Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang conceptual framework dan perkembangan statement of financial accounting concepts (SFAC) FASB mengenai tujuan pelaporan keuangan dan karakteristik kualitas informasi akuntansi.
2. SFAC 1 menyatakan tujuan pelaporan keuangan untuk memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi. SFAC 2 menjelaskan karakteristik kualitas seperti relevansi,
Kerangka Konseptual menetapkan konsep dasar pelaporan keuangan yang terdiri dari tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif informasi, dan unsur-unsur laporan keuangan. IASB dan FASB sedang mengembangkan kerangka kerja konseptual bersama untuk menyatukan kerangka kerja masing-masing."
Makalah ini membahas tentang kerangka konseptual penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kerangka konseptual ini digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan standar akuntansi dan penyajian laporan keuangan agar konsisten dan dapat diperbandingkan."
Analisis laporan keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan usaha dan membantu pengambilan keputusan manajemen. Proses akuntansi meliputi pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan. Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, dan arus kas yang berguna untuk berbagai pemangku kepentingan seperti investor, kreditur, pemerintah, dan karyawan.
Kerangka Konseptual menetapkan konsep dasar pelaporan keuangan yang terdiri dari tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif informasi, dan unsur-unsur laporan keuangan. IASB dan FASB sedang mengembangkan kerangka kerja konseptual bersama untuk menyatukan kerangka kerja masing-masing."
Makalah ini membahas tentang kerangka konseptual penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kerangka konseptual ini digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan standar akuntansi dan penyajian laporan keuangan agar konsisten dan dapat diperbandingkan."
Analisis laporan keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan usaha dan membantu pengambilan keputusan manajemen. Proses akuntansi meliputi pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan. Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, dan arus kas yang berguna untuk berbagai pemangku kepentingan seperti investor, kreditur, pemerintah, dan karyawan.
Dokumen tersebut menjelaskan siklus akuntansi jasa mulai dari pencatatan transaksi, posting ke buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, worksheet, laporan keuangan, dan jurnal penutup."
Dokumen tersebut merupakan laporan tentang analisis laporan keuangan. Ia menjelaskan berbagai bentuk laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas serta manfaat dan prinsip-prinsip dasar pelaporan keuangan. Dokumen tersebut juga membahas metode-metode penyusunan laporan keuangan konsolidasi antara perusahaan induk dan anak serta masalah-masalah yang sering dihadapi.
Akuntansi memberikan data keuangan kuantitatif perusahaan untuk pengambilan keputusan. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan perusahaan untuk investor, kreditor, dan mengidentifikasi sumber ekonomi perusahaan.
Laporan keuangan merupakan alat komunikasi yang digunakan bank untuk menyajikan informasi keuangan dan kinerjanya kepada pemangku kepentingan. Laporan tersebut meliputi neraca, laporan laba rugi, arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Analisis rasio keuangan seperti rasio solvabilitas, likuiditas, dan rentabilitas digunakan untuk menilai kinerja keuangan bank. Rasio pemenuhan modal minimum (CAR) merupakan ukuran
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang standar pelaporan keuangan dan akuntansi. Topik utama yang dibahas adalah tujuan pelaporan keuangan, organisasi pengatur standar akuntansi internasional seperti IASB dan FASB, tantangan pelaporan keuangan global, serta konvergensi standar akuntansi internasional dan Amerika.
Dokumen tersebut membahas tujuan dan karakteristik laporan keuangan menurut standar akuntansi. Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur dalam pengambilan keputusan, serta menunjukkan sumber daya dan kewajiban perusahaan. Karakteristik utama laporan keuangan adalah relevan, andal, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan.
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menurut Soemarso (2006:430), adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena
Kerangka konseptual menetapkan konsep dasar pelaporan keuangan, meliputi tujuan, karakteristik kualitatif, unsur laporan keuangan, pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan. Tujuan utama adalah memberikan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan, sedangkan konsep lainnya menjelaskan implementasi tujuan tersebut dalam pelaporan keuangan.
Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...RaihanAbid1
Kerangka konseptual merupakan sistem yang berhubungan dengan tujuan dan konsep yang melandasi akuntansi bisa menerapkan standar-standar yang konsisten dalam pelaporan akuntansi. Teori akuntansi merupakan kerangka acuan yang menjadi dasar pengembangan teknik-teknik akuntansi. Hal ini sangat penting dalam mendisiplinkan profesi akuntansi dan kelompok lainnya. Konsep-konsep dan prinsip-prinsip harus menjadi langkah pertama dalam memformulasikan suatu teori akuntansi. Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan saja, melainkan juga sebagai media informasi lainnya. Pelaporan keuangan memberikan informasi kepada para stakeholders. Dalam adanya kerangka konseptual, proses pelaporan akuntansi dalam PT Bank Central Asia, Tbk menjadi lebih terstruktur atas prinsip dan konsep yang diterapkan.
Dokumen tersebut menjelaskan siklus akuntansi jasa mulai dari pencatatan transaksi, posting ke buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, worksheet, laporan keuangan, dan jurnal penutup."
Dokumen tersebut merupakan laporan tentang analisis laporan keuangan. Ia menjelaskan berbagai bentuk laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas serta manfaat dan prinsip-prinsip dasar pelaporan keuangan. Dokumen tersebut juga membahas metode-metode penyusunan laporan keuangan konsolidasi antara perusahaan induk dan anak serta masalah-masalah yang sering dihadapi.
Akuntansi memberikan data keuangan kuantitatif perusahaan untuk pengambilan keputusan. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan perusahaan untuk investor, kreditor, dan mengidentifikasi sumber ekonomi perusahaan.
Laporan keuangan merupakan alat komunikasi yang digunakan bank untuk menyajikan informasi keuangan dan kinerjanya kepada pemangku kepentingan. Laporan tersebut meliputi neraca, laporan laba rugi, arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Analisis rasio keuangan seperti rasio solvabilitas, likuiditas, dan rentabilitas digunakan untuk menilai kinerja keuangan bank. Rasio pemenuhan modal minimum (CAR) merupakan ukuran
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang standar pelaporan keuangan dan akuntansi. Topik utama yang dibahas adalah tujuan pelaporan keuangan, organisasi pengatur standar akuntansi internasional seperti IASB dan FASB, tantangan pelaporan keuangan global, serta konvergensi standar akuntansi internasional dan Amerika.
Dokumen tersebut membahas tujuan dan karakteristik laporan keuangan menurut standar akuntansi. Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur dalam pengambilan keputusan, serta menunjukkan sumber daya dan kewajiban perusahaan. Karakteristik utama laporan keuangan adalah relevan, andal, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan.
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menurut Soemarso (2006:430), adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena
Kerangka konseptual menetapkan konsep dasar pelaporan keuangan, meliputi tujuan, karakteristik kualitatif, unsur laporan keuangan, pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan. Tujuan utama adalah memberikan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan, sedangkan konsep lainnya menjelaskan implementasi tujuan tersebut dalam pelaporan keuangan.
Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...RaihanAbid1
Kerangka konseptual merupakan sistem yang berhubungan dengan tujuan dan konsep yang melandasi akuntansi bisa menerapkan standar-standar yang konsisten dalam pelaporan akuntansi. Teori akuntansi merupakan kerangka acuan yang menjadi dasar pengembangan teknik-teknik akuntansi. Hal ini sangat penting dalam mendisiplinkan profesi akuntansi dan kelompok lainnya. Konsep-konsep dan prinsip-prinsip harus menjadi langkah pertama dalam memformulasikan suatu teori akuntansi. Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan saja, melainkan juga sebagai media informasi lainnya. Pelaporan keuangan memberikan informasi kepada para stakeholders. Dalam adanya kerangka konseptual, proses pelaporan akuntansi dalam PT Bank Central Asia, Tbk menjadi lebih terstruktur atas prinsip dan konsep yang diterapkan.
Dokumen tersebut merangkum pengertian akuntansi keuangan dan konsep dasar akuntansi. Dijelaskan bahwa akuntansi keuangan menghasilkan laporan keuangan untuk pihak luar seperti pemegang saham, dan contoh laporan tersebut adalah neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan umum laporan keuangan, asumsi dasar akuntansi, dan prinsip-prinsip akuntansi sebagai
Modul ini membahas pengertian akuntansi biaya dan membedakan antara akuntansi keuangan dan manajemen. Akuntansi biaya merupakan bagian dari kedua tipe akuntansi tersebut. Modul ini juga menjelaskan pengertian biaya dan metode pengumpulan biaya produksi.
Dokumen ini membahas tentang kerangka dasar akuntansi keuangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan perusahaan. Kerangka dasar ini terdiri dari konsep-konsep dasar, asumsi-asumsi, tujuan, dan karakteristik kualitatif laporan keuangan yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaporan keuangan perusahaan.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar laporan keuangan, termasuk pengertian akuntansi, tujuan laporan keuangan, asumsi dan konsep dasar akuntansi, serta kualitas informasi yang disediakan oleh laporan keuangan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan prinsip-prinsip dasar yang mendasari penyusunan laporan keuangan perusahaan.
