SlideShare a Scribd company logo
Bab V, Semikonduktor Hal: 119
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
BAB V
SEMIKONDUKTOR
Isolator, Semikonduktor dan Konduktor
Secara sederhana zat padat dapat dikelompokkan sebagai Isolator,
Semikonduktor dan Konduktor. Bahan semikonduktor adalah suatu
material dengan sifat konduktivitas diantara konduktor dan isolator,
contoh Silikon (Si), Ge (Germanium). Saat ini Si umumnya
digunakan sebagai devais elektronik, seperti dioda, transistor, IC
(integrated circuit) namun GaAs memiliki potensi yang besar untuk
digunakan sebagai devais elektronika pada masa datang, terutama
ditujukan untuk beroperasi pada frekuensi tinggi.
Untuk menjelaskan konduktivitas bahan sering kali menggunakan
konsep pita energi. Ada dua pita energi, yaitu pita valensi dan pita
konduksi. Pita valensi adalah pita energi yang mungkin diisi oleh
elektron dari zat padat hingga komplit. Setiap pita memiliki 2N
elektron dengan N adalah jumlah atom. Bila masih ada elektron yang
tersisa akan mengisi pita konduksi. Pada suhu 0 K, pita konduksi
terisi sebagian untuk bahan konduktor, sedangkan untuk isolator dan
semikonduktor tidak ada elektron yang mengisi pita konduksi.
Perbedaannya terletak pada energi gap Eg yaitu selang energi antara
pita konduksi minimum dan pita valensi maksimum. Pada bahan
semikonduktor Eg ~ 1 eV, sedang pada isolator Eg ~ 6 eV. Secara
diagramatik pita energi dari isolator, semikonduktor dan konduktor
ditunjukkan pada gambar berikut.
Bab V, Semikonduktor Hal: 120
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
pita konduksi
minimum
pita valensi
maksimum
pita konduksi
minimum
pita valensi
maksimum
pita valensi
maksimum
pita konduksi
minimum
ISOLATOR SEMIKONDUKTOR KONDUKTOR
(a) (b) (c)
Gambar 1, Perbedaan tingkat energi dari material
Gambar (a) Struktur pita energi isolator (misal intan).
Pita larangan yang besar ini memisahkan pita valensi
yang terisi dengan pita konduksi yang kosong.
Gambar (b) Struktur pita energi semikonduktor (misal grafit).
Lebar pita relatif kecil, Eg ≈ 1 eV. Pada saat suhu
naik, elektron pada pita valensi mampu berpindah ke
pita konduksi. Karena adanya elektron di pita
konduksi akibatnya bahan itu menjadi sedikit
konduktif, karena itu disebut semikonduktor.
Gambar (c) Struktur pita energi konduktor (misal metal).
Pita konduksi terisi sebagian, jika ada medan listrik
luar elektron akan memperoleh tambahan energi
sehingga berpindah yang berakibat timbul arus
listrik.
Bab V, Semikonduktor Hal: 121
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
Teorema Pita Energi Kristal
Dalam sistem susunan berkala unsur-unsur, atom Si termasuk
golongan IV, jadi ada 4 elektron pada orbit terluarnya. Masing-
masing atom Si membentuk struktur kristal dengan atom-atom
tetangganya dan elektron-elektron valensinya membentuk ikatan
kovalen, sehingga masing-maing atom seolah-olah memiliki 8
elektron terluar dengan 4 elektron berasal dari miliknya sendiri
sedang 4 elektron lainnya berasal dari 4 atom tetangga terdekatnya.
Susunan ini membentuk kristal silikon intrinsik dengan muatan total =
0 coulomb, sketsa kristal Si ditunjukkan pada gambar berikut.
+
-
-
- -- -
-
-
+ - -
-
-
-
-
+ +- -- -
+
+
+ +
+
-
-
+- -
Gambar 2, Sketsa kristal Si
Kristal intrinsik ini bervibrasi akibat energi termal yang memberikan
energi tambahan pada kristal instrinsik tsb. Energi ini tidak
terdistribusi secara merata sehingga pada beberapa titik kisi akan
pecah demikian pula elektronnya akan lepas dari ikatannya sehingga
menjadi elektron bebas yang akan menjadi pembawa muatan negatif.
Sebaliknya titik dimana elektron tsb meninggalkan tempatnya
menjadi bermuatan positif dan dikenal sebagai hole, yang membawa
muatan positif.
Bab V, Semikonduktor Hal: 122
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
Bila diberi sumber DC akan ada arus listrik yaing mengalir di dalam
kristal tsb. Elektron akan bergerak ke kutub positif sumber DC tsb
sedangkan hole akan bergerak berlawanan arah.
Mobilitas dan Konduktivitas
Arus listrik pada metal terjadi akibat perpindahan elektron, sedang
pada semikonduktor bergantung pada elektron dan hole.
Semikonduktor dapat di-dope menjadi:
a. dominan hole tipe-p
b. dominan elektron tipe-n
Hal ini berarti bahwa semikonduktor tipe-n memiliki jumlah elektron
bebas lebih banyak dibandingkan dengan jumlah hole dan sebaliknya
untuk tipe-p jumlah hole lebih banyak dari jumlah. Karena itu
elektron pada tipe-n disebut pembawa muatan mayoritas dan hole
Bab V, Semikonduktor Hal: 123
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
adalah pembawa muatan minoritas, sebaliknya pada tipe-p elektron
adalah pembawa muatan minoritas sedangkan hole adalah pembawa
muatan mayoritas.
Semikonduktor Instrinsik
Pada suhu 0 K, kristal Si atau Ge berkelakuan sebagai isolator, sedang
pada suhu kamar T, beberapa ikatan kovalen putus akibat energi
termal (Eg = 0,72 eV untuk Ge dan 1,1 eV untuk Si), akibatnya ada
elektron bebas dalam kristal dan ada hole yang ditinggalkan oleh
