Teks tersebut membahas tentang perkembangan ilmu Ulumul Quran secara historis, mulai dari masa Rasulullah SAW, khalifah, sahabat, tabi'in hingga masa pembukuan. Juga membahas tentang turunnya Al-Quran secara bertahap untuk menguatkan iman Rasulullah SAW dan menjawab tantangan orang-orang kafir.
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
Makalah yang berisi penjelasan tentang tafsir, ta'wil dan tarjamah guna memenuhi tugas ULUMUL QUR"AN 1. kunjungi bog saya di khusnulsawo.blogspot.com \(^o^)/ yaa..??
terima kasih
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
Makalah yang berisi penjelasan tentang tafsir, ta'wil dan tarjamah guna memenuhi tugas ULUMUL QUR"AN 1. kunjungi bog saya di khusnulsawo.blogspot.com \(^o^)/ yaa..??
terima kasih
Makalah Masail Fiqhiyyah - Nikah Mut'ah dalam Pandangan Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berjalannya waktu, fenomena dan segala permasalahan yang timbul dalam kehidupan social manusia semakin kompleks. Banayak permasalahan yang terjadi pada dewasa ini belum atau bahkan tidak terjadi sama sekali pada zaman Rasulullah dan para ulama ahli fiqh lainnya. Sehingga sering sekali terjadi silang pendapat untuk menyelesaikannya. Dalam kehidupan manusia, pada usia tertentu, bagi seorang pria maupun seorang wanita timbul kebutuhan untuk hidup bersama dengan lawan jenisnya. Hidup bersama antara seorang pria dan wanita tersebut tidak selalu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan biologis semata, namun terkadang juga keinginan untuk mendapat anak keturunannya, ataupun hanya untuk memenuhi hawa nafsu belaka.
Allah menetapkan adanya aturan tentang pernikahan bagi manusia. Tujuannya untuk menyelamatkan dan mengatur kehidupan manusia. Manusia tidak boleh berbuat semaunya seperti binatang, menikah dengan lawan jenis semaunya. Allah telah memberikan batas dengan peraturan-peraturannya, yaitu dengan syari’at yang terdapat dalam kitab-Nya dan hadits rasul-Nya dengan hukum-hukum pernikahan. Pernikahan adalah sunnatullah, hukum alam dunia dan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita. Namun, dewasa ini mulai popular adanya kawin kontrak, atau dalam istilah fiqh disebut dengan nikah mut’ah. Bagaimanakah Islam menanggapi fenomena tersebut? Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai kawin kontrak menurut sudut pandang Islam.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di rumuskan beberapa rumusan masalah tentang Nikah Mut’ah dalam Perspektif, diantaranya :
1. Apa itu Nikah Mut’ah?
2. Bagaimana Islam memandang status hokum Nikah Mut’ah?
3. Apa saja faktor dilarangnya Nikah Mut’ah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah mempelajari tentang Nikah Mut’ah dalam Perpektif Hukum Islam) serta pembahasan yang mencakup ruang lingkup di dalamnya seperti Dalil-dalil dan hikmah atas pelarangannya.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun adalah dengan menggunakan metode pustaka (Library research) yaitu mencari dan mengumpulkan data-data ilmiah yang relevan dengan tema yang akan dibahas, terutama yang terdapat dalam kitab-kitab fiqh yang mempelajari tentang Bab Bentuk Pernikahan yang dilarang syariat Islam.
Ilmu dasar tentang hadits, dengan ini kita bisa melihat bagaimana sebuah hadits bisa berstatus shohih, hingga ke maudhu, mohon sabar, karena tidak semua dijadikan dalam satu paparan slide, karena materinya cukup panjang sehingga harus disusun sesederhana mungkin namun tetap sistematis dan tidak merusak struktur pembelajaran.
Makalah Masail Fiqhiyyah - Nikah Mut'ah dalam Pandangan Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berjalannya waktu, fenomena dan segala permasalahan yang timbul dalam kehidupan social manusia semakin kompleks. Banayak permasalahan yang terjadi pada dewasa ini belum atau bahkan tidak terjadi sama sekali pada zaman Rasulullah dan para ulama ahli fiqh lainnya. Sehingga sering sekali terjadi silang pendapat untuk menyelesaikannya. Dalam kehidupan manusia, pada usia tertentu, bagi seorang pria maupun seorang wanita timbul kebutuhan untuk hidup bersama dengan lawan jenisnya. Hidup bersama antara seorang pria dan wanita tersebut tidak selalu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan biologis semata, namun terkadang juga keinginan untuk mendapat anak keturunannya, ataupun hanya untuk memenuhi hawa nafsu belaka.
Allah menetapkan adanya aturan tentang pernikahan bagi manusia. Tujuannya untuk menyelamatkan dan mengatur kehidupan manusia. Manusia tidak boleh berbuat semaunya seperti binatang, menikah dengan lawan jenis semaunya. Allah telah memberikan batas dengan peraturan-peraturannya, yaitu dengan syari’at yang terdapat dalam kitab-Nya dan hadits rasul-Nya dengan hukum-hukum pernikahan. Pernikahan adalah sunnatullah, hukum alam dunia dan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita. Namun, dewasa ini mulai popular adanya kawin kontrak, atau dalam istilah fiqh disebut dengan nikah mut’ah. Bagaimanakah Islam menanggapi fenomena tersebut? Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai kawin kontrak menurut sudut pandang Islam.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di rumuskan beberapa rumusan masalah tentang Nikah Mut’ah dalam Perspektif, diantaranya :
1. Apa itu Nikah Mut’ah?
2. Bagaimana Islam memandang status hokum Nikah Mut’ah?
3. Apa saja faktor dilarangnya Nikah Mut’ah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah mempelajari tentang Nikah Mut’ah dalam Perpektif Hukum Islam) serta pembahasan yang mencakup ruang lingkup di dalamnya seperti Dalil-dalil dan hikmah atas pelarangannya.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun adalah dengan menggunakan metode pustaka (Library research) yaitu mencari dan mengumpulkan data-data ilmiah yang relevan dengan tema yang akan dibahas, terutama yang terdapat dalam kitab-kitab fiqh yang mempelajari tentang Bab Bentuk Pernikahan yang dilarang syariat Islam.
Ilmu dasar tentang hadits, dengan ini kita bisa melihat bagaimana sebuah hadits bisa berstatus shohih, hingga ke maudhu, mohon sabar, karena tidak semua dijadikan dalam satu paparan slide, karena materinya cukup panjang sehingga harus disusun sesederhana mungkin namun tetap sistematis dan tidak merusak struktur pembelajaran.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu Al-Quran, ada beberapa hal yang penting untuk dipelajari dan salah satunya adalah bagaimana Al-Quran diturunkan dan bagaimana Al-Quran itu dibukukan. Karena dengan mengetahui bagaimana proses pengumpulan Al-Qur’an kita dapat mengerti bagaimana usaha-usaha para sahabat untuk tetap memelihara Al-Quran.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan utama yang harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan didunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslim tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga autentisitasnya. Upaya itu telah dilaksanakan sejak Nabi Muhammad SAW masih berada di Mekkah dan belum berhijrah ke Madinah. Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak Al-Qur’an diturunkan hingga saat ini.
Jika hakikat Al-Qur’an sudah terjawab maka akan muncul pertanyaan lain, bagaimana Al-Qur’an diturunkan dan bagaimana pula pendapat ulama menyikapi hal tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut akan dibahas di bab selanjutnya, yang jelas Al-Qur’an duturunkan pada bulan yang penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan. Sedangkan, proses turunnya Al-Qur’an disebut Nuzulul Qur’an.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Al-Qur’an dan Nuzulul Qur’an?
b. Sejarah Nuzulul Qur’an?
c. Bagaimana hubungannya dengan fenomena wahyu?
d. Bagaimana proses turunnya Al-Qur’an?
e. Apa hikmah dibalik turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur dan dalilnya?