Kerangka kerja konseptual merupakan suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan dasar yang saling terkait yang dapat menghasilkan standar yang konsisten dan menentukan sifat, fungsi, dan batasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Berdasrkan hasil penelitian Kerangka Kerja yang digunakan pada RS Pusdikkes Puskesad meliput 6 aspek diantaranya: Aspek hukum, Aspek lingkungan, Aspek pasar dan pemasaran, Aspek Teknik dan Teknologi, Aspek keuangan, serta Aspek Manajemen dan SDM. Sedangkan untuk Pelaporan Akuntansi RS Pusdikkes Puskesad meliputi: Pengakuan, Pengkuran, Penyajian, dan Pengungkapan. Dari hasil penelitian tersebut menyimpulkan Kerangka kerja konseptual sangat dibutuhkan dalam Akuntansi karena memungkinkan Laporan keuangan menerbitkan suatu pernyataan yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu, dan dapat menetapkan standar akan suatu hasil dari akuntansi yang logis.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar dan kerangka konseptual akuntansi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Termasuk pengguna laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, asumsi dasar, karakteristik kualitatif, unsur-unsur laporan keuangan, pengakuan dan pengukuran.
Kerangka konseptual akuntansi merupakan landasan yang digunakan untuk mengembangkan standar akuntansi keuangan. Kerangka konseptual ini juga dapat dijadikan acuan bagi penyusun laporan keuangan dalam menghadapi masalah baru yang belum diatur dalam standar akuntansi. Dokumen ini membahas tentang tujuan, karakteristik, unsur-unsur laporan keuangan, serta konsep modal dan laba menurut kerangka konseptual akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA. Arnold, Glenn dan Suzanne Kyle. 2017. Intermediate Financial Accounting Version 2017 – Revision C. Edited by Athabasca University.
Template PPT : https://www.free-powerpoint-templates-design.com/free-powerpoint-templates-design/
Summary untuk materi standar akuntansi dan kerangka konseptual untuk pelaporan kuangan dalam bentuk file pdf.
STANDAR AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN [SUMMARY]
Karakteristik dari Akuntansi adalah: mengidentifikasi, pengukuran, dan komunikasi informasi keuangan tentang entitas ekonomi untuk pihak yang berkepentingan
Laporan keuangan terdiri dari:
1. Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position)
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif (Income Statement or Statement of Comprehensive Income)
3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)
4. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equity)
5. Catatan atas Laporan Keuangan (Note Disclosures)
Tujuan laporan keuangan disusun :
1. Untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Untuk menunjukan baagaimana kinerja dari manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dimiliki. Pengguna laporan keuangan akan menilai apa yang telah dilakukan manajemen untuk membuat keputusan ekonomi.
Pihak-pihak yang membutuhkan informasi dari laporan keuangan meliputi:
1. Investor
Investor memerlukan informasi dari laporan keuangan untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi (membeli, menahan atau menjual investasi), dan mengetahui kemampuan entitas untuk membayar dividen.
2. Karyawan
Karyawan memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas entitas. Kemudian untuk mengetahui kemampuan entitas dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan kerja.
3. Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik akan informasi mengenai kemampuan entitas untuk mengembalikan hutang/pinjaman beserta dengan bunga dari hutang tersebut.
4. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya
Informasi yang bermanfaat bagi pemasok dan kreditor usaha lainnya adalah kemampuan entitas unutk membayar pinjaman pada saat jatuh tempo.
5. Pelanggan
Pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup entitas.
6. Pemerintah
Pemerintah memerlukan informasi untuk mengatur aktivitas entitas, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasional.
7. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membanru masyarakat dengan memberikan informasi mengenai kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran entitas serta rangkaian aktivitasnya.
Organisasi yang berperan dalam membuat standar akuntansi adalah:
1. International Accounting Standards Board (IASB)
IASB berperan dalam membuat International Financial Reporting Standards (IFRS) yang digunakan oleh sebagian besar negara-negara di dunia.
2. Financial Accounting Standards Board (FASB)
FASB berperan dalam pembuatan Statements of Financial Accounting Standards (SFAS) yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Amerika.
Referensi;
Kieso, Weygandt, & Warfield. (2014). Intermediate Accounting. IFRS Edition 2
sim. Hapzi Ali, Ricky Setiawan, , 43116110348, Sistem informasi sebagai keung...Ricky Setiawan
Sistem informasi dan teknologi informasi memiliki peran penting dalam membantu perusahaan bersaing dengan cara meningkatkan efisiensi, efektivitas, komunikasi, dan daya saing perusahaan. Penerapan teknologi informasi dapat mengurangi biaya bisnis, memperbaiki layanan pelanggan, menciptakan inovasi, dan memudahkan kerja sama antar perusahaan.
Sistem pendukung keputusan (SPK) atau decision support system (DSS) merupakan sistem informasi interaktif yang membantu proses pengambilan keputusan dengan memberikan alternatif solusi berdasarkan pengolahan data dan informasi. DSS bertujuan untuk mendukung pengambilan keputusan, terutama untuk masalah yang semi terstruktur dan tidak terstruktur.
Sistem informasi manajemen Merimen digunakan untuk melaporkan proses pengerjaan kendaraan di bengkel serta pengajuan estimasi biaya pengerjaan dan sparepart kepada asuransi. Aplikasi ini memudahkan komunikasi antara bengkel dan asuransi serta mempercepat proses klaim.
Analisis sistem adalah bagian penting dalam pengembangan sistem untuk memahami sistem saat ini, masalahnya, dan peluang pengembangan. Metode untuk mengumpulkan informasi kebutuhan sistem meliputi wawancara, angket, observasi, dan analisis dokumen, serta metode modern seperti JAD dan GSS. Hasilnya berupa model kebutuhan sistem seperti diagram alir data, use case, dan entity relationship.
Telekomunikasi adalah transfer informasi antar tempat melalui komunikasi jarak jauh, yang dapat berupa komunikasi satu arah, dua arah, atau semi dua arah. Terdapat berbagai topologi jaringan komputer seperti ring, bus, star, mesh, dan tree, yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Internet adalah jaringan global yang menghubungkan komputer di seluruh dunia menggunakan protokol TCP/IP. Telekomunikasi nirkabel mem
Sim, gita septianingsih, hapzi ali, telekomunikasi internet dan teknologi nir...Ricky Setiawan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan komputer yang digunakan di kampus yaitu jaringan Local Area Network (LAN).
2. Dibahas pula mengenai kelebihan dan kekurangan provider telekomunikasi XL Axiata.
3. Dokumen juga membahas mengenai manfaat jaringan komputer, topologi jaringan, serta implementasi teknologi nirkabel dalam telekomunikasi.
sim, hapzi ali, ricky setiawan, Pengguna dan Pengembang Sistem, 43116110348Ricky Setiawan
Virtual Office merupakan ruang kerja virtual di dunia internet dimana seseorang dapat melakukan tugas bisnis tanpa memiliki lokasi usaha fisik. Kantor maya memungkinkan koordinasi antar pegawai yang berada di berbagai lokasi dengan biaya relatif murah.
sim, hapzi ali, ricky setiawan, Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi, 4311611...Ricky Setiawan
Sistem informasi adalah paduan dari berbagai sumber daya untuk merencanakan, mengolah, mengendalikan, dan meracik data guna mendukung keberhasilan organisasi. Termasuk komponen utama seperti perangkat keras, perangkat lunak, basis data, dan jaringan. Sistem informasi berperan dalam bisnis, pengambilan keputusan, dan memungkinkan organisasi berkembang serta bersaing. Ada berbagai pendekatan pengembangan sistem informasi seperti
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
1. Conceptual Framework
Conceptual framework dimaksudkan untuk membentuk sebuah sistem yang
koheren (terpadu) antara tujuan dan prinsip dasar menuju suatu standar yang
konsisten dalam menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan
laporan keuangan.
Conceptual framework merupakan upaya untuk menyediakan sebuah struktur
metateoritis untuk akuntansi keuangan. Keenam SFAC ini dimulai dengan sebuah
memorandum diskusi yang penting
Discussion Memorandum
Sebuah memorandum diskusi tentu bukan produksiuk akhir pertimbangan FASB.
Tetapi memo diskusi untuk conceptual framework merupakan sebuah studi besar-
besaran dan mungkin studi yang paling luas yang pernah diterbitkankan FASB, yang
disebarluaskan dan dipublikasikan. Memo tersebut disertai dokumen yang
berhubungan dengan kesimpulan sementara pada tujuan yang terdapat pada
Trueblood report. Laporan yang belakangan diterima oleh pengguna Trueblood report
berorientasi dan menekankan pada arus kas.
Memorandum membawa dua isu baru:
1. Tiga pandangan akuntansi keuangan dan laporan keuangan
2. Sebuah garis besar tentang berbagai pendekatan dalam pemeliharaan modal.
Pada kedua isu di atas memorandum mencoba memperlihatkan berbagai
alternatif dan kemungkinan yang terbuka untuk diterapkan tanpa menentukan sikap
perusahaan, agar dapat perhatian dari profesi. Memorandum ini juga menyajikan
berbagai defenisi untuk istilah dasar (seperti aktiva, liabilitas, pendapatan, beban dan
laba/rugi)
Statement of Financial Accounting Concepts
SFAC adalah bagian yang telah diselesaikan dari conceptual framework.
