Dokumen tersebut membahas tentang implan gigi, yang merupakan pengganti gigi yang hilang dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi stomatognatik. Implan gigi terdiri dari beberapa bagian seperti badan implan, healing cup, abutment, dan mahkota. Ada beberapa jenis implan berdasarkan lokasinya seperti subperiosteal, transosseus, intramukosal. Prosedur pemasangan implan meliputi pemilihan pasien, pemeriksaan, pem
Dokumen tersebut membahas klasifikasi bedah preprostetik yang meliputi kelainan jaringan keras dan lunak yang perlu diperbaiki sebelum pemasangan alat prostetik. Kelainan jaringan keras seperti torus, eksostosis, dan alveoloplasti. Kelainan jaringan lunak seperti frenectomy, hiperplasia fibrosa yang disebabkan oleh gigi palsu, serta hiperplasia papiler langit-langit.
1. Pasien berusia 25 tahun datang untuk pencabutan gigi bungsu akibat sakit dan susah membersihkan sisa makanan. Pemeriksaan menunjukkan gigi bungsu mengalami impaksi dan perlu tindakan odontektomi.
2. Odontektomi adalah teknik pencabutan gigi dengan melakukan pemotongan gigi atau tulang. Gigi bungsu pasien mengalami impaksi yang perlu ditangani dengan odontektomi.
3.
Pasien wanita berusia 30 tahun datang dengan keluhan gusi membesar selama setahun terakhir. Pemeriksaan menemukan pembesaran gingiva di gigi anterior rahang bawah dengan indeks gingiva 2 dan pseudo pocket 6 mm. Pasien juga mengalami crowding gigi anterior rahang bawah.
Case Based Study: Guided Tissue RegenerationNabilah Kusuma
Prosedur GTR dilakukan untuk meregenerasi struktur periodontal yang hilang dengan mencegah masuknya jaringan epitel dan ikat ke permukaan akar menggunakan membran, sehingga dapat mempertahankan kesenjangan untuk regenerasi tulang dan jaringan periodontal.
Fotomikrograf menunjukkan hiperplastik epitel skuamosa bertingkat dengan jaringan ikat di
bawahnya yang mengandung ruang kistik kecil berisi lendir dan sel berisi mukus yang
dikelilingi jaringan granulasi, mengindikasikan diagnosis mucocoele oral.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan attachment pada overdenture. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain:
1. Ada berbagai jenis attachment yang dapat digunakan pada overdenture seperti stud berpegas, stud non-pegas, dan bar attachment.
2. Pemilihan attachment yang tepat bergantung pada kondisi gigi penyangga dan kebutuhan pergerakan overdenture.
3. Attachment berpegas dapat membantu kompensasi beban dan memberikan dukungan
Dokumen tersebut membahas tentang implan gigi, yang merupakan pengganti gigi yang hilang dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi stomatognatik. Implan gigi terdiri dari beberapa bagian seperti badan implan, healing cup, abutment, dan mahkota. Ada beberapa jenis implan berdasarkan lokasinya seperti subperiosteal, transosseus, intramukosal. Prosedur pemasangan implan meliputi pemilihan pasien, pemeriksaan, pem
Dokumen tersebut membahas klasifikasi bedah preprostetik yang meliputi kelainan jaringan keras dan lunak yang perlu diperbaiki sebelum pemasangan alat prostetik. Kelainan jaringan keras seperti torus, eksostosis, dan alveoloplasti. Kelainan jaringan lunak seperti frenectomy, hiperplasia fibrosa yang disebabkan oleh gigi palsu, serta hiperplasia papiler langit-langit.
1. Pasien berusia 25 tahun datang untuk pencabutan gigi bungsu akibat sakit dan susah membersihkan sisa makanan. Pemeriksaan menunjukkan gigi bungsu mengalami impaksi dan perlu tindakan odontektomi.
2. Odontektomi adalah teknik pencabutan gigi dengan melakukan pemotongan gigi atau tulang. Gigi bungsu pasien mengalami impaksi yang perlu ditangani dengan odontektomi.
3.
Pasien wanita berusia 30 tahun datang dengan keluhan gusi membesar selama setahun terakhir. Pemeriksaan menemukan pembesaran gingiva di gigi anterior rahang bawah dengan indeks gingiva 2 dan pseudo pocket 6 mm. Pasien juga mengalami crowding gigi anterior rahang bawah.