elektron akibat terputusnya ikatan kovalen tsb, seperti diilustrasikan
sbb:
Untuk semikonduktor intrinsik (murni) konsentrasi elektron bebas dan
konsentrasi hole-nya sama, atau:
in p n= =
dengan in : konsentrasi instrinsik.
Bab V, Semikonduktor Hal: 124
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
Untuk memperbesar konduktivitas, bahan semikonduktor itu diberi
doping, akibatnya bahan itu itu akan menjadi tipe-n atau tipe-p
tergantung doping-nya, sehingga menjadi semikonduktor ekstrinsik.
Dopan dikelompokkan sebagai:
a. donor diberi impuritas yang bervalensi +5 (misalnya P, As,
Sb) tipe-n
b. akseptor diberi impuritas yang bervalensi +3 (misalnya Bo,
In, Ga, B) tipe-p
Konsentrasi doping ~ 1 ppm. Dengan adanya doping maka akan
berakibat n ≠ p, sehingga konduktivitasnya menjadi :
untuk tipe-n d nnqσ μ=
untuk tipe-p a ppqσ μ=
dengan n dan p adalah masing-masing konsentrasi impuritas untuk
donor dan akseptor.
Pada saat pemberian impuritas donor (tipe-n) akan muncul tingkat
energi yang diperbolehkan di bawah energi pita konduksi terendah
yaitu sekitar ≈ 0,01 eV (untuk Ge) dan ≈ 0,05 eV (untuk Si). Sehingga
pada suhu kamar hampir semua elektron donor berada di pita
konduksi.
Untuk impuritas akseptor (tipe-p) juga akan muncul tingkat energi di
atas tingkat energi pita valensi tertinggi. Karena hanya perlu energi
kecil saja elektron dari pita valensi berpindah ke tingkat energi
akseptor akibatnya akan timbul hole di pita valensi.
Bab V, Semikonduktor Hal: 125
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
dikotori dengan Sb dikotori dengan In
Untuk kesetimbangan termal berlaku hukum mass-action, yaitu:
2
in p n× =
Hasil kali konsentrasi hole dengan elektron tidak bergantung pada
konsentrasi donor maupun akseptor tanpa memperhatikan level
dopingnya.
Jika ada donor, maka donor akan terionisasi sehingga rapat muatan
menjadi = ND +p. Sedang untuk akseptor juga akan terionisasi,
sehingga rapat muatan menjadi = NA + n. Karena semikonduktor
dalam keadaan netral, akibatnya:
ND +p = NA + n.
Bab V, Semikonduktor Hal: 126
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
Untuk : tipe-n
2
i
A n D n
D
n
N =0 n N p
N
→ ≈ → =
tipe-p
2
i
D n A p
A
n
N =0 p N n
N
→ ≈ → =
dengan: nn, pn : konsentrasi elektron mobile, dan hole pada tipe-n
np, pp : konsentrasi elektron mobile, dan hole pada tipe-p
nn pn = ni
2
np pp = ni
2
NA dan ND adalah konsentrasi hole dan elektron inmobile
elektron: pembawa muatan mayoritas pada tipe-n, dan
pembawa muatan minoritas pada tipe-p
hole: pembawa muatan mayoritas pada tipe-p, dan
pembawa muatan minoritas pada tipe-n.
Contoh untuk tipe-p, berlaku 0DN = diperoleh :
2
i
D A
n
p N p n N
n
+ = = + =
atau 2 2
0A in N n n+ − = , didapat : 2 21
2 ( 4 )A A in N N n= − + +
Untuk tipe-n (NA = 0), didapat : 2 21
2 ( 4 )D D ip N N n= − + +
Sifat-sifat listrik dari Ge dan Si
Metal bersifat unipolar arus listrik hanya berasal dari perpindahan
elektron saja. Sedangkan Semikonduktor bersifat bipolar ada dua
pembawa muatan (elektron pembawa negatif, hole pembawa
positif).
Pada saat bahan semikonduktor diberi medan listrik E timbul arus,
n pJ (nμ pμ ) q E σ E= + =
dengan n : konsentrasi elektron bebas
Bab V, Semikonduktor Hal: 127
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
p : konsentrasi hole
σ : konduktivitas
σ = (n μn + p μp) q
n = p = ni untuk semikonduktor intrinsik
Konsentrasi intrinsik bergantung pada suhu yang dinyatakan sebagai:
EGo
kT2 3
i on A T e
−
=
dengan Ao : konstanta
EGo : energi gap pada T = 0 K
k : konstanta Boltzman.
Secara eksperimental energi gap bergantung pada suhu, sebagai:
untuk Si: 1,21 – 3,60 x 10-4
T
untuk Ge: 0,785 – 2,23 x 10-4
T
Pada suhu ruang EG = 1,1 eV (Si) dan 0,72 eV (Ge)
Mobilitas μ ternyata bergantung pada suhu dan medan listrik, sebagai:
μ ÷ T-m
untuk Si, m = 2,5 untuk elektron
m = 2,7 untuk hole
untuk Ge, m = 1,66 untuk elektron
m = 2,33 untuk hole
Jika E < 103
V/cm μ bukan fungsi E
103
< E < 104
V/cm μ ÷ E-1/2
E > 104
V/m μ ÷ E
Bab V, Semikonduktor Hal: 128
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
Difusi
Konsentrasi pembawa muatan dapat tidak homogen, seperti pada
gambar.
Ketidak homogen-an konsentrasi hole ini mengakibatkan arus difusi,
yang dinyatakan sebagai :
p p
dp
J qD
dx
= −
dengan Dp : konstanta difusi untuk hole
tanda minus karena dp/dx negatif untuk x positif.
Difusi dan mobilitas saling dependen, sesuai dengan relasi Einstein:
pn
T
n p
DD kT
V
μ μ q
= = =
Pada semikonduktor gradien potensial dan gradien konsentrasi dapat
terjadi bersama-sama, sehingga arus yang mengalir merupakan
kombinasi karena drift dan difusi, sebagai:
Bab V, Semikonduktor Hal: 129
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
p p p
dp
J q μ p E q D
dx
= − (A)
n n n
dn
J q μ n E q D
dx
= + (B)
Persamaan Kontinuitas
Secara umum konsentrasi pembawa muatan sebagai fungsi dari posisi
dan waktu, namun perlu diingat bahwa muatan tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan, berlaku:
po
p
Jp pp 1
t τ q x
∂−∂
= −
∂ ∂
(C)
o n
n
n n J1
t τ q x
n − ∂∂
= −
∂ ∂
(D)