Statemen ini dapat disamakan dengan APB Statement 4, dalam satu aspek: tidak
membentuk prinsip-prinsip akuntansi berterima umum (GAAP) dan tidak ditujukan
sebagaimana Rule 203 pada Rules of Conduct of AICPA yang melarang
penyimpangan dari GAAP. Kelemahan ini mungkin mengecewakan, meskipun
demikian memiliki beberapa manfaat penting
Menghindari munculnya krisis akibat kegagalan dalam mengikuti standar
Lebih terbuka untuk perubahan yang mendukung proses evolusi dalam
penyusunan struktur metateori
Proses menghadirkan struktur metateori yang dapat berjalan dan bermanfaat
harus diakui sebagai proses yang pelan, sebuah proses evolusi. Trial and error pasti
terjadi dan statemen yang bersifat sementara dapat lebih mudah mengubah
komponen yang perlu dikembangkan. Sayangnya kemungkinan juga kenyataannya,
statemen hanya akan memiliki dampak kosmetik murni.
2. Statement No.1
SFAC No.1 berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan bisnis. Tujuan
secara keseluruhan adalah untuk informasiormasi yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi (paragraf 9).
Statemen ini merupakan turunan langsung Trueblood report dan secara umum
merupakan versi ‘singkat’ dari laporan tersebut, dengan beberapa petimbangan nilai
penting
SFAC No.1 ini:
melanjutkan tradisi ber-orientasi pengguna sebagaimana dokumen yang ditinjau
pada bab 6, walaupun mengakui keragaman pengguna eksternal, statemen ini
menyatakan bahwa karakteristik inti yang sama dari semua pengguna eksternal
adalah kepentingan untuk memprediksi jumlah, waktu dan ketidakpastian arus
kas pada masa yang akan datang.
berpendapat bahwa laporan keuangan harus lebih bersifat general purpose
daripada mengarah pada kebutuhan kelompok pengguna tertentu.
mengasumsikan pengguna mempunyai pengetahuan tentang informasiormasi
dan pelaporan keuangan, sebuah penyimpangan dari asumsi Trueblood report
yang menyatakan ‘kemampuan yang terbatas’ pengguna laporan keuangan.
Seperti Trueblood Report, pengguna juga diasumsikan memiliki ‘wewenang yang
terbatas’.
Statemen juga mencatat ‘the importances of stewardship’ yang menentukan
seberapa baik manajemen menjalankan kewajiban dan obligasi pada pemilik dan
kelompok kepentingan lainnya. Gagasan ini muncul karena penafsairan yang
sempit terhadap pemeliharaan sumberdaya perusahaan yang layak untuk
pertanggungjawaban.
Beberapa petimbangan nilai penting tersebut adalah;
Manfaat informasiormasi harus melebihi biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkannya;
Laporan akuntansi bukan merupakan satu-satunya sumber informasiormasi
tentang perusahaan;
Akuntansi akrual sangat bermanfaat untuk menilai dan memprediksi earning
power dan cash flow perusahaan;
Informasiormasi yang tersedia harus bermanfaat, tetapi setiap
pengguna membuat prediksi dan penilaian masing-masing;
SFAC 1 tidak menjelaskan secara spesifik laporan yang harus digunakan maupun
bentuk dari laporan tersebut. Laporan hanya menyebutkan pelaporan keuangan
seharusnya relatif menyediakan informasiormasi sumberdaya ekonomi perusahaan,
obligasi dan ekuitas pemilik (paragraf 41) dan bagaimana kinerja perusahaan
disajikan dengan mengukur earnings dan komponennya (paragraf 43) bagaimana kas
diperoleh dan dibayarkan (paragraf 49). Karenanya SFAC 1 secara ekstrem
merupakan himbauan yang hati-hati dari tujuan Trueblood Committee dan
mempertahankan tingkat kelaziman yang tinggi.
Statement No.2
3. SFAC No.2 berhubungan dengan karakteristik kualitatif informasiormasi
akuntansi. Istilah qualitative characteristics digunakan pada APB Statement 4, tetapi
konsep yang dibahas berasal dari ASOBAT.
Pembuat keputusan berada di puncak diagram, menunjukkan orientasi fungsi
akuntansi keuangan adalah untuk melayani kebutuhan keputusan pengguna. SFAC 1
mengasumsikan laporan keuangan harus ditujukan pada inti yang sama dari
kebutuhan informasiormasi yang serupa dan pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai terhadap informasiormasi dan laporan keuangan.
Karenanya kemampuan untuk mengerti pada SFAC 2 disebut ‘’user-spesific quality’’.
Karenanya pengguna dianggap memiliki pengetahuan yang memadai maka
informasiormasi itu sendiri bisa memiliki tingkat komprehensibitas. Kualitas
kemengertian karakteristik yang dipengaruhi oleh pengguna dan pembuat
informasiormasi akuntansi. Kemampuan untuk mengerti adalah batasan dimana
manfaat informasiormasi keuangan harus melebihi biayanya. Pentingnya ide ini
terlihat dari letaknya pada diagram. Karakteristik kualitas akuntansi yang spesifik pada
SFAC No.2 diletakkan di bawah ‘’decision usefulness’’ dengan penekanan pada
pembuat keputusan dan kebutuhannya.
Benefit > Cost
Batasan ini merupakan bagian yang paling sulit dari conceptual framework untuk
diterapkan dalam praktik. Manfaat (benefit) informasiormasi akuntansi dinyatakan
dengan kegunaan informasiormasi akuntansi tersebut untuk berbagai kelompok
pemakai (terutama inverstor dan kreditur) dalam proses pengambilan keputusan.
Biaya langsung (direct cost) informasiormasi adalah biaya dalam memperoleh,
menyajikan dan menyebarkan informasiormasi (misalnya: biaya yang muncul dalam
penerapan SFAS No.33 tentang Pelaporan Keuangan dan Perubahan Nilai). Biaya
tidak langsung (indirect cost) meliputi kerugian dalam kompetisi disebabkan oleh
informasiormasi yang dipublikasikan (misalnya SFAS 14 tentang Pengaruh
Perubahan Kurs Valuta Asing dan SFAS 5 tentang Pengakuan dan Pengukuran
Laporan Keuangan dari Badan Usaha) Berkaitan dengan kemampuan memahami
informasiormasi.
Banyak fakta menunjukkan pengungkapan tambahan dari SFAS 33 tidak
dipahami dengan baik oleh pengguna, karena informasiormasi yang dihasilkan relatif
menjadi mahal akibat kurangnya pemahaman. Masalah lain berhubungan dengan
melimpahnya informasiormasi adalah kemampuan pribadi dan pasar untuk menyerap
dan menggunakan informasiormasi.
Biaya dan manfaat informasiormasi, secara langsung maupun tidak berhubungan
dengan konsekuensi ekonomi. Banyak konsekuensi ekonomi yang muncul dari
informasiormasi akuntansi sulit dievaluasi. Beberapa di antaranya legitimasi dan
dapat diterima. Misalnya, maksud SFAS 106 adalah membukukan biaya layanan
kesehatan para pensiunan pada cash basis seperti yang dianjurkan standar. Kita pasti
menemukan kasus bahwa informasiormasi yang bermanfaat untuk memprediksi atau
untuk tujuan pertanggungjawaban bagi seluruh kelompok pengguna. Masalah
penilaian yang muncul adalah haruskah kita mengukur beban dan hutang pada
currently exixting cost atau mencoba mengestimasi biaya yang akan terjadi bila hal
terjadi saat ini (mendiskon pada present value, tepat pada kedua pilihan). Jika kita
4. menggunakan future costs, yang mungkin lebih besar dari present cost, beberapa
kemungkinan konsekuensinya antara lain :
Bonus manajemen mungkin terpengaruh secara negatif bila didasarkan pada laba
yang dilaporkan;
Evaluasi terhadap kerja manajemen dalam mengelola akan dinilai yang rendah
karena pendapatan yang dilaporkan lebih rendah;
Dividen yang dibagikan pada pemegang saham akan terpengaruh secara negatif
karena pendapatan yang lebih rendah tidak berpengaruh secara negatif pada debt
equity ratio;
Pemegang obligasi harus diproteksi akibat kemungkinan 1 dan 3
Karena kemungkinan 1, 2 dan 3, manfaat pensiun akan berkurang dan hal ini akan
merugikan karyawan.
Masalah-masalah di atas menimbulkan masalah bagi penyusun standar.
Pembahasan tentang pervasive constrain pada paragraf 133-144 pada SFAC 2 hanya
sedikit membantu mengatasi masalah di atas. Sebuah upaya yang telah dilakukan
lebih memperhatikan representational faithfulness / keyakinan yang representatif
daripada konsekuensi ekonomi.
Relevance
Relevansi adalah kualitas yang diambiul dari ASOBAT dan diungkapkan agak
janggal pada SFAC menjadi ‘mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan
dengan membantu pengguna membentuk prediksi tentang outcome masa lalu,
sekarang dan masa yang akan datang atau untuk mengkonfirmasi atau memeriksa
ekpektasi.
