1. Dokumen ini membahas tentang adsorpsi-desorpsi ion Cu(II) dan Ni(II) pada karbon aktif dari tempurung kelapa sawit yang dimodifikasi dengan magnetit. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat karbon aktif magnetit dan mempelajari proses adsorpsi-desorpsi ion logam tersebut.
2. Beberapa tahapan yang dilakukan antara lain pembuatan karbon aktif, aktivasi dengan magnetit, karakterisasi material, penentuan parameter optimum ad
SINTESIS DAN KARAKTERISASI ZEOLIT ANALCIME DENGAN MODIFIKASI Mn DAN CoAnnisaa Siti Zulaicha
Dokumen ini membahas sintesis dan karakterisasi zeolit analcime yang dimodifikasi dengan Mn dan Co. Zeolit analcime disintesis dengan mencampurkan bahan kimia seperti asam silikat, aluminium, dan natrium hidroksida, lalu dimodifikasi dengan menambahkan Mn dan Co. Sampel zeolit dikarakterisasi menggunakan XRD, FTIR, UV-Vis, BET, SEM, EDX, dan Raman untuk menganalisis struktur dan komposisinya.
Dokumen tersebut membahas sumber-sumber polutan nitrogen dalam air laut, termasuk limbah domestik, industri pertanian dan pupuk, serta industri kertas. Nitrogen dapat berbentuk nitrat, nitrit, amonia, dan organik. Konsentrasi berlebih amonia dapat beracun bagi organisme laut. Industri kehutanan dan kimia merupakan sumber utama pembuangan limbah nitrogen ke perairan.
Metode spektrofotometri digunakan untuk menganalisis kadar amonia, nitrat dan nitrit di perairan dengan mereaksikan sampel dan indikator lalu mengukur absorbansi pada panjang gelombang tertentu.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI ZEOLIT ANALCIME DENGAN MODIFIKASI Mn DAN CoAnnisaa Siti Zulaicha
Dokumen ini membahas sintesis dan karakterisasi zeolit analcime yang dimodifikasi dengan Mn dan Co. Zeolit analcime disintesis dengan mencampurkan bahan kimia seperti asam silikat, aluminium, dan natrium hidroksida, lalu dimodifikasi dengan menambahkan Mn dan Co. Sampel zeolit dikarakterisasi menggunakan XRD, FTIR, UV-Vis, BET, SEM, EDX, dan Raman untuk menganalisis struktur dan komposisinya.
Dokumen tersebut membahas sumber-sumber polutan nitrogen dalam air laut, termasuk limbah domestik, industri pertanian dan pupuk, serta industri kertas. Nitrogen dapat berbentuk nitrat, nitrit, amonia, dan organik. Konsentrasi berlebih amonia dapat beracun bagi organisme laut. Industri kehutanan dan kimia merupakan sumber utama pembuangan limbah nitrogen ke perairan.
Metode spektrofotometri digunakan untuk menganalisis kadar amonia, nitrat dan nitrit di perairan dengan mereaksikan sampel dan indikator lalu mengukur absorbansi pada panjang gelombang tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan kadar amoniak, nitrat, dan nitrit di perairan. Metode Nessler digunakan untuk menentukan kadar amoniak, sedangkan nitrat ditentukan dengan metode Brucine. Kadar tinggi zat-zat tersebut dapat berdampak negatif terhadap biota laut maupun mutu perairan, seperti menurunkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme.
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ionLutfia Nur Izzati
Dokumen tersebut membahas tentang sintesis polieugenol oksiasetat dan aplikasinya untuk memisahkan ion logam seperti besi, krom, nikel, timbal, kobalt dan tembaga melalui ekstraksi pelarut. Polieugenol oksiasetat disintesis dari polieugenol dan asam kloroasetat dengan merefluks selama 30 jam, kemudian dikarakterisasi dan diaplikasikan untuk memisahkan ion logam tersebut berdasarkan parameter seperti pH, kon
Ion exchange adalah proses pertukaran ion antara ion dalam fase cair dengan ion dalam media padat tidak larut seperti resin. Proses ini digunakan untuk memisahkan ion-ion berdasarkan muatannya, seperti pelunakan air, pemurnian air, pemisahan logam, dan pemekatan larutan. Resin merupakan media penukar ion yang umum digunakan karena memiliki gugus fungsional yang dapat mengikat ion. Faktor seperti pH, kecepatan alir
Teks tersebut membahas tentang kation, anion, dan reaksi pertukaran kation. Secara ringkas:
1. Kation bermuatan positif dan anion bermuatan negatif
2. Reaksi pertukaran kation melibatkan penggantian kation yang terikat pada koloid tanah oleh kation lain
3. Kapasitas pertukaran kation menentukan jumlah kation yang dapat diikat oleh tanah
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang metode analisis kadar amonia dalam air dengan menggunakan metode indofenol dan spektrofotometri UV-Vis, meliputi penentuan panjang gelombang maksimum, pembuatan kurva kalibrasi, dan pengukuran kadar amonia dalam beberapa sampel air.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum untuk mengukur kompleks indof
Analisis kandungan zat gizi dan mineral pada tanaman hidroponik menunjukkan kandungan besi dan kalium melebihi standar. Kandungan karbon organik, tembaga, dan timbal masih dalam batas normal. Perlu penyesuaian nutrisi tanah hidroponik untuk mengurangi besi dan kalium yang terakumulasi pada tanaman.
