1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Diajukan guna memenuhi tugas
Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Disusun oleh:
Shasyabillah Prameswari 43215010298
Dosen:
Shinta Melzatia, SE. M.Ak.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2017
2. BAB 7
PENGEMBANGAN SISTEM
Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan
berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah prototipe disebut dengan
prototyping. Cara seorang analis sistem dapat berjaga-jaga terhadap kegagalan prototyping
adalah Untuk memperkecil resiko rekayasa-ulang proses bisnis disarankan untuk membuat
prototyping dan percobaan. Bila tidak mungkin dibuat prototipe-nya, maka dengan inovasi
bertahap, sedemikian rupa sehingga manajemen dapat memimpin melalui serangkaian
perubahan yang layak. Sedangkan inovasi yang serentak dalam berbagai area (misalnya
proses bisnis, organisasi, teknologi, dan rancangbangun aplikasi) secara ekstrim susah
dikontrol. Prototype memberikan ide bagi pembuat dan pemakai potensial tentang cara sistem
berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses akan menghasilkan prototype (prototyping).
Suatu prototip adalah bentuk dasar atau model awal dari suatu sistem atau bagian dari suatu
sistem. Prototyping adalah proses pengembangan model awal tersebut untuk digunakan
terlebih dahulu dan ditingkatkan terus menerus sampai didapatkan sistem yang utuh.
Daya tarik prototype, yaitu :
Komunikasi antar analis sistem dengan pemakai membaik.
Analis dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.
Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
Lebih efisien dan dapat menghemat biaya pengembangan.
Penerapan lebih mudah.
Menghasilkan syarat yang lebih baik dari produksi yang dihasilkan oleh metode
‘spesifikasi tulisan’.
Pemakai dapat mempertimbangkan sedikit perubahan selama masih bentuk prototipe.
Memberikan hasil yang lebih akurat dari pada perkiraan sebelumnya, karena fungsi
yang diinginkan dan kerumitannya sudah dapat diketahui dengan baik.
Pemakai merasa puas. Pertama, Pemakai dapat mengenal melalui komputer. Dengan
melakukan prototipe (dengan analisis yang sudah ada), Pemakai belajar mengenai
komputer dan aplikasi yang akan dibuatkan untuknya. Kedua, Pemakai terlibat
langsung dari awal dan memotivasi semangat untuk mendukung analisis selama
proyek berlangsung.
Potensi kegagalan prototype, yaitu :
Bersifat tergesa-gesa.
Berharap sesuatu yang tidak realistis dari sistem operasionalnya.
User interface tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Kelebihan prototype :
Pendefinisian kebutuhan pemakai menjadi lebih baik karena keterlibatan pemakai
yang lebih intensif.
3. Meningkatkan kepuasan pemakai dan mengurangi risiko pemakai tidak menggunakan
sistem mengingat keterlibatan mereka yang sangat tinggi sehingga sistem memenuhi
kebutuhan mereka dengan lebih baik.
Mempersingkat waktu pengembangan.
Memperkecil kesalahan disebabkan pada setiap versi prototipe, kesalahan segera
terdeteksi oleh pemakai.
Pemakai memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam meminta perubahan-
perubahan.
Menghemat biaya (menurut penelitian, biaya pengembangan dapat mencapai 10%
hingga 20% dibandingkan kalau menggunakan SDLC tradisional)
Kelemahan prototype:
Prototipe hanya bisa berhasil jika pemakai bersungguh-sungguh dalam menyediakan
waktu dan pikiran untuk menggarap prototype.
Kemungkinan dokumentasi terabaikan karena pengembang lebih berkonsentrasi pada
pengujian dan pembuatan prototype.
Mengingat target waktu yang pendek, ada kemungkinan sistem yang dibuat tidak
lengkap dan bahkan sistem kurang teruji.
Jika terlalu banyak proses pengulangan dalam membuat prototipe, ada kemungkinan
pemakai menjadi jenuh dan memberikan reaksi yang negative.
Apabila tidak terkelola dengan baik, prototipe menjadi tak pernah berakhir. Hal ini
disebabkan permintaan terhadap perubahan terlalu mudah untuk dipenuhi.
Seorang analisis harus berjaga jaga terhadap kegagalan prototyping dengan cara :
1. Harus menerapkan prototype yang baik.
2. Interaksi pemakai sangat penting.
3. Membuat sistem yang inovatif.
4. Penyelesaian yang cepat dan bersih sangat diperlukan.
5. Mengetahui perilaku pemakai yang sukar ditebak.
6. Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek.
4. BAB 9
INFORMASI DALAM PELAKSANAAN
Sistem Informasi Menurut Level Organisasi
Berdasarkan level organisasi, sistem informasi dikelompokkan menjadi:
a. Sistem Informasi Departemen.
Sistem Informasi Departemen (departmental information system) adalah sistem
informasi yang hanya digunakan dalam sebuah departemen. Sebagai contoh, departemen
SDM (Sumber Daya Manusia) memiliki sejumlah program (aplikasi). Misalnya, saiah
satu aplikasi digunakan untuk memantau kinerja pegawai dan aplikasi yang lain
digunakan untuk menangani peiamar. Kumpulan aplikasi ini membentuk sebuah sistem
yang disebut sistem informasi SDM (human resource information system atau HRIS
b. Sistem Informasi Perusahaan
Sistem Informasi Perusahaan (enterprise information system) merupakan sistem
informasi yang tidak terletak pada masing-masing departemen, melainkan berupa sebuah
sistem terpadu yang dapat dipakai oleh sejumlah departemen secara bersama- sama.
Sebagai contoh, sistem infor¬masi perguruan tinggi mengintegrasikan bagian- bagian
seperti peng-ajaran, keuangan, dan kemahasiswaan.
c. Sistem Informasi Antarorganisasi.
Sistem Informasi Antarorganisasi (interorganizational information system atau terkadang
disebut IOS / interorganization system) merupakan jenis sistem informasi yang
menghubungkan dua organisasi atau lebih. Sebagai gambaran, sistem informasi reservasi
pesawat terbang adalah contoh sistem informasi yang memungkinkan biro perjalanan
yang menjual tiket dan maskapai penerbangan bisa berbagi informasi. Contoh yang lain
yaitu sistem para pemasok yang dapat dihubungkan ke sistem infor- masi Wal-Mart
(www.walmart.com), retailer terkemuka di Amerika, yang memungkinkan pihak
pemasok dapat segera mengetahui sediaan yang berada di bawah level minimum
sehingga pemasok dapat segera mengirimkan produk mereka ke Wal-Mart (Ebert dan
Griffin, 2003). Pada awal 1990-an, perusahaan IBM, Apple, dan Motorola membentuk
aliansi strategis yang dimaksudkan untuk mematahkan dominasi Intel ter-hadap pasar
CPU (central processing unit). Ketiga perusahaan ini meng-gunakan IOS sebagai sarana
berbagi informasi dalam pengembangan produk. Chip yang disebut PowerPC merupakan
hasil dari kolaborasi ter-sebut (Haag, 1999). Kini, model seperti ini banyak
diimplementasikan dalam perdagangan elektronis (e-Commerce) yang menghubungkan
pemasok dan penjual, atau yang lebih dikenal dengan sebutan B2B atau . Business to
Business.
Sistem Informasi Fungsional
5. Sebagaimana diketahui, sebuah organisasi memiliki sejumlah area fungsional seperti
Akuntansi, Pemasaran, Produksi, dan sebagainya.
