SlideShare a Scribd company logo
1
Konsep dan Teori
Masalah Ekonomi Spatial di Indonesia
• Strategi industrialisasi yang diterapkan di Indonesia
menimbulkan polarisasi dan dualisme proses
pembangunan
• Dua sektor ekonomi,sektor manufaktur dan sektor
pertanian,yang berbeda karakteristiknya saling
berhadapan
• Dualisme terjadi karena adanya urbanisasi
• Tingkat urbanisasi suatu wilayah dapat dinyatakan
sebagai besarnya proporsi penduduk perkotaan
pada wilayah tersebut (BPS, 1997: bab IV).
2
Proses Urbanisasi
Menurut Todaro model migrasi desa- kota didasari
pemikiran :
–Migrasi dirangsang oleh pertimbangan ekonomi yang
rasional antara keubtungan dan biaya dari migrasi itu
sendiri
–Keputusan bermigrasi bergantung pada tingkat
pendapatan aktual di pedesaan dengan tingkat
pendapatan yang diharapkan di kota
–Kemungkinan mendapat pekerjaan berbanding
terbalik dengan tingkat pengangguran di perkotaan
–Migrasi terus berlangsung meskipun pengangguran
sudah cukup tinggi
3
4
WHY STUDY AGGLOMERATION?WHY STUDY AGGLOMERATION?
Increasing role of geography inIncreasing role of geography in
industrialization due to:industrialization due to:
– Massive globalisation reinforcesMassive globalisation reinforces
agglomerations & clusters (stickyagglomerations & clusters (sticky
places in slippery space)places in slippery space)
– Limited explanation of traditionalLimited explanation of traditional
location theorylocation theory
– Why a cluster arise in a specificWhy a cluster arise in a specific
location?location?
– Growing awareness on spatialGrowing awareness on spatial
aspects but yet little testedaspects but yet little tested
empirically, in particular in Indonesiaempirically, in particular in Indonesia
Mega-cities and urbanisation
• UN Report (1998):
– by 1995 almost half of the world’s population lived in urban areas
– just after the turn of the millennium, urban dwellers will outnumber those in
rural areas
– by 2030 three of every five persons in the world will be living in urban areas
• In the process of world urbanisation, several mega-cities, defined as
cities with more than 10 million inhabitants, have emerged strikingly
in Asia over the last four decades:
– the largest increase in the urban population has occurred in the less developed
countries rather than in developed countries
– Asia is represented by the emergence of Tokyo, Shanghai and Bombay among
the 5 largest agglomerations (See table 1)
5
Table 1. The 5 Largest Urban Agglomerations
and ASEAN Cities, 1960-1995
1960 1995Agglomerations,
country Ra
nk
Popula
tion
Rank Popula
tion
New York, USA
Tokyo, Japan
London, UK
Shanghai, China
Paris, France
Mexico City, Mexico
Sao Paulo, Brazil
Bombay, India
1
2
3
4
5
14
15
6
14.2
11.0
9.1
8.8
7.2
5.4
4.7
4.1
4
1
25
6
18
2
3
5
16.3
27.0
7.6
13.6
9.5
16.6
16.5
15.1
Jakarta, Indonesia
MetroManila,Philippines
Bangkok, Thailand
28
na
na
2.7
na
na
22
20
29
8.6
9.3
6.5
na = data not available
Source: United Nations (1998),
World Urbanization Prospects The 1996 Revision, UN:
New York
6
Current Trends
• The most striking features of the geography of economic activity is
concentration and unevenness:
– extended metropolitan regions
– emergence of mega-cities
– transformation of urbanisation
– agglomerations and clusters
• Location does really matter even in the wave of globalisation
– Mega global trend: 3F (food, fun, fashion)==> spatial widening of economic
activity (borderless world)
– Paradox of space: globalisation vs localisation leading to glocalisation strategy
(think globally but act locally)
– Paradox of regional economic integration (AFTA, EC, APEC, etc.) vs WTO
• Key questions
– How significantly has urban form being altered?
– How have these changes varied geographically?
– How differently does urban life feel? And for whom? 7
WHY INDONESIA?
– Indonesia provides an excellent laboratory for
studying the pattern of geographic concentration in
LDCs
8
