SlideShare a Scribd company logo
MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002
SPEKTROSKOPI INFRAMERAH SENYAWA KALSIUM FOSFAT
HASIL PRESIPITASI
Djarwani S. Soejoko dan Sri Wahyuni
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
E-mail : djarwani@fisika.ui.ac.id
Abstrak
Sampel senyawa kalsium fosfat dibuat dari larutan ion kalsium dan ion fosfat jenuh. Eksperimen dilakukan dengan
perlakuan suhu 25 ºC dan 70 ºC, yang dikombinasikan dengan perlakuan pH 5, 7, 9 dan 11. Hasil presipitasi larutan
pada suhu 70 ºC mempunyai massa relatif lebih tinggi dibanding dengan massa presipitan yang dihasilkan oleh larutan
pada suhu 25 ºC. Pada umumnya massa presipitan meningkat dengan kenaikan pH. Analisis sampel dilakukan dengan
spektrokopi inframerah, terutama pada sampel hasil presipitasi pada suhu 70 ºC. Berdasarkan derajat belah pita absorpsi
fosfat 4, dapat diketahui bahwa pada umumnya semua sampel mengandung kristal apatit dan yang meningkat dengan
kenaikan pH larutan. Dari pemanasan sampel hasil presipitasi larutan dengan pH 11 diperoleh pula informasi bahwa
molekul air, dapat berada pada permukaan kristal maupun terperangkap dalam struktur kristal.
Abstract
Infrared Spectroscopy of Precipitated Calcium Phosphate Compound. Samples of calcium phosphate compounds
were produced from saturated solutions containing of calcium and phosphate ions. The experiments were carried out
using solutions at temperature 25 ºC and 70 ºC, combined with different pH value of 5, 7, 9 and 11. Precipitation mass
from solutions at 70 ºC was relatively higher compare to that produced from solutions at 25 ºC. It was also shown that
generally the mass precipitation rose with the increasing of pH. Sample analyses were performed with the use of infrared
spectroscopy, particularly for the samples produced from solutions at 70 ºC. Based on the 4 phosphate absorption
band, it was indicated that apatite crystals found in most samples which its amount gave rise to the increasing of pH.
Infrared spectroscopy of the heated samples produced with pH 11 showed that water molecules could be present either
at the surface of crystals or trapped in the crystal structure.
Keywords: calcium phosphates, apatite crystals,infrared spectroscopy
1. Pendahuluan
118
MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002
Telah diketahui bahwa komponen utama senyawa inorganik dalam jaringan keras kelompok vertebrata adalah senyawa
kalsium fosfat. Kristal kalsium fosfat dalam jaringan keras tersebut dikenal sebagai kristal apatit, yang mempunyai
formula berbeda dengan kristal stabil hidroksiapatit (HAP) dengan rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2, namun mempunyai
struktur kristal dasar yang sama. Struktur kristal HAP mempunyai bentuk heksagonal dengan parameter kisi a = 9,42 Å
dan c = 6,88 Å [1]. Pembentukan kristal HAP dari fase larutan super jenuh tinggi (konsentrasi ion Ca2+ dan
PO43-masing-masing lebih dari 10 mM) berlangsung dalam dua tahap. Material padat pertama yang terbentuk adalah
kalsium fosfat amorf (KFA) [2-6]. Tahap selanjutnya adalah konversi KFA menjadi kristal HAP. Gugus hidroksil dalam
kristal HAP diperoleh dari molekul air, sehingga proses konversi KFA menjadi kristal HAP harus berlangsung dalam
lingkungan air [4, 6]. Proses kristalisasi dapat ditingkatkan dengan menaikkan aktivitas ion yang bersangkutan, misalnya
dengan meningkatkan laju pengadukan, menaikkan pH, menaikkan suhu, atau menghilangkan penghambat. Kehadiran
makromolekul ataupun ion lain dalam larutan dapat pula berpengaruh pada proses kristalisasi. Sebagai contoh,
kehadiran ion CO32- dalam larutan akan memperlambat proses nukleasi dan pertumbuhan kristal [7]. Selain itu ion
CO3
2- juga mudah masuk dalam struktur kristal HAP, menggantikan ion OH- ataupun PO4
3- yang berturut-turut
membentuk kristal apatit karbonat tipe A dan tipe B.
Dalam kesempatan ini dilaporkan hasil penelitian pembentukan kristal apatit berasal dari presipitasi
larutan ion Ca2+ dan ion PO43-. Eksperimen diberi perlakuan pH 5, 7, 9, dan 11, dan juga perlakuan suhu 25 ºC dan 70
ºC. Pemilihan suhu 70 ºC dilakukan untuk mempercepat proses presipitasi dan pembentukan kristal. Hasil presipitasi
dianalisa dengan menggunakan spektrometer inframerah.
2. Metode Penelitian
Dalam eksperimen ini sampel hidroksiapatit dibuat dari larutan kalsium nitrat Ca(NO3)2 (Merck) dan amonium
dihidrofosfat NH4H2PO4 (Merck). Untuk mengontrol suasana basa digunakan amoniak NH3 (Merck). Eksperimen
dilakukan dengan menambahkan 50 ml 0.87 M larutan amonium dihidrofosfat tetes demi tetes ke dalam larutan 50 ml