Bab II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Al-Qur’an dan Nuzulul Qur’an
Secara etimologi (bahasa) Al-Qur’an berarti bacaan karena makna tersebut diambil dari kata qaraah, yaitu bentuk masdar dari kata qara. Sedangkan secara terminology Al-Qur’an sudah banyak diberikan pengertian oleh mufassir
Para ulama berbeda pendapat mengenai pengertian kata “Qur’an” secara harfiah.
1. Ada yang berpendapat bahwa Al-Qur’an itu diambil dari akar kata apa pun, tetapi adalah kata asli yang merupakan nama, sebagaimana nama Taurat dan Injil
2. Ada yang berpendadpat bahwa kata Al-Qur’an berasal dari kata qarinah, artinya “petunjuk makna”. Maksudnya ayat-ayat Al-Qur’an itu saling menunjukkan makna, saling menerangkan.
3. Ada yang berpendapat bahwa kata Al-Qur’an itu diambil dari kata dasar qarana artinya “menggabungkan”. Alasannya adalah bahwa ayat-ayat dan surah-surah Al-Qur’an itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga menjadi satu kesatuan. Menurut as-Salih (1988:19), ketiga pendapat itu tidak berdasar pada kaidah penafsiran dalam bahasa Arab.
4. Pendapat yang lebih kuat adalah bahwa Al-Qur’an terambil dari kata dasar qara’a yang berarti “menyatukan”, yaitu menggabungkan huruf-huruf sehingga berarti “membaca”. Pendapat ini lebih kuat karena sesuai dengan surah Al-Qiyamah/75: 17-18 yang artinya Se
Mengkaji alQuran adalah menjadi kewajipan umat Islam. Mengetahui akan ilmu seperti sebab turun ayat, aturan surah dan ayat, pembukuan mushaf, cara bacaan , ahraf alQuran, tarannum dll ilmu berkaitan.AlQuran adalahMukjizat hinnga ke akhir zaman
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. BAB I c. Larangan Rasulullah SAW untuk menulis selain Al-Qur'an, sebagai
upaya menjaga kemurnian Al-Qur‟an.
ULUMUL QUR’AN Dari Abu Saad Al-Khudri, bahwa Rasulullah SAW berkata :
“Janganlah kamu tulis dari aku; barang siapa menuliskan aku selain
A. PENGERTIAN ULUMUL QUR’AN
Al-Qur'an, hendaklah dihapus. Dan ceritakan apa yang dariku, dan
Kata u’lum jamak dari kata I’lmu. I’lmu berarti al-fahmu wal idraak
itu tiada halangan baginya, dan barang siapa sengaja berdusta atas
(faham dan menguasai).
namaku, ia akan menempati tempatnya di api neraka." (HR Muslim)
Jadi, yang dimaksud dengan U’luumul Qu’ran ialah ilmu yang 2. Ulumul Quran Masa Khalifah
membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan Al-Qur‟an dari Pada masa khalifah, tahapan perkembangan awal Ulumul Qur‟an
segi Asbaabu Nuzuul. mulai berkembang pesat, diantaranya dengan kebijakan-kebijakan
para khalifah sebagaimana berikut :
Terkadang ilmu ini dinamakan juga ushuulu tafsir (dasar-dasar tafsir)
karena yang dibahas berkaitan dengan beberapa masalah yang harus a. Khalifah Abu Bakar : dengan kebijakan pengumpulan/penulisan Al-
diketahui oleh seorang Mufassir sebagai sandaran dalam menafsirkan Al- Qur‟an yang pertama yang diprakarsai oleh Umar bin Khattab dan
Qur‟an. dipegang oleh Zaid bin Tsabit.
b. Kekhalifahan Usman RA : dengan kebijakan menyatukan kaum
B. SEJARAH & PERKEMBANGAN ULUMUL QUR’AN muslimin pada satu mushaf, dan hal itupun terlaksana. Mushaf itu
Berikut beberapa fase/ tahapan perkembangan Ulumul Qur‟an : disebut mushaf Imam. Salinan-salinan mushaf ini juga dikirimkan
ke beberapa propinsi. Penulisan mushaf tersebut dinamakan Ar-
1. Ulumul Qur’an Pada Masa Rasulullah SAW Rosmul 'Utsmani yaitu dinisbahkan kepada Utsman, dan ini
Awal Ulumul Qur‟an pada masa ini berupa penafsiran ayat Al-Qur‟an dianggap sebagai permulaan dari Ilmu Rasmil Qur'an.
langsung dari Rasulullah SAW kepada para sahabat, begitu pula c. Kekalifahan Ali RA :dengan kebijakan perintahnya kepada Abu
dengan antusiasme para sahabat dalam bertanya tentang makna 'Aswad Ad-Du'ali meletakkan kaidah-kaidah nahwu, cara
suatu ayat, menghafalkan dan mempelajari hukum-hukumnya. pengucapan yang tepat dan baku dan memberikan ketentuan
harakat pada Al-Qur'an. Ini juga disebut sebagai permulaan Ilmu
a. Rasulullah SAW menafsirkan kepada sahabat beberapa ayat.
I'rabil Qur'an.
Dari Uqbah bin Amir, ia berkata : “Aku pernah mendengar
3. Ulumul Qur’an Masa Sahabat & Tabi'in
Rasulullah SAW berkata di atas mimbar”; ‘dan siapkan untuk
a. Peranan Sahabat dalam Penafsiran Al-Qur‟an
menghadapi mereka kekuatan yang kamu sanggupi (Q.S. Al-Anfal :
Para sahabat senantiasa melanjutkan usaha mereka dalam
60), ingatlah bahwa kekuatan disini adalah memanah’ (HR. Muslim)
menyampaikan makna-makna Al-Qur'an dan penafsiran ayat-ayat
b. Antusiasme sahabat dalam menghafal dan mempelajari Al-Qur‟an.
yang berbeda diantara mereka, sesuai dengan kemampuan mereka
Diriwayatkan dari Abu Abdurrahman As-Sulami, ia mengatakan :
yang berbeda-beda dalam memahami dan karena adanya
“mereka yang membacakan Al-Qur'an kepada kami, seperti Ustman
perbedaan lama dan tidaknya mereka hidup bersama Rasulullah
bin Affan dan Abdullah bin Mas'ud serta yang lain menceritakan,
SAW, hal demikian diteruskan oleh murid-murid mereka , yaitu
bahwa mereka bila belajar dari Nabi sepuluh ayat, mereka tidak
para tabi'in
melanjutkannya sebelum mengamalkan ilmu dan amal yang ada
b. Peranan Tabi'in dalam penafsiran Al-Qur‟an & Tokoh-tokohnya
didalamnya, mereka berkata 'kami mempelajari Al-Qur'an berikut
Mengenai para tabi'in, diantara mereka ada satu kelompok terkenal
ilmu dan amalnya sekaligus.'
yang mengambil ilmu ini dari para sahabat di samping mereka
1
2. sendiri bersungguh-sungguh atau melakukan ijtihad dalam BAB II
menafsirkan ayat.