Case Based Study: Guided Tissue RegenerationNabilah Kusuma
Prosedur GTR dilakukan untuk meregenerasi struktur periodontal yang hilang dengan mencegah masuknya jaringan epitel dan ikat ke permukaan akar menggunakan membran, sehingga dapat mempertahankan kesenjangan untuk regenerasi tulang dan jaringan periodontal.
Fotomikrograf menunjukkan hiperplastik epitel skuamosa bertingkat dengan jaringan ikat di
bawahnya yang mengandung ruang kistik kecil berisi lendir dan sel berisi mukus yang
dikelilingi jaringan granulasi, mengindikasikan diagnosis mucocoele oral.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan attachment pada overdenture. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain:
1. Ada berbagai jenis attachment yang dapat digunakan pada overdenture seperti stud berpegas, stud non-pegas, dan bar attachment.
2. Pemilihan attachment yang tepat bergantung pada kondisi gigi penyangga dan kebutuhan pergerakan overdenture.
3. Attachment berpegas dapat membantu kompensasi beban dan memberikan dukungan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan fraktur edentulous mandibula dan fraktur mandibula pada anak, dengan menjelaskan beberapa teknik seperti reduksi tertutup menggunakan splint dan reduksi terbuka menggunakan kawat dan pin.
2. Beberapa tantangan pengobatan fraktur pada mandibula edentulous dijelaskan seperti suplai darah yang rendah dan ketebalan tulang yang
Gigitan bersilang pada anak disebabkan oleh faktor skeletal seperti pertumbuhan rahang yang tidak seimbang, faktor jaringan lunak seperti kebiasaan mengisap jari, dan faktor lokal seperti retensi gigi. Penanganannya meliputi pencegahan dengan alat ortodontik, perawatan interseptif untuk mencegah maloklusi parah, dan perawatan kuratif untuk mengoreksi letak gigi.
Pasien laki-laki berusia 9 tahun dengan maloklusi kelas I Angle dan gigitan terbalik gigi 11 dirawat dengan peranti ortodontik lepasan rahang atas dan bawah yang dirancang untuk memberikan dorongan pada gigi 11 agar bergerak ke arah labial. Perawatan berjalan dengan baik dan gigi 11 berhasil dikoreksi ke posisi edge-to-edge setelah 10 minggu. Peranti retensi kemudian digunakan untuk mencegah relaps.
1. Ada beberapa jenis retainer yang digunakan untuk menahan gigitiruan sebagian lepasan, seperti retainer intrakoronal, ekstrakoronal, dan attachment internal atau eksternal.
2. Pemilihan retainer harus didasarkan pada karakteristik gigi dan jaringan serta kebutuhan pasien untuk menjamin stabilitas dan retensi gigitiruan.
3. Retainer perlu dirancang sedemikian rupa agar dapat mengakomodasi gerakan fungsional mulut tanpa menye
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis mahkota tiruan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi gigi yang rusak. Terdapat mahkota penuh yang dibuat dari porselen, logam, atau gabungan porselen-logam, mahkota parsial, serta mahkota yang digunakan untuk gigi yang telah dirawat saluran akarnya dengan menggunakan pasak dan inti. Setiap jenis mahkota memiliki indikasi dan kontraindikas
Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26Rifqi Setiantio
Restorasi direk komposit kelas II pasca ginggivectomy gigi 26 untuk menangani karies kelas II dengan adanya polip ginggiva. Tindakan ginggivektomi dilakukan untuk mengangkat jaringan hiperplasia, diikuti aplikasi kalsium hidroksida dan pembuatan dinding 1/3 mesial menggunakan resin komposit. Satu minggu kemudian, restorasi direk komposit permanen dilakukan setelah evaluasi kesembuhan jaringan.
TMJ terdiri atas os mandibula dan os temporalis yang bersendi. Diskus artikular memisahkan sendi menjadi bagian atas dan bawah, dan berperan dalam gerakan mandibula. Pemeriksaan TMJ meliputi inspeksi wajah, tes fungsi gerak, dan palpasi untuk mendeteksi masalah seperti nyeri dan bunyi klik yang dapat mengindikasikan gangguan diskus.