Alkali & alkali tanah [yunusthariqrizky]Yunus Thariq
Logam alkali tanah terdiri dari berilium, magnesium, kalsium, stronsium, barium, dan radium yang merupakan unsur kimia golongan 2 pada tabel periodik."
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...Jacob Msang
Tiga oksidator utama yang digunakan dalam laboratorium adalah ion permanganat (MnO4-), ion kromat (CrO42-), dan ion dikromat (Cr2O72-). Ion permanganat berwarna ungu dan merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasi senyawa organik. Ion kromat dan dikromat berwarna kuning dan merah, dan dapat berfungsi sebagai oksidator dalam reaksi redoks tergantung pada keasaman larutan. Ket
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Penelitian ini menguji kemampuan penyerapan karbon aktif yang dibuat dari batubara Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan terhadap limbah industri yang mengandung COD. Batubara dikarbonisasi pada 600°C dan diaktivasi pada 700°C untuk menghasilkan karbon aktif. Hasil uji menunjukkan penyerapan COD oleh karbon aktif sebesar 6,9-100% tergantung j
Andrew hidayat 182460-id-recovery-garam-lithium-dari-air-asin-briAndrew Hidayat
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang recovery garam litium dari air asin dengan metoda presipitasi. Penelitian ini menggunakan air asin sintetis dan air geothermal dengan variabel waktu pencampuran, suhu, dan jenis air. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel yang paling mempengaruhi hasil recovery litium adalah waktu pencampuran.
1. Penelitian ini menganalisis presipitasi senyawa kalsium fosfat dengan variasi suhu dan pH larutan.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa massa presipitasi meningkat dengan kenaikan suhu dan pH larutan.
3. Analisis inframerah mengungkapkan bahwa semua sampel mengandung kristal apatit, dan jumlahnya meningkat dengan kenaikan pH larutan.
Laporan mingguan praktikum kimia dasar membahas percobaan resin penukar ion. Resin penukar ion ada dua jenis yaitu resin penukar kation dan anion. Resin kation akan menukarkan kationnya dengan larutan, begitu juga resin anion akan menukarkan anionnya. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui ion yang dapat dipertukarkan dan karakteristik resin penukar ion. Hasilnya, resin kation menghasilkan influen
Penelitian ini mengkaji pengaruh waktu aktivasi berbantukan microwave terhadap pembuatan karbon aktif dari batubara lignit sebagai absorben gelombang mikro. Batubara lignit diaktivasi dengan (NH4)2SO4 20% selama 120-240 menit pada daya microwave 400 Watt. Hasil terbaik diperoleh pada waktu 210 menit dengan nilai IM 1,29%, AC 0,68%, luas permukaan 76,37 m2/g, dan karbon tetap 92,34% sesuai
Karbon aktif dapat dibuat dari limbah kulit singkong. Prosesnya meliputi aktivasi kimia menggunakan KOH pada suhu 50°C, diikuti karbonisasi pada berbagai suhu dan waktu di dalam furnace. Hasil optimal diperoleh pada suhu 300°C selama 2 jam, dengan bilangan iodine 606,589 mg/g dan kadar abu 4,934%. Produk memenuhi standar kecuali untuk kadar abu yang meningkat dengan suhu dan waktu
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan kadar amoniak, nitrat, dan nitrit di perairan. Metode Nessler digunakan untuk menentukan kadar amoniak, sedangkan nitrat ditentukan dengan metode Brucine. Kadar tinggi zat-zat tersebut dapat berdampak negatif terhadap biota laut maupun mutu perairan, seperti menurunkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme.
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ionLutfia Nur Izzati
Dokumen tersebut membahas tentang sintesis polieugenol oksiasetat dan aplikasinya untuk memisahkan ion logam seperti besi, krom, nikel, timbal, kobalt dan tembaga melalui ekstraksi pelarut. Polieugenol oksiasetat disintesis dari polieugenol dan asam kloroasetat dengan merefluks selama 30 jam, kemudian dikarakterisasi dan diaplikasikan untuk memisahkan ion logam tersebut berdasarkan parameter seperti pH, kon
Ion exchange adalah proses pertukaran ion antara ion dalam fase cair dengan ion dalam media padat tidak larut seperti resin. Proses ini digunakan untuk memisahkan ion-ion berdasarkan muatannya, seperti pelunakan air, pemurnian air, pemisahan logam, dan pemekatan larutan. Resin merupakan media penukar ion yang umum digunakan karena memiliki gugus fungsional yang dapat mengikat ion. Faktor seperti pH, kecepatan alir
Teks tersebut membahas tentang kation, anion, dan reaksi pertukaran kation. Secara ringkas:
1. Kation bermuatan positif dan anion bermuatan negatif
2. Reaksi pertukaran kation melibatkan penggantian kation yang terikat pada koloid tanah oleh kation lain
3. Kapasitas pertukaran kation menentukan jumlah kation yang dapat diikat oleh tanah
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang metode analisis kadar amonia dalam air dengan menggunakan metode indofenol dan spektrofotometri UV-Vis, meliputi penentuan panjang gelombang maksimum, pembuatan kurva kalibrasi, dan pengukuran kadar amonia dalam beberapa sampel air.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum untuk mengukur kompleks indof
Analisis kandungan zat gizi dan mineral pada tanaman hidroponik menunjukkan kandungan besi dan kalium melebihi standar. Kandungan karbon organik, tembaga, dan timbal masih dalam batas normal. Perlu penyesuaian nutrisi tanah hidroponik untuk mengurangi besi dan kalium yang terakumulasi pada tanaman.
