Dokumen tersebut merangkum analisis dampak lingkungan dari proyek pengerukan Waduk Sunter di Jakarta. Proyek ini bertujuan untuk mengatasi banjir dengan mengeruk lumpur di saluran air dan waduk. Dampak lingkungan yang diantisipasi meliputi kualitas udara, kebisingan, sampah, dan dampak sosial seperti persepsi masyarakat dan kesempatan kerja. Langkah-langkah pengelolaan lingkungan diusulkan untuk menangg
2. PENDAHULUAN
WADUK
(Waduk Sunter )
Waduk menurut pengertian
umum adalah tempat pada
permukaan tanah yang
dimaksudkan untuk
menyimpan/ menampung air
saat terjadi kelebihan
air/musim penghujan,
kemudian air yang melimpah
tersebut dimanfaatkan untuk
keperluan pertanian dan
berbagai keperluan lainnya
pada saat musim kemarau.
3. WADUK
FUNGSI
Fungsi dari sebuah
waduk adalah
menumpung air lipasan
hujan agar tidak
langsung mengallir ke
laut untuk
meningkatkan
ketersediaan air
permukaan
MANFA
AT
Terdapat berbagai
mancam manfaat dari
pembuatan waduk
diantaranya sebagai
penyedia air baku,
irigasi, PLTA,
Pengendali banjir, dll.
5. PENGERUKAN WADUK
SUNTER
Banjir di DKI Jakarta terjadi akibat
dari kondisi alam maupun akibat
dari aktivitas manusia. Kondisi
wilayah jakarta yang berada pada
dataran renda sebesar 40% hal
tersebut bahkan terdapat dibawah
elevasi maksimum pasang air laut.
Banjir dijakarta diperburuk dengan
adanya aktivitas masyarakat oleh
karena itu dibutuhkan sarana dan
prasanan untuk mengendalikan
banjir tersebut.
LATAR BELAKANG
Tujuan dari proyek ini adalah
mengatasi banjir tahunan dki
jakarta melalui prioritas dan
pengerukan yang ada disaluran
pengendali banjir dan waduk
adapun manfaat dari proyek
ini adalah untuk mengatasi besaran
kerugian dari banjir tahunan di
beberapa wilayah di jakarta timur
TUJUAN DAN MANFAAT
6. ANALISI DAMPAK
LINGKUNGAN
1. Mobilisasi Kendaraan dan
Peralatan
2. Mobilisasi Tenaga Kerja
3. Pengaturan Lalu Lintas
4. Pengerukan
5. Penempatan Hasil Keruk
Sementara
6. Pemilhan Sampah
7. Pengangkutan Lumpur ke
dispossal site.
Tahap Konstruksi
1. Pembersihan lahan
2. Demobilisasi Tenaga Kerja
3. Demobilisasi Kendaraan dan
Peralatan
4. Pemeliharaan
Tahap Pasca
Konstruksi
PERKIRAAN KOMPONEN YANG AKAN DITELAAH:
7. LANJUTAN
Komponen lingkungan yang diprakirakan terkena dampak dan akan ditelaah sebagai
berikut:
1) Kualitas Udara
2) Tingkat Kebauan
3) Tingkat Kebisingan
4) Kualitas Air Permukaan
5) Kualitas Sedimen
6) Banjir
7) Sampah
8) Biologi Darat
Perkiraan Komponen Lingkungan yang terkena
dampak:
9) Biologi Air
10) Persepsi Masyarakat
11) Estetika Lingkungan
12) Kesempatan Kerja
13) Kesempatan Berusaha
14) Kesehatan Masyarakat
15) Lalu Lintas
16) Kondisi Jalan
8. ANALISIS DAMPAK
Berdasarkan dampak penting yang di telaah maka dilakuka
evaluasi untuk mendapatkan sumber dampak yang penting
menggunakan metode Lohani-thanh:
9. HASIL ANALISIS
1. Pengerukan
2. Pengangkutan Lumpur Ke Dispossal Site
3. Mobilisasi kendaraan dan Peralatan
4. Penempatan Hasil Keruk Sementara
5. Pemeliharaan
6. Pemilahan Sampah
7. Penertiban Fisik Bangunan
8. Sosialiasi
9. Mobilisasi Tenaga Kerja
10. Demobilisasi Kendaraan dan Alat Berat
11. Demobilisasi Tenaga Kerja
12. Perencanaan Teknis
Sedangkan komponen lingkungan yang
sering menerima dampak adalah
1. Persepsi Masyarakat
2. Kualitas Udara
3. Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan
4. Kebauan
5. Sampah
6. Mengurangi Banjir
7. Kualitas Air Permukaan
8. Tingkat Kebisingan
9. Kesempatan Kerja dan Berusaha
10. Kualitas Sedimen
Berdasarkan matriks evaluasi dampak penting dengan mengunakan
metoda Lohani-Thanh, maka komponen kegiatan yang menjadi sumber
dampak penting adalah:
11. TAHAP PERSIAPAN
Pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan
adalah memberi kesempatan pada masyarakat yang
terkena dampak untuk dapat menyampaikan pendapat
dan aspirasinyamelalui pihak kelurahan.
Arahan rencana pengelolaan lingkungan adalah sosialisasi
kegiatan dilakukan secara transparan dengan
mengikutsertakan tokoh masyarakat setempat, seperti
ulama, Dewan Kelurahan, dan sebagainya.
a. Presepsi Masyarakat
12. TAHAP PENGERUKAN
a. Kebauan
pengelolaan lingkungan hidup yang
akan dilakukan untuk menangulangi
pencemaran kebauan adalah
penempatan hasil keruk jauh dari
penduduk sehingga dampak dapat
terlokalisir.
b. Kebisingan
Upaya pengelolaan lingkungan hidup
yang akan dilakukan untuk
menangulangi
pencemaran kebisingan adalah:
• Pembatasan jam kerja dan pengaturan
lalu lintas.
* Membatasi kecepatan kendaraan
pengangkut tanah/material.
• Pemeliharaan rutin pada peralatan dan
kendaraan proyek
13. LANJUTAN c. Lalu Lintas Dan
Kerusakan Jalan
Upaya pengelolaan lingkungan hidup yang akan
dilakukan untuk menangulangi gangguan lalu
lintas dan kerusakan jalan antara lain adalah:
" Memasang rambu-rambu lalu lintas dan rambu
pekerjaan proyek pengerukan.
" Pengangkutan peralatan dan material keruk
(lumpur dan sampah) dilakukan tidak pada saat-
saat jam sibuk pagi, siang dan sore hari, yaitu
dilakukan antara pukul 22.00 05.00WIB.
• Menempatkan petugas pengatur lalu lintas di
lokasi kegiatan pengerukan, rute pengangkutan
dan jalan akses disposal area.
• Menyediakan mobil tanki air yang beroperasi
sepanjang proses pengangkutan material
kerukan berlangsung. atau menyediakan
petugas kebersihan yang bekerjasama dengan
warga sekitar untuk memonitor dan
membersihkan ceceran sampah dan lumpur
pada badan jalan sekitar lokasi kegiatan,
sepanjang rute dan jalan akses disposal area.
• Seluruh truk pengangkut hasil kerukan harus
dilengakapi dengan penutup/seal plasik atau
sejenisnya sehingga material kerukan yang ada
tidak tercecer dijalan karena bocor dli, sehingga
• Pembatasan muatan truk dari hasil kerukan
tidak melebihi kapasitas dan beban jalan yang
akan dilalui untuk lokasi sepanjang rute
pengangkutan.
• Rute yang dilalui material hasil kerukan harus
disesuaikan dengan klass jalan yang ada sehingga
tidak menimbulkan kerusakan jalan akibat
verloading.
• Kontraktor wajib menyediakan uang jaminan
perbaikan/pemeliharaan jalan ke Pemda Jakarta
Utara dalam mematuhi ketentuan dari Pemda
masing-masing sebagai contoh yang dikeluarkan
pemda Jakarta Utara SK Walikota No 13 TH 2000
tentang pembentukan tim engendalian pemberian
dispensasi penggunan kendaraan angkutan
beratlangkutan tanah diwilayah kota Jakarta utara.
* Menjaga kebersihan ban-ban kendaraan
pengangkut bahan dan peralatan pengerukan dan
kendaraan pengangkut material keruk (lumpur
dan sampah) agar tidak mengotori badan jalan di
sekitar proyek, sepanjang rute pengangukutan.
* Menyediakan tempat cuci kendaraan proyek (Car
Wash) di disposal area.
* Koordinasi dengan Sudin Perhubungan Utara.
14. LANJUTAN
Arahan Pengelolaan Lingkungan antara lain
meliputi:
" Menyediakan wadah dan lokasi
penampungan sampah hasil pemisahan
sampah
dengan material keruk yang dilengkapi
sarana penampung air lindi dan
berpenutup,
• Pemasangan jaring pada Inlet waduk
untuk mencegah masuknya sampah pada
waku
pengerjaan pengerukan.
" Mengumpulkan sampah hasil pemisahan
material keruk dan aktivitas buruh
pengerukan agar tidak tercecer;
" Melengkapi peralatan pelindung diri yang
memadai bagi masyarakat yang terlibat
dalam kegiatan pemisahan sampah dari
material keruk,
" Mempercepat pengangkutan sampah ke
lokasi TPA bekerjasama dengan swasta
dan/atau Sudin Kebersihan Wilayah Jakarta
Utara
• Melakukan pengawasan dan penempatan
petugas kebersihan lingkungan di lokasi
kegiatan pengerukan secara menerus
setiap hari selama kegiatan pengerukan
Waduk Sunter berlangsung dengan
menempatkan petugas pemantau khusus.
d. Kualitas Sedimen
15. LANJUTAN
Arahan rencana pengelolaan
lingkungan adalah mengunakan silt
protector
e. Kualita Air
Arahan rencana pengelolaan
lingkungan adalah memberi
kesempatan masyarakat sekitar
untuk dapat bekerja dan berusaha
di lingkungan tapak kegiatan
g. Kesempatan Kerja
Dan Berusaha
Arahan rencana pengelolaan
lingkungan hidup yang akan dilakukan
untuk menangulangi pencemaran
kualitas udara adalah:
* Mengelola limbah padat baik yang
berasal dari pengerukan maupun yang
berasal dari pengerukan waduk.
* Pembatasan jam kerja dan
pengaturan lalu lintas.
* Membatasi kecepatan kendaraan
pengangkut material hasil keruk.
f. Kualitas udara
Arahan rencana pengelolaan
lingkungan adalah sosialisasi
kegiatan dilakukan secara
transparan dengan
mengikutsertakan tokoh masyarakat
setempat, seperti ulama, Dewan
Kelurahan, dan sebagainya.
Pengelolaan lingkungan hidup yang
telah dilakukan adalah memberi
kesempatan pada masyarakat yang
terkena dampak untuk dapat
h. Presepsi Masyarakat