Tabel. Area fungsional dalam perusahaan
Area Fungsional Tugas
Penjualan dan Pemasaran
Menangani penjualan dan pemasaran produk/jasa yang
dihasilkan perusahaan
Manufaktur (Produksi) Menghasilkan produk
Keuangan Mengelola aset-aset keuangan perusahaan
Akuntansi
Memelihara rekamnan-rekaman transaksi keuangan dalam
perusahaan
Berdasarkan area fungsional seperti ini, dikenal sejumlah sistem infor¬masi fungsional. Jadi,
sistem informasi fungsional adalah sistem infor¬masi yang ditujukan untuk memberikan
informasi bagi kelompok orang yang berada pada bagian tertentu dalam perusahaan.
Beberapa sistem informasi fungsional yang umum adalah sebagai berikut:
1. Sistem Informasi Akuntansi (Accounting Information System)
2. Sistem Informasi Keuangan (Finance Information System)
3. Sistem Informasi Manufaktur (Manufacturing/Production InforMation System)
4. Sistem Informasi Pemasaran (Marketing Information System Atau MKIS)
5. Sistem Informasi SDM (Human Resources Information System atau HRIS)
Tentu saja, macam-macam sistem informasi fungsional yang tersedia antara satu perusahaan
dengan perusahaan lain berbeda-beda. Sebagai contoh, perusahaan distribusi tidak memiliki
sistem informasi produksi.
Perlu diketahui bahwa sistem-sistem informasi fungsional tidak berciri sendiri secara
fisik. Sistem-sistem informasi ini berbagai sumber daya dalam organisasi. Dalam
sistem informasi perusahaan, sistem-sistem informasi fungsional ini berkedudukan
sebagai subsistem- subsistem.
Sistem
Informasi
Keterangan
6. Sistem
informasi
akuntansi
Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai
oleh fungsi akuntansi (departemen/bagian Akuntansi). Sistem
ini mencakup semua transaksi yang
informasi
keuangan
fungsi keuangan (departemen/bagian Keuangan) yang menyangkut
keuangan perusahaan. Misalnya berupa ringkasan arus kas (cash
flow) dan informasi pembayaran.
Sistem
informasi
manufaktur
Sistem informasi yang bekerja sama dengan sistem informasi lain
untuk mendukung manajemen perusahaan (baik dalam hal
perencanaan maupun pengendalian) dalam menyelesaikan masalah
yang berhubungan dengan produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan. Misalnya berupa data bahan mentah, profit
vendor baru, dan jadwal produksi.
Sistem
informasi
pemasaran
Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh
fungsi pemasaran. Misalnya berupa ringkasan penjualan.
JENIS-JENIS SISTEM INFORMASI
1. Transaction Processing System (TPS)
Transaction Processing System (TPS) adalah sistem informasi yang terkomputerisasi
yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi
bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS menghapus rasa bosan saat
melakukan transaksi operasional sekaligus mengurangi waktu, meskipun orang masih
harus memasukkan data ke sistem komkputer secara manual.
Transaction Processing System merupakan sistem tanpa batas yang memungkinkan
organisasi berinteraksi dengan lilngkungan eksternal. Karena manajer melihat data-data
yang dihasilkan oleh TPS untuk memperbaharui informasi setiap menit mengenai apa
yang terjadi di perusahaan mereka. Dimana hal ini sangat peting bagi operasi bisnis dari
hari ke hari agar sistem-sistem ini dapat berfungsi dengan lancar dan tanpa interupsi
sama sekali.
2. Office Automation System (OAS) dan Knowledge Work System (KWS)
Sistem
informasi
SDM
Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi
personalia. Misalnya berisi informasi gaji, ringkasan pajaL dan tunjangan-
tunjangan hingga kinerja pegawai.
7. Office Automation System (OAS) mendukung pekerja data, yang biasanya tidak
menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informsi sedemikian rupa
untuk mentransformasikan data atau untu memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu
sebelum membaginya atau menyebarkannya secara keseluruhan, dengan organisasi dan,
kadang- kadang, diluar itu. Aspek-aspek OAS yang sudah kita kenal seperti word
proessing, spreadsheets, destop, publishing, electronic scheduling dan komunikasi
melalui voice mail, email, dan video confrencing.
Knowledge Work System (KWS) mendukung para pekerja profesional seperti ilmuwan,
insinyur, dan doktor dengan membantu mereka menciptakan pengetahuan baru dan
memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.
3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) tidak menggantikan Transaction Processing
Systems; melainkan semua SIM mencakup pengolahan transaksi. SIM adalah sistem
informasi yang sudah terkomputerisasi yang bekerja karena adanya interaksi antara
manusia dan komputer. Dengan bantuan manusia, perangkat lunak (program komputer)
dan perangkat keras (komputer, printer, dan lain-lain) agar berfungsi dengan baik, SIM
mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari Transaction
Processing Systems, termasuk analisis keputusan dan pembuatan keputusan.
Untuk mengakses informasi, pengguna SIM membagi basis data biasa. Basis data
menyimpan data-data dan model yang membantu pengguna menginterprestasikan dan
menerapkan data-data tersebut. SIM menghasilkan output informasi yang digunakan
untuk membuat keputusan. SIM juga dapat membantu menyatukan beberapa fungsi
informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi, meski tidak berupa suatu struktur tunggal.
4. Decision Support System (DSS)
Kelas sistem informasi terkomputerisasi pada level yang lebih tinggi adalah Decision
Support System (DSS). DSS hampir sama dengan SIM tradisional kerena keduanya
sama-sama tergantung pada basis data sebagai sumber data. DSS berangkat dari SIM
tradisional kerena menekankan pada fungsi mendukung pembuatan keputusan di seluruh
tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual masih wewenang eklusif pembuat
keputusan. DSS lebih sesuai untuk orang-orang atau kelompok yang menggunakannya
daripada SIM tradisional.
5. Sistem Ahli Dan Kecerdasan Buatan
Kecerdasan Buatan (AI) bisa dianggap bidang yang arsitek tingkat tinggi untuk sistem
ahli. Daya tolak/dorongan umum dari AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-
mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan riset AI adalah
memahami bahasa alamiahnya serta menganalisis kemampuannya untuk berpikir melalui
problem sampai ke kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan-
pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan permasalahan serta memberikannya
lewat pengguna bisnis (dan lain-lain).
8. Sistem ahli adalah suatu kelas yang sangat spesial yang dibuat sedemikian rupa sehingga
bisa dipraktikkan untuk digunakan dalam bisnis sebagai akibat dari semakin banyaknya
perangkat keras dan parengkat lunak seperti komputer pribadi (PC) dan shell sistem ahli.
Suatu sistem ahli (juga disebut sebagai knowledge-based system) secara efektif
menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah
yang dialami dalam suatu organisasi. Ditegaskan bahwa tidak seperti DSS, yang
meninggalkan keputusan terakhir bgi pembuat keputusan, sistem ahli menyeleksi solusi
terbaik terhadap suatu masalah atau suatu kelas masalah khusus.