AL-QUR’AN
4. Masa Pembukuan (Tadwin)
a. Pembukuan Tafsir Al-Qur‟an menurut riwayat dari Hadits, Sahabat A. PENGERTIAN / DEFINISI AL-QUR’AN
& Tabi'in. 1. Pengertian Al-Qur’an secara bahasa
Maka sebagian ulama membukukan tafsir Al-Qur'an yang Lafadzh Qara’a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun.
diriwayatkan dari Rasulullah SAW dari para sahabat atau dari para Dan qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu
tabi'in. dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapi. Al-Qur‟an
pada mulanya seperti qira’ah, yaitu masdar (infinitif) dari kata qara’ -
Pada abad kedua hijriah, tiba masa pembukuan (tadwin) yang qira’atan – qur’anan.
dimulai dengan pembukuan hadist dengan segala babnya yang
bermacam-macam, dan itu juga menyangkut hal yang 2. Pengertian Al-Qur’an secara Istilah
berhubungan dengan tafsir Para ulama menyebutkan definisi Al-Qur‟an yang mendekati
maknanya dan membedakannya dari yang lain dengan menyebutkan
b. Pembukuan Tafsir berdasarkan susunan Ayat. bahwa:
Kemudian langkah mereka itu diikuti oleh para ulama'. Mereka
menyusun tafsir Al-Qur'an yang lebih sempurna berdasarkan
susunan ayat.
Artinya : Al-Qur’an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan
Demikianlah tafsir pada mulanya dinukil (dipindahkan) melalui kepada Muhamad SAW yang membacanya merupakan suatu ibadah`.
penerimaan (dari mulut ke mulut) dari riwayat, kemudian
B. NAMA DAN SIFAT AL-QURAN
dibukukan sebagai salah satu bagian hadits, selanjutnya ditulis
1. Nama-nama Al-Quran
secara bebas dan mandiri. Maka berlangsunglah proses kelahiran
a. Qur`an
At-Tafsir bil Ma'sur (berdasarkan riwayat), lalu diikuti oleh At-Tafsir
bir Ra'yi (berdasarkan penalaran).
Al-Qur`an ini memberikan petunjuk kepada yang lebih lurus. (Al-
c. Cabang-cabang Ulumul Qur‟an selain Tafsir Israa : 9)
Asbabun Nuzul b. Kitab
Nasikh Mansukh dan Qira'at
Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab
Problematika Qur‟an (Musykilatul Qur‟an)
yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. (Al-
Al- Hawi fa 'Ulumil Qur'an
Anbiyaa : 10)
Majaz dalam Qur'an
c. Furqan
Al Istigna' fi 'Ulumil Qur'an
I'jazul Qur'an Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan kepada hamba-
I'rabul Qur'an Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, (Al-
Tamsil-Tamsil dalam Al-Qur'an ('Amsalul Qur'an) Furqan : 1)
Ilmu Qira'at (Cara Membaca Al-Qur'an) dan Aqsamul Qur'an
Garibul Qur'an d. Zikr
2
3. Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur`an (Al-
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur`an, dan Baqarah : 185).
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.(Al-Hijr : 9) 2. Al-Qur‟an diturunkan pada malam Lailatul Qadar
e. Tanzil
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam lailatul
Dan sesungguhnya Al Qur`an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan qadar. (Al-Qadr : 1)
semesta alam, (As-Syuaraa : 192) 3. Al-Qur‟an diturunkan pada malam yang diberkahi
2. Sifat-sifat Al-Quran
a. Nur (cahaya) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Qur`an) pada malam yang
diberkahi. (Ad-Dhukhan : 3)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti Ketiga ayat diatas tidak bertentangan, karena malam yang diberkahi
kebenaran dari Tuhanmu. dan telah Kami turunkan kepadamu adalah malam lailatul qadar dalam bulan ramadhan. Tetapi lahir (zahir)
cahaya yang terang benderang. (An-Nisaa : 174) ayat-ayat itu bertentangan dengan kehidupan nyata Rasulullah SAW,
b. Huda (petunjuk), Syifa` (obat), Rahmah (rahmat) dan Mauizah dimana Al-Qur`an turun kepadanya selama dua puluh tiga tahun.
(nasehat)
B. Hikmah Turunnya Al-Qur`An Secara Bertahap
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari 1. Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah SAW
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada dan Rasulullah SAW telah menyampaikan dakwahnya kepada manusia,
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Yunus : tetapi ia menghadapi sikap mereka yang membangkang dan watak
57) yang begitu keras. Ia ditantang oleh orang-orang yang berhati batu,
c. Mubin (yang menerangkan) berperangai kasar dan keras kepala. Mereka senantiasa melemparkan
berbagai macam gangguan dan ancaman kepada Rasul. Wahyu turun
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kepada Rasulullah SAW dari waktu ke waktu sehingga dapat
Kitab yang menerangkan. (Al-Maidah :15). meneguhkan hatinya atas dasar kebenaran dan memperkuat
kemauannya untuk tetap melangkahkan kaki di jalan dakwah tanpa
Dan sifat-sifat yang lain sebagaimana disebutkan dalam banyak menghiraukan perlakuan jahil yang dihadapinya dari masyarakatnya
ayatnya, seperti : Mubarak (yang diberkati), Busyra (kabar gembira), sendiri.
„Aziz (yang mulia), Majid (yang dihormati), Basyr (pembawa kabar
`Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah
gembira).
mereka dengan cara yang baik. Dan biarkanlah Aku bertindak terhadap
BAB III orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai
kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.` (Al-
TURUNNYA AL-QUR’AN Muzammil :10-11)
A. Tahapan Turunnya Al-Qur’an Setiap kali penderitaan Rasulullah SAW bertambah karena
Allah SWT menjelaskan secara umum tentang turunnya Al-Qur‟an didustakan oleh kaumnya dan merasa sedih karena penganiayaan
dalam tiga tempat dalam Al-Qur‟an, masing-masing : mereka, maka Al-Qur`an turun untuk melepaskan derita dan
menghiburnya serta mengancam orang-orang yang mendustakan
1. Al-Qur‟an diturunkan pada bulan Ramadhan
3
4. bahwa Allah mengetahui hal ihwal mereka dan akan membalas apa 4. Kesesuaian dengan Peristiwa-peristiwa Pentahapan dalam
yang melakukan hal itu. Penetapan Hukum
Manusia tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama
2. Menjawab Tantangan dan sekaligus Mukjizat. yang bau ini seandainya Al-Quran Al-Karim tidak menghadapi mereka
Orang-orang musyrik senantiasa berkubang dalam kesesatan dan dengan cara yang bijaksanadan memberikan kepada mereka beberapa
kesombongan hingga melampaui batas. Mereka sering mangajukan obat penawar yang ampuh yang dapat menyembuhkan mereka dari
pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menentang. kerusakan dan kerendahan martabat. Setiap kali terjadi suatu
Untuk menguji kenabian Rasulullah. Mereka juga sering peristiwa, diantara mereka , maka turunlah hukum mengenai
menyampaikan kepadanya hal-hal batil yang tak masuk akal, seperti peristiwa itu yang menjelaskan statusnya dan penunjuk serta
menanyakan tentang hari kiamat, lalu turunlah ayat : meletakkan dasar-dasar perundang-undangan bagi mereka, sesuai
dengan situasi dan kondisi, satu demi satu. Dan cara ini menjadi obat
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?"
bagi hati mereka.
Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah
pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu Hikmah penetapan hukum dengan sistem bertahap ini lebih lanjut
kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru haranya bagi diungkapkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a ketika
makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang mengatakan : `Sesungguhnya yang pertama kali turun dari Al-Qur`an
kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu ialah surah Mufassal yang didalamnya disebutkan surga dan neraka,
seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: sehingga ketika manusia telah berlari kepada Islam, maka turunlah
"Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi hukum haram dan halal. Kalau sekiranya yang turun pertama kali
Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui". (Al-A'roof 187) adalah `Janganlah kamu meminum khamr` tentu meraka akan
menjawab: `Kami tidak akan meninggalkan khamr selamanya.` Dan
Hikmah seperti ini telah diisyaratkan oleh keterangan yang terdapat
kalau sekiranya yang pertama kali turun ialah ; ‘janganlah kamu
dalam beberapa riwayat dalam hadis Ibn Abbas mengenai turunnya
berzina’, tentu mereka akan menjawab: `Kami tidak akan meninggalkan
Al-Qur`an : `Apa bila orang-orang musyrik mengadakan sesuatu, maka
zina selamanya.`
Allah pun mengadakan jawabannya atas mereka.`
5. Bukti Yang Pasti Bahwa Al-Quran Al-Karim Diturunkan Dari Sisi
3. Mempermudah Hafalan dan Pemahamannya Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.
Al-Quran Al-Karim turun di tengah-tengah umat yang ummi, yang Al-Qur`an yang turun secara berangsur kepada Rasulullah SAW
tidak pandai membaca dan menulis, catatan mereka adalah daya dalam waktu lebih dari dua puluh tahun ini ayat-ayatnya turun dalam
hafalan dan daya ingatan. Mereka tidak mempunyai pengetahuan selang waktu tertentu, dan selama ini orang membacanya dan
tentang tata cara penulisan dan pembukuan yang dapat mengkajinya surah demi surah. Ketika ia melihat rangkaiannya begitu
memungkinkan mereka menuliskan dan membukukannya, kemudian padat, tersusun cermat sekali dengan makna yang saling bertaut,
menghafal dan memahaminya. Umat yang buta huruf itu tidaklah dengan gaya yang begitu kuat, serta ayat demi ayat dan surah demi
mudah untuk menghafal seluruh Al-Qur`an, apa bila Al-Quran Al- surah saling terjalin bagaikkan untaian mutiara yang indah yang
Karim diturunkan sekaligus, dan tidak mudah pula bagi mereka belum ada bandingannya dalam perkataan manusia .
untuk memahami maknanya serta memikirkan ayat-ayatnya, jelasnya Seandainya Al-Qur`an ini perkataan manusia yang disampaikan
bahwa Al-Quran Al-Karim secara berangsur itu merupakan bantuan dalam berbagai situasi, peristiwa dan kejadian, tentulah di dalamnya
terbaik bagi mereka untuk menghafal dan memahami ayat-ayatnya. terjadi ketidak serasian dan saling bertentangan satu dengan yang
lainnya, serta sulit terjadi keseimbangan.
4
5. 1. Dari segi waktu turunnya.
Makki adalah yang diturunkan sebelum hijrah meskipun bukan di
mekkah. Madani adalah yang turun sesudah hijrah meskipun bukan
di madinah. Yang diturunkan sesudah hijrah sekalipun di mekkah
atau Arafah adalah madani
`Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur`an ? Kalau kiranya Contoh : ayat yang diturunkan pada tahun penaklukan kota makkah ,
Al-Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat firman Allah : `Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
pertentangan yang banyak di dalamnya.(An-Nisa`:82 ). amanat kepada yang berhak…` (An-Nisa` : 58). Ayat ini diturunkan di
mekkah dalam ka`bah pada tahun penaklukan mekkah. Pendapat ini
BAB IV
lebih baik dari kedua pendapat berikut. Karena ia lebih memberikan
AYAT MAKKIYAH DAN MADANIYAH kepastian dan konsisten.
A. Pengertian Makkiyah & Madaniyah Serta Perbedaannya 2. Dari segi tempat turunnya.
Cara menentukan Makki dan Madani : Makki adalah yang turun di mekkah dan sekitarnya. Seperti Mina,
Untuk mengetahui dan menentukan makki dan madani para ulama Arafah dan Hudaibiyah. Dan Madani ialah yang turun di madinah dan
bersandar pada dua cara utama : sekitarnya. Seperti Uhud, Quba` dan Sil`. Pendapat ini mengakibatkn
tidak adanya pembagian secara konkrit yang mendua. Sebab yang
Manhaj sima`i naqli (metode pendengaran seperti apa adanya) turun dalam perjalanan, di Tabukh atau di Baitul Maqdis tidak
Cara sima'i naqli : didasarkan pada riwayat sahih dari para sahabat termasuk kedalam salah satu bagiannya, sehingga ia tidak dinamakan
yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu. Atau dari makki ataupun madani. Juga mengakibatkan bahwa yang diturunkan
para tabi`in yag menerima dan mendengar dari para sahabat dimakkah sesudah hijrah disebut makki.
sebagaiamana, dimana dan peristiwa apa yang berkaitan dengan 3. Dari segi sasaran pembicaraan.
turunnya wahyu itu. Sebagian besar penentuan makki dan madani itu Makki adalah yang seruannya ditujukan kepada penduduk mekkah
didasarkan pada cara pertama. Dan contoh-contoh di atas adalah bukti dan madani ditujukan kepada penduduk madinah. Berdasarkan
paling baik baginya. Penjelasan tentang penentuan tersebut telah pendapat ini, para pendukungnya menyatakan bahwa ayat Al-Qur`an
memenuhi kitab-kitab tafsir bil ma`tsur. Kitab asbabun Nuzul dan yang mengandung seruan yaa ayyuhannas (wahai manusia) adalah
pembahasan-pembahasan mengenai ilmu-ilmu Al-Qur`an. makki, sedang ayat yang mengandung seruan yaa ayyu halladziina
aamanuu (wahai orang-orang yang beriman) adalah madani.
Manhaj qiyasi ijtihadi (menganalogikan dan ijtihad) B. Ketentuan & Ciri-Ciri Khas Makki Dan Madani
Cara qiysi ijtihadi : didasarkan pada ciri-ciri makki dan madani. Apa 1. Ketentuan Surat Makkiyah
bila dalam surah makki terdapat suatu ayat yang mengandung ayat a. Setiap surah yang didalamnya mengandung `sajdah` maka surah
madani atau mengandung persitiwa madani, maka dikatakan bahwa itu makki.
ayat itu madani. Dan sebaliknya, bila dalam satu surah terdapat ciri- b. Setiap surah yang mengandung lafal `kalla` berarti makki. Lafal ini
ciri makki, maka surah itu dinamakan surah makki. Juga sebaliknya. hanya terdapat dalam separuh terakhir dari Al-Qur`an dan
Inilah yang disebut qiyas ijtihadi. disebutkan sebanyak tiga puluh tiga kali dalam lima belas surah.
c. Setiap surah yang mengandung yaa ayyuhan naas dan tidak
Perbedaan Makki dan Madani mengandung yaa ayyuhal ladzinaa amanuu, berarti makki. Kecuali
Untuk membedakan makki dan madani, para ulama mempunyai tiga surah Al-Hajj yang pada akhir surah terdapat ayat yaa ayyuhal
cara pandangan yang masing-masing mempunyai dasarnya sendiri.
5
6. ladziina amanuur ka`u wasjudu. Namaun demikian sebagian besar c. Setiap surah yang di dalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab
ulama berpendapat bahwa ayat tersebut adalah makki. adalah madani.
d. Setiap surah yang menngandung kisah para nabi umat terdahulu 4. Tema dan Gaya Bahasa surat Madaniyah
adalah makki, kecuali surah baqarah. Dari segi ciri khas, tema dan gaya bahasa, dapatlah diringkaskan
e. Setiap surah yang mengandung kisah Adam dan iblis adalah sebagai berikut :
makki, kecuali surat baqarah.
f. setiap surah yang dibuka dengan huruf-huruf singkatan seperti alif a. Menjelaskan ibadah, muamalah, had, kekeluargaan, warisan, jihad,
lam mim, alif lam ra, ha mim dll, adalah makki. Kecuali surah hubungan sosial, hubungan internasiaonal baik di waktu damai
Baqarah dan Ali-Imran, sedang surah Ra`ad masih diperselisihkan. maupun perang, kaidah hukum dan masalah perundang-
2. Tema & Gaya Bahasa Surat Makkiyah undangan.
Dari segi ciri tema dan gaya bahasa, ayat makki dapatlah diringkas b. Seruan terhadap ahli kitab, dari kalangan yahudi dan nasrani. Dan
sebagai berikut : ajakan kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai
penyimpangan mereka, terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan
a. Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, mereka terhadap kebenaran, dan perselisihan mereka setelah ilmu
pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, datang kepada mereka karena rasa dengki di antara sesama
hari kiamat dan kengeriannya, neraka dan siksanya, surga dan mereka.
