Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan total quality management (TQM) dan implementasi awal TQM dalam dunia pendidikan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) TQM berawal dari kebutuhan akan kualitas produksi massal, (2) TQM di Jepang berkembang setelah Perang Dunia 2, dan (3) penerapan awal TQM dalam pendidikan meliputi pengembangan guru dan standarisasi mutu pendidikan.
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
sejarah total quality management
1. Muhamad Anugrah
NIM. 2190060006
Email: agah120285@gmail.com
Website: www.mendongeng.com
SEJARAH TOTAL QUALITY
MANAJEMEN
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
PASCASARJANA
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2. * Awal Kebutuhan terhadap Kualitas Produksi
• Produksi di Masa Lalu
• Para pengrajin di masa
lalu menetapkan dan
mempertahankan
standar mereka sendiri
• Pengrajin
menggantungkan dirinya
terhadap reputasi dan
mata pencaharian
• Mereka mendirikan
serikat yang mengatur
kualitas dan
mengembangkan
program magang yang
memastikan bahwa ada
pelatihan dan peraturan
yang tepat dalam hal ini
• Awal Kebutuhan Terhadap TQM
• Munculnya produksi massal mengubah
kulitas itu sepenuhnya. Tidak ada lagi
individu yang bertanggung jawab untuk
membuat seluruh produk
• proses manufaktur memecah pekerjaan
menjadi tugas-tugas yang sempit dan
berulang-ulang
• Pengrajin menjadi inspektur dan standar
mulai muncul
• secara bertahap, tiga atau empat kelas
pekerja terbentuk; yang sangat trampil,
trampil, setengah trampil dan tidak trampil
• Mekanisasi dan otomatisasi kemudian
diperkenalkan untuk produksi yang lebih
cepat. Dengan perubahan-perubahan ini ia
menuntut keterampilan dikurangi dan
industri lebih mengandalkan inspektur
untuk memastikan kualitas produk
3. * Perkembangan Mutu Total Quality Manajemen
Era Tanpa Mutu
dimulai sebelum abad ke-18, dimana produk
yang dibuat tidak memperhatikan mutu
Era Inspeksi (1800-an)
• produsen mulai mendapatkan pesaing dan produksi yang digunaka
n adalah produksi massal
• Pemilihan terhadap produk akhir dilakukan dengan melakukan ins
peksi.
• tanggung jawab terhadap produk didelegasikan pada departemen
inspeksi/operasi dengan titik berat pada produk akhir sebelum dil
epas ke konsumen sehingga perbaikan terjadi ketika kesalahan tel
ah terjadi
Era Statistical Quality Control (1930
-an)
Diperkenalkan oleh Walter A. Shewart
Tetapi pada statistical quality control, departemen in
speksi dilengkapi dengan alat dan metode statistic dal
am mendeteksi adanya penyimpangan yang terjadi dal
am produk yang dihasilkan selama proses produksi.
Era Quality Assurace
Di era ini, konsep mutu mengalami perluasan. Jika dulu hanya terbatas pa
da tahap produksi kini mulai merambah ke tahap desain dan koordinasi de
ngan departemen jasa ( seperti bengkel, energy, perencanaan dan pengen
dalian produksi, serta pergudangan ).
Era Total Quality Management
Kekalahan Jepang pada perang dunia II, membangkitkan budaya J
epang dalam membangun sistem kualitas modern. Hadirnya pakar
kualitas W. Edward Deming di Jepang pada tahun 1950 membuat p
ara ilmuwan dan insinyur Jepang lebih bersemangat dalam memba
ngun dan memperbaiki sistem kualitas.
Era Gugus Kendali Mutu/Quality Control Circle
TQM sangat mengutamakan adanya Gugus Kendali Mutu ( Quality Control Cir
cle ),yaitu sebuah mekanisme dan dinamika yang menjamin adanya evaluasi
terhadap berbagai hasil yang diperoleh secara kontinyu, dalam sebuah kelo
mpok.
4. Implemetasi Awal Total Quality Mangement dalam Dunia Pendidikan
• Salah satu masalah penting di dalam dunia pendidikan adalah masih rendahnya mutu keluarannya.
• Periode 1950 – 1965, ujian nasional disebut dengan Ujian Penghabisan, negera mengelola
• Periode 1965 – 1971, ujian nasional disebut dengan Ujian Negara, negara mengelola
• Periode 1972 – 1979, Penyelenggaraan ujian nasional dilakukan oleh masing-masing sekolah atau atau
sekelompok sekolah
• Periode 1980 – 2001, disebut dengan EBTANAS. Kelulusan siswa ditentukan oleh kombinasi nilai EBTANAS
yang dikoordinasi oleh pemerintah pusat dan EBTA yang dikoordinasi oleh pemerintah daerah serta ditambah
nilai ujian harian yang tertera di buku rapor. kelulusan berdasarkan nilai rata-rata seluruh mata pelajaran
yang diujikan meskipun ada siswa yang mendapat nilai dibawah tiga pada mata pelajaran tertentu.
• Periode 2002 – 2004, kelulusan siswa didapat berdasarkan nilai minimal pada setiap mata pelajaran 4.01
dan tidak ada nilai rata-rata minimal.
• Periode 2005 – 2012, nilai rata-rata minimal 5.50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai
minimal 4.0 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4.25 untuk mata pelajaran lainnya.
• Membuat empat kebijaksanaan strategis yang terdiri atas perluasan kesempatan belajar, meningkatkan mutu
pendidikan, peningkatan relevansi, serta efisiensi, dan efektivitas penyelenggara pendidikan.
• Mengadakan serangkaian kegiatan penataran guru, pembentukan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sejenis (MGMP dan
KKG), didirikannya Pusat Kegiatan Guru (PKG), Lembaga Balai Penataran Guru (BPG) dan lain sebagainya.
• Sumber penyebab rendahnya kualitas pendidikan tersebut adalah aspek pengelolaan atau manajemen. Secara internal
hal tersebut disebabkan oleh penerapan pendekatan input-output yang keliru. Terlalu mengedepankan aspek input
pada penyelesaian hampir semua kasus pendidikan di sekolah. Misalnya kekurangan guru, ditambah guru, membangun
laboratorium, dan seterusnya. Ada satu faktor yang terlupakan, yaitu bagaimana berbagai input tersebut
dipertemukan dan berinteraksi di dalam proses belajar-mengajar.
5. * Munculnya Sistem Penjaminan Mutu Internal
SISDIKNAS SNP
SPME : LPMP dan Pemda (TPMPD)
SPMI : TPMPS (TPS dan Tim Monev)
P TK
SARANA &
PRASARANA PEMBIAYAAN
PENGELOLAAN
KOMPETENSI
LULUSAN
6. SATUAN
PENDIDIKAN
EVALUASI/
AUDIT
PENETAPAN
STANDAR
PEMETAAN
MUTU
PERENCANAAN
PENINGKATAN
MUTU
IMPLEMENTASI
PENINGKATAN
MUTU
SISTEM PENJAMINAN MUTU EKSTERNAL
Pemerintah/Pemeri
ntah Daerah
Pemetaan
Mutu Sekolah
Perencanaan
Peningkatan
Mutu
Fasilitasi
Pemenuhan/P
eningkatan
Mutu
Inspeksi
Pelaksanaan
Penjaminan
Mutu
SISTEM INFORMASI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Badan/Lembaga
Akreditasi
Audit Mutu
Eksternal
Penetapan
Akreditasi
Badan/Lembaga
Standarisasi
Penetapan
Standar Mutu
Pembuatan
Strategi
Peningkatan Mutu
Evaluasi
Pencapaian Mutu
* SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH (Permendikbud 28/2016)
6
7. SEKOLAH BERMUTU
Sekolah yang menyenangkan
PendidIkan yang membentuk
karakter dan menghasilkan pembelajar
Isi
Kompetensi
Lulusan
Proses
Peniliaian
PTK
Pengelolaan
Pembiayaan
Sarana/
Prasarana
“Sekolah yang secara sada
r, mandiri dan berkesina
mbungan menjalankan pe
ndidikan yang bermutu ses
uai dengan Standar Nasion
al Pendidikan (SNP).
7