PPT ini mencakup pembahasan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun ditinjau dari beberapa aspek perkembangan, seperti: fisik, bahasa, sosial emosional dan kognitif.
Oleh dr. Chrisna Mayangsari, SpKJ, psikiater di RSUD Bekasi.
PowerPoint yang menjelaskan tahapan-tahapan pada masa tumbuh-kembang anak-anak serta 3 (tiga) gangguan perkembangan yang paling umum. Dipresentasikan dalam Seminar Awam “Perkenalan terhadap Gangguan Perkembangan pada Anak-Anak” yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa dan SLB BC Purnama Cipanas, Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 14 Februari 2017.
Mohon untuk menghubungi penulisnya jika ingin mereproduksi PowerPoint ini. Silakan kontak ke mayangsarichrisna@yahoo.com .
PPT ini mencakup pembahasan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun ditinjau dari beberapa aspek perkembangan, seperti: fisik, bahasa, sosial emosional dan kognitif.
Oleh dr. Chrisna Mayangsari, SpKJ, psikiater di RSUD Bekasi.
PowerPoint yang menjelaskan tahapan-tahapan pada masa tumbuh-kembang anak-anak serta 3 (tiga) gangguan perkembangan yang paling umum. Dipresentasikan dalam Seminar Awam “Perkenalan terhadap Gangguan Perkembangan pada Anak-Anak” yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa dan SLB BC Purnama Cipanas, Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 14 Februari 2017.
Mohon untuk menghubungi penulisnya jika ingin mereproduksi PowerPoint ini. Silakan kontak ke mayangsarichrisna@yahoo.com .
Materi dari acara Kumpul-Kumpul di Rumah Dandelion, 6 Desember 2014.
Apa itu permainan sensori, dan mengapa permainan sensori penting bagi anak?
Artikel-artikel lainnya mengenai perkembangan anak dapat dilihat di http://rumahdandelion.com
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. “Sensori Integrasi”
Setiap detik, menit dan jam tak terhitung berapa banyak informasi sensori yang masuk
ke dalam tubuh manusia. Tidak hanya dari telinga dan mata saja, tetapi dari seluruh bagian
tubuh. Sensori tersebut memberikan informasi tentang kondisi tubuh dan lingkungan di
sekitar.
Terapi ini di berikan untuk anak yang terlalu kuat / lemah pada fungsi sensori.
misalnya : Anak takut ketinggian (dingklik 5 cm tingginya sudah takut) VS Anak tidak takut
ketinggian (rumah bertingkat 3 anak tidak takut)
contoh lain tentang kepekaan di sensori.
Anak tidak suka di sentuh / di peluk
Anak tidak suka mendengar suara blender
Anak tidak suka di tengah keramaian
Anak tidak suka basah (basah sedikit minta ganti baju)
Anak tidak suka label ? logo di belakang baju
Anak tidak suka bermain pasir
Dll
Otak berperan sebagai Polisi Lalu lintas yang mengatur jalur informasi yang masuk dan
mengaturnya dengan cara yang tepat. Otak juga menggunakan informasi tersebut untuk
menentukan respon terhadap perubahan lingkungan.
Saat seorang duduk diatas ayunan, ia akan tahu keberadaan posisi tubuhnya saat duduk,
jika terlalu maju ke depan ia akan berhenti sebentar untuk membetulkan posisi duduknya.
Jika ayunan bergerak terlalu cepat ia akan mengurangi kecepatan ayunannya dan jika dirasa
kurang ia akan menggunakan kakinya untuk mengayunkan badannya terhadap perubahan
tersebut.
Nah dalam hal ini informasi sensori sebagai “makanan bagi otak” yang menyediakan
energy dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengarahkan tubuh (body) dan pikiran
(mind). Tanpa kemampuan processing yang cukup untuk mengorganisasi sensori semua hal
tersebut tidak dapat dicerna sebagai makanan bagi otak.
Saat sedang mengupas buah jeruk dengan jari, mata merasakan sedikit perih saat kulitnya
terbuka dan hidung mencium aromanya yang khas dan kulit dan persendian tangan
merasakan sesuatu yang empuk dan berair dari dalam buah itu dan saat mulut memakannya
ada rasa-rasa manis-manis asam. Bagaimana kita bisa mengetahui jika buah itu adalah
JERUK? Dan apa yang membuat ke 10 jari dan kedua tangan bekerjabersamaan? Semua
informasi sensori dari jeruk dan sensasi yang tubuh rasakan semuanya terintegrasi dalam satu
tempat di OTAK. Dengan pengintegrasian ini memungkinkan otak untuk mendefinisikan
buah tersebut adalah JERUK.