Alkali & alkali tanah [yunusthariqrizky]Yunus Thariq
Logam alkali tanah terdiri dari berilium, magnesium, kalsium, stronsium, barium, dan radium yang merupakan unsur kimia golongan 2 pada tabel periodik."
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...Jacob Msang
Tiga oksidator utama yang digunakan dalam laboratorium adalah ion permanganat (MnO4-), ion kromat (CrO42-), dan ion dikromat (Cr2O72-). Ion permanganat berwarna ungu dan merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasi senyawa organik. Ion kromat dan dikromat berwarna kuning dan merah, dan dapat berfungsi sebagai oksidator dalam reaksi redoks tergantung pada keasaman larutan. Ket
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Penelitian ini menguji kemampuan penyerapan karbon aktif yang dibuat dari batubara Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan terhadap limbah industri yang mengandung COD. Batubara dikarbonisasi pada 600°C dan diaktivasi pada 700°C untuk menghasilkan karbon aktif. Hasil uji menunjukkan penyerapan COD oleh karbon aktif sebesar 6,9-100% tergantung j
Andrew hidayat 182460-id-recovery-garam-lithium-dari-air-asin-briAndrew Hidayat
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang recovery garam litium dari air asin dengan metoda presipitasi. Penelitian ini menggunakan air asin sintetis dan air geothermal dengan variabel waktu pencampuran, suhu, dan jenis air. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel yang paling mempengaruhi hasil recovery litium adalah waktu pencampuran.
1. Penelitian ini menganalisis presipitasi senyawa kalsium fosfat dengan variasi suhu dan pH larutan.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa massa presipitasi meningkat dengan kenaikan suhu dan pH larutan.
3. Analisis inframerah mengungkapkan bahwa semua sampel mengandung kristal apatit, dan jumlahnya meningkat dengan kenaikan pH larutan.
Laporan mingguan praktikum kimia dasar membahas percobaan resin penukar ion. Resin penukar ion ada dua jenis yaitu resin penukar kation dan anion. Resin kation akan menukarkan kationnya dengan larutan, begitu juga resin anion akan menukarkan anionnya. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui ion yang dapat dipertukarkan dan karakteristik resin penukar ion. Hasilnya, resin kation menghasilkan influen
Penelitian ini mengkaji pengaruh waktu aktivasi berbantukan microwave terhadap pembuatan karbon aktif dari batubara lignit sebagai absorben gelombang mikro. Batubara lignit diaktivasi dengan (NH4)2SO4 20% selama 120-240 menit pada daya microwave 400 Watt. Hasil terbaik diperoleh pada waktu 210 menit dengan nilai IM 1,29%, AC 0,68%, luas permukaan 76,37 m2/g, dan karbon tetap 92,34% sesuai
Karbon aktif dapat dibuat dari limbah kulit singkong. Prosesnya meliputi aktivasi kimia menggunakan KOH pada suhu 50°C, diikuti karbonisasi pada berbagai suhu dan waktu di dalam furnace. Hasil optimal diperoleh pada suhu 300°C selama 2 jam, dengan bilangan iodine 606,589 mg/g dan kadar abu 4,934%. Produk memenuhi standar kecuali untuk kadar abu yang meningkat dengan suhu dan waktu
Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan kualitas breksi batu apung sebagai komposit keramik limbah dengan proses solidifikasi. Proses pembuatan komposit meliputi preparasi awal breksi batu apung, aktivasi fisis dan kimia, pengungkapan cesium sebagai simulasi limbah, pembuatan pelet, dan pembakaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu aktivasi fisis optimal adalah 300°C dan konsentrasi cesium optimal adalah 350 ppm.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini mengkaji pengaruh suhu hidrotermal awal terhadap jenis zeolit yang dihasilkan dalam sintesis zeolit dari abu terbang batubara.
2. Zeolit jenis K dapat disintesis dari abu terbang batubara menggunakan larutan KOH dan proses hidrotermal dua langkah.
3. Suhu tinggi pada langkah awal akan meningkatkan pembubaran silikat dan alumin
Teks tersebut membahas tentang sejarah, proses pembuatan, dan pemanfaatan karbon aktif. Secara ringkas, karbon aktif telah digunakan sejak zaman Mesir Kuno dan Sumeria untuk pemurnian logam dan pengobatan luka. Proses pembuatan karbon aktif meliputi karbonisasi dan aktivasi untuk meningkatkan luas permukaan dan porositasnya, sehingga dapat digunakan untuk menyerap zat beracun dan limbah industri.
1. Penelitian ini menyintesis MCM-41 dan NH2-MCM-41 untuk digunakan sebagai adsorben Hg(II) dalam medium air. Karakterisasi menunjukkan NH2-MCM-41 mampu mengadsorpsi Hg(II) lebih baik dibanding MCM-41.
