Modul Ajar Kimia XI Pertemuan ke-1 Struktur AtomDiva Pendidikan
Â
Download Modul Ajar Kimia XI Pertemuan ke-1 Struktur Atom
Model Pembelajaran Struktur Atom dengan Mix Method Luring dan Daring:
1. Model Pembelajaran Flipped Classroom
Model ini memanfaatkan kombinasi pembelajaran luring dan daring. Sebelum pertemuan tatap muka, peserta didik akan mendapatkan akses pada materi pembelajaran Struktur Atom secara daring, baik melalui video pembelajaran, bahan ajar atau modul. Setelah mempelajari materi tersebut, peserta didik akan diminta untuk memahami materi dan menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan materi tersebut. Selanjutnya, saat pertemuan tatap muka, peserta didik akan mendapat kesempatan untuk mengklarifikasi dan memperdalam pemahaman mereka dengan bimbingan dari guru dan berbagai kegiatan pembelajaran yang lebih interaktif seperti diskusi, percobaan dan simulasi.
2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran ini memadukan pembelajaran daring dan luring dengan menekankan pada pembelajaran berbasis proyek. Peserta didik diberi tugas untuk merancang suatu proyek yang berkaitan dengan Struktur Atom, seperti merancang model atom, membuat animasi tentang interaksi partikel subatomik, atau melakukan percobaan sederhana terkait dengan muatan dan massa partikel subatomik. Proyek-proyek ini kemudian akan disajikan oleh peserta didik melalui platform daring, seperti presentasi video atau forum diskusi daring. Selanjutnya, pada pertemuan tatap muka, peserta didik dapat menunjukkan proyeknya secara langsung dan melakukan diskusi dan refleksi bersama dengan guru dan teman-temannya.
3. Model Pembelajaran Kolaboratif
Model pembelajaran kolaboratif ini memadukan pembelajaran luring dan daring dengan fokus pada pembelajaran dalam kelompok. Peserta didik akan dikelompokkan dan diberikan tugas untuk membahas materi Struktur Atom secara daring. Setelah itu, mereka akan berkumpul pada pertemuan tatap muka untuk membahas dan memperdalam pemahaman mereka secara bersama-sama. Selama pertemuan, peserta didik akan diminta untuk membahas dan memperdalam pemahaman mereka, mengerjakan tugas kelompok, dan memberikan presentasi hasil pembahasan mereka. Model pembelajaran kolaboratif dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan sosial dan belajar bersama-sama dengan teman-temannya.
Dengan menggunakan model pembelajaran tersebut, peserta didik dapat memahami materi Struktur Atom dengan lebih baik dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, baik pada pembelajaran luring maupun daring.
Modul Ajar Kimia XI Pertemuan ke-1 Struktur AtomDiva Pendidikan
Â
Download Modul Ajar Kimia XI Pertemuan ke-1 Struktur Atom
Model Pembelajaran Struktur Atom dengan Mix Method Luring dan Daring:
1. Model Pembelajaran Flipped Classroom
Model ini memanfaatkan kombinasi pembelajaran luring dan daring. Sebelum pertemuan tatap muka, peserta didik akan mendapatkan akses pada materi pembelajaran Struktur Atom secara daring, baik melalui video pembelajaran, bahan ajar atau modul. Setelah mempelajari materi tersebut, peserta didik akan diminta untuk memahami materi dan menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan materi tersebut. Selanjutnya, saat pertemuan tatap muka, peserta didik akan mendapat kesempatan untuk mengklarifikasi dan memperdalam pemahaman mereka dengan bimbingan dari guru dan berbagai kegiatan pembelajaran yang lebih interaktif seperti diskusi, percobaan dan simulasi.
2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran ini memadukan pembelajaran daring dan luring dengan menekankan pada pembelajaran berbasis proyek. Peserta didik diberi tugas untuk merancang suatu proyek yang berkaitan dengan Struktur Atom, seperti merancang model atom, membuat animasi tentang interaksi partikel subatomik, atau melakukan percobaan sederhana terkait dengan muatan dan massa partikel subatomik. Proyek-proyek ini kemudian akan disajikan oleh peserta didik melalui platform daring, seperti presentasi video atau forum diskusi daring. Selanjutnya, pada pertemuan tatap muka, peserta didik dapat menunjukkan proyeknya secara langsung dan melakukan diskusi dan refleksi bersama dengan guru dan teman-temannya.