Sensori integrasi dimulai saat janin berada dalam kandungan, yang merasa gerakan sang
ibu dan pada saatnya ia akan bergerak didalam janin. Pada bayi jika mendapat sentuhan di
area bibir dan mulut ia akan menggerakkan kepalanya kearah sumber sentuhan yang akhirnya
ia menyusu pada sang ibu, saat ia menangis suara merdu sang ibu serta ayunan ringan saat
dalam pelukan membuatnya dapat tenang kembali. Apa yang menyebabkan proses tersebut
terjadi???
Respon terhadap perubahan (respon adaptif) lingkungan yang memiliki tujuan dan terarah
terhadap pengalaman sensori yang terjadi. Masa kanak-kanak adalah masa bermain dan
belajar, keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dengan itu akan
2. tertantang untuk mengeksplorasi lingkungan dan menguasai kemampuan tertentu yang
didapat dari lingkungan. Pada saat yang sama otak terus berkembang dan mengatur dirinya.
Kata “menyenangkan” adalah kata kunci dalam SI yaitu Bermain.
Manusia cenderung menikmati sesuatu yang menciptakan perkembangan pada otak. Anak
mencari informasi sensori yang membantu otak untuk berkembang. Merupakan suatu alas an
mengapa anak suka diangkat ke atas, berayun, dipeluk, memanjat, berlari, melompat. Mereka
bergerak karena merupakan kebutuhan akan makanan bagi otaknya.
Apa SI itu?
Pengorganisasian informasi melalui sensori-sensori (sentuhan-gerakan-kesadaran
tubuh dan grafitasinya, penciuman, pengecapan, penglihatan dan pendengaran) yang sangat
berguna untuk menghasilkan respons yang bermakna. Indera kita memberikan informasi
tentang kondisi fisik dan lingkungan sekitar.
GANGGUAN SENSORI INTEGRASI
Terjadi karena otak tidak mampu mengolah input sensori secara efisien. Hal ini tidak
berarti otak mengalami kerusakan, tetapi otak tidak mampu mengolah informasi yang tepat
(ayres, 1988). Ini terjadi jika proses penangkapan informasi sensori (tersandung), organisasi
informasi sensori (di otak), output sensori terputus (aduhàmulut)...Anak diam saja tak
berespon (bukan pintar kalau kesandung cuek).
PENYEBABNYA?
1. Genetik
Seringkali anak yg mempunyai gangguan sensori integrasi mempunyai saudara atau
orang tua yang mempunyai gangguan yang sama.
2. Pengaruh saat di dalam kandungan
Adanya kandungan kimia, racun/logam berat yg masuk ke janin, Virus yang diderita
ibu, stress tinggi saat kehamilan, dll.
3. Prematur.
4. Trauma kelahiran.
5. Operasi caessarn kurangnya oksigen saat lahir.
6. Orang tua yang berlebihan pada anak…kurangnya stimulasi pada anak. Takut kotor,
dilarang bermain cat, pasir, dll hingga mengurangi input sensori.
7. Dll.
Terapi sensori ini diberikan jika anak mengalami masalah dengan daya sensorik
karena alat-alat indera, serabut saraf, dan jaringan sarafnya mengalami gangguan
sehingga penyampain informasi ke otak tidak sempurna. Selain itu untuk memberi
STIMULUS (rangsangan), VESTIBULAR (keseimbangan), PROPRIOSEPTIF
(gerak, tekan, & posisi sendi otot), TAKTIL (raba), AUDITORI (pendengaran) dan
VISUAL (penglihatan). Terapi ini di berikan sesuai kebutuhan individual anak dalam
terapi di usahakan anak memberi reaksi yang baik dalam terhadap stimulus. Sedikit
demi sedikit anak diberi aktivitas yang lebih sulit agar dapat mengembangkan proses
pengolahan informasi sensorik lebih baik.