Komponen dasar suatu sistem ahli adalah knowledge base, yakni suatu mesin interferensi
yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat
bahasa semacam SQL ( structured query language), dan antarmuka pengguna. Orang
menyebut knowledge engineering manangkap keahlian pakar, membangun sebuah sistem
komputer yang mencakup expert knowledge ini, dan kemudian
mengimplementasikannya. Secara keseluruhan sangat mungkin membangun dan
mengimplementasikan sistem ahli yang akan menjadi pekerjaan para penganalisis
6. Group Decision Support System (GDSS) dan Computer Supported Collaboration
Work Systems (CSCWS)
Bila kelompok perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur
dan tak-terstruktur, maka group Decision support System membuat suatu solusi. Group
Decision Support System (GDSS), yang digunakan di ruang khusus yang dilengkapi
dengan sejumlah konfigurasi yang berbeda-beda, memungkinkan anggota kelompok
berinteraksi dengan pendukung elektronik-seringnya dalam bentuk perangkat lunak
khusus-dan suatu fasilitator kelompok khusus. GDSS dimaksudkan untuk membawa
kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk
pendapat, kuesioner, konsultasi, dan skenario. Perangkat lunak GDSS dirancang untuk
meminimalkan perilaku kelompok negatif tertentu seperti kurangnya partisipasi berkaitan
dengan kekhawatiran atau tindakan balasan untuk menyatakan bahwa sudut pandang
tidak dikenal, domonasi oleh anggota kelompok vokal, dan pembuatan keputusan ‘group
think’. Kadang-kadang GDSS dibahas menurut istilah yang lebih umum Computer
Supported Collaborative Work (CSCW), yang mencakup pendukung perangkat lunak
yang disebut ‘groupware’ untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan
jaringan.
7. Executive Support System (ESS)
Bila eksecutive beralih ke komputer, mereka seringnya mencari cara-cara yang bisa
membantu mereka membuat keputusan pada tingkat strategis. Executive Support System
(ESS) membantu para eksekutif mengatur interaksi mereka dengan lingkungan eksternal
dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang
bisa di akses seperti kantor. Meskipun ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan
oleh TPS dan SIM, ESS membantu pengguna mengatasi problem keputusan yang tidak
terstruktur, yang bukan aplikasi khusus, dengan menciptakan lingkungan yang kondusif
9. untuk memikirkan problem -problem strategis. ESS memperluas dan mendukung
kemampuan eksekutif, memungkinkan mereka membuat lingkungan tampak masuk akal.
Menurut saya hydraulic co. Masih menggunakan sistrm informasi yang masih sangat
sederhana dan belum terintegrasi dengan baik. Semua pengolahan data dilakukan oleh sebuah
komputer mini, yang menangani gaji, penagihan, piutang, persediaan, dan akuntansi biaya.
Bahkan Para pekerja mencatatkan waktu kerja mereka dengan menggunakan jam absensi, dan
mereka melaporkan kemajuan pekerjaan dengan mengisi suatu formulir manual yang
menyertai tiap job lot. Data dari kartu absensi dan fomulir diketik atau diinput ke dalam
komputer oleh operator pemasukan data pada divisi manufaktur. Sistem manajemen database
yang digunakan masih semi manual belum terintegrasi dengan baik data perusahaan. Hal ini
menyebabkan manajemen database perusahaan belum dikelola dengan baiik. Sehingga masih
banyak kesalahan2 data yang terjadi, seperti data pemesanan dan pembelian dari McCullin
enterprise
10. BAB 10
KEAMANAN SISTEM INFORMASI
Tujuan Keamanan Informasi
Keamanan informasi bertujuan untuk mencapai tiga tujuan utama: kerahasiaan,
ketersediaaan, dan integrasi.
a. Kerahasiaan. Perusahaan mencari cara untuk melindungi data dan informasinya dari
penggunaan yang tidak semestinya oleh orang-orang yang tidak memiliki otoritas
menggunakannya. Sistem informasi eksekutif, sistem informasi sumber daya manusia,
dan sistem pengolahan transaksi, seperti pembayaan gaji, piutang usaha, pembelian, dan
hutang usaha, adalah sistem-sistem yang terutama harus mendapat perhatian dalam
keamanan informasi.
b. Ketersediaan. Tujuan dibangunnya infrastruktur informasi perusahaan adalah supaya
data dan informasi perusahaan tersedia bagi pihak-pihak yang memiliki otoritas untuk
menggunakannya. Tujuan ini khususnya penting bagi MIS, DSS, dan sistem informasi
organisasi.
c. Integritas Seluruh sistem informasi harus memberikan atau menyediakan gambaran
yang akurat mengenai sistem fisik yang mereka wakili.
Sistem informasi perusahaan harus melindungi data dan informasinya dari tindakan
penyalahgunaan, tapi tetap menjamin tersedianya data dan informasi yang akurat untuk
pengguna yang pihak-pihak yang berhak terhadap data dan informasi tersebut.
Dalam bentuk yang paling dasar, manajemen keamanan informasi terdiri dari 4 tahap yaitu:
1. Mengidentifikasi ancaman yang dapat menyerang sumber informasi perusahaan.
Ancaman terhadap keamanan informasi berasal dari individu, organisasi, mekanisme,
atau kejadian yang memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan pada sumber-sumber
informasi perusahaan. Ketika kita berpikir tentang ancaman terhadap keamanan
informasi, maka kita juga akan berpikir tentang aktivitas-aktivitas yang sengaja
dilakukan individu- individu dan kelompok-kelompok di luar perusahaan.
Pada kenyataannya, ancaman dapat bersifat internal, yaitu berasal dari dalam perusahaan,
maupun eksternal atau berasal dari luar perusahaan. Ancaman dapat juga terjadi secara
sengaja atau tidak sengaja.
2. Mengidentifikasi resiko yang mungkin ditimbulkan oleh ancaman tersebut.
Kita menetapkan suatu resiko keamanan informasi sebagai hasil yang tidak diinginkan
akibat terjadinya ancaman dan gangguan terhadap keamanan informasi. Semua resiko
mewakili aktivitas-aktivitas yang tidak sah atau di luar dari yang diperbolehkan
perusahaan. Aktivitas-aktivitas tersebut adalah: pengungkapan dan pencurian informasi,
11. penggunaan secara tidak sah, pengrusakan dan penolakan dan modifikasi yang tidak
dibenarkan.
3. Menetapkan kebijakan-kebijakan keamanan informasi.
Perusahaan dapat menerapkan kebijakan keamanannya dengan mengikuti pendekatan
sbb:
• Fase 1- Inisiasi proyek Tim yang akan bertugas mengembangkan kebijakan keamanan
dibentuk. Jika anggota SC-SIM perusahaan tidak mampu merumuskan proyek kebijakan
keamanan, dapat dibentuk SC khusus. Termasuk kedalam anggota SC khusus
diantaranya para manager di area- area dimana kebijakan keamanan akan diterapkan.
• Fase 2- Kebijakan Pengembangan Tim proyek berkonsultasi dengan pihak-pihak yang
terlibat dan berpengaruh dalam menentukan persyaratan-persyaratan yang diperlukan
untuk kebijakan yang baru.
• Fase 3- Konsultasi dan Persetujuan Tim proyek berkonsultasi dan menginformasikan
kepada para manajer mengenai hasil temuan hingga saat ini dan meminta pandangan-
pandangannya terhadap persyaratan kebijakan yang diperlukan.
• Fase 4- Kewaspadaan dan Pendidikan Pelatihan kewaspadaan dan program pendidikan
kebijakan diselenggarakan pada unit organisasi. Peserta pelatihan terdiri dari anggota
proyek, wakil-wakil dari berbagai depatemen dalam perusahaan, seperti departemen IT
dan HR dan konsultan dari luar perusahaan.