0.69 M larutan kalsium nitrat. Selama eksperimen dilakukan pula pengadukan untuk mempercepat proses presipitasi.
Kontrol pH dilakukan dengan menambahkan amoniak tetes demi tetes ke dalam larutan. Eksperimen pertama dilakukan
pada suhu kamar sekitar 25 ºC, dan eksperimen kedua dilakukan dengan suhu larutan pada 70 ºC. Setelah proses titrasi
selesai, pengadukan dilanjutkan selama 24 jam dengan suhu sama dengan pada saat berlangsung titrasi, dan ditambah
lagi pengadukan selama 48 jam pada suhu kamar. Dalam kedua eksperimen beaker dalam keadaan tertutup dengan
aluminium foil, kondisi larutan dibuat bervariasi dengan pH 5, 7, 9 dan 11. Hasil presipitasi dicuci dengan aquadest dan
dikeringkan dengan dipanaskan pada suhu 100 ºC selama 6 jam. Khusus untuk sampel hasil eksperimen dengan pH 11
diberi perlakuan pemanasan dengan suhu 200 ºC, 300 ºC, 400 ºC, 450 ºC, dan 500 ºC selama 2 jam.
Analisis presipitan dilakukan dengan spektroskopi inframerah Untuk spektroskopi inframerah, 1 mg sampel dicampur
dengan 200 mg KBr, dan kemudian dibuat pelet. Pengukuran menggunakan spektroskop inframerah HITACHI 270-50,
dan dilakukan dengan jangkauan bilangan gelombang 4000 - 400 cm-1. Untuk menghilangkan absorpsi latar belakang,
pelet KBr selalu disertakan pada setiap pengukuran.
3. Hasil dan Pembahasan
Massa hasil presipitasi dari larutan untuk berbagai harga pH, serta pada suhu 25 ºC dan 7O ºC, ditunjukkan dalam Tabel
1. Presipitasi dilakukan dengan larutan yang mengandung senyawa pembentuk NH4H2PO4 dan Ca(NO3)2 dengan
jumlah sama (10,7105 gr). Hubungan antara massa presipitan dengan pH dan suhu larutan dalam Tabel 1 ditunjukkan
lebih jelas dalam Gambar 1. Dapat dilihat bahwa massa presipitan meningkat dengan kenaikan pH dan suhu. Selanjutnya
hasil presipitasi dengan suhu 70 ºC dianalisa dengan menggunakan spektrometer inframerah dan difraktometer sinar X.
Tabel 1. Massa senyawa presipitan dari larutan dengan konsentrasi ion Ca2+ dan PO4
3- sama pada suhu 25 ºC
dan 70 ºC, dan dengan variasi pH.
pH Suhu 25 ºC Suhu 70 ºC
117
119
MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002
Massa presipitan
(gr)
Persentase hasil
(%)
Massa presipitan
(gr)
Persentase
hasil (%)
Kode
sampel
5 0,8135 7,60 1,0060 9,39 I
7 0,8640 8,07 0,9820 9,17 II
9 0,9030 8,43 1,0435 9,66 III
11 0,9115 8,51 1,0780 10,06 IV
Gambar 1. Massa presipitan senyawa kalsium fosfat dengan variasi pH pada suhu 25 ºC dan 70 ºC
Hasil pengukuran sampel I, II, III, dan IV dengan spektrometer inframerah ditunjukkan dalam Gambar 2. Dalam
jangkauan panjang gelombang 400 – 4000 cm-1, pada umumnya semua spektra mengandung pita absorpsi gugus fosfat
3 dan 4 di daerah 900 – 1200 cm-1 dan 550 – 650 cm-1. Pita absorpsi fosfat 1 tampak pula dalam semua spektra
sebagai pita kecil yang dapat diamati di sekitar 960 cm-1, kecuali pada sampel I yang tampak di sekitar 905 cm-1.
Pita absorpsi fosfat 3 mempunyai dua komponen, satu komponen terletak di daerah bilangan gelombang tinggi 1050 –
1200 cm-1, dan komponen lain berada di daerah bilangan gelombang 900 - 1050 cm-1 dengan maksimum 1030 cm-1.
Kecuali sampel I, kedua komponen untuk semua sampel mempunyai maksimum di 1090 dan 1030 cm-1, dengan
intensitas komponen di daerah gelombang rendah relatif lebih kuat. Sampel I mempunyai pita absorpsi dengan intensitas
paling rendah dibanding dengan sampel lain, dan mempunyai maksimum di sekitar 1060 dan 1130 cm-1. Pita demikian
menunjukkan bahwa sampel I mengandung senyawa kalsium fosfat yang berbeda dengan yang terkandung dalam sampel
II, III, dan IV.
Kristal HAP ditandai oleh pita 4 dalam bentuk belah dengan maksimum pada 562 dan 602 cm-1. Maksimum pada 632
cm-1 yang tampak menyatu dengan pita 4 berasal bukan dari gugus PO43-, melainkan berasal dari gugus OH-. Pita
absorpsi fosfat 4 untuk sampel II, III, dan IV juga mempunyai bentuk terbelah dan mempunyai maksimum di sekitar
562 dan 600 cm-1 seperti pada spektrum HAP. Selain menunjukkan kehadiran kristal apatit, kadar belah pita absorpsi
fosfat 4 juga menunjukkan kandungan fase kristal apatit dalam sampel [8]. Oleh karenanya dari Gambar 2 dapat dilihat
bahwa kandungan fase kristal apatit dalam sampel meningkat dengan kenaikan pH dan mulai signifikan bila larutan
mempunyai pH lebih dari 5. Di lain pihak spektrum sampel I hasil presipitasi larutan dengan pH 5 mempunyai pita 4
dalam bentuk kontinu, yang menunjukkan bahwa sampel banyak mengandung fase amorf, ataupun dalam bentuk
mikrokristal.
Pita 1 fosfat pada 960 cm –1 tampak hadir sebagai pita kecil dalam spektrum HAP. Pita yang sama tampak relatif lebih
kecil dalam spektra sampel II, III, dan IV, dengan intensitas meningkat dengan kenaikan pH larutan. Selain itu dalam
spektrum HAP terlihat pula pita absorpsi karakteristik OH disekitar 3576 cm-1 dan 632 cm-1. Dalam spektra sampel II,
III, dan IV, pita gugus OH di sekitar 630 cm-1 juga tampak, namun dengan intensitas yang relatif sangat rendah. Pita
gugus OH disekitar 3576 cm-1 sudah mulai tampak dalam spektrum sampel IV, dan tidak terlihat dalam spektra sampel
120
MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002
II dan III. Temuan ini memperjelas bahwa kandungan HAP dalam sampel II, III, dan IV meningkat dengan kenaikan pH
larutan.
Perlu diperhatikan pula kehadiran pita absorpsi karbonat di sekitar 872 cm-1 ( 2) dan di daerah 1460 dan 1410 cm-1
( 3) yang tampak dalam semua spektra sampel hasil presipitasi, tetapi tidak terlihat dalam spektrum HAP. Intensitas pita
karbonat menurun dengan kenaikan pH larutan, paling tinggi tampak dalam spektrum sampel I dan sangat rendah dalam
spektrum sampel IV (pH 11). Dalam spektrum sampel I, intensitas pita karbonat yang tinggi disertai oleh pita fosfat
dengan intensitas rendah. Disamping itu, pita 4 berbentuk kontinu dan tidak terbelah, menunjukkan kandungan kristal
dalam sampel rendah.
Gambar 2. Spektra inframerah kalsium fosfat hasil presipitasi pada suhu 70 ºC dengan kondisi pH a) 5 (sampel I), b) 7
(sampel II), c) 9 (sampel III), d) 11 (sampel IV), dan e) dalam bentuk HAP.
121
MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002
Gambar 3. Spektra inframerah hasil pemanasan sampel IV kalsium fosfat dengan suhu a) 100 ºC (sampel IVa), b) 200ºC
(sampel IVb), c) 300 ºC (sampel Ivc), d) 400 ºC (sampel IVd), e) 450 ºC (sampel IVe), dan f) 500 ºC (sampel IVf).
Temuan ini menunjukkan bahwa kehadiran sedikit karbonat dalam larutan dengan pH rendah (5), berpengaruh besar
dalam proses presipitasi dan kristalisasi senyawa kalsium fosfat. Bentuk pita 3 dan 4 yang tidak simetri merupakan
tanda bahwa senyawa kalsium fosfat tidak seluruhnya dalam bentuk amorf.
Kehadiran air dalam kristal apatit ditunjukkan oleh pita lebar di daerah 3700 – 2500 cm-1 dan pita kecil di sekitar 1660
cm-1. Dalam kristal apatit, air dapat berada pada permukaan dan dapat pula hadir dalam kristal. Air dalam permukaan
kristal apatit akan hilang dan tidak dapat balik pada pemanasan di bawah suhu 200 ºC [9]. Selain air adsorpsi, terdapat
pula air dalam kristal yang akan hilang bila sampel dipanaskan di atas suhu 200 ºC sampai 800 ºC [10]. Dalam
penelitian ini, untuk memperoleh informasi mengenai air dalam kristal telah dilakukan pemanasan sampel IV (hasil
presipitasi larutan dengan pH 11) dengan suhu yang bervariasi. Untuk selanjutnya sampel hasil pemanasan dengan suhu
100 ºC, 200 ºC, 300 ºC, 400 ºC, 450 ºC, dan 500 ºC disebut sampel IVa, IVb, IVc, IVd, IVe, dan IVf. Hasil
spektroskopi keenam sampel hasil pemanasan sampel IV tersebut ditunjukkan dalam Gambar 3. Pemanasan sampai
dengan 500 ºC tidak mengubah struktur pita 1, 3 dan 4 fosfat. Kenaikan suhu mengakibatkan intensitas pita air di
122
MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002
daerah 3700 – 2500 cm-1 dan di daerah 1660 cm-1 menurun. Intensitas pita absorpsi air dalam kristal menjadi sangat
rendah dan menghilang setelah sampel mengalami pemanasan di atas suhu 450ºC. Disamping itu, pemanasan juga
menghilangkan gugus karbonat dan HPO4, sehingga kandungan HAP menjadi dominan dalam sampel.
4. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kandungan kristal apatit dalam senyawa kalsium fosfat hasil
presipitasi dipengaruhi oleh pH larutan. Kehadiran gugus karbonat dalam larutan juga berpengaruh pada presipitasi dan
pertumbuhan kristal, terutama pada larutan dengan pH rendah. Disamping itu, diperoleh pula informasi mengenai
kandungan air dalam kristal. Air dapat hadir pada permukaan kristal dan dapat pula terperangkap dalam kristal.
Daftar Acuan
1. K. Lonsdale, Nature 217 (1968) 56.
2. G.H. Nancollas, B. Tomazic, J. Phys. Chem. 78 (1974) 2218.
3. A.G. Walton, W.J. Bodin, H. Furedi, A. Schwartz, Canadian J. Chem. 45 (1967) 695.
4. E.D. Eanes, I.H. Gillesssen, A. S. Posner, Nature 2008 (1965) 365.
5. E.D. Eanes, A.S. Posner, Mat. Res. Bull. 5 (1970) 377.
6. A.L. Boskey, A.S. Posner, J. Phys. Chem. 77 (1973) 2313.
7. W.F. Neuman, B.J. Mulryan, Calc. Tiss. Res. 1 (1967) 94.
8. J.D. Termine, A.S. Posner, Science 153 (1966) 1523.
9. R.Z. Le Geros, G. Bonel, L. Legros, Calc. Tiss. Int. 26 (1978) 111.
10. D.W. Holcomb, R.A. Young, Calc. Tiss. Int. 31 (1980) 189.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionAlfian Nopara Saifudin
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllIkhsan Bz
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriqlp
 
