Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan ekonomi daerah, yang didefinisikan sebagai proses pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya lokal untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi daerah. Dokumen tersebut juga membahas tujuan dan beberapa teori pembangunan ekonomi daerah seperti teori basis ekonomi, teori lokasi, dan teori daya tarik industri.
Tiga faktor utama yang menyebabkan ketimpangan antar wilayah menurut teori ini adalah perbedaan sumber daya alam, kondisi demografis, dan mobilitas barang dan jasa antar wilayah. Perbedaan ini akan mempengaruhi kegiatan ekonomi dan pertumbuhan masing-masing wilayah.
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan ekonomi daerah, yang didefinisikan sebagai proses pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya lokal untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi daerah. Dokumen tersebut juga membahas tujuan dan beberapa teori pembangunan ekonomi daerah seperti teori basis ekonomi, teori lokasi, dan teori daya tarik industri.
Tiga faktor utama yang menyebabkan ketimpangan antar wilayah menurut teori ini adalah perbedaan sumber daya alam, kondisi demografis, dan mobilitas barang dan jasa antar wilayah. Perbedaan ini akan mempengaruhi kegiatan ekonomi dan pertumbuhan masing-masing wilayah.
Menguraikan tentang toeri-teori dalam ilmu wilayah seperti export base model, teori pertumbuhan jalur cepat, teori pusat pertumbuhan, teori neo-klasik, model kumulatif kausatif, model interregional, dan teori jaringan keterkaitan desa-kota.
Dokumen tersebut membahas perkembangan masyarakat industri di Indonesia, mulai dari masa kolonial hingga era reformasi. Pada masa kolonial, industri yang dikembangkan adalah industri pengolahan hasil pertanian. Setelah kemerdekaan, pemerintah mulai memprioritaskan pengembangan sektor industri dan investasi asing. Pada era Orde Baru, perkembangan industri dituangkan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun yang berfokus
ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...Cahya Andriawan
Dokumen tersebut membahas strategi untuk urbanisasi inklusif dengan memprioritaskan daerah baru, menengah, dan lanjutan urbanisasi. Di daerah baru, tujuannya adalah memfasilitasi transformasi pedesaan ke perkotaan secara alami. Di daerah menengah, pertumbuhan cepat beberapa kota menimbulkan kemacetan. Di daerah lanjutan, perpecahan di dalam kota karena permukiman formal dan kumuh menambah tantangan ke
Dokumen tersebut membahas mengenai usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan karakteristik UKM yang bersifat padat karya, berbasis sumber daya lokal, fleksibel dan menggunakan teknologi tepat guna. Dokumen tersebut juga membahas potensi UKM, tujuan pengembangan UKM, serta strategi-strategi yang dapat ditempuh untuk mengembangkan UKM di Indonesia.
Why Gameloft Choosing Yogyakarta? an approach of global level spatial integration which leads to knowledge spillover effect and enhancement of localities risen up process.
Economic Industrial Agglomeration became main trend of today economic geography. This phenomenon happens due to globalization and spatial integration of economic activities in global scale. While common economic analysis relied so much to macroeconomics indicator, does it will be better if we consider regional aspects of today economy?
Teori kutub pertumbuhan menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi di titik-titik atau kutub tertentu dan menyebar ke wilayah sekitarnya. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Perroux pada tahun 1955 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Glasson dengan konsep industri terdepan dan efek penyebaran. Teori ini kemudian diadopsi Indonesia dalam strategi pembangunan wilayahnya.
Dokumen tersebut merupakan materi pelajaran Geografi kelas XII IPS tentang analisis lokasi industri dan pertanian dengan memanfaatkan peta. Materi tersebut menjelaskan teori-teori penentuan lokasi industri, faktor-faktor penting dalam menentukan lokasi industri, aglomerasi industri, dan kawasan berikat.
Menguraikan tentang toeri-teori dalam ilmu wilayah seperti export base model, teori pertumbuhan jalur cepat, teori pusat pertumbuhan, teori neo-klasik, model kumulatif kausatif, model interregional, dan teori jaringan keterkaitan desa-kota.