• Fase 5- Penyebarluasan Kebijakan Kebijakan keamanan disebarluaskan melalui unit-
unit organisasi dimana kebijakan tersebut diterapkan. Idealnya, unit-unit manajer
mengadakan rapat dengan para karyawan untuk memastikan bahwa mereka mengerti
mengenai kebijakan tersebut dan merasa terikat untuk mematuhinya.
4. Dan melaksanakan pengawasan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan resiko
keamanan informasi.
Kontrol Teknis Adalah kontrol yang dibangun di dalam sistem oleh pengembang selama
siklus hidup pengembangan sistem. Auditor internal dalam tim proyek harus memasikan
bahwa kontrol telah disertakan sebagai bagian dari perancangan sistem. Sebagian besar
kontrol keamanan berdasarkan pada teknologi perangkat keras dan perangkat lunak.
Kontrol yang biasa dipakai saat ini adalah sebagai berikut:
a. Kontrol Terhadap Akses
Landasan keamanan untuk melawan ancaman yang timbul dari orang-orang yang tidak
berwenang adalah kontrol terhadap akses. Dasar pemikirannya cukup sederhana, yaitu
jika orang-orang yang tidak berwenang ditolak aksesnya terhadap sumber daya
informasi, maka kejahatan tidak bisa dilakukan.
b. Kontrol Kriptografi (Cryptographic Control)
12. Penyimpanan dan transmisi data dan informasi dapat dilindungi dari pemakaian secara
ilegal melalui kriptografi. Kriptografi adalah penyusunan dan penggunaan kode dengan
proses-proses matematika. Data dan informasi dapat diubah kedalam bentuk kode, baik
saat berada dalam akses secara ilegal, maka orang tersebut hanya akan mendapatkan data
dan informasi berbentuk kode yang tidak dapat dibaca sehingga mencegahnya dari
penyalahgunaan.
c. Kontrol Fisik
Langkah pencegahan pertama terhadap gangguan ilegal dari luar adalah mengunci pintu
ruang komputer. Pencegahan selanjutnya yaitu menggunakan kunci yang lebih canggih,
yang hanya dapat dibuka dengan sidik jari dan pengenalan suara. Selanjutnya
pengawasan menggunakan kamera dan menempatkan petugas keamanan. Perusahaan
dapat meminimalisasi pengawasan fisik dengan menempatkan pusat komputernya di
lokasi yang jauh dari kota besar dan pemukiman penduduk dan jauh dari daerah yang
rawan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan badai.
d. Kontrol Formal
Kontrol formal meliputi penetapan kode, dokumentasi prosedur dan penerapannya, serta
monitoring dan pencegahan perilaku yang menyimpang dari peraruran-peraturan yang
telah ditetapkan. Kontrol bersifat formal artinya manajemen perusahaan menyediakan
waktu tertentu untuk melaksanakannya, hasilnya didokumentasikan secara tertulis dan
dalam jangka waktu panjang kontrol ini menjadi salah satu inventaris perusahaan yang
berharga.
Ada kesepakatan universal bahwa jika kontrol formal ingin lebih efektif, maka
manajemen tingkat atas harus mengambil peran aktif dalam penetapan dan
penerapannya.
e. Kontrol Informal
Pengawasan informal meliputi aktivitas-aktivitas seperti menanamkan etika kepercayaan
perusahaan terhadap pegawainya, memastikan bahwa para pegawai memahami misi dan
tujuan perusahaan, mengadakan program pendidikan dan pelatihan serta program
pengembangan manajemen. Kontrol ini ditujukan untuk memastikan bahwa pegawai
perusahaan memahami dan mendukung program keamanan tersebut.
Semua resiko mewakili aktivitas-aktivitas yang tidak sah atau di luar dari yang diperbolehkan
perusahaan. Aktivitas-aktivitas tersebut adalah: pengungkapan dan pencurian informasi,
penggunaan secara tidak sah, pengrusakan dan penolakan dan modifikasi yang tidak
dibenarkan.
a. Pengungkapan dan Pencurian
Ketika database dan perpustakaan perangkat lunak dapat diakses oleh orang yang tidak
berhak, maka dapat mengakibatkan hilangnya informasi dan uang. Sebagai contoh, mata-
13. mata industri dapat memperoleh informasi kompetitif yang berharga dan penjahat
komputer dapat menggelapkan dana perusahaan.
b. Penggunaan Secara Tidak Sah
Penggunaan secara tidak sah terjadi ketika sumber daya perusahaan dapat digunakan
oleh orang yang tidak berhak menggunakannya. Ciri-ciri penjahat komputer yang
memiliki kemampuan mengakses informasi secara tidak sah termasuk diantaranya adalah
hacker. Hacker biasanya menganggap informasi keamanan suatu instansi atau
perusahaan sebagai suatu tantangan. Sebagai contoh, seorang hacker dapat menerobos
jaringan komputer suatu perusahaan, memperoleh akses terhadap sistem telepon
kemudian menggunakannya untuk melakukan hubungan telepon interlokal secara tidak
sah.
c. Pengrusakan Secara Tidak Sah dan Penolakan Pelayanan
Individu dapat merusak atau menghancurkan perangkat keras atau perangkat lunak, yang
menyebabkan berhentinya operasi komputer perusahaan. Hal tersebut dapat dilakukan
oleh penjahat komputer tanpa mereka harus berada di lokasi perusahaan. Mereka dapat
masuk ke dalam jaringan komputer dari terminal komputer yang berada jauh dari lokasi
pusat dan menyebabkan kerusakan fisik, seperti kerusakan pada layar monitor, kerusakan
pada disket, kemacetan pada printer, dan tidak berfungsinya keyboard.
d. Modifikasi Secara Tidak Sah
Perubahan dapat dibuat pada data-data perusahaan, informasi, dan perangkat lunak.
Beberapa perubahan tidak dapat dikenali sehingga menyebabkan pengguna yang ada di
output system menerima informasi yang salah dan membuat keputusan yang salah. Tipe
modifikasi yang paling dikhawatirkan adalah modifikasi disebabkan oleh perangkat
lunak yang menyebabkan kerusakan, biasanya dikelompokkan sebagai virus.
Contoh suatu kasus dalam perusahaan yang terkait dengan keamanan sistem informasinya.
Kejahatan kartu kredit yang dilakukan lewat transaksi online di Yogyakarta.
Polda DI Yogyakarta menangkap lima carder dan mengamankan barang bukti bernilai
puluhan juta, yang didapat dari merchant luar negeri. Begitu juga dengan yang dilakukan
mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Bandung, Buy alias Sam. Akibat perbuatannya selama
setahun, beberapa pihak di Jerman dirugikan sebesar 15.000 DM (sekitar Rp 70 juta).
Para carder beberapa waktu lalu juga menyadap data kartu kredit dari dua outlet pusat
perbelanjaan yang cukup terkenal. Caranya, saat kasir menggesek kartu pada waktu
pembayaran, pada saat data berjalan ke bank-bank tertentu itulah data dicuri. Akibatnya,
banyak laporan pemegang kartu kredit yang mendapatkan tagihan terhadap transaksi yang
tidak pernah dilakukannya.
14. Modus kejahatan ini adalah penyalahgunaan kartu kredit oleh orang yang tidak berhak. Motif
kegiatan dari kasus ini termasuk ke dalam cybercrimesebagai tindakan murni kejahatan. Hal
ini dikarenakan si penyerang dengan sengaja menggunakan kartu kredit milik orang lain.