nikmatnya, argumentasi dengan orang musyrik dengan c. Menyingkap perilaku orang munafik, menganalisi kejiwaannya,
menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniah. membuka kedoknya dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi
b. Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan ahlak agama.
mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat, dan d. Suku kata dan ayat-ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya
penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan darah, bahasa yang memantapkan syariat serta menjelaskan tujuan dan
memakan harta anak yatim secara dzalim. Penguburan hidup- sasarannya.
hidup bayi perempuan dan tradisi buruk lainnya. C. Faedah Mengetahui Makki Dan Madani
c. Menyebutkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu sebagai 1. Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur`an
pelajaran bagi mereka sehingga mengetahui nasib orang yang 2. Meresapi gaya bahasa Al-Qur‟an dan memanfaatkannya dalam metode
mendustakan sebelum mereka, dan sebagai hiburan buat dakwah menuju jalan Allah.
Rasulullah SAW sehingga ia tabah dalam menghadapi gangguan 3. Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Al-Qur`an
dari mereka dan yakin akan menang.
d. Suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan BAB V
sekali, pernyataannya singkat, di telinga terasa menembus dan
terdengar sangat keras, menggetarkan hati dan maknanya pun I'JAZ AL-QUR’AN (KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN)
meyakinkan dengan diperkuat lafal-lafal sumpah, seperti surah-
A. Pengertian Ijaz Al-Qur’an Dan Mukjizat
surah yang pendek-pendek dan perkecualiannya hanya sedikit.
1. Pengertian i‟jaz menurut bahasa:
3. Ketentuan Surat Madaniyah
Kata I’jaz adalah isim mashdar dari ‘ajaza-yu’jizu-i’jazan yang
a. Setiap surah yang berisi kewajiban atas had (sanksi) adalah
mempunyai arti “ketidakberdayaan atau keluputan” (naqid al-hazm).
madani.
Kata i‟jaz juga berarti “terwujudnya ketidakmampuan”, seperti dalam
b. Setiap surah yang di dalamnya disebutkan orang-orang munafik
contoh: a‟jaztu zaidan “aku mendapati Zaid tidak mampu".
adalah madani, kecuali surah Al-Ankabut adalah makki.
6
7. 2. Pengertian i‟jaz secara istilah : mereka tetap dalam ketidakberdayaan ketika dihadapkan dengan Al-
- Penampakan kebenaran pengklaiman kerasulan Nabi Muhammad Qur‟an.
SAW dalam ketidakmampuan orang Arab untu menandingi
mukjizat nabi yang abadi, yaitu Al-Qur‟an. 2. Segi isyarat ilmiah (I'jaz Ilmi)
- Perbuatan seseorang pengklaim bahwa ia menjalankan fungsi a. Dorongan serta stimulasi Al-Qur‟an kepada manusia untuk selalu
ilahiyah dengan cara melanggar ketentuan hukum alam dan berfikir keras atas dirinya sendiri dan alam semesta yang
membuat orang lain tidak mampu melakukannya dan bersaksi mengitarinya.
akan kebenaran klaimnya. b. Al-Qur‟an memberikan ruangan sebebas-bebasnya pada pergulan
3. Pengertian mukjizat: pemikiran ilmu pengetahuan sebagaimana halnya tidak ditemukan
pada kitab-kitab agama lainnya yang malah cenderung restriktif.
Mukjizat adalah sebuah perkara luar biasa (khoriqun lil „adah) yang c. Al-Qur‟an dalam mengemukakan dalil-dalil, argument serta
disertai tantangan (untuk menirunya), yang selamat dari penjelasan ayat-ayat ilmiah, menyebutkan isyarat-isyarat ilmiah
pengingkaran, dan muncul pada diri seorang yang mengaku nabi yang sebagaiannya baru terungkap pada zaman atom, planet dan
menguatkan /menyesuaikan dakwahnya. penaklukan angkasa luar sekarang ini.
B. Pembagian Jenis Mukjizat & Hikmahnya 3. Segi Sejarah & pemberitaan yang ghaib (I'jaz tarikhiy)
1. Mu’jizat Indrawi (Hissiyyah) a. Sejarah/ Keghaiban masa lampau.
Mukjizat jenis ini diderivasikan pada kekuatan yang muncul dari segi Al-Qur‟an sangat jelas dan fasih sekali dalam menjelaskan cerita
fisik yang mengisyaratkan adanya kesaktian seorang nabi. masa lalu seakan-akan menjadi saksi mata yang langsung
Secara umum dapat diambil contoh adalah mukjizat nabi Musa dapat mengikuti jalannya cerita. Dan tidak ada satupun dari kisah-kisah
membelah lautan, mukjizat nabi Daud dapat melunakkan besi serta tersebut yang tidak terbukti kebenarannya. Diantaranya adalah :
mukjizat nabi-nabi dari bani Israil yang lain. Kisah nabi Musa & Firaun, Ibrahim, Nabi Yusuf, bahkan
2. Mukjizat Rasional (‘Aqliyah) percakapan antara anak-anak Adam as
Mukjizat ini tentunya sesuai dengan namanya lebih banyak ditopang b. Kegaiban Masa Kini
oleh kemampuan intelektual yang rasional. Dalam kasus Al-Qur‟an Diantaranya terbukanya niat busuk orang munafik di masa
sebagai mukjizat nabi Muhammad atas umatnya dapat dilihat dari rasulullah. Allah SWT berfirman : Dan di antara manusia ada orang
segi keajaiban ilmiah yang rasional dan oleh karena itulah mukjizat yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan
Al-Qur‟an ini bisa abadi sampai hari Qiamat. dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya,
C. Bidang Mukjizat Al-Qur’an padahal ia adalah penantang yang paling keras.(Al-Baqoroh : 204)
1. Segi bahasa dan susunan redaksinya (I'jaz Lughowi) c. Ramalan kejadian masa mendatang
Sejarah telah menyaksikan bahwa bangsa Arab pada saat turunnya Diantaranya ramalan kemenangan Romawi atas Persia di awal
Al-Qur‟an telah mencapai tingkat yang belum pernah dicapai oleh surat Ar-Ruum
bangsa satu pun yang ada di dunia ini (balaghah). 4. Segi petunjuk penetapan hukum (I'jaz Tasyri'i)
Diantara hal-hal yang mencengangkan akal dan tak mungkin dicari
Oleh karena bangsa Arab telah mencapai taraf yang begitu jauh penyebabnya selain bahwa Al-Qur‟an adalah wahyu Allah, adalah
dalam bahasa dan seni sastra, karena sebab itulah Al-Qur‟an terkandungnya syari‟at paling ideal bagi umat manusia, undang-
menantang mereka. Padahal mereka memiliki kemampuan bahasa undang yang paling lurus bagi kehidupan, yang dibawa Al-Qur‟an
yang tidak bisa dicapai orang lain seperti kemahiran dalam berpuisi, untuk mengatur kehidupan manusia yang mencakup seluruh aspek
syi‟ir atau prosa (natsar), memberikan penjelasan dalam langgam kehidupan manusia. Meskipun memang banyak aturan hukum dari
sastra yang tidak sampai oleh selain mereka. Namun walaupun begitu Al-Qur‟an yang secara 'kasat mata' terlihat tidak adil, kejam dan
7
8. sebagainya, tetapi sesungguhnya di balik itu ada kesempurnaan beranak lagi ia menjatuhkan zihar kepdaku ! Ya Allah sesungguhnya
hukum yang tidak terhingga. aku mengadu kepada-Mu`
BAB VI Aisyah berkata : ` tiba-tiba jibril turun membawa ayat-ayat ini :
ASBABBUN NUZUL
A. Definisi Asbabun Nuzul Artinya : Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan perempuan
1. Bila terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Al-Qur’an yang mengadu kepadamu tentang suaminya (yakni Aus bin Samit).` (QS
mengenai peristiwa itu Mujadalah)
Contoh dalam hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Ibn Abbas,
yang mengatakan : B. Macam-Macam Asbabun Nuzul
Asbabun Nuzul terbagi dua :
"Ketika turun, ayat : dan peringatkanlah kerabat-kerabatmu yang
terdekat (QS Hijr 94), nabi pergi dan naik ke bukit safa , lalu berseru :
1. Ibtida’I artinya turun tanpa sebab. Kebanyakan ayat-ayat Al-Qur‟an
`Wahai kaumku !". maka mereka berkumpul mendekat ke nabi. Ia
berkata lagi : `bagaimana pendapatmu bila aku beritahukan kepadamu rata-rata turunnya tanpa sebab, tanpa menunggu perintah, tanpa
bahwa dibalik gunung itu ada sepasukan berkuda yang hendak menunggu pertanyaan, tanpa menunggu sebab dari kaum muslimin
menyerangmu, percayakah kamu apa yang aku katakan ? Mereka
yang ada di sekitar Nabi. Contoh: surat Al-Alaq, Al-Baqarah, Al-
menjawab : „kami belum pernah melihat engkau berdusta‟. Dan nabi
melanjutkan: ‘aku memperingatkanmu tentang siksa yang pedih,‟ Fatihah, Al-Falaq.