Dokumen tersebut membahas perkembangan masyarakat industri di Indonesia, mulai dari masa kolonial hingga era reformasi. Pada masa kolonial, industri yang dikembangkan adalah industri pengolahan hasil pertanian. Setelah kemerdekaan, pemerintah mulai memprioritaskan pengembangan sektor industri dan investasi asing. Pada era Orde Baru, perkembangan industri dituangkan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun yang berfokus
ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...Cahya Andriawan
Dokumen tersebut membahas strategi untuk urbanisasi inklusif dengan memprioritaskan daerah baru, menengah, dan lanjutan urbanisasi. Di daerah baru, tujuannya adalah memfasilitasi transformasi pedesaan ke perkotaan secara alami. Di daerah menengah, pertumbuhan cepat beberapa kota menimbulkan kemacetan. Di daerah lanjutan, perpecahan di dalam kota karena permukiman formal dan kumuh menambah tantangan ke
Dokumen tersebut membahas mengenai usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan karakteristik UKM yang bersifat padat karya, berbasis sumber daya lokal, fleksibel dan menggunakan teknologi tepat guna. Dokumen tersebut juga membahas potensi UKM, tujuan pengembangan UKM, serta strategi-strategi yang dapat ditempuh untuk mengembangkan UKM di Indonesia.
Why Gameloft Choosing Yogyakarta? an approach of global level spatial integration which leads to knowledge spillover effect and enhancement of localities risen up process.
Economic Industrial Agglomeration became main trend of today economic geography. This phenomenon happens due to globalization and spatial integration of economic activities in global scale. While common economic analysis relied so much to macroeconomics indicator, does it will be better if we consider regional aspects of today economy?
Teori kutub pertumbuhan menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi di titik-titik atau kutub tertentu dan menyebar ke wilayah sekitarnya. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Perroux pada tahun 1955 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Glasson dengan konsep industri terdepan dan efek penyebaran. Teori ini kemudian diadopsi Indonesia dalam strategi pembangunan wilayahnya.
Dokumen tersebut merupakan materi pelajaran Geografi kelas XII IPS tentang analisis lokasi industri dan pertanian dengan memanfaatkan peta. Materi tersebut menjelaskan teori-teori penentuan lokasi industri, faktor-faktor penting dalam menentukan lokasi industri, aglomerasi industri, dan kawasan berikat.
Neraca pembayaran merupakan catatan sistematis mengenai transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan negara lain dalam periode tertentu. Terdiri dari transaksi berjalan dan modal serta perubahan cadangan devisa, neraca pembayaran menunjukkan keseimbangan antara sisi kredit dan debet transaksi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan sistem pembayaran di Indonesia dan peranan Bank Sentral dalam sistem pembayaran. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang evolusi sistem pembayaran di Indonesia sejak zaman kolonial hingga saat ini, peranan Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengatur sistem pembayaran, serta pengembangan sistem pembayaran tunai dan non-tunai di Indonesia.
Makalah ini membahas instrumen pengendalian moneter yang digunakan bank sentral untuk mencapai sasaran kebijakan moneter. Terdapat dua jenis instrumen yaitu langsung dan tidak langsung. Instrumen langsung seperti penetapan suku bunga dan pagu kredit dapat secara langsung mempengaruhi sasaran, sementara instrumen tidak langsung seperti operasi pasar terbuka mempengaruhi sasaran secara tidak langsung. Makalah ini juga memb
The document discusses urban transportation and examines two main components: the automobile/highway system and urban mass transit. Chapter 19 describes problems caused by automobiles, including congestion, pollution, and accidents. Chapter 20 deals with commuter transportation choices such as automobile, bus, or light rail. The chapters examine congestion issues and potential policies to address congestion such as taxes, subsidies, and highway construction. Urban mass transit options and factors influencing commuter choices are also discussed.
This document discusses regional systems of cities and factors that influence urban development patterns. It covers three main topics: 1) how market areas are defined for different industries, 2) application of central place theory to explain regional city location patterns, and 3) potential reasons for development of large primary cities in developing countries. Central place theory proposes that market areas and hierarchies of central places or cities form based on thresholds and ranges for services. However, the theory may not fully apply to all regions. Trade, infrastructure development, and politics can also influence urban concentration patterns.