Dokumen tersebut membahas berbagai teknik perawatan endodontik konvensional dan bedah, mulai dari pulp capping, pulpotomi, pulpektomi, perawatan saluran akar, hingga apeksifikasi. Tujuannya adalah mengontrol infeksi pulpa dan jaringan sekitarnya serta memulihkan kondisi gigi. Teknik-teknik tersebut masing-masing memiliki indikasi, kontraindikasi, dan prosedur yang berbeda-beda.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan fraktur edentulous mandibula dan fraktur mandibula pada anak, dengan menjelaskan beberapa teknik seperti reduksi tertutup menggunakan splint dan reduksi terbuka menggunakan kawat dan pin.
2. Beberapa tantangan pengobatan fraktur pada mandibula edentulous dijelaskan seperti suplai darah yang rendah dan ketebalan tulang yang
Gigitan bersilang pada anak disebabkan oleh faktor skeletal seperti pertumbuhan rahang yang tidak seimbang, faktor jaringan lunak seperti kebiasaan mengisap jari, dan faktor lokal seperti retensi gigi. Penanganannya meliputi pencegahan dengan alat ortodontik, perawatan interseptif untuk mencegah maloklusi parah, dan perawatan kuratif untuk mengoreksi letak gigi.
Pasien laki-laki berusia 9 tahun dengan maloklusi kelas I Angle dan gigitan terbalik gigi 11 dirawat dengan peranti ortodontik lepasan rahang atas dan bawah yang dirancang untuk memberikan dorongan pada gigi 11 agar bergerak ke arah labial. Perawatan berjalan dengan baik dan gigi 11 berhasil dikoreksi ke posisi edge-to-edge setelah 10 minggu. Peranti retensi kemudian digunakan untuk mencegah relaps.
1. Ada beberapa jenis retainer yang digunakan untuk menahan gigitiruan sebagian lepasan, seperti retainer intrakoronal, ekstrakoronal, dan attachment internal atau eksternal.
2. Pemilihan retainer harus didasarkan pada karakteristik gigi dan jaringan serta kebutuhan pasien untuk menjamin stabilitas dan retensi gigitiruan.
3. Retainer perlu dirancang sedemikian rupa agar dapat mengakomodasi gerakan fungsional mulut tanpa menye
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis mahkota tiruan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi gigi yang rusak. Terdapat mahkota penuh yang dibuat dari porselen, logam, atau gabungan porselen-logam, mahkota parsial, serta mahkota yang digunakan untuk gigi yang telah dirawat saluran akarnya dengan menggunakan pasak dan inti. Setiap jenis mahkota memiliki indikasi dan kontraindikas
Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26Rifqi Setiantio
Restorasi direk komposit kelas II pasca ginggivectomy gigi 26 untuk menangani karies kelas II dengan adanya polip ginggiva. Tindakan ginggivektomi dilakukan untuk mengangkat jaringan hiperplasia, diikuti aplikasi kalsium hidroksida dan pembuatan dinding 1/3 mesial menggunakan resin komposit. Satu minggu kemudian, restorasi direk komposit permanen dilakukan setelah evaluasi kesembuhan jaringan.
TMJ terdiri atas os mandibula dan os temporalis yang bersendi. Diskus artikular memisahkan sendi menjadi bagian atas dan bawah, dan berperan dalam gerakan mandibula. Pemeriksaan TMJ meliputi inspeksi wajah, tes fungsi gerak, dan palpasi untuk mendeteksi masalah seperti nyeri dan bunyi klik yang dapat mengindikasikan gangguan diskus.
Dokumen tersebut membahas berbagai teknik perawatan endodontik konvensional dan bedah, mulai dari pulp capping, pulpotomi, pulpektomi, perawatan saluran akar, hingga apeksifikasi. Tujuannya adalah mengontrol infeksi pulpa dan jaringan sekitarnya serta memulihkan kondisi gigi. Teknik-teknik tersebut masing-masing memiliki indikasi, kontraindikasi, dan prosedur yang berbeda-beda.
