Bahasa Indonesia mulai berkembang dari bahasa Melayu abad ke-7 dan ditetapkan sebagai bahasa negara pada 1945. Ejaan bahasa Indonesia telah mengalami beberapa perubahan sejak ejaan Van Ophuysen tahun 1901 hingga Ejaan Bahasa Indonesia terkini. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa, penghubung antar budaya, dan bahasa resmi negara. Terdapat berbagai ragam bahasa Indonesia seperti bahasa ilmiah, non-il
4. Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober
1928, pada saat sumpah pemuda.
Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari
bahasa Melayu yang dari dahulu sudah dipakai
sebagai bahasa perhubungan di Asia Tenggara
sejak abad ke-7.
Bahasa Indonesia ditetapkan kedudukannya
sebagai bahasa negara pada saat disahkannya
Undang-Undang Dasar 1945 pada tanggal 18
Agustus 1945.
SEJARAH
5. MENGAPA BAHASA MELAYU?
Pemilihan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia
didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu:
• Bahasa Melayu telah tersebar luas di Nusantara
• Bahasa Melayu diterima oleh semua suku di Indonesia
• Bahasa Melayu bersifat demokratis, maksudnya tidak
membedakan tingkatan dalam pemakaian sehingga
meniadakan sifat feodal
7. Ejaan Van Ophuysen
Merupakan ejaan pertama yang dimiliki bahasa
Indonesia yang ditetapkan tahun 1901. Perancang
ejaan ini adalah orang Belanda yaitu Charles van
Ophusyen yang dibantu oleh Tengku Nawawi dan M.
Taib Soetan Ibrahim.
8. Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata
Melayu menurut model yang dimengerti orang
Belanda, sebagai contoh:
• Huruf ‘j’ untuk menuliskan bunyi ‘y’
• Huruf ‘oe’ untuk menuliskan bunyi ‘u’
• Tanda diakritik untuk menuliskan bunyi hamzah,
contoh: ma’mur, ‘akal, dll.
9. Ejaan Republik
Ejaan ini berlaku sejak 17 Maret 1947 menggantikan
ejaan pertama yang dimiliki bahasa Indonesia. Ejaan
Republik juga disebut ejaan Soewandi.
Mr. Soewandi merupakan seorang menteri yang
menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.
10. Ejaan Republik VS
Ejaan Van Ophuysen
• Huruf oe diganti dengan u
• Huruf Hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan
huruf K
• Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2
• Awalan di dan kata depan di kedua-duanya ditulis
serangkai dengan kata yang mendampinginya.
Kata depan ‘di’ pada contoh dirumah, disawah,
tidak dibedakan dengan imbuhan ‘di-‘ pada dibeli,
dimakan.
11. Ejaan Melindo
Ejaan ini dikenal di akhir tahun 1959. Sidang
perutusan Indonesia dan Melayu menghasilkan
konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal
dengan Ejaan Melindo yaitu singkatan dari Melayu-
Indonesia.
12. Ejaan yang Disempurnakan
Ejaan ini berlaku sejak 23 Mei 1972 sampai 2015,
atas kerjasama antara dua negara yaitu Indonesia
dan Malaysia yang masing-masing diwakili oleh
menteri pendidikan kedua negara tersebut.
13. Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam
EyD, antara lain:
Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan
dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya
Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu
pengetahuan tetap digunakan
Awalan “di-” dan kata depan “di” dibedakan
penulisannya
Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-
unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai
tanda pengulangan
14. Hal-hal yang diatur dalam EyD secara umum
adalah:
1. Penulisan huruf, termasuk kapital dan huruf miring
2. Penulisan kata
3. Penulisan tanda baca
4. Penulisan singkatan dan akronim
5. Penulisan angka dan lambang bilangan
6. Penulisan unsur serapan
15. Ejaan Bahasa Indonesia
Perbedaan Ejaan Bahasa Indonesia dengan EyD adalah:
• Penambahan huruf vokal diftong. Pada EyD, huruf diftong
hanya tiga yaitu ai, au, oi, sedangkan pada EBI, huruf
diftong ditambah satu yaitu ei (misalnya pada kata geiser
dan survei).
• Penggunaan huruf tebal. Dalam EyD, fungsi huruf tebal ada
tiga, yaitu menuliskan judul buku, bab, dan semacamnya,
mengkhususkan huruf, serta menulis lema atau sublema
dalam kamus. Dalam EBI, fungsi ketiga dihapus.
17. Menurut Sumpah Pemuda
• Lambang Kebanggaan Nasional
• Lambang Identitas Nasional
• Alat Pemersatu Bangsa
• Alat Penghubung Antar Budaya
Menurut Undang-Undang Dasar 1945
• Bahasa Resmi Negara
• Bahasa Pengantar di dalam Dunia Pendidikan
• Alat Penghubung pada Tingkat Nasional
• Alat Pengembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
19. RAGAM BAHASA ILMIAH
Merupakan salah satu ragam yang digunakan dalam
menulis karya ilmiah, baik tulis maupun lisan, dalam
memaparkan fakta, konsep, maupun teori. Bahasa
ilmiah harus cendikia, lugas, dan jelas.
20. RAGAM BAHASA NON-ILMIAH
1. Prokem
Bahasa prokem adalah bahasa sandi, yang dipakai / digemari kalangan
remaja tertentu. Biasanya diperlukan oleh kalangan remaja untuk
menyampaikan hal – hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain
Contoh : bokap menjadi bapak
2. Slang
Ragam bahasa slang merupakan ragam bahasa tidak resmi, yang
sifatnya seperti musiman, dipakai oleh kelompok usia tertentu untuk
berkomunikasi secara internal
Contoh : yuk menjadi kuy
21. 3. Jargon
Kata jargon merupakan kata – kata teknis yang digunakan secara
terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau kelompok tertentu.
Contoh : Dok harusnya dokter
4. Alay
Istilah ini merupakan stereotipe yang menggambarkan gaya hidup norak
atau kampungan.
Contoh : cyUsz M1e ap4 ???!!
22. RAGAM BAHASA BERDASARKAN
MEDIA PENGGUNAAN
1. Ragam bahasa baku dan tidak baku
Ragam bahasa baku merupakan ragam bahasa yang diakui oleh
sebagian besar masyarakat pemakainya sebagai bahsa resmi da
sebagai kerangka ruukan norma bahasa
Ragam bahasa tidak baku adalah ragam yang ditandai oleh ciri ciri
menyimpang dari norma ragam baku
2. Ragam sosial dan fungsional
Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian
aturan / kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam
lingkungan sosial yang lebih kecil di masyarakat
Ragam fungsional adalah ragam yag dikaitkan dengan profesi, lembaga,
lingkungan kerja.