SlideShare a Scribd company logo
AUGMENTASI LINGGIRAini Hariyani, drg., Sp.Perio(K)
Fauzan Arif, drg | David Chandra,drg | Joseph Dede Hartanta Ginting,drg
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS
PROSTODONSIA
Keypoints
•Flep untuk augmentasi linggir
•Augmentasi tulang horizontal
•Penempatan implant dan guided bone regeneration
•Komplikasi augmentasi linggir
•Hasil jangka panjang implant pada daerah yang diaugmentasi
Defek linggir lokalisata/generalisata dapat
disebabkan oleh :
• Atropi
•Edentulous yang lama
•Anomaly kongenital
•Penyakit periodontal
•Infeksi
•Trauma
AUGMENTASI
LINGGIR
FLAP UNTUK AUGMENTASI LINGGIR
Mempertimbangkan pertambahan dimensi dari linggir setelah
augmentasi
Mempertimbangkan estetik serta tepi luka
Mempertahankan vaskularitas flap dan meminimalisir injuri
TIPE INSISI FLAP
•Conventional incision
•Dapat dilakukan jika periosteal releasing incision dan coronal advancement flep dapat
menghasilkan penutupan yang tension free.
•Remote incision
•Wound opening jauh dari graft.
KONSEP UMUM FLAP AUGMENTASI LINGGIR
•Membuat insisi yang relative jauh dari tempat peletakkan barrier
membrane
•Elevasi flep mukoperiosteal dengan ketebalan penuh setidaknya
5 mm dari ujung tulang
•Meminimalkan insisi vertical meskipun sering dibutuhkan untuk
akses surgical
KONSEP UMUM FLAP AUGMENTASI LINGGIR
•Diperlukan periosteal releasing incision untuk mendapatkan
elastisitas dan tension free flep
•Protesa lepasan tidak boleh dipasang diatas luka selama 2
minggu atau lebih untuk menghindari trauma postoperative
pada daerah surgical
KONSEP UMUM FLAP AUGMENTASI LINGGIR
•Penutupan bedah harus memasukkan kombinasi mattress
suture di sekitar jaringan konektif dan interrupted sutures
untuk adaptasi ujung luka
•Pembukaan jahitan 10 – 14 hari kemudian
Augmentasi Tulang Horizontal
•Defisiensi tulang horizontal dapat bersifat
•Minimal  dehisensi atau fenestrasi pada permukaan
implant
•Signifikan  lebih dari satu permukaan aksial yang
terpapar, namun masih terdapat beberapa bagian tulang
disepanjang tinggi vertical
Augmentasi Tulang Horizontal
•Dehisensi dapat ditangani pada saat penanaman
implant, jika defisiensi yang besar dan kemungkinan
terjadinya paparan yang signifikan  rekonstruksi
tulang terlebih dahulu (a staged approach).
Augmentasi Tulang Horizontal
•Studi preliminary 1-3 thn  autograft dari tuberositas
maksila tanpa barrier membrane  peningkatan lebar
linggir, namun resorpsi 50% dari volume graft
•Buser et al.  augmentasi linggir dengan autograft dari
daerah retromolar atau simfisis yang ditutupi dengan
membrane  tidak terjadinya resorpsi
Augmentasi Tulang Horizontal
•Nevins & Mellonig dan Doblin et al.  peningkatan
tulang baru dengan freeze-dried bone allografts (FDBAs)
dengan membrane  biopsy menunjukkan adanya sel
tulang dan osteosit dalam lacuna, dan specimen 9 bulan
menunjukkan tidak tersisanya bahan allograft
Augmentasi Tulang Horizontal
• Hasil yang berlawanan dari kombinasi DFDBA dan membrane 
dalam studi manusia, dimana 7 soket bekas ekstraksi digrafting
dengan DFDBA atau tulang autogenous daerah tersebut dibuka
dan di biopsy setelah 3-13 bulan untuk mengevaluasi pembentukan
tulang, specimen histologi menunjukkan dead particles dari DFDBA
dengan tanpa terjadinya pembentukan tulang pada permukaan dan
tidak dijumpai resopsi osteoclastik. Daerah autogenous  vascular
channels dengan woven dan lamellar bone.
BENTUK BONEGRAFT
Particulate Bone Graft Monocortical Block Graft
Particulate Bone Graft (Bone Chips)
Keuntungan:
•Serpihan yang kecil dari tulang  revaskularisasi lebih
cepat
•Permukaan osteokonduksi yang lebih besar
•Remodelling biologis yang lebih
Particulate Bone Graft (Bone Chips)
Kelemahan:
•Tidak rigid
•Mudah untuk displaced dibanding block
graft
Particulate Bone Graft (Bone Chips)
Indikasi:
•Defek dengan dinding osseous yang multiple yang dapat
menampung graft
•Defek dehisensi atau fenestrasi dimana implant diletakkan
ketika prosedur augmentasi tulang.
•Jika defek tulang tidak mempunyai dinding osseous yang
memadi untuk menahan graft  barrier membrane harus
ditopang dengan tacks, screw, atau dijahit
•Dapat diharvested dari daerah edentulus
baik dalam bentuk partikel kecil ataupun
block
•Block  bone mill  membuat jadi
serpihan
Particulate Bone Graft (Bone Chips)
MONOCORTICAL BLOCK GRAFT
•Digunakan pada kasus defisiensi tulang horizontal yang
parah
•Menggunakan cortical block tulang yang diharvest dari
daerah lain untuk meningkatkan lebar tulang  dapat
diambil secara intraoral (mandibular symphysis atau
ramus) atau ekstraoral (iliac crest atau tibia)
MONOCORTICAL BLOCK GRAFT
•Tulang difiksasi dengan screw, jaringan lunak dipisahkan
dari bone graft dengan barrier membrane atau hanya
ditutupi dengan flep mukoperiosteal. Fiksasi dilepas
setelah 6 bulan
•Kekurangan: revaskularisasi yang terbatas pada block
tulang yang besar (gambar 76-4)
MONOCORTICAL BLOCK GRAFT
Teknik yang Dapat Digunakan untuk Augmentasi Linggir Horizontal
•Guided bone regeneration (GBR)
•Ridge splitting dan expansion
•Onlay block grafts
•Sandwich bone technique
Ridge Splitting dan Expansion
• Teknik manipulasi tulang untuk membentuk daerah yang akan
menerima implant tanpa membuang tulang dari daerah
implant
• Ridge split lebih dianjurkan untuk dilakukan pada maksila
daripada mandibula dikarenakan kortikal plate yang lebih tipis
dan tulang medullari yang lebih lunak
Ridge Splitting dan Expansion
• Masalah yang paling sering dijumpai untuk rahang bawah
adalah exkpansi lebih cenderung terjadi ke arah lingual
disbanding ke arah bukal serta kecenderungan yang tinggi
untuk malfracture segement bukal dikarenakan
fleksibilitas yang rendah dan plat kortikal yang tebal
• Tulang yang dibutuhkan minimal 3 mm (lebar), paling
tidak 1mm tulang kanselous
Onlay Block Grafts
•Dapat menggunakan block tulang dari allogenic dan xenogenic serta autograft dari dagu dan
ramus
•Kunci keberhasilan dari teknik ini: eliminasi mobility graft dan dead space antara graft dan
tulang pada host
•Corticocancellous block graft lebih dianjurkan karena mempunyai keuntungan berupa:
•Revaskularisasi  bagian kanselous
•Dukungan mekanis dan rigiditas  bagian kortikal
Sandwich Bone Technique
•Bentuk unik dari GBR yang digunakan secara simultan dengan peletakkan implant
•Pada teknik ini, digunakan selapis autograft pada permukaan implant yang terpapar, kemudian
diikuti dengan selapis allograft tulang kanselous  kondisi ini mereplika komposisi tulang
kanselous dari tulang pasien.
•Setelah itu, bagian luar ditutup dengan allograft tulang kortikal untuk menstimulasi tulang asli
•Membran barriers digunakan dimana berungsi seperti periosteum serta berfungsi sebagai
penghalang allograft tulang dari jaringan lunakan yang akan mengurangi regenerasi tulang
Pedoman Augmentasi
Linggir Horizontal
Komplikasi Augmentasi Linggir
•Literature review (1976 – 1994)  2315 implant dengan 733 autogenous block,
particulate, dan berbagai bahan bone graft  komplikasi yang dijumpai berupa
bleeding, postoperative infection, fraktur tulang, disfungsi saraf, perforasi mukosa,
hilanganya sebagian bone graft, rasa sakit, ulkus decubitus, sinusitis, dan dehisensi
tulang
•Dehisensi tulang memberikan efek yang paling buruk untuk keselamatan implant 
pentingnya manajemen flap
Hasil Jangka Panjang Implant pada Daerah yang Diaugmentasi
•Survival rate dari implant menunjukkan penurunan yang progresif dimulai dari 1 sampai
5 tahun dimulai dari loading
•Implant yang diletakkan di RA yang diaugmentasi mempunyai keberhasilan yang lebih
rendah dibandingkan dengan RB yang diaugmentasi
•Grafting dengan iliac crest mempunyai survival rate yang lebih rendah dibandingkan
dengan mandibular
•Semakin panjang implant semakin tinggi tingkat survival rate
• Survival rate 6 – 240 bulan
• Overall RA  79,5% (berkisar antara 60% sampai 100%)
• Implant bersamaan dengan rekonstruksi RA  81,8% (berkisar antara 72,8% sampai 92,3%)
• Implant pada rekonstrusi RA dengan staged approach  89,9% (berkisar antara 80% sampai
100%)
• Survival rate 6 – 90 bulan
• Overall RB  94,8% (berkisar antara 88,2% sampai 100%)
• Implant bersamaan dengan rekonstruksi RB  91,1% (berkisar antara 88,2% sampai 100%)
• Implant pada rekonstruksi RB dengan staged approach  100 persen
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Terjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasTerjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhas
Irma Ariany Syam
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-Lisna K. Rezky
 
Minimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiMinimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiasih gahayu
 
Crossbite
CrossbiteCrossbite
Crossbite
Arlette Setiawan
 
Journal reading
Journal readingJournal reading
Journal reading
Haluanry Santoso
 
Direct retainers
Direct retainersDirect retainers
Direct retainers
Muhammad Fachri
 
Mahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan pptMahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan ppt
haulahrahma
 
temporo mandibular joint
temporo mandibular jointtemporo mandibular joint
temporo mandibular jointAmalia Annisa
 
Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26
Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26
Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26
Rifqi Setiantio
 
Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...
Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...
Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...
Nabilah Kusuma
 
Atraumatic restorative treatment (art)
Atraumatic restorative treatment (art)Atraumatic restorative treatment (art)
Atraumatic restorative treatment (art)
wahyuni majid
 
Restorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressable
Restorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressableRestorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressable
Restorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressable
Anis Istiqomah
 
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam FisioterapiTerapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Juliasti Pasorong
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2
RSIGM
 
endodontic 1
endodontic 1endodontic 1
endodontic 1RSIGM
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
Chusna Wardani
 
Jurnal tutor nekrosis
Jurnal tutor nekrosisJurnal tutor nekrosis
Jurnal tutor nekrosis
ina permata dewi
 

What's hot (20)

Terjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasTerjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhas
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
Minimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiMinimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigi
 
Skripsi uly
Skripsi ulySkripsi uly
Skripsi uly
 
Crossbite
CrossbiteCrossbite
Crossbite
 
Journal reading
Journal readingJournal reading
Journal reading
 
Direct retainers
Direct retainersDirect retainers
Direct retainers
 
Presentation THR
Presentation THRPresentation THR
Presentation THR
 
inlay
inlayinlay
inlay
 
Mahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan pptMahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan ppt
 
temporo mandibular joint
temporo mandibular jointtemporo mandibular joint
temporo mandibular joint
 
Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26
Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26
Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26
 
Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...
Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...
Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...
 
Atraumatic restorative treatment (art)
Atraumatic restorative treatment (art)Atraumatic restorative treatment (art)
Atraumatic restorative treatment (art)
 
Restorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressable
Restorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressableRestorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressable
Restorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressable
 
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam FisioterapiTerapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2
 
endodontic 1
endodontic 1endodontic 1
endodontic 1
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
 
Jurnal tutor nekrosis
Jurnal tutor nekrosisJurnal tutor nekrosis
Jurnal tutor nekrosis
 

Similar to Ridge Augmentation

ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
DewoBontang
 
LITREF BM
LITREF BMLITREF BM
LITREF BM
manu bawa
 
lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19
RSIGM
 
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Univ.Moestopo
 
Fraktur
FrakturFraktur
Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis Fraktur
Yanto Physio
 
Biomekanik Perawatan Ortodonti pada Sistem Stomatognati
Biomekanik Perawatan Ortodonti pada  Sistem StomatognatiBiomekanik Perawatan Ortodonti pada  Sistem Stomatognati
Biomekanik Perawatan Ortodonti pada Sistem Stomatognati
HayumasNurlita
 
Hemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptx
Hemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptxHemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptx
Hemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptx
Azis Aimaduddin
 
Bedah plastik
Bedah plastikBedah plastik
Bedah plastik
Bela Dinanti
 
Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar ter...
Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar ter...Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar ter...
Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar ter...
AMENINAREZKIA
 
EKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdf
EKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdfEKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdf
EKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdf
fatimahsyam7
 
Penatalaksanaan maloklusi dan trauma maksilofasial
Penatalaksanaan maloklusi dan trauma maksilofasialPenatalaksanaan maloklusi dan trauma maksilofasial
Penatalaksanaan maloklusi dan trauma maksilofasial
ekarosmarini
 
Parade case parade case parade case.pptx
Parade case parade case parade case.pptxParade case parade case parade case.pptx
Parade case parade case parade case.pptx
MedhySurya
 
Orthodontic Preparation For Lefort 1 Orthognatic Surgery (Haikal Riona Dimar)...
Orthodontic Preparation For Lefort 1 Orthognatic Surgery (Haikal Riona Dimar)...Orthodontic Preparation For Lefort 1 Orthognatic Surgery (Haikal Riona Dimar)...
Orthodontic Preparation For Lefort 1 Orthognatic Surgery (Haikal Riona Dimar)...
ElfaZulfian
 
PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulut
PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulutPPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulut
PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulut
wandyafrizal1
 
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar bisa download ppt ya guys
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar  bisa download ppt ya guysRuptur_tendo_achilles.pptx biar  bisa download ppt ya guys
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar bisa download ppt ya guys
FajarAnshori3
 
DM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptx
DM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptxDM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptx
DM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptx
DafaAzmiSyauqiShihab
 
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.pptpenatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
MuhammadFadli954524
 
7. fraktur
7. fraktur7. fraktur
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptxJOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
AndrianusSudarmono2
 

Similar to Ridge Augmentation (20)

ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
 
LITREF BM
LITREF BMLITREF BM
LITREF BM
 
lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19
 
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis Fraktur
 
Biomekanik Perawatan Ortodonti pada Sistem Stomatognati
Biomekanik Perawatan Ortodonti pada  Sistem StomatognatiBiomekanik Perawatan Ortodonti pada  Sistem Stomatognati
Biomekanik Perawatan Ortodonti pada Sistem Stomatognati
 
Hemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptx
Hemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptxHemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptx
Hemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptx
 
Bedah plastik
Bedah plastikBedah plastik
Bedah plastik
 
Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar ter...
Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar ter...Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar ter...
Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar ter...
 
EKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdf
EKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdfEKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdf
EKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdf
 
Penatalaksanaan maloklusi dan trauma maksilofasial
Penatalaksanaan maloklusi dan trauma maksilofasialPenatalaksanaan maloklusi dan trauma maksilofasial
Penatalaksanaan maloklusi dan trauma maksilofasial
 
Parade case parade case parade case.pptx
Parade case parade case parade case.pptxParade case parade case parade case.pptx
Parade case parade case parade case.pptx
 
Orthodontic Preparation For Lefort 1 Orthognatic Surgery (Haikal Riona Dimar)...
Orthodontic Preparation For Lefort 1 Orthognatic Surgery (Haikal Riona Dimar)...Orthodontic Preparation For Lefort 1 Orthognatic Surgery (Haikal Riona Dimar)...
Orthodontic Preparation For Lefort 1 Orthognatic Surgery (Haikal Riona Dimar)...
 
PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulut
PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulutPPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulut
PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulut
 
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar bisa download ppt ya guys
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar  bisa download ppt ya guysRuptur_tendo_achilles.pptx biar  bisa download ppt ya guys
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar bisa download ppt ya guys
 
DM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptx
DM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptxDM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptx
DM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptx
 
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.pptpenatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
 
7. fraktur
7. fraktur7. fraktur
7. fraktur
 
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptxJOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
 

Recently uploaded

ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 

Recently uploaded (17)

ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 

Ridge Augmentation

  • 1. AUGMENTASI LINGGIRAini Hariyani, drg., Sp.Perio(K) Fauzan Arif, drg | David Chandra,drg | Joseph Dede Hartanta Ginting,drg PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS PROSTODONSIA
  • 2. Keypoints •Flep untuk augmentasi linggir •Augmentasi tulang horizontal •Penempatan implant dan guided bone regeneration •Komplikasi augmentasi linggir •Hasil jangka panjang implant pada daerah yang diaugmentasi
  • 3. Defek linggir lokalisata/generalisata dapat disebabkan oleh : • Atropi •Edentulous yang lama •Anomaly kongenital •Penyakit periodontal •Infeksi •Trauma AUGMENTASI LINGGIR
  • 4. FLAP UNTUK AUGMENTASI LINGGIR Mempertimbangkan pertambahan dimensi dari linggir setelah augmentasi Mempertimbangkan estetik serta tepi luka Mempertahankan vaskularitas flap dan meminimalisir injuri
  • 5. TIPE INSISI FLAP •Conventional incision •Dapat dilakukan jika periosteal releasing incision dan coronal advancement flep dapat menghasilkan penutupan yang tension free. •Remote incision •Wound opening jauh dari graft.
  • 6. KONSEP UMUM FLAP AUGMENTASI LINGGIR •Membuat insisi yang relative jauh dari tempat peletakkan barrier membrane •Elevasi flep mukoperiosteal dengan ketebalan penuh setidaknya 5 mm dari ujung tulang •Meminimalkan insisi vertical meskipun sering dibutuhkan untuk akses surgical
  • 7. KONSEP UMUM FLAP AUGMENTASI LINGGIR •Diperlukan periosteal releasing incision untuk mendapatkan elastisitas dan tension free flep •Protesa lepasan tidak boleh dipasang diatas luka selama 2 minggu atau lebih untuk menghindari trauma postoperative pada daerah surgical
  • 8. KONSEP UMUM FLAP AUGMENTASI LINGGIR •Penutupan bedah harus memasukkan kombinasi mattress suture di sekitar jaringan konektif dan interrupted sutures untuk adaptasi ujung luka •Pembukaan jahitan 10 – 14 hari kemudian
  • 9. Augmentasi Tulang Horizontal •Defisiensi tulang horizontal dapat bersifat •Minimal  dehisensi atau fenestrasi pada permukaan implant •Signifikan  lebih dari satu permukaan aksial yang terpapar, namun masih terdapat beberapa bagian tulang disepanjang tinggi vertical
  • 10. Augmentasi Tulang Horizontal •Dehisensi dapat ditangani pada saat penanaman implant, jika defisiensi yang besar dan kemungkinan terjadinya paparan yang signifikan  rekonstruksi tulang terlebih dahulu (a staged approach).
  • 11. Augmentasi Tulang Horizontal •Studi preliminary 1-3 thn  autograft dari tuberositas maksila tanpa barrier membrane  peningkatan lebar linggir, namun resorpsi 50% dari volume graft •Buser et al.  augmentasi linggir dengan autograft dari daerah retromolar atau simfisis yang ditutupi dengan membrane  tidak terjadinya resorpsi
  • 12. Augmentasi Tulang Horizontal •Nevins & Mellonig dan Doblin et al.  peningkatan tulang baru dengan freeze-dried bone allografts (FDBAs) dengan membrane  biopsy menunjukkan adanya sel tulang dan osteosit dalam lacuna, dan specimen 9 bulan menunjukkan tidak tersisanya bahan allograft
  • 13. Augmentasi Tulang Horizontal • Hasil yang berlawanan dari kombinasi DFDBA dan membrane  dalam studi manusia, dimana 7 soket bekas ekstraksi digrafting dengan DFDBA atau tulang autogenous daerah tersebut dibuka dan di biopsy setelah 3-13 bulan untuk mengevaluasi pembentukan tulang, specimen histologi menunjukkan dead particles dari DFDBA dengan tanpa terjadinya pembentukan tulang pada permukaan dan tidak dijumpai resopsi osteoclastik. Daerah autogenous  vascular channels dengan woven dan lamellar bone.
  • 14. BENTUK BONEGRAFT Particulate Bone Graft Monocortical Block Graft
  • 15. Particulate Bone Graft (Bone Chips) Keuntungan: •Serpihan yang kecil dari tulang  revaskularisasi lebih cepat •Permukaan osteokonduksi yang lebih besar •Remodelling biologis yang lebih
  • 16. Particulate Bone Graft (Bone Chips) Kelemahan: •Tidak rigid •Mudah untuk displaced dibanding block graft
  • 17. Particulate Bone Graft (Bone Chips) Indikasi: •Defek dengan dinding osseous yang multiple yang dapat menampung graft •Defek dehisensi atau fenestrasi dimana implant diletakkan ketika prosedur augmentasi tulang. •Jika defek tulang tidak mempunyai dinding osseous yang memadi untuk menahan graft  barrier membrane harus ditopang dengan tacks, screw, atau dijahit
  • 18. •Dapat diharvested dari daerah edentulus baik dalam bentuk partikel kecil ataupun block •Block  bone mill  membuat jadi serpihan Particulate Bone Graft (Bone Chips)
  • 19.
  • 20. MONOCORTICAL BLOCK GRAFT •Digunakan pada kasus defisiensi tulang horizontal yang parah •Menggunakan cortical block tulang yang diharvest dari daerah lain untuk meningkatkan lebar tulang  dapat diambil secara intraoral (mandibular symphysis atau ramus) atau ekstraoral (iliac crest atau tibia)
  • 21. MONOCORTICAL BLOCK GRAFT •Tulang difiksasi dengan screw, jaringan lunak dipisahkan dari bone graft dengan barrier membrane atau hanya ditutupi dengan flep mukoperiosteal. Fiksasi dilepas setelah 6 bulan •Kekurangan: revaskularisasi yang terbatas pada block tulang yang besar (gambar 76-4)
  • 23. Teknik yang Dapat Digunakan untuk Augmentasi Linggir Horizontal •Guided bone regeneration (GBR) •Ridge splitting dan expansion •Onlay block grafts •Sandwich bone technique
  • 24. Ridge Splitting dan Expansion • Teknik manipulasi tulang untuk membentuk daerah yang akan menerima implant tanpa membuang tulang dari daerah implant • Ridge split lebih dianjurkan untuk dilakukan pada maksila daripada mandibula dikarenakan kortikal plate yang lebih tipis dan tulang medullari yang lebih lunak
  • 25. Ridge Splitting dan Expansion • Masalah yang paling sering dijumpai untuk rahang bawah adalah exkpansi lebih cenderung terjadi ke arah lingual disbanding ke arah bukal serta kecenderungan yang tinggi untuk malfracture segement bukal dikarenakan fleksibilitas yang rendah dan plat kortikal yang tebal • Tulang yang dibutuhkan minimal 3 mm (lebar), paling tidak 1mm tulang kanselous
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29. Onlay Block Grafts •Dapat menggunakan block tulang dari allogenic dan xenogenic serta autograft dari dagu dan ramus •Kunci keberhasilan dari teknik ini: eliminasi mobility graft dan dead space antara graft dan tulang pada host •Corticocancellous block graft lebih dianjurkan karena mempunyai keuntungan berupa: •Revaskularisasi  bagian kanselous •Dukungan mekanis dan rigiditas  bagian kortikal
  • 30.
  • 31. Sandwich Bone Technique •Bentuk unik dari GBR yang digunakan secara simultan dengan peletakkan implant •Pada teknik ini, digunakan selapis autograft pada permukaan implant yang terpapar, kemudian diikuti dengan selapis allograft tulang kanselous  kondisi ini mereplika komposisi tulang kanselous dari tulang pasien. •Setelah itu, bagian luar ditutup dengan allograft tulang kortikal untuk menstimulasi tulang asli •Membran barriers digunakan dimana berungsi seperti periosteum serta berfungsi sebagai penghalang allograft tulang dari jaringan lunakan yang akan mengurangi regenerasi tulang
  • 32.
  • 33.
  • 35. Komplikasi Augmentasi Linggir •Literature review (1976 – 1994)  2315 implant dengan 733 autogenous block, particulate, dan berbagai bahan bone graft  komplikasi yang dijumpai berupa bleeding, postoperative infection, fraktur tulang, disfungsi saraf, perforasi mukosa, hilanganya sebagian bone graft, rasa sakit, ulkus decubitus, sinusitis, dan dehisensi tulang •Dehisensi tulang memberikan efek yang paling buruk untuk keselamatan implant  pentingnya manajemen flap
  • 36. Hasil Jangka Panjang Implant pada Daerah yang Diaugmentasi •Survival rate dari implant menunjukkan penurunan yang progresif dimulai dari 1 sampai 5 tahun dimulai dari loading •Implant yang diletakkan di RA yang diaugmentasi mempunyai keberhasilan yang lebih rendah dibandingkan dengan RB yang diaugmentasi •Grafting dengan iliac crest mempunyai survival rate yang lebih rendah dibandingkan dengan mandibular •Semakin panjang implant semakin tinggi tingkat survival rate
  • 37. • Survival rate 6 – 240 bulan • Overall RA  79,5% (berkisar antara 60% sampai 100%) • Implant bersamaan dengan rekonstruksi RA  81,8% (berkisar antara 72,8% sampai 92,3%) • Implant pada rekonstrusi RA dengan staged approach  89,9% (berkisar antara 80% sampai 100%) • Survival rate 6 – 90 bulan • Overall RB  94,8% (berkisar antara 88,2% sampai 100%) • Implant bersamaan dengan rekonstruksi RB  91,1% (berkisar antara 88,2% sampai 100%) • Implant pada rekonstruksi RB dengan staged approach  100 persen