Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...Mario Yuven
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogyakarta
Cara mempelajari Struktur geologi : I. Pengenalan struktur: lipatan, rekahan, sesar dalam bentuk 2 demensi untuk dapat dikenali sebagai bentuk 3 demensi
II. Rekaman data
III. Analisa dg metode geometri dan statistik
IV. Tahap sintesa(menapsirkan cara terjadinya
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika pada ekplorasi bumi yang digunakan untuk mencari akuifer didalam permukaan bumi. Metode seismik juga merupakan metode yang sangat sedikit digunakan bukan karena kekurangannya tetapi mahalnya alat-alatnya.
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiIndra S Syafaat
berisikan deskripsi mineral pada seri reaksi bowen secara mikroskopis, di peruntukan bagi mahasiswa yang butuh referensi untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai mineral secara lebih detail yaitu dengan pengamatan menggunakan mikroskop. semoga membantu
Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia, Pasifik,dan IndoAustralia serta sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks.
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
MATERI IV
EKSPLORASI AIR TANAH
Eksplorasi merupakan suatu/ serangkaian pekerjaan/tindakan yang dilakukan dalam rangka mencari, menemukan, dan menggali sumber daya alam, dalam hal ini adalah air tanah.
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...Mario Yuven
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogyakarta
Cara mempelajari Struktur geologi : I. Pengenalan struktur: lipatan, rekahan, sesar dalam bentuk 2 demensi untuk dapat dikenali sebagai bentuk 3 demensi
II. Rekaman data
III. Analisa dg metode geometri dan statistik
IV. Tahap sintesa(menapsirkan cara terjadinya
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika pada ekplorasi bumi yang digunakan untuk mencari akuifer didalam permukaan bumi. Metode seismik juga merupakan metode yang sangat sedikit digunakan bukan karena kekurangannya tetapi mahalnya alat-alatnya.
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiIndra S Syafaat
berisikan deskripsi mineral pada seri reaksi bowen secara mikroskopis, di peruntukan bagi mahasiswa yang butuh referensi untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai mineral secara lebih detail yaitu dengan pengamatan menggunakan mikroskop. semoga membantu
Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia, Pasifik,dan IndoAustralia serta sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks.
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
MATERI IV
EKSPLORASI AIR TANAH
Eksplorasi merupakan suatu/ serangkaian pekerjaan/tindakan yang dilakukan dalam rangka mencari, menemukan, dan menggali sumber daya alam, dalam hal ini adalah air tanah.
The Six Highest Performing B2B Blog Post FormatsBarry Feldman
If your B2B blogging goals include earning social media shares and backlinks to boost your search rankings, this infographic lists the size best approaches.
Each technological age has been marked by a shift in how the industrial platform enables companies to rethink their business processes and create wealth. In the talk I argue that we are limiting our view of what this next industrial/digital age can offer because of how we read, measure and through that perceive the world (how we cherry pick data). Companies are locked in metrics and quantitative measures, data that can fit into a spreadsheet. And by that they see the digital transformation merely as an efficiency tool to the fossil fuel age. But we need to stretch further…
PPT yang digunakan sebagai bahan ajar siswa dalam menjelaskan seluk beluk Tektonisme sebagai tenaga endogen penghasil bentuk muka bumi.
Materi kelas X SMA.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Sesar turun
1. SESAR TURUN (NORMAL FAULT)
Sesar turun disebabkan oleh gaya tegangan yang mengakibatkan tertariknya kekar bumi
ke arah yang berlawanan. Sesar ini biasa terjadi karena adanya pengaruh gaya gravitasi.
Secara umum, sesar normal terjadi sebagai akibat dari hilangnya pengaruh gaya sehingga
batuan menuju ke posisi seimbang (isostasi). Sesar normal juga dapat tejadi dari kekar
tension, release maupun kekar gerus. Daerah yang mengalami sesar turun biasa ditandai
oleh adanya lembah dan lereng yang curam.
Sesar normal banyak terdapat pada daerah dengan gejala tektonik tariakn, pada
pegunungan lipatan, bagian luar suatu jalur orogen, bagian puncak kubah atau lipatan,
atauupun sebagai pencerminan diatas permukaan dari gejala sesar yang letaknya lebih
dalam.