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifAnalisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifNaufa Nur
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airDwi Mahardhika
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
Laporan praktikum iodometri
Laporan praktikum iodometriLaporan praktikum iodometri
Laporan praktikum iodometriEqi Arzaqi
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionqlp
 
analisis ion nitrat
analisis ion nitratanalisis ion nitrat
analisis ion nitratismi94
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 
Reaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporanReaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporan
 
Analisis kualitatif anorganik
Analisis kualitatif anorganikAnalisis kualitatif anorganik
Analisis kualitatif anorganik
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dll
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
 
permanganometri
permanganometripermanganometri
permanganometri
 
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifAnalisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Laporan kiman percobaan 2
Laporan kiman percobaan 2Laporan kiman percobaan 2
Laporan kiman percobaan 2
 
Laporan praktikum iodometri
Laporan praktikum iodometriLaporan praktikum iodometri
Laporan praktikum iodometri
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
analisis ion nitrat
analisis ion nitratanalisis ion nitrat
analisis ion nitrat
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Hasil pengamatan reaksi reaksi kimia
Hasil pengamatan reaksi   reaksi kimiaHasil pengamatan reaksi   reaksi kimia
Hasil pengamatan reaksi reaksi kimia
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 

Similar to Bahan untuk menaikan p h air

FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...
FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...
FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...Repository Ipb
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromqlp
 
Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...
Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...
Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...Repository Ipb
 
Modul praktek s1
Modul praktek s1Modul praktek s1
Modul praktek s1Dedi Kun
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Sabila Izzati
 
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-258372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2Andreans Shevka
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksiKecepatan reaksi
Kecepatan reaksiIffa M.Nisa
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)
Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)
Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)Carolina Silaen
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalRidwan
 

Similar to Bahan untuk menaikan p h air (20)

Modul praktikum elektrometri
Modul praktikum elektrometriModul praktikum elektrometri
Modul praktikum elektrometri
 
FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...
FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...
FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
 
Laporan spektronic-20
Laporan spektronic-20Laporan spektronic-20
Laporan spektronic-20
 
Tugas anorganik
Tugas anorganikTugas anorganik
Tugas anorganik
 
Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...
Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...
Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...
 