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perusahaan di kota Malang. Enam faktor utama yang diteliti meliputi ongkos angkut, perbedaan upah, keuntungan aglomerasi, konsentrasi permintaan, kompetisi, dan harga tanah. Hasilnya menunjukkan perusahaan cenderung berlokasi di daerah yang memenuhi faktor-faktor tersebut sehingga dapat memaksimalkan keuntungan.
Penelitian ini membahas penentuan lokasi yang tepat untuk pabrik keramik Dinoyo Keramik di Kota Malang berdasarkan teori lokasi industri. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi antara lain kedekatan dengan bahan baku, konsentrasi permintaan, biaya transportasi, dan harga tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor penentu lokasi industri serta implikasinya terhadap
Analisis perencanaan pembangunan kota Malang membahas kondisi geografis, demografi, ekonomi, dan studi kasus. Kota Malang memiliki potensi wisata alam dan iklim yang baik. Penduduknya mencapai 857.891 jiwa dengan pertumbuhan ekonomi 7,3% tahun 2013. Studi kasus membahas keunggulan komparatif pariwisata Malang, biaya lahan pertanian, aglomerasi industri tempe, dan pusat perbelanjaan
Teori basis ekonomi menganalisis pengaruh sektor ekonomi utama terhadap pertumbuhan suatu wilayah dengan membedakan sektor unggulan dan bukan unggulan berdasarkan kontribusi produk domestik regional bruto dan laju pertumbuhan. Analisis ini melengkapi pendekatan akuntansi regional dan input-output untuk merencanakan pembangunan daerah."
This document discusses methods for measuring a country's revealed comparative advantage and trade balance. It introduces the Revealed Comparative Advantage (RCA) method developed by Balassa, which uses a country's export of a commodity relative to its total exports and world exports of that commodity to determine if it has a comparative advantage. It also discusses the Trade Balance Index (TBI) method, which analyzes a country's export product specialization based on its trade balance. Formulas for calculating the RCA and TBI are provided.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
2. Masalah Ekonomi Spatial di Indonesia
• Strategi industrialisasi yang diterapkan di Indonesia
menimbulkan polarisasi dan dualisme proses
pembangunan
• Dua sektor ekonomi,sektor manufaktur dan sektor
pertanian,yang berbeda karakteristiknya saling
berhadapan
• Dualisme terjadi karena adanya urbanisasi
• Tingkat urbanisasi suatu wilayah dapat dinyatakan
sebagai besarnya proporsi penduduk perkotaan
pada wilayah tersebut (BPS, 1997: bab IV).
2
3. Proses Urbanisasi
Menurut Todaro model migrasi desa- kota didasari
pemikiran :
–Migrasi dirangsang oleh pertimbangan ekonomi yang
rasional antara keubtungan dan biaya dari migrasi itu
sendiri
–Keputusan bermigrasi bergantung pada tingkat
pendapatan aktual di pedesaan dengan tingkat
pendapatan yang diharapkan di kota
–Kemungkinan mendapat pekerjaan berbanding
terbalik dengan tingkat pengangguran di perkotaan
–Migrasi terus berlangsung meskipun pengangguran
sudah cukup tinggi
3
4. 4
WHY STUDY AGGLOMERATION?WHY STUDY AGGLOMERATION?
Increasing role of geography inIncreasing role of geography in
industrialization due to:industrialization due to:
– Massive globalisation reinforcesMassive globalisation reinforces
agglomerations & clusters (stickyagglomerations & clusters (sticky
places in slippery space)places in slippery space)
– Limited explanation of traditionalLimited explanation of traditional
location theorylocation theory
– Why a cluster arise in a specificWhy a cluster arise in a specific
location?location?