Secara umum, sesar didefinisikan sebagai bidang retakan yang mempunyai pergerakan
searah dengan arah retakan. Ukuran pergerakan ini bersifat relatif dan kepentingannya
juga relatif. Pada permukaan bidang sesar terdapat gores-garis sesar (slicken-side) yang
dicirikan oleh permukaan yang licin, pertumbuhan mineral dan tangga-tangga kecil. Arah
pergerakan sesar ini dapat ditentukan oleh arah gores garisnya.
Deformasi kerak bumi digolongkan menjadi dua, yaitu gerakan yang lamban disertai
gerakan bertahap termasuk deformasi ductile, dan gerakan mendadak yang melibatkan
rekahan pada batuan regas (brittle). Sekali rekahan dimulai, akan timbul gesekan yang
diikuti pergeseran , kemudian perlahan-lahan stress terkumpul atau tertahan selama
gesekan antara kedua sisi sesar, selama ia dapat mengatasinya. Kemudian secara
mendadak terjadi lagi pergeseran. Jika stress tetap ada, perulangan penumpukan stress
yang diakhiri dengan pergeseran mendadak terjadi berulang kali.
Jika proses pergeseran ini terjadi di bagian atas dari kerak bumi dimana temperaturnya
rendah dan kemudian diberikan gaya ekstensional, batuan akan terdeformasi secara brittle
menjadi sebuah sesar normal. Di level yang lebih bawah daripada kerak dimana
temperaturnya lebih tinggi daripada temperatur kerak, akan mengakibatkan deformasi
ductile mengakibatkan lapisan batuan mengalami penipisan dan stretching.
2. Hal ini mengindikasikan bahwa pada suatu deformasi
terdapat transisi gradual dari zona brittle di bagian atas
dari kerak bumi, menuju zona ductile, dimana intensitas
temperaturnya bertambah seiring kedalaman.
Sesar normal memiliki banyak jenis, untuk standar sesar
normal, fault plane-nya berorientasi pada kemiringan
30-90 derajat diukur dari horizontal. Sesar normal ini
memiliki komponen pergerakan horizontal maupun
vertikal. Umumnya terjadi karena adanya tensional stress
dan sebagai hasil dari pergerakan hanging wall yang
bergerak relatif turun terhadap footwall.
Bentuk lain dari sesar normal adalah detachment fault. Pebedaan kenampakan fisik dari
model sesar normal diakibatkan oleh adanya perbedaan material penyusunnya, perbedaan
nilai constrain atau tegangan yang terdapat di suatu sesar, perkembangannya suatu sesar
(apakah dip nya akan bertambah seiring kedalaman, atuakanh konstan) dan distribusi
displacement di suatu zona sesar. Jika suatu sesa rnormal digolongkang sebagai
detachment fault, fault plane-nya berorientasi pada kemiringan kurang dari 30 derajat.
Sesar jenis ini, pergerakannya lebih cenderung horizontal daripada vertikal dikarenakan
sudut fault plane yang kecil. Sesar jenis ini kuga terjadi sebagai akibat adanya tensional
stress. Sesar detachment sering kita temui pada daerah hi-grade metamorphic rock di
footwall-nya. Karena temperatur yang tinggi ini, sesar cenderung lebih ductile dan
bergerak pada kemiringan yang relatif kecil.
Terkadang sesar turun ditemukan berpasangan dimana bagian lempeng yang berada
diantara 2 sesar, akan naik atau turun, bergantung arah sesarnya. Bentuk lain dari sesar
normal adalah graben dan horst. Graben adalah blok yang bergerak kebawah yang kedua
sisinya terikat oleh sesar normal yang non–parallel. Horst adalah blok yang terangkat
keatas yang dikedua sisinya terikat oleh sesar normal yang non-parallel.
Bentuk lain dari sesar normal adalah half graben terjadi ketika sesar yang saling pararel
berada di sisi yang bersebelahan dari blok yang tebangun, tetapi blok tersebut memliliki
kemiringan karena bergerak turun dalam sebuah graben. Half graben ini memiliki
kedalaman di arah yang sama, diantara fault yang saling berotasi.
