juta TEUs
10. Busan (Korea Selatan): Terletak di Sungai Naktong dan membentuk liburan komersial utama di
antara Samudra Pasifik dan negara-negara milik Eurasia.
(Sumber: http://www.marineinsight.com/marine/top-10-biggest-ports-in-the-world-in-2011)
22. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
6 Pelabuhan Nasional Menuju 4 Top Dunia
Medan, Batam, Jakarta, Surabaya, Makassar, & Sorong
Medan menjadi satu-kesatuan dengan lima pelabuhan lain seperti Batam , Jakarta,
Surabaya, Makassar, dan Sorong, yang terbentang dari Barat ke Timur
Pelabuhan Belawan yang sebelumnya berkapasitas 1,2 juta TEUs dikembangkan menjadi
2 juta TEUs, Pelabuhan Tanjungsauh (Batam) ditargetkan 4 juta TEUs, Pelabuhan
Tanjungpriok (Jakarta) berkapasitas 3,4 juta TEUs menjadi 6 juta TEUs, Tanjungperak
(Surabaya) 1,3 juta TEUs, Pelabuhan Makassar 550 ribu TEUS menjadi 1,1 juta TEUs , dan
Sorong yang ditarget 700 ribu TEUs. Dengan kata lain, dari enam pelabuhan itu akan
dicapai kapasitas 15,1 juta TEUs.
Jika pembangunan dan perluasan ke-6 pelabuhan nasional ini selesai, yang ditargetkan
selesai 2014, maka ke-6 pelabuhan nasional ini akan menggeser posisi pelabuhan
Rotterdam (Belanda), yang saat ini menjadi pelabuhan terbesar di seluruh Eropa.
Menariknya, ini belum termasuk Pelabuhan Kualatanjung (Sumut) yang ditargetkan
berkapasitas 22 juta TEUs.
24. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
Pelabuhan yang setiap tahunnya masih membutuhkan
pemeliharaan pada alur pelayarannya :
Belawan, Palembang, Bengkulu, Tanjung Priok, Semarang,
Tanjung Perak, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan
dan beberapa pelabuhan kecil. Kesemuanya merupakan
pelabuhan utama dan merupakan pintu gerbang ekonomi.
Volume maintenance dredging untuk menjaga kedalaman
seluruh Pelabuhan di Indonesia ± 12.000.000 M3/tahun
25. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
MEMERLUKAN
TRANSPORTASI LAUT
PELABUHAN
ALUR PELAYARAN & KOLAM PELABUHAN
Tidak
Terjangkau
Moda
Transportasi
Waktu
Delevery
Lama
Beban jalan
Raya berat
Truck Besar
PANTURA
Biaya
Produksi
Tinggi
MEMERLUKAN
TRANSPORTASI
LAUT
26. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
MENJANGKAU SELURUH WILAYAH----BIAYA RENDAH----DAERAH LEBIH CEPAT BERKEMBANG
WAKTU LEBIH CEPAT----PELAYANAN BAIK ---- PERAWATAN JALAN RAYA BERKURANG
27. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
Karakteristik Umum :
Panjang : 458,45 METER
Lebar : 68,8 METER
Tinggi : 25,61 METER
Kapasitas : : 564.763 DWT
Kecepatan : 16 KNOT
Panjang : 395 METER
Lebar : 59 METER
Draft : 16 METER
Kapasitas : 19.100 TEU
(Twenty-Foot Equivalent Unit)
35. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
The BIG FIVE in The World Dredging Company
No NAMA
KAPASITAS
(±M3/Tahun)
1 Jan De Nul 200,000,000.00
Belgia
2 Van Oord 200,000,000.00
Belanda
3 Boskalis 150,000,000.00
Belanda
4 CHEC/CCCC 150,000,000.00
China
5 Dredging International 100,000,000.00
Belgia
Jan De
Nul/BELGIA
Van
Oord/BELANDA
Boskalis/BELAND
A
CHEC/CCCC
CHINA
Dredging
International
36. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
TSHD
Clamshell
Cutter Suction dredger
Sand Pump
Back Hoe
TSHD
Clamshell
Cutter Suction dredger
Sand Pump
Back Hoe
KAPASITAS ALAT
YANG TERSEDIA
2015
PERMINTAAN ALAT
2015
TSHD 17,962,560
Clamshell 3,888,000
Cutter Suction dredger 19,016,000
Sand Pump 1,440,000
Back Hoe -
TSHD 25,200,000
Clamshell 800,000
Cutter Suction dredger 5,000,000
Sand Pump -
Back Hoe -
37. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
TECHNOLOGY
Perkembangan Kapal kerukPertama di Indonesia Kapal keruk jenis Bucket
dredger, untuk Pertambangan Timah.