Kasus cybercrime ini merupakan jenis carding. Sasaran dari kasus ini termasuk ke dalam
jeniscybercrime menyerang hak milik (against property). Sasaran dari kasus kejahatan ini
adalah cybercrime menyerang pribadi (against person).
15. BAB 11
IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI
Menurut James H. Moor ada tiga alasan utama mengapa masyarakat berminat untuk
menggunakan komputer yaitu;
a. Kelenturan logika (logical malleability),
Memiliki kemampuan untuk membuat suatu aplikasi untuk melakukan apapun yang
diinginkan oleh programmer untuk penggunannya.
b. Faktor Transformasi (transformation factors)
Memiliki kemampuan untuk bergerak dengan cepat kemanapun pengguna akan menuju
ke suatu tempat.
c. Faktor tak kasat mata (invisibility factors).
Memiliki kemampuan untuk menyembunyikan semua operasi internal computer
sehingga tidak ada peluang bagi penyusup untuk menyalahgunakan operasi tersebut.
Dampak pemanfaatan teknologi informasi yang tidak tepat yaitu :
• Ketakutan terhadap teknologi informasi yang akan menggantikan fungsi manusia
sebagai pekerja
• Tingkat kompleksitas serata kecepatan yang sudah tidak dapat di tangani secara manual
• Pengangguran dan pemindahan kerja
• Kurangnya tanggung jawab profesi
• Adanya golongan minoritas yang miskin informasi mengenai teknologi informasi
Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam teknologi informasi adalah sebagai berikut
:
• Bahwa pengguna teknologi informasi berasal dari berbagai negara yang mungkin
memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda.
• Pengguna teknologi informasi merupakan orang–orang yang hidup dalam dunia
anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
• Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam kemajuan teknologi informasi
memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga pengguna yang
suka iseng dengan melakukan hal–hal yang tidak seharusnya dilakukan.
• Harus diperhatikan bahwa pengguna teknologi informasi akan selalu bertambah setiap
saat dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru.
16. Contoh kasus pelanggaran etika dari penggunaan teknologi informasi yang disalahgunakan!
Kasus Penyebaran Foto Palsu Korban Kecelakaan Pesawat Sukhoi.
Yogi Semtani(22) seorang mahasiswa angkatan 2009. Menyebarkan foto korban Sukhoi
Superjet 100 di Gunung Salak, Jawa Barat beberapa waktu lalu yang ternyata foto tersebut
100% palsu. Sejumlah foto korban Sukhoi yang beredar marak di jejaring sosial itu
dipastikan palsu.Karena foto-foto tersebut diambil dari satu website berbasis di Brazil pada
kecelakaan pesawat Airblue pada 2010 silam di Pakistan. Yogi sendiri mengaku
mendapatkan foto palsu tersebut dari telepon seluler ibunya yang kemudian disebarkannya
lewat akun twitter miliknya. Foto fiktif itu mengambarkan dua korban pesawat Sukhoi
dengan tubuh yang mengenaskan. Salah satu berkebangsaan asing dan seorang lagi warga
negara Indonesia dengan tubuh tampak gosong. Beredarnya foto ini menyebabkan banyak
keluarga dan kerabat korban merasa terganggu dan marah.
Foto korban pesawat Sukhoi yang membuat heboh dan beredar di jejaring sosial dan
Blackberry 100% palsu. Ini disampaikan pakar telematika, Roy Suryo dalam jumpa pers di
Rumah Sakit Polri. Menurut Roy, penyebar foto pertama berinisial, YS yang
menyebarkannya melalui akun Twitter. Namun akun Twitter itu sejak tanggal 12 Mei sudah
dihapus. Foto itu sendiri diambil dari satu website berbasis di Brazil pada kecelakaan pesawat
Airblue pada 2010 di Pakistan.Beredarnya foto-foto itu, sangat menyentak hati bukan hanya
bagi publik, tapi juga bagi keluarga korban. Pada 15 Mei 2012 lalu Mabes Polri menetapkan
Yogi sebagai tersangka pengunggah foto palsu.
Ia mengaku sebagai orang pertama yang mengunduh foto korban kecelakaan pesawat Sukhoi
Superjet 100 di media sosial Twitter, yang ternyata palsu. Polisi menetapkan Yogi sebagai
tersangka dan menjeratnya dengan pasal manipulasi dokumen elektronik yang diatur dalam
Pasal 35 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
17. BAB 12
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Suatu teknologi dapat menunjang dalam suatu pengambilan keputusan yang tepat dan akurat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap pengambilan keputusan sangat bergantung kepada
informasi yang mendukung kebijakan yang akan diambil tersebut. Hal tersebut hanya dapat
terwujud jika sistem informasi dapat menyajikan informasi yang relevan, akurat, terkini dan
dapat diambil setiap saat. Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan
mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih
tepat dan akurat. Namun disadari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki dalam aktivitas
yang dilaksanakannya, setiap orang berusaha untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya dengan baik.
Dengan sistem informasi manajemen yang terorganisir, manajemen dapat mengambil
keputusan yang tepat bagi perusahaan. Tanpa adanya sistem informasi yang baik, niscaya
perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan dan bersaing dengan para
kompetitornya. Beberapa tahun yang lalu,sistem informasi perusahaan mungkin masih
dikembangkan secara sederhana. Sistem yang ada akan diaturdan dikembangkan sendiri oleh
manajemen perusahaan. Telah dibuktikan bahwa penerapan sistem informasi manajemen
berbasis TI dapat meningkatkan performa dan kinerja perusahaan.
Banyak sistem pendukung yang tersedia dan mampu melengkapi sistem informasi
manajemen yang ada. Beberapa sistem pendukung keputusan, di antaranya adalah:
• Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan/Decision-Support Systems (DSS)
Sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam
menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur.
Sistem pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen dengan
menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat
lunak yang akrab dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem yang memiliki
kekuatan besar (powerful) yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi
atau tidak terstruktur.
• Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision-Support
Systems (GDSS)
GDSS dikembangkan untuk menjawab tantangan terhadap kualitas dan efektivitas
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang (kelompok orang).
Permasalahan yang perlu digarisbawahi untuk pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh sekelompok orang antara lain adalah banyaknya para pengambil keputusan, waktu
yang harus dialokasikan, dan meningkatnya peserta yang ada. GDSS memberikan
dukungan pada pemecahan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang
mendukung komunikasi bagi anggota yang tergabung dalam kelompok.
18. • Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive-Support Systems
(ESS)
Sistem ini memberikan akses cepat atas informasi dan laporan manajamen. ESS
menyangkut juga sistem komunikasi, otomatisasi kantor, dukungan analisis, dan
intelejensia. ESS dibangun terutama untuk menyajikan gambaran operasional suatu
organisasi; melayani kebutuhan informasi eksekutif puncak; menyajikan tampilan yang
akrab di pengguna, sesuai dengan tipe keputusan individu, menyajikan penelusuran dan
pengendalian yang tepat waktu dan efektif; menyajikan akses cepat atas informasi rinci
dengan teks, angka, atau grafik; mengindentifikasikan masalah; serta menyaring,
mengkompres, dan melacak data dan informasi kritikal.