3. Selain jenis sesar yang telah disebutkan diatas, bentuk lain dari sesar normal adalah sesar
listric. Sesar jenis ini mempunyai geometri bidang yang cekung keatas, dimana dip atau
kemiringan dari sesar listrik ini berkurang seiring bertambahnya kedalaman. Sesar ini
juga terdapat di zona ekstensional yang yang detachment fracture-nya lebih mengikuti
bentuk lengkungan daripada planar. Blok hanging wall dapat berotasi dan meluncur
sepanjang fault plane (contoh: slump) atau dapat juga tertarik dari fault utamanya, dan
meluncur hanya sepanjang bagian yang dip-nya rendah.
4. Berdasarkan model Closs, bentuk dan perkembangan dari inti sesar normal, distribusi
displacementnya tidak terlalu tertekan ke bawah (unconstrained). Normal fault yang
berkembang di clay ataupun sand diantar 2 percabangan divergensi, metal sheet nya akan
teroverlap dan berpropagasi keatas.
Berdasarkan model Mc Clay, bentuk dan perkembangan dari inti sersar normal, distribusi
displacementnya lebih tertekan ke bawah (constrained). Blok yang rigid dan berlaku
seperti dasar horizontal, disebut sebagai footwall dari pokok normal fault, dan sand
berperan sebagai strata hangingwall. Selama pemodelan, satu sheet plastik membawa
sand turun meluncur dari permukaan blok footwall dan sepanjang dasar horizontal.
Dalam model ini, blok footwall yang rigid dan dasar horizontal, bentuknya telah
ditetapkan oleh pokok normal fault. Sheet plastic ini mencegah terbentuknya bentuk sesar
dari perubahan pemodelan dan menentukan sebuah distribusi displacement magnitude
yang konstan di pokok sesar normalnya.
Kita bisa menghasilkan model sesar normal yang kita inginkan untuk mempelajari
bagaimana bentuk sesar dan distribusi displacement mempengaruhi deformasi
hangingwall. Dalam pemodelan yang dicontohkan, sebuah blok rigid dan dasar horizontal
berperan sebagai footwall dan pokok normal fault, sedangkan lapisan yang basah (wet)
adalah clay homogen yang berperan sebagai strata hanging wall. Meluncurnya
permukaan blok footwall baik secara planar ataupun dengan sebuah cekungan keatas atau
disebut convex-upwards bend. Tidak seperti model Mc Clay dimana model pokok sesar
normal dapat berubah selama pemodelan distribusi displacementnya di permukaan slope
dapat berubah-ubah. Dalam experimen ini, sebuah sheet mylar dibawah lapisan clay
5. dapat mencegah perubahan bentuk dari pokok sesar normal dan menetukan sebuah
distribusi displacement magnitude yang konstan di pokok sesar normalnya.
Dihubungkan dengan prinsip tegasan utama (pelajari prinsip kekandasan batuan), pola
kekar-kekar ini akan mengikuti prinsip tegasan (σ1, σ2, σ3). σ1 merupakan stress terbesar
yang mempengaruhi pergerakan sesar dan σ2 merupakan stress yang tegak lurus dengan
σ1 yang memiliki magnitude kecil (atau bahkan 0) yang tidak terlalu berpengaruh
terhadap pergerakan sesar. Sedangkan σ3 merupakan stress gaya yang tegak lurus dengan
σ1 dan σ2 yang merupakan hasil dari tekanan yang diberikan oleh σ1.
Beberapa contoh yang dipakai sebagai analisis pergerakan sesar misalnya :
1. Hubungan antara tegasan utama dan pola kekar gerus yang berpasangan atau sesar
mendatar utama.
2. Hubungan antara sesar atau jalur sesar dengan struktur kekar (tension gash dan shear)
atau lipatan minor yang menyertai.
3. Hubungan antara dan pola keterakan (strain ellips) di dalam jalur sesar.
Untuk mempermudah dalam memperoleh gambaran tiga dimensi, gambaran pada tampak
peta diuraikan sebagai unsur-unsur geometri bidang atau garis. Bidang gambar dapat
dianggap sebagai bidang bantu (auxillary plane). Dengan mengacu pada prinsip diatas,
kedudukan ataupun dari suatu sesar dan semua struktur yang dipakai sebagai kriteria
untuk menafsirkan gerak sesar dapat diperhitungkan posisinya menurut model teoritis
yang berlaku. Karena kedudukan unsur-unsur struktur tidak selalu vertikal, penyelesaian
akan lebih mudah dilakukan dengan jaring stereografi (Wulf net atau Schmidt net).