Berkembang Technology dan Ukuran kapal
Ukuran Kapal
Technology :
- Kapal Keruk jenis baru, hasil pengembangan kapal keruk TSHD, CSD, Clamshell
- Positioning
- Otomasi
Hopper capacity: 46.000 m3
Length o.a.: 223,0 m
Breadth: 41,0 m
Draught: 15,2 m
Speed: 18,0 kn
Dredging depth: 155,0 m
38. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
TRAILING SUCTION HOPPER DREDGER
UKURAN berdasarkan kapasitas Hopper
Mega : >30.000 M3
Jumbo : 15.000 – 30.000 M3
Large : 8.000 – 15.000 M3
Mid-Size : 4.000 – 8.000 M3
Small : <4.000 M3
40. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
Main characteristics
• Berlayar sendiri
• Self-propelled
• Mengeruk pada saat berlayar
• Membuang sendiri tanpa alat bantu, -discharging
• Dapat berlayar di laut dan sungai
• Selain batu bisa dikeruk
• Pengaruh ombak relatif kecil
42. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
BAGIAN TERPENTING TSHD
Draghead Dredge Pump
Hopper, Loading &
Unloading
43. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
Dredging cycle
• Loading at the dredging- or borrow area
• Sailing (loaded) to the unloading area
• Unloading (bottom opening or pumping)
• Sailing (empty) to the dredging area
56. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TSHD
• Karekteristik tanah dan kondisi hidrolika
• Daya mesin induk
• Ukuran dan berat Drag head
• Keel clearance saat muatan penuh
• Dredging depth
• Jarak Pumping (pump- and pump drive characteristics)
57. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
CUTTER SUCTION DREDGER
Ukuran Kapal berdasarkan Total Install Power
Ukuran
Mega : >23.000 Kw
Heavy Duty : 13.000-23.000 Kw
Large : 9.000 – 13.000 Kw
Mid Size : 3.000 – 9.000 Kw
Small : <3.000 Kw
59. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
KARAKTERISTIK CSD
Hampir semua jenis material dapat dikeruk, dari yang
lunak sampai yang keras
Kapal Yang Station, sehingga pergerakan terbatas dan
sensitif terhadap Gelombang
Beberapa ukuran CSD Self Propelled, sehingga
mempermudah untuk Mobilisasi
61. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
CUTTER DAN CUTTER DRIVE
DREDGING PUMP WHINCH
62. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
PRINSIP KERJA CSD
Cutter memotong material, dimana Cutter berputar untuk
memotong
Material dihisap dengan pompa, dan dialirkan melalui Pipa
sampai ke lokasi yang dituju
Pergerakan Kapal :
• Kapal untuk maju menggunakan Spud, 1 buah Spud untuk
kerja/swing
• Untuk Swing menggunakan Whinch
63. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
Cutter Suction Dredger : Cycle Works
65. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
• Karakteristik Tanah
• Daya/Power pada Cutter
• Daya Winches (max. power and velocity)
• Ketebalam material yang dikeruk
• Kedalaman Dredging (ladder angle, spuds, cavitation)
• Jarak pumping (pump- and pump drive characteristics)
Material Stiff Clay di Cutterhead
Material Lengket dan menutupi
Cutterhead
67. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
MAIN CHARACTERISTIC
• Dapat dioperasikan untuk pekerjaan Konstruksi
• Crane diatas Pontoon
• Pontoon dilengkapi dengan Spud atau Whinch jangkar
• Untuk bergerak cukup sulit jikatanpa bantuan Tug Boat
• Jangkarnya memerlukan lokasi kerja yang luas
•Kapal ukuran kecil bisa beroperasi pada area yang sulit )dengan Spud)
Karakterisitik mengeruk :
• Mengeruk sampai kedalaman sesuai kemampuan Sling
• Bisa terjadi highspot
• Dredged material diisikan kedalam Hopper Barge
• Material yang dikeruk selain Batu
• Cocok untuk mengeruk sampah dan pepohonan
68. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
Typical parts
• Different types and sizes to be fitted:
• Grabs
• Booms
• Positioning with spuds or anchors
69. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
Dredging cycle
• Menurunkan grab
• Menutup grab
• Mengangkat grab
• Memutar crane untuk ke Barge
• Memutar Crane dengan muatan kosong
71. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
• Material keras
• Big boulders, blasted rock
• Mengeruk sampah dan pepohonan
• Dredging depth
• Ombak
• Kapal bergerak dengan bantuan
72. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
JENIS KAPAL KERUK LAINNYA
Backhoe Dredger
79. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
ESTIMASI
PROYEK
ESTIMASI
BIAYA
(berapa Rp.)
ESTIMASI
PRODUKSI
(berapa lama?)
PROYEK
(berapa harga?)
80. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
LINGKUP PEKERJAAN
SPESIFIKASI DREDGING
VOLUME PEKERJAAN dan DIMENSI
WAKTU PELAKSANAAN
MILESTONE DATE
81. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
Analisys
Site Visit
Preparation, Mobilization, Installation
Executions : dredging cost (Ciria)
Survey
Quality Assurance, Health & Safety
Enviroments dan Analisa
Subcontractors
Staff
Clearence site, demobilization
Other Cost
82. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
Mengapa perlu Manajemen Resiko ?