2. Kajian kinetika dan keseimbangan adsorpsi menunjukkan adsorpsi maksimal Hg(II) terjadi pada pH 4. NH2-MCM-41 memiliki kapasitas dan laju adsorpsi yang
Nanosilika merupakan bahan konstruksi yang dapat meningkatkan kekuatan beton menjadi dua kali lipat. Nanosilika diperoleh dari pasir alam melalui proses pemurnian dan penggilingan halus menjadi partikel nano. Karakteristik nanosilika antara lain memiliki luas permukaan yang besar dan dapat meningkatkan kekuatan tekan beton.
Dokumen tersebut membahas mengenai dua metode spektrofotometri serapan atom yaitu Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) dan Spektrofotometri Emisi Nyala (FES). AAS bekerja berdasarkan penyerapan energi radiasi oleh atom logam netral dalam keadaan gas, sedangkan FES bekerja berdasarkan emisi radiasi oleh atom logam yang ter eksitasi oleh panas nyala. Kedua metode tersebut memiliki keunggulan sepert
1. Unsur kimia dikelompokkan ke dalam golongan alkali, alkali tanah, gas mulia, dan halogen. 2. Unsur-unsur ini diekstrak dari mineral alam melalui proses elektrolisis dan reduksi. 3. Unsur-unsur tersebut digunakan untuk berbagai aplikasi seperti baterai, obat-obatan, industri, dan lainnya.
Pemanfaatan pasir pantai sebagai sumber silika untuk pembuatan adsorben logam...Emma Riani
1. Dokumen ini membahas tentang sintesis material imprinted ionic dengan prekursor natrium silikat yang berasal dari pasir pantai untuk digunakan sebagai adsorben logam emas melalui teknik imprinted ionic.
2. Material ini akan disintesis dengan cara mencampurkan larutan natrium silikat yang diekstrak dari pasir pantai dengan trimetoksisilil propildietilen triamin dan larutan ion logam emas, kemudian akan dikarakterisasi dan diuji k
Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kimia untuk materi manfaat dan dampak unsur-unsur kimia dalam kehidupan sehari-hari dan industri. RPP ini menjelaskan tujuan pembelajaran, alokasi waktu, materi ajar, model dan metode pembelajaran, serta langkah-langkah proses pembelajaran mengajar untuk mencapai kompetensi siswa dalam memahami karakteristik dan manfa
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pembuatan keramik MgAl2O4 dengan metode sol gel untuk digunakan sebagai dosimeter radiasi UV, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa keramik dengan komposisi 51% MgO dan 49% Al2O3 memiliki sensitivitas terhadap radiasi UV yang lebih tinggi dibandingkan komposisi lainnya.
In this study, impressed
current cathodic protection using MMO-Ti conductive concrete anode was conducted in the new reinforced bar
(rebar) concrete submerged in the seawater on the various protecting current. The aim of this study was to
investigate performance of protecting current to reduce aggressive environment in the interface of new rebar
cocncrete and also to evaluate new rebar concrete after application of protecting current. This technique was
conducted on the various protecting current of 100, 150 and 200 mA/m² by surface area of rebar. NACE SP0290
was used as standard criteria of cathodic protection. Examinations were arried to observe the influent of
to record corrosion potential, polarisation resistant, corrosion rate at initial and after application of protecting
current. Cyclic polarisation test was performed to know susceptibility of pitting corrosion on the rebar concrete.
The result showed that this technique have been successfully applied and have been meet standard criteria of
NACE SP02090. Their corrosion potential of rebar concrete obtaine lower as well
as corrosion rate compared to sample without protecting current (PPC 1) during 30 days submerged in the
seawater. Pitting corrosion not found in the all of samples.
1. Analisis logam pada mineral dengan AAS menghadapi interferensi dari logam lain. Penelitian ini mempelajari pengaruh kobalt, besi, dan mangan terhadap absorbansi nikel, serta pengaruh EDTA untuk menghilangkan interferensi.
2. Hasil menunjukkan kobalt 2,5-12,5 ppm, mangan 5-25 ppm, dan besi 10-50 ppm menimbulkan interferensi pada penentuan nikel 10 ppm. Interferensi dihilangkan dengan
Dokumen tersebut memberikan tips dan motivasi untuk belajar dengan sukses di perguruan tinggi, termasuk mengenali universitas terbuka, menentukan tujuan belajar, mempelajari rencana dan jadwal tutorial, serta mengikuti seluruh sesi tutorial dan mengerjakan tugas tepat waktu. Dokumen tersebut juga menjelaskan pentingnya memiliki motivasi intrinsik, mengelola waktu dan stres, serta belajar secara teratur dan konsisten.
Dokumen tersebut membahas berbagai siklus hidup yang terkait dengan manajemen proyek dan kualitas, seperti siklus hidup proyek, perencanaan proyek, manajemen, mutu, lingkungan, dan konstruksi. Tujuannya adalah membantu mahasiswa memahami berbagai siklus tersebut untuk menerapkan manajemen proyek yang efektif.
Kosmetik telah dikenal manusia sejak berabad-abad lalu. Ilmu kosmetologi mulai berkembang pada abad ke-19 dengan fokus pada kecantikan dan kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik dan industri kosmetik berkembang pesat pada abad ke-20 berkat kontribusi dari ilmuwan Muslim seperti Al-Zahrawi dan Ibnu Sina. Kosmetik diklasifikasikan berdasarkan cara pembuatannya, tujuan penggunaannya, dan l
This document summarizes a study on coating activated carbon from oil palm shells with magnetite particles for use in adsorbing Cu(II) ions from solutions. The activated carbon was synthesized from oil palm shells and coated with magnetite. Batch adsorption experiments explored the effects of adsorbent dosage, contact time, and ion concentration on Cu(II) ion removal. Kinetic data fit a pseudo-second order model and isotherm data fit the Langmuir model best, indicating chemisorption. The magnetite-coated activated carbon showed potential for removing heavy metals from water.