Relevansi memiliki 2 aspek utama: predictive value/nilai prediksi dan feedback
value/nilai umpan balik, serta 1 aspek tambahan: timeliness/ketepatan waktu.
Predictive value / Nilai Prediksi
Seperti dalam dokumen sebelumnya prediktive value merujuk pada kegunaan
input untuk prediksi seperti cash flow dan earning power daripada menjadi
perkiraan aktual sendiri.
Feedback value / Nilai Umpan Balik
Feedback value berhubungan dengan meng-konfirmasi atau mengoreksi
ekspektasi pembuat keputusan. Hal ini merujuk pada menentukan posisi
perusahaan dan tumpang tindih dengan sejauh mana mana manajemen telah
menjalankan fungsinya. Jika ditinjau lebih luas, feedback value terkait dekat
dengan pertanggungjawaban. Informasiormasi yang menyediakan kualitas ini
harus mempengaruhi atau berdampak predictive value. Karenanya, muncul dua
pengertian pada istilah feedback value yang agak membingungkan. Walaupun
hal tersebut tidak mempengaruhi keterkaitan antara predictive dan feedback
value.
Timeliness / Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu sebenarnya meruapakan sebuah pembatas terhadap kedua
aspek utama relevansi. Agar relevan, informasiormasi harus tepat waktu, artinya
harus ‘’tersedia pada pembuat keputusan sebelum (informasiormasi tersebut)
kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan’’. Terdapat
5. pertentangan antara ketepatan waktu dengan dua aspek utama relevansi karena
informasiormasi akan lebih lengkap dan akurat jika batasan waktunya
dilonggarkan. Karenanya sering terjadi trade-off antara ketepatan waktu dengan
kedua aspek utama relevansi tersebut.
Possible Inconsistency Beetween Predivtive Value and Feedback Value
Predivtive Value dan Feedback Value yang merupakan karakteristik kualitatif
diturunkan dari tujuan menyediakan informasiormasi yang bermanfaat untuk
memprediksi cash flow dan untuk pertanggungjawaban. Sejak Trueblood Report
sampai SFAC 1 dan kemudian SFAC 2, (penjelasan) yang sedikit lebih detail
ditambahkan pada setiap dokumen yang menggantikan (dokumen terbaru). Melalui
ketiga dokumen ini ditekankan pentingnya pengambilan keputusan oleh pengguna
eksternal.
Jelaslah kemampuan memprediksi sangat dekat kaitannya dengan pembuatan
keputusan. SFAC 2 mencatat bahwa stewardship (feedback) juga terkait dengan
pembuatan keputusan.
Feedback value berhubungan dengan dua tujuan pengguna, yaitu :
1. Tujuan penilaian kinerja manajemen (menentukan seberapa baik manajemen
telah bekerja, dinyatakan sebagai menyetujui atau tidak menyetujui ekspektasi
relatif pada pertanggungjawabannya)
2. Tujuan pembuatan keputusan
Predictive value tidak berkaitan langsung dengan tujuan penilaian kinerja
manajemen (tetapi hanya berhubungan dengan prediksi aliran kas)
Hal inilah yang dapat menyebabkan pertentangan antara keduanya. Misalnya
dalam kasus akuntansi dana pensiun. SFAS No.87 membuat penyimpangan yang
tajam dari pendahulunya APB Opinion No.8.
Pada SFAS 87, penyusunan biaya pensiun periodik ditentukan dengan
mengalikan faktor-faktor yang didasarkan pada masa pengabdian karyawan pada
perusahaan dan gaji tahunan. (Gaji) yang terakhirlah yang merupakan faktor
utama. Kebanyakan rencana pensiun didasarkan pada gaji tahunan dan bukan atas
dasar gaji terakhir sebelum pensiun atau berdasarkan gaji rata-rata tahunan.
Sedangkan pada APB Opinion 8, biaya pensiun didasarkan pada gaji saat ini
(currently existing salaries). SFAS 87 mengubah faktor biaya dengan estimasi gaji
terakhir atau rata-rata gaji terakhir, mana yang lebih kuat dalam kontrak pensiun
perusahaan akan digunakan untuk penentuan pembayaran pensiun yang
sesungguhnya. Future salaries tentu tergantung pada future events, misalnya
informasilasi umum dan khusus, kemajuan karyawan, peningkatan kualitas kerja
karyawan (dengan atau tanpa promosi). Manajemen nanti bukanlah manajemen
sekarang yang menentukan keputusan saat ini. Manajemen saat ini akan
dipertanyakan, kalau menentukan beban sekarang dengan mengestimasi gaji pada
masa yang akan datang, suatu faktor yang jauh melampaui pengendalian
manajemen sekarang.
FASB membenarkan pilihan pada future salary dengan latar bahwa prediksi arus
kas merupakan hal terpenting dari pelaporan keuangan. Dari sudut pandang
akuntansiabilitas, future salaries bertentangan dengan akuntansiabilitas.
Bagaimana manajemen sekarang dapat mengestimasi dan
6. mempertangggungjawabkan beban yang didasarkan atas future cost, dimana
manajemen sekarang :
sesungguhnya tidak menentukan dan
tidak menerima manfaat (dari biaya tersebut)
Dalam masalah akuntansiabilitas juga terdapat masalah verifiabilitas untuk
mengestimasi future salaries, sebagaimana masalah teori keagenan, bonus
manajemen sebagian didasarkan pada current income.
Akuntansi Pensiun memberikan contoh dimana pengukuran akan bermanfaat
untuk prediksi arus kas secara pasti relatif tidak optimal untuk tujuan
akuntansiabilitas.
Jika pengukuran beban pensiun didasarkan pada current existing salaries (seperti
pada APB Opinion 8 dan SFAS 35) pengukuran akan bermanfaat untuk dua tujuan
sekaligus: akuntansiabilitas dan prediksi (walaupun tujuan ini tidak sebaik yang
diberikan SFAS 87). Contoh tersebut juga mengilustrasikan pentingnya tujuan
pelaporan keuangan dan peluang pertentangan yang dapat terjadi.
Reliability
Reliabilitas (dapat diandalkan) terdiri dari verifiabilitas (dapar diuji), keyakinan
yang representatif dan netralitas.
Verifiability
Verifiabilitas pada SFAC 2 (sebagaimana dokumen sebelumnya) diartikan
sebagai tingkat kadar kesepakatan di antara pengukur (alat ukur yang digunakan?)
dengan teori pengukuran (measurement). Tidak seperti aspek-aspek relevansi, pada
verifiablitas terdapat sebuah elemen yang dapat dikuantifikasi (quantifiable), tetapi
tidak diragukan sulit dalam mengukurnya, SFAC 2 menghentikan singkatnya rincian
berapa seharusnya derajat verifiabilitas tersebut.
Representational Faithfulness
Representational faithfulness juga berhubungan dengan teori pengukuran. Ia
merujuk pada gagasan bahwa pengukuran sendiri harus cocok dengan fenomena
yang dicoba untuk mengukurnya.
Sebuah contoh sederhana dari baseball mungkin memudahkan dalam
memahami konsep ini. Jika seseorang ingin menentukan siapa ‘’pitcher tercepat’’,
sebuah senapan radar dapat mengukur kecualiepatan pitch dalam mil/jam,
dengan sebuah keyakinan yang representatif. Sebuah pengukuran, misalnya
jumlah rata-rata strike per inning tidak akan memerlukan keyakinan yang
representatif, karena kecualiepatan bukan satu-satunya komponen matrik strike-
out.
Dalam akuntansi, penilaian aktiva tetap mungkin dihitung dengan
menggunakan depresiasi garis lurus untuk 20 tahun tanpa nilai sisa, akan terdapat
kadar verifiablitas yang tinggi, tetapi menghasilkan nilai yang dalam banyak kasus
tidak representatif dari atribut biaya yang tidak diamortisasi jika karakter ini
dianggap menjadi indikasi proporsi historical cost yang masih memiliki manfaat
ekonomi. Secara individu jadwal depresiasi yang ditetapkan dapat
7. memperlihatkan sebuah perhitungan yang lebih baik dari dari atribut biaya yang
disebutkan sebelumnya. Dengan cara yang sama, jika replacement cost dipilih
untuk properti yang akan diukur jika tersedia nilai pasar aktual
akan menyelesaikan representatif faithfulness, sehingga tidak banyak
perusahaan yang dapat menjual assetnya. Jelas, ada pertentangan antara
verifiabilitas dengan representational faithfulness, dan akan memunculkan trade-
off di antara kedua karakteristik reliabilitas ini. Sterling mencoba meminimalisir
trade-off ini. Fenomena yang relevan yang bersinggungan dengan keputusan
harus secara meyakinkan terwakili. Sebuah representasi yang tidak meyakinkan
tidak akan bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan.
Kita masih menemui masalah dengan karakteristik yang relevan (dari asset
dan liabilitas) yang tidak dapat diukur dengan mudah. Trade-off tidak hanya terjadi
antara aspek relevansi dan reliabilitas, tetapi juga pada relevansi dan reliabilitas
sebagai konsep yang utuh. Misalnya, current value mungkin lebih relevan untuk
tujuan prediktif daripada historical cost, tetapi historical cost lebih verifiabel
daripada current value dalam mengukur. Bila future salaries yang dijadikan
pertimbangan yang relevan untuk tujuan prediktif pada akuntansi pensiun, pilihan
tersebut kurang verifiabel (reliabel) daripada current salaries.