1. Tiap tempat kerja memiliki sumber bahaya (bahan, proses, alat dan
lingkungan) yang sulit dihilangkan
2. Sebagai alat bantu dalam menentukan tindakan pengendalian resiko
sesuai dengan sumber bahaya yang ada
3. Menilai apakah tindakan pengendalian resiko sudah sesuai
Resiko adalah sesuatu yang berpotensi menimbulkan
cidera/kerugian atau merupakan kombinasi da kemungkinan /
peluang dan akibat.
Setiap proyek akan memiliki daftar karakteristik sendiri. Pengalaman dari
masing-masing anggota tim menjadi penting dalam mengidentifikasi risiko
yang realistis. Sebuah pemberitahuan di bidang manajemen risiko akan
belajar dari para anggota senior yang berpengalaman. Kejelasan penyebab
pengalaman masa lalu, yang baik dan buruk, akan memberikan kontribusi
untuk mitigasi mereka.
84. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
TERMINOLOGI RESIKO
Probability (P) Severity (S)
VH Very High VH Very High
Sering terjadi Kematian/Lingkungan yang parah atau
Kerugian yang besar (Rp. 10milyar)
H High H High
Terjadi beberapa kali pada masa proyek Cedera parah/kerusakan lingkungan atau
Kerugian Keuangan (Rp. 5milyar)
M Medium M Medium
Terjadi sekali pada masa proyek Cedera ringan atau kerusakan sistem (Rp.
1milyar)
L Low L Low
Tidak mungkin terjadi, tetapi dapat terjadi
sekalai pada masa proyek
Cedera ringan atau kerusakan sistem (Rp.
0,5milyar)
VL Very Low VL Very Low
Tidak terjadi sama sekali
Tidak cedera/kecelakaan/tidak ada gangguan
lingkungan atau kerugian keuangan (Rp.0,1
milyar)
85. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
RISK MITIGATION
RISK RESIDUAL RISK
NO IDENTIFIED RISK S P MITIGATED RISK S P
1 Proyek Delay H M 1.Koordinasi dengan Owner/Otoritas Proyek H L
2.Evaluasi Metode Kerja
3. Evaluasi Jenis Material
4.Persediaan Sparepart
2 Kerusakan Utilitas M VH 1.Koordinasi dengan Owner/Otoritas Proyek L L
2.Cek Posisi Utilias dan lokasi kerja
3.Pasang alat monitoring
4.Pasang alat pengaman
3 Kecelakaan Kerja H M 1.Inspeksi K3 H L
2.Diksui setiap memulai kerja yang baru
3.Alat Pelindung Diri lengkap
4 Design VH M 1.Pre design, sesuai Pengalaman H L
2.Diskusi sebelum memulai kerja dilokasi baru
3.Review Program/Action Plan
4.Check design oleh Expert
5 Polusi Perairan VH H 1.Memasang Silt Protector L H
2.Cek dan monitoring kadar air sekitar
3.Check ulang metode kerja
86. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
1. MENGURANGI KEMUNGKINAN KERUGIAN FINANSIAL, KECELAKAAN
KERJA DAN LINGKUNGAN;
2. MEMBANTU PERUSAHAAN DALAM PENGEMBANGAN BISNIS DAN
INOVASI, KARENA PENINGKATAN REPUTASI DAN NILAI
PERUSAHAAN/BRAND VALUE;
3. MENCEGAH PERUSAHAAN “MEMBABI BUTA /BLINDLY” MENGAMBIL
RESIKO NON TARGET DAN RESIKO BERLEBIHAN PADA MARKET DAN
OPERASIONAL NILAI PERUSAHAAN AKAN MENURUN.
GOAL & PRINCIPLE OF
RISK MANAGEMENT
87. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
GOSIP TERHANGAT
REKLAMASI KEPULAUAN SPRATLY
Pulang sengketa 5 Negara : Cina, Philipina, Vietnam. Malaysia dan
Brunei. Salau satu pulau tersebut merupakan Pulau Karang dan di-
Reklamasi oleh China.
Indonesia pernah melaksanakan tahun 2006, yaitu Konservasi Pulau
Karang Nipa Batam, perbatasan dengan Singapore.
Pulau terluar yang terancam diakui oleh Negara Tetangga
88. Seminar on Dredging & Reclamation Technology
PENGEMBANGAN PULAU
TERLUAR DALAM RANGKA
MENJAGA KEDAULATAN NEGARA
Prasasti Bhineka Tunggal Ika
Tak satu titik pun hilang dari peta bumiku, tak satu pulau pun
hilang dari negeriku, akan kujaga kebhinekaan bangsaku:
INDONESIA