Modul praktek s1
Modul praktek s1Modul praktek s1
Modul praktek s1
 
Buku organik
Buku organikBuku organik
Buku organik
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1
 
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-258372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksiKecepatan reaksi
Kecepatan reaksi
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Ion exchange
Ion exchangeIon exchange
Ion exchange
 
Makalah kiman
Makalah kimanMakalah kiman
Makalah kiman
 
Percobaan iv
Percobaan ivPercobaan iv
Percobaan iv
 
Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)
Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)
Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / Total
 

More from rramdan383

Artikel rahayu akin_7 tentang p_h
Artikel rahayu akin_7 tentang p_hArtikel rahayu akin_7 tentang p_h
Artikel rahayu akin_7 tentang p_hrramdan383
 
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinuAbsorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinurramdan383
 
Air limbah sianida
Air limbah sianidaAir limbah sianida
Air limbah sianidarramdan383
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineralrramdan383
 
93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galian93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galianrramdan383
 
89176662 04-teknik-pemboran
89176662 04-teknik-pemboran89176662 04-teknik-pemboran
89176662 04-teknik-pemboranrramdan383
 
66500465 batu-permata-dalam-sejarah
66500465 batu-permata-dalam-sejarah66500465 batu-permata-dalam-sejarah
66500465 batu-permata-dalam-sejarahrramdan383
 
40910709 the-story-of-plate-tectonics
40910709 the-story-of-plate-tectonics40910709 the-story-of-plate-tectonics
40910709 the-story-of-plate-tectonicsrramdan383
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2rramdan383
 

More from rramdan383 (10)

Artikel rahayu akin_7 tentang p_h
Artikel rahayu akin_7 tentang p_hArtikel rahayu akin_7 tentang p_h
Artikel rahayu akin_7 tentang p_h
 
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinuAbsorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
 
Air limbah sianida
Air limbah sianidaAir limbah sianida
Air limbah sianida
 
Air asam
Air asamAir asam
Air asam
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
 
93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galian93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galian
 
89176662 04-teknik-pemboran
89176662 04-teknik-pemboran89176662 04-teknik-pemboran
89176662 04-teknik-pemboran
 
66500465 batu-permata-dalam-sejarah
66500465 batu-permata-dalam-sejarah66500465 batu-permata-dalam-sejarah
66500465 batu-permata-dalam-sejarah
 
40910709 the-story-of-plate-tectonics
40910709 the-story-of-plate-tectonics40910709 the-story-of-plate-tectonics
40910709 the-story-of-plate-tectonics
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
 

Recently uploaded

Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt xjohan199969
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024SABDA
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxEkoPutuKromo
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...Kanaidi ken
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxmuhammadyudiyanto55
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxd2spdpnd9185
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comFathan Emran
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIgloriosaesy
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfNurSriWidyastuti1
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)saritharamadhani03
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogorWILDANREYkun
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfHernowo Subiantoro
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxMasHari12
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxKurnia Fajar
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufalKhawariz
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxGallantryW
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawassuprihatin1885
 

Recently uploaded (20)

Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 

Bahan untuk menaikan p h air

  • 1. MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002 SPEKTROSKOPI INFRAMERAH SENYAWA KALSIUM FOSFAT HASIL PRESIPITASI Djarwani S. Soejoko dan Sri Wahyuni Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-mail : djarwani@fisika.ui.ac.id Abstrak Sampel senyawa kalsium fosfat dibuat dari larutan ion kalsium dan ion fosfat jenuh. Eksperimen dilakukan dengan perlakuan suhu 25 ºC dan 70 ºC, yang dikombinasikan dengan perlakuan pH 5, 7, 9 dan 11. Hasil presipitasi larutan pada suhu 70 ºC mempunyai massa relatif lebih tinggi dibanding dengan massa presipitan yang dihasilkan oleh larutan pada suhu 25 ºC. Pada umumnya massa presipitan meningkat dengan kenaikan pH. Analisis sampel dilakukan dengan spektrokopi inframerah, terutama pada sampel hasil presipitasi pada suhu 70 ºC. Berdasarkan derajat belah pita absorpsi fosfat 4, dapat diketahui bahwa pada umumnya semua sampel mengandung kristal apatit dan yang meningkat dengan kenaikan pH larutan. Dari pemanasan sampel hasil presipitasi larutan dengan pH 11 diperoleh pula informasi bahwa molekul air, dapat berada pada permukaan kristal maupun terperangkap dalam struktur kristal. Abstract Infrared Spectroscopy of Precipitated Calcium Phosphate Compound. Samples of calcium phosphate compounds were produced from saturated solutions containing of calcium and phosphate ions. The experiments were carried out using solutions at temperature 25 ºC and 70 ºC, combined with different pH value of 5, 7, 9 and 11. Precipitation mass from solutions at 70 ºC was relatively higher compare to that produced from solutions at 25 ºC. It was also shown that generally the mass precipitation rose with the increasing of pH. Sample analyses were performed with the use of infrared spectroscopy, particularly for the samples produced from solutions at 70 ºC. Based on the 4 phosphate absorption band, it was indicated that apatite crystals found in most samples which its amount gave rise to the increasing of pH. Infrared spectroscopy of the heated samples produced with pH 11 showed that water molecules could be present either at the surface of crystals or trapped in the crystal structure. Keywords: calcium phosphates, apatite crystals,infrared spectroscopy 1. Pendahuluan
  • 2. 118 MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002 Telah diketahui bahwa komponen utama senyawa inorganik dalam jaringan keras kelompok vertebrata adalah senyawa kalsium fosfat. Kristal kalsium fosfat dalam jaringan keras tersebut dikenal sebagai kristal apatit, yang mempunyai formula berbeda dengan kristal stabil hidroksiapatit (HAP) dengan rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2, namun mempunyai struktur kristal dasar yang sama. Struktur kristal HAP mempunyai bentuk heksagonal dengan parameter kisi a = 9,42 Å dan c = 6,88 Å [1]. Pembentukan kristal HAP dari fase larutan super jenuh tinggi (konsentrasi ion Ca2+ dan PO43-masing-masing lebih dari 10 mM) berlangsung dalam dua tahap. Material padat pertama yang terbentuk adalah kalsium fosfat amorf (KFA) [2-6]. Tahap selanjutnya adalah konversi KFA menjadi kristal HAP. Gugus hidroksil dalam kristal HAP diperoleh dari molekul air, sehingga proses konversi KFA menjadi kristal HAP harus berlangsung dalam lingkungan air [4, 6]. Proses kristalisasi dapat ditingkatkan dengan menaikkan aktivitas ion yang bersangkutan, misalnya dengan meningkatkan laju pengadukan, menaikkan pH, menaikkan suhu, atau menghilangkan penghambat. Kehadiran makromolekul ataupun ion lain dalam larutan dapat pula berpengaruh pada proses kristalisasi. Sebagai contoh, kehadiran ion CO32- dalam larutan akan memperlambat proses nukleasi dan pertumbuhan kristal [7]. Selain itu ion CO3 2- juga mudah masuk dalam struktur kristal HAP, menggantikan ion OH- ataupun PO4 3- yang berturut-turut membentuk kristal apatit karbonat tipe A dan tipe B. Dalam kesempatan ini dilaporkan hasil penelitian pembentukan kristal apatit berasal dari presipitasi larutan ion Ca2+ dan ion PO43-. Eksperimen diberi perlakuan pH 5, 7, 9, dan 11, dan juga perlakuan suhu 25 ºC dan 70 ºC. Pemilihan suhu 70 ºC dilakukan untuk mempercepat proses presipitasi dan pembentukan kristal. Hasil presipitasi dianalisa dengan menggunakan spektrometer inframerah. 2. Metode Penelitian Dalam eksperimen ini sampel hidroksiapatit dibuat dari larutan kalsium nitrat Ca(NO3)2 (Merck) dan amonium dihidrofosfat NH4H2PO4 (Merck). Untuk mengontrol suasana basa digunakan amoniak NH3 (Merck). Eksperimen dilakukan dengan menambahkan 50 ml 0.87 M larutan amonium dihidrofosfat tetes demi tetes ke dalam larutan 50 ml 0.69 M larutan kalsium nitrat. Selama eksperimen dilakukan pula pengadukan untuk mempercepat proses presipitasi. Kontrol pH dilakukan dengan menambahkan amoniak tetes demi tetes ke dalam larutan. Eksperimen pertama dilakukan pada suhu kamar sekitar 25 ºC, dan eksperimen kedua dilakukan dengan suhu larutan pada 70 ºC. Setelah proses titrasi selesai, pengadukan dilanjutkan selama 24 jam dengan suhu sama dengan pada saat berlangsung titrasi, dan ditambah lagi pengadukan selama 48 jam pada suhu kamar. Dalam kedua eksperimen beaker dalam keadaan tertutup dengan aluminium foil, kondisi larutan dibuat bervariasi dengan pH 5, 7, 9 dan 11. Hasil presipitasi dicuci dengan aquadest dan dikeringkan dengan dipanaskan pada suhu 100 ºC selama 6 jam. Khusus untuk sampel hasil eksperimen dengan pH 11 diberi perlakuan pemanasan dengan suhu 200 ºC, 300 ºC, 400 ºC, 450 ºC, dan 500 ºC selama 2 jam. Analisis presipitan dilakukan dengan spektroskopi inframerah Untuk spektroskopi inframerah, 1 mg sampel dicampur dengan 200 mg KBr, dan kemudian dibuat pelet. Pengukuran menggunakan spektroskop inframerah HITACHI 270-50, dan dilakukan dengan jangkauan bilangan gelombang 4000 - 400 cm-1. Untuk menghilangkan absorpsi latar belakang, pelet KBr selalu disertakan pada setiap pengukuran. 3. Hasil dan Pembahasan Massa hasil presipitasi dari larutan untuk berbagai harga pH, serta pada suhu 25 ºC dan 7O ºC, ditunjukkan dalam Tabel 1. Presipitasi dilakukan dengan larutan yang mengandung senyawa pembentuk NH4H2PO4 dan Ca(NO3)2 dengan jumlah sama (10,7105 gr). Hubungan antara massa presipitan dengan pH dan suhu larutan dalam Tabel 1 ditunjukkan lebih jelas dalam Gambar 1. Dapat dilihat bahwa massa presipitan meningkat dengan kenaikan pH dan suhu. Selanjutnya hasil presipitasi dengan suhu 70 ºC dianalisa dengan menggunakan spektrometer inframerah dan difraktometer sinar X. Tabel 1. Massa senyawa presipitan dari larutan dengan konsentrasi ion Ca2+ dan PO4 3- sama pada suhu 25 ºC dan 70 ºC, dan dengan variasi pH. pH Suhu 25 ºC Suhu 70 ºC 117
  • 3. 119 MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002 Massa presipitan (gr) Persentase hasil (%) Massa presipitan (gr) Persentase hasil (%) Kode sampel 5 0,8135 7,60 1,0060 9,39 I 7 0,8640 8,07 0,9820 9,17 II 9 0,9030 8,43 1,0435 9,66 III 11 0,9115 8,51 1,0780 10,06 IV Gambar 1. Massa presipitan senyawa kalsium fosfat dengan variasi pH pada suhu 25 ºC dan 70 ºC Hasil pengukuran sampel I, II, III, dan IV dengan spektrometer inframerah ditunjukkan dalam Gambar 2. Dalam jangkauan panjang gelombang 400 – 4000 cm-1, pada umumnya semua spektra mengandung pita absorpsi gugus fosfat 3 dan 4 di daerah 900 – 1200 cm-1 dan 550 – 650 cm-1. Pita absorpsi fosfat 1 tampak pula dalam semua spektra sebagai pita kecil yang dapat diamati di sekitar 960 cm-1, kecuali pada sampel I yang tampak di sekitar 905 cm-1. Pita absorpsi fosfat 3 mempunyai dua komponen, satu komponen terletak di daerah bilangan gelombang tinggi 1050 – 1200 cm-1, dan komponen lain berada di daerah bilangan gelombang 900 - 1050 cm-1 dengan maksimum 1030 cm-1. Kecuali sampel I, kedua komponen untuk semua sampel mempunyai maksimum di 1090 dan 1030 cm-1, dengan intensitas komponen di daerah gelombang rendah relatif lebih kuat. Sampel I mempunyai pita absorpsi dengan intensitas paling rendah dibanding dengan sampel lain, dan mempunyai maksimum di sekitar 1060 dan 1130 cm-1. Pita demikian menunjukkan bahwa sampel I mengandung senyawa kalsium fosfat yang berbeda dengan yang terkandung dalam sampel II, III, dan IV. Kristal HAP ditandai oleh pita 4 dalam bentuk belah dengan maksimum pada 562 dan 602 cm-1. Maksimum pada 632 cm-1 yang tampak menyatu dengan pita 4 berasal bukan dari gugus PO43-, melainkan berasal dari gugus OH-. Pita absorpsi fosfat 4 untuk sampel II, III, dan IV juga mempunyai bentuk terbelah dan mempunyai maksimum di sekitar 562 dan 600 cm-1 seperti pada spektrum HAP. Selain menunjukkan kehadiran kristal apatit, kadar belah pita absorpsi fosfat 4 juga menunjukkan kandungan fase kristal apatit dalam sampel [8]. Oleh karenanya dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa kandungan fase kristal apatit dalam sampel meningkat dengan kenaikan pH dan mulai signifikan bila larutan mempunyai pH lebih dari 5. Di lain pihak spektrum sampel I hasil presipitasi larutan dengan pH 5 mempunyai pita 4 dalam bentuk kontinu, yang menunjukkan bahwa sampel banyak mengandung fase amorf, ataupun dalam bentuk mikrokristal. Pita 1 fosfat pada 960 cm –1 tampak hadir sebagai pita kecil dalam spektrum HAP. Pita yang sama tampak relatif lebih kecil dalam spektra sampel II, III, dan IV, dengan intensitas meningkat dengan kenaikan pH larutan. Selain itu dalam spektrum HAP terlihat pula pita absorpsi karakteristik OH disekitar 3576 cm-1 dan 632 cm-1. Dalam spektra sampel II, III, dan IV, pita gugus OH di sekitar 630 cm-1 juga tampak, namun dengan intensitas yang relatif sangat rendah. Pita gugus OH disekitar 3576 cm-1 sudah mulai tampak dalam spektrum sampel IV, dan tidak terlihat dalam spektra sampel
  • 4. 120 MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002 II dan III. Temuan ini memperjelas bahwa kandungan HAP dalam sampel II, III, dan IV meningkat dengan kenaikan pH larutan. Perlu diperhatikan pula kehadiran pita absorpsi karbonat di sekitar 872 cm-1 ( 2) dan di daerah 1460 dan 1410 cm-1 ( 3) yang tampak dalam semua spektra sampel hasil presipitasi, tetapi tidak terlihat dalam spektrum HAP. Intensitas pita karbonat menurun dengan kenaikan pH larutan, paling tinggi tampak dalam spektrum sampel I dan sangat rendah dalam spektrum sampel IV (pH 11). Dalam spektrum sampel I, intensitas pita karbonat yang tinggi disertai oleh pita fosfat dengan intensitas rendah. Disamping itu, pita 4 berbentuk kontinu dan tidak terbelah, menunjukkan kandungan kristal dalam sampel rendah. Gambar 2. Spektra inframerah kalsium fosfat hasil presipitasi pada suhu 70 ºC dengan kondisi pH a) 5 (sampel I), b) 7 (sampel II), c) 9 (sampel III), d) 11 (sampel IV), dan e) dalam bentuk HAP.
  • 5. 121 MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002 Gambar 3. Spektra inframerah hasil pemanasan sampel IV kalsium fosfat dengan suhu a) 100 ºC (sampel IVa), b) 200ºC (sampel IVb), c) 300 ºC (sampel Ivc), d) 400 ºC (sampel IVd), e) 450 ºC (sampel IVe), dan f) 500 ºC (sampel IVf). Temuan ini menunjukkan bahwa kehadiran sedikit karbonat dalam larutan dengan pH rendah (5), berpengaruh besar dalam proses presipitasi dan kristalisasi senyawa kalsium fosfat. Bentuk pita 3 dan 4 yang tidak simetri merupakan tanda bahwa senyawa kalsium fosfat tidak seluruhnya dalam bentuk amorf. Kehadiran air dalam kristal apatit ditunjukkan oleh pita lebar di daerah 3700 – 2500 cm-1 dan pita kecil di sekitar 1660 cm-1. Dalam kristal apatit, air dapat berada pada permukaan dan dapat pula hadir dalam kristal. Air dalam permukaan kristal apatit akan hilang dan tidak dapat balik pada pemanasan di bawah suhu 200 ºC [9]. Selain air adsorpsi, terdapat pula air dalam kristal yang akan hilang bila sampel dipanaskan di atas suhu 200 ºC sampai 800 ºC [10]. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi mengenai air dalam kristal telah dilakukan pemanasan sampel IV (hasil presipitasi larutan dengan pH 11) dengan suhu yang bervariasi. Untuk selanjutnya sampel hasil pemanasan dengan suhu 100 ºC, 200 ºC, 300 ºC, 400 ºC, 450 ºC, dan 500 ºC disebut sampel IVa, IVb, IVc, IVd, IVe, dan IVf. Hasil spektroskopi keenam sampel hasil pemanasan sampel IV tersebut ditunjukkan dalam Gambar 3. Pemanasan sampai dengan 500 ºC tidak mengubah struktur pita 1, 3 dan 4 fosfat. Kenaikan suhu mengakibatkan intensitas pita air di
  • 6. 122 MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002 daerah 3700 – 2500 cm-1 dan di daerah 1660 cm-1 menurun. Intensitas pita absorpsi air dalam kristal menjadi sangat rendah dan menghilang setelah sampel mengalami pemanasan di atas suhu 450ºC. Disamping itu, pemanasan juga menghilangkan gugus karbonat dan HPO4, sehingga kandungan HAP menjadi dominan dalam sampel. 4. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kandungan kristal apatit dalam senyawa kalsium fosfat hasil presipitasi dipengaruhi oleh pH larutan. Kehadiran gugus karbonat dalam larutan juga berpengaruh pada presipitasi dan pertumbuhan kristal, terutama pada larutan dengan pH rendah. Disamping itu, diperoleh pula informasi mengenai kandungan air dalam kristal. Air dapat hadir pada permukaan kristal dan dapat pula terperangkap dalam kristal. Daftar Acuan 1. K. Lonsdale, Nature 217 (1968) 56. 2. G.H. Nancollas, B. Tomazic, J. Phys. Chem. 78 (1974) 2218. 3. A.G. Walton, W.J. Bodin, H. Furedi, A. Schwartz, Canadian J. Chem. 45 (1967) 695. 4. E.D. Eanes, I.H. Gillesssen, A. S. Posner, Nature 2008 (1965) 365. 5. E.D. Eanes, A.S. Posner, Mat. Res. Bull. 5 (1970) 377. 6. A.L. Boskey, A.S. Posner, J. Phys. Chem. 77 (1973) 2313. 7. W.F. Neuman, B.J. Mulryan, Calc. Tiss. Res. 1 (1967) 94. 8. J.D. Termine, A.S. Posner, Science 153 (1966) 1523. 9. R.Z. Le Geros, G. Bonel, L. Legros, Calc. Tiss. Int. 26 (1978) 111. 10. D.W. Holcomb, R.A. Young, Calc. Tiss. Int. 31 (1980) 189.