Laporan ini membahas kasus seorang wanita lanjut usia dengan riwayat penyakit jantung yang mengeluhkan luka di gusi akibat gigi tiruannya. Pemeriksaan menemukan ulkus dan tulang tajam di gusi. Dokter merekomendasikan perawatan alveolektomi untuk menghilangkan tulang tajam dan mengobati ulkus dengan obat topikal. Laporan ini membahas tindakan alveolektomi secara mendetail beserta ind
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)Univ.Moestopo
Epulis fibromatosa adalah tumor jaringan lunak yang terjadi pada gusi dan sering disebabkan oleh iritasi kronis. Laporan kasus ini membahas dua kasus epulis fibromatosa yang diobati dengan insisi dan resep antibiotik. Satu kasus terjadi pada remaja laki-laki akibat gigi gangren, sedangkan yang lain terjadi pada dewasa tanpa faktor penyebab jelas. Kedua kasus mengalami penyembuhan baik setelah t
Dokumen tersebut membahas tentang fraktur tulang, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, penyembuhan, perbaikan, dan pengobatan fraktur tertutup dan terbuka. Secara ringkas, fraktur adalah pecahan pada struktur tulang yang disebabkan trauma atau kelemahan patologis, dan pengobatannya meliputi reduksi, retensi, dan rehabilitasi untuk memulihkan fungsi.
Dr. Azis Aimaduddin memberikan presentasi tentang penatalaksanaan hemoroid. Presentasinya membahas tentang definisi, patofisiologi, gejala, diagnosis, faktor risiko, dan penatalaksanaan hemoroid. Beberapa pilihan penatalaksanaan yang dibahas antara lain rubber band ligation, injeksi scleroterapi, koagulasi infrared, hemoroidektomi, HAL-RAR, dan stapler hemoroidopeksi.
Dokumen tersebut membahas dua jenis flap mikrovaskular untuk rekonstruksi tulang rahang, yaitu:
1. Flap fibula bebas, yang menggunakan arteri dan vena pedikel peroneal dan segment tulang fibula hingga 22-27 cm untuk rekonstruksi.
2. Free flap arteri iliaka sirkumfleksa dalam yang menggunakan pedikel arteri dan vena iliaka sirkumfleksa dalam beserta segment tulang melengkung iliaka, kulit,
Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar ter...AMENINAREZKIA
Perawatan endodontik terpandu menggunakan CBCT dan scan digital untuk membuat model 3D dan stent resin transparan yang memudahkan pembukaan akses saluran akar insisivus sentral maksila yang mengalami obliterasi. Teknik ini berhasil menemukan lokasi saluran akar secara tepat dan cepat serta meminimalkan risiko iatrogenik selama perawatan."
1. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang disebabkan trauma. Terdapat berbagai jenis fraktur berdasarkan lokasi, usia, dan derajat luka.
2. Diagnosis fraktur didasarkan pada riwayat trauma, inspeksi fisik, dan temuan nyeri pada palpasi. Penatalaksanaan meliputi reposisi, imobilisasi, dan mobilisasi untuk memulihkan fungsi anggota gerak.
3. Penyembuhan fraktur melib
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Ridge Augmentation
1. AUGMENTASI LINGGIRAini Hariyani, drg., Sp.Perio(K)
Fauzan Arif, drg | David Chandra,drg | Joseph Dede Hartanta Ginting,drg
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS
PROSTODONSIA
2. Keypoints
•Flep untuk augmentasi linggir
•Augmentasi tulang horizontal
•Penempatan implant dan guided bone regeneration
•Komplikasi augmentasi linggir
•Hasil jangka panjang implant pada daerah yang diaugmentasi
3. Defek linggir lokalisata/generalisata dapat
disebabkan oleh :
• Atropi
•Edentulous yang lama
•Anomaly kongenital
•Penyakit periodontal
•Infeksi
•Trauma
AUGMENTASI
LINGGIR
4. FLAP UNTUK AUGMENTASI LINGGIR
Mempertimbangkan pertambahan dimensi dari linggir setelah
augmentasi
Mempertimbangkan estetik serta tepi luka
Mempertahankan vaskularitas flap dan meminimalisir injuri
5. TIPE INSISI FLAP
•Conventional incision
•Dapat dilakukan jika periosteal releasing incision dan coronal advancement flep dapat
menghasilkan penutupan yang tension free.
•Remote incision
•Wound opening jauh dari graft.