dengan index p dan n masing-masing untuk hole dan elektron,
τ : mean lifetime,
po dan no : nilai p dan n pada saat kesimbangan termal,
J : rapat arus
Medan listrik E berkaitan dengan rapat muatan sesuai dengan
persamaan Poisson:
( )D A
E ρ q
p N n N
x ε ε
∂
= = + − −
∂
(E)
dengan ε : permitivitas bahan semikonduktor
ND : konsentrasi donor
NA : konsentrasi akseptor
Dari kelima persamaan ini dapat dicari hubungan antara besaran-
besaran p, n, E, Jp dan Jn.
Untuk bahan tipe-n, persamaan di atas diberi indeks n, persamaan
kontinuitas menjadi:
Bab V, Semikonduktor Hal: 130
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
2
no nn n n
p p 2
p
p pp (p E) p
μ D
t τ x x
−∂ ∂ ∂
= − +
∂ ∂ ∂
.
Persamaan ini sukar diselesaikan, ambil kasus khusus
1. Konsentrasi tak bergantung x (∂p/∂x = 0) dan E = 0
2. Konsentrasi tak bergantung t (∂p/∂t = 0) dan E = 0
3. Konsentrasi berubah secara sinusoida terhadap t dan E = 0
Dioda PN
Hubungan pn dapat terjadi dengan mendifusi impuritas tipe-p pada
salah satu ujung kristal tipe-n. Walaupun ada hubungan antara dua
tipe silikon namun sebagai keseluruhan bertidak sebagai kisi kristal
tunggal. Akibatnya elektron bebas dari tipe-n akan bergerak menuju
hole pada tipe-p demikian pula hole pada tipe-p bergerak ke elektron
di tipe-n sehingga terjadi proses rekombinasi. Selanjutnya akan terjadi
lapisan deplesi. Pada dasarnya lapisan ini adalah isolator dengan
kelebihan elektron di sisi tipe-p dan kelebihan hole di sisi tipe-n dan
berakibat timbulnya beda tegangan di hubungan pn, yaitu Vγ , seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.
Setelah hubungan PN terbentuk, hole dari tipe-p konsentrasinya lebih
besar dari hole di tipe-n, sehingga hole akan berdifusi, demikian pula
pada elektron juga akan berdifusi dan ber-rekombinasi. Namun proses
ini tidak terjadi terus menerus dan akan berhenti jika terjadi
kesetimbangan antara difusi dan drift. Dalam keadaan seimbang:
1. daerah tipe-p netral
2. daerah muatan ruang tipe-p
3. daerah muatan ruang tipe-n
4. daerah tipe-n netral
Daerah (2) dan (3) daerah muatan ruang/lapisan deplesi/dipole
listrik. Pada daerah ini ada medan listrik walaupun tidak diberi
tegangan.
Bab V, Semikonduktor Hal: 131
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
p n
-
-
-
-
-
+
+
+
+
+
lapisan deplesi
V?
-dp +dp
Gambar 3 Lapisan deplesi dan tegangan deplesi Vγ
Dalam keadaan seimbang, Jn = 0, sehingga: n n n
dn
J q μ n E q D
dx
= +
= 0. Diperoleh ( )n
n
D 1 dn kT d
E ln n
μ n dx q dx
= − = − (Relasi Einstein
n
n
D kT
μ q
= )
atau:
( )
n n
p p
d d
B
d d
kT d
V E dx ln n dx
q dx− −
= =∫ ∫
n pn
B 2
p i
n nnkT kT
V ln ln
q n q n
= = = A D
2
i
n nkT
ln
q n
Jadi walaupun dalam keseimbangan termal, terdapat beda tegangan
antara antara kedua kutub dioda tegangan difusi.
Model Pita pada dioda hubungan
Ada banyak cara untuk membuat dioda hubungan, diantaranya adalah
dengan step junction, yaitu distribusi muatan akseptor/donor secara
uniform. Pada saat dihubungkan tingkat energi Ferminya akan sama,
seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Bab V, Semikonduktor Hal: 132
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
?
?
EF
EC
EV
Daerah tipe -p
Daerah tipe -n
Untuk 0 < x < dn:
Pers. Poisson : Dq NdE
dx ε
= D
n
q N
E x C
ε
= +
D
n
q N
E (x-d )
ε
=
Untuk –dp < x < 0:
A
p
q N
E - x C
ε
= + A
p
q N
E - (x d )
ε
= +
dengan Cn dan Cp : konstanta integrasi, dicari dengan syarat batas.
Pada x = 0, E = Em dan E = 0 untuk x = -dp dan x = dn Cn = Cp
A p
p
q N d
C -
ε
= dan D n
n
q N d
C -
ε
= ND dn = NA dp.
Sedangkan potensial listrik diperoleh dari V E dx= ∫
Untuk 0 < x < dn : ( )
2
A p2D 1
n2
qN dqN
V x d x
ε 2ε
= − − +
Untuk – dp < x < 0: ( )
2
A p2A 1
p2
qN dqN
V x d x
ε 2ε
= − +
Pada x = dn V =
( )2 2
A p D n
B
q N d N d
V
2ε
+
=
Secara grafis ditunjukkan sbb:
Bab V, Semikonduktor Hal: 133
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
Hubungan antara energi elektron dengan tegangan elektrostatis
dinyatakan sebagai E = - qV. Sehingga model pita pada dioda
hubungan p-n sbb:
Bab V, Semikonduktor Hal: 134
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
Kapasitansi pada lapisan Deplesi
Pada lapisan deplesi terdapat muatan ppositif dan negatif, yang dapat
dianggap sebagai kapasitor, seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Dengan menganggap sebagai kapasitor plat sejajar, maka kapasitansi
dari dioda tsb adalah:
Bab V, Semikonduktor Hal: 135
Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I
n p
εA εA
C
d d d
= =
+
Kapasitansi ini dikenal sebagai kapasitansi deplesi (kapasitansi
hubungan)
dengan memanfaatkan ND dn = NA dp dan
( )2 2
A p D n
B
q N d N d
V
2ε
+
=
diperoleh d = dn + dp = B
A D
2 V 1 1
q N N
ε ⎛ ⎞
+⎜ ⎟
⎝ ⎠
. Sebaliknya jika ada
tegangan bias, maka persamaan ini nilai VB diganti dengan VB ± V,
dengan V tegangan bias yang diberikan ke dioda hubungan, sehingga
( )B
A D
2ε 1 1
d V V
q N N
⎛ ⎞
= + ±⎜ ⎟
⎝ ⎠
Selanjutnya diperoleh:
( ) ( )BB
A DA D
εA qε
C A
1 12ε 1 1 2 V VV V
N Nq N N
= =
⎛ ⎞⎛ ⎞ + ±+ ± ⎜ ⎟⎜ ⎟
⎝ ⎠⎝ ⎠
Secara grafis hubungan C-2
vs. V diberikan sbb:

More Related Content

What's hot

3 pemrograman matlab
3 pemrograman matlab3 pemrograman matlab
3 pemrograman matlab
Simon Patabang
 
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b   deret fourier & transformasi fourierSlide week 1b   deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourierBeny Nugraha
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistem
rajareski ekaputra
 
[Material elektroteknik] buku
[Material elektroteknik] buku[Material elektroteknik] buku
[Material elektroteknik] buku
Hastih Leo
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
Risdawati Hutabarat
 
Interpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonInterpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newton
Yuni Dwi Utami
 
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerBab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Nur Yunani Yuna
 
Isolasi Tegangan Tinggi
Isolasi Tegangan TinggiIsolasi Tegangan Tinggi
Isolasi Tegangan Tinggi
Rico Afrinando
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
Risdawati Hutabarat
 
Resistansi
ResistansiResistansi
Resistansi
Actur Saktianto
 
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudoKuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
arinnana
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
tedykorupselalu
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Beny Nugraha
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
SMP IT Putra Mataram
 
Hukum Gauss
Hukum Gauss Hukum Gauss
Hukum Gauss
jajakustija
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorFauzi Nugroho
 
Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4
radar radius
 
Bahan magnetisasi
Bahan magnetisasiBahan magnetisasi
Bahan magnetisasi
Merah Mars HiiRo
 
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
KEN KEN
 

What's hot (20)

3 pemrograman matlab
3 pemrograman matlab3 pemrograman matlab
3 pemrograman matlab
 
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b   deret fourier & transformasi fourierSlide week 1b   deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourier
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistem
 
[Material elektroteknik] buku
[Material elektroteknik] buku[Material elektroteknik] buku
[Material elektroteknik] buku
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
 
Interpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonInterpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newton
 
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerBab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
 
Isolasi Tegangan Tinggi
Isolasi Tegangan TinggiIsolasi Tegangan Tinggi
Isolasi Tegangan Tinggi
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Resistansi
ResistansiResistansi
Resistansi
 
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudoKuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
 
Hukum Gauss
Hukum Gauss Hukum Gauss
Hukum Gauss
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
 
Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4
 
Bahan magnetisasi
Bahan magnetisasiBahan magnetisasi
Bahan magnetisasi
 
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
 
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
 

Similar to semikonduktor

Intan gita sabrina 103224201(1)
Intan gita sabrina 103224201(1)Intan gita sabrina 103224201(1)
Intan gita sabrina 103224201(1)
Ichan Shabrina
 
Kuliah bahan listrik_3[1]
Kuliah bahan listrik_3[1]Kuliah bahan listrik_3[1]
Kuliah bahan listrik_3[1]
Ajir Aja
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
Fitriyana Migumi
 
Bahan semikonduktor 2
Bahan semikonduktor 2Bahan semikonduktor 2
Bahan semikonduktor 2
Fitratun Nisak
 
Dasar semikonduktor
Dasar semikonduktorDasar semikonduktor
Dasar semikonduktor
oilandgas24
 
Eldas pak andi
Eldas pak andiEldas pak andi
Eldas pak andi
Ruthadaning Inayaa
 
Semikonduktor sains, teknologi, aplikasi dan dampak
Semikonduktor sains, teknologi, aplikasi dan dampakSemikonduktor sains, teknologi, aplikasi dan dampak
Semikonduktor sains, teknologi, aplikasi dan dampak
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Ida Farida Ch
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
Rosdiana Mansur
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
Elika Bafadal
 