ketika itu Abu Lahab berkata : `celakalah engkau; apakah engkau 2. Nuzul bi sabab artinya ayat itu turun berdasarkan suatu sebab. Ada
mengumpulkan kami hanya untuk urusan ini ?‟ Lalu ia berdiri. Maka
suatu insiden, suatu kejadian, suatu pertanyaan dll.
turunlah surah ini :
Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun, sebab Al Nuzul terbagi
…….. menjadi dua yaitu :
Artinya : "celakalah kedua tangan Abu lahab…..” (Surat Al-Masad)
1. Ta‟addud Al Asbab Wa Al Nazil Wahid, yaitu sebab turunnya lebih dari
2. Bila Rasulullah ditanya tentang sesuatu hal, maka turunlah ayat satu dan ini persoalan yang terkandung dalam ayat satu kelompok
Al-Qur’an menerangkan tentang hukumnya.
Contoh hal ini seperti ketika Khaulah binti Sa‟labah dikenakan ayat yang turun satu.
Zihar oleh suaminya Aus bin Samit. Lalu ia datang kepada Rasulullah 2. Ta‟addud Al Nazil Wa Al Sabab Wahid, yaitu persoalan yang
SAW mengadukan hal itu. terkandung dalam ayat atau sekelompok ayat yang turun lebih dari
Aisyah berkata : „Maha suci Allah yang pendengarannya meliputi satu sedang sebab turunnya satu.
segalanya` aku mendengar ucapan Khaulah binti Sa‟labah itu, Dalam bentuk peristiwa, Asbab Al Nuzul ada tiga macam yaitu:
sekalipun tidak seluruhnya, ia mengadukan suaminya kepada
Rasulullah SAW, katanya : Rasulullah SAW suamiku telah 1. Peristiwa berupa pertengkaran, seperti perselisihan yang berkecamuk
menghabiskan masa mudaku dan sudah beberapa kali aku
antara segolongan dari suku Aus dan suku Khazraj.
mengandung karenanya, sekarang setelah aku menjadi tua, dan tidak
8
9. 2. Peristiwa berupa kesalahan yang serius, seperti peristiwa seorang yang 3. Sebab Al Nuzul dipahami secara pasti dari konteks. Seperti turunnya
mengimami shalat dalam keadaan mabuk. ayt tentang ruh dari Ibnu Mas‟ud terdahulu.
3. Peristiwa yang berupa cita-cita dan keinginan, seperti persesuaian- Sabab Al Nuzul tidak disebutkan dengan ungkapan sebab yang jelas
persesuaian Umar bin Al- Khattab dengan ketentuan ayat-ayat Al-
A. Perlunya Mengetahui Asbabun Nuzul
Qur‟an. 1. Mengetahui hikmah diundangkannya suatu hukum dan perhatian
C. Ungkapan-Ungkapan Sabab Al Nuzul syariat terhadap kepentingan umum dalam menghadapi segala
peristiwa sebagai bentuk rahmat terhadap umat. Ini karena setiap
Ungkapan-ungkapan yang digunakan para sahabat untuk
peristiwa penting ternyata mendapat jawaban dari Al-Qur‟an.
menunjukkan sebab turunnya Al-Qur‟an tidak selamanya sama. 2. Mengkhususkan (membatasi) hukum yang diturunkan dengan sebab
yang terjadi. Bila hukum itu dinyatakan dalam bentuk umum. Ini bagi
Ungkapan-ungkapan Sabab Al Nuzul antara lain : mereka yang berpendapat bahwa ` yang menjadi pegangan adalah
sebab yang khusus dan bukannya lafal yang umum.`
1. Sabab Al Nuzul disebutkan dengan ungkapan yang jelas. 3. Apa bila lafal yang diturunkan itu lafal yang umum ('aam) dan
2. Sabab Al Nuzul yang tidak ditunjukkan dengan lafal sabab, tetapi terdapat dalil pengkhususannya maka pengetahuan mengenai
asbabun nuzul membatasi pengkhususan itu hanya terhadap yang
dengan pemaparan suatu peristiwa atau kejadian .Ungkapan seperti
selain bentuk sebab.
ini menunjukkan suatu peristiwa sebagai sebab turunnya suatu ayat. 4. Mengetahui sebab nuzul adalah cara terbaik untuk memahami makna
Sebagai contoh yang diriwayatkan Muslim dari Jabir. Jabir berkata : Al-Quran Al-Karim menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam
ayat-ayat yang tidak dapat ditafsirkan tanpa mengetahui sebab
“Orang-orang Yahudi berkata: “Barang siapa yang menggauli istrinya
nuzulnya.
pada kubulnya dari arah duburnya, anaknya akan lahir juling”. Maka 5. Sebab nuzul dapat menerangkan tentang siapa ayat itu diturunkan
turun ayat: sehingga ayat tersebut tidak diterapkan kepada orang lain karena
dorongan permusuhan dan perselisihan.
BAB VII
QIRO’AT
“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, A. Pengertian Qiro’at
maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja Al-Qira'aat adalah jamak dari kata qiro'ah yang berasal dari qara'a -
yaqra'u - qirâ'atan. Menurut istilah qira'at ialah salah satu aliran dalam
kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan pelafalan/pengucapan Al-Qur'an yang dipakai oleh salah seorang imam
bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan qura' yang berbeda dengan lainnya dalam hal ucapan Al-Qur'anul Karim.
menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” Qira'at ini berdasarkan sanad-sanadnya sampai kepada Rasulullah SAW.
(QS Al Baqarah : 223) B. Sejarah Perkembangan Ilmu Qiro'at
Para sahabat mempelajari cara pengucapan Al-Qur‟an langsung dari
Rasulullah SAW, bahkan beberapa dari 'secara resmi' direkomendasikan
9
10. oleh Rasulullah SAW sebagai rujukan sahabat lainnya dalam pengucapan 4. Syaz, yaitu qiro‟at yang tidak sahih sanadnya.
Al-Qur‟an. 5. Ma'udu, yaitu qiro‟at yang tidak ada asalnya.