6. KONSEP UMUM FLAP AUGMENTASI LINGGIR
•Membuat insisi yang relative jauh dari tempat peletakkan barrier
membrane
•Elevasi flep mukoperiosteal dengan ketebalan penuh setidaknya
5 mm dari ujung tulang
•Meminimalkan insisi vertical meskipun sering dibutuhkan untuk
akses surgical
7. KONSEP UMUM FLAP AUGMENTASI LINGGIR
•Diperlukan periosteal releasing incision untuk mendapatkan
elastisitas dan tension free flep
•Protesa lepasan tidak boleh dipasang diatas luka selama 2
minggu atau lebih untuk menghindari trauma postoperative
pada daerah surgical
8. KONSEP UMUM FLAP AUGMENTASI LINGGIR
•Penutupan bedah harus memasukkan kombinasi mattress
suture di sekitar jaringan konektif dan interrupted sutures
untuk adaptasi ujung luka
•Pembukaan jahitan 10 – 14 hari kemudian
9. Augmentasi Tulang Horizontal
•Defisiensi tulang horizontal dapat bersifat
•Minimal dehisensi atau fenestrasi pada permukaan
implant
•Signifikan lebih dari satu permukaan aksial yang
terpapar, namun masih terdapat beberapa bagian tulang
disepanjang tinggi vertical
10. Augmentasi Tulang Horizontal
•Dehisensi dapat ditangani pada saat penanaman
implant, jika defisiensi yang besar dan kemungkinan
terjadinya paparan yang signifikan rekonstruksi
tulang terlebih dahulu (a staged approach).
11. Augmentasi Tulang Horizontal
•Studi preliminary 1-3 thn autograft dari tuberositas
maksila tanpa barrier membrane peningkatan lebar
linggir, namun resorpsi 50% dari volume graft
•Buser et al. augmentasi linggir dengan autograft dari
daerah retromolar atau simfisis yang ditutupi dengan
membrane tidak terjadinya resorpsi
12. Augmentasi Tulang Horizontal
•Nevins & Mellonig dan Doblin et al. peningkatan
tulang baru dengan freeze-dried bone allografts (FDBAs)
dengan membrane biopsy menunjukkan adanya sel
tulang dan osteosit dalam lacuna, dan specimen 9 bulan
menunjukkan tidak tersisanya bahan allograft
13. Augmentasi Tulang Horizontal
• Hasil yang berlawanan dari kombinasi DFDBA dan membrane
dalam studi manusia, dimana 7 soket bekas ekstraksi digrafting
dengan DFDBA atau tulang autogenous daerah tersebut dibuka
dan di biopsy setelah 3-13 bulan untuk mengevaluasi pembentukan
tulang, specimen histologi menunjukkan dead particles dari DFDBA
dengan tanpa terjadinya pembentukan tulang pada permukaan dan
tidak dijumpai resopsi osteoclastik. Daerah autogenous vascular
channels dengan woven dan lamellar bone.
15. Particulate Bone Graft (Bone Chips)
Keuntungan:
•Serpihan yang kecil dari tulang revaskularisasi lebih
cepat
•Permukaan osteokonduksi yang lebih besar
•Remodelling biologis yang lebih
16. Particulate Bone Graft (Bone Chips)
Kelemahan:
•Tidak rigid
•Mudah untuk displaced dibanding block
graft
17. Particulate Bone Graft (Bone Chips)
Indikasi:
•Defek dengan dinding osseous yang multiple yang dapat
menampung graft
•Defek dehisensi atau fenestrasi dimana implant diletakkan
ketika prosedur augmentasi tulang.
•Jika defek tulang tidak mempunyai dinding osseous yang
memadi untuk menahan graft barrier membrane harus
ditopang dengan tacks, screw, atau dijahit
18. •Dapat diharvested dari daerah edentulus
baik dalam bentuk partikel kecil ataupun
block
•Block bone mill membuat jadi
serpihan
Particulate Bone Graft (Bone Chips)
19.