Dokumen ini membahas tentang kromatografi pertukaran ion (KPI) untuk memisahkan ion-ion dalam sampel. KPI bekerja berdasarkan interaksi antara ion terlarut dengan resin pertukaran ion. Komponen utama KPI terdiri atas eluen, pompa, kolom pemisah ion, injektor, dan detektor. Aplikasi KPI untuk menentukan kadar ion Na+, K+, Mg2+ dan SO42-, Cl- secara kualitatif dan kuantitatif dalam produksi potas
This document discusses radiative electromagnetic interactions with atoms and molecules in the ultraviolet and visible light regions. It begins by explaining electromagnetic radiation theories including Newton's particle theory, Huygens' wave theory, and Maxwell's electromagnetic wave theory. It then discusses absorption of UV/visible radiation by molecules, which causes electronic transitions between energy levels. Conjugation effects are described along with their impact on absorption wavelengths. Various instrumental components of UV-Vis spectroscopy are also outlined, including radiation sources, sample holders, monochromators, and detectors.
1. PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Seminar Hasil Penelitian
Oleh
ANNISAA SITI ZULAICHA
1727011002
ADSORPSI - DESORPSI
ION Cu(II) DAN Ni(II) PADA KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA
SAWIT YANG DIMODIFIKASI DENGAN MAGNETIT
2. Kemajuan industri
Krisis Lingkungan (pencemaran air)
Limbah logam berat
Seperti logam Cd, Cu,
Pb, Hg, Ni, Zn, dan As
Khususnya industri:
• mikro elektronik
• pengolahan logam
• produksi baterai
• penyepuhan
• pupuk
No Badan/ organisasi Logam
Batas maksimum
(dalam air minum)
1
World Health
Organization (WHO)
Ion Ni(II) 0,02 mg/L
2
US Environmental
Protection Agency
Ion Cu(II) 1.3 mg/L
3. ADSORPSI
KARBON AKTIF (dari
tempurung kelapa sawit)
Modifikasi
karbon
menjadi
karbon aktif
magnetit
Karbon aktif yang telah
menyerap limbah
Harus diolah
lebih lanjut
DESORPSI
Pada penelitian ini akan dipelajari proses
adsorpsi-desorpsi ion Cu(II) dan Ni(II) menggunakan karbon aktif magnetit
(KAM) meliputi kajian tentang pengaruh dosis adsorben, pH, waktu kontak,
dan konsentrasi adsorbat.
4. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Membuat karbon aktif magnetit dari tempurung kelapa sawit.
2. Mempelajari proses adsorpsi ion Cu(II) dan Ni(II) menggunakan karbon aktif
magnetit (KAM) meliputi kajian tentang pengaruh dosis adsorben, pH, waktu
kontak, dan konsentrasi adsorbat serta menentukan zero point charge (pHpzc) pada
karbon aktif maupun karbon aktif magnetit.
3. Mempelajari proses desorpsi ion Cu(II) dan Ni(II) menggunakan beberapa eluen
yang berbeda.
5. Adapun manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi tentang proses
adsorpsi logam Cu dan Ni dengan karbon aktif fisika kimia magnetit dengan
bahan dasar tempurung kelapa sawit, serta proses desorpsinya sehingga
dapat digunakan untuk mengurangi masalah pada pencemaran air khususnya
polutan logam Cu dan Ni.
6. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2019 di Laboratorium Kimia
Anorganik/Fisik Universitas lampung
Analisis Tempat
Atomic Absorbtion
Spectrophotometry (AAS)
Laboratorium kimia analitik FMIPA Universitas Gadjah Mada
X-ray diffraction
(XRD)
Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Scanning electron microscope-
energy dispersive x-ray
(SEM-EDX)
UPT Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi Universitas
Lampung (LTSIT) Unila.
BET surface area Laboratorium Teknik Kimia Insititut Teknologi Bandung (ITB)
FT- IR Laboratorium Organik Universitas Gadjah Mada
7.
8. 1. Preparasi dan pembuatan karbon aktif
Tempurung kelapa sawit
• Dibersihkan
• Dikeringkan dibawah sinar
matahari
• Dibakar didalam drum yang
terbuat dari plat besi
• Dihaluskan
• Diayak dengan ayakan
ukuran 100 – 200 m
• Diaktivasi secara fisika /
fisika-kimia
9. 2. Proses aktivasi karbon aktif tempurung kelapa sawit
100 gram karbon tempurung kelapa sawit
• ditanur pada suhu 700 ºC selama 1 jam
• didiamkan sampai dingin
• dipisahkan antara karbon aktif dan abu.
Karbon aktif fisika (KAF)
Aktivasi Fisika Aktivasi Kimia
25 gram karbon aktif hasil aktivasi fisika
• direndam dalam 50 mL larutan H3PO4 10% selama
24 jam
• disaring dan dicuci dengan akuades hingga pH 6
• dikeringkan dalam oven pada suhu 1000C selama
1 jam.
