SlideShare a Scribd company logo
1. Pengertian
Sindrom uremik adalah kumpulan tanda dan gejala yang terlihat seperti
insufiensi ginjal progresif dan GFR menurun hingga dibawah 10 ml/menit
(10% dari normal) dan puncaknya pada ESRD. Pada titik ini, nefron yang masih
utuh tidak lagi mampu untuk mengkompensasi dan mempertahankan fungsi
ginjal normal. ( sylvia A. Price, patofisiologi edisi 6 )
2. Manisfetasi klinis sindrom uremia dapat dibagi dalam beberapa bentuk
yaitu:
a. Pengaturan fungsi regulasi dan ekskresi yang kacau, seperti ketidak
seimbangan volume cairan dan elektrolit, ketidakseimbangan asam basa,
retensi nitrogen dan metabolisme lain, serta gangguan hormonal.
b. Abnormalitas sistem tubuh multipel ( sebenarnya pada semua sistem),
dasarnya tidak begitu dimengerti.
3. manifestasi klinis sindrom uremik secara khusus:
a. biokimia:
asidosis metabolic ( HCO3- serum 18 -20mEq/L)
azotemia ( penurunan GFR, menyebabkan peningkatan BUN,kreatinin)
hiperkalemia
retensi atau pembuangan natrium
hipermagnesemia
hiperurisemia
b. genitourinaria :
poliuria, berlanjut menjadi oliguria, lalu anuria
nokturia, pembalikan irama diurnal
berat jenis kemih tetap sebesar 1,010
proteinnuria
hilangnya libido, aminore, impotensi dan sterilitas
c. kardiovaskuler
hipertensi
retinopati dan ensofalopati hipertensif
beban sirkulasi berlebihan
edema
gagal jantung kongestif
perikarditis (friction rub)
disritmia
d. pernafasan
pernapasan kusmaul, dispnea
edema paru
pneumonitis
e. hematologik
anemia menyebabkan kelelahan
hemolisis
kecenderungan perdarahan
menurunnya resistensi terhadap infeksi (infeksi saluran kemih, pneumonia,
septikemia)
f. kulit
pucat, pigmantasi
perubahan rambut dan kuku (kuku mudah patah, tipis, bergerigi, ada garis-
garis merah-biru yang berkaitan dengan kehilangan protein)
pruritis
”kristal” uremik
Kulit kering
memar
g. saluran cerna
anoreksi, mual, muntah, menyebabkan penurunan berat badan
napas berbau amoniak
rasa kecap logam, mulut kering
stomatitis, parotitis
gastritis, enteritis
perdarahan saluran cerna
diare
h. metabolisme intermedier
protein – intoleransi, sintesis abnormal
karbohidrat – hiperglikemia, kebutuhan insulin menurun
lemak – peningkatan kadar trigliserida
mudah lelah
i. neuromuskuler
otot mengecil dan lemah
sistem saraf pusat
- penurunan ketajaman mental
- konsentrasi buruk
- apati
- letargi atau gelisah, insomnia
- kekacauan mental
- koma
- otot berkedut, asteriksis, kejang
neuropati perifer
- konduksi saraf lambat, sindrom ”restless leg”
- perubahan sensorik pada ekstremitas – parestesi
- perubahan motorik – foot drop yang berlanjut menjadi pareplegia
j. gangguan kalsium dan rangka
hiperfosfatemia, hipokalsemia
hiperparatiroidisme sekunder
osteodistrofi ginjal
fraktur patologik (demineralisasi tulang)
deposit garam kalsium pada jaringan lunak (sekitar sendi, pembuluh darah,
jantung, paru)
konjungtivitis (mata merah uremik)
4. Prinsip
a. Kontratraksi harus dipertahankan agar traksi tetap efektif
b. Harus berkesinambungan agar reduksi dan imobilisasi fraktur efektif
c. Pemberat tidak boleh diambil kecuali intermiten, dan tergantung bebas
d. Tubuh harus dalam keadaan sejajar
e. Tali tidak boleh macet
5. Jenis-Jenis Traksi
Terdapat dua tipe traksi yaitu kulit dan tulang:
a. Traksi Kulit
1). Traksi Buck merupakan tipe traksi kulit yang sering digunakan sebelum
pembedahan pada fraktur tulang pinggul untuk mengurangi spasmus, reduksi
dislokasi, menghindari kontraktur fleksi tulang pinggul dan mengurangi rasa
sakit pinggang bagian bawah (flow back pain). Hal tersebut dilakukan dengan
cara menghubungkan beban pada spreader bar (papan pembentangan)
dibawah kaki yang disambungkan pada sepatu atau perban elastis yang
diselubungkan pada kaki.
2). Traksi Halter leher-kepala digunakan untuk rasa sakit, strain dan salah urat
pada leher. Beban disambungkan melalui spreader bar ke halter dengan sabuk
pengikat dibawah dagu mengelilingi kepala pada dasar tengkorak.
3). Traksi Russel sama dengan traksi Buck dengan ditambahi dengan suspensi
yang mengangkat keatas yaitu beruapa sling (bidai) dibawah lutut atau paha
bagian bawah. Traksi ini digunakan untuk fraktur tulang pinggul, luka di paha
dan beberapa luka di lutut. Traksi Russel memungkinkan dilakukannya
gerakan.
4). Terdapat dua traksi pelvis. Traksi ini menggunakan sling untuk fraktur
panggul. Sabuk pengikut tersebut akan mengakibatkan tarikan ke bawah pada
pelvis dan biasanya intermiten. Sedangkan sling (bidai) akan menahan bokong
di atas tempat tidur sehingga memberikan stabilisasi dan imobilisasi pada
tulang yang retak.
b. Traksi tulang
1). Penjepit Steinmann atau Tali Kirschner merupakan perangkat yang
dimasukan ke dalam batang tulang kemudian diikat dengan perangkat traksi.
Traksi tulang atau traksi skeletal sering digunakan pada fraktur kaki.
Penggunaan alat ini menjajikan kemungkinan dilihat terhadap luka dan
memberikan akses perawatan pada jaringan yang mengalami trauma.
2). Traksi kepala atau tengkorak menggunakan jepitan Crutchfield atau vinckle
yang dimasukan kedalam tengkorak dan diikat pada beban. Perangkat ini
biasanya merupakan traksi tulang sementara.
3). Perangkat halo(lingkaran) diikat pada tulang tengkorak dan rompi
dipasang pada torso. Traksi tulang ini digunakan untuk fraktur tulang
belakang.
c. Pathways
d. Penatalaksanaan
1). Medis
2). Keperawatan
2. http://meikafitri.blogspot.com/2009/12/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
dengan.html
3.