– Growing awareness on spatialGrowing awareness on spatial
aspects but yet little testedaspects but yet little tested
empirically, in particular in Indonesiaempirically, in particular in Indonesia
5. Mega-cities and urbanisation
• UN Report (1998):
– by 1995 almost half of the world’s population lived in urban areas
– just after the turn of the millennium, urban dwellers will outnumber those in
rural areas
– by 2030 three of every five persons in the world will be living in urban areas
• In the process of world urbanisation, several mega-cities, defined as
cities with more than 10 million inhabitants, have emerged strikingly
in Asia over the last four decades:
– the largest increase in the urban population has occurred in the less developed
countries rather than in developed countries
– Asia is represented by the emergence of Tokyo, Shanghai and Bombay among
the 5 largest agglomerations (See table 1)
5
6. Table 1. The 5 Largest Urban Agglomerations
and ASEAN Cities, 1960-1995
1960 1995Agglomerations,
country Ra
nk
Popula
tion
Rank Popula
tion
New York, USA
Tokyo, Japan
London, UK
Shanghai, China
Paris, France
Mexico City, Mexico
Sao Paulo, Brazil
Bombay, India
1
2
3
4
5
14
15
6
14.2
11.0
9.1
8.8
7.2
5.4
4.7
4.1
4
1
25
6
18
2
3
5
16.3
27.0
7.6
13.6
9.5
16.6
16.5
15.1
Jakarta, Indonesia
MetroManila,Philippines
Bangkok, Thailand
28
na
na
2.7
na
na
22
20
29
8.6
9.3
6.5
na = data not available
Source: United Nations (1998),
World Urbanization Prospects The 1996 Revision, UN:
New York
6
7. Current Trends
• The most striking features of the geography of economic activity is
concentration and unevenness:
– extended metropolitan regions
– emergence of mega-cities
– transformation of urbanisation
– agglomerations and clusters
• Location does really matter even in the wave of globalisation
– Mega global trend: 3F (food, fun, fashion)==> spatial widening of economic
activity (borderless world)
– Paradox of space: globalisation vs localisation leading to glocalisation strategy
(think globally but act locally)
– Paradox of regional economic integration (AFTA, EC, APEC, etc.) vs WTO
• Key questions
– How significantly has urban form being altered?
– How have these changes varied geographically?
– How differently does urban life feel? And for whom? 7
8. WHY INDONESIA?
– Indonesia provides an excellent laboratory for
studying the pattern of geographic concentration in
LDCs
8
9. • Konsentrasi spasial industri:
– Main industrial areas in
Indonesia have been located
overwhelmingly in Java &
Sumatra.
– Java with more than half of
Indonesians inhabitants offers a
huge potential market and is
importance by its own rights.
– Most of investments, either
foreign or domestic, have been
concentrating in Java.
Employment Distribution
(% of total)
Main Island 1976 1999
Sumatra 6.7 11.7
Java 89.1 81.1
Kalimantan 1.8 3.8
Sulawesi 0.9 1.6
Eastern
Islands
1.5 1.9
INDONESIA 100 100
9
10. Keterkaitan Geografi ekonomi, Teknologi, dan
Strategi
10
GEOGRAFI EKONOMI
• Where
• Why
STRATEGI
• Globalisasi (slippery space)
• Sticky places (local
embeddedness)
TEKNOLOGI
• Inovasi
• Trajectories
• Knowledge spillover
Mengapa aktivitas ekonomi cenderung untuk terkonsentrasi dan
mengelompok secara geografis di beberapa tempat ?