6. Mudraj, yaitu yang ditambahkan ke dalam qiro‟at sebagai penafsiran
Dari Abdullah bin Amr bin Ash, Rasulullah SAW bersabda : "Ambillah (penafsiran yang disisipkan ke dalam ayat Al-Qur‟an)
(belajarlah) Al-Qur’an dari empat orang : Abdullah bin Mas'ud, Salim, Keempat macam terakhir ini tidak boleh diamalkan bacaannya.
Muadz, dan Ubai bin Ka'b " (HR Bukhori)
Rasulullah SAW juga bersabda : "Barang siapa yang ingin membaca Al- BAB VIII
Qur’an benar-benar sebagaimana ia diturunkan, maka hendaklah
membacanya seperti bacaan Ibnu Ummi Abd” (Abdullah bin Mas'ud) AL MUHKAM DAN AL MUTASYABIH
Kemudian pada masa tabi'in awal abad 1 Hijriyah, beberapa kelompok
A. Pengertian Muhkam dan Mutasyabih
mulai sungguh-sungguh menata tata baca dan pengucapan Al-Qur‟an
Muhkam menurut bahasa (loghawiyah) berasal dari kata hakama.
hingga menjadi ilmu tersendiri sebagaimana ilmu-ilmu syariah lainnya.
Kata hukum berarti memutuskan antara dua atau lebih, maka hakim
C. Ragam Qiro'at & Hukum-Hukumnya adalah orang yang mencegah yang zalim dam memisahkan dua pihak
Sebenarnya Imam atau guru Qiro‟at itu jumlahnya banyak hanya yang bersengketa atau bertikai, serta memisahkan antara yang hak
sekarang yang populer adalah tujuh orang. Qiro‟at tujuh orang imam ini dengan yang batil dan antara kebenaran dan kebohongan. Sedangkan
adalah qiro‟at yang shahih dan memenuhi syarat-syarat disebut qiro‟at muhkam adalah suatu yang dikokohkan, jelas, fasih dan membedakan
yang shohih. Syarat tersebut antara lain : antara yang hak dan yang batil.
1. Muwafawoh bil Arobiyah (sesuai dengan bahasa arab) Mutasyabih secara bahasa berarti tasyabuh, yakni bila salah satu dari
2. Muwafaqoh bi ahad rosm utsmani (sesuai dengan salah satu penulisan dua hal serupa dengan yang lain. Dan subhah adalah keadaan dimana
mushaf Utsmani) salah satu dari dua hal itu tidak dapat dibedakan dari yang lain karena
3. Shihhatus Sanad (bersandarkan dari sanad atau riwayat yang shohih/ ada kemiripan di antara keduanya secara konkret maupun abstrak.
kuat)
Pengertian muhkam dan mutasyabih menurut beberapa ulama :
Dengan ketentuan-ketentuan di atas, kemudian para ulama membagi
qiro'at menjadi beberapa jenis dilihat dari layak tidaknya untuk diikuti : 1. Menurut Az Zarqani
Muhkam ialah : ayat yang diketahui maksudnya, baik secara nyata
1. Mutawatir ; yaitu qiro‟at yang dinukil oleh sejumlah besar periwayat
maupun melalui ta‟wil.
yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta, dari sejumlah orang
Mutasyabih ialah : ayat yang hanya Allah yang mengetahui
yang seperti itu dan sanadnya bersambung hingga penghabisannya,
maksudnya.
yakni Rasulullah Saw. Juga sesuai dengan kaidah bahasa arab dan
2. Menurut Muhammad bin Shalih Al-Utsmani
rasam Ustmani
Muhkam ialah : ayat-ayat yang jelas maknanya yang tidak ada
2. Masyhur, yaitu qiro‟at yang sahih sanadnya tetapi tidak mencapai
keraguan dan kesamaan di dalamnya.
derajat mutawatir, sesuai dengan kaidah bahasa arab dan rasam
Mutasyabih ialah : ayat-ayat Al-Qur‟an yang masih mengandung
Ustmani serta terkenal pula dikalangan para ahli qiro‟at sehingga
kesamaan arti sehingga mereka yang memiliki keraguan akan
tidak dikategorikan qiro‟at yang salah atau syaz. Qiro‟at macam ini
menempatkannya pada hal-hal yang tidak semestinya kepada Allah
dapat digunakan.
SWT, kitab-kitab dan Rasul-Nya.
3. Ahad, yaitu qiraat yang sahih sanadnya tetapi menyalahi rasam
Ustmani, menyalahi kaidah bahasa Arab, atau tidak terkenal. Qiro‟at
macam ini tidak dapat diamalkan bacaanya.
10
11. 3. Menurut As Sayuti Masalah pemahaman ayat.
Muhkam berarti “jelas”, sedangkan Mutasyabih adalah ”tidak jelas” Permasalahan apakah mungkin sebagian ayat Al-Qur‟an tidak
dan untuk memastikan pengertiannya tidak ditemukan dalil yang diketahui sama sekali atau hanya diketahui oleh orang-orang yang
kuat. Dengan demikian yang termasuk ayat-ayat muhkam adalah ayat mendalam ilmunya.
yang terang maknanya serta lafadznya yang diletakkan untuk suatu Menurut Ulama shalaf, boleh saja sebagian ayat Al-Qur‟an tidak
makna yang dapat dipahami. Sedang mutasyabih adalah ayat yang diketahui oleh manusia. Sedang menurut Ulama Khalaf, hal yang
bersifat mumjal/global yang membutuhkan pena‟wilan yang sukar di demikian tidak mungkin terjadi, setidaknya ayat ini dapat dipahami
pahami. oleh Ulama tertentu.
B. Pandangan Sikap Para Ulama terhadap Ayat-Ayat Mutasyabih C. Fawatih Al Suwar
Subhi Al Shalih membedakan pendapat ulama kedalam dua mahzab : Di antara ciri-ciri surat-surat Makiyah adalah banyak surat-suratnya
yang dimulai dengan huruf-huruf potongan atau pembukan-pembukaan
1. Mahzab salaf yaitu orang-orang yang mempercayai dan mengimani syarat (Fawatih Al Suwar). Pembukaan-pembukaan surat ini dapat
sifat-sifat mutasyabih itu dan menyerahkan hakikatnya kepada Allah dikategorikan kepada beberapa bentuk :
sendiri, mereka yang mensucikan Allah dari pengertian-pengertian
lahir yang mustahil ini bagi Allah dan mengimaninya sebagaimana 1. Bentuk yang terdiri dari satu huruf. Bentuk ini terdapat pada tiga
yang diterangkan Al-Qur‟an serta menyerahkan urusan mengetahui surat, yaitu surat Sad, qaf, wa Al-Qalam. Surat pertama dibuka
hakikatnya kepada Allah sendiri. Oleh karena itu mereka disebut pula dengan sad, kedua dengan qaf dan ketiga dengan dengan nun.
mazhab Mufawidah atau Tafwid. 2. Bentuk yang terdiri dari dua huruf. Bentuk ini terdapat pada sepuluh
Untuk menerapkan sistem penafsiran oleh mazhab salaf terhadap surat, tujuh diantaranya disebut hawamim, yaitu surat-surat yang
ayat-ayat Mutasysbihat mereka mempunyai dua argumen : dimulai dengan ha dan mim.
Argumen Aqli, adalah bahwa menetukan maksud dari ayat-ayat 3. Pembukaan surat yang terdiri dari tiga huruf, terdapat tiga belas
Mutasysbihat hanyalah berdasarkan ka‟idah-ka‟idah kebahasan tempat, enam diantaranya dengan huruf alif lam mim. Lima huruf
dan penggunaannya di kalangan bangsa arab. Penentuan seperti ini dengan alif lam ra dua susunan hurufnya tho‟ sin mim.
hanya dapat menghasilkan ketentuan yang bersifat Zanni (tidak 4. Pembukaan surat yang terdiri dari empat huruf yaitu alif lam mim sad
pasti). pada surat Al A‟raf dan alf lam mim ra‟.