• Sistem Pakar/Expert System
Secara khusus, ES adalah paket komputer untuk memecahkan atau mengambil keputusan
atas suatu masalah spesifik atau terbatas, yang kemampuan pemecahannya dapat sama
atau melebihi suatu tingkat kemampuan seorang pakar. Ide dasar di balik ES, yang
merupakan teknologi intelejensia buatan terapan, sebenarnya sederhana, yaitu
memindahkan keahlian seorang atau beberapa orang pakar ke komputer. Pengetahuan
pakar ini kemudian disimpan dalam komputer. Pengguna tinggal memanggil komputer
untuk meminta saran yang dibutuhkan dapat melakukan inferensi (inference) agar sampai
kepada suatu simpulan khusus
• Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen adalah jaringan prosedur pengolahan data yang
dikembangkan dalam suatu sistem (terintegrasi) dengan maksud memberikan informasi
(yang bersifat intern dan ekstern) kepada manajemen, sebagai dasar pengambilan
keputusan. Memandang bahwa nilai dan informasi amatlah berharga,oleh karena itu
harus dikelola dengan baik. Perusahaan sering membuat keputusan mengenai perbaikan
operasional atau memilih peluang bisnis baru untuk memaksimalkan keuntungan
perusahaan. Perusahaan mengembangkan proses pengambilan keputusan berdasarkan
individu yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan dan lingkup operasi bisnis
perusahaan. Alat yang berguna untuk pembuatan keputusan bisnis adalah sistem
informasi manajemen (SIM). Sebagai seorang wirausaha, staff manajemen atau terlebih
sebagai manajer harus dapat menghargai dan mampu mengelola informasi bagi kemajuan
perusahaan atau usahanya.
Secara historis, SIM adalah proses manual yang digunakan mengumpulkan informasi dan
menyalurkannya ke individu yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan.
Gagasan utama di balik SIM adalah menyimpan informasi terus-menerus yang mengalir
ke manajemen.
Setelah itu dengan data dan informasi yang dikumpulkan dari sistem SIM, maka
keputusan dapat dibuat.
19. Komponen dari SIM antara lain adalah Input (aktivitas masukan), Processing
(pemrosesan), dan Output (keluaran/hasil). Input sendiri terdiri dari berbagai hal yang
berperan sebagai alat dalam memasukkan data – data yang ada. Pemrosesan adalah tahap
dalam mengartikan segala data yang didapat guna menghasilkan informasi yang
bermanfaat. Sedangkan output sendiri adalah segala alat yang dapat menampilkan hasil
dari data – data yang telah diproses (informasi). Informasi yang telah dihasilkan tadi
kemudian akan dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan yang akan diambil
bagi kelangsungan perusahaan.
Dasar analisa pada teori sistem informasi.
1. Pemahaman
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah
ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut.
Sistem informasi harus meneliti semua data dan menganjukan permintaan untuk diuji
mengenai situasi yang jelas menurut perhatian.Baik SIM maupun organisasi harus
menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas agar
disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat ditangani.
2. Perancangan
SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan memprakasai
pemecahan alternatif.Model harus membantu menganalisis alternatif.
3. Pemilihan
SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk
keputusan.Apabila telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah menjadi
pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian.
Sistem pengambilan keputusan dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya, terbuka atau
tertutup.Sistem penganbilan keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan
dipisahkan dari masukan yang tidak ketahui dari lingkungannya.
Informasi perusahaan MacDonald’s danMc System”, ditunda Karena McDonald’s tidak
punya pengalaman dibidang tersebut ,membelanjakan terlalu banyak uang dan hanya sedikit
reputasi untuk menunjukan hal itu. McDonald’s tidak kenal karena teknologi atau
penghargaan level eksekutif dan pemahaman teknologi menurut anlisis di AMR RESEARCH
mengatakan bahwa “jaringan global real-times menelan data tersebar,bahkab bagi organisasi
teknologi informasi yang paling ambisius sekalipun. Mengkonfigurasikam dan
mengintegrasikan perangkat lunak yang diperlukan untuk komunikasi Oak Brook dengan
30.000 lebih lokasi Dan untuk membuat program ini McDonald juga harus mengeluarkan
biaya yang mahal
System hemat biaya akan bisa bertahan hidup McDonald’s karena McDonald’s memiliki
jaringan digital real-time atau berbasis Web untuk mengirim informasi dengan cepat di
20. seluruh bumi hingga diperlukan para eksekutif bisa memonitor dan mempengaruhi pada basis
menit demi menit kemampuan perusahaan untuk membuat produk konsisten kepada
pelanggan secara cepat. Itu akan member para eksekutif McDonald’s suatu pandangan
terperinci menyangkut keseluruhan system real-times.McDonald’s dengan system yang
dikembangkan secara internal, yang umumnya membuat data tersedia untuk pengambil
keputusan dalam satu minggu atau lebih.dengan bekerjasama dengan para pemasok dan para
manajer took, perusahaan bisa meningkatkan konsistensi produk. Mungkin kendalanya hanya
semankin banyaknya pesaing dari perusahaan lain.
Masalah yang di hadapi system informasi perusahaan McDonald’s Yaitu Masalah terbesar
biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan McDonald, karena Seratus tujuh puluh juta
dollar hanyalah sebagian dari $1 miliar yang direncanakan McDonaldd’s untuk biaya
innovate yang dimulai pada bulan 2001. Dan proyek miliaran dollar ini gagal, bahkan
sebelum mengalami kemajuan oleh karena kesulitan menjelmahkan bahkan suatu bisnis
sederhana ke dalam perusahaan real-time. Beberapa bagian AS masih tidak mempunyai
konektivitas kecepatan tinggi yang diandalkan dan mereka internasional jadi masalah ini bisa
sangat problematic lanjut Abell.
21. BAB 13
TELEKOMUNIKASI, INTERNET, DAN TEKNOLOGI NIRKABEL
Keunggulan dan kelemahan Jaringan Wireless
Keunggulannya adalah biaya pemeliharannya murah (hanya mencakup stasiun sel bukan
seperti pada jaringan kabel yang mencakup keseluruhan kabel), infrastrukturnya berdimensi
kecil, pembangunannya cepat, mudah dikembangkan (misalnya dengan konsep mikrosel dan
teknik frequency reuse), mudah & murah untuk direlokasi dan mendukung portabelitas.
Kelemahannya adalah biaya peralatan mahal (kelemahan ini dapat dihilangkan dengan
mengembangkan dan memproduksi teknologi komponen elektronika sehingga dapat menekan
biaya jaringan), delay yang besar, adanya masalah propagasi radio seperti terhalang, terpantul
dan banyak sumber interferensi (kelemahan ini dapat diatasi dengan teknik modulasi, teknik
antena diversity, teknik spread spectrum dll), kapasitas jaringan menghadapi keterbatas
spektrum (pita frekuensi tidak dapat diperlebar tetapi dapat dimanfaatkan dengan efisien
dengan bantuan bermacam-macam teknik seperti spread spectrum/DS-CDMA) dan keamanan
data (kerahasian) kurang terjamin (kelemahan ini dapat diatasi misalnya dengan teknik spread
spectrum).
Wi-Max merupakan saluran komunikasi radio yang memungkinkan terjadinya jalur internet
dua arah dari jarak berpuluh-puluh kilometer. Karena menggunakan gelombang radio,
teknologi ini bisa dipakai dengan frekuensi berbeda. Sesuai dengan kondisi dan peraturan
pemakaian frekuensi di negara pemakainya.