Karbon aktif fisika kimia
(KAFK)
10. 3. Pembuatan Magnet
Larutan FeCl3
(1,8 gram FeCl3
dalam 130 mL
aquades)
Larutan FeSO4
(3,66 gram
FeSO4.7H2O
dalam 15 mL
aquades) • dicampurkan dan
diaduk pada suhu 60-
800C selama 30
menit.
50 mL Aquades (60C)
• diaduk selama 30
menit
• ditambahkan NaOH
10 M secara perlahan
hingga pH 13
• diaduk selama 1 jam
• didiamkan selama
24 jam
• disaring dan
dibilas sampai pH
netral
• Dikeringkan dalam oven pada
suhu 50C selama 5 jam.
Magnetit
11. 4. Pembuatan Karbon Aktif Magnetit
Larutan FeCl3
Larutan FeSO4
• diaduk selama 30
menit
• ditambahkan NaOH
10 M secara perlahan
hingga pH 13
• diaduk selama 1 jam
• didiamkan selama
24 jam
• disaring dan
dibilas sampai pH
netral
• Dikeringkan
dalam oven
pada suhu 50C
selama 5 jam.
Karbon Aktif
Fisika/Kimia Magnetit
5 gram KAF/KAK
C : Fe
Jumlah FeCl3
dalam 130 ml
aquades (gram)
Jumlah FeSO4.7H2O
dalam 15 ml
aquades (gram)
1 : 0,05 ( 5%) 0,33 0,67
1 : 0,10 (10%) 0,67 1,34
1 : 0,20 (20%) 1,33 2,6
• dicampurkan dan
diaduk pada suhu 60-
800C selama 30
menit.
50 mL Aquades (60C)
12. Karakterisasi Bahan yang di karakterisasi Fungsi
XRD Magnetit, KAF, KAFK, KAFKM
Mengidentifikasi kristalinitas material pada
adosrben
SEM-EDX
Karbon sebelum aktivasi, KAF,
KAFK, KAFKM
Mengetahui morfologi permukaan
adsorben dan mengidentifikasi komposisi
unsur pada karbon aktif
BET surface area KAF, KAFK, KAFKM
Mengukur luas permukaan karbon aktif,
volume pori, dan model adsoprsi-desorpsi
FT-IR
Karbon sebelum aktivasi, KAF,
KAFK, KAFM, KAFKM
Mengidentifikasi gugus fungsi pada
permukaan karbon aktif.
13. 5. Penentuan zero point charge (pHpzc) pada karbon aktif dan karbon aktif magnetit.
5 mL larutan
NaCl 0,01 M
yang divariasi
pH nya (3, 4, 5,
6, 7, 8, 9 dan 10)
0,01 gram
KAFK / KAFKM
• Diaduk selama 48 jam
Supernatan
• Diukur pH nya
• Diplot pH awal larutan
terhadap pH
pHpzc
14. a. Pembuatan Larutan Induk Ion Ni(II) dan Cu(II) 250 ppm
Larutan ion Ni(II)
1,24 g serbuk Ni(NO3)2.6H2O
• dimasukkan kedalam labu takar
1000 mL
• dilarutkan dengan aquades
hingga tanda tera
• dihomogenkan.
Larutan Induk Ion Ni(II) 250 ppm
0,98 g serbuk CuSO4.5H2O
• dimasukkan kedalam labu takar
1000 mL
• dilarutkan dengan aquades
hingga tanda tera
• dihomogenkan.
Larutan Induk Ion Cu(II) 250 ppm
Larutan ion Cu(II)
15. b. Penentuan pengaruh Dosis Adsorben
Karbon Aktif *
25 mL Larutan**
Karbon Aktif Variasi Dosis adsorben (mg)* Larutan (100 ppm)**
KAFKM 100, 200, 300, 400, 500
Ion Cu(II)
Ion Ni(II)
• diaduk
selama 1
jam
• disentrifugas
i
• Filtrat diukur
konsentrasinya dengan
AAS
16. b. Penentuan Pengaruh pH
Karbon Aktif
dengan dosis
optimum
25 mL Larutan ion
logam dengan
variasi pH **
Karbon Aktif Variasi pH** Larutan (100 ppm)**
KAFKM 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10
Ion Cu(II)
Ion Ni(II)
• diaduk
selama
1 jam
• disentrifugas
i
• Filtrat diukur
konsentrasinya dengan
AAS
• Penurunan pH dilakukan dengan penambahan HCl 0,1
M dan peningkatan pH dilakukan dengan
penambahan NaOH 0,1 M
17. c. Penentuan Pengaruh Waktu Kontak
25 mL Larutan ion
logam dengan pH
optimum**
• diaduk
dengan
variasi
waktu*
• disentrifugas
i
• Filtrat diukur
konsentrasinya dengan
AAS
Karbon Aktif
dengan dosis
optimum
Karbon Aktif Variasi Waktu Kontak (menit)* Larutan (100 ppm)**
KAFK
0, 15, 30, 60, dan 90
Ion Cu(II)
Ion Ni(II)
KAFKM
Ion Cu(II)
Ion Ni(II)
18. d. Penentuan Pengaruh Konsentrasi
Karbon Aktif
dengan dosis
optimum
25 mL Larutan dengan pH
optimum dan variasi
konsentrasi**
• diaduk
dengan
waktu
optimum
• disentrifugas
i
• Filtrat diukur
konsentrasinya dengan
AAS
Karbon Aktif Variasi Konsentrasi (ppm)** Larutan**
KAFK
0, 50, 100, 150, 200, & 250
Ion Cu(II)
Ion Ni(II)
KAFKM
Ion Cu(II)
Ion Ni(II)
19. Karbon Aktif
dengan dosis optimum
25 mL larutan
dengan pH dan
konsentrasi optimum*
+
Filtrat
• Dianalisis menggunakan AAS
Hasil
• Diaduk dengan waktu kontak optimum
• Disentrifugasi
Endapan
• Dielusi**
• Diaduk (250 rpm, 30 menit)
• Disentifugasi
Filtrat
Hasil
Larutan (ppm)
Ion Ni(II)
Ion Cu(II)
Eluen
Aquades
Etanol 96%
HCl (50 mL 0,1 M)
EDTA (50 mL 0,1 M)
e. Proses Adsorpsi - Desorpsi
• Dianalisis menggunakan AAS
20. a) b) c)
Gambar 1. Hasil preparasi sampel (a) tempurung kelapa sawit, (b) karbon tempurung kelapa sawit kasar,
(c) karbon tempurung kelapa sawit halus.