Argumen naqli, mereka mengemukakan beberapa hadits dan atsar 5. Pembukaan surat yang terdiri dari lima huruf hanya satu, yaitu ka‟ ha‟
sahabat. ya‟ ain sad pada surat Maryam.
2. Mazhab khalaf yaitu Ulama yang mena‟wilkan lafal yang makna Menurut As Suyuti, pembukaan-pembukaan surat atau huruf-huruf
lahirnya mustahil kepada makna yang baik dengan zat Allah. Oleh potongan ini termasuk ayat-ayat Mutasyabihat. Sebagai ayat-ayat
karena itu mereka disebut pula Muawwilah atau Mazhab ta‟wil mutasyabihat, para ulama berbeda pendapat lagi dalam memahami dan
mazhab ini juga mempunyai argumen Aqli dan Naqli berupa atsar menafsirkannya. Dalam hal ini pendapat para ulama pada pokoknya
sahabat. Menurut mereka, suatu hal yang harus dilakukan adalah terbagi dua :
memalingkan lafal dari keadaan kehampaan yang mengakibatkan
kebingungan manusia karena membiarkan lafal terlantar dan tak 1. Ulama yang memahami sebagai rahasia yang hanya diketahui oleh
bermakna. Selama mungkin menta‟wil kalam Allah dengan makna Allah.
yang benar, maka nalar mengharuskan untuk melakukannya. 2. Pendapat yang memandang huruf-huruf diawal surat-surat ini
Adapun sebab timbulnya perbedaan Mazhab diatas maka pada sebagai huruf-huruf yang mengandung pengertian yang dapat
dasarnya kembali pada dua masalah : dipahami manusia.
11
12. Pembukaan-pembukaan surat ada 29 macam yang terdiri dari tigabelas B. Macam-macam Munasabah
bentuk. Huruf yang paling banyak terdapat dalam pembukaan- 1. Persesuaian yang nyata (dzahirul irtibath)
pembukaan ini adalah : huruf alif dan lam, kemudian mim dan yaitu yang bersambungan atau persesuaian antara bagian yang
seterusnya berurutan huruf kha‟, ra‟, sin, ta, sad, ha‟, dan ya‟, „ain dan satu dengan yang lain tampak jelas dan kuat. Karena kaitan kalimat
qaf dan akhirnya kaf dan nun. yang satu dengan yang lain erat sekali. Sehingga yang satu tidak bisa
menjadi kalimat yang sempurna
D. Hikmah Adanya Muhkam dan Mutasyabih
1. Jika seluruh ayat Al-Qur‟an terdiri dari ayat-ayat Muhkam, niscaya ayat yang satu itu sebagai penguat, penafsir, penyambung,
akan sirnalah ujian akan keimanan dan amal sholeh lantaran penjelasan, pengecualian/ pembatasan dari ayat yang lain. Sehingga
pengertian ayat yang sudah jelas dan tegas. ayat-ayat tersebut tampak sebagai satu kesatuan yang sama.
2. Jika seluruh ayat Al-Qur‟an adalah mutasyabih, niscaya akan Contohnya, seperti persambungan antara ayat 1 surat al-Isra‟ :
lenyaplah sudah kedudukannya sebagai penjelas dan petunjuk bagi
umat manusia.
3. Al-Qur‟an yang di dalamnya berisi ayat-ayat Muhkam dan Mutasyabih,
dijadikan motivasi bagi umat Islam untuk terus menerus menggali
berbagai isi kendungannya sehingga terhindar dari taklid, secara terus
“Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
menerus membaca da mengamalkan isi kandungannya melalui proses
penalaran terhadap Al-Qur‟an. malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha”.
BAB IX
Ayat tersebut menerangkan Isra Nabi Muhammad saw.
Selanjutnya, ayat 2 surat al-Isra yang berbunyi :
ILMU MUNASABAH
A. Pengertian Munasabah
Menurut bahasa, munasabah berarti hubungan atau relevansi, yaitu
hubungan persesuaian antara ayat atau surat yang satu dengan ayat Dan kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) dan kami jadikan Kitab
atau surat yang sebelum atau sesudahnya. Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil”.
Ilmu munasabah berarti ilmu yang menerangkan hubungan antara Ayat tersebut menjelaskan diturunkannya kitab Taurat kepada
ayat atau surat yang satu dengan ayat atau surat yang lainnya dengan Nabi Musa as. Persesuaian antara kedua ayat tersebut ialah tampak
tujuan untuk mengetahui alasan-alasan penertiban dari bagian-bagian jelas mengenai diutusnya kedua Nabi/ Rasul tersebut.
Al-Qur‟an yang mulia.
2. Persambungan tidak jelas (khafiyyul istibadh)
Jadi pengertian munasabah itu tidak hanya sesuai dalam arti yang samarnya persesuaian antara pertalian untuk keduanya, bahkan
sejajar dan parallel saja. Melainkan yang kontradiksipun termasuk seolah-olah masing-masing ayat atau surat itu sendiri-sendiri baik
munasabah, seperti sehabis menerangkan orang mukmin lalu orang kafir karena ayat-ayat yang satu itu diathofkan kepada yang lain, atau
dan sebagainya. Sebab ayat-ayat Al-Qur‟an itu kadang-kadang karena yang satu bertentangan dengan yang lain. Contohnya, seperti
merupakan takhsish (pengkhususan) dari ayat-ayat yang umum. Dan hubungan antara ayat 189 surat Al-Baqarah dengan ayat
kadang-kadang sebagai penjelasan yang konkret terhadap hal-hal yang 190 surat Al-Baqarah. Ayat 189 surat Al-Baqarah tersebut berbunyi :
abstrak.
12
13. lain, sehingga sangat mempermudah pengistimbatan hukum-hukum
atau isi kandungannya.
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan
sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat)
haji”.
Ayat tersebut menerangkan bulan tsabit/tanggal untuk tanda-
tanda waktu dan untuk jadwal ibadah haji. Sedangkan ayat
190 surat Al-Baqarah berbunyi :
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
(tetapi) janganlah kamu melampaui batas”.
Ayat tersebut menerangkan perintah menyerang kepada orang-
orang yang menyerang umat Islam. Sepintas, antara kedua ayat
tersebut seperti tidak ada hubungannya / hubungan yang satu
dengan yang lainnya samar. Padahal sebenarnya ada hubungan
antara kedua ayat tersebut yaitu, ayat 189 surat al-Baqarah mengenai
soal waktu untuk haji, sedang ayat 190 surat al-Baqarah
menerangkan: sebenarnya, waktu itu haji umat Islam dilarang
berperang, tetapi jika ia diserang lebih dahulu, maka serangan-
serangan musuh itu harus dibalas, walaupun pada musim haji.
C. Faedah Ilmu Munasabah
1. Mengetahui persambungan hubungan antara bagian Al-Qur‟an, baik
antara kalimat-kalimat atau ayat-ayat maupun surat-suratnya yang
satu dengan yang lainnya. Sehingga lebih memperdalam pengetahuan
dan pengenalan terhadap kitab Al-Qur‟an dan memperkuat keyakinan
terhadap kewahyuan dan kemukjizatan.
2. diketahui mutu dan tingkat kebahagiaan bahasa Al-Qur‟an dan
konteks kalimat-kalimatnya yang satu dengan yang lain. Serta
persesuaian ayat atau suratnya yang satu dengan yang lain, sehingga
lebih meyakinkan kemukjizatannya, bahwa Al-Qur‟an itu betul-betul
wahyu dari Allah SWT, dan bukan buatan Nabi Muhammad Saw.
3. membantu dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an. Setelah diketahui
hubungan sesuatu kalimat/ sesuatu ayat dengan kalimat/ ayat yang
13