SlideShare a Scribd company logo
ANATOMI
SISTEM MUSKULOSKELETAL
BY: ERNA SAFARIYAH
AXIAL
Tengkorak → 22 tulang
Tulang Telinga Tengah
→ 1 tulang
Tulang Hyoid → 1
tulang
Columna vertebrae →
26 tulang
Tulang Rongga Torax
→ 25 tulang
APENDICULAR
Pectoral Girdle → 4
tulang
Ekstremitas atas →
60 tulang
Pelvic Girdle → 2
tulang
Ekstremitas bawah →
60 tulang
Total = 206 tulang
FUNGSI TULANG
Fungsi tulang :
Proteksi, Melindungi organ (tengkorak melindungi otak,
thorak melindungi jantung, paru dan pembuluh darah
besar.)
Memberi bentuk (framework) tubuh individu
Membentuk eritrosit dalam sumsum tulang  hemopoesis
Penyimpanan mineral, cadangan mineral yg penting bagi
tubuh seperti calsium dan fosfor
Pergerakan, bersama otot skelet, tendon, ligament dan
sendi menghasilkan dan mentransfer kekuatan 
sebagian atau keseluruhan tubuh dpt bergerak.
KOMPOSISI TULANG
 Substansi Organik 33 %  Sel – sel tulang &
matriks kolagen, asam hialuronat, kondroitin asam
sulfat
 Substansi Inorganik 67 % kalsium (39 %), Fosfat
(17 %), magnesium, natrium, hidroksil, karbonat,
fluorida
 Tulang berongga (Cancellus) & tulang kompak
(Compact Bones)
KOMPOSISI TULANG
KOMPOSISI TULANG
COMPACT & SPONGY BONE
Struktur tulang
a. Struk. Makroskopik, terdiri dari :
Lapisan luar : korteks, tersusun dari jar. tl. yg padat
Lapisan dalam (endosteum) : medula, berupa jar.
sponge
Bagian tl paling ujung : epiphyse
Bagian metaphysis : berbatasan dgn ephyfise.
Merupakan bagian dimana tl tumbuh dan memanjang
secara longitudinal.
Diaphysis, bagian tengah tl. berbentuk silindris
STRUKTUR TULANG
Periosteum :
membran vaskular fibrous yg melapisi tulang,
banyak mengandung pemb darah.
Terdiri dari serat pada lapisan luar dan seluler
pd lapisan dalam
STRUKTUR TULANG
b. Struktur mikroskopik
Unit struktur korteks tulang compacta adalah system
havers, yaitu suatu jaringan (network) saluran yg
kompleks . s. Havers tdd :Pembuluh darah, saraf, pemb.
limfe
Lamela  lempeng2 tl yg tersusun konsentris sekitar
sistem havers
Lakuna  ruangan kecil2 diantara lamela, mengandung
sel tulang
Kanalikuli  yg memencar diantara lakuna dan
menggandengkannya dgn saluran havers.
KLASIFIKASI TULANG
Menurut bentuknya tulang dibagi menjadi :
Tl. panjang/pipa (Long Bone)  b’fungsi sbg alat unkit
dari tubuh dan memungkinkannya bergerak
Tl. Pendek/Short Bone (mis. Tl. karpalia tangan dan
tarsalia kaki)  pendukung/penyokong tubuh
Tl. berbentuk pipih (flatt) (mis. tl. tengkorak tl iga,
skapula)  b’fungsi pelindung dan melekatnya otot.
Tl. dgn bentuk tidak teratur/Irregular Bone (Vertebra, tl
wajah)
Tl. sesamoid (patela). Berkembang dalam tendon otot.
Tl.Sutura/Sutural Bone
PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN
TULANG
Tulang berkembang dari tulang rawan dan tulang membran
dari jaringan ikat.
Pembentukan tulang (osifikasi) dari membran.
 Tulang pipih berkembang menjadi tulang dari membran jar. ikat 
dikenal dgn tl membran.
 Osifikasi dimulai dari lapisan sel pembentuk tl diantara periosteum
dan tl  perlipatgandaan sel membran  membentuk jaringan
halus tulang  terbentuk tulang pipih. Terdiri 2 lapisan : lapisan jar.
tulang yg padat dan keras dan lap. Periosteum.
PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN
TULANG
Osifikasi dari tulang rawan
 Tulang pipa berkembang dari tl rawan
(kartilago).
 Pada embrio semua tl pipa berasal dari tl
rawan yg diselubungi perikhondrium
(membran tl rawan).
 Pusat osifikasi pertama pada diaphyse.
Kalsium ditimbun pada matriks dan sel-sel
tulang berkembang  perikhondrium menjadi
periosteum  sel-sel tulang tersusun
melingkar dan memanjang.
PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN
TULANG
 Perkembangan selanjutnya : pusat osifikasi
kedua di setiap ujung tl atau epiphyse dimana
terjadi osifikasi  meluas kearah batang dan
epiphys.
 Ujung tl tetap tertutup oleh tulang rawan hialin
yg menjadi tl rawan sendi.
 Diantara diapisis dan epifisis terdapat selapis tl
rawan  disebut tl rawan epifiseal yg tetap ada
sampai dewasa.
PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN
TULANG
 Pertumbuhan dan metabolisme TL dipengaruhi oleh
mineral dan hormon : Kalsium, fospor, calsitonin,
vitamin D, parathiroid hormon, growth hormon,
glukokortikoid dan sex hormon. Serta aktivitas
osteoblas
 Kalsium dan posfor, Keseimbangannya dipelihara oleh hormon,
calsitonin dan PTH. Jika kalsium darah turun maka tl melepaskan
kalsium kedalam darah yg distimulasi PTH.
PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN
TULANG
 Calsitonin, me↓kan kadar Ca darah jika kadarnya me↑ dgn
menghambat resorbsi tl dan meningkatkan sekresi Ca dan
fospor oleh ginjal.
 Vitamin D, me ↑ kan absorbsi Ca dan fospor dari usus halus.
Dan memberi kesempatan pada PTH.
 H. Parathiroid, me↑kan dan menstimulasi tl untuk
menyalurkan Ca ke dalam darah, menurunkan sekresi Ca
oleh ginjal dan memfasilitasi absorbsi Ca dari usus kecil
 Growth Hormon, berperan dalam peningkatan panjang
tulang dan penentuan matrik tulang yg dibentuk sebelum
pubertas.
PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN
TULANG
 Glukortikoid, mengatur katabolisme tubuh untuk
mengurangi atau atau meningkatkan matrik organik
tulang dan membantu regulasi absorbsi kalsium
dan fospor dari usus kecil.
 Sex hormon, estrogen menstimulasi aktivitas
osteoblastik dan menghambat peran PTH. Wanita
menopause kadar estrogennya turun sehingga
terjadi osteoporosis.
 Androgen dan testoteron meningkatkan
anabolisme dan meningkatkan masa tulang.
PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN
TULANG
Aktivitas osteoblas
 Osteoblas terdapat di permukaan luar dan dalam tulang.
 Sebagai respon terhadap berbagai sinyal kimiawi 
osteoblas menghasilkan matriks tulang. saat pertama
dibentuk matrik tl disebut osteoid.
 Kemudian kalsium mengendap pada osteoid  terjadi
pengerasan.
 Beberapa osteoblas tetap menjadi bagian dari osteoid dan
disebut osteosit (sel tl sejati).
 Osteosit di matrik membentuk tonjolan-tonjolan yg
menghubungkan osteosit satu dgn yg lain membentuk
saluran mikroskopik tl.
PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN
TULANG
PROSES PENYEMBUHAN TULANG
 INFLAMASI → Hematoma, Hemoragi, Pendarahan
 Proliferasi sel → Regenerasi Pembuluh darah, osteoblas,
osteoklas dari periosteum dan endosteum
 Pembentukan Kalus → Pembelahan sel dari periosteum
dan endosteum → Kalus eksternal dan kalus internal
 Osifikasi endokandrial dan osifikasi intramembranosa
 Remodelling → Reorganisasi kalus → tulang lamela
kompak
Sendi dan jar penyokong
Artilukasi atau sendi adalah hubungan dua tulang
Berdasar strukturnya dibagi atas :
a. Sendi fibrosa atau sinartroses, yaitu sendi yg tdk
dpt bergerak → tidak memiliki lapisan tulang rawan
→ jaringan penyambung fibrosa → Misalnya
sutura tulang kranial
b. Sendi kartilaginosa atau amfiartroses, adalah
sendi dengan gerakan sedikit bebas → ujung
tulang dibungkus o/ tulang rawan hialin → ligamen
→ misal : simfisis pubis, antara korpus vetebra
Sendi dan jar penyokong
Sendi sinovial atau diartrosis, adalah sendi yg bergerak
bebas → memiliki rongga sendi → dilapisi o/ tulang
rawan hialin
 Kapsul sendi → selaput penutup fibrosa padat →
jaringan penyambung, banyak pembuluh darah
 Sinovium → cairan kental u/ melumasi sendi :
bening, tidak membeku , tidak berwarna, 1 – 3 ml
 Kartilago hialin
Sendi dan jar penyokong
jenisnya :
Sendi datar atau s. geser misalnya sendi karpus dan tarsus
Sendi putar, gerakan ke segala jurusan : sendi panggul dan bahu
Sendi engsel, hanya bergerak satu bidang: sendi siku
Sendi kondoloid, mirip s. engsel tetapi dapat bergerak ke dua bidang,
lateral dan ke depan belakang : pergelangan tangan tapi bukan rotasi
Sendi berporos: atau sendi putar contoh pd gerakan radius sekitar
ulna : pronasi dan supinasi
Sendi pelana : sendi yg timbal balik menerima : sendi antara
travezium dan tl metakarpal pertama dari ibu jari
Jaringan penyokong
Sel mast, sel plasma, limfosit, monosit
Fibroblas, kondrosit, osteoblas
Ligamen, jaringan ikat yang berfungsi
menghubungkan tulang dengan tulang sehungga
lebih kuat dan stabil.
Tendon, jaringan yang menghubungkan otot
dengan tulang
Tuberositas : tonjolan tegas, kasar, dan besar → tuberositas radial,
trokanter femur
Tuberkel : tumpul, tipis dan membulat → tuberkel pada humerus
Spina : Ramping, tajam → Spina skapular
Kondilus : pembesaran permukaan berartikulasi yang membulat →
kondilus oksipital