20. MONOCORTICAL BLOCK GRAFT
•Digunakan pada kasus defisiensi tulang horizontal yang
parah
•Menggunakan cortical block tulang yang diharvest dari
daerah lain untuk meningkatkan lebar tulang dapat
diambil secara intraoral (mandibular symphysis atau
ramus) atau ekstraoral (iliac crest atau tibia)
21. MONOCORTICAL BLOCK GRAFT
•Tulang difiksasi dengan screw, jaringan lunak dipisahkan
dari bone graft dengan barrier membrane atau hanya
ditutupi dengan flep mukoperiosteal. Fiksasi dilepas
setelah 6 bulan
•Kekurangan: revaskularisasi yang terbatas pada block
tulang yang besar (gambar 76-4)
23. Teknik yang Dapat Digunakan untuk Augmentasi Linggir Horizontal
•Guided bone regeneration (GBR)
•Ridge splitting dan expansion
•Onlay block grafts
•Sandwich bone technique
24. Ridge Splitting dan Expansion
• Teknik manipulasi tulang untuk membentuk daerah yang akan
menerima implant tanpa membuang tulang dari daerah
implant
• Ridge split lebih dianjurkan untuk dilakukan pada maksila
daripada mandibula dikarenakan kortikal plate yang lebih tipis
dan tulang medullari yang lebih lunak
25. Ridge Splitting dan Expansion
• Masalah yang paling sering dijumpai untuk rahang bawah
adalah exkpansi lebih cenderung terjadi ke arah lingual
disbanding ke arah bukal serta kecenderungan yang tinggi
untuk malfracture segement bukal dikarenakan
fleksibilitas yang rendah dan plat kortikal yang tebal
• Tulang yang dibutuhkan minimal 3 mm (lebar), paling
tidak 1mm tulang kanselous
26.
27.
28.
29. Onlay Block Grafts
•Dapat menggunakan block tulang dari allogenic dan xenogenic serta autograft dari dagu dan
ramus
•Kunci keberhasilan dari teknik ini: eliminasi mobility graft dan dead space antara graft dan
tulang pada host
•Corticocancellous block graft lebih dianjurkan karena mempunyai keuntungan berupa:
•Revaskularisasi bagian kanselous
•Dukungan mekanis dan rigiditas bagian kortikal
30.
31. Sandwich Bone Technique
•Bentuk unik dari GBR yang digunakan secara simultan dengan peletakkan implant
•Pada teknik ini, digunakan selapis autograft pada permukaan implant yang terpapar, kemudian
diikuti dengan selapis allograft tulang kanselous kondisi ini mereplika komposisi tulang
kanselous dari tulang pasien.
•Setelah itu, bagian luar ditutup dengan allograft tulang kortikal untuk menstimulasi tulang asli
•Membran barriers digunakan dimana berungsi seperti periosteum serta berfungsi sebagai
penghalang allograft tulang dari jaringan lunakan yang akan mengurangi regenerasi tulang
35. Komplikasi Augmentasi Linggir
•Literature review (1976 – 1994) 2315 implant dengan 733 autogenous block,
particulate, dan berbagai bahan bone graft komplikasi yang dijumpai berupa
bleeding, postoperative infection, fraktur tulang, disfungsi saraf, perforasi mukosa,
hilanganya sebagian bone graft, rasa sakit, ulkus decubitus, sinusitis, dan dehisensi
tulang
•Dehisensi tulang memberikan efek yang paling buruk untuk keselamatan implant
pentingnya manajemen flap
36. Hasil Jangka Panjang Implant pada Daerah yang Diaugmentasi
•Survival rate dari implant menunjukkan penurunan yang progresif dimulai dari 1 sampai
5 tahun dimulai dari loading
•Implant yang diletakkan di RA yang diaugmentasi mempunyai keberhasilan yang lebih
rendah dibandingkan dengan RB yang diaugmentasi
•Grafting dengan iliac crest mempunyai survival rate yang lebih rendah dibandingkan
dengan mandibular
•Semakin panjang implant semakin tinggi tingkat survival rate
37. • Survival rate 6 – 240 bulan
• Overall RA 79,5% (berkisar antara 60% sampai 100%)
• Implant bersamaan dengan rekonstruksi RA 81,8% (berkisar antara 72,8% sampai 92,3%)
• Implant pada rekonstrusi RA dengan staged approach 89,9% (berkisar antara 80% sampai
100%)
• Survival rate 6 – 90 bulan
• Overall RB 94,8% (berkisar antara 88,2% sampai 100%)
• Implant bersamaan dengan rekonstruksi RB 91,1% (berkisar antara 88,2% sampai 100%)
• Implant pada rekonstruksi RB dengan staged approach 100 persen