Neutrality
Netralitas merujuk pada keyakinan bahwa proses penyusunan kebijakan
terutama dihubungkan dengan relevansi dan reliabllitas daripada dampak sebuah
standar atau aturan yang mungkin dimiliki kelompok pengguna yang spesifik.
Dengan kata lain, netralitas berhubungan dengan laporan keuangan ‘‘apa
adanya’’ daripada apa yang disukai kelompok pengguna tetentu, seperti
manajemen dan pemegang saham.
Netralitas adalah karakteristik kualitatif bersinggungan secara menyeluruh
dengan perilaku anggota dewan yang bertentangan secara langsung dengan
aspek spesifik dari informasiormasi itu sendiri. Tujuan netralitas menurut Wyatt
dan Brown adalah sebagai sebuah upaya sadar untuk mencegah interfensi oleh
kelompok yang mempunyai sebuah kepentingan pada laporan keuangan dan
standar akuntansi yang mendasarinya. Sebagaimana yang kita lihat peran
netralitas menemui banyak kontroversi.
Representational Faithfulness Versus Economic Consequences
Satu isu sentral berkenaan dengan coceptual framework adalah apakah
representational faithfulness atau economic consequences yang mendominasi dalam
proses penyusunan standar. Representational framework adalah bagian dari
conceptual framework, sedangkan economic concequences bukan.
Sole Emphasis Upon Representational Faithfulness
Ruland (1984) dengan jelas menekankan representatif faithfulness sebagai
kewajiban FASB dalam membuat dariaft standar. Dalam pandangannya, representatif
faithfulness sebagai justifikasi yang memadai untuk standar akuntansi. Jika
konsekuensi ekonomi yang ukuran yang digunakan dalam penyusuna standar, maka
8. hasil pembuatan kebijakan akuntansi harus ditentukan dengan hati-hati, namun tanpa
kepastian.
The Complementary Roles of Representatif Faithfulness and Economic
Consequences
Ingram dan Rayburn (1989) mengambil keduanya dalam proses penyusunan
standar. Sayangnya, kesulitan-kesulitan melekat dalam pencapaian representatif
faithfulness. Misalnya defenisi asset pada SFAC 6, tidak cukup lengkap untuk
memungkinkan kita menentukan sebuah jumlah tersendiri untuk ‘’cost / biaya’’ ladang
minyak. Berdasarkan pendekatan full cost, suatu negara bahkan benua harus
dipertimbangkan sebagai cost center. Komponen defenisi pada SFAC 6 penting, tetapi
tidak memadai untuk mendefenisikan asset secara penuh. Bahkan pergantian kepada
current valuation tidak menghilangkan masalah tingkat agregasi pencapaian
representatif faithfulness.
Ingram dan Rayburn berpandangan faithfulness of representation sering menjadi
masalah dalam menggunakan aturan pengukuran (atau kalkulasi aturan,
sebagaimana Sterling) daripada ‘’memetakan realitas’’ yang menentukan angka yang
benar sari sudut pandang representatif faithfulness. Karena representatif faithfulness
tidak menggunakan sesuatu yang relatif mudah dipastikan pada kenyataan objektif,
maka proses pembuatan standar memerlukan pertimbangan atas konsekuensi
ekonomi: bagaimana pengguna, penyiap dan pihak lain yang terpengaruh oleh
‘’bakal’’ standar akuntansi. Ingram dan Rayburn menyimpulkan Representatif
Faithfulness dan Economic Consequences bukan alternatif dalam penyusunan
standar, melainkan keduanya bersifat komplementer (saling melengkapai).
The Preeminence of the Economic Consequences View
Daley dan Tranter (1990) memilih sikap yang bertentangan dengan Ruland.
Mereka berpandangan Economic Consequences sudah tercakup dalam conceptual
framework sebagaimana onta masuk ke dalam tenda dengan menyelipkan hidungnya
di bawah kain penutup tenda, meskipun FASB berusaha mengutamakan representatif
faithfulness dalam penyusunan standar akuntansi. Alasannya adalah FASB tidak
biasa netral dalam menentukan relevansi dan reliabilitas informasiormasi akuntansi
yang diberikan terhadap batasan trade-off biaya/manfaat.
Daley dan Tranter memandang trade-off biaya manfaat meliputi kesimpulan yang
luas dari isu Economic Consequences
Proses menimbang biaya dan manfaat pada sektor-sektor masyarakat kita yang
berbeda tidak netral. Hal ini tidak bisa. Dalam kasus surat berharga ekuitas keputusan
itu jelas bahwa kepentingan industri asuransi melebihi manfaat umum bagi pengguna
laporan keuangan untuk bergerak-mengalir melalui akuntansi, meskipun metode ini
memiliki banyak dukungan dalam kerangka konseptual.
Kesimpulan Ruland bahwa trade-off manfaat lebih besar dari biaya sebagai
ambang materialitas untuk menentukan kegunaan standar akuntansi: manfaat pada
pengguna harus lebih besar dari biaya persiapannya. Pembahasan batasan tersebut
pada SFAC 2 ditekankan pada isu-isu tentang kenyataan bahwa penyiap pada
awalnya menanggung beban mengumpulkan, memproses dan menyebarkan
informasiormasi kepada pengguna dan hanya sedikit membahas dampak distribusi
9. pada kelompok pengguna yang berbeda (misalnya manfaat balance sheet financing
untuk investor berbeda dengan kreditur).
Daley dan Tranter juga benar, karena tidak diragukan trade-off biaya manfaat
berhubungan dengan konsekuensi ekonomi berkaitan dengan biaya mempersiapkan
informasiormasi untuk pengguna. Aspek penyusunan standar pada dasarnya adalah
bagian dari proses yang harus dipandang sebagai tipe khusus konsekuensi ekonomi.
Dengan kata lain, penyusun standar secara langsung mempengaruhi biaya persiapan
informasiormasi sebagai akibat sebuah standar yang dihasilkan. Pada sudut ini,
netralitas memainkan peran yang tepat karena fokusnya berhubungan dengan
relevansi dan realibilitas.
Daley dan Tranter tidak percaya bahwa netralitas dapat jadi komponen reliabilitas
karena batasan reliabilitas membawa konsekuensi ekonomi. Dari perspektif teori
relevansi dan reliabilitas merupakan karakteristik utama yang harus diperhatikan
penyusun standar.
Concervatism
Konservatisme dibahas pada SFAC 2 dan disebut convention. SFAC 2 tidak
menyokong pengaturan ‘’pelaporan yang lebih rendah’’ atau’’pelaporan yang lebih
tinggi’’ asset atau income. Meremehkan pengaturan understatement bertentangan
dengan representational faithfulness, netralitas dan kedua aspek utama relevansi.
Konservatisme diasosiasikan dengan kebutuhan terhadap ‘’pelaporan yang bijak’’
dimana pembaca diberi informasiormasi ketidakpastian dan resiko. Konservatisme
berhubungan dengan pengungkapan sebuah konsep penting yang tidak dibahas
dalam SFAC 2.
Comparability and Consistency
Kita memandang kedua karakter ini sebagai karakter yang berorientasi output,
karenanya keduanya seharusnya merupakan hasil conceptual framework yang dapat
berjalan, bukan bagian dari struktur teori.
Materiality
Pertanyaan yang muncul pada materialitas adalah apakah item ini cukup luas
mempengaruhi keputusan pengguna. Materialitas diterima sebagai karakteristik
kualitatif, meskipun tidak dapat diimplementasikan dalam kebiasaan profesi.
Materialitas merupakan konsep relatif dan bukan konsep absolut
Statement No.3
SFAC No.3 mendefenisikan 10 elemen laporan keuangan yang merupakan
sebuah resolusi dari defenisi yang disajikan pada memorandum diskusi untuk
conseptual framework. Karena ini telah diamandemen pada SFAC No.6, elemen
tersebut akan dibahas pada dokumen tersebut.
Beberapa pengamatan yang dilakukan secara khusus tentang apa yang dilakukan
SFAC 3, (ada beberapa hal) tidak masuk dalam SFAC 3 tidak menyebutkan tiga
pandangan akuntansi keuangan yang terdapat dalam memorandum diskusi tidak
menjelaskan secara spesifik tiga konsep pemeliharaan modal yang digunakan tidak
10. menunjukkan masalah pengakuan dan pengukuran sebagaimana yang ditunjukkan
pada laporan keuangan.
Kelemahan SFAc lainnya adalah pemutarbalikan terminologi. Pada memorandum
diskusi dan SFAC 1 kata earnings digantikan dengan ‘’income’’. Pada SFAC 2, istilah
‘’earnings’’ dihilangkan dan kata ‘’income’’ dipakai pada paragraf 90 dan 94 SFAC 3
membuat kebalikan dengan merancang istilah income untuk istilah yang menunjukkan
keseluruhan atau total perubahan asset bersih yang terjadi sepanjang periode
sebagai hasil operasi. Earnings dibalik menjadi kemungkinan komponen income.
Statement No.4
SFAC 4 berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan non-bisnis.