Elektronika Analog - Semikonduktor
Elektronika Analog - SemikonduktorElektronika Analog - Semikonduktor
Elektronika Analog - Semikonduktor
fiernadr
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
Fitriyana Migumi
 
PPT BACA FZP (1).pptx
PPT BACA FZP (1).pptxPPT BACA FZP (1).pptx
PPT BACA FZP (1).pptx
BuleFikri2
 
Pbl[1]
Pbl[1]Pbl[1]
Pbl[1]
Ajir Aja
 
Teori Pita Energi
Teori Pita EnergiTeori Pita Energi
Teori Pita Energi
Hariaty Fisika UNHAS
 
8.2 Diod Semikonduktor
8.2 Diod Semikonduktor8.2 Diod Semikonduktor
8.2 Diod Semikonduktor
Laily Nawi
 
Tugas kelompok 1 power pont
Tugas kelompok 1 power pontTugas kelompok 1 power pont
Tugas kelompok 1 power pont
Marina Natsir
 
Semiconductor electronics
Semiconductor electronicsSemiconductor electronics
Semiconductor electronics
Daniel Renaldo
 
Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02
Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02
Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02
Okky Valiant
 
Material semikonduktor_RIZAL NASRUL EFENDI (14708251091)_ARNA PUTRI (14708251...
Material semikonduktor_RIZAL NASRUL EFENDI (14708251091)_ARNA PUTRI (14708251...Material semikonduktor_RIZAL NASRUL EFENDI (14708251091)_ARNA PUTRI (14708251...
Material semikonduktor_RIZAL NASRUL EFENDI (14708251091)_ARNA PUTRI (14708251...
IPA 2014
 

Similar to semikonduktor (20)

Intan gita sabrina 103224201(1)
Intan gita sabrina 103224201(1)Intan gita sabrina 103224201(1)
Intan gita sabrina 103224201(1)
 
Kuliah bahan listrik_3[1]
Kuliah bahan listrik_3[1]Kuliah bahan listrik_3[1]
Kuliah bahan listrik_3[1]
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
Bahan semikonduktor 2
Bahan semikonduktor 2Bahan semikonduktor 2
Bahan semikonduktor 2
 
Dasar semikonduktor
Dasar semikonduktorDasar semikonduktor
Dasar semikonduktor
 
Eldas pak andi
Eldas pak andiEldas pak andi
Eldas pak andi
 
Semikonduktor sains, teknologi, aplikasi dan dampak
Semikonduktor sains, teknologi, aplikasi dan dampakSemikonduktor sains, teknologi, aplikasi dan dampak
Semikonduktor sains, teknologi, aplikasi dan dampak
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
 
Elektronika Analog - Semikonduktor
Elektronika Analog - SemikonduktorElektronika Analog - Semikonduktor
Elektronika Analog - Semikonduktor
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
PPT BACA FZP (1).pptx
PPT BACA FZP (1).pptxPPT BACA FZP (1).pptx
PPT BACA FZP (1).pptx
 
Pbl[1]
Pbl[1]Pbl[1]
Pbl[1]
 
Teori Pita Energi
Teori Pita EnergiTeori Pita Energi
Teori Pita Energi
 
8.2 Diod Semikonduktor
8.2 Diod Semikonduktor8.2 Diod Semikonduktor
8.2 Diod Semikonduktor
 
Tugas kelompok 1 power pont
Tugas kelompok 1 power pontTugas kelompok 1 power pont
Tugas kelompok 1 power pont
 
Semiconductor electronics
Semiconductor electronicsSemiconductor electronics
Semiconductor electronics
 
Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02
Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02
Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02
 
Material semikonduktor_RIZAL NASRUL EFENDI (14708251091)_ARNA PUTRI (14708251...
Material semikonduktor_RIZAL NASRUL EFENDI (14708251091)_ARNA PUTRI (14708251...Material semikonduktor_RIZAL NASRUL EFENDI (14708251091)_ARNA PUTRI (14708251...
Material semikonduktor_RIZAL NASRUL EFENDI (14708251091)_ARNA PUTRI (14708251...
 

Recently uploaded

pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 

Recently uploaded (20)

pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 

semikonduktor

  • 1. Bab V, Semikonduktor Hal: 119 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I BAB V SEMIKONDUKTOR Isolator, Semikonduktor dan Konduktor Secara sederhana zat padat dapat dikelompokkan sebagai Isolator, Semikonduktor dan Konduktor. Bahan semikonduktor adalah suatu material dengan sifat konduktivitas diantara konduktor dan isolator, contoh Silikon (Si), Ge (Germanium). Saat ini Si umumnya digunakan sebagai devais elektronik, seperti dioda, transistor, IC (integrated circuit) namun GaAs memiliki potensi yang besar untuk digunakan sebagai devais elektronika pada masa datang, terutama ditujukan untuk beroperasi pada frekuensi tinggi. Untuk menjelaskan konduktivitas bahan sering kali menggunakan konsep pita energi. Ada dua pita energi, yaitu pita valensi dan pita konduksi. Pita valensi adalah pita energi yang mungkin diisi oleh elektron dari zat padat hingga komplit. Setiap pita memiliki 2N elektron dengan N adalah jumlah atom. Bila masih ada elektron yang tersisa akan mengisi pita konduksi. Pada suhu 0 K, pita konduksi terisi sebagian untuk bahan konduktor, sedangkan untuk isolator dan semikonduktor tidak ada elektron yang mengisi pita konduksi. Perbedaannya terletak pada energi gap Eg yaitu selang energi antara pita konduksi minimum dan pita valensi maksimum. Pada bahan semikonduktor Eg ~ 1 eV, sedang pada isolator Eg ~ 6 eV. Secara diagramatik pita energi dari isolator, semikonduktor dan konduktor ditunjukkan pada gambar berikut.
  • 2. Bab V, Semikonduktor Hal: 120 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I pita konduksi minimum pita valensi maksimum pita konduksi minimum pita valensi maksimum pita valensi maksimum pita konduksi minimum ISOLATOR SEMIKONDUKTOR KONDUKTOR (a) (b) (c) Gambar 1, Perbedaan tingkat energi dari material Gambar (a) Struktur pita energi isolator (misal intan). Pita larangan yang besar ini memisahkan pita valensi yang terisi dengan pita konduksi yang kosong. Gambar (b) Struktur pita energi semikonduktor (misal grafit). Lebar pita relatif kecil, Eg ≈ 1 eV. Pada saat suhu naik, elektron pada pita valensi mampu berpindah ke pita konduksi. Karena adanya elektron di pita konduksi akibatnya bahan itu menjadi sedikit konduktif, karena itu disebut semikonduktor. Gambar (c) Struktur pita energi konduktor (misal metal). Pita konduksi terisi sebagian, jika ada medan listrik luar elektron akan memperoleh tambahan energi sehingga berpindah yang berakibat timbul arus listrik.
  • 3. Bab V, Semikonduktor Hal: 121 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I Teorema Pita Energi Kristal Dalam sistem susunan berkala unsur-unsur, atom Si termasuk golongan IV, jadi ada 4 elektron pada orbit terluarnya. Masing- masing atom Si membentuk struktur kristal dengan atom-atom tetangganya dan elektron-elektron valensinya membentuk ikatan kovalen, sehingga masing-maing atom seolah-olah memiliki 8 elektron terluar dengan 4 elektron berasal dari miliknya sendiri sedang 4 elektron lainnya berasal dari 4 atom tetangga terdekatnya. Susunan ini membentuk kristal silikon intrinsik dengan muatan total = 0 coulomb, sketsa kristal Si ditunjukkan pada gambar berikut. + - - - -- - - - + - - - - - - + +- -- - + + + + + - - +- - Gambar 2, Sketsa kristal Si Kristal intrinsik ini bervibrasi akibat energi termal yang memberikan energi tambahan pada kristal instrinsik tsb. Energi ini tidak terdistribusi secara merata sehingga pada beberapa titik kisi akan pecah demikian pula elektronnya akan lepas dari ikatannya sehingga menjadi elektron bebas yang akan menjadi pembawa muatan negatif. Sebaliknya titik dimana elektron tsb meninggalkan tempatnya menjadi bermuatan positif dan dikenal sebagai hole, yang membawa muatan positif.
  • 4. Bab V, Semikonduktor Hal: 122 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I Bila diberi sumber DC akan ada arus listrik yaing mengalir di dalam kristal tsb. Elektron akan bergerak ke kutub positif sumber DC tsb sedangkan hole akan bergerak berlawanan arah. Mobilitas dan Konduktivitas Arus listrik pada metal terjadi akibat perpindahan elektron, sedang pada semikonduktor bergantung pada elektron dan hole. Semikonduktor dapat di-dope menjadi: a. dominan hole tipe-p b. dominan elektron tipe-n Hal ini berarti bahwa semikonduktor tipe-n memiliki jumlah elektron bebas lebih banyak dibandingkan dengan jumlah hole dan sebaliknya untuk tipe-p jumlah hole lebih banyak dari jumlah. Karena itu elektron pada tipe-n disebut pembawa muatan mayoritas dan hole
  • 5. Bab V, Semikonduktor Hal: 123 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I adalah pembawa muatan minoritas, sebaliknya pada tipe-p elektron adalah pembawa muatan minoritas sedangkan hole adalah pembawa muatan mayoritas. Semikonduktor Instrinsik Pada suhu 0 K, kristal Si atau Ge berkelakuan sebagai isolator, sedang pada suhu kamar T, beberapa ikatan kovalen putus akibat energi termal (Eg = 0,72 eV untuk Ge dan 1,1 eV untuk Si), akibatnya ada elektron bebas dalam kristal dan ada hole yang ditinggalkan oleh elektron akibat terputusnya ikatan kovalen tsb, seperti diilustrasikan sbb: Untuk semikonduktor intrinsik (murni) konsentrasi elektron bebas dan konsentrasi hole-nya sama, atau: in p n= = dengan in : konsentrasi instrinsik.