3. Ada system dari indera tersebut yang perlu diperhatikan :
1. Tactile System (Peraba)
Dari semua sistem, sistem Taktil ini paling luas yang kita miliki dan ini ada di seluruh
permukaan kulit. Dengan sistem ini kita bisa merasakan sakit, panas, dingin, dsb.
Sistem ini yang pertama berkembang mulai dari janin.
Dua Fungsi utama sistem Taktile :
1. Mempertahankan diri
Dari serangan, dari bahaya, dari rasa panas dan dingin, kemampuan menghindar
(proteksi diri), dll
2. Membedakan
Apakah benda tersebut berbahaya atau tidak bagi kita, jarak yang diperhitungkan
saat mendapat ancaman (jatuh / melakukan gerakan dengan prediksi
tertentu...seperti berlari dan mengindar dari benda sekitar)
Kelebihan Sensori pada Taktil (Hypersensitive) :
Seharusnya mendapatkan input yang normal tetapi yang dia dapatkan menyakitkan. Respon
berbeda.
Contoh :
Bila anak dipegang secara halus justru merasakan sakit yang luar biasa seperti nyeri
pada kulitnya.
Tidak suka memakai baju yang ada label dibelakangnya, baju lengan panjang.
Tidak suka disisir pada anak wanita.
Memakai pembalut pada anak wanita.
Bahan baju tidak sembarangan (bukan karena anak memilih, namun karena tidak
nyaman menyentuh kulitnya).
Tidak suka potong rambut (sakit demam).
Kekurangan Sensori pada Taktil (Hyposensitive)
Seharusnya mendapatkan input yang normal tetapi yang dia dapatkan tidak merasakan
apapun.
Contoh :
Anak yang berbaris, tiba-tiba memukul temannya (padahal niat mau menyapa) kurang
kontrol gerak
Berlari atau jalan suka menabrak sesuatu tetapi tdk terasa.
Makan sampai seputar mulut kotor semua, pilek tidak dibersihkan...tdk masalah
Mencoba memegang semua benda yang ada di rumah atau di sekitarnya
4. Yang Perlu Terapis/Orang Tua lakukan :
1. Menyikat Badan dengan sikat khusus (bisa dilakukan di rumah...minta terapis
mengajarinya) (Hyper dan Hypo)à tekanan dibedakan antara Hyper dan Hypo.
2. Melap badan dengan Spon yang dibasahi dengan air hangat/air dingin....utk kepekaan
sensori (Hyper dan Hypo) Tekanan dibedakan antara Hyper dan Hypo.
3. Pijat/Massage (tekanan dibedakan antara Hyper/Hypo).
4. Berjalan dengan Telapak tangan.
5. Tidur terlentang di Bola Bobath.
6. Tidur Tengkurap di bola Bobath.
7. Bermain dengan Bola bergerigi
8. Bermain Playdough.
9. Kombinasi dengan latihan Motorik kasar dan terapi bermain.
1. Vestibular System (Keseimbangan)
Salah satu dari 3 fungsi utama yang letaknya di dalam rongga telinga. Bila kepala kita
bergerak yang menerima rangsangan adalah vestibular sehingga kepala kita Pusing kurang
keseimbangan. Ini juga termauk salah satu sistem yang berkembang pada saat masih janin
dengan gerakan-gerakan yang dibuat ibu.
Kelebihan Sensori pada Vestibular (Hypersensitive) :
Informasi yang mereka terima diproses secara tidak benar, sedikit bergerak tetapi bagi
anak ini merasa berlebihan àmengalami hambatan pada motorik kasar.
Contoh :
a. Anak tidak suka bergerak (diam).
b. Tidak suka bermain ayunan.
c. Tidak mau bermain prosotan.