3. Model Pembelajaran Kolaboratif
Model pembelajaran kolaboratif ini memadukan pembelajaran luring dan daring dengan fokus pada pembelajaran dalam kelompok. Peserta didik akan dikelompokkan dan diberikan tugas untuk membahas materi Struktur Atom secara daring. Setelah itu, mereka akan berkumpul pada pertemuan tatap muka untuk membahas dan memperdalam pemahaman mereka secara bersama-sama. Selama pertemuan, peserta didik akan diminta untuk membahas dan memperdalam pemahaman mereka, mengerjakan tugas kelompok, dan memberikan presentasi hasil pembahasan mereka. Model pembelajaran kolaboratif dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan sosial dan belajar bersama-sama dengan teman-temannya.
Dengan menggunakan model pembelajaran tersebut, peserta didik dapat memahami materi Struktur Atom dengan lebih baik dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, baik pada pembelajaran luring maupun daring.
LKPD Kimia berbasis PBL pada Materi Larutan PenyanggaNurmalitaFatimah1
Â
Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dibuat untuk memenuhi Tugas Akhir Skripsi. LKPD dipublikasikan agar dapat diketahui, digunakan, dan dimanfaatkan oleh guru atau peserta didik dalam proses pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bab polimer (kimia)dasi anto
Â
file ini berisi RPP kimia bab polimer kelas xii ipa semester 2. menggunakan strategi yang mendukung pelaksaan kurikulum 2013 revisi.
silahkan dimanfaatkan, dan disempurnakan.
Bentuk Molekul (Pegembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)dasi anto
Â
File ini berisi pengembangan pembelajaran kimia pada topik bentuk molekul berbasis pembelajaran HOTS. pendekatan sangat menarik, dan dapat diterapkan di sekolah manapun. silahkan dimanfaatkan untuk pengembangan pendidikan di Indonesia
Materi kuliah kimdas tentang ikatan kimia cari lebih bayak lagi materi kuliah semester 1 di:
http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.html
LKPD Kimia berbasis PBL pada Materi Larutan PenyanggaNurmalitaFatimah1
Â
Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dibuat untuk memenuhi Tugas Akhir Skripsi. LKPD dipublikasikan agar dapat diketahui, digunakan, dan dimanfaatkan oleh guru atau peserta didik dalam proses pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bab polimer (kimia)dasi anto
Â
file ini berisi RPP kimia bab polimer kelas xii ipa semester 2. menggunakan strategi yang mendukung pelaksaan kurikulum 2013 revisi.
silahkan dimanfaatkan, dan disempurnakan.
Bentuk Molekul (Pegembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)dasi anto
Â
File ini berisi pengembangan pembelajaran kimia pada topik bentuk molekul berbasis pembelajaran HOTS. pendekatan sangat menarik, dan dapat diterapkan di sekolah manapun. silahkan dimanfaatkan untuk pengembangan pendidikan di Indonesia
Materi kuliah kimdas tentang ikatan kimia cari lebih bayak lagi materi kuliah semester 1 di:
http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.html
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : MAN 14 Jakarta
Mata pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (4 JP)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 3
KI 4
: Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasardan Indikator Pencapaian
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Membandingkan ikatan ion,
ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinasi, dan ikatan logam serta
kaitannya dengan sifat zat
3.5.1. Menjelaskan kestabilan unsur
3.5.2. Menerapkan teori Lewis dalam ikatan kimia
3.5.3. Mendeskripsikan ikatan ion dan mekanisme
pembentukannya
3.5.4. Membandingkan ikatan ion dan ikatan
kovalen
3.5.5. Membandingkan ikatan kovalen tunggal,
ikatan kovalen rangkap dan ikatan kovalen
koordinasi
3.5.6. Menjelaskan kepolaran senyawa
3.5.7. Membedakan senyawa kovalen polar dan non
polar
3.5.8. Menjelasan ikatan logam
4.5 Merancang dan melakukan