Karakteristik organisasi non-bisnis :
menerima sumber-daya dalam jumlah yang signifikan dari penyedia yang tidak
mengharapkan menerima pembayayan kembali atau manfaat ekonomi sebanding
dengan sumber-daya yang disediakan...
tujuan operasional utama adalah selain untuk menyediakan barang dan jasa
sebagai laba...
tidak mendefenisikan kepentingan pemilik yang dapat dijual, ditransfer atau
diperoleh kemabali atau hak membagi sisa distribusi sumber daya pada saat
likuidasi organisasi...
SFAC 4 menekankan organisasi non-bisnis tidak memiliki indikator tunggal kinerja
organisasi yang dapat dibandingkan dengan pengukuran income pada sektor profit.
Statement No.5
Penantian panjang pada SFAC 5 berakhir Desember 1984, tepat 4 tahun setelah
SFAC 4. Karena statement ini menguraikan isu-isu sulit pengakuan dan pengukuran,
sehingga akan menjadi tiang penentu kesuksesan atau kegagalan keseluruhan
proyek.
Pernytaan dalam paragraf 2 menunjukkan tidak adanya usaha yang lebih ekstensif
untuk memecahkan masalah pengakuan dan pengukuran.
Kriteria pengakuan dan panduan dalam statemen ini secara umum konsisten
dengan current practise (praktik berlaku) dan tidak termasuk perubahan yang
radikal. Tidak tertutup kemungkinan perubahan praktik pada masa yang akan
datang. Dewan bermaksud perubahan pada masa yang akan datang terjadi
secara bertahap, cara evolusi telah terkarakter dalam perubahan yang lalu
Pernyataan ‘tergantung pada evolusi’ membuat Solomon marah. Ia kecualiewa
dengan kegagalan Dewan menjelaskan executory contract meliputi termasuk dalam
bentuk laporan, pengungkapan pada footnote atau tidak sama sekali.
Scope of the Statement
SFAC 5 memjelas konsep yang dibahas hanya diterapkan secara kaku pada
laporan keuangan dan tidak ditujukan untuk pengungkapan yang lain.
11. . . . pengungkapan dengan cara lain tidak diakui. Pengungkapan
informasiormasi tentang item dalam laporan keuangan dan langkah-langkah
mereka yang dapat diberikan oleh catatan atau sambil lalu di muka laporan
keuangan, dengan informasiormasi tambahan, atau dengan cara lain
pelaporan keuangan bukan merupakan pengganti untuk pengakuan dalam
laporan keuangan untuk item yang memenuhi kriteria pengakuan.
Walaupun tidak secara tegas, SFAC 5 kelihatan menyangkal salah satu prinsip
utama dalam hipotesis pasar efesien (bab 8) yaitu pengungkapan di luar laporan
keuangan lebih efektif daripada pengungkapan dengan laporan keuangan. Sejumlah
kritikan pada hipotesis pasar efesien menjustifikasi opini FASB.
Variasi format penyajian informasiormasi keuangan diilustrasikan dengan baik
dalam SFAC 5.
Earnings and Comprehensive Income
Salah satu prinsip yang diperhatikan SFAC 5 adalah format dan penyajian
perubahan pada ekuitas pemilik yang tidak berasal dari transaksi dengan pemilik. Hal
ini mengacu pada pentingnya ‘’pengungkapan’’.
Earnings diganti dengan net income dan berbeda dari yang terakhir, dengan
meniadakan dampak komulatif pada tahun sebelum perubahan prinsip akuntansi,
seperti menukar dari depresiasi garis lurus ke depresiasi jumlah angka tahun. Earning
akan menjadi indikator yang lebih baik untuk kinerja operasi saat ini daripada net
income.
Pernyataan menyertai pendapatan akan menjadi laporan laba rugi komprehensif.
Yang terakhir, saat ini diharapkan akan menjadi sebuah laporan yang mencakup
semua perubahan ekuitas pemilik sepanjang periode selain transaksi dengan pemilik.
Dampak komulatif dari perubahan prinsip akuntansi akan terlihat, juga beberapa
dampak terhadap income dari rugi atau laba (yang diakui) surat-surat berharga yang
tidak tergolong aktiva lancar, misalnya penyesuaian mata uang asing. Hanya ada 2
item yang digolongkan sebagai penyesuaian periode sebelumnya yang dimasukkan
ke dalam laporan laba rugi komprehensif yaitu perbandingan cepat dari pendapatan
dan laba rugi komprehensif yang disajikan dalam Tampilan 7-4.
Penilaian kinerja terhadap earnings dan dan comprehensive income pada SFAC
5 merupakan hasil dari ketidakmampuan mengatasi masalah pengukuran. Earning,
lebih kurang, adalah sebuah upaya menjaga status quo income dan kemungkinan
yang terbuka pada masa yang akan datang untuk memasukkan unrealized holding
gains pada comprehensive income.
Recognition Criteria
Kriteria Pengakuan merujuk kepada suatu asset, liabilitas, beban, pendapatan,
laba atau rugi harus dicatat pada perkiraan. Kriteria pengakuan yang mendasar
berasal dari bagian permulaan conceptual framework, yaitu:
Defenition : item tersebut memiliki defenisi dari elemen laporan keuangan
Measuribility : memiliki atribut yang relevan dengan reliabilitas yang cukup
Relevance : informasiormasi mengenai kemampuannya membuat
informasiormasi yang
berbeda pada keputusan pengguna.
12. Reliability : informasiormasi secara representatif meyakinkan, verifiabilitas
dan
netral.
Dalam mengaplikasikan kriteria pengakuan pada pendapatan dan situasi laba,
pengakuan membutuhkan asset yang diterima direaliasi atau dapat direalisasi dan
pendapatan yang harus diterima. Demikian juga kriteria pengakuan pada beban dan
situasi rugi terjadi karena asset digunakan atau manfaat berikutnya yang diharapkan
(paragraf 85). Metoda pengakuan untuk beban termasuk yang sesuai dengan
pendapatan. Write-off sepanjang periode ketika kas yang dikeluarkan atau liabilitas
yang terjadi untuk item beban berumur pendek atau prosedur rasional sistemetis
lannya.
Walaupun secara logis statemen sebelumnya mendekati siklus, SFAC 5 harus
membutuhkan lebih banyak kerja untuk kriteria pengakuan, misalnya defenisi
eleemen dari SFAC 3 dan SFAC 6 jelas lebih unggul dari sebelumnya, tetapi tidak
lengkap. Solomon mengkritik, defenisi liabilitas sulit diterapkan pada pensiun.
Contoh serupa dari tidak lengkapnya defenisi liablitas yang diaplikasikan pada
deferred taxes dan defenisi asset mengenai tingkat aggregasi (full costing atau
succesful effort) pada akuntansi untuk biaya eksplorasi minyak dan gas.
Measurement Attributes
Lima atribut pengukuran secara ekstensif didiskusikan dalam memorandum
diskusi tahun 1976, dikemukakan dan dimasukkan ke dalam SFAC 5, yaitu
1. biaya historis
2. Biaya saat ini (biaya penggantian)
3. Nilai pasar saat ini (nilai exit)
4. Nilai realisasi bersih (biaya penjualan dikurangi biaya apapun untuk
menyelesaikan atau membuang)
5. Present (diskon) nilai arus kas masa depan
Pelaporan mengalami kemunduran dalam mempertimbangkan kemungkinan
terjadinya perubahan kriteria.
SFAC No 5 harus mempertimbangkan banyak masukan jika tidak ingin mengalami
kegagalan, beberapa masukan di antaranya:
Sterling (1985) mengatakan FASB melakukan hal yang terbalik dengan
meletakkan pengakuan di depan pengukuran. Masalahnya pada saat kita
mengakui sebuah elemen, tidak akan bisa dibahas sampai kita mengetahui
karakteristik pengukuran yang harus kita akui.
Miller (1990) menganalisa SFAC 5 tidak membawa perubahan radikal
sebagaimana SFAC 1-3
Statement No 6
SFAC No 6 sebagai pengganti (tidak ada revisi) dari SFAC No 3. SFAC No 6
sebenarnya identik dengann SFAC No 3, kecuali SFAC No 6 jg menyampaikan hal2
yang berkaitan dengan organisasi non bisnis. Karateristik kualitatif informasi akuntansi
dalam SFAC No 2 jg untuk organisasi non bisnis. SFAC No 6 tidak ada tambahan
13. lebih lanjut untuk kerangka kerja konseptual dari pandangan organisasi bisnis. Dalam
SFAC No 6 mendefinisikan 10 elemen dalam laporan keuangan :
1. Aktiva adalah manfaat ekonomi masa depan yang diperoleh atau
dikendalikan oleh entitas khusus sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu
2. Kewajiban adalah pengorbanan masa depan atas kenaikan manfaat dari
kewajiban sekarang oleh entitas khusus untuk mentransfer aktiva atau
menyediakan jasa untuk entitas lain pada masa mendatang akibat transaksi atau
kejadian masa lalu.
3. Ekuitas atau aktiva bersih adalah kepemilikan secara berkala atas aktiva entitas
setelah dikurangi dengan kewajiban. Dalam organisasianisai non bisnis tidak ada
pemilik, sehingga aktiva bersih dibagi dalam 3 klas yaitu pembatasan permanen,
pembatasan sementara, dan aktiva bersih tidak terikat.
4. Investasi oleh pemilik adalah kenaikan ekuitas dari perusahaan sebagai hasil
perpindahan aktiva dari entitas lain atas sesuatu yang bernilai sehingga berakibat
kenaikan hak pemilik terhadap perusahaan. Pemilik pada umumnya menerima
aktiva tapi termasuk juga di dalamnya berupa jasa, kepuasan atau konversi
kewajiban perusahaan.
5. Distribusi kepada pemilik adalah penurunan ekuitas dari perusahaan sebagai
hasil perpindahan aktiva, penyediaan jasa, adanya kewajiban dari perusahaan
kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik mengakibatkan penurunan hak pemilik
terhadap perusahaan.
6. Pendapatan komprehensif adalah perubahan ekuitas dari perusahaan pada
periode yang bersangkutan dari transaksi atau kejadian yang bersumber pada
pemilik sendiri termasuk di dalamnya semua perubahan ekuitas selama periode
kecualiuali akibat investasi pemilik dan distribusi pada pemilik
7. Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan aktiva atau berkurangnya
kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari proses produksi, penyediaan jasa atau
aktivitas lain yang merupakan kegiatan pusat operasional perusahaan.
8. Beban adalah arus keluar atau penyusutan aktiva atau bertambahnya kewajiban
(atau kombinasi dari keduanya) dari proses produksi, penyediaan jasa atau
aktivitas lain yang merupakan kegiatan pusat operasional perusahaan.
9. Keuntungan adalah kenaikan ekuitas dari transaksi yang kurang penting dari
transaksi atau kejadian lain dan keadaan yang berpengaruh terhadap entitas
kecualiuali sebagai hasil dari pendapatan dan investasi pemilik.
10.Kerugian adalah penurunan ekuitas dari transaksi yang kurang penting dari
transaksi atau kejadian lain dan keadaan yang berpengaruh terhadap entitas
kecualiuali sebagai hasil dari beban dan distribusi pada pemilik.
Titik perdebatan lain dari definisi ini adalah kekhawatiran seberapa luas istilah
"transaksi masa lalu" dapat diartikan dalam definisi aset dan kewajiban. Seperti
disebutkan sebelumnya dalam pembahasan SFAC No 2 , dalam akuntansi pensiun (
PSAK No 87 ) dan manfaat pasca pensiun lainnya ( PSAK No 106 ) biaya masa depan
digabungkan dengan layanan sampai saat ini dalam menentukan biaya-biaya tersebut
. Masalahnya melibatkan konflik antara tujuan, tapi makna dan interpretasi dari
"transaksi masa lalu" masih membutuhkan resolusi. Singkatnya, definisi tersebut
14. adalah perbaikan atas para pendahulu mereka, tetapi perbaikan lebih lanjut masih
mungkin terjadi.
Akhirnya, SFAC No 6 (ayat 150-151 dan 169 ) menyebutkan sejumlah kecuali dan
terbatas transaksi ekuitas pemilik yang timbal balik pada alam. Ini termasuk
penerimaan kas oleh perusahaan dengan (mungkin) tanpa pamrih atau tanpa
keharusan untuk mengalihkan aset di masa depan. Timball balik ini sangat langka dan
tidak boleh digunakan sebagai dasar untuk menghindari transaksi.
Statement No 7
Dua poin penting yang harus segera dibuat tentang SFAC No 7 .
1. Pertama, mengingat pentingnya Laporan Komite Trueblood dengan penekanan
pada pentingnya arus kas, cukup mengejutkan bahwa butuh waktu selama ini (
15 tahun setelah SFAC No 6 ) untuk kemunculan pernyataan ini, meskipun dimulai
pada tahun 1988.
2. Kedua, kekhawatiran pernyataan ini terhadap masalah pengukuran spesifik isu-
isu tipe konseptual yang lebih luas, karena itu dapat dilihat sebagai bagian dari
SFAC No 5.
SFAC No 7 berlaku untuk situasi di mana jumlah ditentukan oleh pasar saat ini
seperti kas diterima atau dibayar dan biaya sewa atau nilai pasar tidak tersedia pada
titik pengakuan. Sebaliknya estimasi arus kas masa depan yang digunakan untuk
pengukuran aset atau kewajiban.
Dalam SFAC No 7 , Dewan mengakui bahwa metode penilaian yang hadir tidak
konsisten diterapkan dalam berbagai standar. Sebagai contoh, di APB Opinion No 16
tentang kombinasi bisnis, aset yang diakuisisi menimbulkan kewajiban yang harus
dibebankan pada nilai sekarang tanpa menentukan bagaimana menentukan tingkat,
sedangkan dalam kasus sewa, penyewa menggunakan tambahan sendiri tingkat
pinjaman kecualiuali suku bunga implisit lessor dapat ditentukan dan lebih rendah dari
tingkat inkremental lessee.
SFAC No 7 hanya berlaku untuk pengakuan awal dan revaluasi tidak berikutnya,
yang istilah"awal pengukuran baru". Untuk memahami istilah itu , tahu bahwa SFAC
dibagi menjadi dua bagian: Pengukuran aset dan pengukuran kewajiban .
Present Value Asset Measurement
Hal yang paling penting tentang pengukuran aset adalah bahwa nilai sekarang
pengukuran dimaksudkan untuk mensimulasikan nilai wajar daripada nilai sekarang
khususnya aset kepada perusahaan itu sendiri . Misalnya, aset mungkin memiliki nilai
yang lebih tinggi bagi perusahaan karena memegang proses manufaktur khusus atau
preferensi lain yang meningkatkan nilai aset ke perusahaan tertentu . Dengan
demikian nilai apapun yang diperoleh untuk perusahaan tertentu karena nilai simulasi
wajar lebih kecualiil daripada nilai sekarang dari aset perusahaan yang akan
direalisasikan dalam bentuk penghematan biaya selama pemakaian daripada dalam
penilaian awal yang lebih tinggi. Oleh karena itu jika perusahaan tidak mengetahui
nilai pasar tertentu dari aset tertentu, berusaha untuk itu tingkat diskonto, yang
mengarah sedekat mungkin untuk estimasi nilai wajar. Diskon tarif juga harus
mencakup risiko dan ketidakpastian, yang mencerminkan penilaian oleh pasar dari
nilai aset. Penting untuk dicatat bahwa preferensi FASB untuk nilai wajar daripada
valuasi perusahaan tertentu menekankan Keterpisahan dari aset.
15. Salah satu teknik pengukuran tertentu perlu disebutkan. Jika aset tertentu memiliki
beberapa arus kas mungkin dalam tahun-tahun tertentu, arus kas yang diharapkan
harus ditentukan ( probabilitas rata-rata tertimbang dari arus kas individual mungkin)
daripada menggunakan arus kas yang paling mungkin tunggal (mode).
Present Value Liability Measurement
Titik kunci tentang pengukuran kewajiban adalah bahwa tingkat diskonto harus
terikat pada kredit perusahaan. Nilai tercatat kewajiban awal terkait dengan
perusahaan kredit. Perhatikan bahwa ini berarti bahwa jika perusahaan kredit
memburuk, valuasi kewajiban menurun (karena berdiri kredit miskin berarti bahwa
kenaikan tingkat diskonto yang berlaku). Oleh karena itu setiap perusahaan
memperoleh kewajiban dari kreditur asli untuk kekurangan pembayaran untuk
memperoleh kewajiban karena memburuknya kredit debitur.
Aset dan kewajiban pengukuran di bawah SFAC No 7 tidak konsisten. Aset dapat
dilihat dan oleh karena itu dinilai secara terpisah dari perusahaan pemiliknya, tapi
kewajiban tidak dapat secara terpisah dilihat. Dengan kata lain, kewajiban akhirnya
harus diselesaikan oleh debitur. Nilai suatu aset kepada orang lain terpisah dari
pemiliknya saat ini.
Subsequent Revaluations
Meskipun SFAC No 7 tidak membahas "awal pengukuran baru" pengukuran yang
terjadi setelah perolehan awal, bukan preferensi suatu tempat. Jika estimasi arus kas
dari perubahan aktiva atau kewajiban, tingkat diskonto asli diterapkan pada arus kas
yang direvisi . FASB mengacu pada metode ini sebagai "pendekatan catch-up".
Statement No. 8
Pada bulan September 2010, FASB mengeluarkan Konsep Pernyataan No 8,
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan, menggantikan sekitar 30 tahun setelah
adopsi mereka, SFACs No 1 dan No 2. Pada tahun 2004, proyek ini bersama oleh
FASB dan IASB mulai menambah Perjanjian Norwalk asli mereka. Ini selesai sebagai
tahap satu (1) dari delapan (8) rencana untuk mengumpulkan kerangka kerja
konseptual masing-masing . FASB / IASB ' s penerbitan awal tentang sebuah makalah
diskusi pada tahun 2006 dan draft paparan dua tahun kemudian merupakan langkah
penting dalam mengejar target, kerangka konseptual umum.