  • 6. Bab V, Semikonduktor Hal: 124 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I Untuk memperbesar konduktivitas, bahan semikonduktor itu diberi doping, akibatnya bahan itu itu akan menjadi tipe-n atau tipe-p tergantung doping-nya, sehingga menjadi semikonduktor ekstrinsik. Dopan dikelompokkan sebagai: a. donor diberi impuritas yang bervalensi +5 (misalnya P, As, Sb) tipe-n b. akseptor diberi impuritas yang bervalensi +3 (misalnya Bo, In, Ga, B) tipe-p Konsentrasi doping ~ 1 ppm. Dengan adanya doping maka akan berakibat n ≠ p, sehingga konduktivitasnya menjadi : untuk tipe-n d nnqσ μ= untuk tipe-p a ppqσ μ= dengan n dan p adalah masing-masing konsentrasi impuritas untuk donor dan akseptor. Pada saat pemberian impuritas donor (tipe-n) akan muncul tingkat energi yang diperbolehkan di bawah energi pita konduksi terendah yaitu sekitar ≈ 0,01 eV (untuk Ge) dan ≈ 0,05 eV (untuk Si). Sehingga pada suhu kamar hampir semua elektron donor berada di pita konduksi. Untuk impuritas akseptor (tipe-p) juga akan muncul tingkat energi di atas tingkat energi pita valensi tertinggi. Karena hanya perlu energi kecil saja elektron dari pita valensi berpindah ke tingkat energi akseptor akibatnya akan timbul hole di pita valensi.
  • 7. Bab V, Semikonduktor Hal: 125 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I dikotori dengan Sb dikotori dengan In Untuk kesetimbangan termal berlaku hukum mass-action, yaitu: 2 in p n× = Hasil kali konsentrasi hole dengan elektron tidak bergantung pada konsentrasi donor maupun akseptor tanpa memperhatikan level dopingnya. Jika ada donor, maka donor akan terionisasi sehingga rapat muatan menjadi = ND +p. Sedang untuk akseptor juga akan terionisasi, sehingga rapat muatan menjadi = NA + n. Karena semikonduktor dalam keadaan netral, akibatnya: ND +p = NA + n.
  • 8. Bab V, Semikonduktor Hal: 126 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I Untuk : tipe-n 2 i A n D n D n N =0 n N p N → ≈ → = tipe-p 2 i D n A p A n N =0 p N n N → ≈ → = dengan: nn, pn : konsentrasi elektron mobile, dan hole pada tipe-n np, pp : konsentrasi elektron mobile, dan hole pada tipe-p nn pn = ni 2 np pp = ni 2 NA dan ND adalah konsentrasi hole dan elektron inmobile elektron: pembawa muatan mayoritas pada tipe-n, dan pembawa muatan minoritas pada tipe-p hole: pembawa muatan mayoritas pada tipe-p, dan pembawa muatan minoritas pada tipe-n. Contoh untuk tipe-p, berlaku 0DN = diperoleh : 2 i D A n p N p n N n + = = + = atau 2 2 0A in N n n+ − = , didapat : 2 21 2 ( 4 )A A in N N n= − + + Untuk tipe-n (NA = 0), didapat : 2 21 2 ( 4 )D D ip N N n= − + + Sifat-sifat listrik dari Ge dan Si Metal bersifat unipolar arus listrik hanya berasal dari perpindahan elektron saja. Sedangkan Semikonduktor bersifat bipolar ada dua pembawa muatan (elektron pembawa negatif, hole pembawa positif). Pada saat bahan semikonduktor diberi medan listrik E timbul arus, n pJ (nμ pμ ) q E σ E= + = dengan n : konsentrasi elektron bebas
  • 9. Bab V, Semikonduktor Hal: 127 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I p : konsentrasi hole σ : konduktivitas σ = (n μn + p μp) q n = p = ni untuk semikonduktor intrinsik Konsentrasi intrinsik bergantung pada suhu yang dinyatakan sebagai: EGo kT2 3 i on A T e − = dengan Ao : konstanta EGo : energi gap pada T = 0 K k : konstanta Boltzman. Secara eksperimental energi gap bergantung pada suhu, sebagai: untuk Si: 1,21 – 3,60 x 10-4 T untuk Ge: 0,785 – 2,23 x 10-4 T Pada suhu ruang EG = 1,1 eV (Si) dan 0,72 eV (Ge) Mobilitas μ ternyata bergantung pada suhu dan medan listrik, sebagai: μ ÷ T-m untuk Si, m = 2,5 untuk elektron m = 2,7 untuk hole untuk Ge, m = 1,66 untuk elektron m = 2,33 untuk hole Jika E < 103 V/cm μ bukan fungsi E 103 < E < 104 V/cm μ ÷ E-1/2 E > 104 V/m μ ÷ E
  • 10. Bab V, Semikonduktor Hal: 128 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I Difusi Konsentrasi pembawa muatan dapat tidak homogen, seperti pada gambar. Ketidak homogen-an konsentrasi hole ini mengakibatkan arus difusi, yang dinyatakan sebagai : p p dp J qD dx = − dengan Dp : konstanta difusi untuk hole tanda minus karena dp/dx negatif untuk x positif. Difusi dan mobilitas saling dependen, sesuai dengan relasi Einstein: pn T n p DD kT V μ μ q = = = Pada semikonduktor gradien potensial dan gradien konsentrasi dapat terjadi bersama-sama, sehingga arus yang mengalir merupakan kombinasi karena drift dan difusi, sebagai:
  • 11. Bab V, Semikonduktor Hal: 129 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I p p p dp J q μ p E q D dx = − (A) n n n dn J q μ n E q D dx = + (B) Persamaan Kontinuitas Secara umum konsentrasi pembawa muatan sebagai fungsi dari posisi dan waktu, namun perlu diingat bahwa muatan tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, berlaku: po p Jp pp 1 t τ q x ∂−∂ = − ∂ ∂ (C) o n n n n J1 t τ q x n − ∂∂ = − ∂ ∂ (D) dengan index p dan n masing-masing untuk hole dan elektron, τ : mean lifetime, po dan no : nilai p dan n pada saat kesimbangan termal, J : rapat arus Medan listrik E berkaitan dengan rapat muatan sesuai dengan persamaan Poisson: ( )D A E ρ q p N n N x ε ε ∂ = = + − − ∂ (E) dengan ε : permitivitas bahan semikonduktor ND : konsentrasi donor NA : konsentrasi akseptor Dari kelima persamaan ini dapat dicari hubungan antara besaran- besaran p, n, E, Jp dan Jn. Untuk bahan tipe-n, persamaan di atas diberi indeks n, persamaan kontinuitas menjadi:
  • 12. Bab V, Semikonduktor Hal: 130 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I 2 no nn n n p p 2 p p pp (p E) p μ D t τ x x −∂ ∂ ∂ = − + ∂ ∂ ∂ . Persamaan ini sukar diselesaikan, ambil kasus khusus 1. Konsentrasi tak bergantung x (∂p/∂x = 0) dan E = 0 2. Konsentrasi tak bergantung t (∂p/∂t = 0) dan E = 0 3. Konsentrasi berubah secara sinusoida terhadap t dan E = 0 Dioda PN Hubungan pn dapat terjadi dengan mendifusi impuritas tipe-p pada salah satu ujung kristal tipe-n. Walaupun ada hubungan antara dua tipe silikon namun sebagai keseluruhan bertidak sebagai kisi kristal tunggal. Akibatnya elektron bebas dari tipe-n akan bergerak menuju hole pada tipe-p demikian pula hole pada tipe-p bergerak ke elektron di tipe-n sehingga terjadi proses rekombinasi. Selanjutnya akan terjadi lapisan deplesi. Pada dasarnya lapisan ini adalah isolator dengan kelebihan elektron di sisi tipe-p dan kelebihan hole di sisi tipe-n dan berakibat timbulnya beda tegangan di hubungan pn, yaitu Vγ , seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Setelah hubungan PN terbentuk, hole dari tipe-p konsentrasinya lebih besar dari hole di tipe-n, sehingga hole akan berdifusi, demikian pula pada elektron juga akan berdifusi dan ber-rekombinasi. Namun proses ini tidak terjadi terus menerus dan akan berhenti jika terjadi kesetimbangan antara difusi dan drift. Dalam keadaan seimbang: 1. daerah tipe-p netral 2. daerah muatan ruang tipe-p 3. daerah muatan ruang tipe-n 4. daerah tipe-n netral Daerah (2) dan (3) daerah muatan ruang/lapisan deplesi/dipole listrik. Pada daerah ini ada medan listrik walaupun tidak diberi tegangan.
  • 13. Bab V, Semikonduktor Hal: 131 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I p n - - - - - + + + + + lapisan deplesi V? -dp +dp Gambar 3 Lapisan deplesi dan tegangan deplesi Vγ Dalam keadaan seimbang, Jn = 0, sehingga: n n n dn J q μ n E q D dx = + = 0. Diperoleh ( )n n D 1 dn kT d E ln n μ n dx q dx = − = − (Relasi Einstein n n D kT μ q = ) atau: ( ) n n p p d d B d d kT d V E dx ln n dx q dx− − = =∫ ∫ n pn B 2 p i n nnkT kT V ln ln q n q n = = = A D 2 i n nkT ln q n Jadi walaupun dalam keseimbangan termal, terdapat beda tegangan antara antara kedua kutub dioda tegangan difusi. Model Pita pada dioda hubungan Ada banyak cara untuk membuat dioda hubungan, diantaranya adalah dengan step junction, yaitu distribusi muatan akseptor/donor secara uniform. Pada saat dihubungkan tingkat energi Ferminya akan sama, seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.
  • 14. Bab V, Semikonduktor Hal: 132 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I ? ? EF EC EV Daerah tipe -p Daerah tipe -n Untuk 0 < x < dn: Pers. Poisson : Dq NdE dx ε = D n q N E x C ε = + D n q N E (x-d ) ε = Untuk –dp < x < 0: A p q N E - x C ε = + A p q N E - (x d ) ε = + dengan Cn dan Cp : konstanta integrasi, dicari dengan syarat batas. Pada x = 0, E = Em dan E = 0 untuk x = -dp dan x = dn Cn = Cp A p p q N d C - ε = dan D n n q N d C - ε = ND dn = NA dp. Sedangkan potensial listrik diperoleh dari V E dx= ∫ Untuk 0 < x < dn : ( ) 2 A p2D 1 n2 qN dqN V x d x ε 2ε = − − + Untuk – dp < x < 0: ( ) 2 A p2A 1 p2 qN dqN V x d x ε 2ε = − + Pada x = dn V = ( )2 2 A p D n B q N d N d V 2ε + = Secara grafis ditunjukkan sbb:
  • 15. Bab V, Semikonduktor Hal: 133 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I Hubungan antara energi elektron dengan tegangan elektrostatis dinyatakan sebagai E = - qV. Sehingga model pita pada dioda hubungan p-n sbb:
  • 16. Bab V, Semikonduktor Hal: 134 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I Kapasitansi pada lapisan Deplesi Pada lapisan deplesi terdapat muatan ppositif dan negatif, yang dapat dianggap sebagai kapasitor, seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Dengan menganggap sebagai kapasitor plat sejajar, maka kapasitansi dari dioda tsb adalah:
  • 17. Bab V, Semikonduktor Hal: 135 Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Kuliah Elektronika I n p εA εA C d d d = = + Kapasitansi ini dikenal sebagai kapasitansi deplesi (kapasitansi hubungan) dengan memanfaatkan ND dn = NA dp dan ( )2 2 A p D n B q N d N d V 2ε + = diperoleh d = dn + dp = B A D 2 V 1 1 q N N ε ⎛ ⎞ +⎜ ⎟ ⎝ ⎠ . Sebaliknya jika ada tegangan bias, maka persamaan ini nilai VB diganti dengan VB ± V, dengan V tegangan bias yang diberikan ke dioda hubungan, sehingga ( )B A D 2ε 1 1 d V V q N N ⎛ ⎞ = + ±⎜ ⎟ ⎝ ⎠ Selanjutnya diperoleh: ( ) ( )BB A DA D εA qε C A 1 12ε 1 1 2 V VV V N Nq N N = = ⎛ ⎞⎛ ⎞ + ±+ ± ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎝ ⎠⎝ ⎠ Secara grafis hubungan C-2 vs. V diberikan sbb: