2. OBESITAS
• Obesitas merupakan masalah utama di negara maju maupun negara berkembang.
Obesitas, selain mempengaruhi penampilan, juga dapat mengakibatkan berbagai
komplikasi penyakit kronis, seperti diabetes tipe-2, kanker, stroke, kesulitan
bernafas, gangguan ginjal, muskuloskeletal kronis, gangguan metabolisme dan
infertilitas (Atilgan dkk., 2013; Gutterman, 2011).
• Obesitas dikaitkan dengan meningkatnya mortalitas dikarenakan :
– insiden Hipertensi
– aterosklerosis
– CAD (coronary atery disease)
– Diabet
– keadaan2 lain
3. BATASAN OBESITAS
• Seorang pasien dianggap obesitas jika berat badan aktual melebihi
berat badan ideal atau yg diinginkan sebesar 30%
• Berat badan ideal atau yg diinginkan didasarkan pada berat dan tinggi badan
rata-rata untuk pria dan wanita dengan mempertimbangkan usia.
• Atlet yang memiliki berat badan lebih besar karena massa otot lebih besar
tidak dianggap mengalami obesitas.
• Obesitas sering didefinisikan oleh indeks massa tubuh (BMI), nilai yang
menormalkan berat badan berdasarkan tinggi badan.
• BMI dinyatakan sebagai berat badan (kg) dibagi dengan kuadrat tinggi orang
(meter) atau kg/m2
5. Seorang pasien obesitas (BMI>
30) memiliki akumulasi
jaringan lemak yang lebih
besar daripada yang
diperlukan untuk fungsi tubuh
normal
●
Jaringan adiposa (lemak)
memiliki proporsi air yang
lebih kecil dibandingkan
jaringan otot.
Dengan demikian, pasien obesitas
memiliki proporsi total air tubuh/
total berat badan yang lebih kecil
dibandingkan pasien yang berat
badannya ideal, yang dapat
berpengaruh pada Vd obat
7. BMI bukanlah ukuran adipositas yang sangat akurat pada pasien individu
tertentu, terutama pada orang dengan peningkatan massa tubuh tanpa
lemak, seperti atlet, dan pada anak-anak.
Lean body weight (LBW)
Pendekatan lain telah digunakan untuk memprediksi hubungan obesitas
dengan kardiovaskular risiko, seperti lingkar pinggang, rasio pinggang-ke-
pinggul, dan indeks pinggang ke pinggul ke tinggi badan
Rumus LBW
8. Selain perbedaan dalam total air tubuh per kilogram berat badan pada
pasien obesitas, proporsi lemak tubuh yang lebih besar pada pasien ini
dapat menyebabkan perubahan distribusi dalam farmakokinetik obat
karena pembagian obat antara komponen lipid dan air.
Obat-obatan seperti digoxin dan gentamicin sangat
polar dan cenderung didistribusikan ke dalam air
daripada ke jaringan lemak.
Meskipun obat lipofilik dikaitkan dengan volume distribusi
yang lebih besar pada pasien obesitas dibandingkan dengan
obat hidrofilik, ada pengecualian dan efek obesitas pada obat
tertentu harus dipertimbangkan untuk strategi dosis yang
akurat
9. Parameter farmakokinetik lainnya dapat berubah pada pasien obesitas
sebagai akibat dari perubahan fisiologis, seperti infiltrasi lemak hati yang
mempengaruhi biotransformasi dan perubahan kardiovaskular yang dapat
mempengaruhi aliran darah ginjal dan ekskresi ginjal.
10. Pendosisan obat-obat ini
didasarkan pada berat
badan ideal
Pendosisan berdasarkan berat badan aktual dapat menyebabkan overdosis
pada obat-obatan seperti aminoglikosida (misalnya, gentamicin), yang sangat
polar dan didistribusikan dalam cairan ekstraseluler.
11.
12. Ada 3 kemungkinan :
Jika perubahan Vd sebanding dengan perubahan Cl maka
t ½ akan tetap (tidak berubah), contoh : Aminoglikosida
Jika Vd naik, tetapi Cl tetap, maka t ½ akan meningkat
Contoh : Carbamazepin
Jika Cl berubah, namun Vd tetap, maka t ½ akan berubah
Contoh : Metilprednisolon
13. KESIMPULAN
Pendosisan berdasarkan berat badan aktual dapat menyebabkan overdosis pada obat-
obatan seperti aminoglikosida (misalnya, gentamicin), yang sangat polar dan didistribusikan
dalam cairan ekstraseluler .
Pendosisan obat-obat ini didasarkan pada berat badan ideal