• Konsentrasi spasial industri:
– Main industrial areas in
Indonesia have been located
overwhelmingly in Java &
Sumatra.
– Java with more than half of
Indonesians inhabitants offers a
huge potential market and is
importance by its own rights.
– Most of investments, either
foreign or domestic, have been
concentrating in Java.
Employment Distribution
(% of total)
Main Island 1976 1999
Sumatra 6.7 11.7
Java 89.1 81.1
Kalimantan 1.8 3.8
Sulawesi 0.9 1.6
Eastern
Islands
1.5 1.9
INDONESIA 100 100
9
Keterkaitan Geografi ekonomi, Teknologi, dan
Strategi
10
GEOGRAFI EKONOMI
• Where
• Why
STRATEGI
• Globalisasi (slippery space)
• Sticky places (local
embeddedness)
TEKNOLOGI
• Inovasi
• Trajectories
• Knowledge spillover
Mengapa aktivitas ekonomi cenderung untuk terkonsentrasi dan
mengelompok secara geografis di beberapa tempat ?
11
Aglomerasi skala kecil=Kluster industri
* berada dalam satu wilayah tertentu
Industri karpet di Dalton, Georgia, USA (Krugman, 1991) dan
industri tekstil Italia di kota Prato (Pyke, Bacattini dan
Sangenberger, 1990; Porter, 1990)
Aglomerasi skala besar
* melintasi batas wilayah dan negara
Manufacturing Belt di USA (yang meliputi wilayah : Green
Bay-Saint Louis-Baltimore-Portland) dan Hot Banana di
Eropa (meliputi daerah antara Milan dan London : Italia
bagian Utara, Jerman bagian Selatan, Perancis bagian
Tenggara, wilayah Ruhr, Ile de France, Belgia, Belanda dan
Inggris bagian Tenggara)
Aglomerasi Industri Manufaktur
Teori Lama
Teori Tempat Sentral (Central Place Theory)
Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Poles Theory)
Teori Baru
New Economic Geography / Geographical Economics
12
Teori Lama
Teori Tempat Sentral (Central Place Theory)
Pengelompokan industri muncul
• minimalisasi biaya transport, produksi dan kekuatan aglomeratif
(Weber, 1909; Isaard, 1956; Hoover, 1984)
• permintaan pasar (Losch, 1959)
• maksimalisasi laba perusahaan (Isard, 1957; Greenhut, 1956;
Hotelling, 1929)
Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Poles Theory)
Industri yang mengalami ekspansi yang berlokasi di suatu daerah
perkotan, mendorong berkembangnya kegiatan industri lain
keseluruh daerah dalam lingkup yang luas
13
Teori Baru
New Economic Geography / Geographical Economics
Muncul karena paradigma lama memiliki banyak kelemahan
dan kekurangan yang umumnya hanya memberikan
penjelasan ‘secara klasik’ berdasarkan atas penghematan
aglomerasi (agglomeration economies) dalam bentuk :
• Penghematan lokalisasi (localisation economies)
• Penghematan urbanisasi (urbanisation economies)
14
Konsep Dasar
Pengertian Aglomerasi
pengelompokan ……… terjemahan bahasa
konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi dikawasan
perkotaan sebagai akibat terjadinya penghematan akibat
lokasi yang berdekatan (economies of proximity) ………..
Montgomery
suatu lokasi yang ‘tidak pernah berubah’ sebagai akibat
adanya penghematan eksternal (external economies) yang
terbuka bagi semua perusahaan yang letaknya berdekatan
dengan perusahan lain serta penyedian jasa-jasa pendukung
dan bukan sebagai akibat dari kalkulasi perusahaan/ pekerja
secara individual …….. Markusen
pola lokasi yang terpadu atau berdekatan/ pola kebersamaan
lokasi ……. Soepomo
sekumpulan kluster industri ……………….. Kuncoro
15
Perspektif Aglomerasi
Teori dan studi tentang aglomerasi dapat
digolongkan dalam 2 (dua) perspektif yaitu :
Perspektif Klasik
Perspektif Modern
16
Perspektif Klasik
Ada dua pendekatan yang digunakan
untuk melihat aglomerasi dari perspektif
klasik
Pendekatan Penghematan
Aglomerasi merupakan bentuk spasial dan para
pelaku ekonomi berupaya mendapatkan
penghematan aglomerasi (agglomeration
economies) dalam bentuk penghematan lokalisasi
(localisation economies) dan penghematan
urbanisasi (urbanisation economies)
17
18
Penghematan Lokalisasi (Localisation
Economies)
Terjadi apabila biaya total rata-rata (produksi) dari
perusahaan yang sejenis pada lokasi yang sama turun
bila jumlah produksi dari industri itu naik.
Ada 3 (tiga) alasan penyebabnya
Pembelian input bersama dalam jumlah besar dari perusahaan sejenis
dalam lokasi yang sama dari perusahaan input yang sama
Ekonomi pasar tenaga kerja, dimana pekerja mudah berganti pekerjaan
dilokasi yang sama
Komunikasi ekonomi, dimana mudahnya pertukaran informasi dan
penyebaran teknologi antara pekerja dan perusahaan
19
Penghematan Urbanisasi (Urbanisation
Economies)
Terjadi apabila biaya total rata-rata (produksi) dari tiap
perusahaan (yang berbeda) turun bila jumlah produksi dari
berbagai industri dilokasi yang sama naik.
Penghematan urbanisasi terjadi untuk alasan yang sama
seperti penghematan lokalisasi, hanya bedanya :
Perusahaan dari berbagai industri (yang tidak sejenis) dilokasi yang sama
dapat membeli secara bersama pada perusahaan bahan baku yang sama
Dari sisi pekerja, mereka yang diberhentikan di suatu industri mudah
mendapat pekerjaan di industri lain, dan dari sisi perusahaan, mereka dapat
dengan mudah merubah / mengurangi pekerja karena biaya mencari pekerja
dan biaya pindah murah
Aglomerasi mempermudah dan mempercepat pertukaran informasi dan
penyebaran teknologi
20
Pendekatan Eksternalitas
Aglomerasi merupakan bentuk spasial melalui
konsep eksternalitas.
Eksternalitas dapat dibedakan menjadi :
1. External agglomeration economies
2. Internal agglomeration economies
3. Economies of scale
4. Economies of scope
21
External Agglomeration Economies
Penghematan aglomerasi eksternal melihat
penurunan biaya yang terjadi akibat aktivitas diluar
lingkup perusahaan/ industri, dengan cara
beraglomerasi secara spasial dalam bentuk :
penghematan biaya, dimana perusahaan dalam industri yang
sama bersaing satu dengan yang lainnya untuk memperoleh
pasar atau konsumen
penghematan tenaga kerja terampil
penghematan bahan baku
22
Internal Agglomeration economies
Penghematan aglomerasi internal melihat
penurunan biaya secara internal di dalam suatu
perusahaan/ industriakibat adanya efisiensi
dalam kegiatan produksi, dalam bentuk :
Pembagian kerja (spesialisasi)
Mekanisasi
Sub kontrak aktivitas rposes produksi kepada perusahaan lain
Kontinuitas dan stabilitas titik optimum produksi yang akan
meminimumkan biaya
23
Economies of Scale
Penghematan skala terjadi karena perusahaan/
industri menaikkan tingkat produksi melalui
perluasan skala ekonomi (dengan memperbesar/
memperluas pabrik)
Penghematan biaya terjadi dengan meningkatkan
skala pabrik sehingga biaya produksi per unit dapat
ditekan
Economies of Scope
Penghematan cakupan terjadi karena seluruh unit
produksi yang ada dalam perusahaan/ industri
bekerja secara bersama sehingga dapat dilakukan
penghematan biaya.
Perspektif Modern
Meskipun konsep-konsep dasar perspektif Klasik secara intuitif
dapat memberikan penjelasan yang beralasan dan dinamik
mengapa aktivitas ekonomi cenderung untuk terkonsentrasi
secara geografis di suatu/ beberapa tempat saja, tetap saja
memiliki kelemahan mendasar yaitu tidak dapat
memperhitungkan berbagai biaya yang hendak diminimalkan
oleh perusahaan.
Untuk itu dikembangkaan pemikiran-pemikiran baru yang
mencoba menjelaskan mengapa aglomerasi terjadi di daerah
tertentu. Pemikiran baru tersebut diantaranya :
Eksternalitas Dinamis
Paradigma Pertumbuhan Perkotaan
Geografi Ekonomi Baru
Analisis Biaya Transaksi
24
25
Konsep dan teori yang telah dikemukakan mengenai
aglomerasi di atas menyajikan sumbangan pemikiran yang
sangat berharga dalam menganalisa perilaku
pengelompokan industri secara spasial. Namun konsep
dan teori ini sebenarnya belumlah cukup apabila kita ingin
mengetahui mengapa industri (khususnya manufaktur)
cenderung mengelompok disuatu atau beberapa daerah
tertentu.
Analisis kluster (tepatnya industrial cluster/ industrial
district) dapat membantu melengkapi analisa perilaku
industri secara spasial tersebut.
26
SEKIAN
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to S2 ek pertemuan 2

Dinamika pengembangan wilayah 2020
Dinamika pengembangan wilayah 2020Dinamika pengembangan wilayah 2020
Dinamika pengembangan wilayah 2020
Luh Putu Suciati
 
Translate kel 678
Translate kel 678Translate kel 678
Translate kel 678
Andre Wibisono
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
Sugeng Budiharsono
 
Perkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri IndonesiaPerkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Trisna Nurdiaman
 
Perkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri IndonesiaPerkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Trisna Nurdiaman
 
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN.ppt
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN.pptTEORI KUTUB PERTUMBUHAN.ppt
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN.ppt
JoseDaniel30784
 
Bab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancanganBab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancanganLatifah Tio
 
ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...
ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...
ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...
Cahya Andriawan
 
PENGANTAR DASAR EWK.ppt
PENGANTAR DASAR EWK.pptPENGANTAR DASAR EWK.ppt
PENGANTAR DASAR EWK.ppt
AntArt3
 
12 usaha kecil menengah
12 usaha kecil menengah12 usaha kecil menengah
12 usaha kecil menengah
bayuajinugraha21
 
RMK 5 tahun ekonomi
RMK 5 tahun ekonomiRMK 5 tahun ekonomi
RMK 5 tahun ekonomi
khatijah1889
 
RMK 5 Tahun
RMK 5 TahunRMK 5 Tahun
RMK 5 Tahun
khatijah1889
 
Pertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilanPertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilan
Mukhrizal Effendi
 
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
bramantiyo marjuki
 
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah SintesaAglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
bramantiyo marjuki
 
Industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Industrialisasi dan perkembangan sektor industriIndustrialisasi dan perkembangan sektor industri
Industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Dini Sri Rahayu
 
PPT PPDWP KELOMPOK 8.pptx
PPT PPDWP KELOMPOK 8.pptxPPT PPDWP KELOMPOK 8.pptx
PPT PPDWP KELOMPOK 8.pptx
Hasimtana1740102051
 
Perindustrian
PerindustrianPerindustrian
Perindustrian
Diki Zulfikar
 

Similar to S2 ek pertemuan 2 (20)

Growth+pole+theory
Growth+pole+theoryGrowth+pole+theory
Growth+pole+theory
 
Dinamika pengembangan wilayah 2020
Dinamika pengembangan wilayah 2020Dinamika pengembangan wilayah 2020
Dinamika pengembangan wilayah 2020
 
Translate kel 678
Translate kel 678Translate kel 678
Translate kel 678
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
 
Perkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri IndonesiaPerkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri Indonesia
 
Perkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri IndonesiaPerkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri Indonesia
 
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN.ppt
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN.pptTEORI KUTUB PERTUMBUHAN.ppt
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN.ppt
 
Bab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancanganBab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancangan
 
ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...
ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...
ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...
 
PENGANTAR DASAR EWK.ppt
PENGANTAR DASAR EWK.pptPENGANTAR DASAR EWK.ppt
PENGANTAR DASAR EWK.ppt
 
Teori lokasi dan terbentuknya kota
Teori lokasi dan terbentuknya kotaTeori lokasi dan terbentuknya kota
Teori lokasi dan terbentuknya kota
 
12 usaha kecil menengah
12 usaha kecil menengah12 usaha kecil menengah
12 usaha kecil menengah
 
RMK 5 tahun ekonomi
RMK 5 tahun ekonomiRMK 5 tahun ekonomi
RMK 5 tahun ekonomi
 
RMK 5 Tahun
RMK 5 TahunRMK 5 Tahun
RMK 5 Tahun
 
Pertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilanPertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilan
 
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
 
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah SintesaAglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
 
Industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Industrialisasi dan perkembangan sektor industriIndustrialisasi dan perkembangan sektor industri
Industrialisasi dan perkembangan sektor industri
 
PPT PPDWP KELOMPOK 8.pptx
PPT PPDWP KELOMPOK 8.pptxPPT PPDWP KELOMPOK 8.pptx
PPT PPDWP KELOMPOK 8.pptx
 
Perindustrian
PerindustrianPerindustrian
Perindustrian
 

More from Brawijaya University

Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaran
Brawijaya University
 
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesiaKebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
Brawijaya University
 
Instrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneterInstrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneter
Brawijaya University
 
Transportasi kota malang
Transportasi kota malangTransportasi kota malang
Transportasi kota malang
Brawijaya University
 
How many cities
How many citiesHow many cities
How many cities
Brawijaya University
 
Penelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaanPenelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaan
Brawijaya University
 
Makalah teori lokasi
Makalah teori lokasiMakalah teori lokasi
Makalah teori lokasi
Brawijaya University
 
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori  pengembangan wilayahEwk ke 4 teori  pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayahBrawijaya University
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
Brawijaya University
 
Teori basis ekonomi
Teori basis ekonomiTeori basis ekonomi
Teori basis ekonomi
Brawijaya University
 
Rca n tbi
Rca n tbiRca n tbi

More from Brawijaya University (20)

Sistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukarSistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukar
 
Nilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bungaNilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bunga
 
Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaran
 
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesiaKebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
 
Kelembagaan bank indonesia
Kelembagaan bank indonesiaKelembagaan bank indonesia
Kelembagaan bank indonesia
 
Instrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneterInstrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneter
 
Transportasi kota malang
Transportasi kota malangTransportasi kota malang
Transportasi kota malang
 
Urban economics
Urban economicsUrban economics
Urban economics
 
How many cities
How many citiesHow many cities
How many cities
 
Penelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaanPenelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaan
 
Aglomerasi
AglomerasiAglomerasi
Aglomerasi
 
Makalah teori lokasi
Makalah teori lokasiMakalah teori lokasi
Makalah teori lokasi
 
Makalah ritel how many cities
Makalah ritel how many citiesMakalah ritel how many cities
Makalah ritel how many cities
 
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori  pengembangan wilayahEwk ke 4 teori  pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
 
Ek per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitasEk per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitas
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
352 2475-1-pb
352 2475-1-pb352 2475-1-pb
352 2475-1-pb
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
Teori basis ekonomi
Teori basis ekonomiTeori basis ekonomi
Teori basis ekonomi
 
Rca n tbi
Rca n tbiRca n tbi
Rca n tbi
 

Recently uploaded

ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 

Recently uploaded (20)

ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 

S2 ek pertemuan 2

  • 2. Masalah Ekonomi Spatial di Indonesia • Strategi industrialisasi yang diterapkan di Indonesia menimbulkan polarisasi dan dualisme proses pembangunan • Dua sektor ekonomi,sektor manufaktur dan sektor pertanian,yang berbeda karakteristiknya saling berhadapan • Dualisme terjadi karena adanya urbanisasi • Tingkat urbanisasi suatu wilayah dapat dinyatakan sebagai besarnya proporsi penduduk perkotaan pada wilayah tersebut (BPS, 1997: bab IV). 2
  • 3. Proses Urbanisasi Menurut Todaro model migrasi desa- kota didasari pemikiran : –Migrasi dirangsang oleh pertimbangan ekonomi yang rasional antara keubtungan dan biaya dari migrasi itu sendiri –Keputusan bermigrasi bergantung pada tingkat pendapatan aktual di pedesaan dengan tingkat pendapatan yang diharapkan di kota –Kemungkinan mendapat pekerjaan berbanding terbalik dengan tingkat pengangguran di perkotaan –Migrasi terus berlangsung meskipun pengangguran sudah cukup tinggi 3
  • 4. 4 WHY STUDY AGGLOMERATION?WHY STUDY AGGLOMERATION? Increasing role of geography inIncreasing role of geography in industrialization due to:industrialization due to: – Massive globalisation reinforcesMassive globalisation reinforces agglomerations & clusters (stickyagglomerations & clusters (sticky places in slippery space)places in slippery space) – Limited explanation of traditionalLimited explanation of traditional location theorylocation theory – Why a cluster arise in a specificWhy a cluster arise in a specific location?location? – Growing awareness on spatialGrowing awareness on spatial aspects but yet little testedaspects but yet little tested empirically, in particular in Indonesiaempirically, in particular in Indonesia
  • 5. Mega-cities and urbanisation • UN Report (1998): – by 1995 almost half of the world’s population lived in urban areas – just after the turn of the millennium, urban dwellers will outnumber those in rural areas – by 2030 three of every five persons in the world will be living in urban areas • In the process of world urbanisation, several mega-cities, defined as cities with more than 10 million inhabitants, have emerged strikingly in Asia over the last four decades: – the largest increase in the urban population has occurred in the less developed countries rather than in developed countries – Asia is represented by the emergence of Tokyo, Shanghai and Bombay among the 5 largest agglomerations (See table 1) 5
  • 6. Table 1. The 5 Largest Urban Agglomerations and ASEAN Cities, 1960-1995 1960 1995Agglomerations, country Ra nk Popula tion Rank Popula tion New York, USA Tokyo, Japan London, UK Shanghai, China Paris, France Mexico City, Mexico Sao Paulo, Brazil Bombay, India 1 2 3 4 5 14 15 6 14.2 11.0 9.1 8.8 7.2 5.4 4.7 4.1 4 1 25 6 18 2 3 5 16.3 27.0 7.6 13.6 9.5 16.6 16.5 15.1 Jakarta, Indonesia MetroManila,Philippines Bangkok, Thailand 28 na na 2.7 na na 22 20 29 8.6 9.3 6.5 na = data not available Source: United Nations (1998), World Urbanization Prospects The 1996 Revision, UN: New York 6
  • 7. Current Trends • The most striking features of the geography of economic activity is concentration and unevenness: – extended metropolitan regions – emergence of mega-cities – transformation of urbanisation – agglomerations and clusters • Location does really matter even in the wave of globalisation – Mega global trend: 3F (food, fun, fashion)==> spatial widening of economic activity (borderless world) – Paradox of space: globalisation vs localisation leading to glocalisation strategy (think globally but act locally) – Paradox of regional economic integration (AFTA, EC, APEC, etc.) vs WTO • Key questions – How significantly has urban form being altered? – How have these changes varied geographically? – How differently does urban life feel? And for whom? 7
  • 8. WHY INDONESIA? – Indonesia provides an excellent laboratory for studying the pattern of geographic concentration in LDCs 8
  • 9. • Konsentrasi spasial industri: – Main industrial areas in Indonesia have been located overwhelmingly in Java & Sumatra. – Java with more than half of Indonesians inhabitants offers a huge potential market and is importance by its own rights. – Most of investments, either foreign or domestic, have been concentrating in Java. Employment Distribution (% of total) Main Island 1976 1999 Sumatra 6.7 11.7 Java 89.1 81.1 Kalimantan 1.8 3.8 Sulawesi 0.9 1.6 Eastern Islands 1.5 1.9 INDONESIA 100 100 9
  • 10. Keterkaitan Geografi ekonomi, Teknologi, dan Strategi 10 GEOGRAFI EKONOMI • Where • Why STRATEGI • Globalisasi (slippery space) • Sticky places (local embeddedness) TEKNOLOGI • Inovasi • Trajectories • Knowledge spillover Mengapa aktivitas ekonomi cenderung untuk terkonsentrasi dan mengelompok secara geografis di beberapa tempat ?
  • 11. 11 Aglomerasi skala kecil=Kluster industri * berada dalam satu wilayah tertentu Industri karpet di Dalton, Georgia, USA (Krugman, 1991) dan industri tekstil Italia di kota Prato (Pyke, Bacattini dan Sangenberger, 1990; Porter, 1990) Aglomerasi skala besar * melintasi batas wilayah dan negara Manufacturing Belt di USA (yang meliputi wilayah : Green Bay-Saint Louis-Baltimore-Portland) dan Hot Banana di Eropa (meliputi daerah antara Milan dan London : Italia bagian Utara, Jerman bagian Selatan, Perancis bagian Tenggara, wilayah Ruhr, Ile de France, Belgia, Belanda dan Inggris bagian Tenggara)
  • 12. Aglomerasi Industri Manufaktur Teori Lama Teori Tempat Sentral (Central Place Theory) Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Poles Theory) Teori Baru New Economic Geography / Geographical Economics 12
  • 13. Teori Lama Teori Tempat Sentral (Central Place Theory) Pengelompokan industri muncul • minimalisasi biaya transport, produksi dan kekuatan aglomeratif (Weber, 1909; Isaard, 1956; Hoover, 1984) • permintaan pasar (Losch, 1959) • maksimalisasi laba perusahaan (Isard, 1957; Greenhut, 1956; Hotelling, 1929) Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Poles Theory) Industri yang mengalami ekspansi yang berlokasi di suatu daerah perkotan, mendorong berkembangnya kegiatan industri lain keseluruh daerah dalam lingkup yang luas 13
  • 14. Teori Baru New Economic Geography / Geographical Economics Muncul karena paradigma lama memiliki banyak kelemahan dan kekurangan yang umumnya hanya memberikan penjelasan ‘secara klasik’ berdasarkan atas penghematan aglomerasi (agglomeration economies) dalam bentuk : • Penghematan lokalisasi (localisation economies) • Penghematan urbanisasi (urbanisation economies) 14
  • 15. Konsep Dasar Pengertian Aglomerasi pengelompokan ……… terjemahan bahasa konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi dikawasan perkotaan sebagai akibat terjadinya penghematan akibat lokasi yang berdekatan (economies of proximity) ……….. Montgomery suatu lokasi yang ‘tidak pernah berubah’ sebagai akibat adanya penghematan eksternal (external economies) yang terbuka bagi semua perusahaan yang letaknya berdekatan dengan perusahan lain serta penyedian jasa-jasa pendukung dan bukan sebagai akibat dari kalkulasi perusahaan/ pekerja secara individual …….. Markusen pola lokasi yang terpadu atau berdekatan/ pola kebersamaan lokasi ……. Soepomo sekumpulan kluster industri ……………….. Kuncoro 15
  • 16. Perspektif Aglomerasi Teori dan studi tentang aglomerasi dapat digolongkan dalam 2 (dua) perspektif yaitu : Perspektif Klasik Perspektif Modern 16
  • 17. Perspektif Klasik Ada dua pendekatan yang digunakan untuk melihat aglomerasi dari perspektif klasik Pendekatan Penghematan Aglomerasi merupakan bentuk spasial dan para pelaku ekonomi berupaya mendapatkan penghematan aglomerasi (agglomeration economies) dalam bentuk penghematan lokalisasi (localisation economies) dan penghematan urbanisasi (urbanisation economies) 17
  • 18. 18 Penghematan Lokalisasi (Localisation Economies) Terjadi apabila biaya total rata-rata (produksi) dari perusahaan yang sejenis pada lokasi yang sama turun bila jumlah produksi dari industri itu naik. Ada 3 (tiga) alasan penyebabnya Pembelian input bersama dalam jumlah besar dari perusahaan sejenis dalam lokasi yang sama dari perusahaan input yang sama Ekonomi pasar tenaga kerja, dimana pekerja mudah berganti pekerjaan dilokasi yang sama Komunikasi ekonomi, dimana mudahnya pertukaran informasi dan penyebaran teknologi antara pekerja dan perusahaan
  • 19. 19 Penghematan Urbanisasi (Urbanisation Economies) Terjadi apabila biaya total rata-rata (produksi) dari tiap perusahaan (yang berbeda) turun bila jumlah produksi dari berbagai industri dilokasi yang sama naik. Penghematan urbanisasi terjadi untuk alasan yang sama seperti penghematan lokalisasi, hanya bedanya : Perusahaan dari berbagai industri (yang tidak sejenis) dilokasi yang sama dapat membeli secara bersama pada perusahaan bahan baku yang sama Dari sisi pekerja, mereka yang diberhentikan di suatu industri mudah mendapat pekerjaan di industri lain, dan dari sisi perusahaan, mereka dapat dengan mudah merubah / mengurangi pekerja karena biaya mencari pekerja dan biaya pindah murah Aglomerasi mempermudah dan mempercepat pertukaran informasi dan penyebaran teknologi
  • 20. 20 Pendekatan Eksternalitas Aglomerasi merupakan bentuk spasial melalui konsep eksternalitas. Eksternalitas dapat dibedakan menjadi : 1. External agglomeration economies 2. Internal agglomeration economies 3. Economies of scale 4. Economies of scope
  • 21. 21 External Agglomeration Economies Penghematan aglomerasi eksternal melihat penurunan biaya yang terjadi akibat aktivitas diluar lingkup perusahaan/ industri, dengan cara beraglomerasi secara spasial dalam bentuk : penghematan biaya, dimana perusahaan dalam industri yang sama bersaing satu dengan yang lainnya untuk memperoleh pasar atau konsumen penghematan tenaga kerja terampil penghematan bahan baku
  • 22. 22 Internal Agglomeration economies Penghematan aglomerasi internal melihat penurunan biaya secara internal di dalam suatu perusahaan/ industriakibat adanya efisiensi dalam kegiatan produksi, dalam bentuk : Pembagian kerja (spesialisasi) Mekanisasi Sub kontrak aktivitas rposes produksi kepada perusahaan lain Kontinuitas dan stabilitas titik optimum produksi yang akan meminimumkan biaya
  • 23. 23 Economies of Scale Penghematan skala terjadi karena perusahaan/ industri menaikkan tingkat produksi melalui perluasan skala ekonomi (dengan memperbesar/ memperluas pabrik) Penghematan biaya terjadi dengan meningkatkan skala pabrik sehingga biaya produksi per unit dapat ditekan Economies of Scope Penghematan cakupan terjadi karena seluruh unit produksi yang ada dalam perusahaan/ industri bekerja secara bersama sehingga dapat dilakukan penghematan biaya.
  • 24. Perspektif Modern Meskipun konsep-konsep dasar perspektif Klasik secara intuitif dapat memberikan penjelasan yang beralasan dan dinamik mengapa aktivitas ekonomi cenderung untuk terkonsentrasi secara geografis di suatu/ beberapa tempat saja, tetap saja memiliki kelemahan mendasar yaitu tidak dapat memperhitungkan berbagai biaya yang hendak diminimalkan oleh perusahaan. Untuk itu dikembangkaan pemikiran-pemikiran baru yang mencoba menjelaskan mengapa aglomerasi terjadi di daerah tertentu. Pemikiran baru tersebut diantaranya : Eksternalitas Dinamis Paradigma Pertumbuhan Perkotaan Geografi Ekonomi Baru Analisis Biaya Transaksi 24
  • 25. 25 Konsep dan teori yang telah dikemukakan mengenai aglomerasi di atas menyajikan sumbangan pemikiran yang sangat berharga dalam menganalisa perilaku pengelompokan industri secara spasial. Namun konsep dan teori ini sebenarnya belumlah cukup apabila kita ingin mengetahui mengapa industri (khususnya manufaktur) cenderung mengelompok disuatu atau beberapa daerah tertentu. Analisis kluster (tepatnya industrial cluster/ industrial district) dapat membantu melengkapi analisa perilaku industri secara spasial tersebut.

Editor's Notes

  1. Selling your ideas is challenging. First, you must get your listeners to agree with you in principle. Then, you must move them to action. Use the Dale Carnegie Training® Evidence – Action – Benefit formula, and you will deliver a motivational, action-oriented presentation.
  2. Next, state the action step. Make your action step specific, clear and brief. Be sure you can visualize your audience taking the action. If you can’t, they can’t either. Be confident when you state the action step, and you will be more likely to motivate the audience to action.
  3. To complete the Dale Carnegie Training® Evidence – Action – Benefit formula, follow the action step with the benefits to the audience. Consider their interests, needs, and preferences. Support the benefits with evidence; i.e., statistics, demonstrations, testimonials, incidents, analogies, and exhibits and you will build credibility.
  4. To close, restate the action step followed by the benefits. Speak with conviction and confidence, and you will sell your ideas.