11. 11
Aglomerasi skala kecil=Kluster industri
* berada dalam satu wilayah tertentu
Industri karpet di Dalton, Georgia, USA (Krugman, 1991) dan
industri tekstil Italia di kota Prato (Pyke, Bacattini dan
Sangenberger, 1990; Porter, 1990)
Aglomerasi skala besar
* melintasi batas wilayah dan negara
Manufacturing Belt di USA (yang meliputi wilayah : Green
Bay-Saint Louis-Baltimore-Portland) dan Hot Banana di
Eropa (meliputi daerah antara Milan dan London : Italia
bagian Utara, Jerman bagian Selatan, Perancis bagian
Tenggara, wilayah Ruhr, Ile de France, Belgia, Belanda dan
Inggris bagian Tenggara)
12. Aglomerasi Industri Manufaktur
Teori Lama
Teori Tempat Sentral (Central Place Theory)
Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Poles Theory)
Teori Baru
New Economic Geography / Geographical Economics
12
13. Teori Lama
Teori Tempat Sentral (Central Place Theory)
Pengelompokan industri muncul
• minimalisasi biaya transport, produksi dan kekuatan aglomeratif
(Weber, 1909; Isaard, 1956; Hoover, 1984)
• permintaan pasar (Losch, 1959)
• maksimalisasi laba perusahaan (Isard, 1957; Greenhut, 1956;
Hotelling, 1929)
Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Poles Theory)
Industri yang mengalami ekspansi yang berlokasi di suatu daerah
perkotan, mendorong berkembangnya kegiatan industri lain
keseluruh daerah dalam lingkup yang luas
13
14. Teori Baru
New Economic Geography / Geographical Economics
Muncul karena paradigma lama memiliki banyak kelemahan
dan kekurangan yang umumnya hanya memberikan
penjelasan ‘secara klasik’ berdasarkan atas penghematan
aglomerasi (agglomeration economies) dalam bentuk :
• Penghematan lokalisasi (localisation economies)
• Penghematan urbanisasi (urbanisation economies)
14
15. Konsep Dasar
Pengertian Aglomerasi
pengelompokan ……… terjemahan bahasa
konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi dikawasan
perkotaan sebagai akibat terjadinya penghematan akibat
lokasi yang berdekatan (economies of proximity) ………..
Montgomery
suatu lokasi yang ‘tidak pernah berubah’ sebagai akibat
adanya penghematan eksternal (external economies) yang
terbuka bagi semua perusahaan yang letaknya berdekatan
dengan perusahan lain serta penyedian jasa-jasa pendukung
dan bukan sebagai akibat dari kalkulasi perusahaan/ pekerja
secara individual …….. Markusen
pola lokasi yang terpadu atau berdekatan/ pola kebersamaan
lokasi ……. Soepomo
sekumpulan kluster industri ……………….. Kuncoro
15
16. Perspektif Aglomerasi
Teori dan studi tentang aglomerasi dapat
digolongkan dalam 2 (dua) perspektif yaitu :
Perspektif Klasik
Perspektif Modern
16
17. Perspektif Klasik
Ada dua pendekatan yang digunakan
untuk melihat aglomerasi dari perspektif
klasik
Pendekatan Penghematan
Aglomerasi merupakan bentuk spasial dan para
pelaku ekonomi berupaya mendapatkan
penghematan aglomerasi (agglomeration
economies) dalam bentuk penghematan lokalisasi
(localisation economies) dan penghematan
urbanisasi (urbanisation economies)
17
18. 18
Penghematan Lokalisasi (Localisation
Economies)
Terjadi apabila biaya total rata-rata (produksi) dari
perusahaan yang sejenis pada lokasi yang sama turun
bila jumlah produksi dari industri itu naik.
Ada 3 (tiga) alasan penyebabnya
Pembelian input bersama dalam jumlah besar dari perusahaan sejenis
dalam lokasi yang sama dari perusahaan input yang sama
Ekonomi pasar tenaga kerja, dimana pekerja mudah berganti pekerjaan
dilokasi yang sama
Komunikasi ekonomi, dimana mudahnya pertukaran informasi dan
penyebaran teknologi antara pekerja dan perusahaan
19. 19
Penghematan Urbanisasi (Urbanisation
Economies)
Terjadi apabila biaya total rata-rata (produksi) dari tiap
perusahaan (yang berbeda) turun bila jumlah produksi dari
berbagai industri dilokasi yang sama naik.
Penghematan urbanisasi terjadi untuk alasan yang sama
seperti penghematan lokalisasi, hanya bedanya :
Perusahaan dari berbagai industri (yang tidak sejenis) dilokasi yang sama
dapat membeli secara bersama pada perusahaan bahan baku yang sama
Dari sisi pekerja, mereka yang diberhentikan di suatu industri mudah
mendapat pekerjaan di industri lain, dan dari sisi perusahaan, mereka dapat
dengan mudah merubah / mengurangi pekerja karena biaya mencari pekerja
dan biaya pindah murah
Aglomerasi mempermudah dan mempercepat pertukaran informasi dan
penyebaran teknologi
20. 20
Pendekatan Eksternalitas
Aglomerasi merupakan bentuk spasial melalui
konsep eksternalitas.