Tujuan yang dihasilkan dari pelaporan keuangan untuk tujuan umum, Bab 1
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan, adalah "untuk menyediakan
informasiormasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor yang
ada dan potensial, kreditur dan kreditur lainnya dalam membuat keputusan tentang
penyediaan sumber daya untuk entitas." Penekanan pada pelaporan keuangan sesuai
dengan SFAC No 1 di kata-kata, tetapi lebih luas dari fokus awal IASB pada laporan
keuangan saja. SFAC No 1 melihat potensi investor dan kreditur, sebagai kelompok
pengguna utama, SFAC No 8 menganggap kelompok ini sebagai penyedia sumber
daya, bukan kelompok pengguna utama. Secara historis, kesenjangan antara
perusahaan dan pemiliknya melebar. Kesimpulan FASB adalah bahwa teori entitas
yang lebih baik merupakan peningkatan pemisahan ini bukan pemilik fokus teori
proprietary.
SFAC No 8 , Bab 3 : Karakteristik Kualitatif Keuangan Berguna Informasiormasi,
hasil dari kerja kolaboratif FASB dengan IASB dan merekakarakteristik kualitatif
16. masing-masing (lihat Exhibit 7.1 ) . Hasil akhirnya adalah pengacakan / reorganisasi /
mengubah nama karakteristik dari aslinya 30 tahun penggambaran grafis.
Membandingkan Exhibit 7.1 dan 7.5, biaya terus menjadi kendala meresap dalam
hirarki baru. Namun, materialitas sekarang didirikan sebagai "aspek entitas spesifik
relevansi," tidak praktis, ambang batas kuantitatif berlaku untuk semua entitas atau
semua karakteristik kualitatif.
Relevansi terus menjadi salah satu dari dua karakteristik kualitatif mendasar dari
informasiormasi yang berguna. Namun, "faithfull representation" menggantikan
"reability" sebagai yang kedua. Relevansi mempengaruhi keputusan pengguna, ini
adalah subtleshift dari penekanan SFAC No 2 pada membuat perbedaan dalam
keputusan. Nilai prediktif dan konfirmasi menentukan relevansi. Nilai Konfirmatori
pada dasarnya umpan balik yang menegaskan atau membantah penilaian sebelum
berhubungan dengan informasiormasi. Sekali lagi, informasiormasi yang relevan
dibatasi oleh entitas meterialitas dan biaya tertentu.
Informasiormasi yang faithfully represented selesai, netral, dan bebas dari
kesalahan. Ketika pelaporan keuangan, FASB merekomendasikan proses 3 langkah
:
1. identifikasi fenomena ekonomi ,
2. penentuan informasiormasi yang paling relevan dan bahwa hal itu dapat faithfully
represented , dan
3. penentuan ketersediaan informasiormasi dan bahwa hal itu dapat faithfully
represented .
Perhatikan bahwa dalam hirarki SFAC No 2 itu , pemastian terkait erat dengan
representational faithfulness, tapi sekarang salah satu dari empat "meningkatkan
karakteristik kualitatif."
Kelompok-kelompok kerangka kerja baru komparabilitas, pemastian, ketepatan
waktu, dan dimengerti sebagai meningkatkan karakteristik kualitatif. Hasil ini
menyederhanakan kerangka sekaligus meningkatkan kegunaan dari informasiormasi
yang relevan dan setia diwakili. Kerangka itu dianggap konsep lain (misalnya,
pandangan yang benar dan adil, transparansi, kualitas) untuk dimasukkan dalam
kerangka kerja, tetapi ditentukan mereka tidak karakteristik kualitatif.
THE CONSEPTUAL FRAMEWORK AS A CODIFICATION DOCUMENT
Pendekatan postulat dan prinsip dalam ARS 1 dan 3 dikenal sebagai dasar
pembuatan standar karna pendekatan tersebut mencoba menyediakan dasar logika
untuk mendapatkan pembenaran deduktif atau paling tidak tepatnya sebagai standar
akuntansi. Kerangka kerja konseptual berhubungan dengan konstitusi.
Dalam pandangan Salomon’s kerangka kerja tidak memiliki ruang untuk berubah
dan semangatnya yang besar untuk merubah konstitusional berkurang. Pembuatan
standar oleh orang seperti FASB telah disesuaikan dalam dasar kodifikasi. Kodifikasi
adalah penyesuaian proses pembuatan standar sendiri daripada hsl dari individu atas
pembuatan standar. Gaa melihat kerangka kerja sebagai perwujudan aspek baik dari
konstitusi maupun teori.
The Jurisprudential View
17. Pandangan kodifikasional adalah pandangan yurisprudensial dari pendukung
FASB yaitu Archer. Dia bertanya dokumen teoritical yang kuat dapat terbentuk dan
dilain pihak usaha untuk mengatur kegunaan diantara berbagai macam kelompok
yang berpengaruh (penyedia, pemakai dan auditor) yang berarti bg sistem diskusi
memorandum 7 dariaft awal. Archer juga mengkritik FASB dari bagaian yang
mempunyai arti yang membingungkan pada akhir pengembangan kerangka kerja
konseptual dengan harapan yang kuat untuk memelihara status quo.
EMPIRICAL RESEARCH ON THE CONCEPTUAL FRAMEWORK
Terdapat keterbatasan dalam jumlah penelitian empiris dalam kerangka kerja
konseptual. Dalam penelitian termasuk 28 anggota terdahulu dari FASB dan APB
yang mencoba menggunakan karateristik kualitatif SFAC No 2, hanya dapat diuji dan
keuntungan harus lebih besar dari biaya yang dapat ditentukan dalam istilah pembuat
standar.
Hudack dan McAllister melakukan analisa pertama kalinya atas 117 SFAS.
Mereka menemukan tekanan dari dewan lebih atau kurang relevan dan dapat
dipercaya dari SFAC No 2. Studi lain memperhatikan pada pentingnya karateristik
kualitatif SFAC No 2 terhadap 3 kelompok yaitu pembuat lap keu, auditor, dan
pemakai dari 600 akuntansi publik, pengguna dan pembuat laporan keuangan
memberikan bobot lebih pada relevansi dibanding auditor, pada ketegori reliabiliti tidak
ada perbedaan antar kelompok, auditor lebih mementingkan netralitas dibanding
kelompok lain, reliabiliti bagi auditor lebih penting daripada relevansi, menurut semua
kelompok materialitas mempunyai kedudukan yang sama.
ASSESING THE CONCEPTUAL FRAMEWORK
Banyak opini negatif tentang kerangka konseptual, akan tetapi ada juga hal yang
baik tentang SFAC termasuk karakteristik kualitatif (SFAC No 2), definisi elemen
(SFAC No 6), memurnikan pengukuran present value (SFAC 7). Dewan menyatakan
bahwa SFAC tidak :
memerlukan perubahan dalam prinsip akuntansi berterima umum,
amandemen,modifikasi atau interpretasi pernyataan standar akuntansi keuangan
membenarkan baik mengganti akuntansi berterima umum dan praktik pelaporan.
Pendapat secara umum menyatakan bahwa SFAC no 5, pengakuan dan
pengukuran merupakan titik lemah dari kerangka konseptual.
Persamaan SFAC 1 dengan Trueblood Report adalah berorientasi pada pengguna,
menganjurkan general purpose, pengguna memiliki wewenang yang terbatas.
Perbedaannya adalah SFAC mengasumsikan pengguna memiliki pengetahuan yang
memadai, sedangkan Trueblood Report mengasumsikan ‘limited ability’
SFAS 87 berdasarkan future salaries, sedangkan APB Opinion berdasarkan current
salaries
18. Kesimpulan
conceptual framework adalah sistem yang koheren konsep yang terdiri dari tujuan.
dengan tujuan mengidentifikasi pelaporan keuangan, konsep lain memberikan
arahan mengenai identifikasi batas-batas pelaporan keuangan, memilih transaksi,
peristiwa lain, dan keadaan diwakili, bagaimana mereka harus diakui dan diukur, dan
bagaimana mereka harus dirangkum dan dilaporkan.
Tujuan membuat kerangka kerja konseptual. Pertama, Agar manfaat, maka
penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian
konsep serta tujuan fundamental. Kedua masalah-masalah praktis yang baru akan
dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah
ada.
Tinjauan atas kerangka kerja konseptual pada level pertama, tujuan (objectives)
mengidentifikasi tujuan dan sasaran dari akuntansi serta merupakan bagian inti dari
kerangka kerja konseptual. Pada tingkat kedua disajikan karakteristik kualitatif
(qualitative characteristic) yang membuat siklus informasi akuntansi berguna dan
unsur-unsur (elements) laporan keuangan. Pada tingkat yang ketiga disajikan
konsep-konsep pengukuran dan pengakuan (measurement and recognition concept)
yang akan digunakan dalam menetapkan dan mengaplikasikan standar-standar
akuntansi. Konsep-konsep ini meliputi asumsi, prinsip, dan kendala yang
menjelaskan lingkungan pelaporan berjalan.
Daftar Pustaka
Anonim 1 https://nasutionzulfikar88.files.wordpress.com/2014/01/kel-2.docx (18
Oktober 2017 22:30)
Anonim 2 www.academia.edu/6790102/FASBs_Conceptual_Framework (19 Oktober
2017 19:33)