Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai proses reverse osmosis (RO) untuk desalinasi air laut dan air payau. Terdapat tahapan pretreatment untuk menghilangkan padatan terlarut dan terendap, diikuti proses desalinasi menggunakan membrane RO. Dokumen juga menjelaskan parameter kualitas air yang diperlukan, proses monitoring, dan pemecahan masalah pada sistem RO.
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan LumpurJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan LumpurJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Definisi Reverse Osmosis System -- By Fujikasui Engineering Indonesia (Perusa...Anggi Nurbana Wahyudi
Sebuah Preview atau Definisi Singkat Tentang System RO (Reverse Osmosis)
Oleh Fujikasui Engineering Indonesia
Ahlinya Air dan Air Limbah
Fujikasui Berpengalaman dalam :
1. Kontraktor WWTP : Domestic WWTP, Food & Beverages WWTP, Plating Industrial WWTP, Automotive Industrial WWTP, Oil & Gas WWTP, Textile WWTP, Palm Oil Industry WWTP, Hospital WWTP, Cosmetic Industry WWTP, Paint Industry WWTP, and Many Industrial WWTP
2. Kontraktor WTP : Reverse Osmosis System, Demineralyzer Water System, EDI System, Conventional System WTP, Sand Filter, Carbon Filter
3. Kontraktor STP : Hospital STP, Hotel STP, Mall & Plaza STP, PlayPark STP, and many others
4. Maintenance & Improvement Works for WWTP, WTP & STP
Silahkan Kontak :
021 824 333 91 / 0878 7373 3767 (Mr. Anggi Nurbana)
For Fast Response
Desalination Overview and 24 MLD Jaffna SWRO Project May, 2015 - Water Globe.Private Consultants
TA-8668 SRI: Rapid Assessment of Seawater Desalination and
Other Alternative Water Sources for Jaffna Water Supply Water - Globe Consulting Nikolay Voutchkov
Prepared by:
- Esraa Hussein 14104622
- Ayman Mohamed 14105247
What is desalination?
Why desalination?
Types of desalination.
Steps of desalination.
Desalination in Saudi Arabia.
Problems.
Research and development.
Automatic Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) adalah sistem atau sarana yang berfungsi untuk mengolah air dari kualitaas air baku (influent) terkontaminasi untuk mendapatkan perawatan kualitas air yang diinginkan sesuai standar mutu atau siap untuk di konsumsi.
5. 5
Kwalitas Yang dikontrol
1. Turbidity.
Adalah pengukuran adanya material
padatan kecil yang tersuspensi pada air.
Satuannya NTU ( Nephelometer Turbidity
Unit ).
2. Warna.
Indikasi adanya padatan yang berasal dari
organik atau ion metal.
Dapat diukur dengan alat Spectrometer.
( atau secara visual )
7. 7
Jumlah padatan
1. Total Solid
TSS adalah banyaknya
padatan yang
tersuspensi pada air.
TDS adalah banyaknya
padatan yang terlarut
pada air.
2. Conductivity :
Adalah hasil
pengukuran
konduktivitas air.
Satuannya
MikroSiemens / cm
Untuk penunjukkan
jumlah Ion yang
terlaraut di dalam air.
TDS = 0.66 X Cond
8. 8
Jumlah Padatan
TDS
Organik : - Humic Acid ( humus yang terdapat
didalam tanah)
- Tanin ( seperti tanaman )
Inorganik : - Silika.
TSS
Organik : - Lumut, Jamur, Bakteri.
Inorganik : - Lumpur, Karat, Tanah, Lempung.
9. 9
Inorganik yang umum
1. Membentuk ion terlarut.
Ion Positif
-Ca++ -K+
-Mg++ -NH4+
-Na+ -Fe++
-Mn++
Ion Negatif.
-CO3
2-
-HCO3-
-OH-
-SO4
3-
-Cl-
-NO3
-
2. Gas-gas terlarut
-CO2
-H2S
-NH3
-O2
-Cl2
-CH4
11. 11
SDI ( Silt Density Index )
Adalah merupakan suatu indikator dari TSS yang
berukuran > 0.45 mikron dengan menggunakan kertas
milli pore.
Tujuannya untuk mengetahui indikasi feed water yang
menyebabkab / berpotensi menjadi fouling.
SDI = 1 – to / tn X 100 %
15
to : waktu yang dibutuhkan untuk menampung air
sebanyak 500 ml.
tn : Setelah 15 menit kemudian waktu yang dibutuhkan
untuk menampung air sebanyak 500 ml.
12. 12
Sistem dipersi dibedakan ada 3
1. Dispersi kasar ( suspensi )
Partikel-partikel zat yang terdispersi yang
berukuran > 10 -4
mm.
2. Dispersi halus ( koloid )
Partikel-partikel zat yang terdispersi yang
berukuran 10 -4
– 10 -6
mm.
3. Larutan Sejati
Partikel-partike zat yang terdispersi yang
berukuran < 10 -6
mm
13. 13
Chemical
Type Polymer :
1. Nonionik Polyelectrolite
H
C H
HC
C=O
NH2
2. Anionik Polyelectrolite
H
C H
HC
C=O
O-Na+
3. Kationik Polyelectrolite
H
C H
HC
C=O
(CH2)n
CH3 N CH3
H+Cl-
14. 14
Proses Koagulasi
( 0 ) ( 0 ) ( 0 )
Partikel
Koagulan
Polymer
~ ~ ~
~ ~
~
~
~ ~~
~ ~
( 0 )
~
~ ~
~
~ ~
~
~
~~
Partikel terselimuti
Chemical
Chemical
17. 17
Chemical RO 2
1 Asam Sulfat.
Berfungsi untuk mengurangi kandungan CaCO3 sehingga
mengubah( convert ) menjadi CO2 dan mengurangi CaCO3
menjadi scal di membrane.
2. Polyelectrolite ( Koagulant )
Berfungsi untuk membentuk partikel-partikel koloid yang
ukurannya lebih besar sehingga mudah dihilangkan.
3 Anti Scalant.
Berfungsi untuk mencegah sisa kandungan karbonat
(CaCO3) dan bukan / selain karbonat menjadi scaling di
membrane.
4. Feric Chloride.
Berfungsi untuk mempercepat, penggabungan, dan
memperkuat pembentukan ikatan flok-flok sehingga mudah
dihilangkan ( apabila warna, turbidity > 5 NTU ).
18. 18
Desalinasi
Prinsip dasar Reverse Osmosis
Osmosis : Jika larutan encer dan larutan pekat
dipisahkan oleh semipermeabel membrane, air akan
melalui dari larutan encer kedalam larutan pekat.
Larutan
Pekat
Larutan
encer
Semipermeabel Membrane
P1 = P2
P1 P2
19. 19
Tekanan Osmosis
Aliran Osmosis berkesinambungan sampai suatu
saat keseimbangan akan tercapai sehingga akan
terdapat perbedaan level.
Larutan
Pekat
Larutan
encer
Tekanan
Osmosis
P1 P2
Semipermeabel
Membrane
P1-P2 < ¶
20. 20
Reverse Osmosis
Adalah dimana suatu tekanan lebih besar dari pada
tekanan osmosis digunakan pada larutan pekat maka
aliran akan melalui semi permeabel membrane dari
larutan yang pekat kedalam larutan yang encer
Larutan
pekat
Larutan
encer
P1 P2
Semipermeabel
membrane
P2-P1 > ¶
22. 22
Reverse Osmosis Performance
Berdasarkan Kwantitas.
Recovery = Permeate Flow X 100%
Feed water Flow
Berdasarkan Kwalitas.
Recovery = Konsent. Concentrate – Konsent. Feed X 100%
Konsent. Concentrate – Konsent.Permeate
23. 23
Reverse Osmosis
Performance
Berdasarkan Kwantitas
Rejection = Flow Rate Konsentrat X 100%
Flow Rate Feed
Berdasarkan Kwalitas
Salt Rejection = Konsent Feed – Konsent Permeate X 100%
Konsentrasi Feed
24. 24
Reverse Osmosis Performance
Salt Passage
o Berdasarkan Kwantitas
Salt Passage % = 100 % - Rejection %
atau
o Berdasarkan Kwalitas
Salt Passage % = Concentration Product X 100%
Concentration Feed
28. 28
Trouble Shooting
Problem Product
Flow
Salt
Passage
Pressure
Drop
Location
Scaling Decreased Increased Increased Last Stage
MB
Fouling
Decreased Normal /
Increased
Normal /
Increased
Any Stage
Colloidal
Fouling
Decreased Normal /
Increased
Normal /
Increased
First Stage
Degeneration Increased Increased Decreased First Stage
Abrasion Increased Increased Decreased First Stage
30. 30
Performance Memmbrane
Trend Conductivity Of SWRO & BWRO
Periode January Up TO December 2004
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
January
February
M
arch
April
M
ay
June
July
August
Septem
ber
October
Novem
ber
Decem
ber
Month
SWROConductivity,µs/cm
0
5
10
15
20
25
30
35
BWROConductivity,µs/cm
SWRO Conductivity, us/cm
BWRO Conductivity, ms/cm
Change membrane SWRO
by new Vessel = 9 SAEHAN =
54 ea
Change membrane SWRO
by new Vessel = 2 SAEHAN
= 14 ea
31. Mengidentifikasi Membrane
Melakukan Pengecekan suatu produk/permeate dari
per vesel yang terdiri dari banyak membrane.
Melakukan probing/memasukan suatu alat ( tubing ) ke
vesel sehingga akan diketahui performen per
membrane.
Melakukan autopsi suatu membrane sehingga akan
mengetahui bahwa membrane mengalami Fouling,
Scaling atau Degradasi (autopsi melalui Technical
Service).
33. 33
Kapan Membrane Dicleaning
Flow Rate mengalami penurunan ± 10 %
dengan tekanan feed tetap.
Perbedaan Tekanan naik ± 10 %
dengan tekanan feed tetap.
Apabila ceaning pada membrane tidak berhasil berarti
menunjukan secra fisik membrane sudah rusak atau
permanen Fouling.
Hasil cleaning rata-rata 15% - 20 %
34. 34
Perbandingan Membrane CA &
PA
Property CA PA
Membrane Membrane
Surface Neutral Negative
Charge
Pressure 300-600 psi 150-400psi
Temperature 35o
C 45o
C
PH 4-6 3-11
Chlorine < 1 ppm 0 ppm
Lifetime 3 years 5 years
Cost @ 1.5 @
36. 36
Membrane Spesifikasi
Contoh :
Manufacturer : Fluid System
Type : TFC
Construction : Spiral Wound
Material : Polyamide
Model : TFC 2822 HR
37. 37
Perbandingan Power dan Produk RO
RATIO POWER CONSUMPTION to PRODUCT FLOW in RO-2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70
PRODUCT FLOW, M3/H
RATIO
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
POWERLOAD,KW
Product Flow Power Consumption
Product RO, M3/H 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Ratio 21.05 17.54 15.04 13.16 11.70 10.53 9.57 8.77 8.10
38. 38
Alat kontrol R/O Unit
Tujuan :
1. Mengurangi Frekwensi Chemical Cleaning
pada membrane.
2. Memperpanjang umur ( lifetime) membrane.
3. Mengurangi biaya Pergantian membrane.
4. Memperpanjang waktu pengopersian
Use this slide as a preliminary overview of the various technologies, in order to explain how and where Ultrafiltration fits in this filtration spectrum. The important issue to mention is that Ultrafiltration is tighter than microfiltration and therefore has higher removal efficiencies when dealing with colloidal material, viruses and bacteria.