Eksternalitas dapat dibedakan menjadi :
1. External agglomeration economies
2. Internal agglomeration economies
3. Economies of scale
4. Economies of scope
21. 21
External Agglomeration Economies
Penghematan aglomerasi eksternal melihat
penurunan biaya yang terjadi akibat aktivitas diluar
lingkup perusahaan/ industri, dengan cara
beraglomerasi secara spasial dalam bentuk :
penghematan biaya, dimana perusahaan dalam industri yang
sama bersaing satu dengan yang lainnya untuk memperoleh
pasar atau konsumen
penghematan tenaga kerja terampil
penghematan bahan baku
22. 22
Internal Agglomeration economies
Penghematan aglomerasi internal melihat
penurunan biaya secara internal di dalam suatu
perusahaan/ industriakibat adanya efisiensi
dalam kegiatan produksi, dalam bentuk :
Pembagian kerja (spesialisasi)
Mekanisasi
Sub kontrak aktivitas rposes produksi kepada perusahaan lain
Kontinuitas dan stabilitas titik optimum produksi yang akan
meminimumkan biaya
23. 23
Economies of Scale
Penghematan skala terjadi karena perusahaan/
industri menaikkan tingkat produksi melalui
perluasan skala ekonomi (dengan memperbesar/
memperluas pabrik)
Penghematan biaya terjadi dengan meningkatkan
skala pabrik sehingga biaya produksi per unit dapat
ditekan
Economies of Scope
Penghematan cakupan terjadi karena seluruh unit
produksi yang ada dalam perusahaan/ industri
bekerja secara bersama sehingga dapat dilakukan
penghematan biaya.
24. Perspektif Modern
Meskipun konsep-konsep dasar perspektif Klasik secara intuitif
dapat memberikan penjelasan yang beralasan dan dinamik
mengapa aktivitas ekonomi cenderung untuk terkonsentrasi
secara geografis di suatu/ beberapa tempat saja, tetap saja
memiliki kelemahan mendasar yaitu tidak dapat
memperhitungkan berbagai biaya yang hendak diminimalkan
oleh perusahaan.
Untuk itu dikembangkaan pemikiran-pemikiran baru yang
mencoba menjelaskan mengapa aglomerasi terjadi di daerah
tertentu. Pemikiran baru tersebut diantaranya :
Eksternalitas Dinamis
Paradigma Pertumbuhan Perkotaan
Geografi Ekonomi Baru
Analisis Biaya Transaksi
24
25. 25
Konsep dan teori yang telah dikemukakan mengenai
aglomerasi di atas menyajikan sumbangan pemikiran yang
sangat berharga dalam menganalisa perilaku
pengelompokan industri secara spasial. Namun konsep
dan teori ini sebenarnya belumlah cukup apabila kita ingin
mengetahui mengapa industri (khususnya manufaktur)
cenderung mengelompok disuatu atau beberapa daerah
tertentu.
Analisis kluster (tepatnya industrial cluster/ industrial
district) dapat membantu melengkapi analisa perilaku
industri secara spasial tersebut.
Selling your ideas is challenging. First, you must get your listeners to agree with you in principle. Then, you must move them to action. Use the Dale Carnegie Training® Evidence – Action – Benefit formula, and you will deliver a motivational, action-oriented presentation.
Next, state the action step. Make your action step specific, clear and brief. Be sure you can visualize your audience taking the action. If you can’t, they can’t either. Be confident when you state the action step, and you will be more likely to motivate the audience to action.
To complete the Dale Carnegie Training® Evidence – Action – Benefit formula, follow the action step with the benefits to the audience. Consider their interests, needs, and preferences. Support the benefits with evidence; i.e., statistics, demonstrations, testimonials, incidents, analogies, and exhibits and you will build credibility.
To close, restate the action step followed by the benefits. Speak with conviction and confidence, and you will sell your ideas.