Tipe-tipe jaringan nirkabel
a. Wireless Wide Area Networks (WWANs)
Teknologi WWAN memungkinkan pengguna untuk membangun koneksi nirkabel
melalui jaringan publik maupun privat. Koneksi ini dapat dibuat mencakup suatu daerah
yang sangat luas, seperti kota atau negara, melalui penggunaan beberapa antena atau juga
sistem satelit yang diselenggarakan oleh penyelenggara jasa telekomunikasinya.
Teknologi WWAN saat ini dikenal dengan sistem 2G (second generation). Inti dari
sistem 2G ini termasuk di dalamnya Global System for Mobile Communications (GSM),
Cellular Digital Packet Data (CDPD) dan juga Code Division Multiple Access (CDMA).
Berbagai usaha sedang dilakukan untuk transisi dari 2G ke teknologi 3G (third
generation) yang akan segera menjadi standar global dan memiliki fitur roaming yang
global juga. ITU juga secara aktif dalam mempromosikan pembuatan standar global bagi
teknologi 3G.
b. Wireless Metropolitan Area Networks (WMANs)
Teknologi WMAN memungkinkan pengguna untuk membuat koneksi nirkabel antara
beberapa lokasi di dalam suatu area metropolitan (contohnya, antara gedung yang
berbeda-beda dalam suatu kota atau pada kampus universitas), dan ini bisa dicapai tanpa
22. biaya fiber optic atau kabel tembaga yang terkadang sangat mahal. Sebagai tambahan,
WMAN dapat bertindak sebagai backup bagi jaringan yang berbasis kabel dan dia akan
aktif ketika jaringan yang berbasis kabel tadi mengalami gangguan. WMAN
menggunakan gelombang radio atau cahaya infrared untuk mentransmisikan data.
Jaringan akses nirkabel broadband, yang memberikan pengguna dengan akses
berkecepatan tinggi, merupakan hal yang banyak diminati saat ini. Meskipun ada
beberapa teknologi yang berbeda, seperti multichannel multipoint distribution service
(MMDS) dan local multipoint distribution services (LMDS) digunakan saat ini, tetapi
kelompok kerja IEEE 802.16 untuk standar akses nirkabel broadband masih terus
membuat spesifikasi bagi teknologi-teknologi tersebut.
c. Wireless Local Area Networks (WLANs)
Teknologi WLAN membolehkan pengguna untuk membangun jaringan nirkabel dalam
suatu area yang sifatnya lokal (contohnya, dalam lingkungan gedung kantor, gedung
kampus ataupada area publik, seperti bandara atau kafe). WLAN dapat digunakan pada
kantor sementara atau yang mana instalasi kabel permanen tidak diperbolehkan. Atau
WLAN terkadang dibangun sebagai suplemen bagi LAN yang sudah ada, sehingga
pengguna dapat bekerja pada berbagai lokasi yang berbeda dalam lingkungan gedung.
WLAN dapat dioperasikan dengan dua cara. Dalam infrastruktur WLAN, stasiun
wireless (peranti dengan network card radio atau eksternal modem) terhubung ke access
point nirkabel yang berfungsi sebagai bridge antara stasiun- stasiun dan network
backbone yang ada saat itu. Dalam lingkungan WLAN yang sifatnya peer- to-peer (ad
hoc), beberapa pengguna dalam area yang terbatas, seperti ruang rapat, dapat membentuk
suatu jaringan sementara tanpa menggunakan access point, jika mereka tidak
memerlukan akses ke sumber daya jaringan.
d. Wireless Personal Area Networks (WPANs)
Teknologi WPAN membolehkan pengguna untuk membangun suatu jaringan nirkabel
(ad hoc) bagi peranti sederhana, seperti PDA, telepon seluler atau laptop. Ini bisa
digunakan dalam ruang operasi personal (personal operating space atau POS). Sebuah
POS adalah suatu ruang yang ada disekitar orang, dan bisa mencapai jarak sekitar 10
meter. Saat ini, dua teknologi kunci dari WPAN ini adalah Bluetooth dan cahaya infra
merah. Bluetooth merupakan teknologi pengganti kabel yang menggunakan gelombang
radio untuk mentransmisikan data sampai dengan jarak sekitar 30 feet. Data Bluetooth
dapat ditransmisikan melewati tembok, saku ataupun tas. Teknologi Bluetooth ini
digerakkan oleh suatu badan yang bernama Bluetooth Special Interest Group (SIG), yang
mana mempublikasikan spesifikasi Bluetooth versi 1.0 pada tahun 1999. Cara alternatif
lainnya, untuk menghubungkan peranti dalam jarak sangat dekat (1 meter atau kurang),
maka user bisa menggunakan cahaya infra merah.
Pengertian jaringan nirkabel
Jaringan nirkabel adalah bidang disiplin yang berkaitan dengan komunikasi antar sistem
[komputer] tanpa menggunakan kabel. Jaringan nirkabel ini sering dipakai untuk jaringan
23. komputer baik pada jarak yang dekat (beberapa meter, memakai alat/pemancar bluetooth)
maupun pada jarak jauh (lewat satelit). Bidang ini erat hubungannya dengan bidang
telekomunikasi, teknologi informasi, dan teknik komputer. Jenis jaringan yang populer dalam
kategori jaringan nirkabel ini meliputi: Jaringan kawasan lokal nirkabel (wireless
LAN/WLAN), dan Wi-Fi.
Jaringan nirkabel biasanya menghubungkan satu sistem komputer dengan sistem yang lain
dengan menggunakan beberapa macam media transmisi tanpa kabel, seperti: gelombang
radio, gelombang mikro, maupun cahaya infra merah.
Sejarah jaringan nirkabel
Pada tahun 1820, Hans Christian Oersted dan Andre-Marie Ampere menemukan
elektromagnetisme, yang merupakan manifestasi dari kedua bidang listrik dan magnetik.
Kemudian, pada tahun 1832, Joseph Henry dan Samuel F.B. Morse telah menunjukkan
bagaimana listrik bekerja telegrafi, yang merupakan sebuah telegraf yang menggunakan
sinyal listrik yang disampaikan melalui saluran telekomunikasi atau radio.
Telegraf mulai membuat penampilan mereka di tahun 1940-an ketika jaringan yang dibangun
di California dan di Pantai Timur Amerika Serikat. Ini segera diikuti oleh kabel transatlantik
pertama didirikan pada tahun 1858, penyebaran teknologi nirkabel oleh James Clerk Maxwell
pada tahun 1864 dan kemudian percobaan radio-telegraf dilakukan oleh Marconi dan Popov.
Seperti yang Anda lihat, teknologi yang kita miliki saat ini semua memiliki dasar dalam
penemuan dan kreasi dari para ilmuwan beberapa dekade lalu.
Jaringan nirkabel yang digunakan untuk berkomunikasi dan menyebarkan informasi pada
hari-hari, seperti mengapa kita menggunakannya hari ini. Pada saat-saat ketika orang
dipisahkan oleh perang, jaringan nirkabel menjadi bentuk utama komunikasi. Itu juga
merupakan metode menerima dan mengirimkan informasi. Orang-orang Amerika disebut
radio juga, radio, tapi Inggris menyebutnya nirkabel. Keduanya berarti hal yang sama dan
bekerja dengan memancarkan gelombang elektromagnetik dari stasiun pemancar. Salah satu
dari beberapa pertama yang menggunakan 'wireless' istilah adalah British Broadcasting
Company seperti terlihat dari panduan program mereka disebut "The Radio Times" pada
tahun 1923.