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan gangguan penghidu.pptx
Pemeriksaan gangguan penghidu.pptxPemeriksaan gangguan penghidu.pptx
Pemeriksaan gangguan penghidu.pptx
Faradhillah Adi Suryadi
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarPangestu S
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndrome
sriyulianti19
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
Sulistia Rini
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinaliselmakrufi
 
Benjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher OnkoBenjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher Onko
Zarah Dzulhijjah
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
Yanto Physio
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
Herlan Boga
 
tehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomitehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomi
boby-nugroho
 
trauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaantrauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaan
Azis Aimaduddin
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
eka yunita
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitisPradasary
 
Tulang
TulangTulang
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
Puteri Mentira
 
Tetanus dan gas gangren
Tetanus dan gas gangrenTetanus dan gas gangren
Tetanus dan gas gangren
fikri asyura
 
Refarat Volvulus Sigmoid
Refarat Volvulus Sigmoid Refarat Volvulus Sigmoid
Refarat Volvulus Sigmoid
Rindang Abas
 

What's hot (20)

Pemeriksaan gangguan penghidu.pptx
Pemeriksaan gangguan penghidu.pptxPemeriksaan gangguan penghidu.pptx
Pemeriksaan gangguan penghidu.pptx
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndrome
 
kolestasis
kolestasiskolestasis
kolestasis
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
 
Benjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher OnkoBenjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher Onko
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
tehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomitehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomi
 
trauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaantrauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaan
 
Peri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltratPeri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltrat
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Tulang
TulangTulang
Tulang
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 
Tetanus dan gas gangren
Tetanus dan gas gangrenTetanus dan gas gangren
Tetanus dan gas gangren
 
Refarat Volvulus Sigmoid
Refarat Volvulus Sigmoid Refarat Volvulus Sigmoid
Refarat Volvulus Sigmoid
 

Similar to Sindrom uremik

Sains Sukan & Kejurulatihan : Sistem Otot
Sains Sukan & Kejurulatihan : Sistem OtotSains Sukan & Kejurulatihan : Sistem Otot
Sains Sukan & Kejurulatihan : Sistem Otot
Hafezah Yusof
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney disease
Ani Nuraeni
 
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
pjj_kemenkes
 
Anfis muskuloskeletas
Anfis muskuloskeletasAnfis muskuloskeletas
Anfis muskuloskeletas
Cahya
 
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
pjj_kemenkes
 
Kb 5(1)
Kb 5(1)Kb 5(1)
Kb 5(1)
pjj_kemenkes
 
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
pjj_kemenkes
 
Sistem Gerak
Sistem GerakSistem Gerak
Sistem Gerak
Amiable's Collection
 
Presentasi askep crf bab 1 5 prin
Presentasi askep crf bab 1 5 prinPresentasi askep crf bab 1 5 prin
Presentasi askep crf bab 1 5 prin
Eko Deswanto
 
Referat Osteoporosis
Referat OsteoporosisReferat Osteoporosis
Referat Osteoporosis
Firda Rani
 
SGD 1 Kelompok A1.pptx
SGD 1 Kelompok A1.pptxSGD 1 Kelompok A1.pptx
SGD 1 Kelompok A1.pptx
HorakhtyPride
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
Warnet Raha
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
Warnet Raha
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
Septian Muna Barakati
 

Similar to Sindrom uremik (20)

Sains Sukan & Kejurulatihan : Sistem Otot
Sains Sukan & Kejurulatihan : Sistem OtotSains Sukan & Kejurulatihan : Sistem Otot
Sains Sukan & Kejurulatihan : Sistem Otot
 
Bab ii crf AKPER PEMKAB MUNA
Bab ii crf AKPER PEMKAB MUNA Bab ii crf AKPER PEMKAB MUNA
Bab ii crf AKPER PEMKAB MUNA
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney disease
 
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
 
Anfis muskuloskeletas
Anfis muskuloskeletasAnfis muskuloskeletas
Anfis muskuloskeletas
 
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
 
Kb 5(1)
Kb 5(1)Kb 5(1)
Kb 5(1)
 
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
 
Sistem Gerak
Sistem GerakSistem Gerak
Sistem Gerak
 
Presentasi askep crf bab 1 5 prin
Presentasi askep crf bab 1 5 prinPresentasi askep crf bab 1 5 prin
Presentasi askep crf bab 1 5 prin
 
Referat Osteoporosis
Referat OsteoporosisReferat Osteoporosis
Referat Osteoporosis
 
SGD 1 Kelompok A1.pptx
SGD 1 Kelompok A1.pptxSGD 1 Kelompok A1.pptx
SGD 1 Kelompok A1.pptx
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Konsep dasar mobilisasi
Konsep dasar mobilisasiKonsep dasar mobilisasi
Konsep dasar mobilisasi
 

More from Yabniel Lit Jingga

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Yabniel Lit Jingga
 
Cover
CoverCover
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
Yabniel Lit Jingga
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
Yabniel Lit Jingga
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Yabniel Lit Jingga
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Yabniel Lit Jingga
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
Yabniel Lit Jingga
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
Yabniel Lit Jingga
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
Yabniel Lit Jingga
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
Yabniel Lit Jingga
 

More from Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 
Soleh 2078
Soleh 2078Soleh 2078
Soleh 2078
 

Sindrom uremik

  • 1. 1. Pengertian Sindrom uremik adalah kumpulan tanda dan gejala yang terlihat seperti insufiensi ginjal progresif dan GFR menurun hingga dibawah 10 ml/menit (10% dari normal) dan puncaknya pada ESRD. Pada titik ini, nefron yang masih utuh tidak lagi mampu untuk mengkompensasi dan mempertahankan fungsi ginjal normal. ( sylvia A. Price, patofisiologi edisi 6 ) 2. Manisfetasi klinis sindrom uremia dapat dibagi dalam beberapa bentuk yaitu: a. Pengaturan fungsi regulasi dan ekskresi yang kacau, seperti ketidak seimbangan volume cairan dan elektrolit, ketidakseimbangan asam basa, retensi nitrogen dan metabolisme lain, serta gangguan hormonal. b. Abnormalitas sistem tubuh multipel ( sebenarnya pada semua sistem), dasarnya tidak begitu dimengerti. 3. manifestasi klinis sindrom uremik secara khusus: a. biokimia: asidosis metabolic ( HCO3- serum 18 -20mEq/L) azotemia ( penurunan GFR, menyebabkan peningkatan BUN,kreatinin) hiperkalemia retensi atau pembuangan natrium hipermagnesemia hiperurisemia b. genitourinaria : poliuria, berlanjut menjadi oliguria, lalu anuria nokturia, pembalikan irama diurnal berat jenis kemih tetap sebesar 1,010 proteinnuria hilangnya libido, aminore, impotensi dan sterilitas c. kardiovaskuler hipertensi retinopati dan ensofalopati hipertensif beban sirkulasi berlebihan edema gagal jantung kongestif perikarditis (friction rub) disritmia d. pernafasan pernapasan kusmaul, dispnea edema paru
  • 2. pneumonitis e. hematologik anemia menyebabkan kelelahan hemolisis kecenderungan perdarahan menurunnya resistensi terhadap infeksi (infeksi saluran kemih, pneumonia, septikemia) f. kulit pucat, pigmantasi perubahan rambut dan kuku (kuku mudah patah, tipis, bergerigi, ada garis- garis merah-biru yang berkaitan dengan kehilangan protein) pruritis ”kristal” uremik Kulit kering memar g. saluran cerna anoreksi, mual, muntah, menyebabkan penurunan berat badan napas berbau amoniak rasa kecap logam, mulut kering stomatitis, parotitis gastritis, enteritis perdarahan saluran cerna diare h. metabolisme intermedier protein – intoleransi, sintesis abnormal karbohidrat – hiperglikemia, kebutuhan insulin menurun lemak – peningkatan kadar trigliserida mudah lelah i. neuromuskuler otot mengecil dan lemah sistem saraf pusat - penurunan ketajaman mental - konsentrasi buruk - apati - letargi atau gelisah, insomnia - kekacauan mental - koma - otot berkedut, asteriksis, kejang neuropati perifer - konduksi saraf lambat, sindrom ”restless leg” - perubahan sensorik pada ekstremitas – parestesi - perubahan motorik – foot drop yang berlanjut menjadi pareplegia j. gangguan kalsium dan rangka
  • 3. hiperfosfatemia, hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder osteodistrofi ginjal fraktur patologik (demineralisasi tulang) deposit garam kalsium pada jaringan lunak (sekitar sendi, pembuluh darah, jantung, paru) konjungtivitis (mata merah uremik) 4. Prinsip a. Kontratraksi harus dipertahankan agar traksi tetap efektif b. Harus berkesinambungan agar reduksi dan imobilisasi fraktur efektif c. Pemberat tidak boleh diambil kecuali intermiten, dan tergantung bebas d. Tubuh harus dalam keadaan sejajar e. Tali tidak boleh macet 5. Jenis-Jenis Traksi Terdapat dua tipe traksi yaitu kulit dan tulang: a. Traksi Kulit 1). Traksi Buck merupakan tipe traksi kulit yang sering digunakan sebelum pembedahan pada fraktur tulang pinggul untuk mengurangi spasmus, reduksi dislokasi, menghindari kontraktur fleksi tulang pinggul dan mengurangi rasa sakit pinggang bagian bawah (flow back pain). Hal tersebut dilakukan dengan cara menghubungkan beban pada spreader bar (papan pembentangan) dibawah kaki yang disambungkan pada sepatu atau perban elastis yang diselubungkan pada kaki. 2). Traksi Halter leher-kepala digunakan untuk rasa sakit, strain dan salah urat pada leher. Beban disambungkan melalui spreader bar ke halter dengan sabuk pengikat dibawah dagu mengelilingi kepala pada dasar tengkorak. 3). Traksi Russel sama dengan traksi Buck dengan ditambahi dengan suspensi yang mengangkat keatas yaitu beruapa sling (bidai) dibawah lutut atau paha bagian bawah. Traksi ini digunakan untuk fraktur tulang pinggul, luka di paha dan beberapa luka di lutut. Traksi Russel memungkinkan dilakukannya gerakan. 4). Terdapat dua traksi pelvis. Traksi ini menggunakan sling untuk fraktur panggul. Sabuk pengikut tersebut akan mengakibatkan tarikan ke bawah pada pelvis dan biasanya intermiten. Sedangkan sling (bidai) akan menahan bokong di atas tempat tidur sehingga memberikan stabilisasi dan imobilisasi pada tulang yang retak. b. Traksi tulang 1). Penjepit Steinmann atau Tali Kirschner merupakan perangkat yang dimasukan ke dalam batang tulang kemudian diikat dengan perangkat traksi. Traksi tulang atau traksi skeletal sering digunakan pada fraktur kaki. Penggunaan alat ini menjajikan kemungkinan dilihat terhadap luka dan
  • 4. memberikan akses perawatan pada jaringan yang mengalami trauma. 2). Traksi kepala atau tengkorak menggunakan jepitan Crutchfield atau vinckle yang dimasukan kedalam tengkorak dan diikat pada beban. Perangkat ini biasanya merupakan traksi tulang sementara. 3). Perangkat halo(lingkaran) diikat pada tulang tengkorak dan rompi dipasang pada torso. Traksi tulang ini digunakan untuk fraktur tulang belakang. c. Pathways d. Penatalaksanaan 1). Medis 2). Keperawatan 2. http://meikafitri.blogspot.com/2009/12/asuhan-keperawatan-pada-pasien- dengan.html 3.