21. a) b)
Gambar 2. Hasil aktivasi karbon (a) karbon aktif fisika (KAF), (b) karbon aktif fisika kimia (KAFK)
22. a) b) c)
Gambar 3. Hasil pembuatan karbon aktif fisika kimia magnetit (KAFKM) a) 5, b) 10, dan c) 20%
23. Gambar 4. Grafik antara pH awal dan ∆pH pada penentuan pHpzc
KAFK dan KAFKM
KAFKM KAFK
pH awal pH akhir pH
pH
awal
pH
akhir
pH
3,07 5,98 2,91 3,00 3,64 0,64
4,02 7,15 3,13 4,00 4,72 0,72
5,00 6,65 1,65 5,01 6,53 1,52
6,00 7,66 1,66 6,02 6,02 0,00
7,06 7,96 0,90 7,01 5,45 -1,56
8,05 7,32 -0,73 8,02 6,43 -1,59
9,04 7,32 -1,72 9,03 6,74 -2,29
10,00 7,68 -2,32 10,01 7,60 -2,41
24. a)
b)
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
keV
0
20
40
60
80
100
cps/eV
C
O
c)
d)
Gambar 5. Hasil karakterisasi SEM
EDX dengan pembesaran 5000 x pada
permukaan (a,c) karbon sebelum
aktivasi dan (b,d) KAF.
25. e) g)
f)
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
keV
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
cps/eV
C
O
Fe
Fe
h)
Gambar 6. Hasil karakterisasi SEM
EDX dengan pembesaran 5000 x pada
permukaan (e,g) KAFK, dan (f,h)
KAFKM.
26. a) b)
c) d)
Gambar 7. Difraktogram dari
a) KAF, b) KAFK, c) magnetit, dan
d) KAFKM.
Muncul puncak-puncak baru pada daerah
2Ɵ masing-masing sebesar 39,09 dan
60,746o menandakan karbon aktif telah
terlapisi oleh magnetit
27. a) b)
c)
Gambar 8. Pola isoterm adsorpsi-desorpsi pada
a) KAF, b) KAFK, dan c) KAFKM.
Tipe isoterm adsorpsi desorpsi
28.
29. Gambar 9. Spektrum FT-IR
dari adsorben a) karbon, b)
KAF, c) KAFK, d) KAFM
dan e) KAFKM
Fe - O
O - H C - H C - C
C = O C - O
30. Gambar 10. Kurva pengaruh dosis adsorben pada adsorpsi
ion Cu(II) dan Ni(II)
Adsorpsi ion Cu(II) optimum
pada 0,4 gram KAFKM
dengan % adsorpsi sebesar
99,597%
Adsorpsi ion Ni(II) optimum
pada 0,5 gram KAFKM
dengan % adsorpsi sebesar
99,110%
31. Gambar 11. Kurva pengaruh pH pada adsorpsi ion Cu(II) dan Ni(II) dalam larutan
Pengaruh pH pada adsorpsi
ion Cu(II) dan Ni(II) tidak
terlalu siginifikan.
Persentase adsorpsi ion Cu(II)
dan Ni(II) rata-rata mencapai
99,452 dan 98,331%.
32. Gambar 12. Kurva pengaruh waktu kontak
terhadap adsorpsi ion a) Cu(II) dan b) Ni(II)
dalam larutan
Semakin lama waktu kontak antara adsorben dan adsorbat maka adsorpsi
semakin meningkat.
Waktu Larutan KAFK KAFKM
90 menit
Ion Cu(II) 48,025% 84,970%
Ion Ni(II) 32,122% 65,185%
33. Gambar 13. Pola kinetika pseudo orde satu pada KAFKM terhadap adsorpsi
ion a) Cu(II) dan b) Ni(II) dalam larutan
34. Gambar 14. Pola kinetika pseudo
orde dua untuk adsorpsi Cu(II) pada
a) KAFK dan b) KAFKM
Gambar 15. Pola kinetika pseudo
orde dua untuk adsorpsi Ni(II) pada
c) KAFK dan d) KAFKM
35. Proses adorpsi baik ion Cu(II) ataupun Ni(II) dalam larutan dengan
KAFK maupun KAFKM cenderung mengikuti kinetika adsorpsi
pseudo orde dua karena nilai koefisien korelasi (R2 ) mendekati 1
36. Gambar 16. Pengaruh konsentrasi terhadap jumlah ion a) Cu(II) dan b) Ni(II) teradosorpsi (Q)
37. Gambar 17. Pola isoterm adsorpsi Langmuir pada KAFK dan
KAFKM terhadap ion Cu(II) dalam larutan
Gambar 18. Pola isoterm adsorpsi Langmuir pada KAFK dan
KAFKM terhadap ion Ni(II) dalam larutan
Gambar 19. Pola isoterm adsorpsi Freundlich pada KAFK
dan KAFKM terhadap ion Cu(II) dalam larutan
Gambar 20. Pola isoterm adsorpsi Freundlich pada KAFK dan
KAFKM terhadap ion Ni(II) dalam larutan
38. Tabel 5. Parameter isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich larutan ion Cu(II) dan Ni(II)
terhadap KAFK dan KAFKM
39. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
keV
0
10
20
30
40
50
cps/eV
C
O
Fe
Fe
Cu
Cu
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
keV
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
cps/eV
C
O
Ni
Ni Fe
Fe
a)
b)
c)
d)
Gambar 21. Hasil karakterisasi
SEM EDX dengan pembesaran
5000 x pada permukaan (a,c)
KAFKM setelah adsorpsi ion
Cu(II) dan (b,d) KAFKM
setelah adsorpsi ion Ni(II).
40. Gambar 22. Persentase desorpsi ion Cu(II) dengan beberapa jenis eluen
Desorpsi ion Cu(II) pada KAFK dan
KAFKM paling besar pada penggunaan
HCl 0,1 M, yaitu 45,40 dan 72,30%
41. Gambar 23. Persentase desorpsi ion Ni(II) dengan beberapa jenis eluen
Desorpsi ion Ni(II) pada KAFK dan
KAFKM paling besar pada
penggunaan HCl 0,1 M, yaitu 24,41
dan 70,84%
42. 1. Karbon aktif dari tempurung kelapa sawit yang dimodifikasi dengan megnetit telah berhasil dilakukan,
ditandai dengan muculnya puncak Fe pada karakterisasi menggunakan EDX untuk adsorben KAFKM.
Selain itu, difragtogram KAFKM muncul puncak-puncak pada daerah 2Ɵ sebesar 39,09 dan 60,746o
yang sama dengan puncak difragtogram magnetit yang membuktikan bahwa magnetit (Fe3O4) telah
melapisi permukaan karbon aktif.
2. Nilai pHpzc pada KAFK dan KAFKM masing-masing adalah 6 dan 8.
3. Persen adsorpsi ion Cu(II) dan Ni(II) pada KAFKM optimum dengan dosis 0,4 dan 0,5 gram sebesar
99,60 dan 99,11%.
4. Laju adsorpsi ion Cu(II) dan Ni(II) terhadap KAFK dan KAFKM cenderung mengikuti persamaan
kinetika pseudo orde dua serta model isoterm adsorpsi cenderung pada isoterm adsorpsi Langmuir
dengan nilai koefisien korelasi masing-masing mendekati 1.
43. 5. Kapasitas adsorpsi ion Cu(II) oleh KAFK dan KAFKM pada konsentrasi awal 250 mg/L
dan waktu kontak 90 menit, rata-rata sebesar 7,147 dan 12,938 mg/g. Kapasitas adsorpsi
ion Ni(II) oleh KAFK dan KAFKM pada konsentrasi awal 250 mg/L dan waktu kontak 90
menit, rata-rata sebesar 3,176 dan 8,594 mg/g adsorben.
6. Hasil desorpsi menggunakan eluen HCl pada penelitian ini menghasilkan tingkat desorpsi
paling baik untuk ion Cu(II) dan Ni(II) pada KAFK yaitu 45,409 dan 24,419% serta pada
KAFKM sebesar 72,309 dan 70,844%.
44. 1. Melakukan uji adsorpsi pada karbon aktif magnetit terhadap logam berat selain
Cu dan Ni.
2. Menggunakan bahan awal selain FeSO4•7H2O dan FeCl3 sebagai sumber
magnetit yaitu campuran antara FeCl3 dan FeCl2.
3. Menggunakan eluen lain untuk proses desorpsi.
45. SEMIRATA & ICST 2019 _ July 6th -7th, 2019
COATING OF ACTIVATED CARBON FROM OIL PALM SHELLS WITH
MAGNETITE PARTICLES AND ADSORPTION TESTS ON Cu(II) IONS IN
SOLUTION
Oleh:
Annisaa Siti Zulaicha*, Buhani, & Suharso
*Email : annisaazulaicha@gmail.com
1
Magister Program of Chemistry
Lampung University
SEMIRATA (ANNUAL MEETING AND SEMINAR) & INTERNATIONAL
CONFERENCE ON SCIENCE AND TECHNOLOGY (ICST)
46. The authors would like to thank the Directorate of Research and
Community Service, Directorate General for Research and Development,
Ministry of Research, Technology and Higher Education of the Republic of
Indonesia who have funded this research in accordance with contract
number: 179/SP2H/LT/DPRM/2019. The authors give a high appreciation to
Technical Service Unit of the Integrated Laboratory and the Technology
Innovation Center–University of Lampung