percobaan untuk menunjukkan
karakteristik senyawa ion atau
senyawa kovalen (berdasarkan titik
leleh, titik didih, daya hantar listrik,
atau sifat lainnya)
4.5.1. Melakukan metode ilmiah dimulai dari
merancang, melakukan, dan menyimpulkan
serta menyajikan hasil percobaan sehingga
dapat menjelaskan karakteristik senyawa ion
atau senyawa kovalen berdasarkan sifat
kepolaran melalui percobaan
2. C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan data-data dari referensi yang tersedia,
siswa dapat menjelaskan kestabilan unsur
2. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat
menerapkan teori Lewis dalam ikatan kimia
3. Dengan data-data dari referensi yang tersedia,
siswa dapat mendeskripsikan ikatan ion dan mekanisme pembentukannya
4. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat
membandingkan ikatan ion dan ikatan kovalen
5. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat
membandingkan ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dan ikatan kovalen
koordinasi
6. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat
menjelaskan kepolaran senyawa
7. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat
membedakan senyawa kovalen polar dan non polar
8. Dengan data-data dari referensi yang tersedia,
siswa dapat menjelasan ikatan logam
D. Materi Pembelajaran
Pengetahuan Materi Pembelajaran
Faktual ï‚· Kestabilan unsur gas mulia
ï‚· Titik didih
ï‚· Volatilitas
Konseptual ï‚· Ikatan ion
ï‚· Ikatan kovalen
ï‚· Ikatan logam
Prinsip ï‚· Aturan oktet
Prosedural ï‚· Menggambar struktur lewis
ï‚· Pembentukan ikatan ion dan kovalen
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
ï‚· Pendekatan : Scientific
ï‚· Model : Discovery Learning
ï‚· Metode : diskusi, latihan, dan penugasan.
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama : (4 x 45 menit)
a. Kegiatan Pendahuluan
ï‚· Guru mengucapkan salam kepada siswa dengan senyum yang
bersahabat/komunikatif
ï‚· Guru mengajak siswa berdoa bersama sesuai keyakinan masing-masing
3. ï‚· Guru memeriksa kehadiran siswa
ï‚· Guru menyampaikan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai siswa dalam pembelajaran ini
ï‚· Guru menanyakan tentang elektron valensi dan struktur lewis suatu
molekul
b. Kegiatan Inti
No.
Sintaks
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
1. Stimulus
ï‚· Guru meminta siswa mengamati struktur Lewis
beberapa unsur.
ï‚· Guru mengenalkan siswa tentang
susunan elektron valensi dalam orbital
2.
Problem
Statetment
ï‚· Guru membagi siswa duduk
berkelompok.
ï‚· Guru memberi tugas pada siswa
secara berkelompok untuk mendiskusikan
pertanyaan/permasalahan tentang struktur lewis,
kestabilan unsur dan kecenderungan membentuk ikatan.
ï‚· Setiap kelompok mendiskusikan
tugas yang diberikan, untuk merumuskan permasalahan
berupa pertanyaan :
Bagaimana pembentukan senyawa berdasarkan
pembentukan ikatan? (berhubungan dengan
kecenderungan atom untuk mencapai kestabilan).
3. Data Collecting
ï‚· Setiap kelompok mengumpulkan
data untuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan
melalui studi literatur.
4. Data Processing ï‚· Siswa mendiskusikan hasil temuan
dalam kelompok masing-masing.
5. Verification
ï‚· Satu kelompok mempresentasikan
hasil diskusi untuk menyamakan persepsi.
ï‚· Guru menguatkan dan atau
meluruskan hasil kelompok.
ï‚· Guru memberikan latihan soal
berkaitan dengan ikatan logam dan sifatnya.
ï‚· Guru mengumpulkan hasil jawaban
siswa untuk dinilai dan diumumkan pada pertemuan
berikutnya
6. Generalization ï‚· Siswa menyimpulkan hasil
4. pembelajaran mengenai struktur lewis, kestabilan unsur
dan kecenderungan membentuk ikatan., guru
menguatkan dan meluruskan kesimpulan bersama
c. Kegiatan Penutup
ï‚· Siswa dan guru mereview kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
ï‚· Guru menginformasikan pada siswa untuk mempersiapkan pembelajaran pada
pertemuan yang akan datang.
Pertemuan Kedua : (4 x 45 menit)
a. Kegiatan Pendahuluan
ï‚· Guru mengucapkan salam kepada siswa dengan senyum yang
bersahabat/komunikatif
ï‚· Guru mengajak siswa berdoa bersama sesuai keyakinan masing-masing
ï‚· Guru memeriksa kehadiran siswa
ï‚· Guru menyampaikan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai siswa dalam pembelajaran ini
ï‚· Guru menanyakan tentang pembentukan ikatan ion dan kovalen
b. Kegiatan Inti
No.
Sintaks
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
1. Stimulus
ï‚· Guru meminta siswa mengamati
tabel titik leleh beberapa senyawa ion dan senyawa
kovalen
ï‚· Guru menjelaskan tentang
terbentuknya ikatan ion dan kovalen, perbedaan titik
didihnya, serta contoh pembentukan senyawa ion dan
kovalen.
2.
Problem
Statetment
ï‚· Guru membagi siswa duduk
berkelompok.
ï‚· Guru memberi tugas pada siswa
secara berkelompok untuk mendiskusikan
pertanyaan/permasalahan tentang perbedaan proses
terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen.
ï‚· Setiap kelompok mendiskusikan
tugas yang diberikan, untuk merumuskan permasalahan
berupa pertanyaan :
- Faktor apa saja penyebab perbedaan
titik leleh antara senyawa ion dan kovalen serta
beberapa contoh pembentukan senyawa senyawa
dan ion kovalen?
- Senyawa apa saja yang termasuk senyawa ion dan
kovalen yang banyak digunakan dalam kehidupan
5. sehari-hari?
3. Data Collecting
ï‚· Setiap kelompok mengumpulkan
data untuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan
melalui studi literatur.
4. Data Processing ï‚· Siswa mendiskusikan hasil temuan
dalam kelompok masing-masing.
5. Verification
ï‚· Satu kelompok mempresentasikan
hasil diskusi untuk menyamakan persepsi.
ï‚· Guru menguatkan dan atau
meluruskan hasil kelompok.
ï‚· Guru memberikan latihan soal
berkaitan dengan ikatan ion dan kovalen
ï‚· Guru mengumpulkan hasil jawaban
siswa untuk dinilai dan diumumkan pada pertemuan
berikutnya
6. Generalization
ï‚· Siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran mengenai ikatan ion dan kovalen, guru
menguatkan dan meluruskan kesimpulan bersama
c. Kegiatan Penutup
ï‚· Siswa dan guru mereview kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
ï‚· Guru menginformasikan pada siswa untuk mempersiapkan pembelajaran pada
pertemuan yang akan datang.
Pertemuan Ketiga : (4 x 45 menit)
a. Kegiatan Pendahuluan
ï‚· Guru mengucapkan salam kepada siswa dengan senyum yang
bersahabat/komunikatif
ï‚· Guru mengajak siswa berdoa bersama sesuai keyakinan masing-masing
ï‚· Guru memeriksa kehadiran siswa
ï‚· Guru menyampaikan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai siswa dalam pembelajaran ini
6. ï‚· Guru mengingatkan kembali konsep pembentukan ikatan kovalen dari unsur-unsur
nonlogam
b. Kegiatan Inti
No.
Sintaks
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
1. Stimulus
ï‚· Guru mengenalkan siswa tentang
beberapa contoh senyawa kovalen tunggal, kovalen
rangkap dua, kovalen rangkap tiga dan kovalen
koordinasi.
ï‚· Guru mengenalkan siswa tentang
sifat logam dan contoh logam
2.
Problem
Statetment
ï‚· Guru membagi siswa duduk
berkelompok.
ï‚· Guru memberi tugas pada siswa
secara berkelompok untuk mendiskusikan
pertanyaan/permasalahan tentang proses terbentuknya
ikatan kovalen tunggal, kovalen rangkap dua, kovalen
rangkap tiga dan kovalen koordinasi serta
mengidentifikasi logam-logam yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari
ï‚· Setiap kelompok mendiskusikan
tugas yang diberikan, untuk merumuskan permasalahan
berupa pertanyaan :
- Bagaimana pembentukan ikatan kovalen tunggal,
kovalen rangkap dua, kovalen rangkap tiga dan
kovalen koordinasi?
- Bagaimana hubungan sifat logam dengan proses
pembentukan ikatan logam?
3. Data Collecting
ï‚· Setiap kelompok mengumpulkan
data untuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan
melalui studi literatur.
4. Data Processing ï‚· Siswa mendiskusikan hasil temuan
dalam kelompok masing-masing.
5. Verification
ï‚· Satu kelompok mempresentasikan
hasil diskusi untuk menyamakan persepsi.
ï‚· Guru menguatkan dan atau
meluruskan hasil kelompok.
ï‚· Guru memberikan latihan soal
berkaitan dengan jenis-jenis ikatan kovalen dan ikatan
logam beserta sifatnya.
ï‚· Guru mengumpulkan hasil jawaban
siswa untuk dinilai dan diumumkan pada pertemuan
berikutnya
7. 6. Generalization
ï‚· Siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran mengenai jenis ikatan kovalen dan ikatan
logam beserta sifatnya, guru menguatkan dan
meluruskan kesimpulan bersama
c. Kegiatan Penutup
ï‚· Siswa dan guru mereview kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
ï‚· Guru menginformasikan pada siswa untuk mempersiapkan pembelajaran pada
pertemuan yang akan datang.
Pertemuan Keempat : (4 x 45 menit)
d. Kegiatan Pendahuluan
ï‚· Guru mengucapkan salam kepada siswa dengan senyum yang
bersahabat/komunikatif
ï‚· Guru mengajak siswa berdoa bersama sesuai keyakinan masing-masing
ï‚· Guru memeriksa kehadiran siswa
ï‚· Guru menyampaikan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai siswa dalam pembelajaran ini
ï‚· Guru menanyakan tentang senyawa kovalen polar, nonpolar dan ikatan
logam
e. Kegiatan Inti
No.
Sintaks
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
1. Stimulus
ï‚· Guru memberikan pertanyaan:
- Mengapa titik didih air tinggi
padahal air mempunyai massa molekul relatif
kecil?
2.
Problem
Statetment
ï‚· Guru membagi siswa duduk
berkelompok.
ï‚· Guru memberi tugas pada siswa
secara berkelompok untuk berdiskusi merancang
percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili
senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) .
ï‚· Setiap kelompok mendiskusikan
tugas yang diberikan, untuk merumuskan permasalahan
berupa pertanyaan :
- Faktor apa saja penyebab perbedaan
titik didih antara senyawa kovalen polar dan
kovalen nonpolar?
- Senyawa apa saja yang termasuk senyawa kovalen
polar dan kovalen nonpolar yang banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari?
3. Data Collecting ï‚· Setiap kelompok melakukan
8. percobaan, mengamati dan mengumpulkan data untuk
menjawab pertanyaan yang dikemukakan berdasarkan
hasil percobaan
4. Data Processing
ï‚· Siswa menganalisis dan
menyimpulkan hasil percobaan kepolaran senyawa
dikaitkan dengan data keelektronegatifan
5. Verification
ï‚· Secara berkelompok, siswa
mempresentasikan hasil percobaan dengan
menggunakan bahasa yang benar.
ï‚· Guru menguatkan dan atau
meluruskan hasil kelompok.
ï‚· Guru memberikan latihan soal
berkaitan dengan kepolaran senyawa
ï‚· Guru mengumpulkan hasil jawaban
siswa untuk dinilai dan diumumkan pada pertemuan
berikutnya
6. Generalization
ï‚· Siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran mengenai kepolaran senyawa, guru
menguatkan dan meluruskan kesimpulan bersama
f. Kegiatan Penutup
ï‚· Siswa dan guru mereview kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
ï‚· Guru menginformasikan pada siswa untuk mempersiapkan pembelajaran pada
pertemuan yang akan datang.
G. Teknik Penilaian
1. Pengetahuan: Tertulis Soal PG dan Uraian (Terlampir)
2. Keterampilan: Unjuk Kerja percobaan kepolaran senyawa
H. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media : slide presentasi
2. Sumber Belajar : buku paket kimia kelas X, internet
Jakarta, Juli 2016
Mengetahui,
Kepala MAN 14 Jakarta Guru Mata Pelajaran Kimia,
Drs. Rojali, MPd. Priyo Agung Nugroho, M.Pd.
NIP. 196410111992031004
9. Materi Pembelajaran
IKATAN KIMIA
A. KESTABILAN ATOM
Atom akan stabil bila konfigurasi elektronnya mengikuti konfigurasi elektron gas mulia.
Aturan Oktet : Bila elektron valensi = 8
Aturan Duplet : Bila elektron valensi = 2 (atom He)
Periode Unsur
Nomor
Atom
K L M N O P
1 He 2 2
2 Ne 10 2 8
3 Ar 18 2 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8
Untuk stabil (mendapatkan konfigurasi elektron seperti gas mulia), dilakukan dengan menangkap
atau melepas elektron.
Menangkap elektron → menjadi ion negatif (anion)
Melepas elektron → menjadi ion positif (kation)
Gol. I, II, dan III A → melepas elektron
Gol. V, VI, dan VII A → menangkap elektron
Contoh:
Atom 16S32
: 2 8 6
Elektron valensi = 6 (Golongan VIIA) → Tidak stabil
menangkap 2 e-, menjadi 16S2-
: 2 8 8
B. IKATAN ION
Ikatan yang terjadi akibat adanya gaya tarik menarik (elektrostatis) antara ion positif dengan ion
negatif. Senyawa hasil ikatan ion disebut Senyawa Ion.
1. Terjadi antara atom yang mempunyai potensial ionisasi kecil (mudah melepas e-) dengan atom
yang mempunyai afinitas elektron besar (mudah menangkap e-).
2. Terjadi bila perbedaan elektronegativitas besar
3. Terjadi antara logam dan nonlogam
- Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam
- Unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur non logam.
4. Terjadi antara gol. IA/IIA dengan gol VA – VIIA
10. Atom dengan potensial ionisasi kecil (gol IA/IIA) akan melepaskan e- valensi membentuk ion
(+), sedangkan atom dengan afinitas elektron besar (gol VIA/VIIA) akan menangkap e-
membentuk ion (-). ion (+) dan ion (-) akan tarik menarik membentuk ikatan ion.
Contoh:
Atom 11Na : 2 8 1 Tidak stabil, cenderung melepas 1 e- menjadi Na+
Atom 17Cl : 2 8 7 Tidak stabil, cenderung menangkap 1 e- menjadi Cl-
Na+
+ Cl-
→ NaCl
Sifat umum senyawa ionik :
1) Titik didih dan titik lelehnya tinggi
2) Keras, tetapi mudah patah
3) Penghantar panas yang baik
4) Lelehan maupun larutannya dapat menghantarkan listrik (elektrolit)
5) Larut dalam air
6) Mudah larut dalam pelarut/senyawa polar (misal : H2O)
7) Contoh senyawa ion: NaCl, MgCl2 , KCl, CaO, AlCl3
C. IKATAN KOVALEN
Ikatan yang terjadi karena penggunaan bersama Pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan.
1. Terjadi antara atom/unsur yang sejenis
2. Terjadi bila perbedaan elektronegativitas kecil atau = 0
3. Terjadi antara atom nonlogam
4. Ikatan ini terjadi manakala kecenderungan untuk melepas atau menangkap elektron lain
sangat kecil sehingga terjadi sharing (pemakaian bersama) elektron ikatan.
5. Tiap-tiap atom non logam mempertahakan elektron masing-masing dan mencoba menarik
elektron atom lain.
6. Gaya tarik masing-masing atom terhadap elektron valensi lawannya membuat kedua atom
berikatan.
1. Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen pada H2
1H : 1 Tidak stabil, kurang 1 e-
1H : 1 Tidak stabil, kurang 1 e-
Atom H stabil jika e- valensi = 2 (aturan duplet). Suatu atom H mendonorkan 1 elektronnya
untuk digunakan bersama dengan atom H lain yang juga menyumbangkan 1 elektronnya.
Strukturnya H – H ditulis H2
Penggambaran truktur atom dengan titik elektron seperti pada gambar di atas disebut
STRUKTUR LEWIS.
Contoh ikatan kovalen tunggal terdapat pada senyawa: F2, Cl2, Br2 , I2, HCl, H2O, CH4.