Saat ini, ponsel mungkin merupakan bentuk paling umum dari jaringan nirkabel. Setiap orang
memiliki satu hari ini, beberapa bahkan anak-anak yang bahkan belum mencapai usia remaja.
Telepon yang digunakan tidak hanya sebagai bentuk komunikasi hari ini tetapi juga sebagai
metode memperoleh update dan informasi dan sebagai alat hiburan. Satelit adalah bentuk lain
dari jaringan nirkabel, memungkinkan kita untuk menonton tv kabel dan untuk menerima
program yang sedang ditampilkan langsung di bagian lain dari dunia. Layanan darurat juga
memanfaatkan jaringan nirkabel. Polisi dan departemen penyelamatan menggunakan jaringan
nirkabel untuk menerima dan mengirimkan informasi dengan cepat. Dan tentu saja ada
internet. Kami terhubung ke wide web di mana semuanya dimungkinkan, baik itu berbelanja,
menghibur atau perbankan. Jaringan nirkabel memang membuat hidup mudah, berkat
teknologi nenek moyang yang telah membentuk penemuan besar seperti di yesteryears.
24. Jaringan nirkabel mendukung telekomunikasi melalui internet
Jaringan nirkabel mendukung telekomunikasi melalui internet yaitu dengan menyediakan
jaringan system yang menggunakan kabel untuk mengakses suatu informasi dan
menyambungkan koneksi sehingga komunikasi dapat terhubung dan proses instalasi jaringan
menjadi mudah dan praktis.
Contoh nirkabel internet, yaitu:
Hotspot
Hotspot merupakan coverage area yang dimiliki access point agar komputer dengn perangkat
wireless disekitar dapat terkoneksi internet.Hotspot menyediakan layanan wireless LAN dan
internet secara gratismaupun dengan biaya.
Bluetooth. Sebuah teknologi wireless yang mampu menyediakan layanan komunikasi datadan
suara dengan jarak jangkauan yang terbatas. Bluetooth adalah sebuahteknologi komunikasi
wireless (tanpa kabel) yang beroperasi dalam pitafrekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM
(Industrial, Scientific and Medical) denganmenggunakan sebuah frequency hopping
tranceiver yang mampu menyediakanlayanan komunikasi data dan suara secara real-time
antara host-host bluetoothdengan jarak jangkauan layanan yang terbatas.
Cellular Phone (Handphone)
Handphone atau telepon genggam dilahirkan dari adanya jaringan nirkabel. Ponsel
memungkinkan pengguna berkomunikasi dimanapun dan kapanpun tanpa perlu repot
membawa kabel. Sinyal radio yang digunakan dikirim langsung ke ponsel pengguna.
BAB 14
PENGENALAN E-LEARNING
25. Tiga Fungsi e-Learning terhdap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction)
([Siahaan 2002], 40)
a. Sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya pilihan (opsional).
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai
kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau
tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban atau keharusan bagi peserta didik untuk
mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik
yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b. Pelengkap (Complement).
Dikatakan berfungsi sebagai Complement (pelengkap) apabila materi pembelajaran
elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di
dalam kelas [Lewis, 2002]. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi
peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi
pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik
yang dapat dengan cepat menguasai atau memahami materi pelajaran yang disampaikan
guru secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka.
Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas.
Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami
kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas
(slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran
elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta
didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.
c. Pengganti (substitusi).
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model
kegiatan pembelajara atau perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya agar para
mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan
waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa. Ada 3 alternatif model kegiatan
pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka
(konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau
bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.
Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih mahasiswa tidak menjadi
masalah dalam penilaian. Karena ketiga model penyajian materi perkuliahan
mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan
program perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui
internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara
26. pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini
dinilai sangat membantu mahasiswa untuk mempercepat penyelesaian perkuliahannya.
Manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates dan K. Wulf ([Siahaan 2004], 48)
terdiri atas 4 hal, yaitu:
a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau
instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar
interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur, antara
sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance
interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak
semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau
mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan
pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa?
Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang
disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.
Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta
didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada
pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang
berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun
menyampaikan pernyataan atau pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan
dari teman sekelas.
b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and
place flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk
diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi
dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja [Dowling 2002]. Demikian juga
dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada
dosen/guru/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji
untuk bertemu dengan dosen/guru/instruktur.
Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini,
Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode atau media
penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan
internet untuk kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan
internet di UT masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai
“tutorial elektronik” ([Anggoro 2001], 25).
c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global
audience).
27. Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau
melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan
tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja,
seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet.
Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating
of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus
berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik.
Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan
tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah.
Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula
dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil
penilaian dosen/guru/instruktur selaku penanggung- jawab atau pembina materi
pembelajaran itu sendiri.
Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu
dikuasai terlebih dahulu oleh dosen/guru/instruktur yang akan mengembangkan bahan
belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri.
Harus ada komitmen dari dosen/guru/instruktur yang akan memantau perkembangan
kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta
didiknya.
Komponen e-Learning [Romi 2008]
a. Infrastruktur e-Learning
Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer,
internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference
apabila memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.
b. Sistem dan Aplikasi e-Learning
Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional.
Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem
penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan
manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut
dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga
bisa dimanfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas.
c. Konten e-Learning
Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management
System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content
(konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks
28. seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System
(LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun.
d. Actor
Yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar
mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing, siswa
yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses
belajar mengajar.
Fitur – Fitur Dalam Sistem e-Learning ([Romi 2007], 30)
a. Informasi tentang unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar
1. Tujuan dan Sasaran.
2. Silabus.
3. Metode Pengajaran.
4. Jadwal Kuliah.
5. Tugas.
6. Jadwal Ujian.
7. Daftar Referensi atau Bahan Bacaan.
8. Profil dan Kontak Pengajar.
b. Kemudahan akses ke sumber referensi
1. Diktat dan catatan kuliah.
2. Bahan presentasi.
3. Contoh ujian yang lalu.
4. FAQ (frequently asked questions).
5. Sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas.
6. Situs-situs bermanfaat.
7. Artikel-artikel dalam jurnal online.
c. Komunikasi dalam kelas
1. Forum diskusi online.
2. Mailing list diskusi.
29. 3. Papan pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah,
informasi tugas dan deadline-nya).
d. Sarana untuk melakukan kerja kelompok
1. Sarana untuk sharing file dan direktori dalam kelompok.
2. Sarana diskusi untuk mengerjakan tugas dalam kelompok.
e. Sistem ujian online dan pengumpulan feedback
Media elektronik (internet) dapat membantu dalam metode pembelajaran e-learning.
E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan
teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan
pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus
secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami
sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan
lokal atau internet.
Perkembangan sistem komputer melalui jaringan semakin meningkat. Intemet merupakan
jaringan publik. Keberadaannya sangat diperlukan baik sebagai media informasi maupun
komunikasi yang dilakukan secara bebas. Salah satu pemanfaatan internet adalah pada sistem
pembelajaran jarak jauh melalui belajar secara elektronik atau yang lebih dikenal dengan
istilah E-Learning. Teknologi informasi yang merupakan bahan pokok dari e-learning itu
sendiri berperan dalam menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur, akuntabel dan
terpecaya.