E-modul ini membahas tiga topik utama tentang mikropaleontologi: jenis dan siklus hidup foraminifera, cara klasifikasi dan identifikasi spesies, serta cara terkumpulnya fosil dan jenis-jenisnya.
Piroksen adalah mineral penyusun batuan beku yang berwarna gelap. Ia merupakan senyawa silika oksida yang mengandung magnesia dan kalsium. Piroksen dapat ditemukan dalam batuan beku dan metamorfik dengan rumus umum XY(Si,Al)2O6.
Batuan beku memiliki berbagai warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral yang beragam. Terdapat tiga jenis batuan beku utama yaitu batuan beku asam, intermediet, dan basa; serta variasi ultra basa. Masing-masing jenis batuan memiliki ciri khas yang berbeda sesuai dengan proses pembentukannya di dalam atau di permukaan bumi.
Dokumen tersebut membahas perkembangan konsep dan klasifikasi endapan mineral, dimulai dari klasifikasi Lindgren pada 1911 hingga modifikasi oleh Graton dan Buddington pada 1930-an. Klasifikasi tersebut didasarkan pada proses pembentukan, kedalaman, temperatur, dan komoditas logamnya."
Rijang (SiO2) merupakan batuan endapan silikat kriptokristalin dengan permukaan licin yang tersusun dari sisa organisme penghasil silika. Rijang memiliki sistem kristal heksagonal dan berperawakan masif, serta sejak zaman batu digunakan untuk membuat peralatan. Rijang ditemukan di beberapa daerah di Jawa melalui penambangan terbuka.
E-modul ini membahas tiga topik utama tentang mikropaleontologi: jenis dan siklus hidup foraminifera, cara klasifikasi dan identifikasi spesies, serta cara terkumpulnya fosil dan jenis-jenisnya.
Piroksen adalah mineral penyusun batuan beku yang berwarna gelap. Ia merupakan senyawa silika oksida yang mengandung magnesia dan kalsium. Piroksen dapat ditemukan dalam batuan beku dan metamorfik dengan rumus umum XY(Si,Al)2O6.
Batuan beku memiliki berbagai warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral yang beragam. Terdapat tiga jenis batuan beku utama yaitu batuan beku asam, intermediet, dan basa; serta variasi ultra basa. Masing-masing jenis batuan memiliki ciri khas yang berbeda sesuai dengan proses pembentukannya di dalam atau di permukaan bumi.
Dokumen tersebut membahas perkembangan konsep dan klasifikasi endapan mineral, dimulai dari klasifikasi Lindgren pada 1911 hingga modifikasi oleh Graton dan Buddington pada 1930-an. Klasifikasi tersebut didasarkan pada proses pembentukan, kedalaman, temperatur, dan komoditas logamnya."
Rijang (SiO2) merupakan batuan endapan silikat kriptokristalin dengan permukaan licin yang tersusun dari sisa organisme penghasil silika. Rijang memiliki sistem kristal heksagonal dan berperawakan masif, serta sejak zaman batu digunakan untuk membuat peralatan. Rijang ditemukan di beberapa daerah di Jawa melalui penambangan terbuka.
Bab 3 membahas mineral dan batuan sebagai bahan padat yang membentuk kerak bumi. Terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang dikelompokkan menjadi mineral silikat dan non-silikat. Mineral dapat dikenali melalui sifat fisik seperti bentuk kristal, berat jenis, dan kekerasan. "
1. Lingkaran Mohr digunakan untuk merepresentasikan tegangan dan regangan bidang pada suatu elemen. Lingkaran ini memiliki pusat dan jari-jari yang berhubungan dengan besaran tegangan normal maksimum dan minimum serta tegangan geser.
Tahapan eksplorasi bahan galian terdiri dari beberapa tahap, mulai dari persiapan, pemetaan geologi, penyelidikan geokimia dan geofisika, pembuatan parit uji dan sumur uji, pemetaan topografi, hingga penyelidikan lebih lanjut seperti geoteknik dan lingkungan. Eksplorasi bertujuan mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar, dan cadangan endapan mineral untuk analisis kelayakan
1. Kekar adalah struktur rekahan pada batuan yang terbentuk karena tidak ada atau relatif tanpa pergeseran pada bidang rekahannya
2. Terdapat beberapa jenis kekar seperti kekar lembar, kekar pengerutan, dan kekar akibat tektonik
3. Kekar diklasifikasikan berdasarkan bentuknya seperti sistematik dan non sistematik, serta berdasarkan genesanya seperti kekar gerus dan kekar tarikan
Dokumen tersebut membahas tentang geoteknik tambang yang merupakan salah satu alat penting dalam perencanaan tambang. Geoteknik digunakan untuk menganalisis stabilitas lereng tambang dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti geometri lereng, struktur batuan, sifat fisik dan mekanik batuan. Analisis stabilitas lereng diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat longsoran yang dapat membahayakan kesel
Dokumen tersebut membahas perencanaan konstruksi jalan rigid pavement (perkerasan kaku) yang mencakup jenis perkerasan kaku, parameter perencanaan seperti kekuatan tanah dasar, lapis pondasi, beton, dan beban lalu lintas, serta tata cara perhitungan ketebalan plat perkerasan berdasarkan kapasitas tanggungan tanah dan beban lalu lintas rencana.
Batuan sedimen terbentuk dari endapan material hasil erosi batuan lain atau aktivitas organisme. Terdiri dari batuan klastik yang terbentuk dari fragmen batuan dan batuan nonklastik dari endapan kimia. Ukuran butir, komposisi, dan struktur menentukan jenis batuan sedimen seperti pasir, lempung, batugamping.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep tegangan, regangan, dan lendutan pada balok. Termasuk definisi tegangan normal, geser, dan lentur serta hubungannya dengan regangan.
2. Juga dibahas cara menentukan titik berat dan momen inersia pada penampang regular dan gabungan yang digunakan untuk menghitung tegangan dan lendutan.
3. Memberikan contoh perhitungan titik berat pada penampang
Laporan praktikum geomorfologi tentang peta bentuk lahan asal denudasional. Menguraikan proses denudasi yang menghasilkan berbagai bentuk lahan seperti pegunungan, perbukitan, peneplain, dan lereng akibat erosi, pelapukan, dan gerakan massa batuan yang dipengaruhi gravitasi.
Batuan sedimen terbentuk dari endapan materi hasil erosi atau pelarutan yang kemudian mengalami proses sementasi dan litifikasi. Terdapat tiga proses utama dalam pembentukannya, yaitu pemampatan, penyimenan, dan penghabluran semula. Batuan sedimen dikelompokkan berdasarkan lingkungan pembentukan, komposisi, dan prosesnya. Tekstur dan struktur memberikan informasi tentang proses pembentukan batuan sedimen.
Bab 3 membahas mineral dan batuan sebagai bahan padat yang membentuk kerak bumi. Terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang dikelompokkan menjadi mineral silikat dan non-silikat. Mineral dapat dikenali melalui sifat fisik seperti bentuk kristal, berat jenis, dan kekerasan. "
1. Lingkaran Mohr digunakan untuk merepresentasikan tegangan dan regangan bidang pada suatu elemen. Lingkaran ini memiliki pusat dan jari-jari yang berhubungan dengan besaran tegangan normal maksimum dan minimum serta tegangan geser.
Tahapan eksplorasi bahan galian terdiri dari beberapa tahap, mulai dari persiapan, pemetaan geologi, penyelidikan geokimia dan geofisika, pembuatan parit uji dan sumur uji, pemetaan topografi, hingga penyelidikan lebih lanjut seperti geoteknik dan lingkungan. Eksplorasi bertujuan mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar, dan cadangan endapan mineral untuk analisis kelayakan
1. Kekar adalah struktur rekahan pada batuan yang terbentuk karena tidak ada atau relatif tanpa pergeseran pada bidang rekahannya
2. Terdapat beberapa jenis kekar seperti kekar lembar, kekar pengerutan, dan kekar akibat tektonik
3. Kekar diklasifikasikan berdasarkan bentuknya seperti sistematik dan non sistematik, serta berdasarkan genesanya seperti kekar gerus dan kekar tarikan
Dokumen tersebut membahas tentang geoteknik tambang yang merupakan salah satu alat penting dalam perencanaan tambang. Geoteknik digunakan untuk menganalisis stabilitas lereng tambang dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti geometri lereng, struktur batuan, sifat fisik dan mekanik batuan. Analisis stabilitas lereng diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat longsoran yang dapat membahayakan kesel
Dokumen tersebut membahas perencanaan konstruksi jalan rigid pavement (perkerasan kaku) yang mencakup jenis perkerasan kaku, parameter perencanaan seperti kekuatan tanah dasar, lapis pondasi, beton, dan beban lalu lintas, serta tata cara perhitungan ketebalan plat perkerasan berdasarkan kapasitas tanggungan tanah dan beban lalu lintas rencana.
Batuan sedimen terbentuk dari endapan material hasil erosi batuan lain atau aktivitas organisme. Terdiri dari batuan klastik yang terbentuk dari fragmen batuan dan batuan nonklastik dari endapan kimia. Ukuran butir, komposisi, dan struktur menentukan jenis batuan sedimen seperti pasir, lempung, batugamping.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep tegangan, regangan, dan lendutan pada balok. Termasuk definisi tegangan normal, geser, dan lentur serta hubungannya dengan regangan.
2. Juga dibahas cara menentukan titik berat dan momen inersia pada penampang regular dan gabungan yang digunakan untuk menghitung tegangan dan lendutan.
3. Memberikan contoh perhitungan titik berat pada penampang
Laporan praktikum geomorfologi tentang peta bentuk lahan asal denudasional. Menguraikan proses denudasi yang menghasilkan berbagai bentuk lahan seperti pegunungan, perbukitan, peneplain, dan lereng akibat erosi, pelapukan, dan gerakan massa batuan yang dipengaruhi gravitasi.
Batuan sedimen terbentuk dari endapan materi hasil erosi atau pelarutan yang kemudian mengalami proses sementasi dan litifikasi. Terdapat tiga proses utama dalam pembentukannya, yaitu pemampatan, penyimenan, dan penghabluran semula. Batuan sedimen dikelompokkan berdasarkan lingkungan pembentukan, komposisi, dan prosesnya. Tekstur dan struktur memberikan informasi tentang proses pembentukan batuan sedimen.
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari transformasi batuan sebelumnya akibat proses metamorfosis. Metamorfosis dibedakan menjadi metamorfosis regional dan lokal, dan struktur batuan metamorf meliputi foliasi dan non-foliasi. Batuan metamorf memiliki manfaat sebagai bahan bangunan.
Batuan sedimen terbentuk dari endapan sedimen yang mengalami proses kompaksi dan sementasi. Terdiri dari batuan klastik yang berasal dari erosi batuan lain, dan non-klastik yang berasal dari endapan kimiawi/biokimia. Memiliki ciri berlapis, mengandung fosil, dan terdiri dari fragmen butiran.
Batuan sedimen klastik terbentuk dari proses pelapukan, erosi, transportasi, dan pengendapan fragmen batuan. Terdiri dari butiran klastik seperti kuarsa, feldspar, dan fragmen litik serta matriks lempung. Diklasifikasi berdasarkan ukuran butir, komposisi, dan struktur perlapisan seperti laminasi. Contohnya adalah batupasir, konglomerat, dan mudrock.
Batuan penyusun kerak bumi terdiri atas tiga kelas utama yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Batuan beku terbentuk dari pemadatan magma, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari akumulasi fragmen batuan dan mineral hasil erosi. Batuan metamorf terbentuk dari perubahan struktur dan komposisi batuan akibat pengaruh tekanan dan suhu tinggi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan berbagai jenis batuan yang terbentuk di Bumi, termasuk batuan beku, sedimen, metamorf, dan piroklastik gunung api. Jenis-jenis batuan dijelaskan berdasarkan proses pembentukannya, mineral utama, tekstur, dan contohnya.
Teks tersebut membahas tentang petrologi batuan sedimen. Secara singkat, batuan sedimen terbentuk dari proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi partikel-partikel batuan lain. Proses-proses tersebut menghasilkan batuan sedimen yang berlapis-lapis dan bervariasi teksturnya, tergantung ukuran butir dan lingkungan pembentukannya.
Batuan sedimen terbentuk dari endapan material hasil pelapukan dan pengangkatan batuan lain. Terdiri dari fragmen, matriks, dan semen. Dibagi menjadi klastik (detritus) dan non-klastik (kimiawi/biologi). Klastik memiliki ukuran butir, kebundaran, kemas, dan pemilahan. Non-klastik memiliki struktur fosil, oolitik, pisolitik. Contohnya pasir (ukuran 1/16-2mm) dan kong
Teks tersebut menjelaskan sejarah dan operasi pertambangan batubara PT Bukit Asam, termasuk lokasi, geologi, dan struktur organisasi perusahaan. PT Bukit Asam memulai operasi pertambangan batubara pada tahun 1919 di Tambang Air Laya dan telah berkembang menjadi perusahaan terkemuka di Indonesia dengan beberapa tambang utama seperti Muara Tiga Besar dan Banko Barat.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai latar belakang dan pengalaman kerja seseorang bernama Rochsyid Anggara di berbagai perusahaan pertambangan selama lebih dari 10 tahun. Dokumen selanjutnya memberikan penjelasan konsep dasar ventilasi tambang, tujuan, prinsip kerja, jenis-jenis ventilasi, gas-gas pengotor udara tambang, peralatan ventilasi, dan peta ventilasi tambang.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Β
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP βCSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)β akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel β BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info iniπ utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Β
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Β
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Β
sekilas mengenai batuan
1. ii.1 Mengenal Batuan Sedimen
Batuan sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan bumi
yang mengalami pelapukan. Material hasil rombakan batuan diatas permukaan bumi akibat
proses-proses eksogen, pelapukan dan erosi, merupakan material yang sifatnya urai. Terdiri
dari fragmen batuan, mineral dan berbagai material lainnya yang berasal dari atas permukaan
bumi
Material urai ini tertransport oleh air, angin dan gaya gravitasi ketempat yang lebih
rendah, cekungan, dan diendapkan sebagai endapan atau sedimen dibawah permukaan air.
Sedimen yang terakumulasi tersebut mengalami proses litifikasi atau proses pembentukan
batuan. Proses yang berlangsung adalah kompaksi dan sementasi, mengubah sedimen
menjadi batuan sedimen. Setelah menjadi batuan sifatnya berubah menjadi keras dan
kompak.
Proses kompaksi pada umumnya akibat beban sedimen yang ada diatasnya,
menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan juga air yang dikandung dalam
pori terperas keluar. Sementasi adalah proses dimana butiran-butiran sedimen direkat dengan
material lain yang terbentuk kemudian, dapat berasal dari air tanah atau pelarutan mineral-
mineral dalam sedimen itu sendiri. Material semennya dapat merupakan silika, karbonat, atau
oksida (besi).
Material sedimen dapat berupa :
1. Fragmen dari batuan lain dan mineral-mineral, seperti kerikil di sungai, pasir di pantai dan
lumpur di laut
2. Hasil penguapan dan proses kimia, garam di danau payau dan kalsium karbonat di laut
dangkal
3. Material organik, seperti koral di laut, vegetasi di rawa-rawa.
Sifat β sifat utama batuan sedimen :
a. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses
sedimentasi.
b.Sifat klastik yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas, terutama pada
golongan detritus.
c. Sifat jejak adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
d. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, kalsit, dolomite dan
rijing
ii.2 Klasifikasi batuan
Oleh karena keragaman pembentukan (genesa), tekstur, komposisi dan penampilan
batuan sedimen, maka dasar klasifikasinyapun ada bermacam-macam. Pengelompokan
batuan sedimen yang ideal berdasarkan ukuran butir, bentuk dan material pembentuknya.
2. Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat dibedakan
menjadi 2 macam :
1. Batuan Sedimen Klastik; Yaitu batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran
batuan lain. Kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya mengalami diagenesa.
Dikelompokkan berdasarkan butir materialnya. Untuk itu diperlukan satu acuan butir
komponen materialnya, dan telah dibuat oleh Wentworth, dikenal sebagai skala Wenworth:
Boulder β₯ 256 mm
Cobble 64 β 256 mm
Pebble 4 β 64 mm
Granule 2 β 4 mm
Sand 1/16 β 2 mm
Silt 1/256 β 1/16 mm
Clay β€ 1/256 mm
Tabel 1
Boulder dan Cobble dapat diartikan sebagai bongkah, pebble sama dengan kerakal, granule
seukuran dengan kerikil, sand sama dengan pasir, sedangkan silt dan clay adalah lempung.
Batuan sedimen klastik terdiri dari butiran-butiran. Butiran yang besar disebut fragmen dan
diikat oleh masa butiran-butiran yang lebih halus, matriks. Batuan sedimen klastik yang
dikelompokkan berdasarkan besar butir materialnya, sebagai konglomerat, batu pasir, serpih
dan batu lempung.
a. Konglomerat
Gambar I
Ciri-ciri :
β’ Berwarna kelabu keputihan
β’ Tersusun atas beberapa sens (kerikil-kerikil bulat), tidak ada goresan, tidak mengkilap,
kekerasan 5,5-6 patahan tidak sempurna,p ermukaan tidak rata, berat.
Genesa :
Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir
kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm
3. yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat & dipadatkan
lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk menggerakan
fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.
Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan dengan ukuran berbeda
dan bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat. Bentuk fragmen yang membulat akibat
adanya aktivitas air, umumnya terdiri atas mineral atau batuan yang mempunyai ketahanan dan
diangkut jauh dari sumbernya. Di antara fragmen- fragmen konglomerat diisi oleh sedimen-
sedimen halus sebagai perekat yang umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika, dan Kalsit.
Fragmen-fragmen konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral atau batuan atau beraneka
macam campuran. Seperti halnya breksi, sifatnya yang heterogen menjadikan berwarna-warni.
Konglomerat umumnya diendapkan pada air dangkal.
Kegunaan : Digunakan Sebagai pondasi bangunan.
b.Batu pasir
Batu pasir adalah pada batuan sediment dengan ukuran butir antara 1/16 milimeter dan 2 mm.
( untuk siltstone terbentuk dari butiran yang lebih halus). Walaupun batupasir tidak
menandakan adanya mineral istimewa, tetapi pada kenyataannya batu pasir biasanya banyak
mengandung mineral kuarsa. Kebanyakan batu pasir tetap mengandung sejumlah kecil dari
mineral mineral clays, hematite,ilmenite,feldspar dan mica, yang menambah warna dan
karakter dari matrix kuarsa. Batupasir yang mempunyai kandungan mineral pengotor dalam
jumlah besar digolongkan sebagai wacke atau graywacke.
Gambar II
Batu pasir terbentuk ketika pasir jatuh dan terendapkan pada bagian offshore dari delta delta
sungai, tetapi gurun pasir dan pantai dapat membentuk perlapisan batu pasir apabila dikaji
pada rekaman geologi. Batu pasir biasanya tidak mengandung fosil-fosil, sebab energi yang
terdapat pada lingkungan ketika lapisan lapisan pasir terbentuk tidak mendukung untuk
terpeliharanya fosil-fosil tersebut. Sebagai pemandangan dan pembentuk batuan, batupasir
penuh dengan karakter, warna yang khas dan cepat terawetkan.
Butiran dari kuarsa di dalam batu pasir tersement bersama dengan silika ( yang secara
kimiawi sama dengan kuarsa), atau kalsium karbonate atau oksida besi. Warna coklat dan
belang pada batu pasir yang kasar disebabkan sejumlah kecil dari mineral mineral besi
b. Batu lempung
Gambar III
Genesa :
Type utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan lempung letakan
(sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan
(alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung
ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.
Kegunaan :
4. Lempung umumnya digunakan untuk bahan pembuatan keramik, bahan baku semen Portland,
genteng, gerabah dan bata.
c. Batu serpih
Gambar IV
Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau tanah liat, berwarna abu-abu kehijauan, merah,
atau kuning. Dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Berasal dari pelapukan batuan tanah
liat.
2. Batuan Sedimen Non Klastik; Yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses
transportasi. Pembentukannya adalah kimiawi dan organis.
Batuan sedimen nonklastik yang banyak dijumpai adalah batu gamping atau (limestone)
Gambar V
Terdiri terutama dari mineral kalsium karbonat. CaCO3 yang terjadi akibat proses
kimia atau organik. Kalsium karbonat diambil oleh orgasme dari air dimana ia hidup untuk
membuat cangkangnya atau bagian yang keras. Setelah organismenya mati tertinggal
cangkangnya atau bagian yang kerasnya dan terkumpul didasar laut. Lama kelamaan
membentuk endapan batu gamping yang terdiri dari cangkang dan pecahan-pecahannya.
Tebalnya sampai ratusan meter dan beberapa kilometer persegi luasnya. Dalam air yang
tenang, terendapkan kalsium karbonat dengan kristal-kristal berbentuk jarum, beralaskan
lumpur karbonat. Endapan ini setelah mengalami kompaksi mengkristal kembali menjadi
batu gamping kristalin, dengan kristal-kristal sangat halus, yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop dengan perbesaran sangat tinggi. Selain batu gamping, dijumpai juga endapan
garam dan Gypsum , keduanya merupakan hasil penguapan. Garam terdiri dari mineral halit,
komposisinya NaCl, dan Gypsum berkomposisi CaSO4.2H2O. Keduanya terdapat sebagai
lapisan-lapisan pada tempat yang terbatas.
Menurut R.P. Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan
yaitu :
A. Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara
lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di
lingkungan sungai dan danau atau laut.
5. Gambar VI
B. Golongan Detritus Halus
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai
laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan
Nepal.
Gambar VII
C. Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera.
Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih
dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras
sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai
bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material
penyusunnya.
Gambar VIII
D. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk
lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah
diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
Gambar IX
6. E. Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup
pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup,
sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur β unsur tertentu. Dan faktor yang
penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan
tersebut. Batuan β batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.
Gambar X
03121002092
F. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur β unsur organik yaitu dari tumbuh β tumbuhan.
Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang
tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan
terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan
sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
( Danang Endarto, 2005 )
GambarXI
#