2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Ikatan kovalen pada O2
8O : 2 6 Tidak stabil, kurang 2 e-
8O : 2 6 Tidak stabil, kurang 2 e-
H + H H H
11. Atom O stabil jika e- valensi yang mengitarinya = 8 (aturan oktet). Suatu atom O
mendonorkan 2 elektrronya untuk digunakan bersama dengan atom O lain yang juga
menyumbangkan 2 elektronnya.
Strukturnya O = O ditulis O2
Contoh ikatan kovalen tunggal terdapat pada senyawa: CO2, C2H4
3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Ikatan kovalen pada N2
7N : 2 5 Tidak stabil, kurang 3 e-
7N : 2 5 Tidak stabil, kurang 3 e-
Atom N stabil jika e- valensi yang mengitarinya = 8 (aturan oktet). Suatu atom N
mendonorkan 3 elektroonya untuk digunakan bersama dengan atom N lain yang juga
menyumbangkan 3 elektronnya.
Strukturnya N N ditulis N2
Sifat Senyawa Kovalen:
1. Titik didih dan titik lebur rendah
2. Mudah menguap
3. Kovalen polar bersifat elektrolit, sedang kovalen non polar bersifat non elektrolit.
Tabel 2.1 Perbedaan Senyawa Kovalen Polar dan Nonpolar
No Senyawa Kovalen Non Polar Senyawa Kovalen Polar
1 Selisih elektronegatifitas sangat
kecil, sehingga momen dipol = 0,
misal O2, N2, H2
Selisih elektronegatifitas besar,
sehingga momen dipol tidak 0, misal
HF, HCl, FBr
2 Bentuk molekul simetris, misal
CH4,CO2, BeF2
Bentuk molekul tidak simetris, misal
CH3Cl, PCl3
3 Tidak ada pasangan elektron
bebas
Mempunyai pasangan elektron bebas,
misal NH3, H2O
4 Selisih elektronegativitas kecil Selisih elektronegativitas besar
4. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen adalah ikatan di mana elektron ikatannya hanya berasal dari salah satu atom,
sedangkan atom lain tidak menyumbang elektron sama sekali (menyediakan orbital kosong).
a. Suatu atom yang mempuyai pasangan elektron bebas mendonorkan elektron bebasnya
untuk digunakan bersama atom lain yang mempunyai orbital kosong.
O + O O O
N N+ N N
12. b. Ikatan kovalen koordinasi sering disebut IKATAN SEMIPOLAR
Pembentukan ikatan kovalen koordinasi pada [NH4]+
NH3 yang mempunyai pasangan elektron bebas (pasangan elektron yang belum
digunakan untuk berikatan) akan mendonorkan elektronnya ke orbital kosong milik
H+
Ditulis: NH3 + H+
→ [NH4]+
D. IKATAN LOGAM
Ikatan logamadalah gaya tarikmenarik antara ion-ion positif dengan elektron-elektron pada
kulit valensi dari suatu atom unsur logam.
Atom logam mempunyai jumlah elektron valensi yang terlalu sedikit sehingga sulit membentuk
ikatan kovalen. Terdapat satu jenis ikatan yang dapat mengikat atom-atom logam yaitu ikatan
logam.
Salah satu teori sederhana yang menjelaskan tentang ikatan ini ialah teori lautan elektron.
Menurut teori ini, atom logam harus berikatan dengan atom-atom logam yang lain untuk
mencapai konfigurasi elektron gas mulia. Dalam model ini, setiap elektron valensi mampu
bergerak bebas di dalam tumpukan bangun logam atau bahkan meninggalkannya sehingga
menghasilkan ion positif. Elektron valensi inilah yang membawa dan menyampaikan arus listrik.
Gerakan elektron valensi ini jugalah yang dapat memindahkan panas dalam logam.
N
H
H
H
H
N
H
H
H
H+
Contoh Soal:
1) Bagaimanakah terjadinya ikatan ion pada senyawa K2S?
2) Tunjukkan ikatan kovalen rangkap dua pada senyawa CO2!
Jawab:
3) Atom 19K : 2 8 8 1 Tidak stabil, cenderung melepas 1 e- menjadi K+
Atom 16S : 2 8 6 Tidak stabil, cenderung menangkap 2 e- menjadi S2-
K+
+ S2-
→ K2S
4) Pembentukan ikatan kovalen rangkap dua pada senyawa CO2
C + O O CO O
CO O