Epikondilus ; tonjolan yang terletak di atas kondilus → epikondilus
medial femur
Krista : bubungan tegas → krista tibialis
Fovea : Alur dangkal → fovea kapitus femur
Fosa : Alur lebih dalam dari fovea → fosa mandibular
Sulkus : Celah memanjang u/ mengakomodasi jalur pembuluh darah
atau saraf → sulkus intertubular humerus
Foramen : Celah masuk yang besar u/ p.d, saraf, atau ligamen →
foramen magnum
Kanal: Celah tubular → Kanal infraorbital
Fisura : Celah sempit yang terletak antara dua tulang → Fisura
Sfenomaksilar
SCELETON
1. Cranium
2. Mandibula
3. Hioid
4. Vertebra Servicale
5. Clavicula
6. Sternum
7. Kartilago Costae
8. Tulang Iga
9. Scapula
10. Humerus
11. Radius
12. Ulna
13. Karpal
14. Metakarpal
15. Falang
16. Vertebra Thoracal
17. Vertebra Lumbal
18. Vertebra Sacralis
19. Os.Ilieum
20. Femur
21. Patella
22. Tibia
23. Fibula
24. Tarsal
25. Metatarsal
26. Falang
A X I A L
SKULL (Tengkorak)
1. Os.Frontale
2. Foramen Supraorbitale
3. Orbita
4. Fissura Orbitalis Superior
5. Fissura Orbitalis Inferior
6. Os.Zygomaticum
7. Foramen Infraorbitale
8. Maxilla
9. Corpus Mandibulae
10. Foramen Mentalis
11. Mandibula
12. Protuberantea mentale
13. Spina Nasalis Anterior
14. Concha Nasalis Inferior
15. Concha Nasalis Media
16. Septum Nasi
17. Os. Nasale
18. Os. Lacrimale
A X I A L
SKULL (Right View)
1. Os.Parietale
2. Sutura Coronalis
3. Os.Frontale
4. Os.Nasale
5. Spina Nasalis Anterior
6. Os.Lacrimale
7. Pars Orbitalis
8. Ossis Ethmoidale
9. Maxilla
10. Corpus
11. Ramus
12. Processus Coronoideus
13. Processus Condylaris
14. Foramen Mentale
15. Processus Styloideus
16. Meatus Acusticus Eksternus
17. Processus Mastoideus
18. Processus Zygomaticus
19. Pars Squamosa
20. Ala Major Ossis Sphenoidale
21. lInea temporalis Inferior
22. lInea temporalis Superior
23. Pterion
24. Sutura Lambdoides
25. Protuberantia Occipitalis externa
SKULL (Posterior View)
1. Os. Parietales
2. Sutura Sagitalis
3. Sutura Lambdoidea
4. Os.Occipitale
5. Protuberantia Occipitalis
externa
6. Linea Nuchae Superior
7. Linea Nuchae Inferior
SKULL (FETUS MATUR)
1. Sutura Coronalis
2. Fronticulus Anterior
3. Fonticulus Sphenoidale
4. -
5. Fonticulus Mastoidea
6. Sutura Lambdoidea
7. Meatus Acusticus
Externus
8. Sutura Sagitalis
9. Fonticulus Posterior
A X I A L
 SKULL (Basis Kranii)
1. Fossa Incisivum
2. Processus Palatinum Maxillae
3. Lamina Horizontalis Ossis Platini
4. Foramen Palatinum Majus
5. Foramina Palatina Majora
6. Hamulus Pterygoidea
7. Arcus Zygomaticus
8. Pars Squamosa Ossis Temporalis
9. Tuberculum Articulare
10. Processus Styloideus
11. Foramen Stylomastoideum
12. Processus Mastoideus
13. Foramen Mastoideum
14. Linea Nuchea Superior
15. Protuberantia Occipitalis Externa
16. Crista Occipitalis Externa
17. Linea Nuchae Inferior
18. Foramen Magnum
19. Canalis Condylaris
20. Condylus Occipitalis
21. Canalis Hypoglossi
22. Foramen Jugulare
23. Canalis Caroticus
24. Foramen Spinosum
25. Foramen Ovale
26. Foramen Lacerum
27. Margo Posterior Vomer
28. Sutura Palatinum Transversum
29. Sutura Palatinum Medius
A X I A L
SKULL (FOSSA
CRANIUM)
VERTEBRA CERVICALIS (c1 - atlas)
Superior View:
1. Massa Lateralis
2. Foramen Transversum
3. Processus Transversus
4. Fovea Dentis
5. Foramen Vertebra
Inferior View:
2. Foramen Transversum
3. Processus Transversus
4. Fovea Dentis
5. Foramen Vertebra
6. Fovea Articularis Inferior
Vertebra Cervicalis (C2 – Axis)
1. Processus Spinosus Bifidus
2. Lamina Arcus Vertebrae
3. Processus Transversus
4. Pediculus Arcus Vertebrae
5. Facies Articularis Superior
6. Dens
7. Corpus Vertebrae
8. Foramen Vertebra
9. Processus Articularis Inferior
Vertebra Cervicalis (C5 )
1. Processus Spinosus
Bifidus
2. Lamina Arcus Vertebrae
3. Processus Articularis
Superior
4. Foramen Transversum
5. Lamella Intertuberculare
6. Corpus Vertebra
7. Foramen Vertebra
8. Labium posterolateralis
Vertebra Thoracica (T-VII)
1. Processus Spinosus
2. Lamina Arcus Vertebra
3. Processus Articularis
Superior
4. Processus transversus
5. Pediculuc Arcus
Vertebra
6. Corpus vertebra
7. Foramen Vertebra
Vertebra Lumbalis
1. Pricessus Spinosus
2. Lamina Arcus Vertebra
3. Processus Articularis
Superior
4. Processus Transversus
5. Pediculus Arcus
Vertebra
6. Corpus Vertebra
7. Foramen Vertebra
8. Processus Articularis
Inferior
Os. Sacrum
1. Corpus Vertebra
Lumbalis V
2. Fusi V S-1 & V S-2
3. V. Coccygea
4. Promontorium
5. Canalis Sacralis
6. Processus Articularis
Superior
7. Crista Sacralis
8. Facies Auricularis
9. Foramen Sacrale
10. Hiatus Sacralis
STERNUM
1. Incisura Jugularis
2. Manubrium Ossis
Sterni
3. Angulus Sternalis
4. Corpus Ossis Sterni
5. Processus Xyphoideus
Thorax
1. Fovea Articularis Caput
2. Crista Caput
3. Collum Costae
4. Fovea Articularis Tuberculum
5. Tuberculum
6. Angulus Costae
7. Sulcus Costales
8. Corpus Costae
9. Fovea Articularis Processus
Transversus
10. Fovea Costalis Transversalis
11. Processus spinosus
12. -
13. Foramen Transversum
APENDICULAR
SCAPULA (LATERAL)
1. Processus Coronoideus
2. Cavitas Glenoidales
3. Spina Scapulae
4. Acromion
5. Fossa Infraspinata
6. Angulus Inferior
7. Margo Lateralis
SCAPULA (Dorsalis)
1. Processus Coracoideus
2. Incisura Scapulae
3. Margo Superior
4. Fossa Supraspinata
5. Angulus Superior
6. Spina Scapulae
7. Margo Medialis
8. Fossa Infraspinata
9. Angulus Inferior
10. Margo Lateralis
11. Cavitas Glenoidalis
12. Acromion
HUMERUS
1. Caput Humeri
2. Collum Anatomicum
3. Tuberculum Minus
4. Sulcus
Intertubercularis
5. Tuberculum Majus
6. Collum Chirrugicum
7. Tuberositas Deltoidea
ULNA
1. Processus Olecranon
2. Incisura Trochlearis
3. Processus Coronoideus
4. Tuberositas Ulnae
5. Incisura Radialis
6. Facies Anterior
7. Caput Ulna
8. Processus Styloideus
Os. Metacarpal
1. Processus Styloideus pd ujung
distal radius
2. Os. Scaphoideum
3. Os.Lunatum
4. Os.Triquetrum
5. Os.Pisiforme
6. Os.Trapezium
7. Os.Trapezoideum
8. Os.Capitatum
9. Os.Hamatum
10. Metacarpal
11. Phalanx Proximal
12. Phalanx Medial
13. Phalanx Distal
OS. METACARPAL
1. Skapid
2. Lunatum
3. Fisiformis
4. Triangular
5. Trapezium
6. Trapezoid
7. Kapitatum
8. Hamatum
9. Metacarpal
10. Phalanx Proximal
11. Phalanx Medial
12. Phalanx Distal
Os.Coxa Lateral
1. Spina Iliaca Sup
2. Tuberkel Crista Iliaka
3. Spina Iliaca Posterior Superior
4. Spina Iliaca Posterior Inferior
5. Incisura Ischiadica Major
6. Linea Glutea Anterior
7. Spina Ischiadica
8. Incisura Ischiadica minor
9. Corpus Ossis Ischi
10. Tuberositas Ischiadicum
11. Foramen Obturatum
12. Ramus Ossis Ischial
13. Ramus Inferior Ossis Pubis
14. Corpus Ossis Pubis
Os.Coxa Medial
Femur
Anterior:
1. Caput Femoris
2. Collum Femoris
3. Trochanter Major
4. Linea Intertrochanterica
5. Trochanter Minor
6. Corpus Femoris
7. Linea Pectinea
8. Tuberculum Quadratus
9. Linea Spiralis
FEMUR
Anterior:
1. Condylus Medialis
2. Condylus Lateral
Posterior:
1. Condylus Medialis
2. Condylus Lateral
3. Linea
Intercondylaris
TIBIA
1. Tuberculum
Intercondylare mediale
laterale
2. Condylus Lateralis
3. Tuberositas Tibiae
4. Margo Anterior
5. Condylus Medialis
6. Facies Anterior
7. Malleolus Medialis
FIBULA
1. Caput Fibulae
2. Facies Lateralis
3. Margo Anterior
4. Malleolus Lateralis
SENDI LUTUT
Anterior:
SENDI LUTUT
Posterior:
ARCUS PLANTARIS
Facies Dorasalis:
1. Calcaneus
2. Talus(Facies Superior Trochleae Tali)
3. Os. Navuculare
4. Os.Kuboideum
5. Os.Cuneiformi Mediale
6. Os.Cuneiformi Intermedium
7. Os.Cuneiformi Laterale
8. Corpus Ossis Metatarsal
9. Phalanx Proksimal
10. Phalanx Medial
11. Phalanx Distal
ARCUS PLANTARIS
Medial:
1. Kalkaneus
2. Facies Mallelaris
Lateralis
3. Os.Navicularis
4. Os.Cuboideum
5. Cuneiforme Media
6. Cuneiforme
Intermedia
7. Cuneiformi Lateral
8. Metatarsal
FUNGSI MUSKULAR
Otot ialah jaringan yg mempunyai kemampuan
khusus yaitu berkontraksi.
Secara umum sistem muskular mempunyai 3
fungsi :
 Menggerakan tubuh dan bagian-bagian tubuh
 Memelihara postur tubuh
 Menghasilkan panas.
Jenis Otot
Secara umum dibagi menjadi 3 jenis :Otot rangka,
Otot jantung danOtot polos
 Otot skelet (otot.lurik / volunter) ditemukan pada
otot yg melekat pada tulang, tl rawan atau otot.
Dibentuk oleh sel-sel multinukleus yg panjang dan
memperlihatkan pola jalur-jalur lurik. Berkontraksi
lebih cepat dibanding yg lainnya, sepenuhnya
berada dibawah kontrol saraf dan hanya
berkontraksi jika dirangsang oleh rangsangan saraf
Otot Rangka
Jenis Otot
 Otot Polos
Ditemukan pada dinding visera, pembuluh darah, dsb
disebut juga otot viseral. Serat tidak menunjukan garis
melintang.
Bersifat involunter
Dikendalikan melalui saraf autonom, berbeda dengan
otot lurik. Tidak memiliki neuromuskular junction.
Berespon lambat terhadap rangsang syaraf
Distimulasi oleh stimulasi neural dan hormonal seperti
acetiylcolin dan norefinefrin.
Otot Polos
Otot Polos
Jenis Otot
 Otot Jantung, hanya ditemukan pada jantung.
Otot jantung bergaris seperti otot sadar.
Perbedaanya ialah bahwa serabutnya bercabang dan
mengadakan anstomose ( bersambung satu sama lain,
tersusun memanjang seperti otot lurik, tidak dapat
dikendalikan oleh kemauan)
Memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan
kontraksi otomatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada
tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja ini disebut
myogenik yg membedakan dgn neurogenik.
Otot Jantung
STRUKTUR MUSKULAR
STRUKTUR MUSKULAR
Bagian – bagian otot
tendo
venter
ALAT PENYOKONG OTOT
 TENDO : jaringan ikat kuat, bentuknyamembulat
 APONEUROSIS: jaringan ikat kuat, pipih dan lebar
 FASCIA: pembungkus otot & kumpulan otot
 BURSA MUCOSA/BURSA SINOVIAL : Suatu kantung
tertutup dari jaringan areolar. Dindingnya lembek, saling
terpisah oleh suatu lapisan licin. Merupakan suatu alat
pelumas, mengurangi gesekan antara otot dengan alat
sekitarnya.
 VAGINA TENDINEUM : (sarung otot) semacam bursa
mucosa, yang mengelilingi satu atau lebih urat (tendo)
Struktur muskular
 Tiap serabut otot mengandung
miofibril, miofibril tersusun dari
sarcomer yaitu unit kontraktil otot
skelet.
 Komponen sarkomer tdd filamen
tebal dan tipis.
 Filamen tipis terutama tersusun
oleh protein aktin
 Filamen tebal terutama tersusun
oleh protein miosin.
STRUKTUR MUSKULAR
Kontraksi otot skelet
Kontraksi otot
Diakibatkan oleh kontraksi masing-masing komponen
sarkomer, kontraksi sarkomer disebabkan oleh interaksi
aktin dan miosin yg saling mendekat dengan
adanyapeningkatan lokal kadar ion kalsium. Filamen aktin
dan miosin saling meluncur satu sama lain.
Ketika kadar kalsium dalam sarkomer menurun, filamen
aktin dan miosin berhenti berinteraksi dan sarkomer
kembali kepanjang istirahat awalnya (relaksasi)
Aktin dan miosin tdk dpt berinteraksi bila tdk ada kalsium.
Kontraksi Otot Skelet
Mekanisme umum kontraksi otot
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot rangka sebagai berikut:
 Potensial aksi berjalan sepanjang saraf motorik sampai ke
ujung saraf.
 Setiap ujung saraf mengsekresi substabsi neurotransmiter,
yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit.
 Asetrilkolin bekerja untuk area setempat pd membran serat
otot guna membuka saluran asetilkolin pada membran
plasma.
 Sejumlah besar ion Na mengalir ke dlm membran srat otot
pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan
potensial aksi
KONTRAKSI OTOT
 Potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf otot
 Potensial aksi menimbulkan depolarisasi membran serat
otot. Kemudian menyebabkan retikulum sarkoplasma
melepas ion Ca yg disimpan dalam retikulum ke miofibril.
 Ion Ca menimbulkan kekuatan menarik antara filamen
aktin dan miosin yg menyebabkan gerak bersama-sama
dan menghasilkan kontraksi.
 Kalsium dipompakan kembali ke dalam retikulum
sarkoplasma
 Ketika kadar kalsium dalam sarkomer menurun, filamen
aktin dan miosin berhenti berinteraksi dan sarkomer
kembali kepanjang istirahat awalnya (relaksasi)
Jenis-jenis kontraksi otot
 Kontraksi isometrik
kontraksi serabut otot dimana panjang otot tetap konstan
tetapi tenaga yg dihasilkan oleh otot meningkat, misal
ketika mendorong dinding.
 Kontraksi isotonik
ditandai dengan pemendekan otot tanpa peningkatan
tegangan dalam otot, misalnya fleksi lengan atas
Gerakan berjalan merupakan kontraksi kombinasi keduanya
KERJA OTOT SKELET
Fungsi utama otot rangka adalah untuk menggerakan tulang dan artikulasinya,
dengan kontraksi dan relaksasi.
Contoh gerakan pd lengan atas
Otot bisep lengan atas dilekatkan oleh tendon ke skapula.
(Asal otot disebut origo). Ujung yg lain dari otot dilekatkan
pd radius. Perlekatan ini untuk menggerakan otot dikenal
sebagai insersio dari otot
Bisep adalah otot fleksor, otot ini menekuk sendi,
mengangkat lengan saat memendek.
Otot trisep pada punggung lengan adalah otot ektensor.
Otot ini meluruskan sendi. Berlawanan dengan otot bisep
KERJA OTOT SKELET
selama fleksi sederhana siku.
a. bisep kontraksi – ini adalah penggerak utama
b. trisep rileks secara refleks – ini adalah kerja otot
antagonis
c. otot tertentu pada lengan berkontraksi untuk
mencegah gerakan berguing
d. otot disekitar bahu berkontraksi untuk
memantapkan sendi bahu
(c dan d ) – ini adalah kerja otot sinergis
Os.Scapulae
Caput
origo
Venter
M.Triceps Brachiim.brachioradialis
m.brachialis
Os.Ulna
Cauda
insersio
m.Biceps brachii
Os.Radius
Punctum
Fixum
Punctum
Mobile
Metabolisme gerak tubuh
Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot
disebut sebagai mesin pengubah energi kimia
menjadi kerja mekanis. Sumber energi yg dpt
segera digunakan adalah derifat fosfat organik
berenergi tinggi yg terdapat dalam otot, sumber
utama energi diperoleh dari metabolisme
intermedier KH dan lipid
Metabolisme gerak tubuh
Energi untuk reaksi didapat dari pemecahan adenosin trifosfat (ATP) yang
kaya energi menjadi adenosin difosfat (ADP) dan fosfat dengan
melepaskan energi
ATP  ADP + fosfat + Energi
ATP baru diresintesis dari ADP dan kreatin fosfat :
Energi + ADP + Kreatin fosfat  ATP + kreatin
Energi untuk reaksi ini didapat dari oksidasi KH dan asam lemak
Oksigen disimpan oleh otot dalam dalam mioglobin dari sarkoplasma.
KH disimpan sbg glikogen otot. Simpanan tersebut dpt digunakan
sampai selama periode aktivitas otot terus menerus
OTOT ANGGOTA BADAN ATAS
 OTOT-OTOT
GELANG BAHU
 OTOT-OTOT
LENGAN ATAS
 OTOT-OTOT
LENGAN BAWAH
 OTOT-OTOT
TANGAN
OTOT
GELANG
BAHU
M.Trapezius
M.Subclavius
M.Deltoideus
M.Pectoralis Major
M.Latissimus Dorsi
M.Teres Major
M.Subscapularis
M.Serratus Anterior
M.Supraspinatus
OTOT
LENGAN
ATAS
M.Coracobrachialis
M.Biceps brachii,
caput longum
m.triceps brachii,caput longum
m.biceps brachii,caput brevis
m.triceps brachii,caput mediale
m.brachialis
OTOT
FLEXOR
M.Pronator Teres
M.Flexor Carpi Radialis
M.Flexor Digitorum
Superficialis
M.Palmaris Longus
M.Flexor Carpi Ulnaris
OTOT
EKSTENSOR M.Brachioradialis
M.Extensor Carpi Radialis Longus
M.Extensor Carpi Radialis Brevis
M.Extensor Carpi
Ulnaris
M.Extensor Digitorum
Coomunis
OTOT – OTOT TANGAN
M.Adductor pollicis,
Caput oblique & transversum
M.Flexor Digiti Minimi Brevis
M.Opponens Digiti Minimi
M.Flexor Policis Brevis
M.Abductor Digiti Minimi
M.Abductor Policis Brevis
M.Opponens Policis
OTOT EKSTREMITAS
BAWAH
 OTOT-OTOT PANGKAL
PAHA
 OTOT-OTOT TUNGKAI
ATAS
 OTOT-OTOT TUNGKAI
BAWAH
 OTOT-OTOT KAKI
OTOT
PANGKA
L PAHA
TUNGKAI
ATAS
BAGIAN
ANTERIOR
M.Psoas major
M.Sartorius
M.Rectus Femoris
M.Vastus Lateralis
M.Vastus Medialis
OTOT
PANGKAL
PAHA
TUNGKAI
ATAS
BAGIAN
POSTERIOR
M.Glutaeus Medius
M.Glutaeus Minimus
M.Piriformis
M.Quadratus femoris
M.Obturator Internus
M.Glutaeus Maximus
M.Semitendinosus
M.Semimembranous
M.Biceps Femoris,
Caput Longum
M.Biceps Femoris,
Caput Brevis
Otot – Otot Tungkai Bawah
M.Peroneus Longus
M.Tibialis Anterior
M.Extensor Digitorum Longus
Otot – Otot Tungkai Bawah
M.Plantaris
M.Gastrocnemius
M.Soleus
Otot – Otot Kaki
Dorsum
Pedis
M.Extensor Hallucis Brevis
M.Extensor Digitorum Brevis
Otot – Otot Kaki
Planta
Pedis
M.Flexor Hallucis Brevis
M.Flexor Digitorum Brevis
M.Abductor Hallucis
M.Abductor Digiti Minimi
M.Abductor Digiti Minimi Brevis
M.Iliocostalis Thoracis
M.Spinalis Thoracis
M.Longissimus Thoracis
M.Iliocostalis Lumborum
M.Quadratus Lumborum
M.Erector Spinae
M.Multifidus
M.Quadratus Lumborum
KEPUSTAKAAN
 Brunner &Suddarth’s. 2004. Medical Surgical Nursing vol 3. The
Lippincott. Philadelphia
 Cambridge communications limited : alih bahasa Ester (1999).
Anatomi dan fisiologi sistem lokomor dan pengindraan. Edisi 2.
EGC. Jakarta
 Elson (1993). The Anatomy Coloring Book second edition. WK and
LMK: New York
 Guyton & Hall (2003). Fisiologi Kedokteran. EGC : jakarta.
 McMinn & Hutching : alih bahasa Oswari,J (1993). Atlas Anatomi
Tubuh Manusia.Edisi 2. Jakarta : Widya Medika
 Muttaqin. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. EGC : Jakarta.
 Saryono. 2011. Biokimia Otot. Nuha Medika : Yogyakarta.

More Related Content

What's hot

Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidah
suhendrina
 
Indra Penglihatan & Indra Pengecap
Indra Penglihatan & Indra PengecapIndra Penglihatan & Indra Pengecap
Indra Penglihatan & Indra Pengecap
Aulia Rizqi
 
Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis Fraktur
Yanto Physio
 
Konsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar ElektroterapiKonsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar Elektroterapi
Yanto Physio
 
Kumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabKumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawab
Almayszaroh
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaan
eryeryey
 
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
Sulistia Rini
 
RPS Pengantar Bisnis.docx
RPS Pengantar Bisnis.docxRPS Pengantar Bisnis.docx
RPS Pengantar Bisnis.docx
NurulHuda552
 
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik MahasiswaPeran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
Yulia Fauzi
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Randy Wrihatnolo
 
SISTEM RANGKA MANUSIA
SISTEM RANGKA MANUSIASISTEM RANGKA MANUSIA
SISTEM RANGKA MANUSIA
Fhyka Clalu
 
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmupengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
mas karebet
 
Perencanaan dalam Fungsi Manajemen
Perencanaan dalam Fungsi ManajemenPerencanaan dalam Fungsi Manajemen
Perencanaan dalam Fungsi Manajemen
Apple Yuu
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem FilsafatPancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Fair Nurfachrizi
 
Manajemen Konflik, Kepemimpinan dan Motivasi
Manajemen Konflik, Kepemimpinan dan MotivasiManajemen Konflik, Kepemimpinan dan Motivasi
Manajemen Konflik, Kepemimpinan dan Motivasi
Widhiss
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Wulandari Rima Kumari
 
Organisasi pemerintahan masa depan
Organisasi pemerintahan masa depan Organisasi pemerintahan masa depan
Organisasi pemerintahan masa depan
Frans Dione
 
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan AtasAnatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Darwis Yang Terbuang
 
Sistem limfatik jadi
Sistem limfatik jadiSistem limfatik jadi
Kinesiologi dan biomekanika
Kinesiologi dan biomekanikaKinesiologi dan biomekanika
Kinesiologi dan biomekanika
Banisy
 

What's hot (20)

Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidah
 
Indra Penglihatan & Indra Pengecap
Indra Penglihatan & Indra PengecapIndra Penglihatan & Indra Pengecap
Indra Penglihatan & Indra Pengecap
 
Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis Fraktur
 
Konsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar ElektroterapiKonsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar Elektroterapi
 
Kumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabKumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawab
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaan
 
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
 
RPS Pengantar Bisnis.docx
RPS Pengantar Bisnis.docxRPS Pengantar Bisnis.docx
RPS Pengantar Bisnis.docx
 
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik MahasiswaPeran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
 
SISTEM RANGKA MANUSIA
SISTEM RANGKA MANUSIASISTEM RANGKA MANUSIA
SISTEM RANGKA MANUSIA
 
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmupengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
 
Perencanaan dalam Fungsi Manajemen
Perencanaan dalam Fungsi ManajemenPerencanaan dalam Fungsi Manajemen
Perencanaan dalam Fungsi Manajemen
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem FilsafatPancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
 
Manajemen Konflik, Kepemimpinan dan Motivasi
Manajemen Konflik, Kepemimpinan dan MotivasiManajemen Konflik, Kepemimpinan dan Motivasi
Manajemen Konflik, Kepemimpinan dan Motivasi
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Organisasi pemerintahan masa depan
Organisasi pemerintahan masa depan Organisasi pemerintahan masa depan
Organisasi pemerintahan masa depan
 
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan AtasAnatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
 
Sistem limfatik jadi
Sistem limfatik jadiSistem limfatik jadi
Sistem limfatik jadi
 
Kinesiologi dan biomekanika
Kinesiologi dan biomekanikaKinesiologi dan biomekanika
Kinesiologi dan biomekanika
 

Similar to Anfis muskuloskeletas

Pengantar Anatomi Veterinary 2
Pengantar Anatomi Veterinary 2Pengantar Anatomi Veterinary 2
Pengantar Anatomi Veterinary 2Dirga Januar
 
Gerak pada vertebrata
Gerak pada vertebrataGerak pada vertebrata
Gerak pada vertebrata
Agus Ansori
 
Sistem gerak manusia
Sistem gerak manusiaSistem gerak manusia
Sistem gerak manusia
Ali Mustofa
 
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.pptBAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
soalujian84
 
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_SKELETON_Rangk.pptx
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_SKELETON_Rangk.pptxPRESENTASI_PPT_Powerpoint_SKELETON_Rangk.pptx
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_SKELETON_Rangk.pptx
Dzakiyahrafa
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
Titik Kadarsih
 
Sistem Gerak SMA Kelas 11 Semester 1.pptx
Sistem Gerak SMA Kelas 11 Semester 1.pptxSistem Gerak SMA Kelas 11 Semester 1.pptx
Sistem Gerak SMA Kelas 11 Semester 1.pptx
achmadfatoni24
 
Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
Soga Biliyan Jaya
 
Alat gerak pasif
Alat gerak pasifAlat gerak pasif
Alat gerak pasifayu larissa
 
Alat gerak pasif Biologi kelas XI
Alat gerak pasif Biologi kelas XIAlat gerak pasif Biologi kelas XI
Alat gerak pasif Biologi kelas XIEltari
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
SMP Negeri 2 Krian
 
Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi ManusiaAnatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia
Stikes BTH Tasikmalaya
 
Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)
Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)
Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)
Henky Yoga
 
Anatomi Muskuloskeletal
Anatomi MuskuloskeletalAnatomi Muskuloskeletal
Anatomi Muskuloskeletal
Amalia Senja
 
Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
Noor Fitri Amalia
 
Makalah sistem muscular dan skeleton
Makalah sistem muscular dan skeletonMakalah sistem muscular dan skeleton
Makalah sistem muscular dan skeleton
IRNANDASUSANTI
 

Similar to Anfis muskuloskeletas (20)

Pengantar Anatomi Veterinary 2
Pengantar Anatomi Veterinary 2Pengantar Anatomi Veterinary 2
Pengantar Anatomi Veterinary 2
 
Gerak pada vertebrata
Gerak pada vertebrataGerak pada vertebrata
Gerak pada vertebrata
 
Sistem gerak manusia
Sistem gerak manusiaSistem gerak manusia
Sistem gerak manusia
 
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.pptBAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
 
sistem gerak manusia
sistem gerak manusiasistem gerak manusia
sistem gerak manusia
 
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_SKELETON_Rangk.pptx
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_SKELETON_Rangk.pptxPRESENTASI_PPT_Powerpoint_SKELETON_Rangk.pptx
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_SKELETON_Rangk.pptx
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
Sistem Gerak SMA Kelas 11 Semester 1.pptx
Sistem Gerak SMA Kelas 11 Semester 1.pptxSistem Gerak SMA Kelas 11 Semester 1.pptx
Sistem Gerak SMA Kelas 11 Semester 1.pptx
 
Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
 
Alat gerak pasif
Alat gerak pasifAlat gerak pasif
Alat gerak pasif
 
Sistem muskuloskeletal 2
Sistem muskuloskeletal 2Sistem muskuloskeletal 2
Sistem muskuloskeletal 2
 
Alat gerak pasif Biologi kelas XI
Alat gerak pasif Biologi kelas XIAlat gerak pasif Biologi kelas XI
Alat gerak pasif Biologi kelas XI
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi ManusiaAnatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia
 
Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)
Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)
Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)
 
Anatomi Muskuloskeletal
Anatomi MuskuloskeletalAnatomi Muskuloskeletal
Anatomi Muskuloskeletal
 
Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
 
Makalah sistem muscular dan skeleton
Makalah sistem muscular dan skeletonMakalah sistem muscular dan skeleton
Makalah sistem muscular dan skeleton
 
Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
 
Sistem Gerak
Sistem GerakSistem Gerak
Sistem Gerak
 

More from Cahya

Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukDatabase kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Cahya
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
Cahya
 
Biooptik
BiooptikBiooptik
BiooptikCahya
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panas
Cahya
 
Siklus tidur
Siklus tidurSiklus tidur
Siklus tidur
Cahya
 
Remaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSRemaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDS
Cahya
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitas
Cahya
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksualCahya
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardian
Cahya
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
Cahya
 
Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasKebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitas
Cahya
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Cahya
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksi
Cahya
 
Trend issue pengobatan
Trend issue pengobatanTrend issue pengobatan
Trend issue pengobatanCahya
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanCahya
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
FarmakologiCahya
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananCahya
 
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerNutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerCahya
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziCahya
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananCahya
 

More from Cahya (20)

Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukDatabase kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
 
Biooptik
BiooptikBiooptik
Biooptik
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panas
 
Siklus tidur
Siklus tidurSiklus tidur
Siklus tidur
 
Remaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSRemaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDS
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitas
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksual
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardian
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasKebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitas
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatan
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksi
 
Trend issue pengobatan
Trend issue pengobatanTrend issue pengobatan
Trend issue pengobatan
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
 
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerNutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 

Recently uploaded

Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 

Recently uploaded (7)

Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 

Anfis muskuloskeletas

  • 2.
  • 3. AXIAL Tengkorak → 22 tulang Tulang Telinga Tengah → 1 tulang Tulang Hyoid → 1 tulang Columna vertebrae → 26 tulang Tulang Rongga Torax → 25 tulang APENDICULAR Pectoral Girdle → 4 tulang Ekstremitas atas → 60 tulang Pelvic Girdle → 2 tulang Ekstremitas bawah → 60 tulang Total = 206 tulang
  • 4. FUNGSI TULANG Fungsi tulang : Proteksi, Melindungi organ (tengkorak melindungi otak, thorak melindungi jantung, paru dan pembuluh darah besar.) Memberi bentuk (framework) tubuh individu Membentuk eritrosit dalam sumsum tulang  hemopoesis Penyimpanan mineral, cadangan mineral yg penting bagi tubuh seperti calsium dan fosfor Pergerakan, bersama otot skelet, tendon, ligament dan sendi menghasilkan dan mentransfer kekuatan  sebagian atau keseluruhan tubuh dpt bergerak.
  • 5. KOMPOSISI TULANG  Substansi Organik 33 %  Sel – sel tulang & matriks kolagen, asam hialuronat, kondroitin asam sulfat  Substansi Inorganik 67 % kalsium (39 %), Fosfat (17 %), magnesium, natrium, hidroksil, karbonat, fluorida  Tulang berongga (Cancellus) & tulang kompak (Compact Bones)
  • 9. Struktur tulang a. Struk. Makroskopik, terdiri dari : Lapisan luar : korteks, tersusun dari jar. tl. yg padat Lapisan dalam (endosteum) : medula, berupa jar. sponge Bagian tl paling ujung : epiphyse Bagian metaphysis : berbatasan dgn ephyfise. Merupakan bagian dimana tl tumbuh dan memanjang secara longitudinal. Diaphysis, bagian tengah tl. berbentuk silindris
  • 10. STRUKTUR TULANG Periosteum : membran vaskular fibrous yg melapisi tulang, banyak mengandung pemb darah. Terdiri dari serat pada lapisan luar dan seluler pd lapisan dalam
  • 11. STRUKTUR TULANG b. Struktur mikroskopik Unit struktur korteks tulang compacta adalah system havers, yaitu suatu jaringan (network) saluran yg kompleks . s. Havers tdd :Pembuluh darah, saraf, pemb. limfe Lamela  lempeng2 tl yg tersusun konsentris sekitar sistem havers Lakuna  ruangan kecil2 diantara lamela, mengandung sel tulang Kanalikuli  yg memencar diantara lakuna dan menggandengkannya dgn saluran havers.
  • 12. KLASIFIKASI TULANG Menurut bentuknya tulang dibagi menjadi : Tl. panjang/pipa (Long Bone)  b’fungsi sbg alat unkit dari tubuh dan memungkinkannya bergerak Tl. Pendek/Short Bone (mis. Tl. karpalia tangan dan tarsalia kaki)  pendukung/penyokong tubuh Tl. berbentuk pipih (flatt) (mis. tl. tengkorak tl iga, skapula)  b’fungsi pelindung dan melekatnya otot. Tl. dgn bentuk tidak teratur/Irregular Bone (Vertebra, tl wajah) Tl. sesamoid (patela). Berkembang dalam tendon otot. Tl.Sutura/Sutural Bone
  • 13. PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG Tulang berkembang dari tulang rawan dan tulang membran dari jaringan ikat. Pembentukan tulang (osifikasi) dari membran.  Tulang pipih berkembang menjadi tulang dari membran jar. ikat  dikenal dgn tl membran.  Osifikasi dimulai dari lapisan sel pembentuk tl diantara periosteum dan tl  perlipatgandaan sel membran  membentuk jaringan halus tulang  terbentuk tulang pipih. Terdiri 2 lapisan : lapisan jar. tulang yg padat dan keras dan lap. Periosteum.
  • 14. PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG Osifikasi dari tulang rawan  Tulang pipa berkembang dari tl rawan (kartilago).  Pada embrio semua tl pipa berasal dari tl rawan yg diselubungi perikhondrium (membran tl rawan).  Pusat osifikasi pertama pada diaphyse. Kalsium ditimbun pada matriks dan sel-sel tulang berkembang  perikhondrium menjadi periosteum  sel-sel tulang tersusun melingkar dan memanjang.
  • 15. PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG  Perkembangan selanjutnya : pusat osifikasi kedua di setiap ujung tl atau epiphyse dimana terjadi osifikasi  meluas kearah batang dan epiphys.  Ujung tl tetap tertutup oleh tulang rawan hialin yg menjadi tl rawan sendi.  Diantara diapisis dan epifisis terdapat selapis tl rawan  disebut tl rawan epifiseal yg tetap ada sampai dewasa.
  • 16. PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG  Pertumbuhan dan metabolisme TL dipengaruhi oleh mineral dan hormon : Kalsium, fospor, calsitonin, vitamin D, parathiroid hormon, growth hormon, glukokortikoid dan sex hormon. Serta aktivitas osteoblas  Kalsium dan posfor, Keseimbangannya dipelihara oleh hormon, calsitonin dan PTH. Jika kalsium darah turun maka tl melepaskan kalsium kedalam darah yg distimulasi PTH.
  • 17. PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG  Calsitonin, me↓kan kadar Ca darah jika kadarnya me↑ dgn menghambat resorbsi tl dan meningkatkan sekresi Ca dan fospor oleh ginjal.  Vitamin D, me ↑ kan absorbsi Ca dan fospor dari usus halus. Dan memberi kesempatan pada PTH.  H. Parathiroid, me↑kan dan menstimulasi tl untuk menyalurkan Ca ke dalam darah, menurunkan sekresi Ca oleh ginjal dan memfasilitasi absorbsi Ca dari usus kecil  Growth Hormon, berperan dalam peningkatan panjang tulang dan penentuan matrik tulang yg dibentuk sebelum pubertas.
  • 18. PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG  Glukortikoid, mengatur katabolisme tubuh untuk mengurangi atau atau meningkatkan matrik organik tulang dan membantu regulasi absorbsi kalsium dan fospor dari usus kecil.  Sex hormon, estrogen menstimulasi aktivitas osteoblastik dan menghambat peran PTH. Wanita menopause kadar estrogennya turun sehingga terjadi osteoporosis.  Androgen dan testoteron meningkatkan anabolisme dan meningkatkan masa tulang.
  • 19. PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG Aktivitas osteoblas  Osteoblas terdapat di permukaan luar dan dalam tulang.  Sebagai respon terhadap berbagai sinyal kimiawi  osteoblas menghasilkan matriks tulang. saat pertama dibentuk matrik tl disebut osteoid.  Kemudian kalsium mengendap pada osteoid  terjadi pengerasan.  Beberapa osteoblas tetap menjadi bagian dari osteoid dan disebut osteosit (sel tl sejati).  Osteosit di matrik membentuk tonjolan-tonjolan yg menghubungkan osteosit satu dgn yg lain membentuk saluran mikroskopik tl.
  • 21. PROSES PENYEMBUHAN TULANG  INFLAMASI → Hematoma, Hemoragi, Pendarahan  Proliferasi sel → Regenerasi Pembuluh darah, osteoblas, osteoklas dari periosteum dan endosteum  Pembentukan Kalus → Pembelahan sel dari periosteum dan endosteum → Kalus eksternal dan kalus internal  Osifikasi endokandrial dan osifikasi intramembranosa  Remodelling → Reorganisasi kalus → tulang lamela kompak
  • 22. Sendi dan jar penyokong Artilukasi atau sendi adalah hubungan dua tulang Berdasar strukturnya dibagi atas : a. Sendi fibrosa atau sinartroses, yaitu sendi yg tdk dpt bergerak → tidak memiliki lapisan tulang rawan → jaringan penyambung fibrosa → Misalnya sutura tulang kranial b. Sendi kartilaginosa atau amfiartroses, adalah sendi dengan gerakan sedikit bebas → ujung tulang dibungkus o/ tulang rawan hialin → ligamen → misal : simfisis pubis, antara korpus vetebra
  • 23. Sendi dan jar penyokong Sendi sinovial atau diartrosis, adalah sendi yg bergerak bebas → memiliki rongga sendi → dilapisi o/ tulang rawan hialin  Kapsul sendi → selaput penutup fibrosa padat → jaringan penyambung, banyak pembuluh darah  Sinovium → cairan kental u/ melumasi sendi : bening, tidak membeku , tidak berwarna, 1 – 3 ml  Kartilago hialin
  • 24. Sendi dan jar penyokong jenisnya : Sendi datar atau s. geser misalnya sendi karpus dan tarsus Sendi putar, gerakan ke segala jurusan : sendi panggul dan bahu Sendi engsel, hanya bergerak satu bidang: sendi siku Sendi kondoloid, mirip s. engsel tetapi dapat bergerak ke dua bidang, lateral dan ke depan belakang : pergelangan tangan tapi bukan rotasi Sendi berporos: atau sendi putar contoh pd gerakan radius sekitar ulna : pronasi dan supinasi Sendi pelana : sendi yg timbal balik menerima : sendi antara travezium dan tl metakarpal pertama dari ibu jari
  • 25. Jaringan penyokong Sel mast, sel plasma, limfosit, monosit Fibroblas, kondrosit, osteoblas Ligamen, jaringan ikat yang berfungsi menghubungkan tulang dengan tulang sehungga lebih kuat dan stabil. Tendon, jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang
  • 26. Tuberositas : tonjolan tegas, kasar, dan besar → tuberositas radial, trokanter femur Tuberkel : tumpul, tipis dan membulat → tuberkel pada humerus Spina : Ramping, tajam → Spina skapular Kondilus : pembesaran permukaan berartikulasi yang membulat → kondilus oksipital Epikondilus ; tonjolan yang terletak di atas kondilus → epikondilus medial femur Krista : bubungan tegas → krista tibialis Fovea : Alur dangkal → fovea kapitus femur Fosa : Alur lebih dalam dari fovea → fosa mandibular Sulkus : Celah memanjang u/ mengakomodasi jalur pembuluh darah atau saraf → sulkus intertubular humerus Foramen : Celah masuk yang besar u/ p.d, saraf, atau ligamen → foramen magnum Kanal: Celah tubular → Kanal infraorbital Fisura : Celah sempit yang terletak antara dua tulang → Fisura Sfenomaksilar
  • 27.
  • 28. SCELETON 1. Cranium 2. Mandibula 3. Hioid 4. Vertebra Servicale 5. Clavicula 6. Sternum 7. Kartilago Costae 8. Tulang Iga 9. Scapula 10. Humerus 11. Radius 12. Ulna 13. Karpal 14. Metakarpal 15. Falang 16. Vertebra Thoracal 17. Vertebra Lumbal 18. Vertebra Sacralis 19. Os.Ilieum 20. Femur 21. Patella 22. Tibia 23. Fibula 24. Tarsal 25. Metatarsal 26. Falang
  • 29. A X I A L SKULL (Tengkorak)
  • 30. 1. Os.Frontale 2. Foramen Supraorbitale 3. Orbita 4. Fissura Orbitalis Superior 5. Fissura Orbitalis Inferior 6. Os.Zygomaticum 7. Foramen Infraorbitale 8. Maxilla 9. Corpus Mandibulae 10. Foramen Mentalis 11. Mandibula 12. Protuberantea mentale 13. Spina Nasalis Anterior 14. Concha Nasalis Inferior 15. Concha Nasalis Media 16. Septum Nasi 17. Os. Nasale 18. Os. Lacrimale
  • 31. A X I A L SKULL (Right View)
  • 32. 1. Os.Parietale 2. Sutura Coronalis 3. Os.Frontale 4. Os.Nasale 5. Spina Nasalis Anterior 6. Os.Lacrimale 7. Pars Orbitalis 8. Ossis Ethmoidale 9. Maxilla 10. Corpus 11. Ramus 12. Processus Coronoideus 13. Processus Condylaris 14. Foramen Mentale 15. Processus Styloideus 16. Meatus Acusticus Eksternus 17. Processus Mastoideus 18. Processus Zygomaticus 19. Pars Squamosa 20. Ala Major Ossis Sphenoidale 21. lInea temporalis Inferior 22. lInea temporalis Superior 23. Pterion 24. Sutura Lambdoides 25. Protuberantia Occipitalis externa
  • 33. SKULL (Posterior View) 1. Os. Parietales 2. Sutura Sagitalis 3. Sutura Lambdoidea 4. Os.Occipitale 5. Protuberantia Occipitalis externa 6. Linea Nuchae Superior 7. Linea Nuchae Inferior
  • 34. SKULL (FETUS MATUR) 1. Sutura Coronalis 2. Fronticulus Anterior 3. Fonticulus Sphenoidale 4. - 5. Fonticulus Mastoidea 6. Sutura Lambdoidea 7. Meatus Acusticus Externus 8. Sutura Sagitalis 9. Fonticulus Posterior
  • 35. A X I A L  SKULL (Basis Kranii)
  • 36. 1. Fossa Incisivum 2. Processus Palatinum Maxillae 3. Lamina Horizontalis Ossis Platini 4. Foramen Palatinum Majus 5. Foramina Palatina Majora 6. Hamulus Pterygoidea 7. Arcus Zygomaticus 8. Pars Squamosa Ossis Temporalis 9. Tuberculum Articulare 10. Processus Styloideus 11. Foramen Stylomastoideum 12. Processus Mastoideus 13. Foramen Mastoideum 14. Linea Nuchea Superior 15. Protuberantia Occipitalis Externa 16. Crista Occipitalis Externa 17. Linea Nuchae Inferior 18. Foramen Magnum 19. Canalis Condylaris 20. Condylus Occipitalis 21. Canalis Hypoglossi 22. Foramen Jugulare 23. Canalis Caroticus 24. Foramen Spinosum 25. Foramen Ovale 26. Foramen Lacerum 27. Margo Posterior Vomer 28. Sutura Palatinum Transversum 29. Sutura Palatinum Medius
  • 37. A X I A L SKULL (FOSSA CRANIUM)
  • 38. VERTEBRA CERVICALIS (c1 - atlas) Superior View: 1. Massa Lateralis 2. Foramen Transversum 3. Processus Transversus 4. Fovea Dentis 5. Foramen Vertebra Inferior View: 2. Foramen Transversum 3. Processus Transversus 4. Fovea Dentis 5. Foramen Vertebra 6. Fovea Articularis Inferior
  • 39. Vertebra Cervicalis (C2 – Axis) 1. Processus Spinosus Bifidus 2. Lamina Arcus Vertebrae 3. Processus Transversus 4. Pediculus Arcus Vertebrae 5. Facies Articularis Superior 6. Dens 7. Corpus Vertebrae 8. Foramen Vertebra 9. Processus Articularis Inferior
  • 40. Vertebra Cervicalis (C5 ) 1. Processus Spinosus Bifidus 2. Lamina Arcus Vertebrae 3. Processus Articularis Superior 4. Foramen Transversum 5. Lamella Intertuberculare 6. Corpus Vertebra 7. Foramen Vertebra 8. Labium posterolateralis
  • 41. Vertebra Thoracica (T-VII) 1. Processus Spinosus 2. Lamina Arcus Vertebra 3. Processus Articularis Superior 4. Processus transversus 5. Pediculuc Arcus Vertebra 6. Corpus vertebra 7. Foramen Vertebra
  • 42. Vertebra Lumbalis 1. Pricessus Spinosus 2. Lamina Arcus Vertebra 3. Processus Articularis Superior 4. Processus Transversus 5. Pediculus Arcus Vertebra 6. Corpus Vertebra 7. Foramen Vertebra 8. Processus Articularis Inferior
  • 43. Os. Sacrum 1. Corpus Vertebra Lumbalis V 2. Fusi V S-1 & V S-2 3. V. Coccygea 4. Promontorium 5. Canalis Sacralis 6. Processus Articularis Superior 7. Crista Sacralis 8. Facies Auricularis 9. Foramen Sacrale 10. Hiatus Sacralis
  • 44. STERNUM 1. Incisura Jugularis 2. Manubrium Ossis Sterni 3. Angulus Sternalis 4. Corpus Ossis Sterni 5. Processus Xyphoideus
  • 45. Thorax 1. Fovea Articularis Caput 2. Crista Caput 3. Collum Costae 4. Fovea Articularis Tuberculum 5. Tuberculum 6. Angulus Costae 7. Sulcus Costales 8. Corpus Costae 9. Fovea Articularis Processus Transversus 10. Fovea Costalis Transversalis 11. Processus spinosus 12. - 13. Foramen Transversum
  • 46. APENDICULAR SCAPULA (LATERAL) 1. Processus Coronoideus 2. Cavitas Glenoidales 3. Spina Scapulae 4. Acromion 5. Fossa Infraspinata 6. Angulus Inferior 7. Margo Lateralis
  • 47. SCAPULA (Dorsalis) 1. Processus Coracoideus 2. Incisura Scapulae 3. Margo Superior 4. Fossa Supraspinata 5. Angulus Superior 6. Spina Scapulae 7. Margo Medialis 8. Fossa Infraspinata 9. Angulus Inferior 10. Margo Lateralis 11. Cavitas Glenoidalis 12. Acromion
  • 48. HUMERUS 1. Caput Humeri 2. Collum Anatomicum 3. Tuberculum Minus 4. Sulcus Intertubercularis 5. Tuberculum Majus 6. Collum Chirrugicum 7. Tuberositas Deltoidea
  • 49. ULNA 1. Processus Olecranon 2. Incisura Trochlearis 3. Processus Coronoideus 4. Tuberositas Ulnae 5. Incisura Radialis 6. Facies Anterior 7. Caput Ulna 8. Processus Styloideus
  • 50. Os. Metacarpal 1. Processus Styloideus pd ujung distal radius 2. Os. Scaphoideum 3. Os.Lunatum 4. Os.Triquetrum 5. Os.Pisiforme 6. Os.Trapezium 7. Os.Trapezoideum 8. Os.Capitatum 9. Os.Hamatum 10. Metacarpal 11. Phalanx Proximal 12. Phalanx Medial 13. Phalanx Distal
  • 51. OS. METACARPAL 1. Skapid 2. Lunatum 3. Fisiformis 4. Triangular 5. Trapezium 6. Trapezoid 7. Kapitatum 8. Hamatum 9. Metacarpal 10. Phalanx Proximal 11. Phalanx Medial 12. Phalanx Distal
  • 52. Os.Coxa Lateral 1. Spina Iliaca Sup 2. Tuberkel Crista Iliaka 3. Spina Iliaca Posterior Superior 4. Spina Iliaca Posterior Inferior 5. Incisura Ischiadica Major 6. Linea Glutea Anterior 7. Spina Ischiadica 8. Incisura Ischiadica minor 9. Corpus Ossis Ischi 10. Tuberositas Ischiadicum 11. Foramen Obturatum 12. Ramus Ossis Ischial 13. Ramus Inferior Ossis Pubis 14. Corpus Ossis Pubis
  • 54. Femur Anterior: 1. Caput Femoris 2. Collum Femoris 3. Trochanter Major 4. Linea Intertrochanterica 5. Trochanter Minor 6. Corpus Femoris 7. Linea Pectinea 8. Tuberculum Quadratus 9. Linea Spiralis
  • 55. FEMUR Anterior: 1. Condylus Medialis 2. Condylus Lateral Posterior: 1. Condylus Medialis 2. Condylus Lateral 3. Linea Intercondylaris
  • 56. TIBIA 1. Tuberculum Intercondylare mediale laterale 2. Condylus Lateralis 3. Tuberositas Tibiae 4. Margo Anterior 5. Condylus Medialis 6. Facies Anterior 7. Malleolus Medialis
  • 57. FIBULA 1. Caput Fibulae 2. Facies Lateralis 3. Margo Anterior 4. Malleolus Lateralis
  • 60. ARCUS PLANTARIS Facies Dorasalis: 1. Calcaneus 2. Talus(Facies Superior Trochleae Tali) 3. Os. Navuculare 4. Os.Kuboideum 5. Os.Cuneiformi Mediale 6. Os.Cuneiformi Intermedium 7. Os.Cuneiformi Laterale 8. Corpus Ossis Metatarsal 9. Phalanx Proksimal 10. Phalanx Medial 11. Phalanx Distal
  • 61. ARCUS PLANTARIS Medial: 1. Kalkaneus 2. Facies Mallelaris Lateralis 3. Os.Navicularis 4. Os.Cuboideum 5. Cuneiforme Media 6. Cuneiforme Intermedia 7. Cuneiformi Lateral 8. Metatarsal
  • 62. FUNGSI MUSKULAR Otot ialah jaringan yg mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi. Secara umum sistem muskular mempunyai 3 fungsi :  Menggerakan tubuh dan bagian-bagian tubuh  Memelihara postur tubuh  Menghasilkan panas.
  • 63. Jenis Otot Secara umum dibagi menjadi 3 jenis :Otot rangka, Otot jantung danOtot polos  Otot skelet (otot.lurik / volunter) ditemukan pada otot yg melekat pada tulang, tl rawan atau otot. Dibentuk oleh sel-sel multinukleus yg panjang dan memperlihatkan pola jalur-jalur lurik. Berkontraksi lebih cepat dibanding yg lainnya, sepenuhnya berada dibawah kontrol saraf dan hanya berkontraksi jika dirangsang oleh rangsangan saraf
  • 65. Jenis Otot  Otot Polos Ditemukan pada dinding visera, pembuluh darah, dsb disebut juga otot viseral. Serat tidak menunjukan garis melintang. Bersifat involunter Dikendalikan melalui saraf autonom, berbeda dengan otot lurik. Tidak memiliki neuromuskular junction. Berespon lambat terhadap rangsang syaraf Distimulasi oleh stimulasi neural dan hormonal seperti acetiylcolin dan norefinefrin.
  • 68. Jenis Otot  Otot Jantung, hanya ditemukan pada jantung. Otot jantung bergaris seperti otot sadar. Perbedaanya ialah bahwa serabutnya bercabang dan mengadakan anstomose ( bersambung satu sama lain, tersusun memanjang seperti otot lurik, tidak dapat dikendalikan oleh kemauan) Memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja ini disebut myogenik yg membedakan dgn neurogenik.
  • 72. Bagian – bagian otot tendo venter
  • 73.
  • 74. ALAT PENYOKONG OTOT  TENDO : jaringan ikat kuat, bentuknyamembulat  APONEUROSIS: jaringan ikat kuat, pipih dan lebar  FASCIA: pembungkus otot & kumpulan otot  BURSA MUCOSA/BURSA SINOVIAL : Suatu kantung tertutup dari jaringan areolar. Dindingnya lembek, saling terpisah oleh suatu lapisan licin. Merupakan suatu alat pelumas, mengurangi gesekan antara otot dengan alat sekitarnya.  VAGINA TENDINEUM : (sarung otot) semacam bursa mucosa, yang mengelilingi satu atau lebih urat (tendo)
  • 75. Struktur muskular  Tiap serabut otot mengandung miofibril, miofibril tersusun dari sarcomer yaitu unit kontraktil otot skelet.  Komponen sarkomer tdd filamen tebal dan tipis.  Filamen tipis terutama tersusun oleh protein aktin  Filamen tebal terutama tersusun oleh protein miosin.
  • 77.
  • 78.
  • 79. Kontraksi otot skelet Kontraksi otot Diakibatkan oleh kontraksi masing-masing komponen sarkomer, kontraksi sarkomer disebabkan oleh interaksi aktin dan miosin yg saling mendekat dengan adanyapeningkatan lokal kadar ion kalsium. Filamen aktin dan miosin saling meluncur satu sama lain. Ketika kadar kalsium dalam sarkomer menurun, filamen aktin dan miosin berhenti berinteraksi dan sarkomer kembali kepanjang istirahat awalnya (relaksasi) Aktin dan miosin tdk dpt berinteraksi bila tdk ada kalsium.
  • 80. Kontraksi Otot Skelet Mekanisme umum kontraksi otot Timbul dan berakhirnya kontraksi otot rangka sebagai berikut:  Potensial aksi berjalan sepanjang saraf motorik sampai ke ujung saraf.  Setiap ujung saraf mengsekresi substabsi neurotransmiter, yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit.  Asetrilkolin bekerja untuk area setempat pd membran serat otot guna membuka saluran asetilkolin pada membran plasma.  Sejumlah besar ion Na mengalir ke dlm membran srat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi
  • 81. KONTRAKSI OTOT  Potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf otot  Potensial aksi menimbulkan depolarisasi membran serat otot. Kemudian menyebabkan retikulum sarkoplasma melepas ion Ca yg disimpan dalam retikulum ke miofibril.  Ion Ca menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin yg menyebabkan gerak bersama-sama dan menghasilkan kontraksi.  Kalsium dipompakan kembali ke dalam retikulum sarkoplasma  Ketika kadar kalsium dalam sarkomer menurun, filamen aktin dan miosin berhenti berinteraksi dan sarkomer kembali kepanjang istirahat awalnya (relaksasi)
  • 82.
  • 83.
  • 84.
  • 85. Jenis-jenis kontraksi otot  Kontraksi isometrik kontraksi serabut otot dimana panjang otot tetap konstan tetapi tenaga yg dihasilkan oleh otot meningkat, misal ketika mendorong dinding.  Kontraksi isotonik ditandai dengan pemendekan otot tanpa peningkatan tegangan dalam otot, misalnya fleksi lengan atas Gerakan berjalan merupakan kontraksi kombinasi keduanya
  • 86. KERJA OTOT SKELET Fungsi utama otot rangka adalah untuk menggerakan tulang dan artikulasinya, dengan kontraksi dan relaksasi. Contoh gerakan pd lengan atas Otot bisep lengan atas dilekatkan oleh tendon ke skapula. (Asal otot disebut origo). Ujung yg lain dari otot dilekatkan pd radius. Perlekatan ini untuk menggerakan otot dikenal sebagai insersio dari otot Bisep adalah otot fleksor, otot ini menekuk sendi, mengangkat lengan saat memendek. Otot trisep pada punggung lengan adalah otot ektensor. Otot ini meluruskan sendi. Berlawanan dengan otot bisep
  • 87. KERJA OTOT SKELET selama fleksi sederhana siku. a. bisep kontraksi – ini adalah penggerak utama b. trisep rileks secara refleks – ini adalah kerja otot antagonis c. otot tertentu pada lengan berkontraksi untuk mencegah gerakan berguing d. otot disekitar bahu berkontraksi untuk memantapkan sendi bahu (c dan d ) – ini adalah kerja otot sinergis
  • 90.
  • 91. Metabolisme gerak tubuh Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. Sumber energi yg dpt segera digunakan adalah derifat fosfat organik berenergi tinggi yg terdapat dalam otot, sumber utama energi diperoleh dari metabolisme intermedier KH dan lipid
  • 92. Metabolisme gerak tubuh Energi untuk reaksi didapat dari pemecahan adenosin trifosfat (ATP) yang kaya energi menjadi adenosin difosfat (ADP) dan fosfat dengan melepaskan energi ATP  ADP + fosfat + Energi ATP baru diresintesis dari ADP dan kreatin fosfat : Energi + ADP + Kreatin fosfat  ATP + kreatin Energi untuk reaksi ini didapat dari oksidasi KH dan asam lemak Oksigen disimpan oleh otot dalam dalam mioglobin dari sarkoplasma. KH disimpan sbg glikogen otot. Simpanan tersebut dpt digunakan sampai selama periode aktivitas otot terus menerus
  • 93. OTOT ANGGOTA BADAN ATAS  OTOT-OTOT GELANG BAHU  OTOT-OTOT LENGAN ATAS  OTOT-OTOT LENGAN BAWAH  OTOT-OTOT TANGAN
  • 95. OTOT LENGAN ATAS M.Coracobrachialis M.Biceps brachii, caput longum m.triceps brachii,caput longum m.biceps brachii,caput brevis m.triceps brachii,caput mediale m.brachialis
  • 96. OTOT FLEXOR M.Pronator Teres M.Flexor Carpi Radialis M.Flexor Digitorum Superficialis M.Palmaris Longus M.Flexor Carpi Ulnaris
  • 97. OTOT EKSTENSOR M.Brachioradialis M.Extensor Carpi Radialis Longus M.Extensor Carpi Radialis Brevis M.Extensor Carpi Ulnaris M.Extensor Digitorum Coomunis
  • 98. OTOT – OTOT TANGAN M.Adductor pollicis, Caput oblique & transversum M.Flexor Digiti Minimi Brevis M.Opponens Digiti Minimi M.Flexor Policis Brevis M.Abductor Digiti Minimi M.Abductor Policis Brevis M.Opponens Policis
  • 99. OTOT EKSTREMITAS BAWAH  OTOT-OTOT PANGKAL PAHA  OTOT-OTOT TUNGKAI ATAS  OTOT-OTOT TUNGKAI BAWAH  OTOT-OTOT KAKI
  • 101. OTOT PANGKAL PAHA TUNGKAI ATAS BAGIAN POSTERIOR M.Glutaeus Medius M.Glutaeus Minimus M.Piriformis M.Quadratus femoris M.Obturator Internus M.Glutaeus Maximus M.Semitendinosus M.Semimembranous M.Biceps Femoris, Caput Longum M.Biceps Femoris, Caput Brevis
  • 102. Otot – Otot Tungkai Bawah M.Peroneus Longus M.Tibialis Anterior M.Extensor Digitorum Longus
  • 103. Otot – Otot Tungkai Bawah M.Plantaris M.Gastrocnemius M.Soleus
  • 104. Otot – Otot Kaki Dorsum Pedis M.Extensor Hallucis Brevis M.Extensor Digitorum Brevis
  • 105. Otot – Otot Kaki Planta Pedis M.Flexor Hallucis Brevis M.Flexor Digitorum Brevis M.Abductor Hallucis M.Abductor Digiti Minimi M.Abductor Digiti Minimi Brevis
  • 106. M.Iliocostalis Thoracis M.Spinalis Thoracis M.Longissimus Thoracis M.Iliocostalis Lumborum M.Quadratus Lumborum M.Erector Spinae M.Multifidus M.Quadratus Lumborum
  • 107. KEPUSTAKAAN  Brunner &Suddarth’s. 2004. Medical Surgical Nursing vol 3. The Lippincott. Philadelphia  Cambridge communications limited : alih bahasa Ester (1999). Anatomi dan fisiologi sistem lokomor dan pengindraan. Edisi 2. EGC. Jakarta  Elson (1993). The Anatomy Coloring Book second edition. WK and LMK: New York  Guyton & Hall (2003). Fisiologi Kedokteran. EGC : jakarta.  McMinn & Hutching : alih bahasa Oswari,J (1993). Atlas Anatomi Tubuh Manusia.Edisi 2. Jakarta : Widya Medika  Muttaqin. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. EGC : Jakarta.  Saryono. 2011. Biokimia Otot. Nuha Medika : Yogyakarta.