d. Melangkah dengan ketinggian 5 cm sudah merasa berada di atas gedung
e. Tidak mau naik Lift/Eskalator
Kekurangan Sensori pada Vestibular (Hyposensitive)
Informasi yang mereka terima diproses secara tidak benar, banyak bergerak dan tidak
mau diam, Tidak punya perasaan takut dan naik turun tidak jatuh (keseimbangan
berlebihan) mendapatkan sensasi dg aktifitas tersebut
Contoh :
a. Suka memanjat
b. Suka berayun keras
c. Suka berputar di Gelas Putar keras sekali
d. Suka prosotan yang tinggi
e. Naik dan turun lift berulang kali
Yang Perlu Terapis/Orang Tua lakukan :
1. Berjalan di papan keseimbangan
2. Berjalan melangkah dari kursi ke kursi (tingkatkan jarak lebarnya dan tinggi kursinya)
5. Kalau Hyper : dari rendah ke tinggi
Lebar dari dekat ke jauh
Kalau hypo : dari Tinggi ke rendah
Dari jauh ke dekat
1. Tidur terlentang di Bola Bobath (Hyper : ayunan pelan ke keras, hypo: keras ke
pelan)
2. Tidur Tengkurap di bola Bobath (Hyper : ayunan pelan ke keras, hypo: keras ke
pelan)
3. Kombinasi dengan Gerakan Brain Gym
2. Proprioseptive System
Memberikan informasi kepada kita mengenai badan kita. Perlu mendapatkan input dari sendi-
sendinya.
Contoh :
a. Duduk dengan baik tiba-tiba jatuh
b. Kalau berjalan selalu melihat kakinya
c. Jalan berjinjit
d. Suka dipeluk, suka dirangkul/dipeluk kuat, suka diremas
e. Suka menggigit (diri sendiri dan orang lain)
f. Kurang sadar akan ruang gerak
Ini karena sistem tactile yang tidak normal berpengaruh pada sistem Proprioseptive
Yang Perlu Terapis/Orang Tua lakukan :
1. Sikat Badan
2. Lap badan
3. Pijat / Massage
4. Bermain Bola Bobath
5. Mengangkat kursi
6. Mendorong kursi/benda yang diberi beban (galon)
7. Merangkak/Merayap dengan beban di punggungnya
8. Mendorong dinding dengan Tangan dan kaki bergantian
9. Kombinasi dengan Motorik kasar
3. Auditory System (Pendengaran)
Telinganya sangat peka
Kelebihan Sensori pada Auditory (Hypersensitive) :
a. Suka menutup telinga bila mendengar suara-suara yang tidak disuka
b. Tidak suka dengan suara ramai (kerumunan orang melakukan aktifitasàdi dapur, suara sirene,
dll)
6. Kekurangan Sensori pada Auditory (Hyposensitive)
Pendengarannya Lemah kurang peka --- ada Petasan meletus Cuek saja
Yang Perlu Terapis/Orang Tua lakukan :
Kombinasi dengan terapi Musik
Hyper : musik lembut ke keras (volume rendah ke tinggi/rancak)
Hypo : musik Keras ke lembut (rancak/Volume Tinggi ke rendah)
Bermain bisik-berbisik
Penciuman – Pengecapan
Anak yang terlalu sensitive dengan bauà Jangan pakai Parfum, alat kosmetik yg beraroma, suka
membau-bau (bau spidol, bensin, dll).
Anak yang terlalu sensitive dengan rasanya susah makan dan memilih2 makanan (maunya yg
lembek)/ susah menelanà akibatnya kesulitan berbicara
Mereka bukan peka terhadap jenis makanannya, tetapi terhadap textur makanannya à apakah
makanan itu lembut / kasar
Yang Perlu Terapis/Orang Tua lakukan :
1. Pijat Oral (pengecapan)
2. Sikat Oral (pengecapan) dengan texture sikat tertentu sesuai tahapannya
3. Hindarkan dari bau yang tajam à Penciuman (karena berhubungan dengan DIET dan
sistem Biomedis di tubuh.
4. Visual
Mata sangat detail, dan sangat peka atau bahkan tidak berespon terhadap sesuatu.
Kelebihan Sensori pada Visual (Hypersensitive) :
a. Tidak suka dengan kerumunan orang
b. Tidak suka warna yang mencolok
c. Ruangan harus polos
Kekurangan Sensori pada Auditory (Hyposensitive) :
a. Cuek tidak berespon terhadap cahaya
b. Kurang peka terhadap lingkungan sekitar
7. Yang Perlu Terapis/Orang Tua lakukan :
a. Terapi Snocelenzà gerakan lampu (Hypo : banyak ke sedikit, Hyper : Sedikit ke banyak)
b. Kombinasi dengan Brain Gym (fokus dan konsentrasiàkontak mata)
c. Ruangan diberi distraks..(Hypo : Banyak ke sedikit/ kosong, Hyper : Kosong ke banyak/
berantakan)